• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 37 responden yang bersedia mengisi kuesioner, adapun profil responden tersebut seperti jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan omset perbulan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Profil Responden

Profil Responden Jumlah Prosentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 31 83,78%

Perempuan 6 16,22%

Total 37 100%

Usia

Usia 21 tahun - 30 tahun 2 5,41%

Usia 31 tahun - 40 tahun 14 37,84%

Usia 41 tahun - 50 tahun 17 45,95%

Usia diatas 50 tahun 4 10,81%

Total 37 100% Pendidikan Terakhir SD 0 0% SMP 3 8,11% SMA 29 78,38% Diploma 3 8,11% Sarjana 2 5,41% Total 37 100% Omset Perbulan ≤ Rp. 3.000.000,00 2 5,41% Rp. 3.000.000,00 – Rp. 400.000.000,00 35 94,59% > Rp. 400.000.000,00 0 0,00% Total 37 100%

14

Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 83,78 persen dengan usia terbanyak 41 tahun - 50 tahun (45,95 persen). Tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA (78.38 persen) dengan omset perbulan sebesar Rp. 3.000.000,00 – Rp. 400.000.000,00 (94.59 persen). Berdasarkan tingkat penghasilan tersebut, semua responden memiliki penghasilan kurang dari 400 juta, sehingga semua responden dikenai PP 46 tahun 2013.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan kuesioner. Tabel 4 di bawah ini menggambarkan deskripsif statistik untuk variabel pengetahuan wajib pajak.

Tabel 4

Deskriptif Statistik Pengetahuan Perpajakan (n = 37)

No Pengetahuan Perpajakan Mengetahui Tidak

Mengetahui Total

1 Dasar perhitungan pajak 59,46% 40,54% 100 %

2 Besarnya tarif pajak 67,57% 32,43% 100 %

3 Melaporkan perpajakan 56,76% 43,24% 100 %

4 Batas akhir membeyar pajak 64,86% 35,14% 100 %

5 Formulir yang digunakan dalam membayar pajak 75,68% 24,32% 100 % Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden memiliki pengatahuan perpajakan seperti dasar perhitungan pajak, besarnya tarif pajak, melaporkan perpajakan, batas akhir membayar pajak dan formulir yang digunakan dalam membayar pajak. Sementara itu untuk melihat deskriptif statistik variabel sikap wajib pajak dapat dilihat pada tabel berikut.

15 Tabel 5

Deskriptif Statistik Sikap Wajib Pajak No Sikap Wajib Pajak

Min Max Mean Std.

Deviation 1 Senantiasa ingin untuk membayar pajak

yang sesuai dengan seharusnya 2 5 3,730 0,769 2 Tidak pernah membentuk dana cadangan

untuk kepentingan pemeriksaan pajak 2 5 3,378 0,893 3 Merasa pemanfaatan pajak selama ini sudah

transparan 2 5 3,757 0,796

4 Merasa dirugikan dalam sistem perpajakan 1 5 3,324 0,973 5 Merasa biaya suap kepada fiskus lebih besar

dibandingkan pajak yang bisa dihemat 2 5 3,676 0,852

Rata-rata 3,573 0,856

Statistik deskriptif untuk variabel sikap wajib pajak atas kepatuhan pajak seperti pada tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata jawaban responden menurut variabel sikap wajib pajak sebesar 3,573 yang artinya bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang positif terhadap pajak. Nilai tertinggi pada indikator sikap yaitu merasa pemanfaatan pajak selama ini sudah transparan sebesar 3,757. Sementara itu, jika dilihat dari nilai terendah indikator sikap wajib pajak yaitu merasa dirugikan dalam sistem perpajakan sebesar 3,324. Sementara itu untuk melihat statistik deskriptif variabel kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6

Deskriptif Statistik Kapatuhan Wajib Pajak

No Kepatuhan Wajib Pajak Min Max Mean Stdt Dev

1 Dalam menghitung besarnya pajak, jika ditemukan nilai pajak yang berupa pecahan, senantiasa melakukan pembulatan kebawah

3 5 4,162 0,501

2 Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, jika terjadi kesalahan dalam perhitungan pajak, akan melakukan koreksi walaupun berimplikasi pada meningkatnya pajak yang harus dibayar

3 5 4,405 0,551

3 Mengakui semua pendapatan dari sumber manapun walaupun berimplikasi pada meningkatnya pajak yang harus dibayar

2 5 4,432 0,647

4

Dalam dua tahun terakhir pernah menerima Surat Tagihan Pajak atas denda keterlambatan penyamapaian SPT Masa

2 5 4,162 0,727

16 menerima Surat Tagihan Pajak atas denda keterlambatan penyamapaian SPT Tahunan 6 Dalam dua tahun terakhir belum pernah

menerima Surat Tagihan Pajak atas bunga keterlambatan pembayaran pajak terutang

2 5 4,351 0,753

7 Dalam dua tahun terakhir belum pernah menerima Surat Tagihan Pajak atas denda dan bunga kekurangan pajak yang disetorkan

2 5 4,324 0,747

Rata-rata 2,286 5 4,289 0,666

Tabel 6 dapat dilihat bahwa, rata-rata jawaban responden menurut variabel kepatuhan wajib pajak, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap pajak. Pernyataan tersebut didukung dengan nilai mean sebesar 4,289. Jika dilihat dari nilai mean tertinggi, indikator mengakui semua pendapatan dari sumber manapun walaupun berimplikasi pada meningkatnya pajak yang harus dibayar merupakan indikator yang memiliki mean tertinggi sebesar 4,432. Sementara itu indikator dalam menghitung besarnya pajak, jika ditemukan nilai pajak yang berupa pecahan, senantiasa melakukan pembulatan kebawah dan dalam dua tahun terakhir pernah menerima Surat Tagihan Pajak atas denda keterlambatan penyamapaian SPT Masa merupakan indikator dengan nilai terendah sebesar 4,162.

Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Hasil uji validitas pengetahuan perpajakan, sikap wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator lebih besar dari 0,3 yang artinya bahwa data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut (Sugiyono 2008). Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha (α), menunjukkan dari masing-masing variabel pengetahuan perpajakan, sikap wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar

17

dari 0,60 (Ghozali 2005). Dengan demikian, maka dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan Perpajakkan Sikap Wajib Pajak dan Kepatihan Wajib Pajak

No Indikator Pengetahuan Perpajakan Validitas Reliabilitas

1 Dasar perhitungan pajak 0,620

0,6104

2 Besarnya tariff pajak 0,700

3 Melaporkan perpajakan 0,697

4 Batas akhir membeyar pajak 0,696

5 Formulir yang digunakan dalam membayar pajak 0,392

No Sikap Wajib Pajak Validitas Reliabilitas

1 Senantiasa ingin untuk membayar pajak yang sesuai dengan

seharusnya 0,827

0,9038 2 Tidak pernah membentuk dana cadangan untuk kepentingan

pemeriksaan pajak 0,902

3 Merasa pemanfaatan pajak selama ini sudah transparan 0,839 4 Merasa dirugikan dalam sistem perpajakan 0,888 5 Merasa biaya suap kepada fiskus lebih besar dibandingkan pajak

yang bisa dihemat 0,798

No Kepatuhan Wajib Pajak Validitas Reliabilitas

1 Dalam menghitung besarnya pajak, jika ditemukan nilai pajak yang berupa pecahan, saya senantiasa melakukan pembulatan kebawah

0,671

0,8900 2 Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, jika terjadi kesalahan

dalam perhitungan pajak, saya akan melakukan koreksi walaupun berimplikasi pada meningkatnya pajak yang harus dibayar

0,754 3 Saya mengakui semua pendapatan dari sumber manapun

walaupun berimplikasi pada meningkatnya pajak yang harus dibayar

0,814 4 Dalam dua tahun terakhir saya pernah menerima Surat Tagihan

Pajak atas denda keterlambatan penyamapaian SPT Masa 0,815 5 Dalam dua tahun terakhir saya belum pernah menerima Surat

Tagihan Pajak atas denda keterlambatan penyamapaian SPT Tahunan

0,796 6 Dalam dua tahun terakhir saya belum pernah menerima Surat

Tagihan Pajak atas bunga keterlambatan pembayaran pajak terutang

0,825 7 Dalam dua tahun terakhir saya belum pernah menerima Surat

Tagihan Pajak atas denda dan bunga kekurangan pajak yang disetorkan

18 Uji Normalitas Data

Berdasarkan uji normalitas data dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan nilai signifikansi pengetahuan perpajakan (0,092), sikap wajib pajak (0,095) dan kepatuhan wajib pajak (0,078) yang artinya bahwa data terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (Santoso 2004)

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis berdasarkan dua hipotesis yaitu pengujian pengaruh langsung pengetahuan perpajakan yang diimbangi dengan etika yang baik terhadap kepatuhan wajib pajak dan pengujian pengaruh tidak langsung pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui sikap wajib pajak

a. Pengujian Pengaruh Langsung Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Tabel 8 Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis β Sig

Pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak 0,758 0,000 Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, terdapat pengaruh langsung pengetahuan perpajakan yang diimbangi dengan etika yang baik terhadap kepatuhan wajib pajak, yang ditunjukan dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H1 diterima.

b. Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Sikap wajib Pajak

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh secara tidak langsung antara variabel pengetahuan perpajakan yang diimbangi dengan etika yang baik (X) yang diimbangi dengan etika yang baik terhadap variabel kepatuhan perpajakan (Y) melalui variabel sikap wajib pajak (Z).

19 Tabel 9

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Perpajakan Melalui Sikap Wajib Pajak. Pengaruh Variabel Standard Eror Pengaruh

Langsung Pengaruh tidak langsung

X – Y 0,758

X – Z (a) 0,153 0,568

Z – Y (b) 0,135 0,508

X – Z – Y (0,568 + 0,508) = 1,076

Berdasarkan tabel 9 menunjukan bahwa, analisis jalur (path analysis) menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh adalah pengaruh langsung (Direct Effect) pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,758. Sedangkan pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui sikap wajib pajak sebesar 1,076.

Nilai t sebesar 2,646 tersebut lebih besar dari 1,96 yang berarti bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) pengaruh tidak langsung dari variabel pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui sikap wajib pajak dapat diterima.

0,758

Pengetahuan Perpajakan (X) Sikap Wajib Pajak (Z) Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

20 Pembahasan

Dari pengujian hipotesis terbukti bahwa pengetahuan pajak yang diimbangi dengan etika yang baik berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti bahwa dengan semakin wajib pajak memiliki pengatahuan mengenai perpajakan yang dimbangi dengan etika yang baik akan semakin tinggi kepatuhan wajib pajak akan perpajakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mustikasari (2007), Angky (2011), Ghoni (2011), Supramono dan Damayanti (2014) yang menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal senada juga ditemukan oleh Kassipillai (2008) yang menyatakan pengetahuan tentang pajak merupakan hal yang sangat penting bagi berjalannya perpajakan. Pengetahuan pajak akan bertambah dengan panjangnya masa pendidikan formal dan didukung dengan pendidikan non formal seperti pelatihan perpajakan, kursus dll. Palil (2005), semakin tinggi pengetahuan akan peraturan pajak, semakin tinggi pula nilai etika terhadap pajak.

Selain itu, dari pengujian hipotesis terbukti bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap sikap wajib pajak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Prasetyo (2006) dan Hardiningsih dan Yulianawati (2011) yang menyatakan terdapat pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap sikap wajib pajak. Hal ini berarti bahwa jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik mengenai perpajakan seperti manfaat pajak, akan menyikapi dengan baik masalah pajak.

Dari pengujian hipotesis juga terbukti bahwa sikap wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sejalan dengan penelitian Widayati dan Nurlis (2010) dan Agustiantono (2012) menyatakan bahwa terdapat pengaruh sikap wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti bahwa, seorang wajib pajak yang mendukung (bersikap positif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan kepatuhan pajak.

Oleh sebab itu, sangat penting jika untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan bagi wajib pajak yang memimiliki pengatahuan pajak yang diimbangi dengan etika yang baik akan meningkatkan sikap akan perpajakan. Pengaruh tidak

21

langsung pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak lebih besar dibandingkan pengaruh langsungnya, sehingga disimpulkan sikap wajib pajak berfungsi sebagai variabel yang memediasi pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Seorang wajib pajak yang mendukung (bersikap positif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula sebaliknya, seorang wajib pajak yang tidak mendukung (bersikap negatif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan kepatuhan pajak.

Dokumen terkait