• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang diterbitkan mengenai Two Stay Two Stray dan Guided Note Taking yang berfokus pada pengaruh keduanya terhadap hasil belajar sudah banyak dilakukan. Pengaruh keduanya terhadap hasil belajar telah secara meyakinkan dibuktikan pada beberapa penelitian, diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Purmiati R., Wakhid Akhdinirwanto, dan H. Ashari yang berjudul ”Penerapan Metode Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo” menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas VII D SMP N 7 Purworejo. Dan peningkatan aktivitas siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi diketahui bahwa pada pra siklus, persentase aktivitas siswa rata-rata 40%. Pada sikus I menjadi 59,69%, dan pada siklus II menjadi 76,56%. Sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata 66,47 menjadi 72,81 pada silkus I, dan menjadi 78,75 pada siklus II.44

In Diyah Saraswati, Edy Soedjoko, dan Bambang Eko Susilo dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat” menyimpulkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran TSTS berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik

44

Purmiati R., Wakhid Akhdinirwanto, dan H. Ashari, “Penerapan Metode Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo”,

21

(LKPD) dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik (kelas eksperimen 31,58% dan kelas kontrol 18,42%), (2) model pembelajaran TSTS berbantuan LKPD dan alat peraga dapat mencapai ketuntasan belajar baik individual maupun klasikal (kelas eksperimen 100% dan kelas kontrol 81,58%), (3) kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran TSTS berbantuan LKPD dan alat peraga lebih baik dari peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori (hal ini didapatkan berdasarkan uji perbedaan rata-rata kontrol dan eksperimen).45

Hamiddin dalam penelitian yang berjudul “Improving Students’ Comprehension of Poems Using Two Stay Two Stray Strategy” menemukan bahwa strategi TSTS dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa dalam materi puisi/syair. Strategi TSTS pada siklus I dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap puisi sebanyak 16,3 dari nilai rata-rata sebelumnya 59,7 menjadi 76. Kemudian rata-rata skor siswa dalam siklus 2 adalah 80, naik 4 poin dari siklus I. Selain itu, keterlibatan aktivitas siswa di siklus 1 adalah 71%, atau sekitar 16-17 siswa yang aktif terlibat, kemudian pada siklus 2 keterlibatan aktivitas siswa adalah 86% atau sekitar 19-20 orang yang aktif terlibat.46

Nur Ida Fitriyah, Eling Purwantoyo, dan Chasnah juga pernah meneliti mengenai “Efektivitas Kooperatif Two Stay Two Stray terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”. Mereka menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif TSTS efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi klasifikasi mahluk hidup di MTS Negeri Sulang. Hal ini dibuktikan dengan

45In Diyah Saraswati, Edy Soedjoko, dan Bambang Eko Susilo, “Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat”, Unnes Journal of Matematics Education, Vol 1:1, 2012.

46

Hamiddin, “Improving Students’ Comprehension of Poems Using Two Stay Two Stray Strategy”, Jurnal Vydia Karya I, Jilid 27:1, 2012.

presentase aktif dan sangat aktif siswa secara klasikal mencapai 86.67% dan ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 93.33%.47

Dwi Sulisworo dan Fadiyah Suryani juga meneliti mengenai TSTS dalam penelitian yang berjudul “The Effect of Cooperative Learning, Motivation and Information Technology Literacy to Achievement”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran, khususnya TSTS, dapat mempengaruhi prestasi belajar. Motivasi bisa digunakan untuk menjelaskan prestasi belajar itu, bukan literasi siswa terhadap teknologi informasi.48

Ika Nurdayanti, Sri Mulyani E. Susilowati, dan Sri Sukaesih dalam penelitian yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir Berpasangan Berempat dengan Bantuan Catatan Terbimbing Materi Pengelolaan Lingkungan” berkesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berempat dengan catatan terbimbing berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai KKM siswa kelompok eksperimen yang mencapai 100% sedang pada kelas kontrol mencapai 87%. Nilai KKM yang dimaksud adalah lebih dari 66.49

Christianti, Sudarmin, dan T. Subroto dalam penelitian yang berjudul “Model Pembelajaran Guided Note Taking Berbantuan Media Chemo-Edutainment pada Materi Pokok Koloid” menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan rata-rata hasil belajarnya. Persentase ketuntasan belajar klasikal kelas kontrol adalah 70% sementara ketuntasan belajar kelas eksperimen adalah 92.86%. Berdasarkan hasil pengambilan data non-tes, diketahui bahwa siswa merespon pembelajaran dengan

47

Nur Ida Fitriyah, Eling Purwayanto, dan Chasnah., “Efektivitas Kooperatif Two Stay Two Stray terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”, Uness Journal of Biologi education, Vol. 2, 2012.

48Dwi Sulisworo dan Fadiyah Suryani, “The Effect of Cooperative Learning, Motivation and

Information Technology Literacy to Achievement”, International Journal of Learning and Development, Vol. 4:2, 2014.

49Ika Nurdayanti, Sri Mulyani E. Susilawati, dan Sri Sukaesih, “Pembelajaran Kooperatif Tipe

Berpikir Berpasangan Berempat dengan Bantuan Catatan Terbimbing Materi Pengelolaan

23

positif karena Chemo-Edutainment (CET) bersifat menarik, menantang, dan menghibur.50

Tara L. Cornelius dan Jamie Owen-DeSchryver juga pernah meneliti mengenai catatan dengan judul “Differential Effect of Full and Partial Notes on Learning Outcomes and Attendance”. Mereka menemukan bahwa para siswa yang menerima catatan secara parsial lebih baik dalam ujian semester dan saat ujian akhir. Sementara siswa yang menerima catatan secara penuh memiliki nilai negatif dalam hal kehadiran.51

Jennifer L. Austin, Melissa Lee, dan Jeffrey P. Carr dalam penelitian yang berjudul “The Effect of Guided Note on Undergraduate Students’ Recording the Lecture Content” berdasarkan hasil observasi menemukan bahwa perkuliahan menggunakan slide dengan atau tanpa catatan terbimbing lebih baik daripada perkuliahan dengan ceramah (cara tradisional) dalam hal penangkapan mengenai titik penting dan contoh materi. Meski demikian, perbaikan kualitas catatan menjadi hal yang terobservasi di luar semua pengukuran dependen saat guided note digunakan. Penggunaan slide yang dilengkapi dengan catatan terbimbing menjadi alternatif solusi dalam pembelajaran yang efektif dan efisien.52

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan letak pentingnya penelitian ini dilakukan. Penelitian mengenai teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) ini merupakan penyelesaian atas masalah yang timbul dari proses penerapan teknik kooperatif TSTS yang kurang kondusif. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keaktifan dan partisipasi siswa melalui pengontrolan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerjasama siswa saat teknik TSTS dilangsungkan. Dengan menerapkan GNT pada teknik kooperatif TSTS, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil belajar yang lebih mendalam.

50

Christianti, Sudarmin, dan T. Subroto, “Model Pembelajaran Guided Note Taking

Berbantuan Media Chemo-Edutainment pada Materi Pokok Koloid”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol 1:1, 2012.

51

Tara L. Cornelius dan Jamie Owen-DeSchryver, “Differential Effect of Full and Partial Notes on Learning Outcomes and Attendance”, Teaching of Psychology, Vol 35, 2008.

52

Jennifer L. Austin, Melissa Lee, dan Jeffrey P. Carr, The Effect of Guided Note on

Undergraduate Student s’ Recording the Lecture Content, Journal of Instructional Psychology,

Dokumen terkait