HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mencari mean, nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi dari abnormal return dan trading volume activity (TVA)saham periode sebelum dan sesudah pengumuman stock split. 1. Statistik Deskriptif Abnormal Return
Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split disajikan pada Tabel 4.1berikut ini.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Abnormal Return
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum 25 -1.1607500E-2 .0229528 .002180000 .0082339708
Sesudah 25 -7.8556240E-1 .0132672 -3.500521200E-2 .1566914571
Valid N (listwise) 25
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0, 2014
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada saat sebelum stock split rata-rata abnormal return saham sebesar 0,00218, dengan standar deviasi sebesar 0,0082339708. Rata-rata abnormal return saham lebih kecil dari standar deviasi menunjukkan bahwa semakin besar penyimpangan nilai rata-rata abnormal return secara keseluruhan terhadap nilai rata-rata abnormal return pada tiap emiten. Abnormal return saham yang terendah sebesar -0,0116075 merupakan abnormal
bidang industri barang konsumsi, khususnya makanan dan minuman. Sedangkan abnormal return saham tertinggi sebesar 0,0229528 merupakan abnormal return dari PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, yaitu perusahaan yang bergerak di bidangindustri barang konsumsi, khususnya farmasi.
Rata-rata abnormal return saham sesudah stock split bernilai negatif yaitu sebesar -0,035005212, dengan standar deviasi sebesar 0,1566914571. Rata-rata abnormal return saham lebih kecil dari standar deviasi menunjukkan bahwa semakin besar penyimpangan nilai rata-rata abnormal return secara keseluruhan terhadap nilai rata-rata abnormal return pada tiap emiten.Abnormal return saham terendah sebesar -0,7855624 terjadi pada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri dasar dan kimia, khususnya pakan ternak. Sedangkan abnormal return saham tertinggi sebesar 0,0132672 terjadi pada PT Astra Otoparts Tbk, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang aneka industri, khususnya otomotif dan komponen.
2. Statistik Deskriptif Trading Volume Activity
Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel trading volume activitysebelum dan sesudah pengumuman stock split disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Trading Volume Activity
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum 25 .0000749 .0188835 .002661804 .0039495416
Sesudah 25 .0001452 .0108628 .002258080 .0027456593
Valid N (listwise) 25
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada saat sebelum stock split rata-rata trading volume activity saham sebesar 0,002661804, dengan standar deviasi sebesar 0,0039495416. Rata-rata trading volume activity saham lebih kecil dari standar deviasi menunjukkan bahwa semakin besar penyimpangan nilairata-rata trading volume activitysecara keseluruhan terhadap nilai rata-rata trading volume activity pada tiap emiten. Trading volume activitysaham yang terendah sebesar 0,0000749merupakan trading volume activitydari PT Surya Citra Media Tbk, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa dan investasi, khususnya advertising, printing dan media. Sedangkan trading volume activitysaham tertinggi sebesar 0,0188835 merupakan trading volume activity dari PT Intraco Penta Tbk, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa dan investasi, khususnya perdagangan besar barang produksi.
Ratarata trading volume activity saham sesudah stock split yaitu sebesar -0,00225808, dengan standar deviasi sebesar 0,0027456593. Rata-rata trading volume activity saham lebih kecil dari standar deviasi menunjukkan bahwa semakin besar penyimpangan nilai rata-rata trading volume activity secara keseluruhan terhadap nilai rata-rata trading volume activity pada tiap emiten. Trading volume activity saham terendah sebesar 0,0001452 terjadi pada PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang industri barang konsumsi, khususnya farmasi. Sedangkan trading volume activitysaham tertinggi sebesar 0,0108628 terjadi pada PT Intraco Penta Tbk, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa dan investasi, khususnya perdagangan
4.2.2 Uji Normalitas
1. Uji Normalitas Abnormal Return
Uji normalitas terhadap data Average Abnormal Return(AAR) sebelum dan sesudah stock split ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa Mean .002180000 -3.500521200E-2
Std. Deviation .0082339708 .1566914571
Most Extreme Differences Absolute .096 .490
Positive .096 .379
Negative -.083 -.490
Kolmogorov-Smirnov Z .479 2.452
Asymp. Sig. (2-tailed) .976 .000
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0, 2014
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa AAR sebelum dan sesudah stock splitmasing-masing memiliki Asymp. Sigsebesar 0,976 dan 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditentukan, maka data AAR adalah tidak berdistribusi normal karena Asymp. Sigsalah satu AAR< α (5%). Dengan demikian untuk pengujian hipotesis pertama digunakan uji non-parametrik dengan wilcoxon signed rank test.
2. Uji Normalitas Trading Volume Activity (TVA)
Uji normalitas terhadap data rata-ratatrading volume activity sebelum dan sesudah stock split ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Hasil Uji Normalitas Trading Volume ActivitySebelum dan Sesudah Stock Split
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa Mean .002661804 .002258080
Std. Deviation .0039495416 .0027456593
Most Extreme Differences Absolute .256 .247
Positive .237 .247
Negative -.256 -.221
Kolmogorov-Smirnov Z 1.281 1.234
Asymp. Sig. (2-tailed) .075 .095
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0, 2014
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwamean TVA sebelum dan sesudah stock splitmasing-masing memiliki Asymp. Sigsebesar 0,075 dan 0,095. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditentukan, maka data mean TVA adalah berdistribusi normal karena Asymp. Sig> α (5%). Dengan demikian untuk pengujian hipotesis kedua digunakan uji parametrik dengan paired sample t-test.
4.2.3 Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Abnormal Return
Pengujian terhadap hipotesis I menggunakan wilcoxon signed rank test karena data tidak berdistribusi normal sesuai dengan hasil uji normalitas pada Tabel 4.3. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.
Ho: Tidak terdapat perbedaan abnormal retun saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split
Ha: Terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, jika nilai sig. ≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Sebaliknya, jika nilai sig.< 0,05 maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel
1) H
. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:
0 diterima jika Zhitung ≤ Ztabel atau Zhitung ≥ -Ztabel 2) H
pada α = 5% a diterima jika Zhitung > Ztabel atau Zhitung < -Ztabel
Tabel 4.5
Hasil UjiWilcoxon Signed Rank TestAbnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split
pada α = 5%
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -1.924a
Asymp. Sig. (2-tailed) .054
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0, 2014
Hasil pengujian pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Zhitung = -1,924 dan Ztabel untuk tingkat signifikansi 5% didapat nilai Ztabel =1,96. Oleh karena nilai Zhitung ≤ Ztabel, maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan abnormal returnsaham sebelum dan sesudah stock split. Uji signifikansi dilakukan dengan
membandingkan nilai sig. (2-tailed) dengan α. Oleh karena nilai sig. ≥ α (0,054 ≥ 0,05), maka dikatakan tidak terdapat perbedaan abnormal returnsaham yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan abnormal returnsaham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.
2. Uji Hipotesis Trading Volume Activity
Pengujian terhadap hipotesis II menggunakan paired sample t-test karena data berdistribusi normal sesuai dengan hasil uji normalitas pada Tabel 4.4. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.
Ho: Tidak terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split
Ha: Terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, jika nilai sig. ≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Sebaliknya, jika nilai sig.< 0,05 maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel
1) H
. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:
0 diterima jika thitung ≤ ttabel atau thitung ≥ -ttabelpada α = 5% pada α = 5%
Tabel 4.6
Hasil UjiPaired Sample t-TestAbnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-taile d) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Sebelum - Sesudah .0004037 240 .0023592 164 .00047184 33 -.0005701127 .0013775607 .856 24 .401
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0, 2014
Hasil pengujian pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai thitung = 0,856 dan ttabel (0,025;23) = 2,0639. Oleh karena nilai thitung ≤ ttabel
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan nilai rata-rata, abnormal return saham mengalami penurunan sesudah stock split. Hal ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif terhadap , maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Oleh karena nilai sig. ≥ α (0,401 ≥ 0,05), maka dikatakan tidak terdapat perbedaan trading volume activity saham yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.
pengumuman stock split atau pasar menganggap informasi stock split sebagai bad news. Hasil pengujian hipotesis pertama ini tidak berhasil mendukung signaling theory yang menyatakan bahwa kebijakan stock split dipandang sebagai sinyal positif karena manajer perusahaan ingin menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik. Hal ini berarti bahwa investor dapat memprediksi informasi yang dibawa oleh peristiwastock splitatau pengumuman stock split tidak mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk mempengaruhi preferensi investor dalam pembuatan keputusan investasinya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farinha dan Nuno (2006) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal returnsaham yang signifikan pada saat dan sesudah pengumuman stock split. Namun, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno et al. (2000), Utami et al. (2009) dan Rusliati dan Esti (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal returnsaham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan nilai rata-rata, trading volume activity yang mencerminkan volume perdagangan saham mengalami penurunan sesudah stock split. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak tertarik untuk membeli saham meskipun harga saham menjadi lebih rendah sehingga dapat dikatakan pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman stock split. Hasil pengujian hipotesis kedua ini tidak berhasil mendukung trading range theory yang menyatakan bahwa dengan harga
saham yang rendah setelah dilakukan stock split akan menambah kemampuan saham untuk diperjual-belikan sehingga saham menjadi semakin likuid. Hal ini berarti bahwainvestor tidak mengantisipasi adanya informasi baru yang dipublikasikan di pasar modalatau investor kurang percaya dengan prospek masa depan yang baik yang dijanjikan oleh perusahaan yang melakukan stock split sehingga tidak terjadi perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno et al. (2000) dan Tanjung (2007) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2003), Farinha dan Nuno (2006), dan Utami et al. (2009) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan volume perdagangan sahamyang signifikan sebelum dan sesudah stock split.
BAB V