• Tidak ada hasil yang ditemukan

153 Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian persyaratan analisis, meliputi uji normalitas dan linieritas.(Tabel.1.)

Tabel.1.

Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Galat TaksiranRegresi

No

Galat Taksiran

Regresi

Lhitung Ltabel Keputusan Kesimpulan

1 X3 atas X1 0,1492 0,1843 Ho diterima Normal 2 X3 atas X2 0,0985 0,1843 Ho diterima Normal 3 X4 atas X1 0,1495 0,1843 Ho diterima Normal 4 X4 atas X3 0,1820 0,1843 Ho diterima Normal 5 X4 atas X2 0,1217 0,1843 Ho diterima Normal

Selanjutnya pengujian linieritas regresi dilakukan dengan menggunakan prosedur Anava Tabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa Ho diterima atau pola hubungan antara variabel eksogen dan endogen adalah linier. (Tabel.2.)

Tabel.2.

Ringkasan HasilUji Linieritas

No Model Regresi Fhitung Ftabel Kesimpulan 1 X3= 13,908 + 4,941X1 1,244 1,35 Linier

2 X3= 16,447 + 0,736X2 1,143 1,35 Linier

3 X4= 11,161 + 3,825X1 0,955 1,35 Linier

4 X4= 18,580 + 0,810X3 1,348 1,35 Linier

5 X4= 23,49 + 0,678X2 0,972 1,35 Linier

Sebelum dilakukan pengujian model, dengan menggunakan metode analisis jalur, maka data telah diuji dan memenuhi seluruh persyaratan. Korelasi antar variabel yang terkait signifikansi dan seluruh koefisien korelasi antar variabel menunjukkan hubungan positif dan signifikan pada α = 0,05. (Tabel.3.)

Tabel.3.

Matriks Koefisien Korelasi antar Variabel X1 X2 X3 X4

X1 1,000 0,745 0,895 0,684 X2 1,000 0,813 0,739

154

X4 1,000

Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan koefisien jalur menggunakan aplikasi SPSS v.17. Diagram jalur dan koefisien jalur yang dihasilkan adalah sebagai berikut: (Gambar.1.)

Gambar.1. Struktur Jalur Analisis

Ringkasan koefisien jalur dan hasil pengujian hipotesis model. (Tabel.4) Tabel.4.

Ringkasan Hasil Perhitungan Koefisien Jalur No Variabel ttabel thitung Kesimpulan

1 X3atas X1 0,608 15,839 Signifikan 2 X3atas X2 0,195 4,050 Signifikan 3 X4atas X1 0,184 2,141 Signifikan 4 X4atas X3 0,744 7,551 Signifikan 5 X4atas X2 0,271 4,120 Signifikan PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara umum terbukti sebagai berikut:

X1 X2 X3 X4 ρ41=0,184 ρ43=0,744 ρ42=0,271 8 ρ32=0,195 ρ31=0,608

155 Pertama, Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja tutor. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa kompetensi yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan motivasi kerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi merupakan kemampuan, perilaku, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan satu sama lain agar mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan benar, meliputi: karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum, menyelenggarakan pembelajaran, memanfaatkan teknologi informasi, memfasilitasi pengembangan potensi, berkomunikasi, menyelenggarakan dan memanfaatkan penilaian dan evaluasi, dan melakukan tindakan reflektif. Sejalan dengan hasil penelitian Suharini (2009: 1) bahwa guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya bidang pendidikan sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Dengan adanya hal tersebut perlu standar kompetensi guru agar kita memiliki guru profesional yang memenuhi standar sesuai dengan kebutuhan. Menurut Wahyudi (2012; 22) kompetensi adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik. Hal yang sama diungkapkan oleh Janawi (2011; 63) kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007. Dua pendapat tersebut mengacu pada Permendiknas. Kompetensi pedagogik nampaknya merupakan kompetensi yang tertua dan bahkan sudah menjadi tuntunan mutlak bagi manusia sebagaipendidik, khususnya bagi pendidik ketika dirumah yaitu orang tua dan ketika di sekolah yaitu guru, kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.

156 Menurut Eko Widodo (2014; 183) pengertian motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya. Dua orang yang berbeda bisa saja mengatakan dan menyakini bahwa mereka ingin menjadikaryawan yang baik merupakan ukuran dari motivasinya. Motivasi kerja adalah suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorang yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi kerja tidak terlepas dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau berperilaku, berbuat dan bertindak. Faktor pendorong ini sering kali diidentikkan dengan kebutuhan atau keinginan.Kebutuhan atau keinginan yang dirasakan oleh setiap tutor pada dasarnya berbeda-beda. Selain dari pada itu, kebutuhan atau keinginan yang dirasakan tutor sangat kompleks sifatnya.Hal ini menunjukkan pentingnya kompetensi pedagogik sebagai acuan dalam meningkatkan motivasi kerja tutor. Kompetensi mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan kompetensi ditingkatkan maka motivasi kerja dapat meningkat.

Kedua, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja tutor. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan motivasi kerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi merupakan suatu proses pembentukkan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan serta mengelola pesan secara keseluruhan yang terjadi dalam diri tutor, seperti fungsi pengendalian, pengungkapan emosi dan informasi, memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan, dan memberikan informasi yang diperlukan individu/kelompok untuk mengambil keputusan. Seirama dengan penelitian Wisnu (2010; 66-77) bahwa dalam kehidupan berorganisasi pencapaian tujuan dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi.

157 Melalui komunikasi maka akan dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat karyawan dapat bertindak dengan rasa tanggungjawab pada diri sendiri yang pada waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja para karyawan. Menurut pakar komunikasi Hodgetts (2006; 180) komunikasi adalah suatu proses pengiriman pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan.Peristiwa komunikasi sangat luas dan kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia.Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan organisasi. Sedangkan menurut Thomas (2003; 101) komunikasi adalah suatu perpindahan pesan-pesan diantara orang, komunikasi merupakan hal mendasar dari pengalaman sosial. Hal yang sama diungkapkan oleh Luthans (2006; 372) yang menekankan bahwa komunikasi adalah pemahaman terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan tersembunyi. Elemen yang tersembunyi dansimbolis ini melekat pada budaya yang memberikan arti pada proses komunikasi yang dapat dilihat. Akan tetapi, hal yang sama pentingnya adalah komunikasi merupakan proses personal yang mencakup pertukaran perilaku. Selain menjadi proses personal, komunikasi mempunyai implikasi lain.Implikasi perilaku komunikasi menunjukkan bahwa satu-satunya cara agar manusia dapat saling mempengaruhi adalah dengan perilaku yang merekamiliki.

Menurut Sweeney (2002; 84) motivasi adalah keadaan psikologis yang merefleksikan sebuahmaksud untuk bertindak dengan cara tertentu, sehinggacara yang paling tepat untuk menggambarkan motivasi sebagai suatu prosesyang menggunakan ”pemicu” untuk membangkitkan usaha atau semangat pekerja dengan menggunakan langkah-langkah tepat dengan perilaku menuju pencapaian target.Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan komunikasi sebagai acuan dalam meningkatkan motivasi kerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap komunikasi karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat

158 keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan komunikasi tutor ditingkatkan maka motivasi kerja dapat meningkat.

Ketiga, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan kinerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi yang termasuk kedalam kompetensi pedagogik merupakan kemampuan, perilaku, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan satu sama lain agar mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan benar, meliputi: karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum, menyelenggarakan pembelajaran, memanfaatkan teknologi informasi, memfasilitasi pengembangan potensi, berkomunikasi, menyelenggarakan dan memanfaatkan penilaian dan evaluasi, dan melakukan tindakan reflektif. Sejalan dengan penelitian dari Wardoyo (2011; 310-317) berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.14/2005 tentang guru dan dosen menyebut 4 kompetensi guru: meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang merupakan komponen profesionalitas guru bersama variabel kompensasi menentukan kualitas kinerja. Temuan penelitian mengatakan bahwa kompetensi pedagogik, kepribadian, dan profesional berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, sedangkan kompetensi sosial dan kompensasi berpengaruh tidak signifikan.Hal senada menurut penelitian Habibi, (2013; 4) bahwa guru selalu dituntut untuk memiliki kemampuan. Oleh karena itu guru harus profesional dalam menjalankan sebagai pendidik dan pengajar disekolah. Temuan ini sejalan dengan pendapat Suparno (2002; 41) menunjukkan bahwa kompetensi (1) ialah kemampuan memahami situasi atau permasalahan dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan, mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi pola keterkaitan, antara masalah yang bersifat tidak tampak, atau kemamuan mengidentifikasi masalah mendasar dalam situasi yang kompleks, (2) yaitu penguasaan pengetahuan eksplisit, berupa keahlian atau keterampilan untuk menyelesaikan

159 suatu pekerjaan serta motivasi untuk mengembangkan, menggunakan, dan mendistribusikan pengetahuan atau keterampilan kepada orang lain dalam hal ini adalah siswa. Namun sebaliknya menurut penelitian Rizky, (2014; 1-2) bahwa diketahui kompetensi terhadap pengembangan karir guru berpengaruh tidak signifikan, hal ini dijelaskan pada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja bahwa kompetensi ini merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru, sehingga tidak berpengaruh terhadap kinerja maupun pengembangan karir guru. Menurut Yamin (2010; 9) kompetensi pedagogik dapat digambarkan menjadi sebagai pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam suasana belajar peserta didik mengaktifkan dirinya untuk berdinamika dan berinteraksi dengan pendidik untuk mencapai tujuan, melalui proses pembelajaran pendidik mengembangkan dinamika dan iklim yang kondusif terbangunlah suasana belajar yang salingberinteraksi. Kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.

Menurut Armstrong (2006; 7) kinerja adalah sebagai perilaku dan hasil perilaku yang berasal dari si-pelaku yang mengubah kinerja dari yang bersifat abstrak menjadi kedalam bentuk tindakan. Tidak hanya merupakan instrumen untuk mencapai hasil, perilaku merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, produk usaha mental dan fisik yang diterapkan dalam pelaksanaan tugas, serta dapat dinilai secara terpisah dari hasil. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan kompetensi sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Kompetensi pedagogik mempunyai pengaruh terhadap kinerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan kompetensi tutor ditingkatkan maka kinerja dapat meningkat.

160 Keempat, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa motivasi kerja yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan kinerja tutor. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi kerja merupakan suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorang yang dimulai dari memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu, yang meliputi: kebutuhan, dorongan, dan insentif. Sejalan dengan penelitian Kasenda (2013; 853-859) bahwa keberadaan sumber daya manusia didalam suatu perusahaan memegang peran penting. Perusahaan harus mamupu membangun dan meningkatkan kinerja didalam lingkungannya. Perusahaan harus menempuh beberapa cara misalnya pemberian kompensasi yang layak, pemberian motivasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja, artinya jika terjadi peningkatan motivasi akan meningkatkaan kinerja. Teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow menurut Luthan (2006; 270) motivasi adalah suatu proses yang dimulai dari kebutuhan fisiologi dan psikologi yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang mengarah pada tujuan atau insentif. Motivasi mencakup 3 (tiga) elemen yang saling berinteraksi, yaitu: (1) kebutuhan, kebutuhan tercipta ketika terjadi ketidakseimbangan fisiologis dan psikologis, (2) dorongan,tercipta untuk memenuhi kebutuhan, (3) insentif, segala hal yang dapat memenuhi kebutuhan dan menurunkan dorongan.Motivasi kerja adalah suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorang yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi kerja tidak terlepas dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau berperilaku, berbuat dan bertindak. Faktor pendorong ini sering kali diidentikkan dengan kebutuhan atau keinginan.Kebutuhan atau keinginan yang dirasakan oleh setiap tutor pada dasarnya berbeda-beda. Selain dari pada itu, kebutuhan atau keinginan yang dirasakan tutor sangat kompleks sifatnya.

Sedangkan menurut Silva (2006; 191) Performance unrecorded variables

are believed to influence only one recorded variable directly, the are commonly modeled as noise. Kinerja merupakan beberapa variabel tidak teramati diyakini

161 mempengaruhi hanya satu variabel teramati secara langsung, dimana variabel laten disebut juga dengan hidden variables/model parameters/hypotetical

variables. Menurut Daft (2008; 13) dalam Edward Tanujaya adalah kemampuan

organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.Kinerja adalah aktivitas individu maupun kelompok dalam bentuk unjuk kerja baik pencapaian kualitas dan maupun kuantitas. Seberapa besar kontribusi terhadap fungsi pekerjaan pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya guna mencapai sasaran serta tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu yang dirangkaikan dalam aktivitas manajemen.Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi, baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Kinerja individu adalah bagian dari hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja perguruan tinggi adalah gabungan dari kinerja individu tutor dan kinerja kelompok, dalam hal ini (Kelompok Belajar Mahasiswa) yang dikelola oleh perguruan tinggi. Pada dasarnya motivasi kerja dapat memacu tutor untuk bekerja secara cerdas dan tuntas sehingga dapat mencapai tujuan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan motivasi kerja sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan motivasi kerja ditingkatkan maka kinerja dapat meningkat.

Kelima, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan kinerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi merupakan proses pembentukkan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan serta mengelola pesan secara keseluruhan yang terjadi dalam diri tutor, yang meliputi: fungsi pengendalian, pengungkapan emosi dan informasi, memfasilitasi pelepasan

162 ungkapan emosi perasaan, dan memberikan informasi yang diperlukan individu/kelompok untuk mengambil keputusan. Sejalan dengan penelitian Wisnu (2010; 66-77) perihal dalam kehidupan organisasi pencapaian tujuan dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi. Melalui komunikasi maka dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat karyawan dapat bertindak dengan rasa tanggungjawab pada diri sendiri yang pada waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja para karyawan. Adanya kerjasama yang yang harmonis ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja para karyawan. Selain itu karyawan memerlukan motivasi kerja. Temuan penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja, dimana variasi perubahan kinerja kinerja karyawan dipengaruhi variabel komunikasi, motivasi kerja dan faktor-faktor lainnya. Menurut Luthans (2006; 372) menekankan bahwa komunikasi adalah pemahaman terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan tersembunyi. Elemen yang tersembunyi dansimbolis ini melekat pada budaya yang memberikan arti pada proses komunikasi yang dapat dilihat. Akan tetapi, hal yang sama pentingnya adalah komunikasi merupakan proses personal yang mencakup pertukaran perilaku. Selain menjadi proses personal, komunikasi mempunyai implikasi lain. Implikasi perilaku komunikasi menunjukkan bahwa satu-satunya cara agar manusia dapat saling mempengaruhi adalah dengan perilaku yang merekamiliki.

Menurut TR Mitchell dalam Sedarmayanti (2009; 51) bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: (1) quality of work/kualitas kerja, (2)

promtness/ketepatan, (3) initiative/inisiatif, (4) capability/kemampuan, and (5) comunication/komunikasi. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan

komunikasi sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Komunikasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan komunikasi ditingkatkan maka kinerja dapat meningkat.

163 Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dihasilkan bebrapa temuan penelitian yang dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan kompetensi tinggi, maka akan meningkatkan motivasi kerja. (2) Komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi, maka akan meningkatkan motivasi kerja. (3) Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap terhadap kinerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan kompetensi tinggi, maka akan meningkatkan kinerja. (4) Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki motivasi kerja tinggi, maka akan meningkatkan kinerja. (5) Komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi, maka akan meningkatkan kinerja.

IMPLIKASI

Berdasarkan simpulan diatas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap masih relevan dengan variabel yang diteliti. Implikasi tersebut antara lain: (1) Jika kompetensi yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan motivasi kerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan, antara lain: pendidikan dan pelatihan, training, kursus singkat, workshop, seminar dan diskusi-diskusi yang berkaitan dengan kompetensi sehingga terciptalah peningkatan kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya dorongan motivasi kerja tutor. (2) Jika komunikasi yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan motivasi kerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan, diantaranya: pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan komunikasi terkini dan teknologi informasi yang semakin canggih sehingga terbentuklah peningkatan kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya motivasi kerja tutor. (3) Jika kompetensi yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan kinerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan, antara lain: pendidikan dan pelatihan, training, kursus singkat, workshop, seminar dan diskusi-diskusi yang berkaitan dengan kompetensi sehingga terciptalah peningkatan kualitas tutor

164 yang berdampak pada meningkatnya kinerja tutor. (4) Jika motivasi kerja yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan kinerja tutor. Upaya yang dapat dilakukan melalui kegiatan ceramah-ceramah dari para tokoh agama dan para motivator profesional sehingga terbangunlah kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya kinerja tutor. (5) Jika komunikasi yang dimiliki tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan kinerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan dalam mengontrol serta pengendalian melalui kegiatan, diantaranya: pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan komunikasi terkini dan teknologi informasi yang semakin canggih sehingga terbentuklah peningkatan kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya motivasikerja tutor.

SARAN

Berdasarkan temuan penelitian, simpulan dan implikasi penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran terhadap pihak-pihak: (1) Bagi tutor, untuk meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan lanjutan baik program studi S2 maupun program studi S3, mengikuti Diklat uji kompetensi, workshop, simposium, seminar, diskusi panel atau kursus-kursus agar kompetensi tutor dapat ditingkatkan. Disarankan senantiasa para tutor menjaga konsistensi motivasi untuk meningkatkan dan membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja terutama mutu pendidikan. (2) Bagi Kelompok Belajar Mahasiswa (KBM) harus bersinergi mendukung dan memberikan bantuan dalam hal penyediaan tenaga tutor, para mahasiswa maupun pengelolaan pembelajaran dengan Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Pangkalpinang (UPBJJ-UT) Pangkalpinang. (3) Bagi Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Pangkalpinang (UPBJJ-UT) Pangkalpinang selaku penanggungjawab penyelangga tutorial harus mendukung dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para tutor untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi agar lebih berkompeten dibidangnya. (4) Bagi Kepala Daerah dan Kepala Dinas Pendidikan supaya mendukung proses belajar-mengajar hendaknya memberikan ijin pakai kelas tempat belajar di sekolah-sekolah negeri maupun swasta, menyediakan sarana pendukung seperti infocus dan internet, bahkan website untuk pembelajaran. (5) Bagi para

165 peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menambah beberapa variabel atau faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja para tutor.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait