• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian ini, diperoleh data hasil pengukuran ketahanan fraktur dentin saluran akar dalam satuan kgf (kilogram force) yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan Newton dan stroke yang adalah kecepatan regangan pada saat fraktur dalam satuan mm/menit. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata ketahanan fraktur antara tiap kelompok perlakuan dan signifikansi perbedaan tersebut, maka digunakan uji analisa varians satu arah (One Way ANOVA) dan uji T-Independent ( Independent-T Independent-Test).

Tabel 1. Uji One Way ANOVA

Kelompok Ketahanan Fraktur P N X ± SD I 9 2310,4±681,7 0,132 II 9 2534,4±880,8 III 9 1792,4±728,8

Keterangan : I : Kelompok yang diirigasi NaOCl 5%, EDTA 17% dan NaOCl 5% II : Kelompok yang diirigasi NaOCl 5%, EDTA 17% dan NaOCl 5%

kemudian dimedikasi Ca(OH)2

III : Kelompok yang diirigasi NaOCl 5%, EDTA 17% dan NaOCl 5% kemudiandimedikasi Ca(OH)

selama 7 hari

Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata ketahanan fraktur dentin saluran akar dan standar deviasi masing-masing kelompok perlakuan. Nilai P > 0,05 menunjukkan

bahwa pada α = 0,05, secara statistik tidak terdapat perbedaan rata-rata ketahanan fraktur pada tiap kelompok perlakuan. Terlihat bahwa kelompok II memiliki nilai ketahanan fraktur yang paling besar yang disusul oleh kelompok I dan III namun nilai rata-rata ini tidak bermakna secara statistik.

Tabel 2. Uji T-Independent

Kelompok P

I dan II 0,555

I dan III 0,139

II dan III 0,069

Untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata ketahanan fraktur dentin saluran akar antara 2 kelompok perlakuan, maka digunakan uji T-Independent. Tabel 2 menunjukkan antara kelompok perlakuan terdapat perbedaan tetapi tidak signifikan secara statistik (P > 0,05).

BAB 6 PEMBAHASAN

Penelitian ini dimulai dengan menyeleksi gigi premolar mandibula dengan beberapa kriteria yaitu akar relatif lurus, memiliki satu saluran akar, tidak ada karies pada akar dan foramen apikal yang telah tertutup sempurna. Premolar mandibula digunakan pada penelitian ini karena gigi ini lebih mudah untuk diperoleh.

Pada penelitian ini digunakan 27 sampel gigi premolar mandibula yang telah diekstraksi. Gigi ini direndam dalam larutan saline sampai diberi perlakuan dan dibagi ke dalam tiga kelompok secara random. Masing-masing kelompok terdiri dari sembilan sampel. Kelompok I mendapat perlakuan berupa irigasi dengan NaOCl 5%, EDTA 17% dan NaOCl 5%. Kelompok II mendapat irigasi seperti pada kelompok I yang kemudian diberi medikasi Ca(OH)2 selama 7 hari. Kelompok III mendapat irigasi seperti kelompok I yang kemudian diberi medikasi Ca(OH)2

Pada saat akar gigi dipreparasi dengan K-File, akar gigi diirigasi larutan saline fisiologis dengan menggunakan jarum 27G dan syringe 5ml, irigasi ini untuk menyingkirkan debris dentin yang tertinggal di dalam saluran akar setelah instrumentasi.. Saluran akar tidakdiirigasi dengan NaOCl karena larutan ini dapat menurunkan modulus elastisitas dan kekuatan fleksural dentin, dan ini dihubungkan dengan hilangnya substansi organik dentin.

selama 30 hari.

Telah banyak kontroversi mengenai konsentrasi larutan hipoklorit yang digunakan dalam endodonti.

18

27

Konsentrasi NaOCl yang banyak digunakan dalam endodonti saat ini antara 1,0-5,25%. Walaupun NaOCl tampil sebagai larutan irigasi

yang ideal, namun larutan ini tidak mampu melarutkan partikel inorganik dentin yang ada pada smear layer, oleh karena itu, dikombinasikan dengan EDTA 17% yang dapat melarutkan partikel inorganik dentin. Konsentrasi NaOCl 5% dan EDTA 17% dianggap efektif dalam menyingkirkan smear layer.

Ca(OH)

1,29

2 merupakan antiseptik yang bekerja lambat, yang sering digunakan dalam waktu yang panjang di dalam saluran akar sebagai medikamen intrakanal.17 Waktu yang dibutuhkan bahan ini untuk desinfeksi sistem saluran akar secara optimal masih belum diketahui secara pasti. Pada gigi dengan lesi, dianjurkan penggunaan Ca(OH)2 selama satu minggu. Efek menghancurkan dilaporkan ketika Ca(OH)2 kontak dengan jaringan pulpa hanya dalam 1 minggu.16,18 Pada gigi matur yang terinfeksi dengan periodontitis apikal, perawatan umumnya adalah meletakkan Ca(OH)2 di dalam saluran akar untuk periode waktu yang singkat, 1-4 minggu. Banyak penelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa penggunaan jangka panjang Ca(OH)2 dapat melemahkan akar dan menyebabkan kegagalan fraktur gigi imatur. 19 Penelitian ini membandingkan efek medikasi Ca(OH)2

Daerah uji dilakukan pada dentin disc yang diperoleh dari 1/3 tengah akar gigi. Pengukuran ketahanan fraktur dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan Torsee’s Universal Testing Machine. Pengujian dilakukan dengan menekan sampel dentin disc

sampai terjadi fraktur. Besar beban yang didapat berupa satuan kilogram force (kgf) yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan Newton (N).

jangka pendek pada gigi matur.

Dari hasil yang diperoleh setelah dilakukan proses uji tekan, terdapat perbedaan rata-rata ketahanan fraktur antara kelompok perlakuan (Tabel 1). Uji

T-Independent menunjukkan perbedaan pada rata-rata ketahanan fraktur antara tiap kelompok tetapi perbedaan ini tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Ca(OH)2

Telah dibuktikan bahwa ketahanan fraktur dentin lebih rendah dengan ketidakadaan air (in vacuo), menyatakan bahwa peranan air dalam membentuk struktur molekuler dan fibrilar kolagen mempunyai efek pada sifat fraktur. Dentin dehidrasi memerlukan energi yang lebih sedikit untuk mempengaruhi fraktur daripada dentin hidrasi.

sebagai medikasi intrakanal antar kunjungan dalam jangka waktu singkat tidak terlalu berpengaruh terhadap ketahanan fraktur dentin saluran akar secara statistik.

6,34

Pada penelitian ini terdapat berbagai kesalahan. Sampel gigi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel gigi yang tidak diketahui kapan gigi tersebut diekstraksi. Jangka waktu yang bervariasi antara waktu ekstraksi gigi dengan waktu perendaman gigi dalam larutan saline mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Telah mengeringnya cairan tubulus dentin terlebih dahulu sebelum gigi direndam dalam larutan saline dapat mempengaruhi sifat fisik dan mekanik dentin.Pada tahap irigasi saluran akar, dimana prosedur irigasi yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur irigasi yang dilakukan secara klinis juga dapat mempengaruhi sifat dentin.

Meski kelembaban antara gigi vital dan gigi yang dirawat endodonti dianggap serupa, namun untuk menjaga hidrasi akar gigi, sampel selalu direndam dalam larutan saline sebelum dan sesudah perlakuan serta sebelum diuji.

Ca(OH)2 merupakan salah satu bahan medikasi saluran akar yang direkomendasikan karena memiliki sifat antimikroba terhadap hampir semua spesies bakteri yang terdapat di dalam saluran akar yang terinfeksi. Bahan ini juga berperan

sebagai physical barrier untuk mencegah rekontaminasi saluran akar, membantu kelarutan jaringan dan mencegah resorpsi osteo-cementum-dentin, merangsang restorasi jaringan melalui mineralisasi. Terurainya Ca(OH)2 menjadi ion kalsium dan ion hidroksil dalam larutan yang encer, menghasilkan pH di atas 11. Tingginya pH merangsang pembentukan jaringan keras melalui mineralisasi dan mempunyai efek bakterisidal. 32,35 Peningkatan pH setelah pemaparan terhadap Ca(OH)2 juga dapat mengurangi dukungan organik matriks dentin. Alkalinitas ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur protein yang secara tidak langsung mempengaruhi sifat mekanis dentin. Aksi proteolitik Ca(OH)2 mampu melemahkan gigi sampai 50% dalam setahun.

Penurunan kekuatan fraktur untuk kekuatan kompresi setelah akar gigi diisi dengan Ca(OH)

17

2 dapat dijelaskan dengan reaksi Ca(OH)2 dengan dentin dan perubahan pada matriks organik. Kekuatan dentin ditentukan oleh hubungan antara hidroksiapatit dan serat kolagen dan gangguan pada hubungan ini muncul karena kuatnya alkalinitas Ca(OH)2. Ini dapat merusak grup karboksilat dan fosfat yang mengarah ke runtuhnya struktur dentin. Gangguan ini dapat terjadi karena netralisasi, disolusi atau perubahan sifat protein asam dan proteoglikan yang berfungsi sebagai agen bonding antara jaringan kolagen dan kristal hidroksiapatit pada dentin.

Pada penelitian ini, kelompok II dengan medikasi Ca(OH)

18,19

2 selama 7 hari tidak terjadi penurunan ketahanan fraktur, justru sebaliknya yaitu lebih tingginyaketahanan fraktur dibandingkan kelompok tanpa medikasi Ca(OH)2 meski peningkatan ini sangat tidak signifikan. Kenaikan ketahanan fraktur ini dapat terjadi akibat beberapa kemungkinan. Salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebabnya

adalah terdapat selang waktu untuk pengukuran ketahanan fraktur pada kelompok I.Pengukuran ketahanan fraktur kelompok pertama tidak dilakukan segera setelah perlakuan irigasi, tetapi dilakukan bersamaan dengan pengukuran ketahanan fraktur kelompok II. Terdapat selang waktu 7 hari untuk mengukur ketahanan fraktur pada kelompok I. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya tingkat hidrasi pada dentin saluran akar. Dalam penelitian Shin et al. (2011), rata-rata ketahanan fraktur kelompok yang dimedikasi dengan Ca(OH)2 selama 7 hari tidak mengalami penurunan dibandingkan dengan kelompok yang tanpa medikasi.

Kelompok III yang mendapatkan medikasi Ca(OH) 19

2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan ketahanan fraktur pada dentin saluran akar tiap kelompok yang signifikan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini ditolak.

selama 30 hari mengalami penurunan ketahanan fraktur meskipun penurunan ini tidak signifikan secara statistik ( P = 0,132 ). Hal ini mungkin dikarenakan bahan ini adalah bahan yang bekerja lambat, memerlukan waktu yang lebih lama untuk menimbulkan perubahan sehingga pada medikasi selama 7 hari, tidak terjadi penurunan ketahanan fraktur yang bermakna. Kemungkinan penyebab lainnya adalah penetrasi bahan irigasi ke tubulus dentin, kurang optimalnya pembilasan yang dilakukan sebelum medikasi saluran akar sehingga bahan irigasi terus bekerja dan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik dentin.

Bentuk akar dan saluran akar gigi, serta ketebalan dentin saluran akar juga mempengaruhi ketahanan fraktur dentin saluran akar. Sampel gigi yang digunakan mempunyai bentuk akar dan saluran akar yang bervariasi. Ketebalan dentin

dipengaruhi oleh preparasi dinding saluran akar. Pembesaran saluran akar yang berlebihan dapat melemahkan gigi dan meningkatkan kerentanan untuk fraktur akar vertikal. Makin banyak dentin akar yang disingkirkan, maka akan ada peningkatan kemungkinan untuk fraktur.

Pada penelitian ini mungkin terdapat kesalahan pada alat uji yang digunakan, dimana peneliti menggunakan alat uji untuk mengukur macrohardness. Kesalahan alat ini juga mungkin berpengaruh pada hasil yang didapatkan pada penelitian ini. Ujung penampang alat uji yang besar, tidak sesuai dengan penampang keping dentin yang kecil karena tidak terfokus pada dentin saluran akar, tetapi juga mengenai sementum yang berada di sekeliling keping dentin yang diuji.

BAB 7 PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Penelitian ini menggunakan uji tekan untuk mengukur ketahanan fraktur antara dentin saluran akar yang diirigasi dengan dan tanpa medikasi intrakanal. Pada hasil load setelah dilakukan uji tekan terdapat perbedaan rata-rata ketahanan fraktur tetapi perbedaan ini tidak signifikan pada tiap kelompok perlakuan (P=0,132). Hasil uji T-Independent menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar tiap kelompok perlakuan (P > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa bahan medikasi intrakanal Ca(OH)2 tidak terlalu berpengaruh pada ketahanan fraktur dentin saluran akar secara statistik. Hal ini juga menunjukkan bahwa lamanya medikasi intrakanal baik 7 hari maupun 30 hari dapat dilakukan pada saat perawatan saluran akar sebagai medikasi antar kunjungan.

7.2 Saran

1. Agar dilakukan penelitian kembali yang sesuai dengan protokol klinis 2. Diharapkan penelitian ulang yang meneliti tentang waktu yang diperlukan untuk medikasi sehingga dapat menyebabkan penurunan ketahanan fraktur dentin saluran yang signifikan.

3. Agar dilakukan penelitian serupa tetapi dengan alat uji yang tepat yaitu untuk mengukur microhardness.

DAFTAR PUSTAKA

1. Patil CR, Uppin V. Effect of Endodontic Irrigating Solutions on the Microhardness and Roughness of Root Canal Dentin : An in vitro Study. Indian J Dent 2011; 22: 22-7.

2. Pascon FM, Kantovitz KR, Puppin-Rontani RM. Influence of cleansers and irrigation methods on primary and permanent root dentin permeability : a literature review. Braz J Oral Sci 2006; 5(18) : 1063-9.

3. Tronstad L. Clinical Endodontics A Textbook 2nd Revised Edition. Stuttgart: Thieme, 2003: 1-4, 105-13, 167.

4. Slutzky-Goldberg I, Maree M, Liberman R, Heling I. Effect of Sodium Hypochlorite on Dentin Microhardness. J Endod 2004; 30(12): 880-2.

5. Sayin TC, Serper A, Cehreli ZC, Otlu HG. The effect of EDTA, EGTA, EDTAC and tetracycline-HCl with and without subsequent NaOCl treatment on the microhardness of root canal dentin. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2007; 104(3): 418-24.

6. Kahler B. An Investigation Of The Nature And Mechanism Of Crack Propagation For Dentine. Thesis: Sydney: The University of Sydney, 2002: 1-98,116-47.

7. Kishen A. Mechanisms and Risk Factors for Fracture Predilection in Endodontically Treated Teeth. Endodontic Topics 2006; 13: 57-83.

8. Mohammadi Z. Sodium Hypochlorite in Endodontics: An Update Review. Int Dent J 2008; 58: 329-41.

9. Kruzic JJ, Nalla RK, Kinney JH, Ritchie RO. Crack Blunting, Crack Bridging and Resistance-Curve Fracture Mechanics in Dentin : Effect of Hydration. Elsevier Ltd. 2003; 24: 5209-21.

10. Rhodes JS. Advanced Endodontics Clinical Retreatment and Surgery. London: Taylor & Francis, 2006: 129-39.

11. Peters OA,Peters CI. Cleaning and Shaping the Root Canal System. In: Cohen S, Hargreaves KM. Pathways of the Pulp. Ninth Edition. India: Mosby, 2006: 318-23.

12. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia. Alih Bahasa. Sumawinata N. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2008: 230-61.

13. Menezes ACSC, Zanet CG, Valera MC. Smear layer removal capacity of disinfectant solutions used with and without EDTA for the irrigation of canals : a SEM study. Pesqui Odontol Bras 2003; 17(4): 349-55.

14. Farhad AR, Barekatain B, Koushki AR. The effect of three different root canal irrigant protocols for removing smear layer on apical microleakage of AH26 sealer. Int Endod J 2008; 3(3): 62-7.

15. Pérez-Heredia M, Ferrer-Luque CM, González-Rodríguez MP, Martín-Peinando FJ, González-López S. Decalcifying Effect of 15% EDTA, 15% Citric Acid, 5% Phosphoric Acid and 2.5% Sodium Hypochlorite on Root Canal Dentine. Int Endod J 2008; 41: 418-23.

16. Hasheminia SM, Norozynasab S, Feizianfard M. The Effect of Different Calcium Hydroxide Combinations on Root Dentine Microhardness. Medwell J 2009; 4(1): 121-5.

17. Koshy M, Prabu M, Prabhakar V. Long Term Effect of Calcium Hydroxide on the Microhardness of Human Radicular Dentin – A Pilot Study”. The Internet Journal of Dental Science 2011; 9(2): 1-8.

18. Sahebi S, Moazami F, Abbott P. The Effects of Short-Term Calcium Hydroxide Application on the Strength of Dentine. Dent Traumatology 2010; 26: 43-6. 19. Shin EJ, Park YJ, Lee BN, et al. The Effects of Short-Term Application of

Calcium Hydroxide on Dentin Fracture Strength. JKACD 2011;36(5):425-30. 20. Khedmat S, Shadi A. A Scanning Electron Microscopic Comparison of the

Cleaning Efficacy of Endodontic Irrigants. Int Endod J 2007; 2(3): 95-100. 21. Ingle JI, Bakland LK. Endodontics. 5th ed. Hamilton: BC Decker Inc, 2002:

77-9.

22. Pitt Ford TR, Rhodes JR, Pitt Ford HE. Endodontics Problem –Solving in Clinical Practice. London: Martin Dunitz, 2002: 111-7.

23. Gomes-Filho JE, Aurélio KG, Costa MMTM, Bernabé PFE. Comparison of the Biocompatibility of Different Root Canal Irrigants. J Appl Oral Sci 2008; 16(2): 137-44.

24. Al-Weshah M, Hammad M. Effect of 5.25% Sodium Hypochlorite on Root Dentine Microhardness. JRMS 2010; 17 (Supp 2): 55-61.

25. Gulabivala K, Patel B, Evans G, Ng YL. Effects of Mechanical and Chemical Procedures on Root Canal Surfaces. Endodontic Topics 2005; 10: 103-22. 26. Ng RPY. Sterilization in Root Canal Treatment : Current Advances. Hong

Kong Dent J 2004; 1: 52-7.

27. Zehnder M. Root Canal Irrigants. J Endod 2006; 32(5): 389-98.

28. Hauman CHJ, Love RM. Biocompatibility of Dental Materials Used in Contemporary Endodontic Therapy :AReview. Part 1. Intracanal Drugs and Substances. Int Endod J 2003; 36: 75-85.

29. Prabaswari IR, Untara RTE, Siswandi YL. Pengaruh Kombinasi Berbagai Konsentrasi Larutan Irigasi Natrium Hipoklorit dengan EDTA 17% terhadap Kebersihan Dinding Saluran Akar. J Ked Gi 2010; 1(3): 157-63.

30. Schäfer E. Irrigation of the Root Canal. QuintessenceInt 2007; 1(1): 11-27. 31. Torabinejad M, Khademi AA, Babagoli J, et al. A New Solution for the Removal

of the Smear Layer. J Endod 2003; 29(3): 170-5.

32. Estrela C, Holland R. Calcium Hydroxide : Study Based on Scientific Evidence. J Appl Oral Sci 2003; 11(4): 269-82.

33. Khan S, Inamdar NK, Akash, Meshram GK, Singh MP, Chaurasia H. Calcium Hydroxide – A Great Calcific Wall. J Orofac Res 2011; 1(1): 26-30.

34. Nalla RK, Balooch M, Ager III JW, Kruzic JJ, Kinney JH, Ritchie RO. Effects of Polar Solvents on the Fracture Resistance of Dentin: Role of Water Hydration. Elsevier 2004; 1: 31-43.

35. Vianna ME, Zilio DM, Ferraz CCR, Zaia AA, Souza-Filho FJ, Gomes BPFA.

Concentration of Hydrogen Ions in Several Calcium Hydroxide Pastes over Different Periods of Time. Braz Dent J 2009; 20(5): 382-8.

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur

Kelompok No. Sampel

Load Stroke Kgf Newton I 1 324,3 3178,14 5,70 2 265,8 2604,84 4,33 3 133,4 1307,32 3,55 4 235,4 2306,92 3,67 5 184,3 1806,14 4,23 6 259,2 2540,16 3,67 7 303,1 2970,38 4,62 8 279,7 2741,06 3,87 9 136,6 1338,68 2,94 II 1 374,6 3671,08 4,53 2 165,8 1624,84 4,18 3 165,8 1624,84 3,07 4 189,7 1859,06 4,16 5 312,1 3058,58 3,82 6 261,7 2564,66 3,79 7 324,6 3181,08 5,21 8 371,1 3636,78 4,52 9 162,1 1588,58 3,01

Kelompok No. Sampel Load Stroke Kgf Newton III 1 227,2 2226,56 3,61 2 282,3 2766,54 4,35 3 96,4 944,72 2,34 4 138,5 1357,3 2,97 5 145,7 1427,86 3,98 6 154,8 1517,04 3,73 7 85,6 838,88 3,02 8 264,5 2592,1 4,26 9 251,1 2460,78 3,51

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik Pengukuran Ketahanan Fraktur Dentin Saluran Akar

Tabel Distribusi Normal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

load

N 27

Normal Parametersa,,b Mean 2212.4044

Std. Deviation 803.38422

Most Extreme Differences Absolute .138

Positive .138

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .718

Asymp. Sig. (2-tailed) .682

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel One-Way ANOVA

ANOVA

load

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2606984.244 2 1303492.122 2.207 .132

Within Groups 1.417E7 24 590587.380

Tabel Uji T-Independent antara Kelompok I dan II

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

load Equal variances

assumed

1.694 .212 -.603 16 .555 -223.98444 371.27063 -1011.04301 563.07412

Equal variances not assumed

-.603 15.054 .555 -223.98444 371.27063 -1015.08292 567.11403

Tabel Uji T-Independent antara Kelompok I dan III

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

load Equal variances assumed

.355 .559 1.557 16 .139 517.98444 332.65932 -187.22182 1223.19071

Equal variances not assumed

Tabel Uji T-Independent antara Kelompok II dan III

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

load Equal variances

assumed

.744 .401 1.947 16 .069 741.96889 381.07849 -65.88142 1549.81920

Equal variances not assumed

Dokumen terkait