• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Warna Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman dalam Larutan Tablet Effervescent Pembersih Gigitiruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Warna Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman dalam Larutan Tablet Effervescent Pembersih Gigitiruan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN

PERUBAHAN

PERUBAHAN

PERUBAHAN WARNA

WARNA

WARNA

WARNA RESIN

RESIN

RESIN

RESIN AKRILIK

AKRILIK

AKRILIK

AKRILIK

POLIMERISASI

POLIMERISASI

POLIMERISASI

POLIMERISASI PANAS

PANAS

PANAS

PANAS SETELAH

SETELAH

SETELAH

SETELAH PERENDAMAN

PERENDAMAN

PERENDAMAN

PERENDAMAN

DALAM

DALAM

DALAM

DALAM LARUTAN

LARUTAN

LARUTAN

LARUTAN TABLET

TABLET

TABLET

TABLET

EFFERVESCENT

EFFERVESCENT

EFFERVESCENT

EFFERVESCENT

PEMBERSIH

PEMBERSIH

PEMBERSIH

PEMBERSIH GIGITIRUAN

GIGITIRUAN

GIGITIRUAN

GIGITIRUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: ADINDA PUTRI NIM : 110600024

FAKULTAS

FAKULTAS

FAKULTAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEDOKTERAN

KEDOKTERAN

KEDOKTERAN GIGI

GIGI

GIGI

GIGI

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS SUMATERA

SUMATERA

SUMATERA

SUMATERA UTARA

UTARA

UTARA

UTARA

MEDAN

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2015

Adinda Putri

Perubahan Warna Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman dalam Larutan Tablet Effervescent Pembersih Gigitiruan

x + 39 halaman

(3)

penurunan nilai absorbansi setelah perendaman. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan nilai absorbansi yang signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol dengan kelompok siklus perendaman 5, 10, dan 15 kali. Maka dapat disimpulkan terdapat perubahan warna yang signifikan pada resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan polident dengan siklus perendaman 5, 10, dan 15 kali dan semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan polident akan menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa perendaman).

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 4 Agustus 2015

Pembimbing : Tanda tangan

1. Astrid Yudhit,drg., M.Si

NIP:197811302005012001 ………

2. Rusfian,drg., M.Kes

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji Pada tanggal 4 Agustus 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes ANGGOTA : 1. Astrid Yudhit, drg., M.Si

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya terkhusus penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis, ayahanda JT Garna dan ibunda Retnowati atas segala kasih sayang, motivasi, do’a dan dukungan baik moril maupun materil yang tiada hentinya diberikan kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada saudara penulis, kakanda Risna Eka Safitri dan abangda tersayang Danny Setiawan atas dukungan yang diberikan.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku ketua departemen di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Rusfian, drg., M.Kes dan Astrid Yudhit, drg., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak sekali waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis selama proses penulisan skripsi ini.

(7)

dan Teknologi FKG USU yang telah memberikan saran, masukan dan bantuan kepada penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

5. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort selaku dosen penasehat akademik atas bimbingan dan arahan serta motivasi yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan di FKG USU.

6. Ajeng Pramita, A.Md selaku laboran di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU atas bantuannya selama penelitian berlangsung.

7. Sri Amelia, dr., M.Kes selaku kepala laboratorium infeksius terpadu FK USU atas izin penggunaan fasilitas dan Kak Winda selaku laboran atas bantuannya selama penelitian berlangsung.

8. Maya Fitria, SKM., M.Kes selaku pembimbing pengolahan data SPSS di Departemen Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 4 Agustus 2015 Penulis,

(8)

DAFTAR DAFTARDAFTARDAFTAR ISIISIISIISI

Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Hipotesis Penelitian... 3

1.5 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik... 5

2.1.1 Pengertian ... 5

2.1.2 Jenis Resin Akrilik... 5

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas... 5

(9)

2.2.2 Manipulasi... 6

2.2.3 Proses Curing... 7

2.2.4 Sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas... 7

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna... 9

2.3.1 Faktor Intrinsik... 9

2.3.2 Faktor Ekstrinsik... 9

2.4 Bahan Pembersih Gigitiruan... 10

2.4.1 Mekanisme Pembersih Gigitiruan... 10

2.4.2Komposisi Bahan Pembersih Gigitiruan... 11

2.5 Kerangka Teori... 13

2.6 Kerangka Konsep... 14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian... 15

3.2 Desain Penelitian... 15

3.3.Tempat dan Waktu Penelitian... 15

3.3.1 Tempat Pembuatan dan Perendaman Sampel... 15

3.3.2 Tempat Pengujian Sampel... 15

3.3.3 WaktuPenelitian... 15

3.4 Sampel dan Besar Sampel... 15

3.4.1 Sampel penelitian... 15

3.4.2 Besar Sampel... 16

3.5 Variabel penelitian... 16

3.5.1 Variabel Bebas... 16

3.5.2 Variabel Terikat... 17

3.5.3 Variabel Terkendali... 17

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali... 17

3.6 Kriteria Sampel... 17

3.6.1 Kriteria Inklusi... 17

3.6.2 Kriteria Ekslusi... 18

3.7 Definisi Operasional... 18

3.8 Alat dan Bahan Penelitian... 18

3.8.1 Alat Penelitian... 18

3.8.2 Bahan Penelitian ... 22

3.9 Cara Penelitian... 24

3.9.1Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian... 24

3.9.2Penyelesaian Akhir dan Pemolisan... 26

3.9.3 Perlakuan pada Sampel... 26

3.9.4 Pengukuran Perubahan Warna... 28

3.10 Analisis Data... 29

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 30

(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 37 6.2 Saran... 37 DAFTAR PUSTAKA... 38 LAMPIRAN

DAFTAR DAFTAR DAFTAR

DAFTAR TABELTABELTABELTABEL

Tabel Halaman

1... N ilai Absorbansi, Rerata dan Standar Deviasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas pada Kelompok Kontrol, Kelompok Siklus Perendaman 5, 10 dan 15 kali dalam Larutan Tablet Effervescent Pembersih Gigitiruan Polident dengan Panjang Gelombang 552 nm... 30 2... Nilai

Absorbansi Resin Akrilik dengan UjiOne-way Anova... 31 3... Signifika

(11)

DAFTAR DAFTAR

DAFTARDAFTAR GAMBARGAMBARGAMBARGAMBAR

Gambar Halaman

1... Bentuk dan ukuran sampel... 15 2... Kuvet

... 18 3... Timbang

an digital... 19 4...Rubber

bowldan spatula... 19 5...Waterbat

(12)

6... Pot akrilik... 20 7. Mortar dan alu... 20 8... Inkubato

r... 20 9...

UV-Visible spectrophotometer... 21 10...Stopwatc

h... 21 11...Sonicato

r... 22 12... Kuvet

UV-Visible spectrophotometer... 22 13... Resin akrilik polimerisasi panas... 23 14... Tablet

polident... 23 15... A

quadest... 23 16... Model

master... 24 17... Penanam

(13)

18... Proses penggodokan... 26 19... Penggrin

dingan sampel... 28 20... S

ampel kontrol (A), setelah perendaman 5 kali (B), setelah

perendaman10 kali (C), dan setelah perendaman 15 kali(D)... 29 21... Rerata

(14)

DAFTAR DAFTAR DAFTAR

DAFTAR LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN

Lampiran

1... Alur Penelitian

2... Nilai Absorbansi Perubahan Warna Resin Akrilik Diukur DenganUV-Visible Spectrophotometer

3... Analisa Data ANOVA Satu Arah

(15)

BAB BAB BABBAB 1111

PENDAHULUAN PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1 1.1 1.1

1.1 LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang

Resin akrilik merupakan bahan yang umum digunakan di bidang Kedokteran Gigi sebagai basis gigitiruan.1,2Jenis resin akrilik yang banyak dipakai adalah resin

akrilik polimerisasi panas. Resin ini memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak mudah larut dalam saliva, estetik baik, mudah dimanipulasi, perubahan dimensinya kecil dan relatif murah.3,4

Resin akrilik ini tersedia dalam bentuk bubuk yang disebut polimer dan cairan yang disebut monomer. Kekurangan dari resin akrilik yaitu mudah patah bila jatuh pada permukaan yang keras atau akibat kelelahan bahan karena lama pemakaian serta mengalami perubahan warna setelah digunakan beberapa waktu di dalam mulut.2,3,5

(16)

mukosa palatal dan terjadinya denture stomatitis.1,4 Oleh karena itu, penting untuk

pengguna gigitiruan menjaga kebersihan gigitiruan.

Metode pembersihan gigitiruan secara umum dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu mekanis dan kimia.4,6 Pembersihan secara mekanis dilakukan dengan

menggunakan sikat gigi manual atau sikat gigi yang digerakkan oleh motor listrik, sedangkan pembersihan secara kimia dilakukan dengan merendam gigitiruan dalam larutan pembersih.4,5 Menurut Abelson (1981), pembersihan gigitiruan resin akrilik

dengan cara kimia lebih efekif dibandingkan dengan cara mekanik, karena itu dianjurkan agar gigitiruan direndam dalam larutan pembersih.5

Berbagai sediaan pembersih gigitiruan yang beredar di pasaran antara lain pasta, tablet, cairan yang berasal dari bahan kimia seperti alkalin peroksida, sodium hipoklorit, dan klorhexidin glukonat.3 Health Sience Research Center (2011)

menyatakan, pembersih yang mengandung bahan abrasif sepertidicalcium phosphate, sodium bicarbonate dan calcium carbonate dapat melepaskan stain pada gigitiruan. Menurut Khronghatai Kortrakulkij (2008) sodium bicarbonate sebagai pembersih dapat melepaskan stain yang melekat pada gigi tiruan, sedangkan sodium carbonate

efektif menghilangkan stain alkohol. Salah satu contoh pembersih gigitiruansodium bicarbonat adalah tablet polident fresh active yang merupakan tablet effervescent. Satu tablet polident fresh active dilarutkan dalam air dan rendam gigitiruan dalam larutan tersebut selama 5 menit.7

Lempeng resin akrilik yang direndam pembersih gigitiruan dalam jangka waktu yang terus menerus dapat mempengaruhi sifat fisik dan mekanik dari basis gigitiruan.8 McNeme (1991) melaporkan bahwa penggunaan pembersih gigitiruan

(17)

Stabilitas warna merupakan karakteristik klinis yang sangat penting pada bahan restorasi gigi dan bahan basis gigitiruan.8 Diskolorisasi gigitiruan disebabkan oleh

dua faktor yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah perubahan kimia pada bahan itu sendiri seperti proses polimerisasi tidak sempurna sedangkan faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti kopi, teh, nikotin, minuman ringan dan larutan kumur.10 Yu-lin Lai (2003)

melakukan penelitian mengenai stabilitas warna pada empat bahan polimer dalam air, larutan kopi dan teh, hasilnya menunjukkan tidak terjadi perubahan warna yang signifikan. Dina Saptarini (2013) menyatakan terjadi perubahan warna yang signifikan pada resin akrilik yang direndam dalam infusa daun sirih.5

Oleh karena itu peneliti ingin mengevaluasi mengenai perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tablet effervescent

pembersih gigitiruan. 1.2

1.2 1.2

1.2 PerumusanPerumusanPerumusanPerumusan MasalahMasalahMasalahMasalah

Dari uraian diatas diperoleh permasalahan :

Apakah ada perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tableteffervescentpembersih gigitiruan dengan siklus yang berbeda (5, 10 dan 15 kali).

1.3 1.3 1.3

1.3 TujuanTujuanTujuanTujuan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui perubahan warna basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tableteffervescentpembersih gigitiruan dengan siklus yang berbeda (5, 10 dan 15 kali).

1.4 1.4 1.4

(18)

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

Tidak ada perubahan warna pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tablet pembersih gigitiruan dengan siklus yang berbeda (5, 10 dan 15 kali).

1.5 1.5 1.5

1.5 ManfaatManfaatManfaatManfaat PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat yang menggunakan gigitiruan mengenai pengaruh larutan tablet pembersih gigitiruan terhadap perubahan warna bahan basis gigitiruan.

2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang ilmu material dan teknologi kedokteran gigi.

(19)

BAB BAB BAB BAB 2222

TINJAUAN

TINJAUANTINJAUANTINJAUAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

2.1 2.1 2.1

2.1 ResinResinResinResin AkrilikAkrilikAkrilikAkrilik

2.1.1 2.1.1 2.1.1

2.1.1 PengertianPengertianPengertianPengertian

Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Resin tersebut merupakan plastik lentur yang dibentuk dengan menggabungkan molekul-molekul metil metakrilat multiple. Resin akrilik merupakan istilah bahan resin dari berbagai ester asam akrilat.11

2.1.2 2.1.2 2.1.2

2.1.2 JenisJenisJenisJenis ResinResinResinResin AkrilikAkrilikAkrilikAkrilik

(20)

polimerisasinya dengan pengaplikasian panas. Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan tersebut dengan menggunakan pemanasan air di dalamwaterbath

dan dapat juga menggunakan pemanasan oven gelombang mikro. Resin akrilik polimerisasi sinar adalah resin akrilik yang diaktifkan dengan sinar yang terlihat oleh mata. Resin akrilik swapolimerisasi adalah adalah jenis resin akrilik yang proses polimerisasinya tidak memerlukan bantuan energi panas maupun energi sinar tampak untuk proses polimerisasi, melainkan mengandung aminestersier atau dimetil-para-toluidin didalam monomernya sebagai bahan akselerator kimiawi untuk membantu proses polimerisasi berlangsung.1

2.2 2.2 2.2

2.2 ResinResinResinResin AkrilikAkrilikAkrilikAkrilik PolimerisasiPolimerisasiPolimerisasiPolimerisasi PanasPanasPanasPanas

2.2.1 2.2.1 2.2.1

2.2.1 KomposisiKomposisiKomposisiKomposisi

Sebagian besar resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan. Bubuknya dapat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Cairannya tersedia dalam botol kedap sinar untuk mencegah premature polymerization yang disebabkan cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.12-13

Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas :7,12-14

1. Polimer (bubuk)

Polimer : granul polimetil metakrilat Inisiator : benzoil peroksida (0,2-0,5%)

Zat pigmen : merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik 2. Monomer (cairan)

Monomer : metil metakrilat Inhibitor : hidrokuinon (0,006%) Platicizer : dibutil pthalat

AgenCross-linked: glikol dimetilmetakrilat (1-2%)

2.2.2 2.2.2 2.2.2

(21)

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan monomer biasanya 3:1 berdasarkan volumenya atau 2:1 berdasarkan berat. Setelah bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan atau campuran akrilik akan mengalami fase sebagai berikut :12-15

1. Tahap pertama : tahap basah, seperti pasir (wet sand stage)

2. Tahap kedua : tahap lengket dan berserabut bila ditarik (tacky fibrous) selama polimer mulai larut dalam monomer (sticky stage)

3. Tahap ketiga : tahap lembut, seperti adonan yang halus, homogen dan liat. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam

mould(dough/gel stage)

4. Tahap keempat : tahap kaku, seperti karet (rubbery-hard stage)

5. Tahap kelima : tahap keras dan kaku, hal ini disebabkan menguapnya monomer bebas. Secara klinis adukan terlihat sangat kering (stiff stage)

2.2.3 2.2.3 2.2.3

2.2.3 ProsesProsesProsesProsesCuringCuringCuringCuring

Kuvet yang berisi resin akrilik polimerisasi panas dilakukan proses curing

secara konvensional dengan temperatur 74oC selama 90 menit dan suhu dinaikan

100oC dibiarkan selama 1 jam. Setelah itu perlahan suhu diturunkan hingga suhu

kamar.14

2.2.4 2.2.4 2.2.4

2.2.4 SifatSifatSifatSifat ResinResinResinResin AkrilikAkrilikAkrilikAkrilik PolimerisasiPolimerisasiPolimerisasiPolimerisasi PanasPanasPanasPanas

Sifat-sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas : 1. Pengerutan

(22)

Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya, pengerutan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.12

2. Perubahan Dimensi

Pemroresan akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang baik. Teknik injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibandingkan dengan teknik compression moulding. Garfunkel dan Anderson dkk (1988) menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada

injection mouldinglebih rendah dibandingkan dengancompression moulding.7

3. Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal yang rendah yaitu 0,0006 (°C/cm).12

4. Solubilitas

Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.14

5. Penyerapan Air

(23)

6. Porositas

Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam masa akrilik yang telah mengalami polimerisasi.15 Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi tiruan

yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul primer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, perbandingan polimer dan monomer yang tepat, proses pengadukan yang terkontrol dengan baik serta waktu pengisian bahan ke

mouldyang tepat.4

7. Perubahan Warna

Resin akrilik mempunyai salah satu sifat menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu dengan mekanisme penyerapan melalui difusi molekul air. Terjadinya penyerapan zat warna cairan dalam resin akrilik merupakan salah satu faktor penyebab perubahan warna pada resin akrilik.3

Perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan lamanya kontak antara bahan. Semakin luas ukuran sampel maka semakin besar perubahan fisik pada bahan tersebut dapat terjadi.3

Mikroporositas menentukan terjadinya penempelan partikel warna pada daerah yang poreus. Semakin banyak porositas maka akumulasi dari zat warna yang terabsorbsi melalui proses difusi juga akan semakin banyak. Lama kontak antara bahan resin dan zat berwarna mempengaruhi perubahan warna, hal ini karena semakin lama bahan resin direndam maka semakin besar perubahan warna yang terjadi.16

Beberapa cara untuk mengamati perubahan warna yang terjadi adalah dengan menggunakan spectrometer optic, foto sel type BPY-47 dan microvolt digital yang dapat mengukur besarnya intensitas cahaya yang diserap oleh suatu benda.3

(24)

Spektrofotometer UV-Visible adalah alat yang umum digunakan di laboratorium kimia. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Visible didasarkan pada fenomena penyerapan sinar suatu benda di daerah ultra lembayung (ultraviolet) dan sinar tampak (visible)yaitu dalam jangkauan panjang gelombang 200-800nm.17

2.3 2.3 2.3

2.3 FaktorFaktorFaktorFaktor yangyangyangyang MempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhi PerubahanPerubahanPerubahanPerubahan WarnaWarnaWarnaWarna

Perubahan warna pada resin akrilik dapat disebabkan oleh dua faktor lain yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.7

2.3.1 2.3.1 2.3.1

2.3.1 FaktorFaktorFaktorFaktor intrinsikintrinsikintrinsikintrinsik

Faktor intrinsik adalah penambahan bahan penguat pada basis gigi tiruan yaitu serat juga menyebabkan perubahan warna pada basis gigitiruan resin akrilik.7

2.3.2 2.3.2 2.3.2

2.3.2 FaktorFaktorFaktorFaktor ekstrinsikekstrinsikekstrinsikekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi, minuman ringan, dan bahan pembersih gigi tiruan.7,10 Basis gigitiruan resin akrilik yang direndam dalam larutan pembersih

gigitiruan dalam jangka waktu yang terus-menerus dapat terjadi perubahan warna.3,10

2.4 2.4 2.4

2.4 BahanBahanBahanBahan PembersihPembersihPembersihPembersih GigitiruanGigitiruanGigitiruanGigitiruan

Sebuah bahan pembersih gigitiruan yang efektif harus mempunyai kemampuan untuk menghilangkan lapisan plak bakteri dan mencegahnya terbentuknya kembali serta memiliki kemampuan untuk menghilangkan debris makanan, kalkulus, dan

stain.3,6,8

Bahan pembersih gigitiruan dapat berupa pasta, tablet, gel atau cairan yang dibuat untuk membersihkan gigitiruan penuh atau gigitiruan sebagian lepasan. Salah satu cara memelihara gigitiruan adalah dengan merendam gigitiruan pada larutan pembersih gigi tiruan.6 Penggunaan pembersih gigitiruan pasta lebih rendah

(25)

contoh pembersih gigitiruan berbentuk tablet yang ada di pasaran adalah polident fresh active.

Pada penelitian David (2005) disebutkan perendaman lempeng akrilik dalam larutan pembersih gigitiruan sodium hipoklorit dan klorhexidin yang mengandung klorin dapat menyebabkan adanya perubahan dalam matrix interstitial pada struktur permukaan sehingga terjadi efek pemutihan dan terjadi perubahan warna lempeng akrilik.3

Menurut Dina Saptarini (2013) kandungan fenol dalam infusa daun sirih yang berkontak dengan lempeng resin akrilik akan bereaksi dengan ester dari polimetil metakrilat yang mengakibatkan ikatan rantai polimer dari resin akrilik menjadi terganggu sehingga terjadi rongga-rongga pada lempeng resin akrilik yang dapat meningkatkan perubahan warna akibat peningkatan absorbsi zat tannin yang terkandung dalam infusa sirih.5

2.4.1 2.4.1 2.4.1

2.4.1 MekanismeMekanismeMekanismeMekanisme LarutanLarutanLarutanLarutan TabletTabletTablet EffervescentTabletEffervescentEffervescentEffervescent PembersihPembersihPembersihPembersih GigitiruanGigitiruanGigitiruanGigitiruan

Pada penelitian ini digunakan tableteffervescentpembersih gigitiruan (Polident) yang mengandung sodium bicarbonate dan sodium perborate. Saat tablet ini larut dalam air, sodium perborate terurai untuk membentuk larutan alkaline peroxide.

Larutan peroxide ini kemudian melepaskan oksigen, menghilangkan debris dan memberikan aksi pemutih. Oleh karena itu, penggunaan tablet effervescentpembersih gigitiruan ini dapat menyebabkan hidrolisis dan dekomposisi dari resin akrilik.8

2.4.2 2.4.2 2.4.2

2.4.2 KomposisiKomposisiKomposisiKomposisi bahanbahanbahanbahan pembersihpembersihpembersihpembersih gigitiruangigitiruangigitiruangigitiruan

Adapun komposisi dari larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan (Polident) adalah sebagai berikut18,19:

a. a. a.

a. Sodium bicarbonate

(26)

pasta gigi dan pembersih gigitiruan. Sodium bikarbonat merupakan agen

effervescentyang menghasilkan pembersihan kimia pada gigitiruan.

b. b. b.

b. Citrid acid

Senyawa citrid acid atau asam sitrat merupakan bahan pengawet yang baik dan alami. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih dan anti oksidan. Asam sitrat pada tablet pembersih gigitiruan memberikan aksi pembersihan kimia pada gigitiruan yang dapat menghilangkan deposit. c.

c. c.

c. Sodium perborate

Sodium perborat berfungsi sebagai sumber oksigen aktif dalam deterjen, pembersih gigitiruan dan formula pemutih gigi. Senyawa ini digunakan sebagai agen untuk menghilangkan noda dan memberikan aksi pemutih pada gigitiruan. Sodium perborat memiliki sifat antiseptik dan dapat bertindak sebagai desinfektan.

d. d. d.

d. Sodium lauryl sulfoacetate

Sodium lauryl sulfoacetate merupakan surfactants yang dapat menghilangkan plak dan bakteri pada gigitiruan serta meningkatkan kekuatan pembersihan tablet pembersih gigitiruan.

e. e. e.

e. Sodium polyphosphate

(27)

f.f.f.f.Potassium monopersulfate

Potassium monopersulfate digunakan sebagai agen pengoksidasi. Kandungan klorin pada potassium monopersulfate berfungsi untuk membersihkan gigitiruan dari noda dan komponen organik.

BAB BAB BABBAB 3333

METODOLOGI METODOLOGI METODOLOGI

METODOLOGI PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

3.1 3.1 3.1

3.1 RancanganRancanganRancanganRancangan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Rancangan penelitian ini merupakan : Eksperimental Laboratorium 3.2

3.2 3.2

3.2 DesainDesainDesainDesain penelitianpenelitianpenelitianpenelitian :Post test with control grup desain

3.3Tempat 3.3Tempat 3.3Tempat

3.3Tempat dandandandan WaktuWaktuWaktuWaktu PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

3.3.1 3.3.1 3.3.1

3.3.1 TempatTempatTempatTempat PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan dandandandan PerendamanPerendamanPerendamanPerendaman SampelSampelSampelSampel

(28)

3.3.2 3.3.2 3.3.2

3.3.2 TempatTempatTempatTempat PengujianPengujianPengujianPengujian SampelSampelSampelSampel

Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU 3.3.3

3.3.3 3.3.3

3.3.3 WaktuWaktuWaktuWaktu PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014 - selesai 3.4

3.4 3.4

3.4 SampelSampelSampelSampel dandandandan BesarBesarBesarBesar SampelSampelSampelSampel

3.4.1 3.4.1 3.4.1

3.4.1 SampelSampelSampelSampel PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi panas berbentuk persegi dengan ukuran 20mm x 10mm x 1,5mm.21

10mm 1,5mm

20mm

Gambar 1. Bentuk dan ukuran sampel

3.4.2 3.4.2 3.4.2

3.4.2 BesarBesarBesarBesar SampelSampelSampelSampel

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus sebagai berikut22:

(t-1) (r-1) ≥ 15 Keterangan :

t : jumlah perlakuan r : jumlah ulangan

(29)

perendaman, kelompok 15 kali perendaman, maka besar sampel minimal tiap kelompok ditentukan sebagai berikut :

(t-1) (r-1) ≥ 15 (4-1) (r-1) ≥ 15 3 (r-1) ≥ 15 (r-1) ≥ 5 r ≥ 5+1 r ≥ 6

Dari rumus didapat bahwa besar sampel minimum adalah 6 untuk masing-masing kelompok. Maka total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24.

3.5 3.5 3.5

3.5 VariabelVariabelVariabelVariabel PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Variabel pada penelitian ini terbagi empat kelompok yaitu variabel bebas, variabel terikat, variabel terkendali dan variabel tak terkendali.

3.5.1 3.5.1 3.5.1

3.5.1 VariabelVariabelVariabelVariabel BebasBebasBebasBebas

Siklus perendaman 5,10,dan 15 kali perendaman. 3.5.2

3.5.2 3.5.2

3.5.2 VariabelVariabelVariabelVariabel TerikatTerikatTerikatTerikat

Perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas. 3.5.3

3.5.3 3.5.3

3.5.3 VariabelVariabelVariabelVariabel TerkendaliTerkendaliTerkendaliTerkendali

1. Jenis resin akrilik polimerisasi panas 2. Ukuran sampel 20mm x 10mm x 1,5mm

3. P/W ratio polimer dan monomer resin akrilik polimerisasi panas (9gr :3,6ml). 4. Perbandingan gips keras dan air

5. Suhu dan waktu kuring 6. Suhu perendaman (37˚C)

(30)

8. Jenis tableteffervescent(polident fresh active)

9. Jumlah tableteffervescent: 1 tablet dalam 200ml larutan perendaman 10. Lama perendaman (5 menit)

3.5.4 3.5.4 3.5.4

3.5.4 VariabelVariabelVariabelVariabel TakTakTakTak TerkendaliTerkendaliTerkendaliTerkendali

1. Kecepatan pengadukan resin akrilik 2. Kecepatan pengadukan gips

3. Tekanan pengepressan kuvet

4. Waktu pegadukan resin akrilik hingga mencapaidough stage

5. Waktu pengadukan gips hingga homogen 6. Pemolisan sampel

3.6 3.6 3.6

3.6 KriteriaKriteriaKriteriaKriteria SampelSampelSampelSampel

3.6.1 3.6.1 3.6.1

3.6.1 KriteriaKriteriaKriteriaKriteria InklusiInklusiInklusiInklusi

1.Sampel berbentuk persegi dengan ukuran 20mm x 10mm x 1,5mm 2. Permukaan sampel dipolis licin

3. Tidak poreus 3.6.2

3.6.2 3.6.2

3.6.2 kriteriakriteriakriteriakriteria eksklusieksklusieksklusieksklusi

1. Sampel kotor atau terkontaminasi dengan bahan lain 2. Sampel poreus dan retak

3.7 3.7 3.7

3.7 DefenisiDefenisiDefenisiDefenisi OperasionalOperasionalOperasionalOperasional

1. Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan yang terdiri dari polimer dan monomer yang akan terpolimerisasi setelah pencampuran dan proses penggodokan.

(31)

identik dengan 5 hari perendaman, 10 kali identik dengan 10 hari perendaman, 15 kali kali identik dengan 15 hari perendaman.

3. Perubahan warna adalah kemampuan terjadinya perubahan warna dari warna asli resin akrilik menjadi lebih gelap atau lebih terang. Lebih sedikit perubahan terjadi maka makin baik stabilitas warna bahan tersebut.

4. Larutan tableteffervescent pembersih gigitiruan adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung oksigen aktif serta menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia setelah dicampurkan dengan air.

3.8 3.8 3.8

3.8 AlatAlatAlatAlat dandandandan BahanBahanBahanBahan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

3.8.1 3.8.1 3.8.1

3.8.1 AlatAlatAlatAlat PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

1. Kuvet (Smic,China)

[image:31.612.131.451.239.671.2]

Gambar 2. Kuvet 2. Timbangan digital (ACS MA-100A )

(32)
[image:32.612.253.417.82.214.2] [image:32.612.178.492.286.431.2]

Gambar 4.Rubber bowldan spatula 4.Waterbath(Memmert,Germany)

Gambar 5.Waterbath

5. Micromotor (Strong 207B,Korea) 6.Straight handpiece(NSK, Japan) 7. Mata bur fraser

8. Kertas pasirwaterproof(Taiyo, nomor 600, 800 dan 1000) 9. Lekron

10. Pot akrilik

[image:32.612.278.389.586.675.2]
(33)
[image:33.612.280.387.101.205.2]

11. Mortar dan alu

Gambar 7. Mortar dan alu 12. Gelas ukur

13. Inkubator (Precision Scientific, Chicago)

Gambar 8. Inkubator

[image:33.612.248.421.274.432.2]
(34)
[image:34.612.213.458.84.288.2]

Gambar 9.UV-Visible spectrophotometer

15. Pumice 16.Stopwatch

Gambar 10.Stopwatch

17. Wadah tempat perendaman 18. Plastik selopan

19. Kuas

(35)
[image:35.612.251.417.82.281.2]

Gambar 11.Sonicator

22. KuvetUV-Visible spectrophotometer(Hellma)

Gambar 12. KuvetUV-Visible spectrophotometer

3.8.2 3.8.2 3.8.2

3.8.2 BahanBahanBahanBahan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

[image:35.612.240.429.349.522.2]
(36)
[image:36.612.248.423.84.199.2]

Gambar 13. Resin akrilik polimerisasi panas

[image:36.612.267.404.251.410.2]

2. Tableteffervescentpembersih gigitiruan (Polident Fresh Active)

Gambar 14. Tablet Polident 3. Gips kerastipe II (Moldano, China)

4. Malam (Anchor)

5.Could mould sealsebagai bahan separasi (QC, England) 6. Aquades

Gambar 15. aquadest 7.Xylene

[image:36.612.271.398.522.638.2]
(37)

3.9 3.9 3.9

3.9 CaraCaraCaraCara PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

3.9.1 3.9.1 3.9.1

3.9.1 PersiapanPersiapanPersiapanPersiapan PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan SampelSampelSampelSampel PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

A. Pembuatan model master

[image:37.612.261.411.208.329.2]

Wax dipotong dengan ukuran 20mm x 10mm x 1,5mm menggunakan lekron sebanyak 24 buah sebagai model master.

Gambar 16. Model Master B. Pembuatan mould pada kuvet

1. Gips keras diaduk dengan perbandingan gips dengan air untuk kuvet bawah adalah 100gram : 30ml. (sesuai petunjuk pabrik)

2. Adonan gips diaduk dengan spatula sampai homogen, lalu diisikan ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan.

3.Model master diletakkan pada adonan gips keras yang akan mulai mengeras yang ada di dalam kuvet bawah sampai permukaan atas sejajar pinggir kuvet dan gips.

[image:37.612.249.420.512.649.2]
(38)

4. Gips didiamkan sampai mengeras ±30 menit sampai panas gips menghilang. 5. Seluruh permukaan gips pada kuvet bawah diolesi dengan vaselin.

6. Kuvet atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi adonan gips keras.

7. Setelah gips mengeras, pembuanganwax dilakukan dengan caramemanaskan kuvet sehingga wax meleleh, kemudian kuvet dibuka dan wax yang masih tertinggal dibuang dengan cara pengecoran dengan air panas.

8. Cetakan dibersihkan serta diolesi selapis bahan separasicold mould sealdan tunggu sampai kering.

C. Pengisian Resin Akrilik Polimerisasi Panas padaMould

1. Bahan resin akrilik polimerisasi panas diaduk dalam pot akrilik dengan perbandingan 9gram : 3,6ml (sesuai petunjuk pabrik) sehingga adonan mencapai

dough stage.

2.Mouldyang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik. 3. Plastik selopan diletakkan antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup dan ditekan perlahan dengan alatpressmanual.

4. Kuvet dibuka kembali dan kelebihan akrilik dipotong menggunakan lekron, kemudian kuvet ditutup, dilakukan pengepresan kembali (final press), pemberian tekanan dilanjutkan sampai sebagian besar kuvet berkontak rapat satu sama lain, lalu pasang baut pada kuvet.

D. Proses Penggodokan

Penggodokan dilakukan dengan cara memasukkan kuvet kedalam waterbath.

Waterbath unit diisi dengan air sampai diatas kuvet. Proses pemanasan dengan menaikan suhu mulai dari suhu kamar hingga 74oC selama 90 menit dan suhu

dinaikan 100oC dibiarkan selama 1 jam. Setelah itu perlahan suhu diturunkan hingga

(39)
[image:39.612.180.462.84.245.2]

Gambar 18. Proses penggodokan 3.9.2

3.9.2 3.9.2

3.9.2 PenyelesaianPenyelesaianPenyelesaianPenyelesaian AkhirAkhirAkhirAkhir dandandandan PemolisanPemolisanPemolisanPemolisan

1. Setelah kuvet dingin, sampel dikeluarkan dari kuvet lalu dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dan mendapatkan permukaan yang rata dengan bur

fraser.

2. Permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan kertas pasir di bawah air hingga dihasilkan permukaan yang benar-benar halus.

3. Pemolisan sampel dilakukan dengan menggunakan motor dan brush polish serta bubuk pumice sampai diperoleh permukaan yang mengkilat.

4. Setelah itu, semua sampel dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran lalu dikeringkan diatas tisu.

3.9.3 3.9.3 3.9.3

3.9.3 PerlakuanPerlakuanPerlakuanPerlakuan PadaPadaPadaPada SampelSampelSampelSampel

Pada penelitian ini, total sampel yang digunakan adalah 24 buah, dan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu :

A. Kelompok kontrol, tanpa perlakuan dan dilakukan pengukuran warna.

(40)

1. Sampel diletakkan dalam wadah yang berisi 200ml aquades

2. Kemudian wadah tersebut dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37˚C kemudian masukkan 1 tablet effervescent pembersih gigitiruan polident ke dalam wadah tersebut dan biarkan selama 5 menit (satu siklus perendaman)

3. Sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan air kemudian diletakkan diatas tisu kering sehingga kering pada suhu kamar, setelah itu segera dilakukan siklus perendaman selanjutnya

4. Siklus perendaman sampel dilakukan sampai 5 kali 5. Selanjutnya dilakukan pengukuran warna.

C. Kelompok siklus 10 kali perendaman

1. Sampel diletakkan dalam wadah yang berisi 200ml aquades

2. Kemudian wadah tersebut dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37˚C kemudian masukkan 1 tablet effervescent pembersih gigitiruan polident ke dalam wadah tersebut dan biarkan selama 5 menit (satu siklus perendaman)

3. Sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan air kemudian diletakkan diatas tisu kering sehingga kering pada suhu kamar, setelah itu segera dilakukan siklus perendaman selanjutnya

4. Siklus perendaman sampel dilakukan sampai 10 kali 5. Selanjutnya dilakukan pengukuran warna.

D. Kelompok siklus 15 kali perendaman

1. Sampel diletakkan dalam wadah yang berisi 200ml aquades

(41)

3. Sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan air kemudian diletakkan diatas tisu kering sehingga kering pada suhu kamar, setelah itu segera dilakukan siklus perendaman selanjutnya

4. Siklus perendaman sampel dilakukan sampai 15 kali 5. Selanjutnya dilakukan pengukuran warna.

3.9.4 3.9.4 3.9.4

3.9.4 PengukuranPengukuranPengukuranPengukuran PerubahanPerubahanPerubahanPerubahan WarnaWarnaWarnaWarna

1. Pengukuran perubahan warna dilakukan dengan menggunakan alat UV-Visible spectrophotometer.

2. Pengukuran dilakukan pada sampel kontrol dan sesudah direndam dalam larutan tableteffervescentpembersih gigitiruan (polident).

3. Sampel digrinding menggunakan bur fraser lalu dihaluskan dengan menggunakan mortar dan alu sampai menjadi bubuk resin akrilik yang halus, kemudian bubuk resin akrilik tersebut dilarutkan kedalam pelarut xylene dengan perbandingan sampel : pelarut yaitu 0,3gr : 10ml setelah itu dimasukkan dalam

sonicator selama 5 menit agar larutan homogen, selanjutnya dipindahkan pada kuvet

(42)

Gambar 19. Penggrindingan sampel

4. UV-Visible spectrophotometer akan membaca nilai absorbansi warna resin akrilik.

5. Data nilai absorbansi yang diperoleh dapat dilihat di komputer yang telah terhubung denganUV-Visible spectrophotometerdalam bentuk pdf.

[image:42.612.182.488.219.311.2]

A B C D

Gambar 20. Sampel kontrol (A), setelah perendaman 5 kali (B), setelah perendaman 10 kali (C), dan setelah perendaman 15 kali (D) 3.10

3.10 3.10

3.10 AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData

(43)

BAB BAB BAB BAB 4444 HASIL HASIL HASIL

HASIL PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

Hasil penelitian didapatkan setelah dilakukan pengukuran pada sampel penelitian sejumlah 24 lempeng resin akrilik yang terbagi menjadi 1 kelompok kontrol (tanpa perlakuan) dan 3 kelompok perlakuan (5 siklus, 10 siklus, dan 15 siklus perendaman). Pengukuran absorbansi warna pada tiap sampel menggunakan

UV-Visible spectrophotometerdan didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel 1. Tabel

Tabel

TabelTabel 1.1.1.1. NilaiNilaiNilaiNilai Absorbansi,Absorbansi,Absorbansi,Absorbansi, RerataRerataRerataRerata dandan Standardandan StandarStandarStandar DeviasiDeviasiDeviasiDeviasi ResinResinResinResin AkrilikAkrilikAkrilikAkrilik Polimerisasi

Polimerisasi

PolimerisasiPolimerisasi PanasPanasPanasPanas padapadapadapada KelompokKelompok Kontrol,KelompokKelompok Kontrol,Kontrol,Kontrol, KelompokKelompokKelompokKelompok SiklusSiklusSiklusSiklus Perendaman

Perendaman

PerendamanPerendaman 5,5,5,5, 10101010 dandandandan 15151515 kalikalikalikali dalamdalamdalamdalam LarutanLarutanLarutanLarutan TabletTabletTabletTablet EffervescentEffervescentEffervescentEffervescent Pembersih

Pembersih

PembersihPembersih GigitiruanGigitiruanGigitiruanGigitiruan PolidentPolidentPolidentPolident dengandengandengandengan PanjangPanjang GelombangPanjangPanjangGelombangGelombangGelombang 552552552552 nmnmnmnm

No No No No Sampel SampelSampelSampel

Nilai Nilai

NilaiNilai AbsorbansiAbsorbansiAbsorbansiAbsorbansi

Kontrol Kontrol Kontrol

Kontrol SiklusSiklusSiklus 5555Siklus SiklusSiklusSiklusSiklus 10101010 SiklusSiklusSiklusSiklus 15151515

1 0,19283 0,03491 0,03804 0,02347

2 0,11815 0,04349 0,02864 0,02005

3 0,10052 0,06351 0,03253 0,02261

4 0,17480 0,04710 0,03772 0,01814

5 0,11723 0,03584 0,03525 0,02419

(44)

Dari tabel 1, terlihat nilai absorbansi, rerata dan standar deviasi pada kelompok kontrol dan perlakuan yang direndam dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan polident. Pada kelompok kontrol menunjukkan nilairerata dan standar deviasi 0,134963±0,0388419; kelompok siklus perendaman 5 kali menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi 0,043872 ± 0,0106884; kelompok siklus perendaman 10 kali menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi 0,035955 ± 0,0051163; kelompok siklus perendaman 15 kali menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi 0,021175 ± 0,0025914.

Terlihat adanya penurunan nilai absorbansi pada setiap bertambahnya lama perendaman. Penurunan nilai absorbansi menunjukkan bahwa warna yang diserap oleh resin akrilik polimerisasi panas lebih sedikit daripada warna yang diteruskan.7

Hal ini menunjukkan adanya perubahan warna setelah perendaman. Secara visual juga dapat dilihat resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan mengalami perubahan warna, yaitu menjadi lebih terang (Gambar 20).

Sebelum dilakukan uji analisis antar kelompok perlakuan, dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan Shapiro-Wilk Test (lampiran 3). Hasilnya, setiap kelompok perlakuan memiliki data berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji One-way Anova untuk mengetahui adanya perbedaan dari nilai rerata nilai absorbansi antar kelompok. Sebagai hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel Tabel

TabelTabel 2.2.2.2. NilaiNilaiNilaiNilai AbsorbansiAbsorbansiAbsorbansiAbsorbansi ResinResinResinResin AkrilikAkrilikAkrilikAkrilik dengandengandengandengan UjiUjiUjiUjiOne-wayOne-wayOne-wayOne-way AnovaAnovaAnovaAnova

Sum of Squares df Mean Square f Sig.

Rerata

RerataRerataRerata 0,1349630,1349630,1349630,134963 0,0438720,0438720,0438720,043872 0,0359550,0359550,0359550,035955 0,0211750,0211750,0211750,021175 SD

(45)

Between Groups Within Groups Total .048 .008 .056 3 20 23 .016

.000 38.463 .000

Dari hasil analisis One-way Anova didapatkan nilai p=0,000 yang berarti ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar kelompok. Hal ini menunjukan bahwa Ho (hipotesa awal) ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan warna yang signifikan pada resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan. Untuk mengetahui adanya perbedaan antar masing-masing kelompok, dilakukan Post Hoc Test dengan menggunakan uji LSD yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel Tabel

TabelTabel 3.3.3.3. SignifikansiSignifikansiSignifikansiSignifikansi NilaiNilaiNilaiNilai AbsorbansiAbsorbansiAbsorbansiAbsorbansi ResinResinResinResin AkrilikAkrilik denganAkrilikAkrilikdengandengandenganPostPostPostPost HocHocHocHoc TestTestTestTest(LSD)(LSD)(LSD)(LSD)

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference Sig. Kontrol Siklus 5

Siklus 10 Siklus 15 .0910917 .0990083 .1137883 .000* .000* .000* Siklus 5 Siklus 10

Siklus 15

.0079167 .0226967

.508 .068

Siklus 10 Siklus 15 .0147800 .223

*Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05)

Pada tabel 3 dapat dilihat dari hasil perhitungan uji Least Significant Difference (LSD) didapatkan nilai p antara kelompok kontrol dengan kelompok siklus perendaman 5 kali adalah p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok siklus perendaman 5 kali.

(46)

Dari hasil perhitungan uji Least Significant Difference (LSD) didapatkan nilai p antara kelompok kontrol dengan kelompok siklus perendaman 15 kali adalah p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok siklus perendaman 15 kali.

Dari hasil perhitungan uji Least Significant Difference (LSD) didapatkan nilai p antara kelompok siklus perendaman 5 kali dengan kelompok siklus perendaman 10 kali adalah p=0,508 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siklus perendaman 5 kali dengan kelompok siklus perendaman 10 kali.

Dari hasil perhitungan uji Least Significant Difference (LSD) didapatkan nilai p antara kelompok siklus perendaman 5 kali dengan kelompok siklus perendaman 15 kali adalah p=0,068 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siklus perendaman 5 kali dengan kelompok siklus perendaman 15 kali.

Dari hasil perhitungan uji Least Significant Difference (LSD) didapatkan nilai p antara kelompok siklus perendaman 10 kali dengan kelompok siklus perendaman 15 kali adalah p=0,223 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siklus perendaman 10 kali dengan kelompok siklus perendaman 15 kali.

Dapat dilihat antar kelompokkontrol dengan kelompok siklus perendaman 15 kali, mean difference-nya bernilai lebih besar dari kelompok lain, ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang paling signifikan pada resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan polident sebanyak 15 kali siklus perendaman (5 menit per siklus).

(47)
[image:47.612.123.505.84.222.2]

Gambar 21. Rerata perubahan warna setiap kelompok sampel BAB

BAB BAB BAB 5555

PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini digunakan bahan pembersih gigitiruan golongan alkalin peroksida yaitu polident yang merupakan produk komersial pembersih gigitiruan yang umum digunakan. Perendaman lempeng resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan dilakukan 5 menit per perendaman dan penelitian ini menggunakan 3 kelompok perlakuan dimana masing-masing kelompok dilakukan 5, 10, dan 15 kali siklus perendaman, siklus tersebut diasumsikan sama dengan perendaman gigitiruan selama 5, 10 dan 15 hari, karena dianjurkan melakukan 1 kali perendaman perhari dalam larutan tablet effervescent

pembersih gigitiruan (polident).9

(48)

0,0025914. Nilai absorbansi yang menurun menunjukkan konsentrasi warna yang terkandung dalam resin akrilik juga mengalami penurunan.3,5 Dalam hal ini terjadi

penurunan konsentrasi warna merah pada resin akrilik setelah dilakukan perendaman dalam larutan tableteffervescentpembersih gigitiruan.

Hasil analisis One-way Anova didapatkan nilai p=0,000 atau p<0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan dari nilai rerata sampel tersebut. Terdapat perubahan warna lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang signifikan antar kelompok kontrol dengan kelompok sampel yang direndam selama 5, 10 dan 15 siklus dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan. Pada kelompok siklus perendaman 15 kali terdapat nilai absorbansi yang paling rendah danmean difference

yang bernilai lebih besar dari kelompok lain, ini berarti terdapat perubahan warna yang lebih signifikan pada kelompok siklus perendaman 15 kali dibanding dengan kelompok siklus perendaman 5 dan 10 kali.

Penurunan nilai absorbansi resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh kandungan dari larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan yang bereaksi pada resin akrilik. Tablet polident mengandung sodium perborate (NaBO3) yang akan

terhidrolisis saat dilarutkan dalam air untuk membentuk larutan alkaline peroxide

yang menghasilkan hydrogen peroxide (H2O2) dan borat. Larutan peroxide ini

kemudian melepaskan oksigen, yang berfungsi menghilangkan debris dan memberikan aksi pemutih pada gigitiruan.8 Hal ini sejalan dengan penelitian yang

(49)

tinggi perubahan warna yang terjadi diikuti ikatan fisik dan kimia antara zat warna dan resin. Hal ini dapat dilihat dari nilai absorbansi pada kelompok siklus 15 lebih rendah dibanding nilai absorbansi kelompok lainnya (tabel 1).

Resin akrilik polimerisasi panas juga memiliki sifat penyerapan air yang dalam hal ini ketika direndam kedalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan, terjadi penyerapan air diantara makromolekul dan menyebabkan makromolekul lebih mudah bergerak yang berdampak melemahnya ikatan rantai polimer. Melemahnya ikatan tersebut memungkinkan bahan yang terkandung pada larutan tablet

effervescent pembersih gigitiruan dapat bereaksi, sehingga menyebabkan pigmen terlepas sehingga merubah warna resin akrilik.5 Hasil penelitian ini didukung oleh

(50)

BAB BAB BAB BAB 6666

KESIMPULAN KESIMPULAN

KESIMPULANKESIMPULAN DANDANDANDAN SARANSARANSARANSARAN

6.1 6.1

6.16.1 KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan

Dari hasil penelitian eksperimental laboratorium yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perubahan warna yang signifikan pada resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan polident dengan siklus perendaman 5,10 dan 15 kali.

2. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan polident akan menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik tersebut bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa perendaman).

6.2 6.2

6.26.2 SaranSaranSaranSaran

(51)

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas yang direndam di dalam bahan pembersih gigitiruan lainnya.

DAFTAR

DAFTARDAFTARDAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

1. Anusavice KJ. Phillips’ science of dental materials. 12th ed., St. Louis: W.B.Saunders Company, 2013: 197-223.

2. Mahalistiyani R, Ratwita DF. Pengaruh bahan penguat serat gelas terhadap kekuatan transversal lempeng akrilik. Maj ked gigi2006; 21(4): 140-5.

3. David, Munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorheksidin. Maj ked gigi 2005; 38(1) : 36-40.

4. Wahyuningtyas E. Pengaruh ekstrak grapophyllumpictum terhadap pertumbuhan candida albicans pada plat gigitiruan resin akrilik. Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3): 187-91.

5. Saptarini D, Nirwana I, Harijanto E. Perubahan warna resin akrilik heat cured dengan penambahan glass fiber setelah kontak dengan infusa daun sirih. Material Dent J 2013; 4(1): 39-43.

(52)

denture base resin: An in vitro study. Indian J of Dent Research 2012; 23(1): 39-42.

7. Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural strength of denture base materials. Thesis. Thailand: University of Mohidol, 2008: 1-73.

8. Hong G, Murata H, li Y, Sadamori S, Hamada T. Influence of denture cleansers on the color stability of three types of denture base acrylic resin. J Prosthet Dent 2009; 101: 205-13.

9. Peracini A, Davi LR, Ribeiro N, Freitas R, Silva C, Oliveira H. Effect of denture cleansers on physical properties of heat-polymerized acrylic resin. J Prosthodont Res 2010; 54: 78-83.

10. Khazil A. Evaluation of color alteration of heat-polymerized acrylic resin. MDJ 2008; 5(4): 384-92.

11. Madhyasta P, Kotian R. Effect of staining solutions on color stability of acrylic denture base resins – a spectrophotometric evaluation. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences 2013; 4(1): 549-59.

12. Manappallil JJ. Basic dental materials. 2nd ed., New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P), 1998: 98-137.

13. Philips RW. Skinner’s Science of dental materials. 8th ed. Philadelphia:W.B.Saunders Company, 1982: 177-215.

14. Craig RG, Powers JM, Wataha JC. Dental material: propeties and manipulation. 11th ed., St. Louis: Mosby, 2002:513-666.

15. Combe EC. Notes on dental materials. 5th ed., Edinburgh: Churchill Livingstone, 1986: 255-67.

16. Prasetyo EA. Perubahan warna resin komposit hybrid setelah direndam dalam minuman bewarna. Jurnal ilmu konservasi gigi2008; 1(1):51-4.

(53)

18. Ural C, Sanal FA, Cengiz S. Effect of different denture cleansers on surface roughness of denture base materials. Clinical Dentistry and Research 2011; 35(2): 14-20.

19. Duyck J, Vandamme K, Muller P, Teughels W. Overnight storage of removable dentures in alkhaline peroxide-base tablets affects biofilm mass and composition. J Dent 2013; 8 (2): 1281-9.

20. Hersek N, Canay S, Uzun G, Yildiz F. Color stability of denture base acrylic resins in three food colorant. J Prost Dent 1999; 81(4): 375-9.

Gambar

Gambar 1. Bentuk dan ukuran sampel
Gambar 3. Timbangan digital
Gambar 4. Rubber bowl dan spatula
Gambar 7. Mortar dan alu
+7

Referensi

Dokumen terkait

The hormone replacement therapy users received lower average daily doses of antipsychotic medication; they had similar levels of positive symptoms but significantly less severe

[r]

Bertolino A, Callicott JH, Elman I, Mattay VS, Tedeschi G, Frank JA, et al (1998a): Regionally specific neuronal pathol- ogy in untreated patients with schizophrenia: A proton

[r]

Pihak penerbit kartu atau bank seharusnya ikut bertanggung jawab terhadap masalah yang dihadapi oleh pemegang kartu, dan tidak memberatkan konsumen kartu

Selain itu untuk mendapatkan fenomena aliran fluida yang terjadi di sekitar airfoil, sehingga koefisien angkat dan koefisien hambat akan diperoleh perbedaan

[r]

[r]