BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resin Akrilik
Polimetil metakrilit yaitu resin akrilk telah diperkenalkan oleh Rohm dan Hass
(1936) dan dalam bentuk bubuk oleh Nemours (1937). Dr.Walter Wright (1937)
memperkenalkan resin akrilik sebagai basis gigi tiruan yang mana berkembang
menjadi polimer utama yang digunakan untuk 10 tahun seterusnya.4 Resin akrilik telah berkembang menjadi basis gigi tiruan yang paling banyak digunakan & diterima
di antara semua bahan basis gigi tiruan dan diperkirakan bahwa ia mewakili 95% dari
resin di prostodontik. Resin akrilik adalah bahan ekonomis yang membutuhkan
manipulasi dan metode konstruksi yang relatif mudah.17 Resin telah luas digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan, peralatan ortodonsia dan pedodonsia, mahkota dan
jembatan (resin akrilik atau resin komposit), protesa maksilofasial, dai lepasan,
pelindung mulut untuk atlet, sendok cetak, space maintainer dan sebagai splint.1,18,19
Sampai saat ini bahan resin akrilik polimetil metakrilat jenis polimerisasi panas
masih digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan dibidang kedokteran gigi karena
resin akrilik mempunyai sifat estetik dan kekuatan relatif baik, tidak memiliki sifat
toksik, mudah dimanipulasi, warna dan tekstur mirip dengan gingiva sehingga estetik
di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah serta perubahan dimensi kecil.
Resin akrilik menjadi popular karena basis gigi tiruan yang diperbuat daripada resin
akrilik lebih mudah diproses menggunakan teknik yang ekonomis, dan memuaskan
2.1.1 Pengertian
Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus
strukturnya.
Gambar 1. Rumus struktur resin akrilik
Ada dua kelompok resin akrilik dalam kedokteran gigi. Satu kelompok adalah
turunan asam akrilik, CH2=CHCOOH dan kelompok lain dari asam metakrilik
CH2=C(CH3)COOH.1,19,20
2.1.2 Jenis Resin Akrilik
Resin akrilik diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu resin akrilik polimerisasi
panas, polimerisasi sinar dan swapolimerisasi. Resin akrilik polimerisasi panas adalah
resin yang memerlukan energi panas untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dengan
menggunakan perendaman air di dalam waterbath dan jenis resin akrilik panas lain
menggunakan proses polimerisasi dengan oven gelombang mikro. Resin akrilik
polimerisasi sinar adalah resin akrilik yang diaktifkan dengan sinar yang terlihat oleh
mata. Resin akrilik swapolimerisasi adalah adalah resin akrilik yang menggunakan
energi gelombang mikro dan panas untuk melakukan proses polimerisasi basis gigi
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas 2.2.1 Komposisi
Sebagian besar resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk
dan cairan.1,4,19,20,22 Bubuknya ini memiliki sifat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Cairannya tersedia dalam botol
kedap sinar untuk mencegah premature polymerization yang disebabkan cahaya atau
radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.
Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas : 1,19,20,22
1 Polimer (Bubuk)
Polimer : Granul polimetil metakrilat
Inisiator : Benzoil peroksida (0,2-0,5%)
Zat pigmen : Merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik
2 Monomer (Cairan)
Monomer : Metil metakrilat
Inhibitor : Hidrokuinon (0,006%)
Platicizer : Dibutil pthalat
Agen Cross-linked : Glikol dimetilmetakrilat (1-2%)
2.2.2 Reaksi Polimerisasi
Proses polimerisasi dapat dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan.
Secara ringkas reaksinya seperti berikut :
Gambar 2. Reaksi polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas1
2.2.3 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet
dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan
monomer biasanya 3:1 berdasarkan volumenya atau 2:1 berdasarkan berat.
Setelah bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan atau
campuran akrilik akan mengalami 4 tahap yaitu : 19
a. Tahap Pertama : Tahap basah, seperti pasir (wet sand stage)
b. Tahap Kedua : Tahap lengket dan berserabut bila ditarik (tacky fibrous)
selama polimer mulai larut dalam monomer (sticky
stage).
c. Tahap Ketiga : Tahap lembut, seperti adonan yang halus, homogen dan
liat. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk
memasukkan adonan ke dalam mould. (dough/gel stage).
2.2.4 Sifat-sifat
Sifat-sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas :1,19-21 1. Pengerutan
Kepadatan massa bahan akan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3 ketika
monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli(metilmetakrilat).
Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya, pengerutan
volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan
nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.19 2. Perubahan Dimensi
Pemproresan akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang
baik. Teknik injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik
dibandingkan dengan teknik compression moulding. Garfunkel dan Anderson dkk
(1988) menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada
injection moulding lebih rendah dibandingkan dengan compression moulding.1,19 3. Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik
panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal
yang rendah yaitu 0,0006 (°C/cm).1,20 4. Solubilitas
Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin
umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.
5. Penyerapan Air
Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu tertentu. Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika
ditempatkan pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek
yang nyata pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air
sebesar 0,6 mg/cm2. Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi.19 Difusi adalah berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi
berlebihan dapat menyebabkan diskolorisasi.6,8-11 Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang
terdapat dalam rongga mulut.1.19 6. Porositas
Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi tiruan yang lebih tebal.
Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat
molekul primer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik
didih bahan tersebut. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin
akrilik yang homogen, perbandingan polimer dan monomer yang tepat, proses
pengadukan yang terkontrol dengan baik serta waktu pengisian bahan ke mould yang
tepat.19
7. Stabilitas Warna
Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik.19
Perubahan warna basis gigi tiruan mungkin disebabkan oleh oksidasi dari akselerator
amina atau melalui penetrasi solusi berwarna. Banyak penelitian telah dilakukan
terhadap perubahan warna bahan basis gigi tiruan saat terpapar dalam oral fluid,
pembersih gigi tiruan, dan minuman. Terdapat bukti bahawa minuman seperti teh,
kopi dan anggur secara signifikan meningkatkan pengembangan noda pada resin
akrilik.23-26
2.3 Stabilitas Warna
Stabilitas warna adalah kemampuan suatu bahan mempertahankan warna atau
perubahan sedikit warna dari warna asalnya.1,19 Lebih sedikit perubahan terjadi pada suatu bahan maka semakin baik pula stabilitas warna bahan tersebut. Warna
merupakan salah satu sifat bahan restorasi gigi yang cukup penting. Suatu basis gigi
tiruan yang ideal seharusnya memiliki warna yang mendekati warna alami jaringan
2.3.1 Alat pengukuran warna
Alat-alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dan panjang
gelombang cahaya diantaranya adalah colorimeter, spectrophotometer, densitometer
dan photometer.27 Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dan panjang gelombang tertentu dan
fotometer mengukur intensitas sinar suatu spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk sampel serta blanko
dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dengan blanko
tersebut.
Spektrofotometer UV-Visible adalah alat yang umum digunakan di
laboratorium kimia. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Visible didasarkan pada
fenomena penyerapan sinar spesi kimia tertentu di daerah ultra lembayung
(ultraviolet) dan sinar tampak (visible).29
Jenis-jenis spektrofotometer dibagi menjadi tiga jenis pencahayaan, yaitu
spektrofototmetri visible, spektrofotometri UV (ultraviolet), spektrofotometri
UV-Visible.27 Pada penelitian ini digunakan sumber pencahayaan spektrofotometer Visible.
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna
Perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan
lamanya kontak antara bahan. Perubahan sifat optik bahan bertanggungjawab untuk
perubahan warna atau ketidakstabilan warna. Sifat optik memainkan peran penting
dalam pencocokan warna, karena cahaya yang ditransmisikan dengan informasi optik
atau warna latar belakang dan lingkungan sekitarnya akan mempengaruhi tampilan
resin. Perubahan warna (staining) adalah salah satu di antara faktor yang
mempengaruhi properti optik. Penelitian secara klinis dan in vitro mendapati senyawa
diet sebagai faktor etiologi utama dalam pewarnaan bahan akrilik yang mengarah ke
2.3.2.1Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik melibatkan perubahan warna resin itu sendiri dan perubahan
matriks yang terjadi selama proses penuaan materi akibat berbagai kondisi fisik dan
kimia.6
2.3.2.2Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari
sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi, minuman ringan, dan bahan pembersih gigi tiruan.
Kedua faktor ini menyebabkan terjadinya reaksi kimia-fisik pada bahan resin.
Konsentrasi dan lama paparan bahan stain dalam minuman dapat mempengaruhi
pigmentasi resin.6,8-11
2.4 Kunyit
Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah
mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu
atau untuk menjaga kesehatan, masakan, atau sebagai pengawet. Terbukti memiliki
aktivitas bakteri pada tahun 1949, kurkumin juga telah terbukti memiliki
anti-inflamasi, anti-oksidan, pro-apoptosis, kemopreventif, kemoterapi, anti-proliferasi,
penyembuhan luka, anti-nociceptive, antiparasit, dan sifat anti malaria juga.
Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat aktif terhadap
berbagai penyakit manusia, termasuk diabetes, obesitas, neurologis dan gangguan
kejiwaan, dan kanker, serta penyakit kronis yang mempengaruhi mata, paru-paru,
hati, ginjal, dan saluran pencernaan dan sistem kardiovaskular. 12,14-16
2.4.1 Kandungan kunyit
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid
yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin, bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat
bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri. Kunyit juga mengandung lemak,
karbohidrat, protein, pati, vitamin c dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor,
Kerangka Teori
PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN
KUNYIT
BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN
Kerangka Konsep
Resin akrilik
Resin akrilik polimerisasi panas
Sifat
Stabilitas warna
Faktor Ekstrinsik Perubahan warna
Larutan Kunyit