HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw, dan lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan poeses pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2015 di kelas V dengan jumlah siswa 28 peserta didik . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada akhir setiap kegiatan pembelajaran peserta didik diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pengelolan Pembelajaran Pada Siklus I
No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata
P1 P2
I
Pengamatan KBM A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3 1 2 2 2,5 1,5 B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi 3 3 3 3 3 3 II Pengelolaan Waktu 2 2 2 III Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias 33 33 33 Jumlah 31 31 31
Keterangan : Nilai : Kriteria 1 : Tidak Baik 2 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik
4 : Baik
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran yang kurang jelas, pengelolaan waktu yang tidak tepat. Ketiga aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk diperbaiki sebagai refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe stad sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan menggunakan metode ceramah untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh peserta didik . Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus I
No. Absensi Nilai Keterangan
T TT 1 70 √ 2 70 √ 3 55 √ 4 85 √ 5 70 √ 6 70 √ 7 70 √ 8 50 √ 9 85 √ 10 50 √ 11 50 √ 12 50 √ 13 55 √ 14 50 √ 15 50 √ 16 85 √ 17 60 √ 18 70 √ 19 60 √ 20 70 √ 21 50 √ 22 60 √ 23 60 √ 24 50 √ 25 85 √ 26 85 √ 27 60 √ 28 55 √
Jumlah 1775 12 16
Rata-rata 63
Dari Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
peserta didik adalah 63 dan ketuntasan belajar mencapai 43% atau ada 12 peserta didik dari 28 peserta didik sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal peserta didik belum tuntas belajar, karena peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 43% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena guru dalam pembelajaran masih mendominasi dengan ceramah ,peserta didik masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif , dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw, dan lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2015 di kelas V dengan jumlah peserta didik 28 . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus yang dulu tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran .
Pada akhir proses pembelajaran peserta didik diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan mengetahui
keberhasailan pembelajaran adalah tes formatif II. Adapun data hasil peneitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II N
o Aspek yang diamati
Penilaian Rata-rata P1 P2 I Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4 4 4 4 4 4 B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi 3 4 4 4 3,5 4 II Pengelolaan Waktu 3 3 3 III Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias 44 34 3,54 Jumlah 45 45 45
Keterangan : Nilai : Kriteria 1 : Tidak Baik 2 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik
4 : Baik
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan pembelajaran pada siklus II yang dilaksanakan oleh guru
dengan menerapkan metode kooperatif tipe jigsaw mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi peserta didik, membimbing peserta didik merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaanwaktu. Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin. Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus II
No. Absensi Nilai T Keterangan TT
1 75 √ 2 75 √ 3 70 √ 4 90 √ 5 75 √ 6 80 √ 7 80 √ 8 70 √ 9 90 √ 10 70 √ 11 70 √ 12 70 √ 13 75 √ 14 70 √ 15 70 √ 16 90 √ 17 70 √ 18 80 √ 19 60 √ 20 80 √ 21 70 √ 22 70 √ 23 70 √ 24 70 √ 25 90 √ 26 90 √
27 70 √
28 60 √
Jumlah 2090 26 2
Rata-rata 75
Persentase 93% 7%
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata tes formatif sebesar 75 dan dari 20 peserta didik yang telah tuntas sebanyak 26 peserta didik dan 2 peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 93% sehingga dapat disebut tuntas . Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga peserta didik menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II.
Gambar 4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1. Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa peserta didik aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4. Hasil belajar peserta didik pada siklus II mencapai ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe stad dengan baik dan dilihat dari aktivitas peserta didik serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya penerapan pembelajaran kooperatif tipe stad dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajarankooperatif tipe stad memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik . Hal ini ditandai dengan semakin mantapnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru dengan metode kooperatif tipe jigsaw , adanya ketuntasan belajar meningkat dari sklus I ke siklus II yaitu masing-masing 43%,menjadi 93% sehingga ada peningkatan sebesar 50 % Pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal telah tercapai.
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik pada siklus I dan II
No Uraian Hasil Siklus I Hasil Siklus
II
1 Nilai rata-rata tes formatif 63 75
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 12 26
3 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 16 2
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran kooperatif tipe stad dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus 1 kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran kategori kurang baik yaitu nilai 31 menjadi sangat baik dengan nilai 45 pada siklus II dengan demikian ada kenaikan kemampuan guru secara signifikan dalam mengelola pembelajaran. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata peserta didik pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatanyaitu dari rata-rata 68 pada siklus I menjadi rata-rata 81 di siklus II. Dengan demikian dapat dikatakan ada kenaikan secara signifikan sebesar 13.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.3 Grafik Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari hasil kegiatan penelitian tindakan yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh hasil dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe stad memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dalam setiap siklus yaitu rata-rata hasil belajar 63 di siklus 1 menjadi 75 pada siklus II sehingga ada peningkatan sebesar 12.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian peserta didik, rata-rata jawaban peserta didik menyatakan bahwa peserta didik tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
3. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran yaitu pada siklus 1 kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran kategori kurang
menjadi sangat baik pada pelasanaan kegiatan pengelolaan pembelajaran pada siklus 2.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang bermakna bagi peserta didik, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model kooperatif tipe Jigsaw memerlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bias diterapkan dengan model kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar peserta didik, guru hendaknya lebih sering melatih peserta didik dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana peserta didik nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri Sigentong 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Wanasari tahun pelajaran 2014/2015.