• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Dalam dokumen Septiani Hayuning Tridinanti R1110029 (Halaman 34-45)

Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2011 ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kadar Hb. Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC ke RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali dan telah memenuhi kriteria inklusi.

Hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang anemia dengan kadar Hb di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali pada 40 responden yang diteliti pada bulan Juni 2011 adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden a. Umur <20 TH 20-35 15% 85%

Gambar 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali

Gambar 4.1 menunjukkan mayoritas responden berumur 21-35 tahun sebanyak 34 orang (85%), responden berumur <20 tahun sebanyak 6 orang (15%).

commit to user b. Tingkat Pendidikan SD SMP SMA PT 10% 7,5% 32,5% 50%

Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali

Grafik diatas menunjukkan mayoritas responden ber pendidikan SMP sebanyak 20 responden (50%), dan yang paling sedikit responden berpendidikan PT yaitu 3 responden (7.5%).

c. Jenis Pekerjaan IRT PETANI SWASTA PNS 37% 25% 27,5% 10%

Gambar 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali

Gambar 4.3 menunjukkan responden paling banyak adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 15 responden (37%), dan yang paling sedikit jenis pekerjaan sebagai PNS sebanyak 4 orang (10%).

commit to user d. Kehamilan 1 2 3 62,5% 30% 7,5%

Gambar 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Kehamilan di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali

Gambar diatas menunjukkan mayoritas responden baru hamil pertama kali sebanyak 25 responden (62.5%), dan paling sedikit hamil ke 3 yaitu 3 responden (3%).

e. Tingkat Pengetahuan tentang anemia

TINGGI SEDANG RENDAH 17,5% 27,5% 55%

Gambar 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi (baik) sebanyak 7 orang (17.5%), tingkat pengetahuan sedang (cukup) sebanyak 11 orang (27.5%),

commit to user

dan ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah (kurang) sebanyak 22 orang (55%). Berdasarkan data tersebut sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan rendah tentang anemia.

f. Kadar Hb TIDAK ANEMIA ANEMIA RINGAN ANEMIA SEDANG 30% 6% 22%

Gambar 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kadar Hb di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang tidak menderita anemia sebanyak 12 responden (30%), yang mengalami anemia ringan sebanyak 22 responden (55%) dan yang mengalami anemia sedang sebanyak 6 responden (15%).

2. Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Anemia dengan Kadar Hb Pada

Ibu Hamil

Tabel 4.1. Cross Tabulation Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Anemia dengan Kadar Hb Ibu Hamil

Kadar Hb Pengetahuan Tidak anemia Anemia ringan Anemia sedang Total f % f % f % f % Tinggi 6 15% 1 2,5% 0 0% 7 17,5% Sedang 6 15% 5 12,5% 0 0% 11 27,5% Rendah 0 0% 16 40% 6 15% 22 55% Total 12 45,7% 22 46,9% 6 7,4% 40 100%

commit to user

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kadar Hb selama kehamilan dapat didiskripsikan sebagai berikut:

a. Ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi dan tidak anemia sebanyak 6 responden (15%), ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi dan anemia ringan sebanyak 1 responden (2.5%) dan tidak ada ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi namun menderita anemia sedang.

b. Ibu dengan tingkat pengetahuan sedang dan tidak anemia sebanyak 6 responden (15%), ibu dengan tingkat pengetahuan sedang dan anemia ringan sebanyak 5 responden (12.5%) dan tidak ada ibu dengan tingkat pengetahuan sedang yang menderita anemia sedang.

c. Tidak ada ibu hamil yang berpengetahuan rendah tentang anemia yang tidak anemia. Ibu dengan tingkat pengetahuan rendah dan anemia ringan sebanyak 16 responden (40%), ibu dengan tingkat pengetahuan rendah dan menderita anemia sedang sebanyak 6 responden (15%).

Hasil uji korelasi dengan menggunakan Kendall Tau (t) didapatkan nilai t 0.652, karena jumlah sampel ≤ 40, pengambilan keputusan diujikan pada nilai-nilai kritis t Kendall Tau (t tabel), (t tabel) n =40 sebesar 0.185. Hasil perhitungan menunjukkan thitung(0.652) > ttabel(0.185) maka disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kadar Hb. Besarnya nilai koefisien korelasi 0.652 termasuk kategori tingkat hubungan kuat (Sugiyono, 2007)

commit to user BAB V PEMBAHASAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Menurut Hendra (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan, informasi, dan pengalaman.

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 34 orang (85%), pada usia ini ibu akan lebih matang dalam berfikir, sehingga secara psikologis akan berpengaruh pada kesiapan ibu dalam merawat janin yang dikandungnya. Ibu akan mengetahui pentingnya nutrisi bagi janinnya dan akan memberikan yang terbaik. Menurut teori Hurlock (dalam Nursalam, 2007) semakin cukup usia tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, kemampuan berpikir kreatif mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan. Namun dalam penelitian ini, responden diambil dari daerah pedesaan, sehingga akses informasinya kurang memadai untuk mengubah pola pikir individunya.

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 20 orang (50%). Menurut Hendra (2003) tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

commit to user

memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi yang disampaikan Hendra adalah benar, hal ini berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang anemia, dimana tingkat pendidikan harus sejalan dengan tingkat pengetahuannya. Dalam penelitian ini responden yang berasal dari daerah pedesaan mempunyai minat yang kurang dalam memperluas pengetahuan. Tidak adanya media yang menarik seperti internet yang sarat akan informasi yang bisa secara cepat dan mudah menambah pengetahuan.

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 orang (37.5%). Pekerjaan akan mempengaruhi ekonomi seseorang, menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk menambah wawasan seseorang. Sehingga pekerjaan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Disisi lain ibu yang tidak bekerja kemungkinan tidak mendapakan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, termasuk dalam hal memenuhi nutrisi selama kehamilan. Standar pelayanan yang dilakukan oleh bidan, antara lain: menganjurkan ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya besi dan nabati, hati, daging, ayam, ikan, telur, susu sebagai sumber zat besi hewani penyerapannya tinggi sekitar 10-30%. Sedangkan sayuran berwarna hijau tua, daun papaya, daun katuk, daun singkong dan lain-lain serta kacang-kacangan, kacang panjang, kecipir, tempe sebagai sumber zat besi nabati namun penyerapannya sangat rendah 1- 5%. Sedangkan untuk memenuhi protein

commit to user

hewani membutuhkan biaya yang lebih banyak daripada pemenuhan protein nabati (Yadi, 2008).

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden baru hamil pertama kali sebanyak 25 responden (62.5%). Ibu yang baru hamil pertama kali belum terlalu paham apa yang sebaiknya dilakukan untuk menjaga kehamilannya supaya selalu dalam keadaan sehat.

Pengetahuan tentang anemia yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap kadar hemoglobin. Namun dalam hal ini, pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan, informasi, dan pengalaman. Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003) perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Hasil penelitian pada Tabel 4.1 menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 responden (17.5%), tidak anemia 6 responden (15%), dengan anemia ringan sebanyak 1 responden (2.5%) dan tidak ada yang menderita anemia sedang. Ibu yang berpengetahuan baik tentang anemia masih menderita anemia kemungkinan disebabkan karena ibu terlalu sibuk bekerja. Ibu tidak mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan kehamilannya.

Responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 11 responden (27.5%), tidak anemia 6 responden (15%), dengan anemia ringan 5 responden (12.5%) dan tidak ada yang menderita anemia sedang. Ibu yang memiliki pengetahuan sedang tetapi masih menderita anemia, mungkin dikarenakan ibu kurang memahami segala sesuatu tentang anemia dan cara pencegahannya.

commit to user

Seperti halnya cara meminum tablet Fe yang benar, yaitu dengan menggunakan air putih atau air yang mengandung vitamin C seperti jus jeruk.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Tip 1996 (dalam Yadi 2008) menyatahan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi anemia adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang anemia. Masih kurangnya pengetahuan meliputi ketidaktahuan tentang tanda – tanda dan gejala awal anemia. Selain itu, ibu tidak mengetahui bahwa asupan makanan saat hamil akan bertambah banyak untuk kebutuhan ibu dan bayinya, sehingga banyak ibu hamil yang tidak memperhatikan pola makan. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengertian ibu mengenai makan bergizi bagi ibu hamil (Manuaba, 2001).

Responden dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 22 responden (55%) mengalami anemia ringan 16 responden (40%) dan anemia sedang 6 responden (15%). Sesuai dengan penelitian Widyawatik (2009) menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan pencegahan anemia selama kehamilan. Dimana ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang anemia ibu akan melakukan pencegahan anemia selama kehamilan. Begitu pula sebaliknya, ibu yang berpengetahuan rendah tentang anemia maka ibu tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegah anemia.

Manuaba (2001) mengatakan bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang anemia maka ibu hamil tersebut akan berusaha untuk mengatasi anemia dan bertindak positif dalam program pencegahan anemia. Namun, di masyarakat pedesaan masih ada beberapa makanan yang pantang dimakan oleh ibu hamil terutama makanan yang bergizi beberapa jenis ikan, sayuran, buah-buahan

commit to user

tertentu. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengertian ibu mengenai makanan bergizi bagi ibu hamil.

Selain itu, dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapatkan tablet besi meminumnya secara rutin, hal ini disebabkan karena faktor ketidaktahuan pentingnya tablet besi dalam kehamilannya sehingga menimbulkan dampak yang kurang baik. Oleh sebab itu, diperlukan adanya analisis cermat perubahan perilaku pada sasaran yang lebih dini, yaitu penilaian tiga bentuk operasional perilaku berupa pengetahuan, sikap dan praktek (PSP) ibu hamil yang ada di masyarakat (BKKBN, 2008).

Pernyataan diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2009) bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Hasil uji statistik membuktikan adanya hubungan yang positif antara pengetahuan ibu tentang anamia dengan kadar Hb, analisis korelasi Kendall Tau

dengan taraf kesalahan 5% dengan N=40, didapatkan besarnya koefisien korelasi (τ) = 0.652.

Hasil penelitian lain yang serupa dengan oleh Ratnasari (2008) didapatkan hasil adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan anemia. Hasil penelitian sejenis pula oleh Jamilah (2007) didapat ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi dengan keteraturan mengkonsumsi tablet besi. Penelitian Syarif (2004) yang menghasilkan kesimpulan yaitu pengetahuan ibu hamil tentang gizi terbukti sebagai salah satu faktor yang ikut menentukan terhadap terjadinya anemia gizi pada ibu hamil.

commit to user

Anemia gizi pada ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi dengan katagori rendah mempunyai risiko 2.39 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi dengan katagori tinggi.

commit to user BAB VI

Dalam dokumen Septiani Hayuning Tridinanti R1110029 (Halaman 34-45)

Dokumen terkait