• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

1996; Otley dan Pierce, 1996a). Menurut Silaban (2009) tindakan-tindakan yang disebutkan tadi di atas secara langsung mereduksi kualitas audit karena auditor memilih untuk tidak melaksanakan seluruh tahapan program audit secara cermat dan seksama.

Tindakan penggantian prosedur audit (altering of audit procedure) juga

termasuk sebagai tindakan yang mereduksi kualitas audit secara langsung. Pada umumnya tindakan ini dilakukan karena auditor beroendapat bahwa prosedur yang telah ditetapkan memerlukan waktu yang lama untuk diterapkan sehingga auditor melakukan penggantian prosedur audit sesuai dengan kehendaknya. Prosedur audit yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan menyebabkan hasil audit diragukan kualitasnya.

Perilaku yang mereduksi kualitas audit langsung (RKA) dapat digolongkan sebagai perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis adalah setiap tindakan yang diperbuat seseorang yang dapat berdampak buruk pada pihak lain, dan tindakan tersebut menyimpang dari aturan yang berlaku dan secara moral tidak dapat diterima (Jones, 1991).

2.2 HasilPenelitian Sebelumnya

Penelitian Cook dan Kelly (1988), variabel yang digunakan tekanan anggaran waktu yang dirasakan auditor dalam pelaksanaan audit dan cara yang ditempuh auditor untuk menanggulanggi tekanan anggaran waktu. Sampel penelitian adalah 73 auditor dari semua level. Hasil penelitian menunjukkan tekanan anggaran wkatu yang dirasakan auditor meningkat dibandingkan dengan

29

hasil studi 1982, auditor senior dan staf auditor cenderung menghadapai tekanan anggaran waktu yang lebih besar daripada auditor posisi level atas (partner dan manajer), dan cara yang ditempuh auditor dalam mengatasi tekanan anggaran waktu cenderung dengan melakukan perilaku audit disfungsional. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu tekanan anggaran waktu dan perilaku penurunan kualitas audit. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak menggunakan locus of control; komitmen organisasi;

pengalaman serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian Otley dan Pierce (1996b), variabel yang digunakan tekanan anggaran waktu; komitmen profesional; dan gaya kepemimpinan manajer pada perilaku audit disfungsional. Sampel penelitian adalah 356 auditor senior pada tiga perusahaan yang tergolong dalam The Big Six di Irlandia. Kuesioner yang

dapat digunakan 260 buah. Hasil penelitian menunjukkan ketercapaian anggaran waktu dan gaya kepemimpinan manajer berpengaruh pada perilaku audit disfungsional; serta komitmen profesional tidak berpengaruh pada perilaku audit disfungsional. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu tekanan anggaran waktu dan perilaku penurunan kualitas audit. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak menggunakan locus of control;

komitmen organisasi; pengalaman serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian Coram, et al (2003), variabel yang digunakan karakteristik

individu yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal pada

30

Kuesioner yang digunakan sebanyak 106 buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor dengan locus of control eksternal lebih menerima perilaku audit

disfungsional dibandingkan auditor yang memiliki locus of control internal.

Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu

locus of control internal dan eksternal dan perilaku penurunan kualitas audit.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak menggunakan tekanan anggaran waktu; komitmen organisasi; pengalaman serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian dilakukan oleh Simanjuntak (2008), variabel yang digunakan

time budget pressure dan risiko kesalahan pada penurunan kualiatas audit.

Populasi penelitian adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik The

Big Four dan Non- The Big Four di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tekanan anggaran waktu dan resiko audit berpengaruh pada perilaku penurunan kualitas audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu tekanan anggaran waktu dan perilaku penurunan kualitas audit. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak menggunakan locus of control;

komitmen organisasi; pengalaman serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen profesional, tekanan anggaran waktu audit,

posisi auditor, tipe KAP, perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of

time. Sampel penelitian, yaitu 1.500 responden di 90 KAP di Kota Jakarta,

31

(locus of control dan dimensi komitmen profesional) berpengaruh pada tekanan

anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit disfungsional (RKA dan URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap perilaku audit disfungsional; serta posisi auditor di KAP dan tipe KAP berpengaruh pada model perilaku audit disfungsional (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu

locus of control; tekanan anggaran waktu audit; dan perilaku reduksi kualitas

audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisas; pengalaman; serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Indarto (2011) variabel yang digunakan

time pressure atas prosedur audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penghentian premature atas prosedur audit. Sebaliknya variabel review procedure

dan quality control oleh Kantor Akuntan Publik, Komitmen pada organisasi

auditor; komitmen professional auditor; prosedur dan kesadaran etis berpengaruh negatif secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan pengalaman dalam mengaudit meski berpengaruh negatif pada penghentian prematur atas prosedur audit. Sampel penelitian adalah 71 auditor di Akuntan Publik di Semarang. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu time pressure; ,komitmen organisasi; dan

pengalaman. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan locus of

32

Penelitian yang dilakukan oleh Triono dkk. (2012), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen organisasional, posisi auditor di

KAP, dan perilaku disfungsional audit. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control

berpengaruh negatif signifikan terhadap komitmen organisasional; locus of

control berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional

audit; posisi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional; posisi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; komitmen organisasional berpengaruh negatif signifkan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; locus of control,

posisi auditor, dan komitmen organisasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control;

komitmen organisasi; dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan tekanan anggaran waktu audit; pengalaman; serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian Hastuti (2013) membuktikan bahwa tekanan anggaran waktu berhubungan positif dengan perilaku audit disfungsional, yang artinya semakin tinggi tekanan anggaran waktu yang dirasakan auditor, maka kecenderungan melakukan perilaku penurunan kualitas audit semakin meningkat. Locus of

control eksternal berpengaruh positif dengan perilaku audit disfungsional yang

artinya semakin tinggi locus of control eksternal seorang auditor, maka semakin

tinggi juga keinginan auditor tersebut untuk melakukan perilaku penurunan kualitas audit. Locus of control internal berpengaruh negatif terhadap perilaku

33

penurunan kualitas audit, artinya semakin tinggi locus of control internal yang

dimiliki seseorang maka semakin kecil keinginan auditor melakukan tindakan penurunan kualitas audit. Hasil penelitian komitmen professional afektif, kontinu, dan normatif berhubungan negatif dengan perilaku penurunan kualitas audit. Hal ini berarti bahwa auditor yang memiliki komitmen professional afektif, kontinu, dan normatif rendah lebih cenderung melakukan perilaku penurunan kualitas audit dibandingkan auditor yang memiliki komitmen profesional afektif, kontinu, dan normatif kuat.

Wintari (2015) membuktikan bahwa tekanan anggaran waktu berhubungan positif dengan perilaku audit disfungsional, yang artinya semakin tinggi tekanan anggaran waktu yang dirasakan auditor, maka kecenderungan melakukan perilaku penurunan kualitas audit semakin meningkat. Locus of

control eksternal berpengaruh positif dengan perilaku audit disfungsional yang

artinya semakin tinggi locus of control eksternal seorang auditor, maka semakin

tinggi juga keinginan auditor tersebut untuk melakukan perilaku penurunan kualitas audit. Locus of control internal berpengaruh negatif terhadap perilaku

penurunan kualitas audit, artinya semakin tinggi locus of control internal yang

dimiliki seseorang maka semakin kecil keinginan auditor melakukan tindakan penurunan kualitas audit. Hasil penelitian komitmen professional afektif, kontinu, dan normatif berhubungan negatif dengan perilaku penurunan kualitas audit. Hal ini berarti bahwa auditor yang memiliki komitmen professional afektif, kontinu, dan normatif rendah lebih cenderung melakukan perilaku penurunan kualitas audit dibandingkan auditor yang memiliki komitmen profesional afektif, kontinu, dan

34

normatif kuat. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal; tekanan anggaran waktu audit; dan perilaku

disfungsional audit. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai yang berstatus sebagai pejabat fungsional auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Bali yang berjumlah 70 orang di tahun 2015. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi; pengalaman; serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Dokumen terkait