• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI, KOMUNIKASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TUTOR UNIVERSITAS TERBUKA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ADRIAN RADIANSYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI, KOMUNIKASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TUTOR UNIVERSITAS TERBUKA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ADRIAN RADIANSYAH"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

134

DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

ADRIAN RADIANSYAH

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, komunikasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja tutor Universitas Terbuka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survey. Jumlah sampel sebanyak 230 orang dari populasi 544 orang yang diambil melalui teknik proportional random sampling. Instrumen penelitian ini terdiri dari kuisioner kompetensi, komunikasi, kompensasi, motivasi kerja, dan kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). kompetensi dan komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja, 2). kompetensi, motivasi kerja dan komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja.

Kata Kunci: Kompetensi, Komunikasi, Motivasi Kerja, dan Kinerja

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan perubahan yang cepat sedang terjadi didunia yang disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa didunia berusaha memperkuat ilmu pengetahuan melalui pendidikan sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki peran sentral. Pendidikan merupakan masalah yang kompleks karena ia bukan hanya sekedar hambatan kultural yang menyangkut budaya dan etos kerja, maupun hambatan kurikulum sekolah yang belum mampu menciptakan dan mengembangkan kemandirian, tetapi juga teramat penting karena menyentuh permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM).

(5)

135 Keberhasilan dalam mengembangkan suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi. Demikian halnya dengan organisasi perguruan tinggi negeri Universitas Terbuka (UT) yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan, yang tidak hanya memperhatikan pengembangan peningkatan hasil belajar atau mutu pendidikan tetapi juga pengelolaan SDM sudah harus mulai menjadi fokus perhatian dalam hal ini dalam hal ini pendidik yaitu tutor.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang kualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilisator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartsipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, berencana dan bertujuan. Tutor adalah istilah untuk pendidik di perguruan tinggi Universitas Terbuka. Tugas seorang tutor tidaklah berbeda dengan tugas tenaga pendidik lainnya yaitu berfungsi sebagai fasilisator dalam pembelajaran, seringkali tutor belum mampu menunjukkan kinerjanya secara maksimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Bahwa seorang tutor harus memahami dan mampu menjalani kelas tutorial dengan baik mulai dari merancang pelaksanaan tutorial hingga membuat laporan pelaksanaan tutorial yang diiringi dengan kemampuan untuk mengembangkan kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengelolaan SDM terhadap tutor di perguruan tinggi Universitas Terbuka seharusnya sudah menjadi fokus perhatian. Hal tersebut dikarenakan adanya kesadaran bahwa kualitas tinggi-rendahnya hasil belajar atau mutu pendidikan sangat erat kaitanya dengan kinerja tutor. Potret kinerja seorang tutor dalam menjalankan tugasnya dipengaruhi beberapa faktor pendukung yang perlu mendapat perhatian, antara lain kompetensi, komunikasi, motivasi kerja, dan kinerja tutor tersebut. Berdasarkan hasil survey kinerja tutor pada Kelompok Belajar Mahasiswa yang tersebar di dua pulau, yaitu pulau Bangka dan pulau Belitung ditemukan adanya indikasi rendahnya kinerja tutor di Unit Program Belajar Jarak Jauh-Universitas Terbuka

(6)

(UPBJJ-136 UT) Pangkalpinang yang dibuktikan dengan: (1) masih banyaknya tutor yang tidak menyiapkan materi pembelajaran secara tepat waktu dan tertib, (2) masih banyaknya tutor yang tidak menyiapkan materi pembelajaran dengan baik dan benar sesuai ketentuan, (3) belum semua tutor memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi pembelajaran, (4) belum semua tutor memiliki kompetensi dalam menyampaikan materi pembelajaran, (5) pelanggaran terhadap penggunaan waktu belajar mengajar; memulai jam masuk kelas mengajar, (6) pelanggaran terhadap penggunaan waktu belajar mengajar; selama jam kelas mengajar berlangsung, (7) pelanggaran terhadap penggunaan waktu belajar mengajar; mengakhiri jam kelas mengajar, (8) kurang ketekunan dan kesabaran selama proses pembelajaran berlangsung, (9) kurang bersemangat dan bertanggungjawab selama proses pembelajaran, (10) kurang berinovasi, kreatif dan variatif dalam pengelolaan pembelajaran, (11) laporan hasil proses pembelajaran tidak sesuai jadual yang telah ditentukan. Menunjukkan bahwa masih rendahnya kualitas kinerja tutor dengan rata-rata sebanyak 245 orang atau 45,02% kualitas kinerja tutor masih rendah, dimana sebanyak 299 atau 54,98% kualitas kinerja tutor masih baik.

Menurut Wukir (2012: 38), kinerja tutor dalam manajemen pendidikan berkaitan erat dengan pengelolaan dan pengembangan SDM karena merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian kegiatan-kegiatan institusi dengan memanfatkan SDM dan sumber daya lainnya sehingga mencapai fungsi pengajaran, penelitian dan pekerjaan lainnya secara efektif dan efisien. Kinerja tutor pada dasarnya merupakan kegiatan tutor dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang pendidik di sekolah. Pekerjaan tutor tidak semuanya dilakukan dengan baik jika tanpa memiliki keahlian dan kualifikasi tertentu yang menunjang seperti kemampuan komunikasi dan dorongan motivasi kerja dan lain sebagainya. Tutor yang berkinerja baik harus memahami dan mampu menjalani kelas tutorial dengan baik, mulai dari: merancang pelaksanaan tutorial hingga membuat laporan tutorial yang diiringi dengan kemampuan untuk mengembangkan beberapa kompetensi, salah satunya adalah kompetensi sudah menjadi kewajiban untuk dipahami dan dijalankan agar menjadi tutor

(7)

137 yang profesional yang menyadari bahwa keberadaan mereka sangat menentukan dan berpengaruh terhadap aktivitas dalam kelas tutorial sesuai dengan tujuan pendidikan dan visi pihak penyelenggara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi, komunikasi, dan motivasi kerja mempunyai kaitan dengan kinerja tutor dalam rangka melaksanakan tugasnya secara efisien dan efektif.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut;

1. Apakah kompetensi berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja ?

2. Apakah komunikasi berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja ?

3. Apakah kompetensi berpengaruh langsung terhadap kinerja ?

4. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja ?

5. Apakah komunikasi berpengaruh langsung terhadap kinerja ?

KAJIAN TEORITIK Kinerja

Menurut Mangkunegara dalam Eko Widodo (2014: 124) secara etimologi kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance), bahwa istilah kinerja dari kata-kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan padanya.

Armstrong (2006: 7) mengatakan bahwa; Performance means both behaviours and result. Behaviours emanate from the performer and transform performance from abstraction to action. Not just the instrumen for result, behaviours are also outcomes in their own right-the product of mental and

(8)

138

psysical effort applied to task-and can be judged apart from results. Kinerja adalah sebagai perilaku dan hasil perilaku yang berasal dari si-pelaku yang mengubah kinerja dari yang bersifat abstrak menjadi kedalam bentuk tindakan. Tidak hanya merupakan instrumen untuk mencapai hasil, perilaku merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, produk usaha mental dan fisik yang diterapkan dalam pelaksanaan tugas, serta dapat dinilai secara terpisah dari hasil. Sejalan dengan pendapat George, et. al., (2005: 176) Performance is an evaluation of the results of a person’s behavior. It involves determining how well or poorly a person has accomplished a task or done a job. Kinerja adalah suatu serangkaian dari perilaku orang yang dievaluasi. Merupakan suatu cara menghindari kinerja yang buruk dan mampu menerapkan cara bekerja sama untuk meningkatkan kinerja. Kinerja seringkali dimaknai sebagai suatu tingkat keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja adalah tentang melakukanpekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Pendapat lain menurut Bush (2002: 123) mengatakan bahwa;

Performance is the problem arising from too much management emphasis for accountability. Kinerja adalah masalah yang ditimbulkan dari penekanan manajemen yang terlalu banyak untuk dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan pendapat Silva (2006:191) Performance unrecorded variables are believed to influence only one recorded variable directly, the are commonly modeled as noise. Kinerja merupakan beberapa variabel tidak teramati diyakini mempengaruhi hanya satu variabel teramati secara langsung, dimana variabel laten disebut juga dengan hidden variables/model parameters/hypotetical variables. Sejalan dengan Daft, dalam Edward Tanujaya (2008: 13) kinerja adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.

Dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang berhasil dengan baik, menurut TR Mitchell dalam Sedarmayanti (2009: 51) bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: (1) quality of work/kualitas kerja, (2)

promtness/ketepatan, (3) initiative/inisiatif, (4) capability/kemampuan, and (5)

(9)

139 Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan mengenai kinerja, maka dapat disintesiskan bahwa kinerja adalah aktivitas individu maupun kelompok dalam bentuk unjuk kerja baik pencapaian kualitas dan maupun kuantitas. Seberapa besar kontribusi terhadap fungsi pekerjaan pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya guna mencapai sasaran serta tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu yang dirangkaikan dalam aktivitas manajemen. Dimensi pengukuran kinerja bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu:(1) kualitas kerja: (a) kepuasan kerja, (b) memahami keadaan siswa, (c) penilaian prestasi siswa, (2) ketepatan: (a) pemanfaatan waktu jam belajar, (b) pemamfaatan waktu selama jam belajar, (3) inisiatif: (a) berfikir positif, (b) mewujudkan kreatifitas, (c) pencapaian prestasi, (4) kemampuan: (a) penguasaan materi, (b) penguasaan metode mengajar, dan (5) komunikasi: (a) kuallitas atau mutu penyampaian meteri belajar, (b) penguasaan keadaan kelas belajar.

Kompetensi

Menurut pendapat Payong (2011; 28) kompetensi pedagogik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu; paedos dan agogos (paedos

= anak dan agoge = mengantar atau membimbing). Karena itu pedagogi berarti membimbing anak. Tugas membimbing ini melekat dalam tugas seorang pendidik, apakah guru atau orang tua, karena itu pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang. Dari kata asal kata ini maka kompetensi pedagogis nampaknya merupakan kompetensi yang tertua dan bahkan sudah menjadi tuntunan mutlak bagi manusia sebagai pendidik, khususnya pendidik yakni orang tua ketika dirumah dan guru ketika disekolah. Dengan demikian kompetensi pedagogis terkait erat dengan kemampuan didakdik dan metodik yang harus dimiliki oleh guru sehingga dia dapat berperan sebagai pendidik dan pembimbing yang baik. Sejalan dengan pendapat Wahyudi (2012; 22) bahwa kompetensi pedogogik, yaitu: kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu,

(10)

140 membimbing dan memimpin peserta didik. Masih sependapat dengan Janawi (2011; 63) kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi tersebut paling tidak berhubungan dengan, yaitu: (1) menguasai karakteristik peserta didik, (2) menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran, (3) mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran, (4) pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan tujuan instruksional khusus untuk kepentingan pembelajaran, (5) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik, (6) berkomunikasi secara efektif, empatik, santun dengan peserta didik, (7)menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar, (8) memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran, dan (9) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.Hal ini dikuatkan dengan pendapat Prayitno (2011; 73) perihal situasi pendidikan dengan segenap komponennya termasuk kedalam batasan tentang pedagogik mikro, lebih jauh situasi yang diperluas dengan falsafah tentang manusia dan keilmuan penunjang pendidikan; psikologi, sosiologi, keilmuan bidang studi, teknologi informasi, manajemen, dan lain-lain, menjadilah bahasan itu berkembang kearah pedagogik makro. Indikator esensial dari kompetensi pedagogik, antara lain: (1) memahami peserta didik secara mendalam, dengan memanfaatkanprinsip-prinsip perkembangan kognitif; kepribadian, mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik, (2) merancang pembelajaran, dengan menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih, (3) menatalatar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif, (4) merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar, (5) mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, menfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik atau non akademik. Hal senada menurut pendapat Yamin (2010; 9) kompetensi

(11)

141 pedagogik dapat digambarkan menjadi sebagai pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam suasana belajar peserta didik mengaktifkan dirinya untuk berdinamika dan berinteraksi dengan pendidik untuk mencapai tujuan, melalui proses pembelajaran pendidik mengembangkan dinamika dan iklim yang kondusif terbangunlah suasana belajar yang saling berinteraksi.

Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, yang termasuk kedalam kompetensi pedagogik, adalah sebagai berikut: (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (7) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Dari beberapa definisi konsep yang telah dinyatakan oleh para ahli, maka dapat disintesiskan bahwa kompetensi pedagogik adalah pemahaman dan kemampuan dalam mengelola pembelajaran, dengan seperangkat karakteristik berupa: kemampuan, perilaku, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan satu sama lain agar mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan benar, dengan dimensi: (1) karakteristik peserta didik dari aspek; fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

(12)

142 pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (7) berkomunikasi secara; efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Komunikasi

Menurut Suminar (2011: 1.5) perihal komunikasi bahwa secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatio. Kata asli

communicatio adalah communis yang memiliki arti sama (seperti halnya dalam bahasa Inggris common). ”sama” disini maksudnya sama makna dan artinya.

Komunikasi terjadi apabila kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator dan diterima komunikan. Artinya bila terjadi komunikasi, maka tengah terjadi upaya mencapai kesamaan makna mengenai sesuatu hal. Istilah komunikasi semula merupakan fenomena sosial, kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri, dan dewasa ini komunikasi semakin terasa pentingnya sehubungan dengan urgensinya dalam kehidupan manusia. Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan, komunikasi disini dalam konteks hubungan antar manusia atau komunikasi antar manusia.

Pakar komunikasi Hodgetts at. al., (2006; 180) mengatakan bahwa

Communication is the process of transferring meaning from sender to reciever. Komunikasi adalah suatu proses pengiriman pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan. Peristiwa komunikasi sangat luas dan kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia. Komunikasi merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan organisasi. Sejalan dengan pendapat Thomas (2003; 101) Communication-the interchange of messages between people-is the fundamental building block of social experience. Komunikasi adalah suatu perpindahan pesan-pesan diantara orang, komunikasi merupakan hal mendasar dari pengalaman sosial.

(13)

143 Luthans (2006; 372) mengatakan bahwa Communication emphasizes that communication is the understanding of something that is not visible and hidden. Hidden and symbolic element is attached to the culture that gives meaning to the process of communication can be seen. Komunikasi adalah pemahaman terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan tersembunyi. Elemen yang tersembunyi dan simbolis ini melekat pada budaya yang memberikan arti pada proses komunikasi yang dapat dilihat. Akan tetapi, hal yang sama pentingnya adalah komunikasi merupakan proses personal yang mencakup pertukaran perilaku. Selain menjadi proses personal, komunikasi mempunyai implikasi lain. Implikasi perilaku komunikasi menunjukkan bahwa satu-satunya cara agar manusia dapat saling mempengaruhi adalah dengan perilaku yang mereka miliki. Pendapat seirama menurut Ivancevich dan Greenberg dalam Sunyoto (2011; 70) komunikasi sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol (verbal atau non verbal) bersama dari satu orang atau kelompok kepada pihak lain dan komunikasi adalah proses dimana individu, kelompok atau organisasi mengirimkan berbagai bentuk informasi atau pesan kepada orang lain, kelompok atau organisasi. Berdasarkan definisi ini maka baik individu atau kelompok atau organisasi dapat bertindak sebagai pengirim atau sender maupun sebagai penerima atau reciever. Masih sejalan menurut pendapat Arni Muhammad dalam Rivai (2009; 831) komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si-pengirim dan penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Komunikasi dikatakan efektif bila mendapat respon yang diharapkan dari audiens. Komunikasi yang efektif merupakan pemahaman bersama antara individu yang menyampaikan pesan dengan individu yang menerima pesan. Komunikasi sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua atau lebih yang dapat menimbulkan pemahaman suatu masalah.

Menurut Robbins dalam Rivai (2009; 831) komunikasi menjelaskan bahwa memiliki fungsi pengendalian, motivasi mengungkapkan emosi dan informasi. Komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan.

(14)

144 Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan mengenai komunikasi, maka dapat disintesiskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pembentukan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan serta mengelola pesan secara keseluruhan yang terjadi dalam diri seseorang atau lebih dengan maksud tujuan tertentu, dengan dimensi: (1) memiliki fungsi pengendalian, (2) mengungkapkan emosi dan informasi, (3) memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan, (4) memberikan informasi yang diperlukan individu/kelompok untuk mengambil keputusan.

Motivasi Kerja

Menurut Eko Widodo (2014; 183) motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya. Dua orang yang berbeda bisa saja mengatakan dan menyakini bahwa mereka ingin menjadi karyawan yang baik merupakan ukuran dari motivasinya. Walaupun demikian pimpinan tentunya akan lebih memperhatikan kepada apa yang akan mereka lakukan daripada apa yang mereka katakan dan yakini. Motivasi sesungguhnya adalah suatu kekuatan yang menyebabkan seseorang menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang ia katakan, bukan sekedar janji dan keinginan saja. Sejalan dengan pendapat Wukir (2013; 115) kata motivasi berasal dari bahasa latin ”movere” yang berarti to move(untuk bergerak). Motivasi merupakan seperangkat alasan dalam melakukan tindakan tertentu. Motivasi dapat didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang dalam berusaha mencapai tujuannya. Motif merupakan kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Filosofi dan praktik motivasi yang positif dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan.

Menurut Robbins (2003; 155) mengatakan bahwa Motivation as a process involving the intensity, direction, and persistence of a person in order to achieve the goal. Intensity related to how strong a person tries. While the direction of providing the quality of work done. Persistence is a measure of how long a person maintain its efforts. Motivasi sebagai proses yang melibatkan intensitas,

(15)

145 arah, dan kegigihan seseorang dalam upaya mencapai tujuan. Intensitas berhubungan dengan seberapa kuat seseorang mencoba. Sementara arah memberikan kualitas pada usaha yang dilakukan. Kegigihan adalah ukuran seberapa lama seseorang memelihara upayanya. Masih menurut Robbins dalam Rivai (2009; 860) motivasi sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Seiring dengan Wexley (2005; 98) Motivation as a process where energy is given and directed behavior, motivation can not beobserved directly. Motivasi sebagai proses dimana perilaku diberikan energi dan diarahkan, motivasi tidak dapat diamati langsung. Motivasi adalah masalah yang kompleks, tidak ada seperangkat petunjuk yang mudah dan dapat menjamin membangkitkan dan meningkatkan motivasi seseorang. Upaya meningkatkan dan mempertahankan motivasi memerlukan perjuangan tanpa henti bagi para pimpinan dan anggotanya. Motivasi diri (self motivation) memegang peranan penting, untuk terus berhasil, ahli dibidang tertentu, bangga akan kemampuannya, percaya diri akan turut mendorong motivasi diri seseorang. Proses motivasi merupakan sesuatu yang kompleks. Setiap orang adalah unik, mempunyai kebutuhan yang berbeda, mempunyai tujuan yang berbeda dan melakukan tindakan yang berbeda untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, memahami proses motivasi tidak dapat dilakukan dengan menggunakan satu macam pendekatan saja. Praktek motivasi dapat berjalan dengan efektif bila didasarkan dengan pemahaman yang cukup mengenai komponen yang terlibat. Untuk organisasi seperti perguruan tinggi agar dapat berfungsi dengan efisien dan efektif keberadaan semua instrumen penunjang pendidikan, seperti uang, fasilitas fisik, peralatan pembelajaran, peraturan dan kebijakan hingga sumber daya manusia merupakan hal yang esensial. Sumber daya manusia khususnya tutor yang memegang inti proses kegiatan dalam sekolah merupakan faktor penting yang menentukan kesuksesan perguruan tinggi. Oleh karena itu, kualitas kinerja tutor didalam perguruan tinggi harus mendapatkan perhatian khusus.

Sweeney (2002: 84) mengatakan bahwa:Motivation is a psychological state that reflects an intention to act in a certain way, so that the most approriate way to describe motivation as a process that uses a ”trigger” to

(16)

146

evoke the spirit of the business or by using the right steps towards achieving the target behavior. Motivasi adalah keadaan psikologis yang merefleksikan sebuah maksud untuk bertindak dengan cara tertentu, sehingga cara yang paling tepat untuk menggambarkan motivasi sebagai suatu proses yang menggunakan ”pemicu” untuk membangkitkan usaha atau semangat pekerja dengan menggunakan langkah-langkah tepat dengan perilaku menuju pencapaian target. Hal senada diungkapkan oleh Stone (2005; 412) Motivation as an internal state that affects the employee to engage in particular conduct, or a set of factors that cause employees willing to behave in one way, but it is very complex. Motivasi sebagai suatu status internal yang mempengaruhi karyawan untuk melibatkan khususnya perilaku, atau satu set faktor yang menyebabkan karyawan mau berperilaku dalam satu cara, tetapi ini sangat kompleks. Senada diungkapkan Ivancevich (2007; 56) Motivation is a unity of attitudes that predispose people to act on specific purpose as directed motivation is a strength in that it can provide power, groove, and support human behavior to achieve goals. Motivasi adalah suatu kesatuan dari sikap yang mempengaruhi orang untuk bertindak pada tujuan spesifik secara terarah. Motivasi adalah satu kekuatan dalam yang dapat memberikan tenaga, alur dan dukungan perilaku manusia untuk mencapai tujuan.

Kerangka Teoritik

1. Kompetensi dan Motivasi Kerja

Kompetensi yang termasuk kedalam kompetensi pedagogik adalah pemahaman dan kemampuan dalam mengelola pembelajaran, dengan seperangkat karakteristik berupa: kemampuan, perilaku, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan satu sama lain agar mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan benar.

Motivasi kerja adalah suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorangyang dimulai dari pemenuhan kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk

(17)

147 melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya.

Dalam suasana belajar peserta didik mengaktifkan dirinya untuk berdinamika dan berinteraksi dengan tutor untuk mencapai tujuan, melalui proses pembelajaran tutor mengembangkan dinamika dan iklim yang kondusif sehingga terbangunlah suasana belajar yang saling berinteraksi. Dengan demikian apabila kemampuan kompetensi pedagogik seorang tutor semakin baik, maka akan mendorong perilakunya untuk bertindak baik pula yang ditunjukkan terhadap motivasi kerjanya dalam pelaksanaan tugas sebagai tutor. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diduga kompetensi berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja.

2. Komunikasi dan Motivasi Kerja

Komunikasi adalah suatu proses pembentukan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan serta mengelola pesan secara keseluruhan yang terjadi dalam diri seseorang atau lebih dengan maksud tujuan tertentu. Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan berorganisasi dan merupakan proses personal yang mencakup pertukaran perilaku. Selain menjadi proses personal, komunikasi mempunyai implikasi lain.Implikasi perilaku komunikasi menunjukkan bahwa satu-satunya cara agar manusia dapat saling mempengaruhi adalah dengan perilaku yang merekamiliki.

Motivasi kerja adalah suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorang yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi kerja tidak terlepas dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau berperilaku, berbuat dan bertindak. Faktor pendorong ini sering kali diidentikkan dengan kebutuhan atau keinginan. Kebutuhan atau keinginan yang dirasakan oleh

(18)

148 setiap tutor pada dasarnya berbeda-beda. Selain dari pada itu, kebutuhan atau keinginan yang dirasakan tutor sangat kompleks sifatnya.

Pentingnya kemampuan komunikasi bagi setiap tutor dalam menjalankan tugas menjadikannya sebagai acuan dalam meningkatkan motivasi kerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Komunikasi merupakan indikator yang berpengaruh dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan komunikasi tutor berjalan dengan baik maka motivasi kerja dapat meningkat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diduga komunikasi berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja.

3. Kompetensi dan Kinerja

Kompetensi yang termasuk kedalam kompetensi pedagogik adalah pemahaman dan kemampuan dalam mengelola pembelajaran, dengan seperangkat karakteristik berupa: kemampuan, perilaku, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan satu sama lain agar mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan benar. Dalam suasana belajar peserta didik mengaktifkan dirinya untuk berdinamika dan berinteraksi dengan pendidik untuk mencapai tujuan,melalui proses pembelajaran pendidik mengembangkan dinamika dan iklim yang kondusif terbangunlah suasana belajar yang saling berinteraksi.

Kinerja adalah aktivitas individu maupun kelompok dalam bentuk unjuk kerja baik pencapaian kualitas dan maupun kuantitas. Seberapa besar kontribusi terhadap fungsi pekerjaan pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya guna mencapai sasaran serta tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu yang dirangkaikan dalam aktivitas manajemen. Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi, kinerja individu adalah bagian dari hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja perguruan tinggi adalah gabungan dari kierja individu totor dan kinerja kelompok dalam hal ini kelompok belajar ahasiswa yang dikelola oleh Universitas Terbuka.

(19)

149 Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan kompetensi bagi setiap tutor sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Kompetensi pedagogik mempunyai pengaruh terhadap kinerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan kompetensi pedagogik tutor diimplementasikan dengan baik maka kinerja dapat meningkat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diduga kompetensi berpengaruh langsung terhadap kinerja.

4. Motivasi Kerja dan Kinerja

Motivasi kerja adalah suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorangyang dimulai dari pemenuhan kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu, motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya.

Kinerja adalah aktivitas individu maupun kelompok dalam bentuk unjuk kerja baik pencapaian kualitas dan maupun kuantitas. Seberapa besar kontribusi terhadap fungsi pekerjaan pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya guna mencapai sasaran serta tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu yang dirangkaikan dalam aktivitas manajemen. Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi, kinerja individu adalah bagian dari hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja perguruan tinggi adalah gabungan dari kierja individu totor dan kinerja kelompok dalam hal ini kelompok belajar mahasiswa yang dikelola oleh Universitas Terbuka.

Menunjukkan bahwa bekerja untuk pencapaian individu membuat tujuan merupakan suatu motivasi. Bahwa motivasi didorong oleh tujuan atau target yang dibuat oleh diri sendiri. Kinerja akan meningkat ketika individu membuat tujuan yang spesifik untuk diri mereka sendiri. Kualitas kinerja secara umum dibentuk oleh seberapa sulit dan bagaimana tujuan tersebut didefinisikan

(20)

150 secara spesifik. Dengan demikian dapat dikatakan apabila motivasi kerja tutor terarah dan spesifik maka kinerja dapat meningkat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diduga motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja.

5. Komunikasi dan Kinerja

Komunikasi adalahsuatu proses pembentukan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan serta mengelola pesan secara keseluruhan yang terjadi dalam diri seseorang atau lebih dengan maksud tujuan tertentu. Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi dikatakan efektif bila mendapat respon yang diharapkan dari audiens. Komunikasi yang efektif merupakan pemahaman bersama anatara individu yang menyampaikan pesan dengan individu yang menerima pesan. Komunikasi sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua atau lebih yang dapat menimbulkan pemahaman suatu masalah.

Kinerja adalah aktivitas individu maupun kelompok dalam bentuk unjuk kerja baik pencapaian kualitas dan maupun kuantitas. Seberapa besar kontribusi terhadap fungsi pekerjaan pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya guna mencapai sasaran serta tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu yang dirangkaikan dalam aktivitas manajemen. Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi, kinerja individu adalah bagian dari hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja perguruan tinggi adalah gabungan dari kierja individu totor dan kinerja kelompok dalam hal ini kelompok belajar mahasiswa yang dikelola oleh Universitas Terbuka.

Bahwa dalam kegiatan pelaksanaan tutorial terhadap pencapaian tujuan peningkatan kinerja dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi. Melalui komunikasi yang berjalan baik maka akan dapat memberikan pengaruh tentang tanggungjawab pekerjaan yang membuat tutor dapat bertindak dengan rasa tanggungjawab pada diri sendiri yang padawaktu bersamaan dapat

(21)

151 meningkatkan kinerja tutor. Dengan demikian dapat dikatakan apabila komunikasi tutor terarah dan spesifik maka kinerja dapat meningkat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diduga komunikasi berpengaruh langsung terhadap kinerja.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja 2. Komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja 3. Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja

4. Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja 5. Komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja

Model Hipotesis Penelitian Ket: X1 = Kompetensi X2 = Komunikasi X3 = Motivasi Kerja X4 = Kinerja METODOLOGI PENELITIAN X1 X2 X3 X4

(22)

152 Berdasarkan permasalahan penelitian ini, tujuan umum penelitian ini adalah memperoleh data empiris mengenai variabel yang berhubungan dengan kompetensi, komunikasi, motivasi kerja dan kinerja, secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh langsung kompetensi terhadap motivasi kerja, (2) pengaruh langsung komunikasi terhadap motivasi kerja, (3) pengaruh langsung kompetensi terhadap kinerja, (4) pengaruh langsung motivasi kerja tehadap kinerja, dan (5) pengaruh langsung komunikasi terhadap kinerja.

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisa jalur (path analysis) yang dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel dan digunakan bertujuan memeriksa dan membenarkan model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan teori. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh tutor yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berjumlah 544 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proporsional random sampling

menentukan sampling yang diperlukan untuk suatu populasi penulis menggunakan pendekatan dengan rumus Slovin sehingga didapat sebanyak 230 orang.

Instrumen penelitian untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan untuk variabel kinerja tutor, kompetensi pedagogik, komunikasi, dan motivasi kerja. Instrumen yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan kepada 120 orang tutor. Kuisioner didisain dalam bentuk dalam bentuk skala peringkat berupa pernyataan-pernyataan yang diajukan dilengkapi dengan alternatif jawaban dengan bobot peringkat sebagai berikut; 5 = selalu, 4 = sering, 3 = kadang-kadang, 2 = jarang, 1 = tidak pernah serta pilihanberganda dengan pilihan jawaban sebagai berikut; 1 = jawaban benar dan 0 = jawaban salah. Pengujian instrumen dilakukan untuk melihat tingkat keabsahan (validity) digunakan rumus korelasi Pearson Product Momentdan rumus Point Biserial sedangkan keandalan (reliability) digunakan rumus Alpha Cronbach.

(23)

153 Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian persyaratan analisis, meliputi uji normalitas dan linieritas.(Tabel.1.)

Tabel.1.

Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Galat TaksiranRegresi

No

Galat Taksiran

Regresi

Lhitung Ltabel Keputusan Kesimpulan

1 X3 atas X1 0,1492 0,1843 Ho diterima Normal

2 X3 atas X2 0,0985 0,1843 Ho diterima Normal

3 X4 atas X1 0,1495 0,1843 Ho diterima Normal

4 X4 atas X3 0,1820 0,1843 Ho diterima Normal

5 X4 atas X2 0,1217 0,1843 Ho diterima Normal

Selanjutnya pengujian linieritas regresi dilakukan dengan menggunakan prosedur Anava Tabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa Ho diterima atau pola hubungan antara variabel eksogen dan endogen adalah linier. (Tabel.2.)

Tabel.2.

Ringkasan HasilUji Linieritas

No Model Regresi Fhitung Ftabel Kesimpulan

1 X3= 13,908 + 4,941X1 1,244 1,35 Linier

2 X3= 16,447 + 0,736X2 1,143 1,35 Linier

3 X4= 11,161 + 3,825X1 0,955 1,35 Linier

4 X4= 18,580 + 0,810X3 1,348 1,35 Linier

5 X4= 23,49 + 0,678X2 0,972 1,35 Linier

Sebelum dilakukan pengujian model, dengan menggunakan metode analisis jalur, maka data telah diuji dan memenuhi seluruh persyaratan. Korelasi antar variabel yang terkait signifikansi dan seluruh koefisien korelasi antar variabel menunjukkan hubungan positif dan signifikan pada α = 0,05. (Tabel.3.)

Tabel.3.

Matriks Koefisien Korelasi antar Variabel

X1 X2 X3 X4

X1 1,000 0,745 0,895 0,684

X2 1,000 0,813 0,739

(24)

154

X4 1,000

Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan koefisien jalur menggunakan aplikasi SPSS v.17. Diagram jalur dan koefisien jalur yang dihasilkan adalah sebagai berikut: (Gambar.1.)

Gambar.1. Struktur Jalur Analisis

Ringkasan koefisien jalur dan hasil pengujian hipotesis model. (Tabel.4) Tabel.4.

Ringkasan Hasil Perhitungan Koefisien Jalur No Variabel ttabel thitung Kesimpulan

1 X3atas X1 0,608 15,839 Signifikan 2 X3atas X2 0,195 4,050 Signifikan 3 X4atas X1 0,184 2,141 Signifikan 4 X4atas X3 0,744 7,551 Signifikan 5 X4atas X2 0,271 4,120 Signifikan PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara umum terbukti sebagai berikut:

X1 X2 X3 X4 ρ41=0,184 ρ43=0,744 ρ42=0,271 8 ρ32=0,195 ρ31=0,608

(25)

155 Pertama, Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja tutor. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa kompetensi yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan motivasi kerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi merupakan kemampuan, perilaku, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan satu sama lain agar mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan benar, meliputi: karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum, menyelenggarakan pembelajaran, memanfaatkan teknologi informasi, memfasilitasi pengembangan potensi, berkomunikasi, menyelenggarakan dan memanfaatkan penilaian dan evaluasi, dan melakukan tindakan reflektif. Sejalan dengan hasil penelitian Suharini (2009: 1) bahwa guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya bidang pendidikan sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Dengan adanya hal tersebut perlu standar kompetensi guru agar kita memiliki guru profesional yang memenuhi standar sesuai dengan kebutuhan. Menurut Wahyudi (2012; 22) kompetensi adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik. Hal yang sama diungkapkan oleh Janawi (2011; 63) kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007. Dua pendapat tersebut mengacu pada Permendiknas. Kompetensi pedagogik nampaknya merupakan kompetensi yang tertua dan bahkan sudah menjadi tuntunan mutlak bagi manusia sebagaipendidik, khususnya bagi pendidik ketika dirumah yaitu orang tua dan ketika di sekolah yaitu guru, kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.

(26)

156 Menurut Eko Widodo (2014; 183) pengertian motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya. Dua orang yang berbeda bisa saja mengatakan dan menyakini bahwa mereka ingin menjadikaryawan yang baik merupakan ukuran dari motivasinya. Motivasi kerja adalah suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorang yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi kerja tidak terlepas dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau berperilaku, berbuat dan bertindak. Faktor pendorong ini sering kali diidentikkan dengan kebutuhan atau keinginan.Kebutuhan atau keinginan yang dirasakan oleh setiap tutor pada dasarnya berbeda-beda. Selain dari pada itu, kebutuhan atau keinginan yang dirasakan tutor sangat kompleks sifatnya.Hal ini menunjukkan pentingnya kompetensi pedagogik sebagai acuan dalam meningkatkan motivasi kerja tutor. Kompetensi mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan kompetensi ditingkatkan maka motivasi kerja dapat meningkat.

Kedua, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja tutor. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan motivasi kerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi merupakan suatu proses pembentukkan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan serta mengelola pesan secara keseluruhan yang terjadi dalam diri tutor, seperti fungsi pengendalian, pengungkapan emosi dan informasi, memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan, dan memberikan informasi yang diperlukan individu/kelompok untuk mengambil keputusan. Seirama dengan penelitian Wisnu (2010; 66-77) bahwa dalam kehidupan berorganisasi pencapaian tujuan dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi.

(27)

157 Melalui komunikasi maka akan dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat karyawan dapat bertindak dengan rasa tanggungjawab pada diri sendiri yang pada waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja para karyawan. Menurut pakar komunikasi Hodgetts (2006; 180) komunikasi adalah suatu proses pengiriman pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan.Peristiwa komunikasi sangat luas dan kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia.Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan organisasi. Sedangkan menurut Thomas (2003; 101) komunikasi adalah suatu perpindahan pesan-pesan diantara orang, komunikasi merupakan hal mendasar dari pengalaman sosial. Hal yang sama diungkapkan oleh Luthans (2006; 372) yang menekankan bahwa komunikasi adalah pemahaman terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan tersembunyi. Elemen yang tersembunyi dansimbolis ini melekat pada budaya yang memberikan arti pada proses komunikasi yang dapat dilihat. Akan tetapi, hal yang sama pentingnya adalah komunikasi merupakan proses personal yang mencakup pertukaran perilaku. Selain menjadi proses personal, komunikasi mempunyai implikasi lain.Implikasi perilaku komunikasi menunjukkan bahwa satu-satunya cara agar manusia dapat saling mempengaruhi adalah dengan perilaku yang merekamiliki.

Menurut Sweeney (2002; 84) motivasi adalah keadaan psikologis yang merefleksikan sebuahmaksud untuk bertindak dengan cara tertentu, sehinggacara yang paling tepat untuk menggambarkan motivasi sebagai suatu prosesyang menggunakan ”pemicu” untuk membangkitkan usaha atau semangat pekerja dengan menggunakan langkah-langkah tepat dengan perilaku menuju pencapaian target.Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan komunikasi sebagai acuan dalam meningkatkan motivasi kerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap komunikasi karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat

(28)

158 keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan komunikasi tutor ditingkatkan maka motivasi kerja dapat meningkat.

Ketiga, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan kinerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi yang termasuk kedalam kompetensi pedagogik merupakan kemampuan, perilaku, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan satu sama lain agar mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan benar, meliputi: karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum, menyelenggarakan pembelajaran, memanfaatkan teknologi informasi, memfasilitasi pengembangan potensi, berkomunikasi, menyelenggarakan dan memanfaatkan penilaian dan evaluasi, dan melakukan tindakan reflektif. Sejalan dengan penelitian dari Wardoyo (2011; 310-317) berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.14/2005 tentang guru dan dosen menyebut 4 kompetensi guru: meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang merupakan komponen profesionalitas guru bersama variabel kompensasi menentukan kualitas kinerja. Temuan penelitian mengatakan bahwa kompetensi pedagogik, kepribadian, dan profesional berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, sedangkan kompetensi sosial dan kompensasi berpengaruh tidak signifikan.Hal senada menurut penelitian Habibi, (2013; 4) bahwa guru selalu dituntut untuk memiliki kemampuan. Oleh karena itu guru harus profesional dalam menjalankan sebagai pendidik dan pengajar disekolah. Temuan ini sejalan dengan pendapat Suparno (2002; 41) menunjukkan bahwa kompetensi (1) ialah kemampuan memahami situasi atau permasalahan dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan, mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi pola keterkaitan, antara masalah yang bersifat tidak tampak, atau kemamuan mengidentifikasi masalah mendasar dalam situasi yang kompleks, (2) yaitu penguasaan pengetahuan eksplisit, berupa keahlian atau keterampilan untuk menyelesaikan

(29)

159 suatu pekerjaan serta motivasi untuk mengembangkan, menggunakan, dan mendistribusikan pengetahuan atau keterampilan kepada orang lain dalam hal ini adalah siswa. Namun sebaliknya menurut penelitian Rizky, (2014; 1-2) bahwa diketahui kompetensi terhadap pengembangan karir guru berpengaruh tidak signifikan, hal ini dijelaskan pada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja bahwa kompetensi ini merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru, sehingga tidak berpengaruh terhadap kinerja maupun pengembangan karir guru. Menurut Yamin (2010; 9) kompetensi pedagogik dapat digambarkan menjadi sebagai pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam suasana belajar peserta didik mengaktifkan dirinya untuk berdinamika dan berinteraksi dengan pendidik untuk mencapai tujuan, melalui proses pembelajaran pendidik mengembangkan dinamika dan iklim yang kondusif terbangunlah suasana belajar yang salingberinteraksi. Kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.

Menurut Armstrong (2006; 7) kinerja adalah sebagai perilaku dan hasil perilaku yang berasal dari si-pelaku yang mengubah kinerja dari yang bersifat abstrak menjadi kedalam bentuk tindakan. Tidak hanya merupakan instrumen untuk mencapai hasil, perilaku merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, produk usaha mental dan fisik yang diterapkan dalam pelaksanaan tugas, serta dapat dinilai secara terpisah dari hasil. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan kompetensi sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Kompetensi pedagogik mempunyai pengaruh terhadap kinerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan kompetensi tutor ditingkatkan maka kinerja dapat meningkat.

(30)

160 Keempat, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa motivasi kerja yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan kinerja tutor. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi kerja merupakan suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorang yang dimulai dari memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu, yang meliputi: kebutuhan, dorongan, dan insentif. Sejalan dengan penelitian Kasenda (2013; 853-859) bahwa keberadaan sumber daya manusia didalam suatu perusahaan memegang peran penting. Perusahaan harus mamupu membangun dan meningkatkan kinerja didalam lingkungannya. Perusahaan harus menempuh beberapa cara misalnya pemberian kompensasi yang layak, pemberian motivasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja, artinya jika terjadi peningkatan motivasi akan meningkatkaan kinerja. Teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow menurut Luthan (2006; 270) motivasi adalah suatu proses yang dimulai dari kebutuhan fisiologi dan psikologi yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang mengarah pada tujuan atau insentif. Motivasi mencakup 3 (tiga) elemen yang saling berinteraksi, yaitu: (1) kebutuhan, kebutuhan tercipta ketika terjadi ketidakseimbangan fisiologis dan psikologis, (2) dorongan,tercipta untuk memenuhi kebutuhan, (3) insentif, segala hal yang dapat memenuhi kebutuhan dan menurunkan dorongan.Motivasi kerja adalah suatu proses perilaku dalam menggerakkan diri seseorang yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan fisiologi dan psikologi, serta dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi kerja tidak terlepas dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau berperilaku, berbuat dan bertindak. Faktor pendorong ini sering kali diidentikkan dengan kebutuhan atau keinginan.Kebutuhan atau keinginan yang dirasakan oleh setiap tutor pada dasarnya berbeda-beda. Selain dari pada itu, kebutuhan atau keinginan yang dirasakan tutor sangat kompleks sifatnya.

Sedangkan menurut Silva (2006; 191) Performance unrecorded variables are believed to influence only one recorded variable directly, the are commonly modeled as noise. Kinerja merupakan beberapa variabel tidak teramati diyakini

(31)

161 mempengaruhi hanya satu variabel teramati secara langsung, dimana variabel laten disebut juga dengan hidden variables/model parameters/hypotetical variables. Menurut Daft (2008; 13) dalam Edward Tanujaya adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.Kinerja adalah aktivitas individu maupun kelompok dalam bentuk unjuk kerja baik pencapaian kualitas dan maupun kuantitas. Seberapa besar kontribusi terhadap fungsi pekerjaan pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya guna mencapai sasaran serta tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu yang dirangkaikan dalam aktivitas manajemen.Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi, baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Kinerja individu adalah bagian dari hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja perguruan tinggi adalah gabungan dari kinerja individu tutor dan kinerja kelompok, dalam hal ini (Kelompok Belajar Mahasiswa) yang dikelola oleh perguruan tinggi. Pada dasarnya motivasi kerja dapat memacu tutor untuk bekerja secara cerdas dan tuntas sehingga dapat mencapai tujuan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan motivasi kerja sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan motivasi kerja ditingkatkan maka kinerja dapat meningkat.

Kelima, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan kinerja tutor.

Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi merupakan proses pembentukkan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan serta mengelola pesan secara keseluruhan yang terjadi dalam diri tutor, yang meliputi: fungsi pengendalian, pengungkapan emosi dan informasi, memfasilitasi pelepasan

(32)

162 ungkapan emosi perasaan, dan memberikan informasi yang diperlukan individu/kelompok untuk mengambil keputusan. Sejalan dengan penelitian Wisnu (2010; 66-77) perihal dalam kehidupan organisasi pencapaian tujuan dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi. Melalui komunikasi maka dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat karyawan dapat bertindak dengan rasa tanggungjawab pada diri sendiri yang pada waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja para karyawan. Adanya kerjasama yang yang harmonis ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja para karyawan. Selain itu karyawan memerlukan motivasi kerja. Temuan penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja, dimana variasi perubahan kinerja kinerja karyawan dipengaruhi variabel komunikasi, motivasi kerja dan faktor-faktor lainnya. Menurut Luthans (2006; 372) menekankan bahwa komunikasi adalah pemahaman terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan tersembunyi. Elemen yang tersembunyi dansimbolis ini melekat pada budaya yang memberikan arti pada proses komunikasi yang dapat dilihat. Akan tetapi, hal yang sama pentingnya adalah komunikasi merupakan proses personal yang mencakup pertukaran perilaku. Selain menjadi proses personal, komunikasi mempunyai implikasi lain. Implikasi perilaku komunikasi menunjukkan bahwa satu-satunya cara agar manusia dapat saling mempengaruhi adalah dengan perilaku yang merekamiliki.

Menurut TR Mitchell dalam Sedarmayanti (2009; 51) bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: (1) quality of work/kualitas kerja, (2)

promtness/ketepatan, (3) initiative/inisiatif, (4) capability/kemampuan, and (5)

comunication/komunikasi. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan komunikasi sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dari pihak penyelenggara pendidikan. Komunikasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karena merupakan indikator dalam menentukan pencapaian tingkat keberhasilan perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan apabila kemampuan komunikasi ditingkatkan maka kinerja dapat meningkat.

(33)

163 Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dihasilkan bebrapa temuan penelitian yang dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan kompetensi tinggi, maka akan meningkatkan motivasi kerja. (2) Komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi, maka akan meningkatkan motivasi kerja. (3) Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap terhadap kinerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan kompetensi tinggi, maka akan meningkatkan kinerja. (4) Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki motivasi kerja tinggi, maka akan meningkatkan kinerja. (5) Komunikasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja. Maknanya bahwa tutor yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi, maka akan meningkatkan kinerja.

IMPLIKASI

Berdasarkan simpulan diatas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap masih relevan dengan variabel yang diteliti. Implikasi tersebut antara lain: (1) Jika kompetensi yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan motivasi kerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan, antara lain: pendidikan dan pelatihan, training, kursus singkat, workshop, seminar dan diskusi-diskusi yang berkaitan dengan kompetensi sehingga terciptalah peningkatan kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya dorongan motivasi kerja tutor. (2) Jika komunikasi yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan motivasi kerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan, diantaranya: pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan komunikasi terkini dan teknologi informasi yang semakin canggih sehingga terbentuklah peningkatan kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya motivasi kerja tutor. (3) Jika kompetensi yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan kinerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan, antara lain: pendidikan dan pelatihan, training, kursus singkat, workshop, seminar dan diskusi-diskusi yang berkaitan dengan kompetensi sehingga terciptalah peningkatan kualitas tutor

(34)

164 yang berdampak pada meningkatnya kinerja tutor. (4) Jika motivasi kerja yang dimiliki oleh tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan kinerja tutor. Upaya yang dapat dilakukan melalui kegiatan ceramah-ceramah dari para tokoh agama dan para motivator profesional sehingga terbangunlah kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya kinerja tutor. (5) Jika komunikasi yang dimiliki tutor ditingkatkan, maka akan semakin meningkatkan kinerja tutor. Upaya ini dapat dilakukan dalam mengontrol serta pengendalian melalui kegiatan, diantaranya: pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan komunikasi terkini dan teknologi informasi yang semakin canggih sehingga terbentuklah peningkatan kualitas tutor yang berdampak pada meningkatnya motivasikerja tutor.

SARAN

Berdasarkan temuan penelitian, simpulan dan implikasi penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran terhadap pihak-pihak: (1) Bagi tutor, untuk meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan lanjutan baik program studi S2 maupun program studi S3, mengikuti Diklat uji kompetensi, workshop, simposium, seminar, diskusi panel atau kursus-kursus agar kompetensi tutor dapat ditingkatkan. Disarankan senantiasa para tutor menjaga konsistensi motivasi untuk meningkatkan dan membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja terutama mutu pendidikan. (2) Bagi Kelompok Belajar Mahasiswa (KBM) harus bersinergi mendukung dan memberikan bantuan dalam hal penyediaan tenaga tutor, para mahasiswa maupun pengelolaan pembelajaran dengan Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Pangkalpinang (UPBJJ-UT) Pangkalpinang. (3) Bagi Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Pangkalpinang (UPBJJ-UT) Pangkalpinang selaku penanggungjawab penyelangga tutorial harus mendukung dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para tutor untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi agar lebih berkompeten dibidangnya. (4) Bagi Kepala Daerah dan Kepala Dinas Pendidikan supaya mendukung proses belajar-mengajar hendaknya memberikan ijin pakai kelas tempat belajar di sekolah-sekolah negeri maupun swasta, menyediakan sarana pendukung seperti infocus dan internet, bahkan website untuk pembelajaran. (5) Bagi para

(35)

165 peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menambah beberapa variabel atau faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja para tutor.

DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Michael, Performance Management

Key Strategiesand Practical Guidelines, London: Kagan Page, 2006.

Bush, Tony dan Less Bell, The Principles And Practice of Educational Management, California: The Crowell Press, 2002.

Colquitt, Jason A, Jeffry A. Lepine dan Michael J. Wesson, Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in The Workplace. New York: Mc Graw-Hill, 2009.

Thomas, Davis C, dan Kerr Inkason, Cultural Intelegence, San Fracisco: Errett-Koeher Publisher Inc, 2003.

Daft, Richard L, Management. Manajemen, Edisi Keenam, Penerjemah Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina, Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Eko Widodo, Suparno, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia,

Jakarta: Jaya Media, 2014.

Hodgetts, Richard M, Fred Luthan dan Jonathan P, International Management Culture; Strategy and Behavior, Sixth Edition, NewYork: McGraw-Hill Education, 2006.

George, Jennifer M dan Gareth R. Jones.Understanding and Managing Organizational Behavior. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, 2005.

Habibi, Beni, Budaya Organisasi, Kompensasi, dan Kompetensi Pedagogik

serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru, Jurnal

http://ejournal.upstac.id/index.php/Cakrawala/article/download/262/265 (diakses 29 November 2014).

Ivancevich, John M, Human Resources Management, New York: Mc Griw Hall, 2007.

Janawi, Kompetensi Guru, Citra Guru Profesional, Bandung: Alfabeta, 2011. Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. Organizational Behavior, Key Concep, Skill

and Best Practice, New York: Mc Graw-Hill, 2009.

Luthans, Fred, Organizational Behavior, Eleventh Edition, Penerjemah Vivin Andhika, Yogyakarta, Andi: 2006.

McShane, Steven L dan Mary Ann Von Glinov, Organizational Behavior: Emerging Realities for Workplace Revolution, New York: Mc Graw-Hill, 2008.

Payong, Marselus R, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, Jakarta: Indeks, 2011.

Prayitno dan Belferik Manullang, Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa, Jakarta: Grasindo, 2011.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Guru dan Dosen.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, Management. England: Pearson Education Limited, 2013.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan melalui 3 tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan pembinaan, untuk memberikan pemahaman tentang manajemen keuangan, (2)

To use the slice predicate, you create a predicate object populated with the column names you want, and pass it to your read operation. Getting Particular Column Names with

Berdasarkan fenomena dan perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diatas, maka peneliti tertarik untuk menguji kembali penelitian mengenai pengaruh Return

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan mikroalga Chlorella sp dengan produk biomassa dan diharapkan mampu memberikan materi

Meminta ikut beristirahat atau meminta waktu mitra tutur dalam koteks di atas tidak menggunakan kalimat seperti “ ayo beristirahat dulu” atau “ayo temani saya”

Kontrol ve deney grubunda yer alan öğrencilerin Fen ve Teknoloji dersine karşı tutumları Nuhoğlu (2008) tarafından geliştirilen “tutum ölçeği” ile araştırma beceri

Program kerjasama ini telah didesain dengan tujuan untuk memberikan arahan strategis bagi UNODC Indonesia Office pada program kerja yang akan dilakukan di Indonesia serta untuk

Merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah yang diambil, dengan obyek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Nafkah Madliyah Anak Pasca Perceraian