• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian Pra iklus, Siklus I dan Siklus II

Kelas IV SD Negeri 03 Karanganyar Siklus I

4.4. Hasil Penelitian Pra iklus, Siklus I dan Siklus II

4.4. Hasil Penelitian Pra iklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran group investigation. Berikut ini dapat dilihat tabel nilai kondisi awal, siklus I dan siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.23.

Tabel 4.23

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IIPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 4 SD Negeri 03 Kranganyar

Pada Kondisi Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II No Ketunta

san

Pra siklus Siklus I Siklus II

Frekue nsi present ase Frekue nsi Present ase Frekue nsi present ase 1 Tuntas 15 53,5% 20 71% 27 96% 2 Tidak tuntas 13 46,5% 8 29% 1 4% Jumlah 28 100% 28 100% 28 100% Nilai maksimum 80 90 100 Nilai minimum 35 40 50 Rata-rata 59 64 77 KKM ≥60 ≥60 ≥60

Berdasarkan tabel 4.23 rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi Tuntas, pada pra siklus ada 15 siswa (53,5%) yang sudah tuntas dan 13 siswa (46,5%) yang belum tuntas setelah diadakan tindakan siklus I ada 20 siswa (71%) yang tuntas dan 8 siswa atau (29%) yang belum tuntas, sedangkan siklus II ada 27 siswa (96%) tuntas dan siswa yang belum tuntas hanya ada 1 siswa (4%). Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4.

Pra Siklus Siklus I Siklus II 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% 54% 71% 96% 47% 29% 4% Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.4

Gambar Diagram Batang Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 4 SD Negeri 03

Kranganyar Pada Kondisi Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus Ii

Berdasarkan gambar 4.4 tapak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar IPA pada pra siklus dan siklus I kemudian ke siklus II. Dalam kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran

group investigation hampir sebagian dari keseluruhan siswa belum tuntas atau memenuhi KKM ≥60 sebesar 46,5% sedangkan yang sudah tuntas sebesar 53,5% dari keseluruhan siswa. Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA sebesar 71% siswa tuntas dan masih ada 29% siswa yang belum tuntas. Maka dari itu perlu meningkatkan hasil belajar pada siklus II. Sedangkan pada siklus II tampak telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan dengan 96% siswa tuntas dan hanya 4% saja siswa yang belum tuntas atau memenuhi KKM.

4.5. Pembahasan

Pada observasi awal hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan guru masih cenderung menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran. Jadi guru lebih aktif sedangkan siswanya pasif dalam proses pembelajan yang berlangsung. Sehingga siswa tidak secara optimal menyerap materi pelajaran yang disampaikan

dan siswa akan merasa jenuh dan bosan. Proses belajar mengajar yang berlangsung dengan metode ceramah dianggap kurang efektif terutama dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Didalam mata pelajaran IPA mengajar dengan ceramah, untuk hasil ulangan harian pada materi memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda, diperoleh data.

Pada prasiklus sebagian besar dari jumlah siswa yaitu 15 siswa (53,5%) sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa (46,5%) untuk kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60). Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 35. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan model pembelajaran yang konvensional, karena ke 15 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 13 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan model pembelajaran yang monoton saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja. Sehingga diperlukan tindakan yang sesuai yaitu dengan kondisi siswa agar siswa dapat bekerjasama dan mudah dalam memahami sebuah materi khususnya memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

Peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I dan II. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai KKM ≥60 sebanyak 20 siswa (71%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 8 siswa (29%) belum tuntas KKM. Nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 40. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai KKM ≥60 sebanyak 27 siswa (96%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 1 siswa (4%) belum tuntas KKM. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 50. Keberhasilan meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan bisa terjadi karena menerapkan model pembelajaran group

investigation. Dengan beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan model group investigation, siwa mulai aktif dalam proses pembelajaran, inisiatif dan berani mengeluarkan pendapat. Interaksi antar siswa dalam kelompok atau antar siswa dala pembelajaran sangat baik. Siswa lebih berani dalam mengukapkan pendapat saat proses pembelajaran. Guru semakin kreatif saat menyampaikan pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa untuk lebih dominan dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi pembelajara yang telah dilakukan oleh observer juga menunjukkan peningkatan proses belajar mengajar baik dari guru dan siswa. Guru terlihat semakin baik dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran group investigation, guru tidak lagi mendominasi pembelajaran, guru mulai memahami untuk mengaktifkan siswa-siswanya dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi juga menunjukkan guru semakin memahami model pembelajaran group investigation, terlihat dari skor yang diperoleh guru semakin meningkat dari pertemuan-kepertemuan berikutnya. Sama dengan yang ditunjukkan guru, siswapun juga mengalami perubahan yang lebih baik dalam proses pembelajaran terutama pada pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran group investigation.Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi yang menunjukkan semakin baik siswa dalam proses pembelajaran, dari siswa yang semula pasif dalam pembelajaran menjadi aktif. Siswa juga semakin berani dalam artian mengeluarkan pendapat, mennyanggah, memberikan masukan mengenai pembelajaran. Skor observasi siswapun semakin meningkat dari pertemuan-kepertemuan berikutnya. Dari siswa-siswa yang mengalami peningkatan dalam proses belajar dan hasil belajar terdapat satu siswa yang belum tuntas KKM. Adanya satu siswa yang tidak tuntas KKM, karena siswa tersebut memang belum bisa membaca. Dari belum mampunya siswa membaca, sangat sulit siswa untuk memahami, mengerjakan soal evaluasi dan memahami materi pembelajaran

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Utari (2012) peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam pokok bahasan energi melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas IV SD N Madyo Gondo 03 kecamatan Ngablak kabupaten Magelang

semester II tahun pelajaran 2011/2012 menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I dan II. 1. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥60) sebanyak 26 siswa (72,22%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (27,78%). Nilai rata-ratanya adalah 73,05 sedangkan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 30. 2. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥60) sebanyak 34 siswa (94,44%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 siswa (5,56%). Nilai rata-ratanya adalah 80,28 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratih Endarini Sudarmono (2011) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Kelas V melalui Penerapan Metode Group Investigation pada Pembelajaran IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”. Dari hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga.

Dokumen terkait