• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PTAS SIGENTONG revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I PTAS SIGENTONG revisi"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia berusaha untuk melaksanakan amanat tersebut yang terwujud dengan lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, yang pada pasal 1 ayat 1 menyebutkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Pada pasal 1 ayat 4 “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.

Pasal 3 yang memuat tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

(2)

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi paradigma pembelajaran di sekolah banyak mengalami perubahan, terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran dari yang bersifat behavioristik menjadi konstruktivistik, dari berpusat pada guru (teaching centered) menuju berpusat pada siswa (student centered).

Konstruktivisme mengajarkan bahwa belajar adalah membangun pemahaman atau pengetahuan (constructing understanding or knowledge), yang dilakukan dengan cara mencocokkan fenomena, ide atau aktivitas yang baru dengan pengetahuan yang telah ada dan sudah pernah dipelajari. Konsekuensi dari konsep belajar seperti itu adalah siswa dengan sungguh-sungguh membangun konsep pribadi (mind concept) dalam sudut pandang belajar bermakna dan bukan sekedar hafalan atau tiruan.

(3)

melalui pemberian informasi yang sangat bermakna dan relevan dengan kebutuhan siswa. Upaya guru tersebut dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa untuk belajar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri. Implementasinya adalah setiap manusia memiliki gaya belajar yang unik, dan setiap manusia memiliki kekuatan sendiri dalam belajar. Dengan demikian peranan guru hanya terbatas pada pemberian rangsangan kepada siswa agar ia dapat mencapai tingkat tertinggi, namun harus diupayakan siswa sendiri yang mencapai tingkatan tertinggi itu dengan cara dan gayanya (ktiptk,2009: online).

Terdapat anggapan umum bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang mudah sehingga tidak perlu dirisaukan kesanggupan siswa untuk menguasainya. Namun kenyataan tidak semua siswa menunjukkan hasil belajar yang memuaskan, dan belum mampu menunjukkan sikap kerjasama dalam pergaulan sehari-hari serta berbagai sikap positif seorang warga negara, seperti tolong menolong, taat beribadah, dan lain-lain.

(4)

atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Tim Penyusun, 2005:34).

Gambaran tersebut menujukkan adanya kesenjangan antara kondisi aktual yang dihadapi di kelas dengan kondisi optimal yang diharapkan. Kesenjangan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, dari sudut pandang siswa: rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi PKn yang bersifat teoritis, kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh implementasi konsep PKn dalam kehidupan, kurangnya persiapan/motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah. Sedangkan dari sudut pandang guru, belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu kesulitan belajar siswa, kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotivasi belajar siswa di kelas(ktiptk,2009: online).

Jika permasalahan tersebut di atas tidak segera dipecahkan akan memberikan dampak negatif terhadap kelancaran proses pembelajaran di kelas, antara lain: kesulitan dalam menghidupkan suasana kelas, karena kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kurangnya motivasi siswa dalam belajar PKn, dan prestasi belajar siswa mata pelajaran PKn kurang memuaskan

(5)

Dengan demikian dapat diambil simpulan sementara bahwa peserta didik di kelas V masih rendah dalam mata pelajaran PKn .

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mencoba untuk mengadakan refleksi terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan, Ternyata ada beberapa faktor penyebab yang menjadikan peserta didik belum memahami konsep pembagian dua angka. Faktor penyebab tersebut diantaranya yaitu (1) saat pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat, (2) metode yang digunakan kurang sesuai, (3) minat belajar siswa masih rendah pada pelajaran PKN, (5) adanya rasa takut bertanya kepada guru saat pembelajaran kemudian kalau ditanya diam saja, dan (6) sumber belajar hanya dari buku teks. Dari beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya

pemahaman PKN pada konsep memahami organisasi di kelas V yang paling berpengaruh adalah metode pembelajaran. Agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut perlu ada pemecahan guna memperbiki pembelajaran, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Cooperatif Tipe Jigsaw di Kelas V SDN Sigentong 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

a. Berapa besar peningkatan hasil belajar mapel PKN tentang memahami organisasi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw di kelas V SD Negeri Sigentong 01 .pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 ?

b. Bagaimanakah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran mapel PKN tentang memahami organisasi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw di kelas V SD Negeri Sigentong 01 .pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 ?

2. Rencana Pemecahan Masalah

Permasalaan rendahnya pemahaman konsep PKn masalah yang berkaitan dengan konsep memahami organisasi di kelas V SD Negeri Sigentong 01 .pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 diharapkan melalui penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, dan tujuan yang telah ditetapkan.

(7)

C. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah

1. Untuk meningkatkan hasil belajar mapel PKn memahami organisasi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw di kelas V SD Negeri Sigentong 01 .pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

2. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran mapel PKn memahami organisasi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian Tindakan Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan diharapkan hasilnya bermanfaat untuk.

1. Peserta didik

a. Peserta didik akan merasa senang dan mudah memahami pelajaran PKn karena guru menggunakan metode yang sesuai

b. Peserta didik akan mampu berkreasi dan terinovasi untuk meningkatkan hasil belajar PKn .

c. Peserta didik memiliki minat yang tinggi dalam pelajaran PKn karena guru dalam pembelajaran mengunakan metode metode kooperatif tipe Jigsaw. d. Peserta didik akan lebih mudah dalam memahami konsep PKn yang

(8)

2. Guru

a. Guru dapat memperbaiki rancangan dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan KD sehingga kegiatan proses pembelajaran berlangsung efektif dan efesien .

b. Guru memiliki keterampilan dalam menggunakan alternatif metode dalam pembelajaran PKn.

c. Guru dapat memilih dan menemukan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran PKn.

d. Proses pembelajaran akan lebih baik sehingga hasil belajar peserta didik akan meningkat.

e. Sebagai masukkan kepada teman-teman guru dalam upaya meningkatkan kemampuan hasil belajar PKn dengan metode kooperatif tipe Jigsaw .

3. Kepala sekolah

a. Memiliki guru yang profesional dapat meningkatkan kinerja sekolah dan pada akhirnya kualitas pendidikan akan meningkat

(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Hakikat belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan materi ajar serta media pembelajaran di lingkungan belajar .

1. Pengertian Belajar

Pengertian sehari-hari belajar sering diartikan sebagai kegiatan membaca dan menghafal. Pengertian semacam itu masih terlalu sempit. Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,skills, dan sikap attitudes. Banyak pengertian belajar telah dikemukan para ahli. Diantaranya menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman .Kemudian Bell-Gredler (1986) belajar adalah proses psikologis bagaimana anak itu berpikir. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar pada intinya adalah perubahan perikau dari yang dulu tidak mengerti menjadi mengerti yang terdiri dari aspek pengetahuan,sikap dan psikomotor.

Berkaitan dengan itu menurut Rahmat (2001 : 435) bahwa atribut pokok dalam pengertian belajar itu adalah (1) bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses atau aktivitas, siswa dikatakan belajar kalau terdapat

(10)

aktivitas pada dirinya, baik secara fisik, mental (pikiran) maupun emosional (perasaan);(2) bahwa hasil belajar yang diharapkan berupa perubahan-perubahan perilaku (behavioral changes), baik aspek pengetahuannya, sikapnya maupun keterampilannya. Menurut Winataputra (2008) menyatakan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses belajar harus dengan disengaja diorganisasikan dengan baik agar dapat menumbuhkanproses belajar yang baik yang pada gilirannya dapat mencapai hasil yang optimal. Berdasarkan pengertian belajar tersebut ternyata belajar bukan hanya mendapatkan pengetahuan saja. Namun individu yang belajar mengalami perubahan-perubahan tingkah laku.Menurut penulisdapat dikatakan bahwa belajar adalah adanya usaha sadar dari seseorang yang sedang mengalami proses belajar dan adanya perubahan tingkah laku.Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pengertian belajar memiliki-ciri-ciri sebagai berikut (a) pada belajar terjadi proses mental atau proses berpikir;(b) pada belajar terjadi perubahan tingkah laku seseorang yang belajar akan bertambah atau berubah tingkah lakunya, baik pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai ,dan (c) pada belajar terjadi interaksi antara individu dan lingkungan,baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

2. Pengertian Pembelajaran

(11)

terjemahan dari kata instruction. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992) adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar peserta didik .Berkaitan dengan itu dalam Undang-Undang N0 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan pendidik,peserta didik dengan sumber pelajaran serta peserta didik dengan media belajar yang dilaksanakan dalam lingkungan sekolah.

Kegiatan pembelajaran mengacu pada strategi,metode,media,dan teknik dalam rangka membangun proses sehinga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal Pembelajaran dalam arti yang luas adalah untuk mengembangkan,membangun watak,dan peradaban bangsa yangbermrtabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

B. Hakikat Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(12)

Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1998].

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945]

(13)

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dPKnhami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

1. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(14)

secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya,(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa-bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Ruang Lingkup Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, PartisPKnsi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

(15)

masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara

d. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

e. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

f. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

g. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

C. Metode Kooperatif Tipe Jigsaw

(16)

memilih metode mengajar yang paling cocok untuk materi pelajaran yang akan diajarkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi sehingga efektif dan efisien dalam mencapai sebaik mungkin tujuan yang diinginkan.

Robert Slavin (1990) mendefinisikan pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dimana siswa belajar bersama dan bertanggung jawab terhadap teman / kelompoknya.Terdapat tiga konsep pembelajarn menurut Slavin (1) penghargaan Group (Team Reward) jika tim mencapai kriteria akan mendapat penghargaan.(2 akuntabilitas individu (individual accountability)kesuksesan tim tergantung kepada seluruh individu dalam tim. Setiap anggota tim saling membantu dalam belajar sehingga betul-betul siap mengikuti kuis atau test.,dan (3) kesempatan yang sama untuk meraih sukses (Equal opportunities for success). Salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw. Pada mulanya Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan, kemudian oleh Robert E. Slavin (1991) Jigsaw tersebut divariasikan. Melalui teknik Jigsaw dapat dibangun kemampuan afektif peserta didik seperti (1)mengemukakan pendapat, (2)mendengar, (3)bertanya, (4)mengelola materi, (5) mengklarifikasi,(6) menghargai orang lain, (7) mengendalikan diri ,(8) bekerjasama dengan orang lain,(9) kesediaan berbagi pengetahuan yang dimiliki,(10)meminta bantuan orang lain,(11)Memotivasi teman belajar,(12) mengkomunikasikan hasil diskusi .

(17)

pertama (contoh tentukan peserta didik peringkat satu sebagai kelompok A,peserta didik peringkat 2 sebagai kelompok B dan seterusnya. Atur setiap tim terdiri dari peserta didik yang peringkat nilainya tinggi, sedang dan rendah. Dari penentuan itu, maka untuk 28 peserta didik dalam satu kelas dapat dibagi menjadi 7 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri atas 4 orang.Setelah peserta didik dikelompokkan, misalnya satu kelompok terdiri dari 4 peserta didik kelompok ini disebut kelompok belajar (home group), kemudian setiap peserta didik diberi tugas membaca dan menggali informasi dengan topik yang berbeda-beda, sebaiknya tugas membaca ini sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya sehingga di kelas hanya membutuhkan sedikit waktu untuk meneruskannya. Kemudian peserta didik dengan topik yang sama dari setiap kelompok diminta bergabung ke dalam kelompok ahli (expert group) untuk mendiskusikan topik tersebut.

(18)

Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut

1. Peserta didik dikelompokkan ke dalam + 4 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru memberi evaluasi

8. Penutup

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

(19)

untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Kemuning Lor 01 Arjasa Kabupaten Jember.

Penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar dengan metode pembelajaran kooperatif melalui teknik pembagian kelompok siswa SD Negeri Kemuning Lor 01 Arjasa kelas IV dilakasanakan dalam 3 siklus dengan materi pembahasan luas dan keliling jajaran genjang dan segitiga. Pembagian kelompok yang dipraktikan adalah teman sebangku, pemilihan secara acak dan pembagian berdasarkan kemampuan akademik ternyata dari ketiga macam jenis pengelompokkan tersebut lebih efektif pembagian kelompok berdasarkan kemampuan akademik

E. Kerangka Berfikir

Untuk mempermudah pemahaman terhadap penelitian ini dapat dilihat pada kerangka berfikir berikut ini dimana pada kondisi awal guru pada saat mengajarkan PKN belum menggunakan metode yang tepat.

Dengan adanya suatu tindakan dengan menggunakan metode kooperatif dalam dua siklus tindakan diharapkan kemampuan peserta didik akan meningkat dan memang diduga bahwa dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw kemampuan pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran PKN akan meningkat (KKM >70).

KONDISI AWAL Guru mengajarPKn tanpa metode yang

tepat

Kondisi siswa: Kemampuan siswa mata

(20)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang dugunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas, sedangkan aktivitas pengamatan dilakukan oleh guru lain. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik-praktik

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Digunakan metode kooperatif untuk

pembelajaran PKnDengan metode kooperatif kemampuan

siswa akan meningkat (KKM >70)

Siklus I: Pembelajaran dengan metode kooperatif Siklus II: Pembelajaran dengan metode kooperatif

(21)

pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Hopkins (2010:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

A. Rancangan Penelitian

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisPKnsi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut (1) permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan,(2) kegiatan penelitian, baik intervensi maupun

(22)

pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.,(3) jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga(4) metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya, dan (5) kegiatan penelitian diharapkan dapat meingkatkan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arinkunto, 2002:82-83).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Hopkins (210:14) , yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Siklus penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 3.1 berikutdi bawah ini :

(23)

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Penjelasan alur di:

1. Rancangan awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Pelaksanaan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran dengan pemberian balikan.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan membuat rangcangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

(24)

perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu KD yang diakhiri dengan tes formatif .

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini yaitu di kelas V SD Negeri Sigentong 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes yang merupakan tempat peneliti mengajar. Sekolah ini terletak di sebelah Selatan Kecamatan Wanasari. SD Negeri Sigentong 01 lokasinya cukup luas dan mempunyai cukup ruangan diantaranya ada 9 kelas,1 ruang guru,1 ruang kepala sekolah.

SD Negeri Sigentong 01 diampu oleh 11 orang guru terdiri dari 5

guru negeri dan 6 orang guru honorer, dan 1 orang PTT dan dipimpin oleh kepala sekolah seorang laki-laki yaitu Sukhemi,S.Pd. MM. Peserta didiknya hanya berasal dari desa Sigentong saja ..

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2015.

C. Subyek Penelitian

(25)

adalah 28 peserta didik yang terdiri dari 18 laki-laki dan 10 perempuan. Dengan latar belakang pendidikan orang tua sebagian besar adalah lulusan SMP sedangkan latar belakang pekerjaan orang tua sebagian besar adalah sebagai buruh. Sedangkan obyek penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar PKn pada standar kompetensi memahami faktor penyebab perubahan benda .

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap pada setiap siklus yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap obeservasi , dan (4) tahap refleksi

1. Siklus I a. TahapPerencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah 1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai

dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

2) Menyusun soal pre test dan post tes yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar peserta didik untuk siklus pertama dengan memperhatikan indikator ketercapaian.

3) Membuat lembar kerja untuk peserta didik sebagai bahan latihan untuk memperdalam pemahaman

(26)

5) Menyusun insrumen pengamatan tentang keaktifan guru dalam pembelajaran dan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

6) Menentukan teman sejawat yang bertugas sebagai pengamat dalam tahapan kegiatan observasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Melakukan presensi tentang kehadiran peserta didik, dilanjutkan dengan memberitahukan kompetensi yang akan dipelajari .

2) Melakukan pretes untuk menjajagi pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik

3) Menggali pertanyaan kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari .,

4) Menjelaskan materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar dengan dilengkapi media belajar sederhana.

5) Mengatur tempat duduk untuk belajar secra kelompok dan menjelaskan bagaimana cara belajar cara berkelompok

6) Membagikan lembar kerja peserta didik kepada setiap kelompok. 7) Masing-masing kelompok .menyelesaikan tugas kemudian

melaporkan hasil pekerjaannya.

(27)

9) Mengadakan post tes untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

1) Mengamati aktivitas belajar peserta didik dengan tujuan mengetahui adanya perubahan perilaku

2) Mengamati peserta didik tentang keberanian dalam mengajukan pertanyaan dan kerjasama dalam kelompok.

3) Mengamati perilaku guru dalam menyajikan pembelajaran untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam melaksanakan pembelajaran d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan langklah untuk menganalisis semua kegiatan yang sudah dilaksanakan pada siklus ini. Analisis digunakan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan pada saat guru melaksanakan pembelajaran.kemudian hasilnya didikusikan secara kolaborasi untuk menentukan ketercapaian dalam pembelajaran yang baru saja berlangsung..Apabila hasil dari refleksi ini belum menunjukkan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus 2

(28)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah 1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai

dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

2) Menyusun soal pre test dan post tes yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar peserta didik untuk siklus pertama dengan memperhatikan indikator ketercapaian.

3) Membuat lembar kerja untuk peserta didik sebagai bahan latihan untuk memperdalam pemahaman

4) Mempersiapkan media pembelajaran dalam upaya memperjelas pemehaman konsep PKn.

5) Menyusun insrumen pengamatan tentang keaktifan guru dalam pembelajaran dan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

6) Menentukan teman sejawat yang bertugas sebagai pengamat dalam tahapan kegiatan observasi.

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Melakukan presensi tentang kehadiran peserta didik, dilanjutkan dengan memberitahukan kompetensi yang akan dipelajari .

(29)

3) Menggali pertanyaan kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari .,

4) Menjelaskan materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar dengan dilengkapi media belajar sederhana.

5) Mengatur tempat duduk untuk belajar secra kelompok dan menjelaskan bagaimana cara belajar cara berkelompok

6) Membagikan lembar kerja peserta didik kepada setiap kelompok.

7) Masing-masing kelompok .menyelesaikan tugas kemudian melaporkan hasil pekerjaannya.

8) Membuat simpulan bersama peserta didik

9) Mengadakan post tes untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. 4. Tahap Observasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

1) Mengamati aktivitas belajar peserta didik dengan tujuan mengetahui adanya perubahan perilaku

2) Mengamati peserta didik tentang keberanian dalam mengajukan pertanyaan dan kerjasama dalam kelompok.

3) Mengamati perilaku guru dalam menyajikan pembelajaran untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam melaksanakan pembelajaran

5. Tahap Refleksi

(30)

mengukur kelebihan dan kekurangan pada saat guru melaksanakan pembelajaran.kemudian hasilnya didikusikan secara kolaborasi untuk menentukan ketercapaian dalam pembelajaran yang baru saja berlangsung..Apabila hasil dari refleksi ini sudah sesuai indikator yang telah ditetapkan maka penelitian ini dapat diakhiri.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Merupakan seperangkat pedoman pembelajaran yang digunakan sebagai guru dalam pembelajaran dan disusun pada setiap siklus . RPP yang disusun sesuai dengan langkah-langkah pengembangan yang meliputi (1) identitas mata pelajaran; (2) menuliskan Standar Kompetensi (SK) dari standar isi; (3) menuliskan Kompetensi Dasar (KD); (4) menentukan indikator pencapaian kompetensi; (5) merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; (6) merumuskan materi materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar; (7) menentukan metode pembelajaran yang sesuai; (8) menyusun secara sitematik rencana kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup; (9) menentukan sumber belajar, media pembelajaran dan sarana serta prasarana yang diperlukan; dan (10) menyusun prosedur penilaian yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

(31)

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan pemberian tugas.

3. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan indicator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru pilgan 5 soal dan uraian 5 soal jumlah semuanya 10 soal.

F. Teknik Analisis Data

(32)

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X=

X

N

Dengan :

X

= Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P=

Siswa.yang.tuntas.belajar

Siswa x100

3. Untuk lembar observasi

Lembar observasi pengelolaan metode pemberian balikan.

(33)

X=

P1+P2 2

Dimana: P1 = pengamat 1 P2 = pengamat 2

G. Indikator Keberhasilan

Untuk menentukan berhasil dan tidaknya dalam penelitian tindakan ini . Peneliti merumuskan indikator keberhasilan sebagai berikut: (1) meningkatnya keaktifan peserta didik dalan mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan kehadiran, keberanian peserta didik dalam mengemukakan pendapat, dan kerja sama dalam kelompok kategori BAIK (2) adanya peningkatan hasil belajar peserta didik , ditandai dengan hasil ulangan rata-rata 70.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dan pengamatan aktivitas peserta didik dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif peserta didik pada setiap siklus.

(34)

A. Hasil Penelitian 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw, dan lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan poeses pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2015 di kelas V dengan jumlah siswa 28 peserta didik . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada akhir setiap kegiatan pembelajaran peserta didik diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata

P1 P2

(35)

I

1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil

kegiatan dalam kelompok

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar

5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi

II Pengelolaan Waktu 2 2 2

(36)

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe stad sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan menggunakan metode ceramah untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh peserta didik . Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus I

No. Absensi Nilai Keterangan

(37)

Jumlah 1775 12 16

Rata-rata 63

(38)

Dari Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

peserta didik adalah 63 dan ketuntasan belajar mencapai 43% atau ada 12 peserta didik dari 28 peserta didik sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal peserta didik belum tuntas belajar, karena peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 43% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena guru dalam pembelajaran masih mendominasi dengan ceramah ,peserta didik masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw.

(39)

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif , dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw, dan lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2015 di kelas V dengan jumlah peserta didik 28 . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus yang dulu tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran .

(40)

keberhasailan pembelajaran adalah tes formatif II. Adapun data hasil peneitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

N

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil

kegiatan dalam kelompok

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar

5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

II Pengelolaan Waktu 3 3 3

(41)

dengan menerapkan metode kooperatif tipe jigsaw mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi peserta didik, membimbing peserta didik merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaanwaktu. Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin. Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus II

No. Absensi Nilai T Keterangan TT

(42)

27 70 √

28 60 √

Jumlah 2090 26 2

Rata-rata 75

Persentase 93% 7%

(43)

Gambar 4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1. Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa peserta didik aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4. Hasil belajar peserta didik pada siklus II mencapai ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan

(44)

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya penerapan pembelajaran kooperatif tipe stad dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajarankooperatif tipe stad memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik . Hal ini ditandai dengan semakin mantapnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru dengan metode kooperatif tipe jigsaw , adanya ketuntasan belajar meningkat dari sklus I ke siklus II yaitu masing-masing 43%,menjadi 93% sehingga ada peningkatan sebesar 50 % Pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal telah tercapai.

Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik pada siklus I dan II

No Uraian Hasil Siklus I Hasil Siklus

II

1 Nilai rata-rata tes formatif 63 75

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 12 26

3 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 16 2

(45)

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran kooperatif tipe stad dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus 1 kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran kategori kurang baik yaitu nilai 31 menjadi sangat baik dengan nilai 45 pada siklus II dengan demikian ada kenaikan kemampuan guru secara signifikan dalam mengelola pembelajaran. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata peserta didik pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatanyaitu dari rata-rata 68 pada siklus I menjadi rata-rata 81 di siklus II. Dengan demikian dapat dikatakan ada kenaikan secara signifikan sebesar 13.

(46)

Gambar 4.3 Grafik Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari hasil kegiatan penelitian tindakan yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh hasil dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe stad memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dalam setiap siklus yaitu rata-rata hasil belajar 63 di siklus 1 menjadi 75 pada siklus II sehingga ada peningkatan sebesar 12.

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian peserta didik, rata-rata jawaban peserta didik menyatakan bahwa peserta didik tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

3. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran yaitu pada siklus 1 kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran kategori kurang

(47)

menjadi sangat baik pada pelasanaan kegiatan pengelolaan pembelajaran pada siklus 2.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang bermakna bagi peserta didik, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model kooperatif tipe Jigsaw memerlukan persiapan

yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bias diterapkan dengan model kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar peserta didik, guru hendaknya lebih sering melatih peserta didik dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana peserta didik nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Khoirul. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Transformasi Geometri Melalui Model Stad Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri Dempel .Jurnal Pendidikan Widya Tama No 2 /2011, Semarang : LPMP.

Arikunto,Suhartini.(2003) Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta: Bumi Aksara Bell-Gredler,M.E. 1996. Learning and Instruction. New York :Macmillan

Publishing.

Departemen Pendidikan Nasional , 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : PB.Cipta Jaya.

Departemen Pendidikan Nasional , 2004.Undang-Undang N0 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Balai Pustaka.

Gagne,RM.Briggs,LJ.,andWager,W.W, 1992.Principles of Instructional Design .Orlando: Holt Rinihart.andWiston

Hopkins . 2011.A Teachers Guide To Classroom Researh. New York :McGrawHill-Open University Pres.

Houston . 2011.Supervisiory and Teacher.Berkeley CA: McCutchan.

Lestari, EkoPuji. 2002. Pengaruh Strategi Pembelajaran Penemuan Terbimbing melalui Diskusi terhapad Peningkatan Pola Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa untuk Pokok Bahasan Dinamika Gerak Lurus. Skripsi. Surabaya :Universitas Negeri Surabaya.

Muhsetyo. 2007. MetodePendidikan. Bandung: Citra AdityaBakti.

Rahmat 2001. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

(49)

Winataputra,Udin.S.. 2001. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiyani. 2011.Penerapan Metode Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN Kemuning Lor 01 Arjasa Jember.Jurnal Pendidikan Widya Tama No 21 /2011 .Semarang: LPMP

(50)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

SIKLUS I Nama Sekolah : SDN Sigentong 01

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas : V (Lima)

Semester : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan). Pelaksanaan : Senin, 16 Februari 2015

A. Standar Kompetensi**

3. Memahami kebebasan berorganisasi

B. Kompetensi Dasar

3.2 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

C. Indikator

 Menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan sekolah  Menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan masyarakat  Menjelaskan tujuan,anggota,struktu dan tata tertib organisasi-organisasi

disekolah dan masyarakat

D. Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan sekolah dengan rasa percaya diri

 Siswa dapat menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan masyarakat dengan percaya diri

(51)

 Siswa dapat menjelaskan tujuan,anggota,struktu dan tata tertib organisasi-organisasi disekolah dan masyarakat dengan percaya diri.

E. Materi Ajar

Di lingkungan sekolah terdapat organisasi intern sekolah, seperti:

a. koperasi sekolah,

b. Usaha Kesehatan Sekolah,

c. organisasi kelas, dan

d. organisasi kepramukaan

Tujuan organisasi sekolah dapat tercapai apabila terdapat penguruspengurus yang bertanggung jawab.

Contoh organisasi-organisasi di masyarakat, misalnya:

a. Rukun Tetangga (RT),

b. Rukun Warga (RW),

c. Karang Taruna,

d. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan

e. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

f. KUD

g.BPD

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran  Metode Cooperatif Tipe Jigsaw .  Diskusi kelas.

(52)

D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

Kegiatan Awal

Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama , presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.

Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

Guru bertanya jawab kepada siswa tentang berbagai organisasi yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa atau organisasi apa saja yang

diketahui oleh siswa (misalnya posyandu, karang taruna, lembaga les piano, atau klub sepak bola).

Kegiatan IntiEksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Siswa diajak menyebutkan berbagai organisasi yang ada di lingkungan sekolah dan masyarakat.

 Guru memberikan ceramah kepada siswa tentang fungsi organisasi-organisasi di sekolah dan masyarakat.

 Guru memberikan ceramah kepada siswa tentang manfaat bergabung dengan sebuah organisasi di sekolah atau masyarakat. .  Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi,:

 Guru membentuk siswa ke dalam 7 kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Kelompok ini disebut kelompok asal. Guru membagikan bahan bacaan yang berbeda kepada masing-masing anggota kelompok, yakni bahan bacaan cara memilih organisasi disekolah, bahan bacaan pengurus organisasi sekolah, bahan bacaan cara memilih pengurus organisasi sekolah dan bahan bacaan pemimpin dan anggota.

 Siswa diberi kesempatan untuk membaca terlebih dahulu materi yang diberikan. Setelah itu, setiap anggota kelompok asal berpisah dan membentuk kelompok baru berdasarkan kesamaan materi atau bahan bacaan yang dimiliki. Kelompok ini disebut dengan kelompok ahli.

 Terdapat 7 kelompok ahli yakni, kelompok ahli organisasi sekolah dan kelas, kelompok ahli koperasi sekolah, kelompok ahli pramuka dan UKS dan kelompok ahli struktur organisasi sekolah.

(53)

 Setelah belajar dan berdiskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali lagi ke kelompok asalnya.

 Didalam kelompok asal ini, siswa kembali belajar dan berdiskusi bersama dengan teman sekelompoknya. Setiap siswa saling memberikan informasi tentang materi yang dipelajarinya kepada teman yang lainnya, sehingga terjadi tutor sebaya (peer teaching).  Kemudian setiap kelompok mengerjakan Lembar Kerja Kelompok

(LKK) yang diberikan guru. Hasil LKK tersebut kemudian dipresentasikan oleh masing-masing kelompok. Setelah melakukan presentasi, setiap siswa kembali ketempat duduknya dan mengerjakan kuis individu dalam bentuk kartu soal. Nilai LKK akan digabung dengan nilai individu siswa dari kuis untuk menentukan kelompok mana yang memperoleh penghargaan.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan  Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu, untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

 Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.  Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing.

E. Sumber/Bahan Belajar

 Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan Narasumber umum.)

 Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst.  Teman.

 Para pengurus dan anggota organisasi yang ada di sekolah dan masyarakat.  Bacaan mengenai organisasi dilingkungan sekolah dan masyarakat

 Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, masyarakat, dst.

F. Penilaian

(54)

Indikator Pencapaian

Pilihlah jawaban dengan tepat dan benar !

1. Berikut ini ciri-ciri sebuah organisasi, kecuali ... . a. memiliki pimpinan dan pengurus

b. memiliki tujuan yang jelas

c. memiliki anggota

d. memiliki kekayaan yang banyak

2. 1. kepala sekolah 4. komite sekolah 2. kepala desa 5. kepala dinas

3. para guru 6. pejabat pemerintah

Organisasi sekolah di antaranya beranggotakan ... .

a. 1 , 5 dan 6 c. 4, 5 dan 2

b. 1, 3 dan 4 d. 3.1 dan 6

3. Organisasi pemerintah terbawah dalam sistem pemerintahan Indonesia adalah ... .

a. kecamatan c. RT

(55)

4. Dalam sebuah organisasi, yang bertugas mencatat surat yang masuk dan surat keluar adalah ... .

a. direktur c. bendahara

b. ketua d. sekretaris

5. Manfaat organisasi adalah ….

a. belajar menang sendiri c. belajar kerjasama

b. mengatur orang lain d. disegani teman

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar!

6. Jelaskan pengertian dari organisasi?

7. Sebutkan 3 ciri-ciri organisasi!

8. Dalam pemilihan pengurus organisasi dilakukan dengan 3 cara, Sebutkan!

9. Sebutkan 3contoh organisasi Sekolah !

10. Sebutkan 3 contoh organisasi di masyarakat!

3. Kunci Jawaban

7. Mempunyai tujuan, mempunyai kepengurusan, adanya kerjasama dan adanya kegiatan yang tetap

8. Voting, Aklamasi, dan Penunjukan langsung

9. UKS, Pramuka, Koperasi Sekolah, OSIS, dan Komite Sekolah 10. Karang Taruna, PKK, Posyandu, dll

4. Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASILDISKUSI )

(56)

1. Konsep * semua benar

Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

(57)

Kepala Sekolah Guru Mapel PKN.

SUKHEMI,S.Pd.MM SUKHEMI,S.Pd.MM

NIP :19640113 198608 1 001 NIP : 19640113 198608 1 001

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN Sigentong 01

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas : V (Lima)

Semester : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan). Pelaksanaan : Senin, 23 Februari 2015

A. Standar Kompetensi**

3. Memahami kebebasan berorganisasi

B. Kompetensi Dasar

3.2 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

C. Indikator

 Menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan sekolah  Menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan masyarakat  Menjelaskan tujuan,anggota,struktu dan tata tertib organisasi-organisasi

disekolah dan masyarakat

D. Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan sekolah dengan rasa percaya diri

(58)

 Siswa dapat menyebutkan berbagai macam organisasi dilingkungan masyarakat dengan percaya diri

 Siswa dapat menjelaskan tujuan,anggota,struktu dan tata tertib organisasi-organisasi disekolah dan masyarakat dengan percaya diri.

E. Materi Ajar

Di lingkungan sekolah terdapat organisasi intern sekolah, seperti:

a. koperasi sekolah,

b. Usaha Kesehatan Sekolah,

c. organisasi kelas, dan

d. organisasi kepramukaan

Tujuan organisasi sekolah dapat tercapai apabila terdapat penguruspengurus yang bertanggung jawab.

Contoh organisasi-organisasi di masyarakat, misalnya:

a. Rukun Tetangga (RT),

b. Rukun Warga (RW),

c. Karang Taruna,

d. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan

e. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

f. KUD

g.BPD

(59)

 Tanya jawab.

Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama , presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.

Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

Guru bertanya jawab kepada siswa tentang berbagai organisasi yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa atau organisasi apa saja yang

diketahui oleh siswa (misalnya posyandu, karang taruna, lembaga les piano, atau klub sepak bola).

Kegiatan IntiEksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Siswa diajak menyebutkan berbagai organisasi yang ada di lingkungan sekolah dan masyarakat.

 Guru memberikan ceramah kepada siswa tentang fungsi organisasi-organisasi di sekolah dan masyarakat.

 Guru memberikan ceramah kepada siswa tentang manfaat bergabung dengan sebuah organisasi di sekolah atau masyarakat. .  Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi,:

 Guru membentuk siswa ke dalam 7 kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Kelompok ini disebut kelompok asal. Guru membagikan bahan bacaan yang berbeda kepada masing-masing anggota kelompok, yakni bahan bacaan cara memilih organisasi disekolah, bahan bacaan pengurus organisasi sekolah, bahan bacaan cara memilih pengurus organisasi sekolah dan bahan bacaan pemimpin dan anggota.

 Siswa diberi kesempatan untuk membaca terlebih dahulu materi yang diberikan. Setelah itu, setiap anggota kelompok asal berpisah dan membentuk kelompok baru berdasarkan kesamaan materi atau bahan bacaan yang dimiliki. Kelompok ini disebut dengan kelompok ahli.

(60)

 Setiap siswa dalam kelompok ahli mempelajari materinya bersama-sama dengan teman sekelompoknya. Untuk mempermudah setiap siswa dalam kelompok ahli memperdalam materinya, guru memberikan lembar kerja siswa (LKS), sehingga diskusi dalam kelompok ahli menjadi lebih terarah dan masing-masing siswa memiliki catatan untuk dibawa ke kelompok asal.

 Setelah belajar dan berdiskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali lagi ke kelompok asalnya.

 Didalam kelompok asal ini, siswa kembali belajar dan berdiskusi bersama dengan teman sekelompoknya. Setiap siswa saling memberikan informasi tentang materi yang dipelajarinya kepada teman yang lainnya, sehingga terjadi tutor sebaya (peer teaching).  Kemudian setiap kelompok mengerjakan Lembar Kerja Kelompok

(LKK) yang diberikan guru. Hasil LKK tersebut kemudian dipresentasikan oleh masing-masing kelompok. Setelah melakukan presentasi, setiap siswa kembali ketempat duduknya dan mengerjakan kuis individu dalam bentuk kartu soal. Nilai LKK akan digabung dengan nilai individu siswa dari kuis untuk menentukan kelompok mana yang memperoleh penghargaan.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan  Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu, untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

 Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.  Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing.

E. Sumber/Bahan Belajar

 Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan Narasumber umum.)

 Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst.  Teman.

(61)

 Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, masyarakat, dst.

Pilihlah jawaban dengan tepat dan benar !

1. Berikut ini ciri-ciri sebuah organisasi, kecuali ... . a. memiliki pimpinan dan pengurus

b. memiliki tujuan yang jelas

c. memiliki anggota

d. memiliki kekayaan yang banyak

2. 1. kepala sekolah 4. komite sekolah 2. kepala desa 5. kepala dinas

3. para guru 6. pejabat pemerintah

Organisasi sekolah di antaranya beranggotakan ... .

(62)

b. 1, 3 dan 4 d. 3.1 dan 6

3. Organisasi pemerintah terbawah dalam sistem pemerintahan Indonesia adalah ... .

a. kecamatan c. RT

b. kabupaten d. RW

4. Dalam sebuah organisasi, yang bertugas mencatat surat yang masuk dan surat keluar adalah ... .

a. direktur c. bendahara

b. ketua d. sekretaris

5. Manfaat organisasi adalah ….

a. belajar menang sendiri c. belajar kerjasama

b. mengatur orang lain d. disegani teman

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar!

6. Jelaskan pengertian dari organisasi?

7. Sebutkan 3 ciri-ciri organisasi!

8. Dalam pemilihan pengurus organisasi dilakukan dengan 3 cara, Sebutkan!

9. Sebutkan 3contoh organisasi Sekolah !

10. Sebutkan 3 contoh organisasi di masyarakat!

3. Kunci Jawaban Pilgan

1. D

2. B

3. C

4. D

5. C

Uraian

(63)

12. Mempunyai tujuan, mempunyai kepengurusan, adanya kerjasama dan adanya kegiatan yang tetap

13. Voting, Aklamasi, dan Penunjukan langsung

14. UKS, Pramuka, Koperasi Sekolah, OSIS, dan Komite Sekolah 15. Karang Taruna, PKK, Posyandu, dll

4. Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASILDISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

(64)

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Mengetahui, Sigentong, 22 Februari 2015

Kepala Sekolah Guru Mapel PKN.

SUKHEMI,S.Pd.MM SUKHEMI,S.Pd.MM

NIP :19640113 198608 1 001 NIP : 19640113 198608 1 001

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Sigentong 01 Nama Guru : Sukhemi,S.Pd.MM Mata Pelajaran : PKn Hari/tanggal : Senin/16 Februari 2015 Sub Konsep : Organisasi Pukul : 07.15 – 08.45

Petunjuk

Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamati Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

I Pelaksanaan A. Pendahuluan

1. Memotivasi Siswa 2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

√ √

(65)

B. KegiatanInti

1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.

3. Membimbingasiswa

mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

II Pengelolaan waktu √ √

III Antusiasme kelas

Keterangan Sigentong ,16 Februari 2015

(66)

2. Cukupbaik 3. Baik

4. Sangatbaik Murprihatin,A.Ma.Pd

NIP. 19560915 198201 2 002

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Sigentong 01 Nama Guru : Sukhemi,S.Pd.MM Mata Pelajaran : PKn Hari/tanggal : Senin/16 Februari 2015 Sub Konsep : Organisasi Pukul : 07.15-08.45

Petunjuk

Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamati Ya Tidak Penilaian1 2 3 4

I Pelaksanaan A. Pendahuluan

1. Memotivasi Siswa 2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran B. KegiatanInti

1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.

2. Membimbing siswa melakukan √ √

√ √ √

(67)

kegiatan.

3. Membimbingasiswa

mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

II Pengelolaan waktu √ √

III Antusiasme kelas

Keterangan Sigentong ,16 Februari 2015

1. Kurangbaik Pengamat 2

2. Cukupbaik 3. Baik

4. Sangatbaik Jaenudin,S.Pd

(68)

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN Sigentong 01 Nama Guru : Sukhemi,S.Pd.MM Mata Pelajaran : PKn Hari/tanggal : Senin/23 Februari 2015 Sub Konsep : Organisasi Pukul : 07.15-08.45

Petunjuk

Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamati Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

I Pelaksanaan A. Pendahuluan

1. Memotivasi Siswa 2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran B. KegiatanInti

1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.

3. Membimbingasiswa

√ √

√ √

(69)

mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

II Pengelolaan waktu √ √

III Antusiasme kelas

Keterangan Sigentong ,23 Februari 2015

1. Kurangbaik Pengamat 1

2. Cukupbaik 3. Baik

4. Sangatbaik Murprihatin, A.Ma.Pd

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikirsiswa akan meningkat
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif  Siklus I
Gambar 4.1  Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Tabel 4.3 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan secara eksternal beberapa situasi dapat mendorong tumbuh kembang remaja yatim/piatu dengan maksimal, yaitu (1) adanya perhatian dan motivasi yang kuat

Bio-pelumas terurai dalam tanah lebih dari 98%, tidak seperti sebagian pelumas sintesis dan pelumas mineral yang hanya terurai 20% hingga 40%, selain itu pelumas berbasis

Copyright © 2005 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning,

PERSEPSI SISWA TENTANG DIWAJIBKANNYA KEGIATAN SHALAT BERJMAAH DI SEKOLAH SMP AL-AZHAR 29

Bu Reren : “Iya Dung, Ibu sudah kasih maaf sama kamu, jangan diulang lagi yaa” Analisis dari pesan akhlak di atas menurut penulis termasuk dalam kategori akhlak

When you plan your menus ahead, then go to the store with a shopping list, you will find that you avoid unnecessary trips to the store during the week and thereby save money.. On

dengan tujuan sistem kredit, maka dengan adanya Penasehat Akademik bagi para mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY adalah mutlak diperlukan

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Tilawatil (2014) melakukan penelitian dengan judul "Analisis Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penerimaan Retribusi Pasar di