Pada dasarnya suatu penelitian tidak selalu beranjak dari nol secara murni, akan tetapi pada umumnya telah ada acuan yang mendasari atau penelitian yang sejenis. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenal penelitian yang terdahulu sebagai bahan relevansinya. Dalam hal ini penelitian yang relevan antara lain dari:
a. Shri. N.V. Hargude dan Dr. S.M. Sawant(2012) melakukan penelitian yang berjudul “experimental investigation of four stroke s.i. engine using fuel energizer for improved performance and reduced emissions”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut: This is a device for fuel pre-processing with the purpose of its preparation for the more effective combustion in the internal-combustion S.I. engine. At its designing the necessary condition for reception of effect of decoupling fuel hydrocarbon circuits and their keeping in such condition for the period, necessary for technological process of fuel burning is considered. The offered design has a concrete purpose. The purpose of the invention is to increase the efficiency of fuel combustion of fuel in the internal-combustion engine (petrol) with improvement of their ecological
commit to user
characteristics reduced emissions of HC & CO. Thus the design is compact and reliable. Pre-Processing of fuel before its reception into the combustion chamber of the internalcombustion S.I. engine occurs in the channel of fuel pipe with to variable cross-section.
Dalam bahasa indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut: Ini merupakan alat yang digunakan untuk perlakuan terhadap bahan bakar dengan tujuan untuk menghasilkan pembakaran yang lebih efektif pada mesin dengan pembakaran internal S.I. Alat ini dirancang untuk memberi efek keterlepasan ion molekul hidrokarbon bahan bakar dan menjaga agar tetap pada kondisi optimal, Tujuan dari penemuan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi pembakaran bahan bakar pada mesin pembakaran internal dengan perbaikan karakteristik penurunan emisi gas buang CO dan HC. Alat ini bekerja pada saluran selang bahan bakar.
Tabel 2.1. Pengamatan emisi gas CO pada RPM yang berbeda dan tanpa magnet, pemasangan 1 magnet & pemasangan 2 magnet.
Speed in
commit to user
Tabel 2.2. Pengamatan emisi gas HC pada RPM yang berbeda dan tanpa magnet, pemasangan 1 magnet & pemasangan 2 magnet.
Speed in
Dari Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 menunjukkan hasil pengamatan emisi gas CO dan HC pada RPM yang berbeda dan tanpa magnet, pemasangan 1 magnet
& pemasangan 2 magnet pada mesin 4 Tak
b. P Govindasamy dan S Dhandapani (2007) melakukan penelitian yang berjudul “performance and emissions achievements by magnetic energizer with a single cylinder two stroke catalytic coated spark ignition engine”.
Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut: There is significant increase in brake thermal efficiency and peak pressure whereas decrease in CO, HC and cyclic variation in case of copper and zirconia coated engines as compared to base engine (Table 2). The variation of peak pressures for continuous cycles of coated engine (9000 gauss) is less than that of the base engine.
commit to user
Dalam bahasa indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada peningkatan signifikan dalam penurunan efisiensi suhu dan tekanan puncak sedangkan pengurangan CO, HC dan variasi putaran dalam kasus pelapisan tembaga dan zirconia pada mesin dibandingkan dengan mesin standar.
Variasi tekanan puncak untuk siklus terus-menerus dari mesin yang dilapisi (9000 gauss) itu lebih rendah dari mesin standar.
Gambar 2.17. Grafik Emisi Gas CO
(Sumber: Shri. N.V. Hargude dan Dr.
S.M. Sawant, 2012)
Gambar 2.18. Grafik Emisi Gas HC
(Sumber: Shri. N.V. Hargude dan Dr.
S.M. Sawant, 2012)
Dari Gambar 2.17 menunjukkan grafik penurunan emisi gas CO dan Gambar 2.18 menunjukkan penurunan emisi gas HC pada mesin 2 Tak dengan pemasangan penghemat bahan bakar pada saluran bahan bakar dari magnet.
commit to user
c. Houtman P. Siregar (2007) melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh diameter kawat kumparan alat penghemat energi yang berbasis elektromagnetik terhadap kinerja motor diesel”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Gambar 2.19. Grafik Persentase Penghematan Bahan Bakar dengan 3000 Lilitan
(Sumber: Houtman P. Siregar, 2007)
Gambar 2.20. Grafik Persentase Penghematan Bahan Bakar dengan 4000 Lilitan
(Sumber: Houtman P. Siregar, 2007)
commit to user
Dari Gambar 2.19 dan Gambar 2.20 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Diameter kawat kumparan dan jumlah lilitan kumparan alat penghemat bahan bakar yang berbasis elektromagnetik sangat berpengaruh pada konsumsi bahan bakar motor diesel.
2) Persentase penghematan bahan bakar yang dihasilkan oleh peralatan yang berbasis elektromagnetik pada penelitian ini dapat menghemat pemakaian bahan bakar motor diesel sekitar 30,79% dengan menggunakan diameter kawat kumparan 0,35 mm dan dengan jumlah lilitan kumparan elektromagnetik 4000 lilitan.
3) Alat penghemat bahan bakar yang dirancang dan dibuat dapat menurunkan kadar opasitas (kepekatan) gas buang motor diesel secara khusus untuk alat dengan menggunakan diameter kumparan kawat 0,25 mm dan sebagai konsekuensinya dapat memperbaiki kualitas udara atau menurunkan polusi udara lingkungan hidup dari sudut pandang kepekatan gas buang motor diesel.
d. Anggarif Romadhoni (2012) melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh penggunaan ignition booster pada kabel busi dan penambahan metanol pada bahan bakar premium terhadap emisi gas buang co dan hc pada honda supra x tahun 2007”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan Ignition Booster terhadap emisi gas CO dan HC pada sepeda motor Honda Supra X tahun 2007 pada taraf signifikansi 1 %. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data CO yang menyatakan bahwa Fobservasi = 49,04 lebih besar dari pada FTabel = 4,46 (Fobservasi> FTabel). Pada Gambar 2.20 menunjukkan penggunaan Ignition Booster di dekat busi menghasilkan kadar gas CO yang paling rendah dengan rerata 1,22 %.
commit to user
Gambar 2.21. Grafik Emisi Gas CO
Gambar 2.22. Grafik Emisi Gas HC
Data hasil uji HC menyatakan bahwa Fobservasi = 11,01 lebih besar dari pada FTabel = 4,46 (Fobservasi> FTabel). Pada Gambar 2.21 menunjukkan penggunaan Ignition Booster di dekat busi menghasilkan kadar gas HC yang paling rendah dengan rerata 942,08.
2) Ada pengaruh yang signifikan pada penambahan metanol pada bahan bakar terhadap emisi gas CO dan HC pada sepeda motor Honda Supra X tahun 2007 pada taraf signifikansi 1 %.
1.62