Dalam hasil penelitian ini akan dipaparkan data penelitian secara deskriptif yang terdiri dari beberapa sub heading, mengenai peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan pertanyaan penelitian.
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)
Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pertimbangan diharapkan mampu memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan sekolah. Sesuai dengan peranannya tersebut komite sekolah diharapkan mampu mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat. Hal ini seperti yang dipaparkan sebagai berikut:
“Komite memang sebenarnya tidak terlibat langsung dalam kegiatan itu, karena kegiatan itu sudah ditangani oleh kesiswaan sekolah. Untuk sementara ini
penanganan-penanganan ekonomi menengah kebawah untuk anak-anak sudah ada BOS, ada BSM. Tapi kalau untuk pendataannya memang sekolah setiap tahun melaporkan kepada komite sekolah. Memang komite tidak berkaitan langsung dengan penanganan intern istilahnya begitu jadi lebih kepada pengembangan sekolah”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)
Selain itu komite sekolah diharapkan mampu memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal. Berdasarkan hasil wawancara dan triangulasi diperoleh bahwa:
“Untuk kurikulum itu sendiri yang pertama memang ada kurikulum inti yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan kurikulum muatan lokal sementara ini kami memakainya adalah bahasa jawa dari SP Gubernur dan multimedia. Komite juga menyarankan dengan satu pertimbangan bahwa multimedia ini bisa jangkauan kedepannya, karena memang sebenarnya waktu itu arahnya ke TIK tapi karena TIK merupakan program wajib pemerintah akhirnya kami ke multimedia dan komite berusaha untuk memfasilitasi”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)
“Itu sepenuhnya kami lakukan sendiri, karena kebetulan kami sekolah kecil sehingga keterbatasan dana, keterbatasan tenaga sehingga sementara nampaknya kalau kami harus berbicara dengan komite juga kami kadang-kadang sudah berfikir hasilnya juga sama saja, sehingga kami tetapkan untuk misalnya muatan lokal ya sejauh yang bisa kami lakukan disini seperti itu”. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)
Munculnya rasa kurang percaya dan pemikiran bahwa hasilnya akan sama saja menyebabkan pihak sekolah tidak pernah melibatkan komite sekolah dan lebih memilih untuk melakukan sendiri.
Komite sekolah juga diharapkan mampu memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan; serta memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan triangulasi adalah sebagai berikut :
“Kalau proses belajar pembelajaran itu kan sudah di wakakurikulum, kepala sekolah. Otomatis kepala sekolah mengadakan supervisi mengadakan ini seperti ini. Kalau
16
komite lebih pada kebijakan-kebijakan strategis yang sifatnya umum, kalau sampai ke dunia belajar mengajar kan sudah ranah sekolah. ( Anggota komite bidang pengembangan pendidikan, 04-09-2015)
“Ketika kami menyusun visi pada tahun berapa saya lupa itu, kan visi misi itu baru dibentuk setelah pemerintah, maksudnya ketika mau mengusulkan dana harus ada komite. Lha itu kami baru menyusun visi misi sekolah ini secara tertulis. Itu memang semua komite ikut terlibat menentukan visinya seperti apa kalau di sekolah seperti apa kemudian kita klopkan, mereka memberi masukan artinya kami menemukan satu visi dan visi ini kemudian kita uraikan beberapa menjadi beberapa misi dan itu memang terlibat disitu komite seperti itu”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)
“Ya ini karena kami vakum tidak mengadakan komunikasi dengan komite secara lengkap, ya akhirnya itu sifatnya incidental saja. Ketika misalnya komite mempunyai ide apa tentang pengembangan sekolah baru mereka kontak kami untuk ketemuan mengadakan pertemuan”. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pendukung (Supporting Agency)
Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pendukung diharapkan mampu memberikan dukungan baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan diharapkan mampu mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan incidental dengan orang tua dan anggota masyarakat, mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Berdasarkan hasil wawancara adalah sebagai berikut :
“Sementara ini komite belum sampai kesana jadi sementara ini anak-anak yang tidak mampu dari sekolah ini kebetulan kami lewat program BSM dan BOS itu sudah tercukupi. Selama ini memang komite belum begitu banyak untuk berperan dalam istilahnya mencarikan dana itu memang belum, jadi kami masih sebatas dengan program”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)
Komite sekolah juga diharapkan mampu menghimbau dan mengadakan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk dapat
menjadi narasumber dalam kegiatan ekstrakulikuler bagi peserta didik, memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak, memberikan dukungan kepada sekolah secara preventif dan kuratif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah, serta memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kepala sekolah adalah sebagai berikut :
“Itu sudah ada jaringan langsung antara sekolah dengan pihak dinas kesehatan. Itu ada rutin, sehingga kami tidak pernah melibatkan komite karena sekolah sudah ada semacam MOU dengan dinas kesehatan melalui puskesmas di kecamatan. Jadi dari dinas kesehatan langsung dengan sekolah tidak melalui komite, karena memang jalurnya seperti itu, istilahnya tidak ada keharusan komite berperan karena sudah ada link langsung antara pendidikan dalam hal ini sekolah dengan puskesmas iya dengan dinas kesehatan. Itu beragam mulai dari pemeriksaan rutin siswa, kemudian juga dari pembinaan-pembinaan misalnya dalam bentuk seminar-seminar itu pasti ada setiap periode”. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)
“Kalau kegiatan ekstrakurikuler biasanya komite lebih banyak mendukung ketika kita sudah ke lomba, jadi kalau di dalam pembinaan di sekolah memang diserahkan sekolah kemudian guru olahraga dan pelatih. Komite kita berperannya ketika anak sudah maju ketingkat kota atau provinsi disana komite berperan dalam penyediaan transportasi, kalau secara tekhnik kebetulan di komite tidak ada”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)
Selain itu komite sekolah juga diharapkan mampu membantu menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, serta mendorong tumbuhnya perhatian terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kepala sekolah dan anggota komite adalah sebagai berikut:
“Selama ini tidak. Jadi dalam bentuk dana itu memang sebatas hanya sebagai masukan program tapi sampai hari ini pun belum bisa dikatakan berhasil untuk usaha-usaha yang dilakukan bersama komite’. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)
18
“Penggalangan dana untuk memajukan mutu memang belum sampai sekarang, belum sampai ke meminta dukungan dari luar seperti itu. Kami hanya sebatas mengajukan proposal ke pemerintah, kalau ke luar-luar itu belum tidak tahu kalau nanti”. ( Anggota komite bidang pengembangan pendidikan, 04-09-2015)
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol (Controlling Agency)
Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah diharapkan mampu melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah; mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau incidental dengan kepala sekolah dan dewan guru; sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah; meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa; bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
“Rapat rutin dulu ketika di awal dibentuk kami adakan rapat rutin satu bulan sekali, guna merancang program-program pengembangan. Akhirnya karena dalam pertimbangan kami program-program yang kami rancang dikatakan tidak berhasil seperti yang diharapkan lama-lama kami berjalan sendiri, hanya nanti yang masalah incidental yang kami sampaikan, jadi semacam formalitas saja”. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)
“Sekolah melaporkan kepada komite tentang hasil belajar siswa, paling tidak setahun sekali kami ketemu terutama setelah hasil kelulusan keluar”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Penghubung (Mediator Agency)
Komite sekolah dalam peranannya sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) (legislatif) dengan masyarakat diharapkan mampu melakukan kerjasama dengan masyarakat baik
perorangan maupun kelompok/ organisasi/ dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan partisipan adalah sebagai berikut:
“Selama ini kami memang belum pernah melaporkan secara tertulis tapi hanya lewat rapat, kemudian dibahas bersama, ketika ada permasalahan-permasalahan kita bicarakan bersama, kita cari jalan keluarnya dan kita lakukan hanya sebatas itu”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)
Pembahasan
Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara mendiskusikan temuan-temuan penelitian berdasarkan pandangan peneliti dan menurut teori dan peraturan yang relevan terkait dengan peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dari hasil penelitian data, dari ke empat peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga hanya peran komite sekolah sebagai badan pengontrol yang termasuk dalam kategori cukup, sedangkan tiga peran lainnya tergolong masih rendah. Selanjutnya akan dibahas pada setiap aspek peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga.
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)
Peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan termasuk dalam kategori rendah, ini berarti komite sekolah di SMA Kristen 2 Salatiga belum banyak memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan.
20
Dalam mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat komite sekolah tidak pernah terlibat langsung dikarenakan kegiatan itu sudah ditangani oleh kesiswaan sekolah dan komite sekolah tidak berkaitan dengan ekonomi.
Dalam hal menyampaikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan komite sekolah secara formal tidak pernah melakukannya, sehingga benar-benar tidak difungsikan.
Komite sekolah dalam hal memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal sudah cukup berperan. Selain menggunakan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, komite sekolah juga memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah untuk memilih multimedia sebagai kurikulum muatan lokal, sehingga saat ini SMA Kristen 2 Salatiga menggunakan kurikulum muatan lokal bahasa jawa yang sudah ditetapkan dari pemerintah dan multimedia itu sendiri.
Dalam hal memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan sampai saat ini komite sekolah tidak pernah melakukan karena biasanya akan dilakukan secara incidental ketika akan ada akreditasi baru nantinya.
Peran komite sekolah sabagai badan pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah, ini berarti komite sekolah di SMA Kristen 2 Salatiga belum banyak memberikan pertimbangan dan masukan kepada sekolah dalam rangka pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat, menyampaikan masukan,
pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal, maupun memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan. Hal ini bertentangan dengan fungsi komite sekolah itu sendiri dimana memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program pendidikan, RAPBS, kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan dan hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pendukung (Supporting Agency)
Peran komite sekolah sebagai badan pendukung termasuk dalam kategori rendah, ini berarti komite sekolah di SMA Kristen 2 Salatiga belum banyak memberikan dukungan baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Selama ini komite sekolah belum pernah mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, penyebabnya adalah bahwa sekolah ini merupakan sekolah swasta sehingga semua untuk managemen dilakukan oleh sekolah dan yayasan, sehingga untuk mencari bantuan langsung berkerjasamanya dengan dinas pendidikan. Sementara ini untuk anak-anak yang tidak mampu sekolah menggunakan program dari pemerintah berupa BOS dan BSM dan itu sudah di anggap tercukupi, untuk diluar lembaga pendidikan biasanya dilakukan oleh yayasan tidak dengan komite sekolah. Masalah dana untuk saat ini justru ada beberapa komite yang membantu tetapi belum sampai istilahnya mencarikan bantuan dana dari luar.
22
Dalam hal memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak serta memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah komite mendukung, namun dalam pelakasanaan sepenuhnya diserahkan kepada sekolah karena hal ini sudah merupakan program dari pemerintah dan bekerjasama langsung dengan dinas kesehatan tidak melalui komite sekolah.
Komite sekolah sudah memberikan dukungan kepada sekolah dalam hal pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah namun hanya sebatas mendukung ketika akan mengikuti lomba sedangkan dalam pembinaan di sekolah diserahkan kepada pihak sekolah. Masalah memverifikasi maupun pengesahan terhadap RAPBS komite sekolah tidak pernah dilibatkan, sehingga hanya sebatas kepala sekolah dengan pengurus ketua yayasan jadi tidak ada kapasitasnya dengan komite sekolah.
Secara umum peran komite sekolah sebagai badan pendukung di SMA Kristen 2 Salatiga belum banyak memberikan dukungan baik yang berupa financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Hal ini tidak sejalan dengan fungsi komite sekolah untuk medorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, serta mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol (Controlling Agency)
Peran komite sekolah sebagai badan pengontrol termasuk dalam kategori cukup. Komite sekolah telah melakukan rapat atau pertemuan secara rutin atau incidental dengan kepala sekolah dan dewan guru, ketika diawal dibentuk rapat rutin dilakukan
setiap satu bulan sekali untung merancang program-program pengembangan, namun saat ini lebih bersifat incidental saja.
Dalam hal meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa, sekolah justru yang melaporkan kepada komite sekolah tentang hasil belajar siswa paling tidak satu tahun sekali terutama pada saat siswa baru ataupun saat kelulusan. Dalam hal bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni sudah tebangun sampai sekarang, seperti halnya melakukan reuni akbar alumni dan mempunyai web untuk alumni melalui Facebook.
Hal ini menunjukkan peran komite sekolah sebagai badan pengontrol di SMA Kristen 2 Salatiga sudah cukup mampu dalam hal transparansi dan akuntabilitas peneyelenggaraan dan keluaran pendidikan. Hal ini sejalan dengan fungsi komite sekolah dalam hal melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan.
Peran Komite Sekolah Sebagai Badan penghubung (Mediator Agency)
Peran komite sebagai badan penghubung termasuk dalam kategori rendah. Komite sekolah telah melakukan kerjasama dengan masyarakat/orangtua/wali murid dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, namun untuk kerjasama dengan seluruh stakeholder pendidikan khususnya dengan DUDI (Dunia Industri) komite sekolah belum dapat melakukannya sampai saat ini.
Dalam hal penyebarluasan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran dan ide kreatif dari masyarakat selama ini komite sekolah maupun sekolah belum pernah malukannya. Dalam menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatan terhadap sekolah, komite sekolah tidak pernah sama sekali melakukan
24
secara tertulis, hanya sebatas dalam forum rapat bersama antara sekolah dengan komite sekolah.
Secara umum ini menujukkan bahwa partisipasi komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga rendah. Hal ini terjadi dari pihak sekolah itu sendiri, sekolah belum memberdayakan komite secara optimal, hal ini nampak adanya pendapat dari kepala sekolah yang mengatakan bahwa saat ini komite sekolah tidak banyak berkontribusi dan komite sekolah hanya sebagai formalitas saja.