• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selama penelitian, neonatus yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 67 neonatus. Dimana dari 67 sampel, dibagi menjadi dua kelompok. neonatus yang hilang dari pemantauan dan yang tidak setuju mengikuti penelitian sebanyak 7 orang, masing-masing 4 neonatus dari kelompok yang mendapat fototerapi berjarak 20 cm dan 3 neonatus dari dari kelompok yang mendapat fototerapi berjarak 40 cm (Gambar 4.1)

Gambar 4. 1. CONSORT diagram

Neonatus hiperbilirubinemia memenuhi kriteria inklusi (n=67)

Randomisasi

Fototerapi berjarak 20 cm (n=34) Fototerapi berjarak 40 cm (n=33)

Hilang dari pemantauan (n=1) Tidak setuju (n=3)

Hilang dari pemantauan (n=2) Tidak setuju (n=1)

Mengikuti penelitian dan pemantauan kadar bilirubin awal, 12 jam, dan 24 jam fototerapi (n=30)

Tabel 4.1. Karakteristik Sampel

Karakteristik Fototerapi

Jarak 20 cm* (n=30)

Fototerapi Jarak 40 cm* (n=30)

Jenis Kelamin (Rasio laki-laki/perempuan) 13/17 17/13 Usia saat difototerapi (hari) 4.90 (1.16) 4.90 (1.35) Berat Badan (gram) 2841.67 (190.77) 2720 (180.80)

Temperatur (ºC) 37.04 (0.27) 36.80 (0.28)

Albumin (g/dL) 2.98 (0.24) 2.77 (0.17)

Hemoglobin (g/dL) 14.17 (0.91) 14.03 (1.03)

* nilai berupa mean (SD)

Neonatus yang memperoleh fototerapi berjarak 20 cm sebagian besar berjenis kelamin perempuan (17 orang) sedangkan pada neonatus yang mendapat fototerapi berjarak 40 cm kebanyakan berjenis kelamin laki-laki (17 orang). Neonatus pada kedua kelompok rata-rata berusia 4.9 hari dengan berat badan masing-masing 2841.67 gram untuk neonatus yang mendapat fototerapi berjarak 20 cm dan 2720 gram untuk neonatus dengan fototerapi berjarak 40 cm. (tabel 4.1.)

Tabel 4.2. Perbedaan Kadar Bilirubin Setelah Fototerapi Berjarak 20 cm dan Fototerapi 40 cm

Variabel Fototerapi jarak 20 cm* (n=30)

Fototerapi jarak P 40 cm* (n=30)

Kadar bilirubin awal (mg/dL) 18.79 (1.73) 17.68 (1.46) 0.01 Kadar bilirubin 12 jam

fototerapi (mg/dL) 14.97 (1.65) 17.62 (1.44) 0.001 Penurunan bilirubin 12 jam

fototerapi (mg/dL) 3.82 (0.71) 0.06 (0.17) 0.001 Kadar bilirubin 24 jam

fototerapi (mg/dL) 11.17 (1.77) 15.74 (1.51) 0.001 Penurunan bilirubin 24 jam

fototerapi (mg/dL)

Penurunan bilirubin sejak awal fototerapi sampai 24 jam fototerapi (mg/dL)

3.80 (0.77)

7.62 (1.01)

1.88 (0.82) 0.001

1.94 (0.83) 0.001 * nilai berupa mean (SD)

Pada fototerapi berjarak 20 cm, kadar bilirubin menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dari seluruh pengamatan dan terlihat adanya kecenderungan penurunan kadar bilirubin sebelum pemberian fototerapi sampai 24 jam fototerapi. Besar penurunan setelah 12 jam pemberian fototerapi adalah sebesar 3.82 mg/dL. Nilai penurunannya tidak jauh berbeda pada pengamatan 12 sampai 24 jam pemberian fototerapi yakni 3.80 mg/dL. Penurunan kumulatif sejak awal pemberian fototerapi sampai 24 jam

seluruh pengamatan. Besar penurunan kadar bilirubin pada kelompok ini tidak sebesar penurunan pada kelompok yang memperoleh fototerapi berjarak 20 cm. Besar penurunan billirubin setelah 12 jam pemberian fototerapi hanya sebesar 0.06 mg/dL. Dan penurunan pada pengamatan 12 jam sampai 24 jam sebesar 1.88 mg/dL. Secara kumulatif besar penurunan kadar bilirubin dari sejak awal pemberian fototerapi sampai 24 jam fototerapi berjarak 40 cm hanya sebesar 1.94 mg/dL.

Sebelum pemberian fototerapi, kadar bilirubin awal pada kelompok neonatus yang mendapat fototerapi berjarak 20 cm sedikit lebih tinggi yaitu 18.79 mg/dL dibandingkan kelompok dengan fototerapi berjarak 40 cm yaitu 17.68 mg/dL. Kadar bilirubin pada pengamatan 12 jam fototerapi menunjukkan perbedaan yang signifikan antara fototerapi berjarak 20 cm dengan berjarak 40 cm, dengan nilai bilirubin dengan fototerapi berjarak 20 cm lebih rendah daripada kadar bilirubin dengan fototerapi berjarak 40 cm (14.97 dengan 17.62) mg/dL. Begitu pula dengan kadar bilirubin pada pada pengamatan 24 jam fototerapi, kadar bilirubin pada fototerapi berjarak 20 cm lebih rendah dibandingkan dengan fototerapi berjarak 40 cm (11.17 dengan 15.74) mg/dL . Penurunan kadar bilirubin secara kumulatif menunjukkan pada fototerapi berjarak 20 cm jauh lebih besar daripada fototerapi berjarak 40 cm yaitu masing-masing sebesar 7.62 mg/dL dan 1.94 mg/dL, dan terdapat perbedaan yang bermakna (P < 0.05). Penurunan kadar bilrubin pada fototerapi berjarak 20 cm adalah sebesar 40%, sedangkan pada fototerapi

Intensitas sinar yang diperiksakan dengan menggunakan radiometer merk Dale 40 lebih tinggi pada fototerapi berjarak 20 cm dari neonatus. Dimana intensitas sinar pada fototerapi berjarak 20 cm adalah 13 – 14 µW/cm2/nm, sedangkan pada fototerapi berjarak 40 cm hanya 6 – 7 µW/cm2/nm.

BAB. 5. PEMBAHASAN

Pada penelitian ini data karakteristik sampel di kedua kelompok tidak jauh berbeda. Rata – rata usia neonatus yang mengalami hiperbilirubinemia dan mulai difototerapi adalah pada minggu pertama kelahiran. 1,4 Hal ini berkaitan dengan ikterus fisiologis yang merupakan masalah yang sering pada neonatus, dimana terjadi 60% pada neonatus cukup bulan dan 80% pada neonatus kurang bulan.1,7-10 Pada penelitian ini, usia neonatus pada saat dilakukan fototerapi yaitu pada minggu pertama kelahiran.

Data karakteristik sampel memperlihatkan bahwa rata – rata albumin neonatus pada kedua kelompok adalah <3 mg/dL. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi albumin adalah sebagai pengangkut bilirubin indirek menuju ke hati untuk dikonjugasi.1,28,31 Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendah dan kapasitas ikatan yang kurang.1

Penurunan kadar bilirubin ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain spektrum sinar yang dihasilkan, besar intensitas sinar, luasnya permukaan tubuh yang terpapar, penyebab dari ikterus dan kadar serum bilirubin pada saat fototerapi dimulai.37,39

Terapi sinar atau fototerapi merupakan terapi utama dengan menggunakan sinar untuk pengobatan hiperbilirubinemia indirek pada neonatus. Sinar dari fototerapi mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler

superfisialis dan usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekskresikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati.13

Dari dua kelompok neonatus yang mendapat fototerapi menunjukkan adanya kecenderungan kadar bilirubin yang semakin menurun dibandingkan kadar bilirubin awal sebelum fototerapi. Dijumpai perbedaan bermakna pada penurunan kadar bilirubin 12 jam fototerapi dan 24 jam fototerapi pada dua kelompok studi. Dimana penurunan kadar bilirubin lebih besar pada kelompok neonatus yang mendapat fototerapi berjarak 20 cm dari pada neonates yang mendapat fototerapi berjarak 40 cm.

Pada penelitian ini, penurunan kadar bilrubin pada fototerapi berjarak 20 cm adalah sebesar 40%, sedangkan pada fototerapi berjarak 40 cm hanya sebesar 11%. Pada penelitian Vreman dkk menunjukkan jarak sinar biru yang terbaik untuk menurunkan kadar bilirubin adalah jarak 10 cm dengan penurunan kadar bilirubin sekitar 58% dibandingkan dengan jarak 30 cm dengan penurunan kadar bilirubin sekitar 45% dan 50 cm dengan penurunan kadar bilirubin sekitar 13%.20

Hart G dan Cameron R mendapatkan bahwa fototerapi dengan intensitas sinar maksimal dengan paparan sinar yang luas, maka waktu yang diperlukan untuk fototerapi lebih singkat.40 Sinar yang digunakan pada

menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425 – 475 nm. 19,20 Vreman menyatakan panjang gelombang sinar yang paling baik dalam mengubah bilirubin pada kulit dan sirkulasi adalah 450 –

470nm.29 Penelitian Seidman dkk mengemukakan bahwa sinar biru dengan panjang gelombang 450 nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin.42 Penelitian yang dilakukan oleh Amato dkk membandingkan antara sinar biru dan sinar hijau untuk fototerapi, memberikan hasil bahwa sinar hijau berguna dapat menurunkan bilirubin tetapi tidak sebaik sinar biru dalam menurunkan kadar bilirubin.43 Meisels mengemukakan bahwa bilirubin paling baik diserap oleh sinar biru dengan panjang gelombang 460 nm.30 Penelitian ini menggunakan unit fototerapi standard merk Tessna dengan lampu sinar biru yang cukup efektif dalam menurunkan kadar bilirubin dengan panjang gelombang 425 – 475 nm.

Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar, ditentukan sebagai µW/cm2/nm. Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi, semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serum. Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat radiometer fototerapi.13,35,44 Pada penelitian ini dengan intensitas sinar 425 –

475 nm yang diukur dengan menggunakan radiometer merk Dale 40 dan dilakukan pengukuran intensitas sinar pada awal fototerapi, 12 jam fototerapi, dan 24 jam fototerapi.

Penelitian yang dilakukan oleh Maisels menghasilkan bahwa dengan intensitas sinar 8 – 10 µW/cm2/nm untuk standard fototerapi sementara untuk

intensif fototerapi digunakan intensitas sinar ≥30 µW/cm2/nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin.32 AAP mendefinisikan fototerapi intensif sebagai fototerapi yang menggunakan intensitas sinar sedikitnya 30 µW/cm2/nm dan panjang gelombang yang dapat mencakup seluruh permukaan tubuh neonatus.27 Pada penelitian ini intensitas sinar lebih tinggi pada fototerapi berjarak 20 cm dari neonatus. Dimana intensitas sinar pada fototerapi berjarak 20 cm dijumpai 13 – 14 µW/cm2/nm, sementara pada fototerapi berjarak 40 cm dijumpai hanya 6 – 7 µW/cm2/nm.

Maisels menyatakan bahwa apabila sinar fototerapi diletakkan dengan jarak 20 cm dari bayi dengan menggunakan sinar biru dengan panjang gelombang 430 sampai 490 nm, maka akan menghasilkan intensitas sinar 30 sampai 40 µW/cm2/nm.A Pada penelitian ini, intensitas sinar pada fototerapi berjarak 20 cm yang diukur yaitu 13 sampai 14 µW/cm2/nm.

Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh. Untuk meningkatkan intensitas sinar, maka harus menggeser sinar lebih dekat dengan bayi.13 Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan

penurunan bilirubin setelah mendapat fototerapi berjarak 20 cm dengan fototerapi berjarak 40 cm. Dimana intensitas sinar lebih tinggi pada fototerapi berjarak 20 cm dari pada fototerapi berjarak 40 cm, karena jarak sinar yang lebih dekat pada bayi.

BAB. 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

 Di kedua kelompok, terjadi penurunan kadar bilirubin yang signifikan pada 12 jam dan 24 jam pertama fototerapi.

 Penurunan kadar bilirubin lebih besar dijumpai pada kelompok bayi yang mendapat fototerapi berjarak 20 cm dari pada kelompok bayi yang mendapat fototerapi berjarak 40 cm.

 Fototerapi dengan sumber sinar berjarak 20 cm dari neonatus lebih efektif dalam menurunkan kadar bilirubin pada neonatus dengan hiperbilirubinemia.

6.2. Saran

 Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar untuk membandingkan efektivitas fototerapi.

 Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan fototerapi berjarak 10 cm dari bayi dalam menurunkan kadar bilirubin sesuai anjuran AAP.

Dokumen terkait