• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Hasil Penelitian Siklus I Kelas dengan Treatment STAD a.Perencanaan

Pada kelas dengan treatment STAD dilakukan pada hari Rabu tanggal 1 Juli 2011 dengan waktu 3 X 45 menit dan hari Kamis tanggal 2 Juli 2011 dengan waktu 1 X 45 menit.

Untuk persiapan mengajar guru dan peneliti telah menyiapkan rencana pembelajaran, lembar observasi, kisi-kisi soal tes evaluasi dan daftar nama-nama kelompok. Daftar nama kelompok perlu direncanakan terlebih dahulu karena dalam model pembelajaran STAD para siswa harus memiliki skor awal yang nantinya akan digunakan untuk membuat kelompok yang bersifat heterogen. Skor awal dibuat oleh guru dari nilai dari nilai siswa sebelum dikenai model. Selain itu juga memberitahukan pada siswa AP 1 bahwa siswa dikelas tersebut akan menjadi kelas dengan treatment STAD. Dalam tahap perencanaan guru juga mengupayakan agar kondisi kelas dapat terkendali sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara lancar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

b. Pelaksanaan dan Tindakan

Pada kelas dengan treatment STAD, guru menyampaikan tentang bagaimana cara kerja model pembelajaran STAD yang akan diterapkan pada proses pembelajaran kemudian siswa. Pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan pemberian appersepsi dengan menunjukkan surat pada siswa dan tujuan pembelajaran pada siswa.

Setelah siswa mengetahui secara umum bagaimana bentuk surat dan siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dilakukan maka pembelajaran kemudian dilakukan sesuai model pembelajaran STAD yaitu pertama guru menyampaikan secara garis besar mengenai materi dengan menunjukkan satu surat kemudian mulai membahas pengertian surat, kelebihan surat, tujuan penulisan surat, fungsi surat, bagian surat dan bahasa surat, kemudian guru menunjukkan satu lagi surat yang berbeda jenis dari surat yang pertama ditunjukkan (surat dinas) yaitu surat niaga dan guru mulai menjelaskan jenis-jenis surat.

Kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Pembentukan kelompok dilakukan oleh guru dengan membagi kelompok berdasarkan tingkat kecerdasan anak. Tiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan kurang. Pada saat diumumkannya kelompok para siswa menjadi ramai karena para siswa ingin memilih sendiri para kelompoknya akhirnya guru menyampaikan kembali bahwa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD adalah agar dapat bekerjasama dengan siapapun meskipun dari latar belakang yang heterogen dengan berbagai tingkatan kecerdasan siswa. Pada akhirnya siswa akan dapat saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan sama-sama mendapatkan nilai yang baik. Setelah guru memberikan penjelasan akhirnya para siswa mau menerima dan mau belajar sesuai kelompok yang telah ditentukan guru.

Langkah selanjutnya adalah guru memberikan 1 lembar diskusi siswa (LDS) pada setiap kelompok yang dikerjakan oleh siswa secara kelompok.

Selama diskusi berlangsung guru belum memantau kerja dari masing-masing kelompok, hanya kelompok yang bertanya yang diberi bimbingan dan belum membimbing semua siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini terlihat masih ada beberapa siswa yang berjalan-jalan melihat hasil perkerjaan kelompok lain, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan LDS menjadi lama.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompoknya, maka masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Presentasi dilakukan dengan memanggil siswa secara acak, agar semua siswa selalu siap apabila ditunjuk oleh guru untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya. Pada siklus I kelompok yang maju adalah kelompok 9, kelompok 5, dan kelompok 8.

Setelah beberapa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya, kemudian guru merangkum hasil diskusi siswa dan meluruskan konsep yang masih keliru dan menambahkan materi yang belum disebutkan oleh siswa. Guru juga menguatkan materi-materi yang penting untuk memastikan siswa telah siap mengerjakan soal evaluasi siklus I.

Setelah pembelajaran selesai, guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan menginformasikan pada siswa untuk benar-benar belajar dirumah untuk mempersiapkan diri untuk mengerjakan tes evaluasi siklus I pada pertemuan berikutnya. Pada awal dilakukannya model pembelajaran di kelas guru tampak tidak terbiasa dengan model tersebut hal ini terlihat dari guru yang tidak dapat mengatur jalannya diskusi dengan baik dan belum memberikan penghargaan pada siswa setelah siswa maju presentasi padahal penghargaan adalah faktor penting dalam model STAD.

Pada pertemuan berikutnya yaitu pada tanggal 1 Juni 2011, diadakan tes evaluasi siklus I. Pemberian soal evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran STAD. Soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan 5

option. Soal evaluasi harus dikerjakan oleh siswa secara individu, antara siswa satu dengan yang lain tidak boleh saling membantu atau bekerja sama. Dalam pelaksanaan evaluasi siklus 1 guru telah memperingatkan siswa yang sedang mencontek. Hal ini membuktikan bahwa guru telah cukup baik dalam melakukan evaluasi meskipun guru belum berkeliling untuk memeriksa pekerjaan siswa. Hasil tes evaluasi akan menentukan skor rata-rata siswa baik secara kelompok maupun individu sehingga akan diketahui kelompok yang nilainya tertinggi. Setelah selesai mengerjakan soal dan mengumpulkan jawaban soal evaluasi kemudian guru menutup pelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa. Adapun proses pembelajaran pada kelas treatment STAD dapat dilihat dalam gambar berikut.

c. Pengamatan

1) Data Observasi Aktivitas Siswa

Pada awal dilakukannya model pembelajaran STAD para siswa masih belum terbiasa dengan model ini, sebagian dari siswa masih terbiasa dengan model pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru meskipun pada awal pembelajaran guru telah menerangkan cara kerja pembelajaran STAD. Pengamatan aktivitas belajar afektif dan psikomotorik siswa pada kelas dengan

treatment STAD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Aktivitas Belajar Afektif dan Psikomotorik Siswa pada Kelas dengan Treatment STAD Siklus I

No Indikator atau Aspek Yang Dinilai Penilaian

1 2 3 4 5 Aspek Belajar Afektif

1 Kesiapan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mangajar √

2 Perhatian siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran √

3 Keaktifan siswa dalam

menyampaikan pertanyaan √

4 Semangat dan kesungguhan siswa

selama proses pembelajaran √

5 Keaktifan siswa bekerja sama dalam diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal

√ 6 Kejujuran mengerjakan tugas

individu √

Aktifitas Belajar Psikomotorik

7 Kemampuan siswa menganalisa masalah dalam diskusi kelompok untuk mencari penyelesaiannya

√ 8 Kemampuan mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas √

9 Banyaknya siswa yang bertanya maupun memberi sanggahan kepada kelompok lain pada saat presentasi

√ 10 Kemampuan berpikir siswa dalam

kelompok lain

Jumlah 5 5

Jumlah skor 15 20

Jumlah skor maksimal 50

Sumber : Pengamatan Aktivitas Belajar Afektif dan Psikomotorik Kelas dengan

Treatment STAD siklus I

= 35 x 100% = 70 %

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Seperti hasil yang terdapat dalam tabel bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar, keaktifan bekerjasama dalam diskusi, jumlah siswa yang bertanya maupun yang memberi sanggahan dan kejujuran dalam mengerjakan tugas individu sudah cukup baik dilakukan oleh siswa. Hal ini dikarenakan para siswa baru pertama kali diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran yang baru pertama kali dilakukan oleh guru. Sedangkan untuk perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, semangat dan kesungguhan siswa selama proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam menyampaikan pertanyaan, kemampuan siswa dalam menganalisa masalah dalam diskusi, kemampuan berpikir siswa dalam menjawab pertanyaan, sudah baik dilakukan oleh siswa.

2) Data Hasil Observasi Kinerja Guru

Data hasil observasi kinerja guru digunakan untuk mengetahui kinerja guru selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

STAD. Pentingnya kinerja guru dalam model pembelajaran STAD ini diobservasi adalah apabila suatu model pembelajaran pada awalnya memang sudah tepat akan tetapi orang yang melakukannya tidak dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan cara pelaksanaan pembelajaran maka akan sia-sialah pembelajaran dengan suatu model tersebut. Kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3, sebagai berikut :

Tabel 4.5 Kinerja Guru Pada Siklus I Kelas dengan Treatment STAD No Aspek yang diamati

Penilaian

1 2 3 4 5 1 Kemampuan membuka pelajaran

a. Guru melakukan apersepsi √

b. Guru memotivasi siswa √

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

√ 2 Kemampuan menggunakan model pembelajaran

a. Kemampuan menerapkan model STAD dalam pembelajaran

b. Ketepatan menggunakan model STAD dalam pembelajaran

√ 3 Kemampuan dalam penguasaan bahan (materi pelajaran)

a. Kemampuan dalam menyampaikan konsep materi

b. Kejelasan dalam menyampaikan konsep materi

√ 4 Kemampuan menanggapi respon dan pertanyaan siswa

a. Kemampuan menjawab pertanyaan siswa

b. Kemampuan memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkan

√ 5 Kemampuan menggunakan waktu

a. Ketepatan waktu menyampaikan konsep materi

b. Ketepatan dalam waktu melaksanakan diskusi

√ 6 Kemampuan mengelola kelas

a. Kemampuan mengontrol jalannya diskusi

b. Kemampuan mengendalikan keadaan kelas

c. Kemampuan mengatur jalannya diskusi √

7 Kemampuan menutup pelajaran

a. Menyampaikan kembali materi yang sudah didiskusikan

b. Guru memberikan kesimpulan √

8 Kemampuan melaksanakan evaluasi

a. Guru melaksanakan tes √

b. Memberikan penghargaan kepada siswa √

Jumlah 7 11

Jumlah skor 21 44

Jumlah skor total 90

Sumber : Hasil Pengamatan Kinerja Guru Kelas dengan Treatment STAD siklus I

= 65/90 x 100% = 72,2 %

Berdasarkan pengamatan aktivitas guru diperoleh temuan bahwa pengelolaan kelas terutama dalam pengelolaan diskusi belum terlaksana dengan baik karena guru belum sepenuhnya memahami teknik pelaksanaan model pembelajaran STAD jadi banyak waktu yang tidak seperti yang direncakan. Presentase hasil observasi terhadap guru pada siklus I sebesar 72,2%. Berdasarkan hasil tersebut kinerja guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD masih belum memenuhi kriteria sehingga diadakan siklus II untuk meningkatkan kinerja guru.

2) Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus I

Dalam model pembelajaran STAD penilaian hasil belajar siswa tidak hanya dilakukan dengan tes evaluasi pada akhir siklus yang dikerjakan secara individu oleh siswa tetapi juga dinilai dari tugas kelompok yang dikerjakan

secara berkelompok saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kelompok ini diwujudkan dalam nilai perkembangan, nilai perkembangan diperoleh dari hasil pengingkatan nilai dasar dengan nilai kuis (nilai tes hasil belajar) pada pelajaran terkini. Siswa mendapatkan nilai perkembangan yang besarnya ditentukan dari apakah nilai tes hasil belajar siklus terkini mereka menyamai/melampaui nilai dasar mereka. Nilai dasar siklus I diambil dari nilai ulangan harian terakhir sebelum mengggunakan model pembelajaran STAD. Nilai perkembangan siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Nilai Perkembangan Siswa Kelas dengan Treatment

Konvensional Siklus I

Kelompok Skor Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 22,5 20 20 15 20 17,5 20 22 16 18 Tim Super Tim Super Tim Super Tim Baik Tim Super Tim Sangat Baik Tim Super Tim Super Tim Sangat Baik Tim Sangat Baik

Sumber : Data Nilai Perkembangan Kelompok yang diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa skor tim untuk siklus I ini rata-rata tiap kelompok telah menjadi Tim super. Tim super merupakan tingkatan tim yang paling tinggi karena anggota kelompok mereka telah saling membantu sehingga didapatkanlah predikat tim super. Dari perhitungan nilai perkembangan tiap kelompok diperoleh data mengenai status kelompok kooperatif yaitu 1 kelompok bersatatus baik, yaitu kelompok 4 kemudian 3 kelompok berstatus sangat baik yaitu kelompok 6,9,10 dan 6 kelompok berstatus super.

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Kelas dengan Treatment STAD Sebelum dan Sesudah Siklus I

No Hasil tes Kelas STAD

Skor awal Siklus 1

1 Nilai tertinggi 80 85

2 Nilai terendah 40 60

3 Rata-rata nilai 60 72,5

4 Jumlah siswa yang tuntas 25 32 5 Jumlah siswa yang tidak

tuntas

18 11

6 Ketuntasan (%) 58,14% 74,42%

Sumber : Data Hasil Belajar Siswa yang diolah

Hasil pengamatan untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD menunjukkan bahwa secara klasikal ketuntasan belajar mengalami peningkatan dimana dari jumlah siswa kelas dengan treatment STAD sebanyak 43 siswa pada skor awal sebanyak 18 anak yang tidak tuntas setelah evaluasi siklus I jumlah anak yang tidak tuntas menjadi lebih sedikit yaitu 11 siswa. Jika dipresentasikan ketuntasan belajar siswa sebelum dan sesudah evaluasi siklus I yaitu 58,14% menjadi 74,42%.

d. Refleksi

Siklus I merupakan siklus awal, suasana dalam pembelajaran belum ada perkembangan yang cukup berarti. Artinya ada siswa masih ramai dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Pada kelas dengan treatment STAD aktivitas belajar psikomotorik dan afektif siswa sebesar 70% dan aktivitas guru sebesar 72,2%. Adapun hasil pelaksanaan pada kelas dengan treatment STAD adalah sebagai berikut:

a. Dalam penerapan model pembelajaran STAD, guru masih kurang menguasai langkah-langkah dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan guru baru pertama kali menggunakan

model pembelajaran ini. Dalam pembelajaran guru juga masih kurang memperhatikan dan membimbing kelompok dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini guru dianjurkan untuk lebih memberi perhatian pada kelompok. b. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah guru dan siswa makin aktif dalam pembelajaran dari pada menggunakan model konvensional. Hal ini terlihat bahwa siswa telah aktif berdiskusi, semakin aktif dalam menjawab pertanyaan,dll. Guru juga makin baik dalam mengontrol jalannya diskusi. c. Berdasarkan hasil tes siklus I diperoleh rata-rata sebesar 72,5 dan ketuntasan

klasikal 74,42%.

Berdasarkan data diatas baik pada kelas dengan treatment konvensional maupun kelas dengan treatment STAD terlihat ada kenaikan pada siklus I namun belum mencapai indikator yang telah ditentukan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Siklus kedua ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing terdiri dari 45 menit, baik untuk kelas dengan treatment konvensional maupun kelas STAD. Dalam rangka menyempurnakan siklus I secara kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih baik dari siklus I.

1. Hasil Penelitian Siklus II Kelas dengan Treatment Konvensional

Dokumen terkait