• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN TENTANG PENGGUNAAN INTERNET DAN MEDIA SOSIAL UNTUK PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK INDIVIDU (NON-JEJARING) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.). Program Studi Farmasi. Diajukan oleh: Maria Ine Ali Djeen NIM: 158114048. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN TENTANG PENGGUNAAN INTERNET DAN MEDIA SOSIAL UNTUK PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK INDIVIDU (NON-JEJARING) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.). Program Studi Farmasi. Diajukan oleh: Maria Ine Ali Djeen NIM: 158114048. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. “First, think. Second, dream. Third, believe. And finaly, dare. If you can dream it, you can do it” -Walt Disney. “Serahkanlah segala kekhawatiranmu pada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” -I Petrus 5 : 7. Karya ini ku persembahkan untuk: Allah Tri Tunggal Yang Maha Kudus bersama Bunda Maria yang selalu memberkati dan melindungi sampai selesainya penelitian ini Bapa, Mama, dan Ade Elsa Djeen tercinta yang selalu memberikan semangat Keluarga besar, serta teman-teman yang selalu ada dan selalu memberikan semangat selama pembuatan karya tulis ini Serta Almamaterku yang kubanggakan, Sanata Dharma.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tri Tunggal Yang Maha Kudus karena atas berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian untuk skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang Penggunaan Internet dan Media Sosial untuk Pelayanan Kefarmasian di Apotek Individu (Non-Jejaring) di Daerah Istimewa Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian untuk skripsi ini merupakan bagian dari sebuah penelitian payung yang bertema “Penggunaan internet dan media sosial untuk pelayanan kefarmasian di apotek” dengan ketua peneliti Aris Widayati, M.Si., Apt., PhD. Penelitian payung tersebut terselenggara dengan dukungan pendanaan dari Kemenristek DIKTI Skim Hibah Penelitian Tesis Magister pendanaan tahun 2019 dengan No. kontrak 029/Penel./LPPM-USD/IV/2019 dan dari LPPM USD Skim Hibah Internal Penelitian Skema Magister. Doktor. Tahun 2019 dengan No.. kontrak. 019/Penel./LPPM-USD/III/2018. Penulisan dan penyusunan naskah skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, saran dan semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian ini. 2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Kepala Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian ini 3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan saran dari awal terselesaikannya penelitian ini.. vii. hingga.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................... vi PRAKATA ........................................................................................................ vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi ABSTRAK ........................................................................................................ xii ABSTRACT ....................................................................................................... xiii PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 METODE PENELITIAN ..................................................................................... 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 7 KESIMPULAN ................................................................................................. 22 SARAN ............................................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23 LAMPIRAN ...................................................................................................... 25 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 90. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1. Hasil uji validitas isi putaran pertama pada rancangan kuesioner PIMSAN .............................................................................................................. 8 Tabel 2. Hasil uji validitas isi putaran kedua pada rancangan kuesioner PIMSAN .......................................................................................................................... 10 Tabel 3. Proporsi butir pertanyaan yang dipahami dalam uji pemahaman bahasa pada tiap bagian kuesioner ................................................................................. 12 Tabel 4. Formulasi kuesioner PIMSAN yang valid secara konten dan reliabel …14. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Formulir Penilaian Kelayakan Isi Kuesioner................................... 25 Lampiran 2. Pertanyaan Kelayakan Validitas Isi ................................................ 26 Lampiran 3. Formulir Pernyataan Pemahaman Bahasa pada Pertanyaan Pertanyaan Kuesioner ........................................................................................ 27 Lampiran 4. Hasil Validitas Isi Round 1 ............................................................. 28 Lampiran 5. Hasil Validitas Isi Round 2 ............................................................. 52 Lampiran 6. Hasil Uji Pemahaman Bahasa ......................................................... 60 Lampiran 7. Kuesioner Ver06 ............................................................................ 72 Lampiran 8. Kuesioner yang Diisi Responden Bagian Skala Likert .................... 84 Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 86 Lampiran 10. Ethical Clearance ........................................................................ 88 Lampiran 11. Surat Izin Kesbangpol .................................................................. 89. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN TENTANG PENGGUNAAN INTERNET DAN MEDIA SOSIAL UNTUK PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK INDIVIDU (NON-JEJARING) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Maria Ine Ali Djeen Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, Indonesia Telp. (0274) 883037, Fax (0274) 886529 ria.djeen.rd@gmail.com. ABSTRAK Pelayanan kefarmasian berbasis teknologi komunikasi dan informasi dikenal sebagai e-pharmacy. Penelitian mengenai persepsi apoteker di Indonesia terhadap penggunaan internet dan media sosial untuk pelayanan kefarmasian belum banyak dilakukan. Ketersedian instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya terkait topik di atas juga masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji suatu instrumen penelitian yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi apoteker tentang penggunaan internet dan media sosial dalam pelayanan kefarmasian. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas isi (content validity), uji pemahaman bahasa dan uji reliabilitas. Hasil uji validitas isi dan uji pemahaman bahasa yang dilakukan selama dua putaran menghasilkan proporsi valid 100% dan proporsi nilai pemahaman responden sebesar 100% untuk semua bagian kuesioner, sedangkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan menghasilkan perolehan nilai Chronbach Alpha sebesar 0,852. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dihasilkan dalam penelitian ini telah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk mengukur persepsi apoteker tentang penggunaan internet dan media sosial dalam pelayanan kefarmasian di apotek. Kata Kunci: e-Health, e-Pharmacy, pengembangan kuesioner, validitas, reliabilitas.. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT The use of information and communication technology (ICT) in Pharmacy area is known as e-pharmacy. Research on the perceptions of pharmacists in Indonesia on the use of the internet and social media for pharmaceutical services has not been widely carried out. The availability of research instruments that have been tested for validity and reliability related to the above topics are also still very limited. Therefore, this study aims to develop and test a research instrument that can be used to measure the perceptions of pharmacists about the use of the internet and social media in pharmaceutical services. This is a descriptive observational study. In this study the content validity test, clarity of language test, and reliability test were conducted. The results of both the content validity test and clarity of language test conducted for two rounds resulted in a valid proportion of 100%, while the reliability test resulted in the acquisition of Chronbach Alpha values of 0,852. It can be concluded that the questionnaire developed and tested in this study is valid and reliable. Therefore, it can be used to measure the perceptions of pharmacists about the use of the internet and social media in pharmaceutical care services at the community pharmacies. Keywords: e-Health, e-Pharmacy, questionnaire development, validity, reliability.. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENDAHULUAN Selama beberapa tahun terakhir, internet telah berkembang secara pesat. Informasi kesehatan telah banyak tersedia di website dan berpotensi untuk meningkatkan proses pertukaran informasi. Hampir semua orang dapat dikatakan bergantung pada internet untuk memperoleh informasi maupun untuk tujuan lain. Maka dari itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari – hari, termasuk dalam bidang kesehatan (Ong, et al., 2018). e-Health adalah aplikasi dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan layanan kesehatan. Pemanfaatan e-health dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi populer, dan digunakan untuk berbagai bentuk komunikasi pelayanan kesehatan (Shcherbakova dan Shepherd, 2014). Banyak negara maju telah menginvestasikan sejumlah besar uang pada sistem ini dan negara - negara berkembang juga turut membuat upaya untuk mengadopsi teknologi ini (Qureshi et al., 2013). Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pelayanan kefarmasian sering disebut sebagai e-pharmacy. e-Pharmacy memiliki beberapa keuntungan yakni memiliki waktu akses yang tidak terbatas yakni 24 jam sehari, dapat dilakukan secara pribadi serta dapat diakses dimana saja, sehingga mempermudah akses informasi terkait pengobatan (Prashanti, et al., 2017). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui seperti apa pemanfaatan internet dan media sosial dalam praktik kefarmasian di apotek. Salah satu studi yang dilakukan di apotek komunitas di Inggris terkait pemanfaatan teknologi internet di apotek menunjukkan bahwa dengan adanya penggunaan dan pemanfaatan teknologi internet dalam praktik di apotek dapat menyelesaikan masalah isolasi, kepercayaan diri, persepsi terhadap kurangnya pengetahuan klinis, dan dapat meningkatkan komunikasi antara apoteker dan pasien (Bearman, et al.,. 2005). Di Indonesia, penelitian terkait pemanfaatan e-health telah. dilakukan oleh Yudho et al. (2010) dengan hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa di Indonesia sebenarnya pengembangan e-health telah mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui Kementrian Kesehatan. Studi terkait 1.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pemanfaatan e-pharmacy dalam pelayanan kesehatan di masyarakat juga telah dilakukan Fadhilah dan Putriana (2003) yang secara khusus melihat pemanfaatan e-pharmacy untuk perbaikan manajemen asma. Dari studi ini diketahui bahwa apoteker telah memanfaatkan e-pharmacy dalam melakukan konseling dan monitoring dengan beberapa tujuan diantaranya, peningkatan kualitas hidup pasien, perbaikan penggunaan inhaler, meningkatkan pengetahuan pasien terkait asma dan peningkatan kepatuhan pasien dalam pengobatan. Berdasarkan beberapa studi tersebut dapat diketahui belum banyak penelitian yang dilakukan tentang persepsi apoteker terhadap penggunaan internet dan media sosial untuk pelayanan kefarmasian. Persepsi apoteker dapat diteliti dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Sebagai alat untuk mengukur persepsi individu, sebuah kuesioner perlu diuji validitas dan reliabilitasnya (Widi, 2011). Beberapa penelitian tentang validasi kuesioner untuk instrumen survei dalam bidang kesehatan sudah dilakukan. Misalnya penelitian yang dilakukan Chen, et al. (2018) di Taiwan mengenai pengembangan dan validasi kuesioner untuk memperkirakan strategi pemecahan masalah kesehatan dan pemanfaatan informasi kesehatan yang diperoleh secara online. Penelitian lain juga telah dilakukan Jones (2013) di Inggris mengenai pengembangan dan validasi kuesioner yang bertujuan untuk menilai kesiapan pasien dalam memanfatkan e-health. Namun demikian sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan belum banyak kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, serta dapat digunakan untuk instrumen penelitian dengan topik tersebut di kalangan apoteker di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan suatu instrumen berupa kuesioner yang valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk mengukur persepsi apoteker tentang penggunaan internet dan media sosial dalam pelayanan kefarmasian.. 2.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional). Potong lintang (cross sectional) adalah suatu metode pengumpulan data penelitian yang proses pengumpulan datanya dilakukan hanya sekali dalam kurun waktu atau periode tertentu (Supriyanto dan Iswandiri, 2017). Penelitian ini telah memperoleh izin penelitian dari Badan Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) D.I. Yogyakarta No. 074/2052/Kesbangpol/2019 dan Ethical Clearance dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Universitas Kristen Duta Wacana No 945/C.16/FK/2019. 1. Penyusunan Butir - Butir Pertanyaan pada Kuesioner Penelitian ini diawali dengan proses penyusunan dan pengembangan kuesioner. Butir – butir pertanyaan kuesioner disusun mengacu pada penelitian Shcherbakova dan Shepherd (2014) dengan judul “Community Pharmacists, Internet and Social Media: An Empirical Investigation”. Hasil berupa rancangan kuesioner ini kemudian diberi nama “Kuesioner Pengunaan Internet dan Media Sosial di Pelayanan Kefarmasian” atau disingkat kuesioner PIMSAN. Secara keseluruhan, rancangan awal kuesioner (Ver01) ini terdiri dari enam bagian, yaitu: 1) Bagian A berupa pertanyaan tentang karakteristik responden dan sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di apotek sebanyak 14 butir pertanyaan; 2) Bagian B yaitu pertanyaan tentang penggunaan internet oleh apoteker sebagai sarana komunikasi professional sebanyak 4 butir pertanyaan; 3) Bagian C berupa pertanyaan tentang jenis aktivitas profesional apoteker yang dilakukan dengan berbantukan internet sebanyak 10 butir pertanyaan; 4) Bagian D berisi pertanyaan mengenai persepsi apoteker tentang penggunaan media sosial untuk berkomunikasi sebanyak 12 butir pertanyaan; 5) Bagian E menanyakan tentang hambatan terhadap pemanfaatan internet dan media sosial untuk berkomunikasi secara professional sebanyak 2 butir pertanyaan; 6) Bagian F berupa pertanyaan tentang harapan terhadap pemanfaatan internet dan media sosial untuk berkomunikasi sebanyak 1 butir. 3.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pertanyaan. Total jumlah butir pertanyaan pada rancangan awal kuesioner (Ver01) ini sebanyak 43 buah. 2. Uji Validitas Isi (content validity) Kuesioner Uji validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan metode expert judgement yang menguji relevansi dari seluruh pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner terhadap tujuan yang ingin diukur. Expert yang melakukan pengujian validitas konten dalam penelitian ini adalah dua orang ahli di bidang farmasi komunitas (apotek) yaitu apoteker yang sudah berpengalaman dalam menilai kelayakan isi butir – butir dalam rancangan kuesioner yang diuji. Pengujian dilakukan terhadap semua bagian rancangan kuesioner. Alat dan bahan yang digunakan untuk uji validitas isi adalah rancangan awal kuesioner (Ver01), formulir penilaian kelayakan isi kuesioner (Lampiran 1), dan formulir pernyataan kelayakan validitas isi (Lampiran 2), serta pustaka acuan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pengembangan kuesioner ini. Urutan langkah – langkah uji validitas isi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menyerahkan satu bundel rancangan awal kuesioner (Ver01) masing – masing kepada validator I dan validator II disertai dengan formulir penilaian kelayakan isi kuesioner, pernyataan kelayakan validitas isi, dan pustaka acuan yang digunakan untuk menyusun butir - butir pertanyaan pada kuesioner; 2) Menerima kembali formulir penilaian kelayakan isi kuesioner dan pernyataan kelayakan validitas isi yang telah diisi oleh validator dan selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil validasi dari masing – masing validator yang tertuang di dalam formulir penilaian kelayakan isi kuesioner dan pernyataan kelayakan validitas isi tersebut; 3) Apabila terdapat adanya koreksi dari validator kuesioner akan direvisi dengan mempertimbangkan saran yang diberikan oleh validator dan selanjutnya akan diserahkan lagi pada validator untuk dinilai kembali sebagai draf kuesioner kedua, ketiga, dan seterusnya sampai diperoleh hasil semua butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid. Dalam penelitian ini uji validitas isi dilakukan sebanyak dua kali pengujian. Pada pengujian validitas isi putaran pertama, masing – masing validator memberi penilaian terhadap isi dari kuesioner. 4.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan menuliskan penilaiannya pada lembar penilaian. Setelah itu kuesioner dan lembar penilaian diterima kembali untuk dianalisis. Hasil analisis dan revisi yang dilakukan berdasarkan saran dan masukan dari validator ini menghasilkan kuesioner (Ver02) yang selanjutnya diuji kembali pada uji validitas putaran kedua. Uji validasi putaran kedua dilakukan dengan cara berdiskusi terkait perbaikan yang disarankan oleh validator. Uji validitas putaran kedua menghasilkan kuesioner (Ver03). Naskah kuesioner yang telah melalui uji validitas isi dan dinyatakan valid oleh expert selanjutnya digunakan untuk pengujian lebih lanjut yakni uji pemahaman bahasa. 3.. Uji Pemahaman Bahasa Kuesioner Uji pemahaman bahasa bertujuan untuk memastikan apakah penggunaan. bahasa dalam pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner yang dikembangkan melalui penelitian ini dapat dipahami dengan baik oleh responden yang akan menjawabnya. Uji pemahaman bahasa dilakukan terhadap seluruh bagian dari rancangan kuesioner yang telah dinyatakan valid. Uji pemahaman bahasa dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yakni: secara expert judgement dan uji coba kepada user. Tujuan dari dilakukannya uji pemahaman bahasa kepada expert adalah untuk memastikan bahwa pilihan kata yang digunakan pada kuesioner sudah sesuai untuk mengungkapkan makna dari pertanyaan – pertanyaan yang terdapat pada kuesioner, sedangkan uji pemahaman bahasa kepada user bertujuan untuk memastikan bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh reponden saat mengisi kuesioner. Selain itu expert dan user yang ikut dalam penelitian ini juga sekaligus diminta untuk menilai kelayakan “muka” atau tampilan dan tata letak (layout) dari kuesioner yang juga disebut uji validitas muka (face validity). Uji pemahaman bahasa kepada user dilakukan kepada tiga orang apoteker yang berpraktik kefarmasian di apotek dan dilakukan dengan cara memberikan kuesioner yang telah dinyatakan valid dan lembar pernyataan pemahaman bahasa dari pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner yang di uji coba (Lampiran 3). Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap lembar pemahaman bahasa pada formulir penilaian untuk diputuskan apakah masih akan dilakukan uji pemahaman bahasa. 5.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. untuk putaran berikutnya (kedua, ketiga, dan seterusnya) sampai diperoleh hasil semua pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan paham. Tingkat pemahaman bahasa user sebagai responden dalam uji pemahaman bahasa ini terhadap tiap butir – butir pertanyaan pada masing – masing bagian kuesioner dinyatakan dalam proporsi paham (Tabel 3), yang diperoleh dengan cara membagi jumlah pertanyaan yang dipahami responden dengan jumlah total pertanyaan pada masing – masing bagian kuesioner tersebut kemudian dikalikan 100%. Jika nilai persentase proporsi pertanyaan yang dipahami telah menunjukan nilai 100% untuk semua bagian kuesioner selanjutnya dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut yakni uji reliabilitas. Dalam penelitian ini, uji pemahaman bahasa dilakukan sebanyak dua putaran. 4.. Uji Reliabilitas Kuesioner Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar. suatu alat ukur dapat digunakan untuk mengukur dengan stabil dan konsisten. Tingginya reliabilitas suatu alat ukur ditentukan dari besarnya nilai koefisien reliabilitas (Jogianto, 2016). Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan pada bagian kuesioner yang berbentuk skala likert atau pada bagian D. Uji reliabiltas dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik konsistensi internal. Bahan yang digunakan dalam uji reliabilitas ini adalah kuesioner yang sudah dinyatakan valid dan telah lolos uji pemahaman bahasa (Ver06) (Lampiran 7). Subjek dalam uji reliabilitas ini adalah 35 apoteker yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek - apotek non-jejaring (apotek individu) di wilayah D.I. Yogyakarta, menggunakan atau pernah menggunakan internet dan media sosial untuk pelayanan kefarmasian, dan bersedia berpartisipasi menjadi responden penelitian. Teknis pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai waktu dan tempat yang disepakati dan didahului dengan penjelasan singkat terkait tujuan penelitian dan penandatanganan informed consent oleh responden sebagai bukti kesukarelaan responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Selanjutnya pengisian kuesioner dilakukan oleh responden selama 20 sampai 30 menit. Proses pengolahan data pada uji reliabilitas didahului dengan pemeriksaan 6.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kuesioner yang telah diisi oleh responden dengan dipastikan kelengkapan jawabannya. Proses pengolahan data kemudian dimulai dengan pemberian skor pada tiap pertanyaan pada kuesioner sesuai dengan sifat pertanyaannya, yaitu favorable dan unfavorable. Rincian skor untuk masing masing pertanyaan adalah sebagai berikut: skor untuk pertanyaan - pernyataan favourable adalah: SS (sangat setuju) = 5; S (setuju) = 4; RR (ragu - ragu) = 3; TS (tidak setuju) = 2; STS (sangat tidak setuju) = 1, sedangkan untuk pertanyaan - penyataan unfavourable skornya adalah STS (sangat tidak setuju) = 5; TS (tidak setuju) = 4; RR (ragu ragu) = 3; S (setuju) = 2; SS (sangat setuju) = 1. Data berupa skor tiap pertanyaan tersebut dimasukkan dan disimpan ke dalam program MS Excell di komputer dan selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan metode Chronbach Alpha menggunakan program IBM SPSS 22 berlisensi. Suatu instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai Chronbach Alpha ≥ 0,7 (Dahlan dan Sopiyudin, 2009). Jika nilai Chronbach Alpha masih dibawah 0,7, Tavakol dan Dennick (2011) menyarankan untuk melakukan analisis butir - butir pertanyaan pada skala likert untuk mengetahui butir - butir pertanyaan yang tidak reliabel. Butir - butir pertanyaan yang tidak reliabel tersebut akan dibuang, sehingga nilai Chronbach Alpha dapat meningkat. Beberapa faktor diketahui dapat mempengaruhi nilai Chronbach Alpha, diantaranya: jumlah butir pertanyaan, kondisi responden pada saat pengujian, pengaruh tim peneliti yang mungkin mempengaruhi jawaban responden, waktu yang tersedia untuk mengisi kuesioner dan besarnya motivasi responden untuk terlibat dalam pengujian kuesioner tersebut (Wongpakaran dan Wongpakaran, 2012). Faktor – faktor yang akan berdampak pada rendahnya nilai Chronbach Alpha tersebut dapat diminimalisir sebelum dan pada saat pengujian dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penyusunan Butir – Butir Pertanyaan Kuesioner Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mendapatkan data dari responden melalui pembagian daftar sejumlah pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk mendapatkan hasil berupa jawaban dari responden (Sanggadji, 2010). Agar dapat digunakan, 7.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. suatu kuesioner harus disusun dan dipersiapkan terlebih dahulu (Jogianto, 2016). Walaupun demikian, setelah kuisioner sebagai alat ukur atau alat pengumpul data selesai disusun, kuesioner tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Agar dapat digunakan suatu kuesioner sebagai alat atau instrumen pengumpul data harus diuji validitas dan relibilitasnya terlebih dahulu (Widi, 2011). Penyusunan kuesioner pada penelitian ini mengacu kepada penelitian Shcherbakova dan Shepherd (2014) dengan judul “Community Pharmacists, Internet and Social Media: An Empirical Investigation”. Rancangan pertama kuesioner (Ver01) terdiri dari 43 butir pertanyaan.. 2.. Hasil Uji Validitas Isi Kuesioner Uji validitas isi dilakukan pada rancangan awal kuesioner (Ver01) yang. dilakukan oleh expert judgement pada seluruh bagian kesioner. Data pada Tabel 1 menunjukan hasil uji validitas isi berupa saran dan masukan dari expert judgement terkait perbaikan pada beberapa butir pertanyaan kuesioner pada uji validitas isi putaran pertama. Tabel 1. Hasil uji validitas isi putaran pertama pada rancangan kuesioner PIMSAN Bagian rancangan kuesioner PIMSAN. Bagian A. Hasil uji validitas isi pada Putaran I. Validator 1. Validator 2. Bagian A: salah ketik Karakteristik. A5: sebaiknya pilihan. A 9: Jika YA  Jika jawaban pertanyaan no. 8 adalah YA. A6: sebaiknya jawaban merupakan isian terbuka. A13: Jika YA  Jika pertanyaan no. 12 adalah YA. A10: jenis jaringan adalah Mobile Provider (3G, 4G) dan Dedicated Provider (misal: Telkom Speedy, First Media). jawaban. A 9: Jika YA  Jika jawaban pertanyaan. 8. A13:. Mohon. tidak. promosi. diberikan. diubah.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. no. 8 adalah YA. menjadi penjualan, dan diskon diubah menjadi pengurangan harga. B 2: Jika YA  Jika jawaban pertanyaan no. 1 adalah YA. B 1 dan B2: Bagian ini ditanyakan penggunaan internet oleh responden. Mohon koreksi apakah yang dimaksud internet adalah sosial media.. B2: jenis media sosialnya. B4: Mohon klarifikasi yang dimaksud SMS sebagai media sosial. Bagian B. B4: Jika YA  Jika jawaban pertanyaan no. 3 adalah YA C3: saran penggantian kalimat: mencari informasi tentang ketersediaan obat bagi pasien dalam formularium”. C 1: Bagian ini menanyakan aktivitas dan frekuensi penggunaan internet. Mohon internet diganti dengan media sosial. C2: Sesuai dengan acuan. “Saya…dengan kebijakan dan prosedur layanan pengobatan. (Misal: BPJS)” C3: Sesuai dengan acuan. “Saya …mengecek kesesuaian obat pasien dengan formularium/daftar acuan”.. Bagian C. C4: Mohon dipertimbangkan kalimat yang lebih sederhana. “Saya … informasi penarikan obat”. C7: Sesuai dengan acuan. “Saya …terkait kesepakatan harga obat (misal: e-catalogue)”. C9: Sesuai dengan acuan. “Saya mencari informasi terkait obat melalui internet” D 1 dan D2  komentar: pada dasarnya sama Bagian D. D10: kata menantang diganti memicu.. Komentar Bagian D: Mengapa opsi jawaban hanya 4?. 9. D10: Sesuai dengan acuan. “Penggunaan media sosial dapat menyebabkan pasien memicu penguasaan pengetahuan seorang apoteker.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. E 2: Bagian E. Saran kalimat: Apabila jawaban no. 1 adalah YA. E2: Saran tambahan opsi jawaban: tidak memiliki paket data internet; tidak tersedia akses WIFI / nirkabel di apotek.. Selain mendapatkan hasil masukan berupa saran perbaikan terhadap pertanyaan-pertanyaan dari rancangan awal naskah kuesioner (Ver01), pengujian putaran pertama ini juga mendapatkan hasil penambahan jumlah butir pertanyaan sebanyak tiga butir, yaitu dua butir pertanyaan di bagian B dan satu butir pertanyaan di bagian D. Pada bagian B terdapat masukan saran berupa revisi opsi SMS pada jawaban pertanyaan bagian B4 karena SMS bukan merupakan contoh fasilitas media sosial atau sarana komunikasi yang menggunakan internet. Berdasarkan saran tersebut opsi SMS pada jawaban pertanyaan bagian B4 dilakukan revisi (dihapus) namun pada bagian B dilakukan penambahan dua butir pertanyaan baru yaitu butir pertanyaan B5 dan B6 yang khusus menanyakan tentang penggunaan SMS, penambahan ini dilakukan karena data yang akan diperoleh berharga sebagai gambaran untuk mengetahui apakah sarana komunikasi SMS masih relevan atau tidak di era Internet of Things. Pada bagian D berdasarkan hasil masukan saran dari expert dilakukan revisi berupa penambahan opsi jawaban ragu - ragu (RR) karena opsi tersebut sesuai dengan opsi jawaban pertanyaan pada jurnal acuan. Selain itu pada bagian D juga ditambahkan satu butir pertanyaan terkait informasi obat yang berlebihan atau hoaks yakni butir pertanyaan D13, sehingga total jumlah pertanyaan pada kuesioner hasil uji validitas isi putaran pertama ini menjadi 46 butir. Tabel 2. Hasil uji validitas isi putaran kedua pada rancangan kuesioner PIMSAN Bagian kuesioner PIMSAN Validator 1 Bagian A. Hasil uji validitas isi pada Putaran II Validator 2. A 12: Salah ketik pertanyaan no 12. 10.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Bagian D. D10: Penggunaan media sosial memungkinkan pasien mendebat pengetahuan seorang apoteker. -. Pada uji validitas isi putaran kedua pada bagian A dikurangi satu pertanyaan terkait jenis jaringan internet (LAN, Wireless LAN dan paket data) yakni pertanyaan bagian A nomor 10. Penghapusan tersebut dilakukan dengan alasan pertanyaan pada bagian tersebut kurang relevan dengan tujuan penelitian. Setelah dilakukan uji validitas isi pada rancangan awal naskah kuesioner sebanyak dua putaran diperoleh hasil akhir berupa kuesioner yang terdiri dari 45 butir pertanyaan dan dinyatakan valid oleh kedua validator.. 3.. Hasil Uji Pemahaman Bahasa Kuesioner Uji pemahaman bahasa dilakukan terhadap kuesioner yang telah. dinyatakan valid dengan jumlah pertanyaan sebanyak 45 butir. Uji pemahaman bahasa terlebih dahulu dilakukan oleh expert judgement yang pada putaran pertama memberikan hasil penilaian bahwa semua pilihan kata/bahasa yang digunakan untuk menyusun pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan telah dapat mewakili makna yang dimaksudkan sehingga dinyatakan bahwa uji pemahaman bahasa kepada expert ini lolos dalam satu putaran. Selain memberikan penilaian terhadap pilihan kata yang digunakan dalam kuesioner expert juga memberikan saran dan masukan terhadap kelayakan muka atau tampilan dan tata letak (lay out) dari kuesioner yakni penambahan sub-judul pada tiap kolom pertanyaan yang disarankan oleh expert untuk mempermudah responden dalam pengisian kuesioner. Selanjutnya, uji pemahaman bahasa dilakukan kepada user yang mana pada pengujian yang dilakukan di putaran pertama memberikan hasil masih terdapat pertanyaan yang belum dipahami oleh user, yaitu di bagian C dan D. Oleh karena itu, uji pemahaman bahasa kepada user kemudian dilanjutkan dengan putaran kedua, namun hanya kepada user yang memberikan penilaian “belum. 11.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. paham”, yaitu user nomor satu dan dua. Dengan demikian, uji pemahaman bahasa kepada user baru dinyatakan lolos setelah melalui dua putaran. Data pada tabel tiga menunjukan hasil proporsi paham dari uji pemahaman bahasa. Berdasarkan persentase hasil proposi paham tersebut, pada putaran pertama diperoleh nilai persentase bagian A; B; C; D; E; F secara berturut-turut adalah 100%; 100%; 90%; 84,61%; 100%; dan 100%. Sedangkan pada putaran kedua, hasil proporsi paham yang diperoleh yakni sebesar 100% pada semua bagian. Tabel 3. Proporsi butir pertanyaan yang dipahami dalam uji pemahaman bahasa pada tiap bagian kuesioner Bagian rancangan kuesioner PIMSAN (Nvalid=45) Bagian A n=13 Bagian B n=6 Bagian C n=10 Bagian D n=13 Bagian E n=2 Bagian F n=1. Proporsi butir pertanyaan yang dipahami pada Putaran I User 1. User 2. User 3. 100%. 100%. 100%. 100%. 100%. 100%. 90%. 100%. 100%. 100%. 84,61%. 100%. 100%. 100%. 100%. 100%. 100%. 100%. Keterangan: Bagian A: pertanyaan tentang karakteristik responden dan sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di apotek; Bagian B: pertanyaan tentang penggunaan internet oleh apoteker sebagai sarana komunikasi profesional; Bagian C: pertanyaan tentang jenis aktivitas profesional apoteker yang dilakukan dengan berbantukan internet; Bagian D: pertanyaan mengenai persepsi apoteker tentang penggunaan media sosial untuk berkomunikasi; Bagian E: pertanyaan tentang hambatan terhadap pemanfaatan internet dan media sosial untuk berkomunikasi secara profesional; Bagian F: pertanyaan tentang harapan terhadap pemanfaatan internet dan media sosial untuk berkomunikasi.. 12.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Hasil Uji Reliabilitas kuesioner Reliabilitas. merupakan. parameter. yang. yang. menunjukan. tingkat. kepercayaan dari suatu alat ukur atau instrumen tes. Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur reliabel atau tidak. Kereliabelan suatu alat ukur dapat diketahui menggunakan nilai koefisien Chronbach Alpha. Harga indeks Chronbach Alpha untuk realibilitas instrumen adalah minimal 0,7. Artinya, suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Chronbach Alpha sekurang kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2018). Pada penelitian ini, nilai Chronbach Alpha yang diperoleh adalah 0,852. Hasil ini menunjukan bahwa nilai Chronbach Alpha tersebut ≥ 0,7 sehingga kuesioner dapat dinyatakan reliabel atau dapat mengukur secara akurat serta dapat memberikan hasil yang sama setiap dilakukan pengukuran (Bolarinwa, 2015). Berdasarkan hasil uji yang dilakukan pada rancangan awal kuesioner (Ver01), yang penyusunanya mengacu pada penelitian Shcherbakova dan Shepherd (2014) dengan judul “Community Pharmacists, Internet and Social Media: An Empirical Investigation” dan setelah melalui beberapa perubahan seperti penambahan dan penghilangan item kuesioner serta modifikasi tampilan dan tata letak (lay out), diperoleh hasil akhir berupa 45 butir kuesioner yang telah lulus uji validitas isi, pemahaman bahasa serta uji reliabilitas sehingga dinyatakan layak dan dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran untuk mengukur persepsi apoteker terhadap penggunaan internet dan media sosial dalam pelayanan kefarmasian di Apotek di Indonesia. Formulasi Kuesioner Penggunaan Internet dan Media Sosial di Pelayanan Kefarmasian atau disingkat Kuesioner PIMSAN yang telah valid secara konten dan reliabel (Ver.06) ini adalah sebagai berikut:. 13.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4. Formulasi kuesioner PIMSAN yang valid secara konten dan reliabel BAGIAN A tentang data diri apoteker dan sarana prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di apotek. Petunjuk pengisian: tulislah jawaban Anda pada tempat yang tersedia atau tuliskan tanda centang (V) pada pilihan yang sesuai dengan jawaban Anda ========================================================== 1. Usia. : ……… Tahun. 2. Jenis Kelamin : ( ) Laki laki. ( ) Perempuan. 3. Pendidikan Terakhir : ( ) Profesi Apoteker. ( ) S2. ( ) S3. 4. Apakah Anda sudah terdaftar di organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 5. Sudah berapa tahun Anda lulus dari Program Studi Profesi Apoteker? ….tahun 6. Sudah berapa tahun Anda berpraktik sebagai apoteker? ...............tahun 7. Apakah Anda pemilik sarana apotek ini? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 8. Apakah di apotek Anda tersedia fasilitas internet? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 9. Jika jawaban pertanyaan no.8 adalah YA, sebutkan jenis status kepemilikan fasilitas internet Anda. ( ) Milik apotek. ( ) Milik pribadi (Apoteker). 10. Apakah jenis peralatan yang digunakan untuk mengakses internet di apotek Anda? ( ) komputer / laptop. ( ) gadget / smartphone 14.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Apakah apotek Anda memiliki website? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 12. Jika jawaban pertanyaan no.11 adalah YA, jenis informasi apa yang Anda sediakan di website? Jawaban boleh lebih dari satu: ( ) Tips cara menggunakan obat-obatan ( ) Tips meningkatkan kepatuhan menggunakan obat-obatan ( ) Informasi cara – cara pembayaran obat yang dibeli, misalnya: tunai, asuransi kesehatan (termasuk BPJS kesehatan), tanggungan perusahaan, dll. ( ) Link ke sumber – sumber informasi kesehatan lain ( ) Informasi tentang program penjualan khusus obat bebas / OTC, misalnya: pengurangan harga obat ( ) Program penjualan khusus alat kesehatan, misalnya: pengurangan harga tensimeter ( ) Program penjualan khusus lainnya, mohon jelaskan……............ ( ) Jadwal janji konsultasi obat dengan Apoteker ( ) Lainnya, mohon jelaskan……………………………...……… 13. Apakah apotek Anda memiliki fasilitas akun resmi (bukan akun pribadi apoteker) berikut ini? (jawaban dapat lebih dari satu): ( ) Email. ( ) Facebook. ( ) Instagram. ( ) WhatsApp. ( ) Line. ( ) Blog. ( ) Lainnya, sebutkan……………………………………………. 15.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAGIAN B tentang penggunaan INTERNET oleh apoteker sebagai sarana komunikasi profesional dengan pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan lain (*terdapat pertanyaan khusus tentang penggunaan SMS/Short Message Service) Petunjuk pengisian: tulislah jawaban Anda pada tempat yang tersedia atau tuliskan tanda centang (V) pada pilihan yang sesuai dengan jawaban Anda ========================================================== 1. Apakah Anda pernah melakukan komunikasi profesional dengan pasien atau keluarganya menggunakan fasilitas internet? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 2. Jika jawaban pertanyaan no.1 adalah YA, sebutkan sarana komunikasi melalui internet yang Anda gunakan, jawaban boleh lebih dari satu. ( ) Facebook. ( ) Twitter. ( ) Line. ( ) Instagram. ( ) WhatsApp. ( ) Email. ( ) Lainnya, sebutkan……….. 3. Apakah Anda pernah melakukan komunikasi profesional dengan tenaga kesehatan lainnya menggunakan fasilitas internet? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 4. Jika jawaban pertanyaan no.3 adalah YA, sebutkan sarana komunikasi melalui internet yang Anda gunakan, jawaban boleh lebih dari satu. ( ) Facebook. ( ) Twitter. ( ) Line. ( ) Instagram. ( ) Whatsapp. ( ) Email. ( ) Lainnya, sebutkan……….. 5. Apakah Anda pernah melakukan komunikasi profesional menggunakan fasilitas SMS (Short Message Service)? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 16.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Jika jawaban pertanyaan no.5 adalah YA, kepada siapakah Anda pernah melakukan komunikasi profesional menggunakan fasilitas SMS? ( ) Pasien / keluarganya. ( ) Tenaga kesehatan lainnya. ( ) Lainnya, sebutkan: ………………………………………….. BAGIAN C: jenis aktivitas profesional apoteker yang menggunakan INTERNET Petunjuk pengisian: Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian pilihlah salah satu dari enam pilihan yang tersedia. Berilah tanda centang (V) pada. kolom. jawaban. yang. anda. pilih. di. bagian kanan. pernyataan:. ==========================================================. 17.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAGIAN D tentang persepsi apoteker mengenai penggunaan MEDIA SOSIAL untuk berkomunikasi secara profesional. Contoh Media Sosial: line, whatsapp, facebook, twitter, Instagram. Petunjuk pengisian: Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian pilihlah salah satu dari empat pilihan berikut ini. Berilah tanda centang (V) pada kolom jawaban yang Anda pilih di bagian kanan pernyataan. Pilihan jawaban: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). 19.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAGIAN E tentang HAMBATAN terhadap pemanfaatan INTERNET dan MEDIA SOSIAL untuk berkomunikasi secara profesional. 1. Apakah Anda pernah mengalami hambatan dalam memanfaatkan internet dan media sosial sebagai sarana komunikasi dan pelayanan informasi obat? ( ) YA. ( ) TIDAK.. 2. Apabila jawaban no.1 adalah YA, sebutkan jenisnya, jawaban boleh lebih dari satu. ( ) Jaringan internet kurang baik/akses lambat ( ) Tidak memiliki paket data internet ( ) Kurang terampil memanfaatkan teknologi informasi ( ) Tidak ada WIFI / akses internet nirkabel di apotek ( ) Kurang terampil dalam memilah dan memilih informasi yang tersedia ( ) Lainnya, mohon jelaskan………………………………………………. 20.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAGIAN F tentang HARAPAN terhadap pemanfaatan INTERNET dan MEDIA SOSIAL untuk berkomunikasi 1. Apakah yang Anda harapkan sebagai apoteker dalam memanfaatkan internet dan media sosial sebagai sarana komunikasi dan pelayanan informasi obat? Jawaban boleh lebih dari satu. ( ) Dapat mempermudah komunikasi antar apoteker dengan pasien ( ) Dapat mempermudah komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya ( ) Dapat mempermudah pencarian sumber informasi obat dan kesehatan ( ) Lainnya, mohon jelaskan………………………………………………. 21.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait validitas isi, uji pemahaman bahasa dan uji reliabilitas pada instrumen tentang penggunaan internet dan media sosial untuk pelayanan kefarmasian ini dapat disimpulkan bahwa instrumen ini telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sehingga dinyatakan sudah layak serta terpercaya dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sebagai alat ukur untuk mengukur persepsi apoteker terkait penggunaan internet dan media sosial untuk pelayanan kefarmasian. SARAN Perlu dilakukan uji validitas dengan pendekatan yang lain misalnya, pendekatan kuantitatif untuk validitas isi, pengujian validitas konstrak, dan pengujian validitas berdasarkan kriteria.. 22.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA Bearman, M., Bessell, T., Gogler, J, dan McPhee, W., 2005. Educating Australian pharmacists about the use of online information in community pharmacy practice. Int J Pharm Pract, 13(2), 109 - 115. Bolarinwa, O. A., 2015. Principles and Methods of Validity and Reliability Testing of Questionnaires Used in Social and Health Science Researches. Nigerian Postgraduate Medical Journal, 169 - 199. Chen, YY., Li, CM., Liang, JC., dan Tsai, CC., 2018. Health Information Obtained From the Internet and Changes in Medical Decision Making: Questionnaire Development and Cross-Sectional Survey. Journal of Medical Internet Research, 20(47), 1 – 10. Dahlan dan Sopiyudin, M., 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Fadhila, N., dan Putriana, N. A., 2003. Review Artikel: Pengaruh Konseling Apoteker dan Pemanfaatan Media Elektronik Terhadap Perbaikan Manajemen Asma. Farmaka, 14(4), 35 - 42. Jogiyanto, HM., 2016. Pedoman Survei Kuesioner Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Jones, R., 2013. Development of a Questionnaire and Cross-Sectional Survey of Patient eHealth Readiness and eHealth Inequalitie. Mediscine 2.0, 2(9), 1 19. Ong, S. W., Hassali, M. A., dan Saleem, F., 2018. Community pharmacists’ perceptions towards online health information in Kuala Lumpur, Malaysia. Pharmacy Practice, 16(2), 2 – 7. Prashanti, G., Sravani, S., dan Noorie, S., 2017. A Review on Online Pharmacy. IOSR Journal of Pharmacy and Biological Sciences, 12(03), 32 – 34.. 23.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Qureshi, A. Q. et al., (2013). Infrastructural Barriers to e-Health Implementation in Developing Countries. European Journal of Sustainable Development, 2(1), 163 – 170. Sanggadji, E. M., dan Sophia, M., 2010. Metodologi Penelitian - Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Shcherbakova, N., dan Shepherd, M., 2014. Community pharmacists, Internet and social media: An empirical investigation. Research in Social and Administrative Pharmacy, 10(6), 75 – 85. Supriyanto, W., dan Iswandiri, I., 2017. Kecenderungan Sivitas Akademika Dalam Memilih Sumber Referensi untuk Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 13(1), 79 86. Tavakol, M., dan Dennick, R., 2011. Making sense of Cronbach’s alpha. International Journal of Medical Education, 2, 53 - 55. Widi, R., 2011. Uji Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Epidemiologi Kedokteran Gigi. Stomatognatic (J.K.G. Unej), 8(1), 27 – 34. Widoyoko, E. P., 2018. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Wongpakaran, N., dan Wongpakaran, T., 2012. Reliability Analysis: Its Application in Clinical Practice. Yudho, O., Sucahyo, G., dan Basaruddin, C. 2010. Sistem Kesehatan Nasional berbasis IT (e-Health) di Indonesia. Kesehatan UI, (374).. 24.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN Lampiran 1. Formulir Penilaian Kelayakan Isi Kuesioner llkjgg. 25.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 2. Pertanyaan Kelayakan Validitas Isi. 26.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 3. Formulir Pernyataan Pemahaman Bahasa pada Pertanyaan Pertanyaan Kuesioner. 27.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 4. Hasil Validitas Isi Round 1. 28.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Validator 1. 30.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Validator 2. 41.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 42.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 43.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 44.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 45.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 46.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 47.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 48.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 49.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 50.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 51.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 5. Hasil Validitas Isi Round 2 Validator 1. 52.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 53.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 54.

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 55.

(70) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Validator 2. 56.

(71) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 57.

(72) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 58.

(73) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 59.

(74) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 6. Hasil Uji Pemahaman Bahasa User 1. 60.

(75) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 61.

(76) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 62.

(77) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 63.

(78) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. User 2. 64.

(79) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 65.

(80) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 66.

(81) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 67.

(82) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. User 3. 68.

(83) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 69.

(84) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 70.

(85) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 71.

(86) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 7. Kuesioner Ver06. 72.

(87) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 73.

(88) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 74.

(89) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 75.

(90) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 76.

(91) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 77.

(92) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 78.

(93) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 79.

(94) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 80.

(95) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 81.

(96) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 82.

(97) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 83.

(98) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 8. Kuesioner yang Diisi Responden Bagian Skala Likert. 84.

(99) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 85.

(100) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas. 86.

(101) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 87.

(102) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 10. Ethical Clearance. 88.

(103) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 11. Surat Izin Kesbangpol. 89.

(104) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BIOGRAFI PENULIS. Maria Ine Ali Djeen yang dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 April 1996, merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ferdinandus Kadju Djeen dan Mariana Adelheid Iss Lawerang Manuputi. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDK Maumere IV (2002 – 2008), melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPK Frateran Maumere (2008 – 2011), serta menempuh pendidikan sekolah menengah atas di SMAK Syuradikara Ende (2011 –. 2014).. Penulis. kemudian. melanjutkan. pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari tahun 2015 - 2019. Selama menjadi mahasiswi farmasi di Universitas Sanata Dharma, penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan diantaranya, kegiatan volunter aksi bersama dalam acara Festival Sanata Dharma yang diselenggarakan oleh BEMF Sanata Dharma pada tahun 2015, panitia perayaan pekan suci yang diselenggarakan oleh gereja kampus III Paingan tahun 2017, dan sebagai panitia pengurus kegiatan makrab yang diadakan oleh Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia tahun 2016 dan tahun 2017. Penulis juga terlibat aktif dan menjadi pengurus Organisasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) Universitas Sanata Dharma selama dua periode yakni pada periode 2016 – 2017 sebagai koordinator Divisi Pengembangan Pengkaderan Organisasi (DPPO) dan sebagai anggota DPPO untuk periode 2017 2018. Selain itu, kegiatan lain yang juga pernah diikuti penulis adalah latihan kepemimpinan managerial mahasiswa 1 dan 2 JMKI pada tahun 2016 yang diadakan oleh Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) wilayah Yogyakarta .. 90.

(105) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 91.

(106)

Gambar

Tabel 1. Hasil uji validitas isi putaran pertama pada rancangan kuesioner
Tabel 1. Hasil uji validitas isi putaran pertama pada rancangan kuesioner  PIMSAN
Tabel 2. Hasil uji validitas isi putaran kedua pada rancangan kuesioner PIMSAN  Bagian
Tabel 3. Proporsi butir pertanyaan yang dipahami dalam uji pemahaman bahasa  pada tiap bagian kuesioner
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, cemaran bakteri dapat terjadi karena adanya pencemaran dari air, udara, faktor kelembaban saat penyimpanan, penyimpanan serbuk jamu jahe merah pada etalase toko obat

Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat tulis dan form yang digunakan pada saat pengambilan data dari rekam medis pasien yang memuat umur, jenis kelamin,

Hal tersebut dibutuhkan karena persaingan pasar saat ini sangatlah ketat, sehingga suatu perusahaan hams mampu mengembangkan suatu strategi yang dapat membuat pemsahaannya tetap

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Daerah atau Pejabat/Kepala SKPD atau Pejabat yang ditunjuk atas Surat Keterangan Retribusi Pemakaian Kekayaan

penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah bahan ajar Kajian Puisi berbasis prezi presentation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: lembar

Peresepan obat generik dan peresepan antibiotika tidak dapat dipastikan telah rasional atau belum karena adanya faktor bias yang mempengaruhi dan analisis kesesuaian

Ruang lingkup dalam pengelolaan arsip dinamis aktif dan inaktif Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan mencakup ketentuan umum,