• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Warna Pada Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Minuman Soda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Warna Pada Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Minuman Soda"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN

AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN

DALAM MINUMAN SODA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

LISA SILVIA DEWI NIM : 070600090

DEPARTEMEN ILMU MATERIAL DAN TEKNOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2011

Lisa Silvia Dewi

Perubahan Warna Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Minuman Soda

xii + 42 halaman

Resin akrilik polimerisasi panas memilik peranan penting sebagai bahan pembuatan basis gigitiruan, bahan pembuat sendok cetak fisiologis, reparasi, reline

dan rebase gigitiruan, basis pesawat ortodonti removable, bahan pembuat space maintainer, bite plane, jacket crown serta sebagai bahan restorasi. Penting untuk menjaga stabilitas warna resin akrilik sebab stabilitas warna merupakan salah satu dari sifat basis gigi tiruan yang sangat dititikberatkan dalam mencapai nilai estetik yang baik.

(3)

tersebut diukur dan dibandingkan hasilnya dengan menggunakan analisa uji ANOVA satu arah untuk melihat hubungan antar kelompok.

Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata absorbansi pada kelompok kontrol (A) adalah 0,345800 ± 0,0013535. Pada perendaman selama 1 hari (B) adalah 0,336700 ± 0,0088783, perendaman selama 2 hari (C) adalah 0,334450 ± 0,0101425 dan perendaman selama 3 hari (D) adalah 0,323000 ± 0,0044396. Berdasarkan hasil uji ANOVA satu arah terlihat bahwa pada α = 0,05 perubahan intensitas warna pada kelompok perendaman selama 3 hari (D) berbeda secara signifikan (p<0,05) dari kelompok A, B dan C.

Dari pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam minuman soda (coca cola) akan menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik tersebut.

(4)

PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN

AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN

DALAM MINUMAN SODA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

LISA SILVIA DEWI NIM : 070600090

DEPARTEMEN ILMU MATERIAL DAN TEKNOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, Januari 2011

Pembimbing : Tanda Tangan

Lasminda Syafiar, drg., M.Kes

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal Januari 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg. M.Kes ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg. Ph.D

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar, drg. M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Material dan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. H. Sumadhi, drg. Ph.D, Rusfian, drg. M.Kes dan Astrid Yudhit, drg. M.Si selaku dosen penguji skripsi.

4. Luthfi, drg. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(8)

Syahreza atas segala cinta, kasih, perhatian, semangat, dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

6. Pimpinan dan seluruh karyawan Unit UJI Laboratorium Dental FKG-USU, khususnya abang Hendri Adil Makmur atas ketersediaannya membantu penulis dalam pembuatan sampel serta memberikan dukungan kepada penulis.

7. Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt.; Aulia Sumantri S.Farm selaku Pengelola Bagian Laboratorium Kimia Farmasi USU atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.

8. Drs. Abdul Jalil AA, M.Kes., selaku Pembantu Dekan III FKM, atas bantuannya dalam analisis statistik.

9. Drs. Moch. Agus Zaenuri selaku instruksi di Unit Uji Laboratorium Mesin Politeknik USU Medan atas bantuannya selama penulis melakukan penelitian.

10.Teman-teman yang melaksanakan penulisan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi terkhususnya Frisca dan Hanny, Richard, Riri, Suci, Iiyani, Resti atas dukungan dan semangatnya.

11.Teman-teman terbaik penulis Ulfa, Dona, Laila, Putri, Muklis dan seluruh rekan mahasiswa stambuk 2007, yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala kebersamaan yang telah kita lewati.

Semoga segala kebaikan yang pernah mereka berikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah S.W.T.

(9)

dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu, dan masyarakat serta bagi FKG-USU.

Medan, Januari 2011 Penulis

Lisa Silvia Dewi

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Hipotesis Penelitian... 4

1.5 Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Basis Gigi Tiruan Resin... 6

2.2 Bahan Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik... 6

2.2.1 Pengertian... 6

2.2.2 Jenis Resin Akrilik... 7

(11)

2.3.1 Komposisi... 8

2.3.2 Reaksi Polimerisasi... 8

2.3.3 Manipulasi... 9

2.3.4 Sifat-Sifat... 9

2.4 Stabilitas Warna... 11

2.4.1 Alat Pengukuran Warna... 12

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna... 12

2.4.2.1 Faktor Intrinsik... 14

2.4.2.2 Faktor Ekstrinsik... 14

2.5 Minuman Soda... 15

2.5.1 Kandungan Minuman Soda... 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian... 17

3.2 Sampel dan Besar Sampel... 17

3.2.1 Sampel Penelitian... 17

3.2.2 Besar Sampel Penelitian... 17

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 18

3.3.1 Tempat Pembuatan Sampel... 18

3.3.2 Tempat Pengujian Sampel... 18

3.3.3 Waktu Penelitian... 18

3.4 Variabel Penelitian... 18

3.4.1 Variabel Bebas... 18

3.4.2 Variabel Tergantung... 19

3.4.3 Variabel Terkendali... 19

3.4.4 Definisi Operasional... 19

3.5 Alat dan Bahan Penelitian... 20

3.5.1 Alat Penelitian... 20

3.5.1.1 Alat yang Digunakan untuk Menghasilkan dan Merendam Sampel... 20

(12)

3.5.2 Bahan Penelitian... 23

3.6 Cara Penelitian... 23

3.6.1 Persiapan Pembuatan Sampel... 24

3.6.2 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan... 28

3.6.3 Perendaman Sampel pada Bahan Minuman... 29

3.6.4 Pengukuran Stabilitas Warna... 30

3.7 Analisis Data... 31

BAB 4 HASIL PENELITIAN... 32

BAB 5 PEMBAHASAN... .. 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 38

6.1 Kesimpulan... 38

6.2 Saran... 38

(13)

DAFTAR GAMBAR

9. UV-Visible Spectrophotometer... 20

10. Pengadukan adonan gips dengan vacum mixer... 23

11. Adonan gips dituang ke dalam kuvet dan diletakkan di atas vibrator.. 23

12. Wax diletakkan pada gips yang mulai mengeras... 23

13. Kuvet atas diisi dengan gips dan diletakkan di atas vibrator... 24

14. Pengadukan polimer dan monomer sampai mencapai dough-stage... 25

15. Mould yang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik... 25

16. Plastik selopan diletakkan antara kuvet atas dan bawah... 25

17. Pengepresan kuvet dengan press hidrolik... 25

18. Kuvet dibuka kembali dan kelebihan akrilik dipotong dengan menggunakan lecron... 26

19. Kuvet yang telah selesai di-press dan dipasangkan baut... 26

20. Proses kuring resin akrilik... 26

21. Sampel resin akrilik diratakan dengan menggunakan rotary grinder.. 27

22. Sampel resin akrilk dirapikan dengan menggunakan fraser... 27

(14)

24. Permukaan sampel resin akrilik dihaluskan dengan menggunakan

kertas pasir waterproof... 27 25. Permukaan sampel resin akrilik dikilatkan dengan menggunakan

motor dan brus polish... 27 26. Perendaman sampel dalam minuman soda (coca cola) dan aquades.. . 28 27. Penyimpanan sampel perendaman dalam inkubator pada suhu 37°C.. 28 28. Sampel yang direndam dalam aquades (A), sampel yang direndam

dalam minuman coca cola selama 1 hari (B), direndam selama 2

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai absorbansi (serapan cahaya) resin akrilik polimerisasi panas sebagai kontrol (A), resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 1 Hari (B), 2 Hari (C), dan hari (D) dalam minuman soda dengan panjang gelombang

552 nm... 30 2. Nilai rerata dan simpangan baku absorbansi resin akrilik

polimerisasi panas sebagai kontrol (A), resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 1 hari (B), 2 hari (C), dan

hari (D) dalam minuman soda dengan panjang gelombang

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kerangka Konsep Skripsi 2. Alur Cara Penelitian

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Basis gigi tiruan dapat dibuat dari logam atau non logam, namun sampai saat ini kebanyakan basis gigi tiruan terbuat dari bahan non logam terutama polimer. Bahan basis gigi tiruan polimer yang paling umum digunakan adalah resin akrilik atau disebut polimetil metakrilat.1,2

Bahan basis gigi tiruan yang ideal harus memiliki beberapa ciri fisikal yang sesuai. Diantaranya adalah biokompabilitas, estetik yang baik, mempunyai proportional limit yang tinggi, kekuatan yang tinggi pada anasir gigi tiruan, mudah dimanipulasi, mudah diperbaiki, tidak bersifat toksik, radiopak, dan konduktivitas termal yang baik. Basis gigi tiruan harus cukup kuat agar dapat berfungsi pada beban pengunyahan secara maksimal.3

Saat ini resin akrilik banyak dipilih berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi, warna, dan biokompabilitas dengan jaringan lunak mulut.4-6

(18)

Stabilitas warna merupakan karakteristik klinis yang sangat penting pada bahan restorasi gigi dan bahan basis gigi tiruan.10 Perubahan warna ini dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik seperti penambahan bahan penguat yaitu serat kaca juga menyebabkan perubahan warna pada basis gigi tiruan sedangkan faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi, minuman ringan, dan bahan pembersih gigi tiruan.11-13 Kedua faktor ini menyebabkan terjadinya reaksi kimia-fisik pada bahan resin. Ikatan reaksi kimia-fisik yang terjadi adalah penyerapan perlekatan partikel zat warna pada permukaan resin dan penyerapan perlekatan yang masuk ke bagian dalam melalui porositas.14 Konsentrasi dan lama paparan bahan stain dalam minuman dapat mempengaruhi pigmentasi resin. Selain itu perubahan warna bisa dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah kebersihan mulut, penyerapan air dan proses polimerisasi yang tidak sempurna.15

(19)

Stabilitas warna merupakan salah satu sifat yang sangat diperhatikan dalam mencapai nilai estetik yang baik. Para ahli Kedokteran Gigi telah memberikan perhatian terhadap perkembangan estetik di bidang kedokteran gigi karena pemakai gigi tiruan tidak hanya menginginkan kenyamanan ketika menggunakan gigi tiruan tetapi juga keinginan untuk memperoleh penampilan yang alami. Pemakaian gigi tiruan dalam jangka waktu yang lama dan kebiasaan meminum minuman mengandung stain seperti kopi, teh, dan minuman soda setiap hari dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi tiruan maupun pada basis gigi tiruan yang dapat mempengaruhi penampilan pemakai gigi tiruan.

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, diperoleh rumusan masalah yaitu :

Apakah ada perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam minuman soda

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam minuman soda.

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ada perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam minuman soda.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai usaha untuk dapat memperbaiki kelemahan sifat bahan kedokteran gigi

(21)
(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Basis Gigi Tiruan Resin

Berbagai bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan seperti kayu, tulang, ivory, keramik, metal, aloi dan bermacam polimer telah diaplikasikan untuk basis gigi tiruan. Sebelum tahun 1937, bahan basis gigi tiruan yang digunakan adalah vulkanit, nitroselulosa, fenol formaldehid, plastik vinil dan porselen.5,12

Pada tahun 1937, resin akrilik terutama polimetilmetakrilat (PMMA) telah diperkenalkan dan dengan cepat menggantikan bahan sebelumnya.12 Resin akrilik memiliki sifat yang menguntungkan yaitu estetik, warna dan tekstur mirip dengan gingiva sehinggga estetik di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah dan perubahan dimensi kecil.5

2.2 Bahan Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik

Resin telah luas digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan, peralatan ortodonsia dan pedodonsia, mahkota dan jembatan (resin akrilik atau resin komposit), protesa maksilofasial, dai lepasan, pelindung mulut untuk atlet, sendok cetak dan sebagai splint.5

2.2.1 Pengertian

(23)

H CH3 C = = C

H C = = O O CH3

Gambar 1. Rumus struktur resin akrilik

Ada dua kelompok resin akrilik dalam kedokteran gigi. Satu kelompok adalah turunan asam akrilik, CH=CHCOOH dan kelompok lain dari asam metakrilik CH2=C(CH3)COOH. 1,5

2.2.2 Jenis Resin Akrilik

(24)

2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas 2.3.1 Komposisi

Sebagian besar resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.1,4,5,6,20 Bubuknya dapat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Cairannya tersedia dalam botol kedap sinar untuk mencegah premature polymerization yang disebabkan cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.4,5,20

Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas : 1,2,5,6,13 1. Polimer (bubuk)

Polimer : granul polimetil metakrilat Inisiator : benzoil peroksida (0,2-0,5%)

Zat pigmen : merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik 2. Monomer (cairan)

Monomer : metil metakrilat Inhibitor : hidrokuinon (0,006%) Platicizer : dibutil pthalat

Agen Cross-linked : glikol dimetilmetakrilat (1-2%)

2.3.2 Reaksi Polimerisasi

Proses polimerisasi dapat dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara ringkas reaksinya seperti berikut :

(25)

2.3.3 Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan monomer biasanya 3:1 berdasarkan volumenya atau 2:1 berdasarkan berat. Setelah bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan atau campuran akrilik akan mengalami 4 fase yaitu : 1,5

1. Tahap pertama : tahap basah, seperti pasir (wet sand stage)

2. Tahap kedua : tahap lengket dan berserabut bila ditarik (tacky fibrous) selama polimer mulai larut dalam monomer (sticky stage).

3. Tahap ketiga : tahap lembut, seperti adonan yang halus, homogen dan liat. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam

mould. (dough/gel stage).

4. Tahap keempat : tahap kaku seperti karet (rubbery-hard stage)

2.3.4 Sifat-Sifat

Sifat-sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas : 1,2,4,8,13,21 1. Pengerutan

(26)

2. Perubahan Dimensi

Pemroresan akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang baik. Teknik injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibandingkan dengan teknik compression moulding. Garfunkel dan Anderson dkk (1988) menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada

injection moulding lebih rendah dibandingkan dengan compression moulding13

3. Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal yang rendah yaitu 0,0006 (°C/cm).2

4. Solubilitas

Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.1

5. Penyerapan Air

(27)

jenuh dengan air. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air yang berlebihan dapat menyebabkan diskolorisasi.1

6. Porositas

Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi tiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul primer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, perbandingan polimer dan monomer yang tepat, proses pengadukan yang terkontrol dengan baik serta waktu pengisian bahan ke mould yang tepat.1,4

7. Stabilitas Warna

Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Yu-lin Lai dkk (2003) mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon, silikon serta dua jenis resin akrilik dan menemukan bahwa resin akrilik menunjukkan nilai diskolorisasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.13

2.4 Stabilitas Warna

(28)

tiruan yang ideal seharusnya memiliki warna yang mendekati warna alami jaringan lunak rongga mulut.1,4,21

2.4.1 Alat Pengukur Warna

Alat-alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dan panjang gelombang cahaya diantaranya adalah colorimeter, spectrophotometer, densitometer

dan photometer.10 Colorimeter adalah alat yang sensitif terhadap cahaya yang digunakan dalam colorimetry untuk mengukur intensitas warna dari suatu benda atau warna sampel dalam kaitannya dengan komponen merah, biru, dan hijau.22,28 Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis pencahayaan, yaitu UV spectrophotometer

dan IR spectrophotometer dimanapada UV spectrophotometer menggunakan cahaya ultra violet dan IR spectrophotometer menggunakan cahaya infrared.29 Pada penelitian ini digunakan alat UV-Visible Spectrophotometer.

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna

Menurut Crispin dan Caputo (cited from Fajarni S) perubahan warna dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :22

a. Pencemaran bahan pada waktu proses pembuatan bahan atau pengolahannya. b. Kemampuan penyerapan (permeabilitas) cairan pada bahan. Proses absorpsi dan adsorpsi cairan tergantung pada keadaan lingkungannya.

(29)

d. Lingkungan sekitar tempat gigitiruan di dalam mulut yang kurang baik. Kebiasaan makan dan minum sesuatu yang banyak mengandung zat warna dan minuman tersebut.

Menurut Annusavice, perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan lamanya kontak antara bahan. Semakin luas ukuran sampel maka semakin besar perubahan fisik pada bahan tersebut dapat terjadi. Mikroporositas menentukan terjadinya penempelan partikel warna pada daerah yang poreus. Semakin banyak porositas maka akumulasi dari zat warna yang terabsorbsi melalui proses difusi juga akan semakin banyak.23 Lama kontak antara bahan resin dan zat berwarna mempengaruhi perubahan warna, hal ini karena semakin lama bahan resin direndam maka semakin besar perubahan warna yang terjadi.12,23

Selain itu, stabilitas warna dan kekasaran permukaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lain. Ini karena kekasaran permukaan akan mempengaruhi retensi plak dan akumulasi stain pada bahan restorasi. Makin kasar sesuatu permukaan maka makin mudah akumulasi stain dan akhirnya menyebabkan perubahan warna pada bahan restorasi.

(30)

a. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan, sebagai contoh klorofil yang memberi warna hijau, karoten yang memberi warna jingga sampai merah, dan mioglobin yang memberi warna merah pada daging.

b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan. Reaksi ini akan memberikan warna cokelat sampai kehitaman, contohnya pada kembang gula karamel.

c. Reaksi Maillard yaitu reaksi antara gugus amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi, reaksi ini memberikan warna gelap misalnya pada susu bubuk yang disimpan lama.

d. Reaksi senyawa organik dengan udara (oksidasi) yang menghasilkan warna hitam, misalnya warna gelap atau hitam pada permukaan buah-buahan yang telah dipotong dan dibiarkan di udara terbuka beberapa waktu. Reaksi ini dipercepat oleh adanya kontak dengan oksigen.

e. Penambahan zat warna, baik alami maupun sintetik. Zat warna sintetik termasuk ke dalam zat adiktif atau bahan tambahan makanan yang penggunaannya tidak bisa sembarangan.

Selain itu, perubahan warna pada basis gigitiruan dapat disebabkan oleh dua faktor lain yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

2.4.2.1 Faktor intrinsik

Faktor intrinsik adalah penambahan bahan penguat pada basis gigi tiruan yaitu serat juga menyebabkan perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik.11-13

(31)

2.4.2.2 Faktor ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi, minuman ringan, dan bahan pembersih gigi tiruan.11-13 Kedua faktor ini menyebabkan terjadinya reaksi kimia-fisik pada bahan resin. Ikatan reaksi kimia-fisik yang terjadi adalah penyerapan perlekatan partikel zat warna pada permukaan resin dan penyerapan perlekatan yang masuk ke bagian dalam melalui porositas.14 Konsentrasi dan lama paparan bahan stain dalam minuman dapat mempengaruhi pigmentasi resin.

2.5 Minuman Soda

Di Indonesia, di kota besar bahkan sampai di kota kecil, selain minum teh dan kopi, masyarakat juga mengkonsumsi minuman ringan (soft drink) dengan berbagai merk, antara lain coca cola.25 Kola yang biasa dikenal adala dan mengan yang disebut kola (dari nama pohon inilah nama minuman ini berasal).Kandungan

utama minuman kola berasal dari18

2.5.1 Kandungan Minuman Soda

(32)
(33)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel

3.2.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi panas berbentuk persegi dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm.26

10 mm 1,5 mm 20 mm

Gambar 2. Sampel

3.2.2 Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus Frederer sebagai berikut :27

(t - 1) (r - 1) ≥ 15 Keterangan :

t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan

(34)

(t - 1) (r - 1) ≥ 15 (4 - 1) (r - 1) ≥ 15 r ≥ 6 Maka n = 24 sampel (untuk 4 kelompok)

3.3 Tempat dan Waktu penelitian 3.3.1 Tempat Pembuatan Sampel

1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran FKG USU 2. Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU

3. Laboratorium Metalurgy Politeknik Negeri Medan

3.3.2 Tempat Pengujian Sampel

Laboratorium Kimia Fakultas Farmasi USU

3.3.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November 2010 sampai Desember 2010

3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Bahan basis gigi tiruan :

(35)

3.4.2 Variabel Tergantung

Stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas.

3.4.3 Variabel Terkendali 1. Ukuran sampel

2. P/W ratio polimer dan monomer resin akrilik polimerisasi panas 3. Jenis resin akrilik polimerisasi panas

4. Perbandingan gips keras dan air 5. Waktu pengadukan gips

6. Suhu dan waktu kuring 7. Tekanan pengepresan 8. Teknik pemolesan

9. Volume dan jenis minuman soda 10. Lama perendaman

3.4.4 Definisi Operasional

1. Model plat adalah bahan berbasis wax yang dipotong dari wax lembaran menjadi ukuran 20 x 10 x1,5 mm.

(36)

3. Stabilitas warna adalah kemampuan suatu bahan mempertahankan warna atau perubahan sedikit warna dari warna asalnya. Lebih sedikit perubahan terjadi maka makin baik stabilitas warna bahan tersebut.

4. Minuman soda merupakan minuman sehari-hari yang berpengaruh terhadap perubahan warna pada basis gigi tiruan.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian

3.5.1.1 Alat yang Digunakan untuk Menghasilkan dan Merendam Sampel

1. Kuvet (Smic, China)

2. Timbangan digital (CE Cy-ES 200)

Gambar 3. Kuvet (kiri) dan timbangan digital (kanan)

3. Rubber bowl dan spatula

(37)

Gambar 4. Waterbath

5. Pres Hidrolik (OL 57 Manfredy, Italy)

Gambar 5. Press Hidrolik

6. Straight Handpiece (Strong, Korea) 7. Mata bur fraser

8. Mata bur white stone

(38)

Gambar 6. Bur white stone (kiri) dan vacum mixer (kanan) 10. Lekron

11. Pot akrilik 12. Tisu

13. Vibrator (Sead F.lli Manfredi 10060-SAN, Pinepolo)

Gambar 7. Vibrator 14. Motor dan bur polish

15. Rotary Grinder

(39)

16. Becker Glass

17. Inkubator

3.5.1.2 Alat yang Digunakan untuk Menguji Sampel

Alat UV/Visible Spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240)

Gambar 9. UV-Visible Spectrophotometer pada penelitian ini

3.5.2 Bahan Penelitian

1. Resin akrilik polimerisasi panas (QC 20, England) 2. Malam (anchor)

3. Minuman soda (coca cola can 330 ml) 4. Gips keras (Moldano, China)

5. Vaselin

6. Plastik Selopan (QC 20, England)

7. Kertas pasir waterproof (Taiyo, nomor 150, 280 dan 600) 8. Cold mould seal sebagai bahan separasi (QC, England) 9. Akuades

(40)

3.6 Cara Penelitian

3.6.1 Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian 1. Pembuatan Mould

a. Pembuatan sampel wax sebagai model induk dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm3 sebanyak 24 buah.

b. Membuat adonan gips keras, perbandingan gips keras dengan air untuk kuvet bawah adalah 300 gram : 90 ml.

26

c. Adonan diaduk dengan spatula selama 15 detik, kemudian dengan vacum mixer sampai tercampur homogen selama 30 detik.

13

Gambar 10. Pengadukan adonan gips dengan vacum mixer

d. Adonan dimasukkan ke dalam kuvet yang telah disiapkan di atas vibrator. e. Wax diletakkan pada adonan gips keras yang akan mulai mengeras yang ada di dalam kuvet.

(41)

f. Diamkan sampai gips keras mengeras selama 30 menit.

g. Permukaan gips keras diolesi vaselin dan kuvet atas diisi dengan adonan gips keras.

Gambar 13. Kuvet atas diisi dengan gips dan diletakkan di atas vibrator

h. Setelah gips keras mengeras, pembuangan wax dilakukan dengan cara memanaskan kuvet sehingga wax meleleh, kemudian kuvet dibuka dan wax yang masih tertinggal dibuang dengan cara pengecoran dengan air panas.

i. Setelah kering olesi dengan cold mould seal.

2. Pengisian Resin Akrilik Polimerisasi Panas pada Mould

a. Polimer dan monomer diaduk dalam pot akrilik dengan perbandingan 9 gr : 3,6 ml sehingga adonan mencapai dough stage.

(42)

Gambar 14. Pengadukan polimer dan monomer sampai mencapai dough stage

Gambar 17. Pengepresan dengan menggunakan Press Hidrolik Gambar 15. Mould yang telah

diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik

(43)

d. Kuvet dibuka kembali dan kelebihan akrilik dipotong dengan menggunakan lecron, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan, pemberian tekanan dilanjutkan sampai sebagian besar kuvet berkontak rapat satu sama lain lalu baut dipasang.

3. Kuring

Kuring unit diisi dengan air, suhu dan waktu diatur pada fase I 700C selama 90 menit dan fase II 1000C selama 30 menit. Kuvet dikeluarkan dari alat kuring dan dibiarkan dingin pada suhu kamar.13

Gambar 20. Proses Kuring Resin Akrilik Gambar 18. Kuvet dibuka kembali

dan kelebihan akrilik dipotong dengan meng-gunakan lecron

Gambar 19. Kuvet yang telah selesai di-press

(44)

3.6.2 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan

1. Sampel dikeluarkan dari kuvet lalu dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dan mendapatkan permukaan yang rata dengan rotary grinder dilanjutkan kemudian dengan bur fraser.

2. Permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan bur white stone dilanjutkan dengan menggunakan kertas pasir waterproof di bawah air hingga dihasilkan permukaan yang benar-benar rata dan halus.

3. Pemolisan sampel dilakukan dengan menggunakan motor dan brush polish serta bubuk pumice sampai diperoleh permukaan yang mengkilat.

4. Setelah itu, semua sampel dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran.

Gambar 22. Sampel resin akrilik dirapikan dengan

menggunakan fraser

Gambar 23. Permukaan sampel resin akrilik dihaluskan dengan Gambar 21. Sampel resin akrilik diratakan

(45)

3.6.3 Perendaman Sampel pada Bahan Minuman

1. Sampel dari bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas direndam dalam Aquadest dan minuman soda (coca cola) selama 1 hari, 2 hari, 3 hari pada suhu 37°C.30

2. Sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan air kemudian diletakkaan di atas tisu kering sehingga kering pada suhu kamar.

3. Selanjutnya sampel diletakkan pada alat pengukur stabilitas warna.

Gambar 24. Permukaan sampel resin

akrilik dihaluskan dengan menggunakan kertas pasir

waterproof

Gambar 25. Permukaan sampel resin akrilik dikilatkan dengan menggunakan motor dan brush polish

Gambar 26. Perendaman sampel dalam minuman soda (coca-cola) dan aquadest

(46)

A B C D

Gambar 28. Sampel yang direndam dalam Aquades (A), sampel yang direndam dalam minuman coca cola selama 1 hari (B), direndam selama 2 hari (C) dan direndam selama 3 hari (D)

3.6.4 Pengukuran Stabilitas Warna

1. Pengukuran stabilitas warna dilakukan dengan menggunakan alat UV-Visible spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240).

2. Pengukuran dilakukan pada sampel sebelum direndam dan sesudah direndam dalam minuman soda (coca cola).

3. Sampel digrinding menggunakan bur fraser lalu dihaluskan dengan menggunakan mortar dan alu sampai menjadi bubuk resin akrilik yang halus, kemudian bubuk resin akrilik tersebut dilarutkan ke dalam pelarut xylene dengan perbandingan sampel : pelarut yaitu 0,6 gr : 20 ml selanjutnya diletakkan pada alat pengukur untuk mengukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang 552 nm.

(47)

3.7 Analisis Data

(48)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Hasil pengukuran absorbansi warna pada seluruh sampel dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Pengukuran absorbansi dilakukan pada sampel resin akrilik polimerisasi panas. Stabilitas warna basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas sebagai kontrol yaitu perendaman dalam aquadest (A) menunjukkan nilai terbesar 0,3473, dan nilai terkecil 0,3432; resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 1 hari (B) menunjukkan nilai terbesar 0,3384 dan nilai terkecil 0,3304; resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 2 hari (C) menunjukkan nilai terbesar 0,3293 dan nilai terkecil 0,3251; dan resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam selama 3 hari (D) menunjukkan nilai terbesar 0,3275 dan nilai terkecil 0,3170 dalam minuman soda. (Tabel 1)

Tabel 1. Nilai Absorbansi Resin Akrilik Polimerisasi Panas sebagai Kontrol yaitu Perendaman dalam Aquadest (A), Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam Selama 1 Hari (B), 2 Hari (C) dan 3 Hari (D) dalam Minuman Soda dengan Panjang Gelombang 552 nm.

No Sampel

Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D

(49)

2. 0,3461 0,3315 0,3288 0,3198

Tabel 2. Nilai Rerata dan Simpangan Baku Absorbansi Resin Akrilik Polimerisasi Panas sebagai Kontrol yaitu Perendaman dalam Aquadest (A), Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam Selama 1 hari (B), 2 hari (C), dan 3 hari (D) dalam Minuman Soda dengan Panjang Gelombang 552 nm.

Kelompok

Nilai Absorbansi

N Mean ± SD

A

(kontrol yaitu perendaman dalam Aquadest)

6 0,345800 ± 0,0013535 B

(resin akrilik polimerisasi panas yang direndam selama 1 hari)

6 0,336700 ± 0,0088783

C

(resin akrilik polimerisasi panas yang direndam selama 2 hari)

6 0,334450 ± 0,0101425

D

(resin akrilik polimerisasi panas yang direndam selama 3 hari)

(50)

Tabel 3. Signifikansi Nilai Absorbansi Resin Akrilik (I) Group (J) Group

Signifikan

Tukey HSD Tidak direndam Direndam 1 hari Direndam 2 hari Direndam 3 hari

0,154 0,054 0,000*

Keterangan :

* Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) dengan uji ANOVA satu arah

(51)

BAB 5 PEMBAHASAN

Pengukuran perubahan warna pada resin akrilik yang dilakukan pada penelitian ini dinyatakan dalam nilai absorbansi dengan panjang gelombang 552 nm. Semakin besar nilai absorbansi menunjukkan intensitas warna resin akrilik yang semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil nilai absorbansi maka semakin kecil intensitas warna resin akrilik. Penggunaan panjang gelombang ini didasarkan pada rentang panjang gelombang warna merah 490-560 nm. Dimana setelah dilakukan pengukuran panjang gelombang resin akrilik yang dilarutkan di dalam pelarut xylene, didapat panjang gelombang 552 nm.

Coca cola merupakan minuman ringan yang sering dikonsumsi selain minuman kopi dan teh. Diantara sekian banyak peminum coca cola tentu banyak pula yang menggunakan gigi tiruan dengan basis dari resin akrilik.

Pada penelitian ini, terlihat tampilan visual resin akrilik yang direndam dalam minuman coca cola terlihat lebih gelap dibandingkan dengan resin akrilik tanpa direndam dalam minuman coca cola.

(52)

satu arah diperoleh p=0,0001 (p<0,05) pada kelompok D (perendaman sampel dalam minuman soda selama 3 hari), hal ini menunjukkan bahwa lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam minuman coca cola meningkatkan perubahan warna resin akrilik tersebut menjadi lebih coklat. Dari hasil uji ini terlihat bahwa makin lama waktu perendaman resin akrilik maka nilai absorbansi semakin menurun.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelompok D mempunyai nilai absorbansi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok A, B, dan C. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan warna yang signifikan pada sampel yang direndam selama 3 hari dibandingkan dengan sampel yang direndam dalam aquadest dan dalam minuman soda (coca cola) selama 1 hari dan 2 hari.

Penurunan nilai absorbansi resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh banyaknya warna dari larutan cola yang diserap pada resin akrilik. Zat warna di dalam cola adalah sulfit amonia karamel dimana interaksi antara sulfit amonia karamel dengan zat warna resin akrilik yaitu merkuri sulfit akan menghasilkan warna yang lebih gelap. Reaksi antara merkuri dan sulfit amonia karamel ini akan membentuk endapan hitam sehingga akan mempengaruhi intensitas warna resin akrilik polimerisasi panas.19

Pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Fajarni (2010) membuktikan tidak ada perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam dalam minuman teh selama 2 hari.31

(53)

terjadi diikuti ikatan fisik dan kimia antara zat warna dan resin.12 Hal ini karena kecendrungan kontak zat warna dari larutan juga akan semakin besar.23

Perubahan warna pada sampel resin akrilik polimerisasi panas dapat disebabkan oleh salah satu sifat resin akrilik polimerisasi panas yaitu menyerap air. Perubahan ini disebabkan oleh kemampuan menyerap cairan pada bahan dan lingkungan sekitar rongga mulut sehingga zat warna pada coca cola yang terserap dapat bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik polimerisasi panas.8

Mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Masuknya cairan ke dalam resin melalui proses difusi diikuti oleh penyerapan substansi lain dari cairan tersebut seperti zat warna. Zat warna ini bersifat akumulatif terutama pada daerah yang terdapat porositas dan pada ruang-ruang kosong diantara matrik polimer. Akumulasi dari zat warna inilah yang menyebabkan perubahan fisik dari resin yaitu perubahan warna.1,23

Porositas dapat disebabkan oleh pengadukan yang tidak tepat antara polimer dan monomer. Porositas terjadi oleh karena sisa monomer yang tidak berpolimerisasi sempurna dengan polimer. Hal ini karena tidak semua monomer akan bersatu dengan polimer, oleh karena itu monomer yang tersisa akan menguap dan menghasilkan porositas.1

(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian eksperimental laboratoris yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perubahan warna pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam minuman soda (coca cola) selama 3 hari.

2. Semakin kecil nilai absorbansi maka semakin kecil intensitas warna resin akrilik dan sebaliknya.

3. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam minuman soda (coca cola) akan menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik tersebut.

6.2 Saran

1. Diharapkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas.

(55)

DAFTAR RUJUKAN

1. Anusavice, KJ. Phillips’ Science of dental materials. Alih bahasa. Johan Arief Budiman dan Susi Purwoko. Edisi ke-10, Jakarta : EGC, 2004 : 197-223.

2. Ferracane, JL. Materials in dentistry: prinsiples and application. 2nd ed. Philadelphia : Lippinchott Williams & Walkins, 2001 : 262-5.

3. Meng TR, Latta MA. Physical properties of four acrylic denture base resins.

Journal of contemporary dental practice. 2005 ; 6(4).

4. Philips RW. Skinner Science of dental materials. 8th ed. Skinners company, 1982 : 177-215.

5. Manappallil JJ. Basic dental materials. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P), 1998: 98-137.

6. Combe E. C. Notes on dental materials. 5th ed., Manchester : Longmann Group Limited, 1986 : 255-67.

7. Wilson HJ, Mansfield MA, Health JR, Spence D. Dental Material 8th ed. Oxford: Blackwell Scientific Publication, 1987 : 353-71.

8. David, Munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorheksidin. Maj ked gigi, 2005; 38(1) : 36-40.

(56)

10. Faltermeier A, Rosentritt M, Reicheneder C, Behr M. Discolouration of orthodontic adhhesives caused by food dyes and ultarviolet light. Eur J orthodont 2008; 30:89-93.

11. Negrutiu M, Sinescu C, Romanu M, Pop D, Lakatos S. Thermoplastic resins for flexible framework removable partial denture. Department of Prothese Technology and Dental Material, 2005; 295-9.

12. Prasetyo EA. Perubahan warna resin komposit hibrid setelah direndam dalam minuman bewarna. Jurnal ilmu konservasi gigi.2008; 1(1):51-54.

13.Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural strength of denture base materials. Thesis. Thailand: University of Mohidol, 2008: 1-73. 14. Celik C, Yuzugullu B, Erkut S, Yamanel K. Effect of mouth rinses on color

stability of resin composites. Eur J dent 2008; 2: 247-53.

15.Joseph RM. Comparison of efficacy of sodium hypoclorite with sodium perborate in the removal of stain from heat cured clear acrylic resin. J. Indian Prosthodont Soc 2009; 9(1): 6-12.

16.Koksal T, Dikbas I. Color stability of different denture teeth materials against various staining agents. J Dental Material 2008; 27(1): 139-144.

17.Wikipedia.Coca-cola.<http://en.wikpedia.org/wiki/Coca-Cola> (29 Agustus 2010).

(57)

19.Svehla G. Vogel’s Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Alih bahasa: Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka. Edisi ke-5, Jakarta : Kalman Media Pustaka, 1990 : 216.

20. Craig RG, Powers JM, Wataha JC. Dental material: propeties and manipulation. 7th ed. India: Mosby, 2000:264.

21. Van Noort R. Introduction to dental materials.3th ed. London: Mosby.2007: 56-63, 216-25.

22.Meutia R. Pengaruh lama perendaman dalam perasan daun jinten terhadap perubahan warna resin akrilik. Skripsi fakultas kedokteran gigi Universitas Airlangga, Surabaya. 2006.

23.Aprilia, Rochyani L, Rahardiarto E. Pengaruh minuman kopi terhadap perubahan warna pada resin komposit. Indonesian journal of dentistry. 2007; 14(3): 164-170.

24.Wordpress. Lebih baik pewarna alami. <http://daymilla.wordpress.com/Lebih-Baik-Pewarna-Alami>. (27 Agustus 2010)

25.Widowati K, Ragowo PD, Josef MKK. Pengaruh coca cola terhadap kekuatan transversa plat akrilik. Journal of the Indonesian Dental Association. 2008: 66-9.

26. Color stability of denture base acrylic

resins in three food colorant. J Prost Dent 1999; 81(4): 375-9.

(58)

28.Wise Geek. What is colorimeter. <http://www.wisegeek.com/what-is-a-colorimeter.htm> (29 Agustus 2010).

29.Wikipedia. Spectrophotometry.<http://en.wikipedia.org/wiki/Spectrophotometry> (29 Agustus 2010).

30.Noegroho W, Kresnoadi U, Subianto A. The change of temperature on the shear strength of permanent soft-liner on acrylic resin. Maj Ked Gigi 2006; 39(2): 77-79.

(59)

Lampiran 1

Kerangka Konsep Skripsi

PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN SODA

RESIN AKRILIK

Pengertian Klasifikasi

Self Curing Acrylic Resin

Light Curing Acrylic

Faktor intrinsik Faktor ekstrinsik

Kopi Minuman soda Bahan pembersih

BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN

(60)

Lampiran 2

Penanaman plat malam pada kuvet bawah Pembuatan plat malam ukuran 20 x 10 x 1,5

3

Pengangkatan plat malam

Pengisian resin akrilik pada mould

Perendaman sampel dalam minuman soda Sampel Penelitian

Proses Akhir dan Pemolisan

Kuring di waterbath pada suhu 700C selama 90 menit kemudian temperatur dinaikkan menjadi 1000C selama 30 menit

Pengepresan kuvet dengan hidrolik press

Hasil

(61)

Lampiran 3

Oneway

Descriptives

Nilai Absorbansi resin akrilik

N Mean

Std.

Deviation Std. Error Minimum Maximum Tidak direndam 6 .345800 .0013535 .0005526 .3442 .3473 Direndam 1 hari 6 .336700 .0088783 .0036245 .3304 .3484 Direndam 2 hari 6 .334450 .0101425 .0041407 .3251 .3475 Direndam 3 hari 6 .322983 .0044396 .0018124 .3170 .3275

Total 24 .334983 .0106354 .0021709 .3170 .3484

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Absorbansi resin akrilik

Levene Statistic df1 df2 Sig.

11.956 3 20 .000

ANOVA

Nilai Absorbansi resin akrilik

(62)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Nilai Absorbansi resin akrilik

(I) Group (J) Group Mean

Direndam 1 hari .0091000 .0041154 .154 -.002419 .020619

Direndam 2 hari .0113500 .0041154 .054 -.000169 .022869

Tidak direndam -.0091000 .0041154 .154 -.020619 .002419

Direndam 2 hari .0022500 .0041154 .946 -.009269 .013769

Tidak direndam -.0113500 .0041154 .054 -.022869 .000169

Direndam 1 hari -.0022500 .0041154 .946 -.013769 .009269

Tidak direndam -.0228167(*) .0041154 .000 -.034335 -.011298 Direndam 1 hari -.0137167(*) .0041154 .016 -.025235 -.002198

Direndam 2 hari -.0114667 .0041154 .051 -.022985 .000052

* The mean difference is significant at the .05 level.

Gambar

Gambar
Gambar 1. Rumus struktur resin akrilik
Gambar 2. Sampel
Gambar 3. Kuvet (kiri) dan timbangan digital (kanan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah ada perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan dengan siklus yang berbeda (5,

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas yang direndam di dalam bahan pembersih gigitiruan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna pada lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang direndam di dalam ekstrak daun jambu biji 30%.. Sampel yang digunakan

Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Sebelum dan Setelah Perendaman 120 Menit.. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik

6 Pengaruh perendamanbasis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak 45% terhadap jumlahCandida.

Pemakaian resin akrilik polimerisasi panas sebagai basis gigi tiruan dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan perubahan (terdegradasinya) bahan basis gigitiruan..

modulus elastisitas basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah. E-glass fiber 1%

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna pada lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang direndam di dalam ekstrak daun jambu biji 30%.. Sampel yang digunakan