• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengukuran absorbansi warna pada seluruh sampel dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Pengukuran absorbansi dilakukan pada sampel resin akrilik polimerisasi panas. Stabilitas warna basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas sebagai kontrol yaitu perendaman dalam aquadest (A) menunjukkan nilai terbesar 0,3473, dan nilai terkecil 0,3432; resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 1 hari (B) menunjukkan nilai terbesar 0,3384 dan nilai terkecil 0,3304; resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 2 hari (C) menunjukkan nilai terbesar 0,3293 dan nilai terkecil 0,3251; dan resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 3 hari (D) menunjukkan nilai terbesar 0,3275 dan nilai terkecil 0,3170 dalam minuman soda. (Tabel 1)

Tabel 1. Nilai Absorbansi Resin Akrilik Polimerisasi Panas sebagai Kontrol yaitu Perendaman dalam Aquadest (A), Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam Selama 1 Hari (B), 2 Hari (C) dan 3 Hari (D) dalam Minuman Soda dengan Panjang Gelombang 552 nm.

No Sampel

Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D

2. 0,3461 0,3315 0,3288 0,3198 3. 0,3473* 0,3304** 0,3373 0,3260 4. 0,3471 0,3479 0,3293* 0,3271 5. 0,3459 0,3308 0,3287 0,3205 6. 0,3432** 0,3384* 0,3375 0,3275* * Nilai Terbesar ** Nilai Terkecil

Tabel 2. Nilai Rerata dan Simpangan Baku Absorbansi Resin Akrilik Polimerisasi Panas sebagai Kontrol yaitu Perendaman dalam Aquadest (A), Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam Selama 1 hari (B), 2 hari (C), dan 3 hari (D) dalam Minuman Soda dengan Panjang Gelombang 552 nm.

Kelompok

Nilai Absorbansi

N Mean ± SD

A

(kontrol yaitu perendaman dalam Aquadest)

6 0,345800 ± 0,0013535 B

(resin akrilik polimerisasi panas yang direndam selama 1 hari)

6 0,336700 ± 0,0088783

C

(resin akrilik polimerisasi panas yang direndam selama 2 hari)

6 0,334450 ± 0,0101425

D

(resin akrilik polimerisasi panas yang direndam selama 3 hari)

Tabel 3. Signifikansi Nilai Absorbansi Resin Akrilik (I) Group (J) Group

Signifikan

Tukey HSD Tidak direndam Direndam 1 hari Direndam 2 hari Direndam 3 hari 0,154 0,054 0,000* Keterangan :

* Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) dengan uji ANOVA satu arah

Dari hasil uji ANOVA satu arah diperoleh nilai rerata, standar deviasi dan signifikan absorbansi pada resin akrilik polimerisasi panas (Tabel 2). Nilai rerata dan standar deviasi untuk kelompok A adalah 0,345800 ± 0,0013535, untuk kelompok B adalah 0,336700 ± 0,0088783, untuk kelompok C adalah 0,334450 ± 0,0101425 dan untuk kelompok D adalah 0,323000 ± 0,0044396. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelompok D mempunyai absorbansi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok A, B, dan C. Dari hasil uji ANOVA satu arah terlihat bahwa P = 0,0001 (p<0,05), hal ini menunjukkan ada perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman selama 3 hari dalam minuman soda (coca cola).

BAB 5 PEMBAHASAN

Pengukuran perubahan warna pada resin akrilik yang dilakukan pada penelitian ini dinyatakan dalam nilai absorbansi dengan panjang gelombang 552 nm. Semakin besar nilai absorbansi menunjukkan intensitas warna resin akrilik yang semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil nilai absorbansi maka semakin kecil intensitas warna resin akrilik. Penggunaan panjang gelombang ini didasarkan pada rentang panjang gelombang warna merah 490-560 nm. Dimana setelah dilakukan pengukuran panjang gelombang resin akrilik yang dilarutkan di dalam pelarut xylene, didapat panjang gelombang 552 nm.

Coca cola merupakan minuman ringan yang sering dikonsumsi selain minuman kopi dan teh. Diantara sekian banyak peminum coca cola tentu banyak pula yang menggunakan gigi tiruan dengan basis dari resin akrilik.

Pada penelitian ini, terlihat tampilan visual resin akrilik yang direndam dalam minuman coca cola terlihat lebih gelap dibandingkan dengan resin akrilik tanpa direndam dalam minuman coca cola.

Pada pengukuran intensitas warna resin akrilik polimerisasi panas dengan menggunakan alat UV-Visible Spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240) diperoleh data nilai absorbansi sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1. Pada tabel 2 dapat dilihat nilai absorbansi untuk kelompok A adalah 0,345800 ± 0,0013535, untuk kelompok B adalah 0,336700 ± 0,0088783, untuk kelompok C adalah 0,334450 ± 0,0101425 dan untuk kelompok D adalah 0,323000 ± 0,0044396. Dari uji ANOVA

satu arah diperoleh p=0,0001 (p<0,05) pada kelompok D (perendaman sampel dalam minuman soda selama 3 hari), hal ini menunjukkan bahwa lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam minuman coca cola meningkatkan perubahan warna resin akrilik tersebut menjadi lebih coklat. Dari hasil uji ini terlihat bahwa makin lama waktu perendaman resin akrilik maka nilai absorbansi semakin menurun.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelompok D mempunyai nilai absorbansi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok A, B, dan C. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan warna yang signifikan pada sampel yang direndam selama 3 hari dibandingkan dengan sampel yang direndam dalam aquadest dan dalam minuman soda (coca cola) selama 1 hari dan 2 hari.

Penurunan nilai absorbansi resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh banyaknya warna dari larutan cola yang diserap pada resin akrilik. Zat warna di dalam cola adalah sulfit amonia karamel dimana interaksi antara sulfit amonia karamel dengan zat warna resin akrilik yaitu merkuri sulfit akan menghasilkan warna yang lebih gelap. Reaksi antara merkuri dan sulfit amonia karamel ini akan membentuk endapan hitam sehingga akan mempengaruhi intensitas warna resin akrilik polimerisasi panas.19

Pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Fajarni (2010) membuktikan tidak ada perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam dalam minuman teh selama 2 hari.31

Menurut Sturdevant, lama kontak antara resin dan larutan perendaman yang mengandung zat warna berbanding lurus dengan perubahan warnanya, artinya semakin lama suatu bahan itu direndam maka semakin tinggi perubahan warna yang

terjadi diikuti ikatan fisik dan kimia antara zat warna dan resin.12 Hal ini karena kecendrungan kontak zat warna dari larutan juga akan semakin besar.23

Perubahan warna pada sampel resin akrilik polimerisasi panas dapat disebabkan oleh salah satu sifat resin akrilik polimerisasi panas yaitu menyerap air. Perubahan ini disebabkan oleh kemampuan menyerap cairan pada bahan dan lingkungan sekitar rongga mulut sehingga zat warna pada coca cola yang terserap dapat bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik polimerisasi panas.8

Mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Masuknya cairan ke dalam resin melalui proses difusi diikuti oleh penyerapan substansi lain dari cairan tersebut seperti zat warna. Zat warna ini bersifat akumulatif terutama pada daerah yang terdapat porositas dan pada ruang-ruang kosong diantara matrik polimer. Akumulasi dari zat warna inilah yang menyebabkan perubahan fisik dari resin yaitu perubahan warna.1,23

Porositas dapat disebabkan oleh pengadukan yang tidak tepat antara polimer dan monomer. Porositas terjadi oleh karena sisa monomer yang tidak berpolimerisasi sempurna dengan polimer. Hal ini karena tidak semua monomer akan bersatu dengan polimer, oleh karena itu monomer yang tersisa akan menguap dan menghasilkan porositas.1

Perubahan warna tidak hanya disebabkan oleh karena perendaman dalam minuman soda (coca cola) tetapi juga karena faktor makanan dan minuman sehari-hari yang dikonsumsi oleh pemakai gigitiruan. Hal ini karena adanya akumulasi penempelan stain pada permukaan dan perlekatan partikel yang masuk ke bagian liang renik resin sehingga warna menjadi semakin gelap.8

BAB 6

Dokumen terkait