• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802010025 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802010025 Full text"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA

OLEH

DIAH ANITA SUKMAWATI

802010025

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA

Diah Anita Sukmawati Sutriyono

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan peran komite sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, dan badan penghubung dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga. Subyek dalam penelitian ini ialah Kepala Sekolah SMA Kristen 2 Salatiga serta pengurus komite sekolah SMA Kristen 2 Salatiga yang terdiri dari Ketua II komite sekolah dan anggota komite sekolah bidang pengembangan pendidikan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengisi angket dan wawancara. Angket diberikan kepada pengurus komite sekolah SMA Kristen 2 Salatiga, butir-butir angket menggunakan indikator-indikator empiris peran komite sekolah. Wawancara dilakukan kepada pengurus komite sekolah dan kepala sekolah SMA Kristen 2 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol maupun sebagai badan penghubung masih tergolong rendah. Faktor penyebabnya antara lain adalah keberadaan komite sekolah semacam formalitas saja, pengurus komite sekolah pasif, banyaknya pengurus komite sekolah yang sudah tidak aktif, dan sekolah tidak memberdayakan komite sekolahnya.

(9)

ii Abstract

This research is a qualitative descriptive one with a purpose to describe the school committee’s role as the Advisory Agency, Supporting Agency, Controlling Agency, and Mediator Agency in education at Salatiga Christian High School 2. The subjects in this research is the principal of Salatiga Christian High School 2 and board committees of Salatiga Christian High School 2, which consists of chairman II school committee and school committee members the development of education. Collecting data of this research using questionnaires and interviews. Questionnaires given to the board of school committees Salatiga Christian High School 2, grains of questionnaire using empirical indicators of the role of the school committee. Interviews were conducted to the board of the school committee and school principal in Salatiga Christian High School 2. The results showed that the school committee in providing education Salatiga Christian High School 2 as the Advisory Agency, Supporting Agency, Controlling Agency, and Mediator Agency are still categorized low. Contributing factors include the existence of school committee is just formality, the board of school committee passive, the number of school board committees are inactive, and the school does not empower the school committee.

(10)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Pada saat ini tanggung jawab dari masing-masing pihak belum berjalan secara optimal, terutama peran serta masyarakat yang masih belum banyak diberdayakan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan nasional maka dibentuklah badan pembantu dan penyelenggaraan pendidikan. Badan pembantu tersebut adalah Dewan Pendidikan ditingkat kabupaten/kota dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan.

Setiap sekolah memiliki Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat yang ikut serta dalam membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite Sekolah merupakan penyempurnaan dan perluasan badan kemitraan dan komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Dibentuknya Komite Sekolah diharapkan dapat meningkatkan serta mengembangkan kinerja dan kualitas sekolah.

Tujuan dari dibentuknya Komite Sekolah sebagaimana yang telah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan dan komite Sekolah adalah untuk: 1) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan; 2) meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; 3) menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu.

(11)

2

kebijakan pendidikan; 2) pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan; 3) pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan; 4) penghubung (mediator agency) antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) (legislatif).

Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah harus dapat membina kerja sama dengan orang tua dan masyarakat, sehingga secara peran psikologis Komite Sekolah mampu memberikan dukungan kepada orang tua dan masyarakat demi meningkatkan mutu dan kualitas sekolah. Dari peran tersebut diharapkan nantinya dapat menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Radyuni (2013) terhadap peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali yang menunjukan hasil peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol maupun sebagai badan penghubung masih tergolong rendah.

Sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Nugraha (2014) dalam penelitiannya tentang peran komite sekolah dan dewan pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sleman menunjukkan hasil yang kurang optimal dengan ditemukannya beberapa peran yang mesti dilakukan komite sekolah belum sepenuhnya di jalankan secara optimal.

(12)

pemberi pertimbangan serta sebagai penghubung telah berjalan dengan sangat baik sehingga telah memperoleh banyak manfaat.

Sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Mulyono (2014) dalam penelitiannya tentang peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK di Kabupaten Lamongan Jawa Timur, peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK negeri maupun swasta secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik. Masing-masing memiliki peran yang tinggi sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, dan sebagai badan penghubung, sedangkan peran yang rendah adalah sebagai badan pengontrol.

Demikian juga penelitian yang dilakukan Tamrin, Zetra, Sitorus (2009) tentang kajian efektivitas keberadaan dewan pendidikan dan komite sekolah dalam peningkatan pendidikan di kota Padang menemukan bahwa Komite Sekolah telah berperan dalam meningkatkan mutu sekolah tersebut baik dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana pendidikan maupun melalui berbagai kebijakan yang telah dirumuskan bersama-sama dengan Dewan Pendidikan terhadap perbaikan peningkatan mutu sekolah tersebut.

(13)

4

dilakukan di SMA Kristen 2 Salatiga dikarenakan sekolah tersebut memiliki jumlah murid yang paling sedikit diantara SMA lain yang ada di Salatiga.

Komite Sekolah

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002, Komite Sekolah adalah sebuah badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.

Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 56 ayat 3 dinyatakan bahwa: Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Keanggotaan komite sekolah seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 terdiri atas: (1) unsur masyarakat yang dapat berasal dari orang tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha/industri, organisasi profesi tenaga pendidikan, wakil alumni dan wakil peserta didik; (2) unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, badan pertimbangan desa.

Tujuan Komite Sekolah

(14)

aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan. Kedua, meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Ketiga, menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pemain sandiwara, tukang lawak pada permainan ma’yung, sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pemimpin yang terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa.

Menurut Soekanto (dalam Sofiyatun 2012) peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.

Dari penjelasan diatas peran serta komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan seperti yang telah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 adalah sebagai berikut:

(15)

6

Komite Sekolah dalam perannya sebagai badan pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan, memiliki fungsi memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai beberapa hal.

Secara keseluruhan indikator kinerja Komite Sekolah dalam perannya sebagai badan pertimbangan dapat diamati pada Tabel 1.1 .

Tabel 1.1

Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Perannya Sebagai Badan Pertimbangan

(16)

pengembangan kurikulum Sumber: Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah

Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung (supporting agency), baik yang berupa financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, yang akan dijabarkan dalam fungsi dan kegiatan operasional komite sekolah pada Tabel 1.2 .

Tabel 1.2

Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Perannya Sebagai Badan Pendukung

(17)
(18)

proses verifikasi dalam rapat

Sumber: Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah

(19)

10

Secara keseluruhan indikator kinerja Komite Sekolah dalam perannya sebagai badan pengontrol dapat diamati pada Tabel 1.3 .

Tabel 1.3

Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Perannya Sebagai Badan Pengontrol

Fungsi Komite Sekolah Kegiatan Operasional Komite Sekolah 3.1.Melakukan evaluasi dan

Sumber: Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah

(20)

Tabel 1.4

Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Perannya Sebagai Badan Penghubung

Fungsi Komite Sekolah Kegiatan Operasional Komite Sekolah 4.1 Melakukan kerjasama dengan

(21)

12

METODE PENELITIAN

Jenis, Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal yang akan dideskriptifkan dalam penelitian ini adalah peran komite sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan penghubung dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga.

Subyek penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dipilih tiga orang subyek yang terdiri dari Kepala Sekolah SMA Kristen 2 Salatiga, Ketua II komite sekolah, serta anggota komite sekolah bidang pegembangan pendidikan.

Penelitian ini dilakukan di ruang rapat SMA Kristen 2 Salatiga dengan materi peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 September 2015 sampai 18 Desember 2015.

Metode Pengumpulan Data

(22)

Teknik Analisi Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012), memaparkan tahapan analisis deskriptif kualitatif, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Gambar 3.1

Tahapan dalam Analisis Data

a. Data Collection dan Data Reduction

Tahap awal dalam analisis data adalah data collection. Dalam tahapan data collection, rekaman hasil wawancara terhadap pengurus komite sekolah dan kepala sekolah tentang peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan ditulis secara rinci, teliti dan jelas. Hasil data collection kemudian direduksi untuk dipilih hal-hal yang penting dan pokok. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga.

b. Data Display

Tahap berikutnya adalah data display atau penyajian data. Data display

dalam peran komite sekolah adalah dengan menyajikan data hasil reduksi berupa

data collection data reduction

(23)

14

uraian singkat teks yang bersifat deskriptif mengenai peran komite sekolah berdasarkan indikator-indikator yang telah ada.

c. Conclusions Drawing/Verification

Pada tahap terakhir ini hasil data display dirumuskan peran komite sekolah berdasarkan indikator-indikator yang telah ada yang nantinya akan dapat ditarik menjadi kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

HASIL PENELITIAN

Dalam hasil penelitian ini akan dipaparkan data penelitian secara deskriptif yang terdiri dari beberapa sub heading, mengenai peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan pertanyaan penelitian.

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pertimbangan diharapkan mampu memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan sekolah. Sesuai dengan peranannya tersebut komite sekolah diharapkan mampu mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat. Hal ini seperti yang dipaparkan sebagai berikut:

“Komite memang sebenarnya tidak terlibat langsung dalam kegiatan itu, karena

(24)

penanganan-penanganan ekonomi menengah kebawah untuk anak-anak sudah ada BOS, ada BSM.

Tapi kalau untuk pendataannya memang sekolah setiap tahun melaporkan kepada

komite sekolah. Memang komite tidak berkaitan langsung dengan penanganan intern

istilahnya begitu jadi lebih kepada pengembangan sekolah”. ( Ketua II komite sekolah,

04-09-2015)

Selain itu komite sekolah diharapkan mampu memberikan pertimbangan kepada

sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal. Berdasarkan hasil wawancara

dan triangulasi diperoleh bahwa:

“Untuk kurikulum itu sendiri yang pertama memang ada kurikulum inti yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan kurikulum muatan lokal sementara ini kami

memakainya adalah bahasa jawa dari SP Gubernur dan multimedia. Komite juga

menyarankan dengan satu pertimbangan bahwa multimedia ini bisa jangkauan

kedepannya, karena memang sebenarnya waktu itu arahnya ke TIK tapi karena TIK

merupakan program wajib pemerintah akhirnya kami ke multimedia dan komite

berusaha untuk memfasilitasi”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)

“Itu sepenuhnya kami lakukan sendiri, karena kebetulan kami sekolah kecil sehingga

keterbatasan dana, keterbatasan tenaga sehingga sementara nampaknya kalau kami

harus berbicara dengan komite juga kami kadang-kadang sudah berfikir hasilnya juga

sama saja, sehingga kami tetapkan untuk misalnya muatan lokal ya sejauh yang bisa

kami lakukan disini seperti itu”. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)

Munculnya rasa kurang percaya dan pemikiran bahwa hasilnya akan sama saja

menyebabkan pihak sekolah tidak pernah melibatkan komite sekolah dan lebih memilih untuk

melakukan sendiri.

Komite sekolah juga diharapkan mampu memberikan pertimbangan kepada sekolah

untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan; serta

memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan,

kebijakan, dan kegiatan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan triangulasi adalah sebagai

berikut :

“Kalau proses belajar pembelajaran itu kan sudah di wakakurikulum, kepala sekolah.

(25)

16

komite lebih pada kebijakan-kebijakan strategis yang sifatnya umum, kalau sampai ke

dunia belajar mengajar kan sudah ranah sekolah. ( Anggota komite bidang

pengembangan pendidikan, 04-09-2015)

“Ketika kami menyusun visi pada tahun berapa saya lupa itu, kan visi misi itu baru

dibentuk setelah pemerintah, maksudnya ketika mau mengusulkan dana harus ada

komite. Lha itu kami baru menyusun visi misi sekolah ini secara tertulis. Itu memang

semua komite ikut terlibat menentukan visinya seperti apa kalau di sekolah seperti apa

kemudian kita klopkan, mereka memberi masukan artinya kami menemukan satu visi

dan visi ini kemudian kita uraikan beberapa menjadi beberapa misi dan itu memang

terlibat disitu komite seperti itu”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)

“Ya ini karena kami vakum tidak mengadakan komunikasi dengan komite secara

lengkap, ya akhirnya itu sifatnya incidental saja. Ketika misalnya komite mempunyai

ide apa tentang pengembangan sekolah baru mereka kontak kami untuk ketemuan

mengadakan pertemuan”. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pendukung (Supporting Agency)

Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pendukung diharapkan mampu memberikan dukungan baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan diharapkan mampu mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan incidental dengan orang tua dan anggota masyarakat, mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Berdasarkan hasil wawancara adalah sebagai berikut :

“Sementara ini komite belum sampai kesana jadi sementara ini anak-anak yang tidak

mampu dari sekolah ini kebetulan kami lewat program BSM dan BOS itu sudah

tercukupi. Selama ini memang komite belum begitu banyak untuk berperan dalam

istilahnya mencarikan dana itu memang belum, jadi kami masih sebatas dengan

program”. ( Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)

(26)

menjadi narasumber dalam kegiatan ekstrakulikuler bagi peserta didik, memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak, memberikan dukungan kepada sekolah secara preventif dan kuratif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah, serta memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kepala sekolah adalah sebagai berikut :

“Itu sudah ada jaringan langsung antara sekolah dengan pihak dinas kesehatan. Itu

ada rutin, sehingga kami tidak pernah melibatkan komite karena sekolah sudah ada

semacam MOU dengan dinas kesehatan melalui puskesmas di kecamatan. Jadi dari

dinas kesehatan langsung dengan sekolah tidak melalui komite, karena memang

jalurnya seperti itu, istilahnya tidak ada keharusan komite berperan karena sudah ada

link langsung antara pendidikan dalam hal ini sekolah dengan puskesmas iya dengan

dinas kesehatan. Itu beragam mulai dari pemeriksaan rutin siswa, kemudian juga dari

pembinaan-pembinaan misalnya dalam bentuk seminar-seminar itu pasti ada setiap

periode”. ( Kepala sekolah, 04-09-2015)

“Kalau kegiatan ekstrakurikuler biasanya komite lebih banyak mendukung ketika kita

sudah ke lomba, jadi kalau di dalam pembinaan di sekolah memang diserahkan sekolah

kemudian guru olahraga dan pelatih. Komite kita berperannya ketika anak sudah maju

ketingkat kota atau provinsi disana komite berperan dalam penyediaan transportasi,

kalau secara tekhnik kebetulan di komite tidak ada”. ( Ketua II komite sekolah,

04-09-2015)

Selain itu komite sekolah juga diharapkan mampu membantu menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, serta mendorong tumbuhnya perhatian terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kepala sekolah dan anggota komite adalah sebagai berikut:

“Selama ini tidak. Jadi dalam bentuk dana itu memang sebatas hanya sebagai masukan

program tapi sampai hari ini pun belum bisa dikatakan berhasil untuk usaha-usaha

(27)

18

“Penggalangan dana untuk memajukan mutu memang belum sampai sekarang, belum

sampai ke meminta dukungan dari luar seperti itu. Kami hanya sebatas mengajukan

proposal ke pemerintah, kalau ke luar-luar itu belum tidak tahu kalau nanti”. (

Anggota komite bidang pengembangan pendidikan, 04-09-2015)

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol (Controlling Agency)

Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah diharapkan mampu melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah; mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau incidental dengan kepala sekolah dan dewan guru; sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah; meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa; bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

“Rapat rutin dulu ketika di awal dibentuk kami adakan rapat rutin satu bulan sekali,

guna merancang program-program pengembangan. Akhirnya karena dalam

pertimbangan kami program-program yang kami rancang dikatakan tidak berhasil

seperti yang diharapkan lama-lama kami berjalan sendiri, hanya nanti yang masalah

incidental yang kami sampaikan, jadi semacam formalitas saja”. ( Kepala sekolah,

04-09-2015)

“Sekolah melaporkan kepada komite tentang hasil belajar siswa, paling tidak setahun

sekali kami ketemu terutama setelah hasil kelulusan keluar”. ( Ketua II komite sekolah,

04-09-2015)

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Penghubung (Mediator Agency)

(28)

perorangan maupun kelompok/ organisasi/ dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan partisipan adalah sebagai berikut:

“Selama ini kami memang belum pernah melaporkan secara tertulis tapi hanya lewat

rapat, kemudian dibahas bersama, ketika ada permasalahan-permasalahan kita

bicarakan bersama, kita cari jalan keluarnya dan kita lakukan hanya sebatas itu”. (

Ketua II komite sekolah, 04-09-2015)

Pembahasan

Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara mendiskusikan temuan-temuan penelitian berdasarkan pandangan peneliti dan menurut teori dan peraturan yang relevan terkait dengan peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dari hasil penelitian data, dari ke empat peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga hanya peran komite sekolah sebagai badan pengontrol yang termasuk dalam kategori cukup, sedangkan tiga peran lainnya tergolong masih rendah. Selanjutnya akan dibahas pada setiap aspek peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga.

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

(29)

20

Dalam mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat komite sekolah tidak pernah terlibat langsung dikarenakan kegiatan itu sudah ditangani oleh kesiswaan sekolah dan komite sekolah tidak berkaitan dengan ekonomi.

Dalam hal menyampaikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan komite sekolah secara formal tidak pernah melakukannya, sehingga benar-benar tidak difungsikan.

Komite sekolah dalam hal memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal sudah cukup berperan. Selain menggunakan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, komite sekolah juga memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah untuk memilih multimedia sebagai kurikulum muatan lokal, sehingga saat ini SMA Kristen 2 Salatiga menggunakan kurikulum muatan lokal bahasa jawa yang sudah ditetapkan dari pemerintah dan multimedia itu sendiri.

Dalam hal memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan sampai saat ini komite sekolah tidak pernah melakukan karena biasanya akan dilakukan secara incidental ketika akan ada akreditasi baru nantinya.

(30)

pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal, maupun memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan. Hal ini bertentangan dengan fungsi komite sekolah itu sendiri dimana memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program pendidikan, RAPBS, kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan dan hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pendukung (Supporting Agency)

(31)

22

Dalam hal memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak serta memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah komite mendukung, namun dalam pelakasanaan sepenuhnya diserahkan kepada sekolah karena hal ini sudah merupakan program dari pemerintah dan bekerjasama langsung dengan dinas kesehatan tidak melalui komite sekolah.

Komite sekolah sudah memberikan dukungan kepada sekolah dalam hal pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah namun hanya sebatas mendukung ketika akan mengikuti lomba sedangkan dalam pembinaan di sekolah diserahkan kepada pihak sekolah. Masalah memverifikasi maupun pengesahan terhadap RAPBS komite sekolah tidak pernah dilibatkan, sehingga hanya sebatas kepala sekolah dengan pengurus ketua yayasan jadi tidak ada kapasitasnya dengan komite sekolah.

Secara umum peran komite sekolah sebagai badan pendukung di SMA Kristen 2 Salatiga belum banyak memberikan dukungan baik yang berupa financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Hal ini tidak sejalan dengan fungsi komite sekolah untuk medorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, serta mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol (Controlling Agency)

(32)

setiap satu bulan sekali untung merancang program-program pengembangan, namun saat ini lebih bersifat incidental saja.

Dalam hal meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa, sekolah justru yang melaporkan kepada komite sekolah tentang hasil belajar siswa paling tidak satu tahun sekali terutama pada saat siswa baru ataupun saat kelulusan. Dalam hal bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni sudah tebangun sampai sekarang, seperti halnya melakukan reuni akbar alumni dan mempunyai web untuk alumni melalui Facebook.

Hal ini menunjukkan peran komite sekolah sebagai badan pengontrol di SMA Kristen 2 Salatiga sudah cukup mampu dalam hal transparansi dan akuntabilitas peneyelenggaraan dan keluaran pendidikan. Hal ini sejalan dengan fungsi komite sekolah dalam hal melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan.

Peran Komite Sekolah Sebagai Badan penghubung (Mediator Agency)

Peran komite sebagai badan penghubung termasuk dalam kategori rendah. Komite sekolah telah melakukan kerjasama dengan masyarakat/orangtua/wali murid dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, namun untuk kerjasama dengan seluruh stakeholder pendidikan khususnya dengan DUDI (Dunia Industri) komite sekolah belum dapat melakukannya sampai saat ini.

(33)

24

secara tertulis, hanya sebatas dalam forum rapat bersama antara sekolah dengan komite sekolah.

Secara umum ini menujukkan bahwa partisipasi komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga rendah. Hal ini terjadi dari pihak sekolah itu sendiri, sekolah belum memberdayakan komite secara optimal, hal ini nampak adanya pendapat dari kepala sekolah yang mengatakan bahwa saat ini komite sekolah tidak banyak berkontribusi dan komite sekolah hanya sebagai formalitas saja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan diketahui secara umum bahwa peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol maupun sebagai badan penghubung masih tergolong rendah.

(34)

Sebagai badan pendukung komite sekolah di SMA Kristen 2 Salatiga belum banyak memberikan dukungan, baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Sebagai badan pengontrol komite sekolah di SMA Kristen 2 Salatiga sudah cukup mampu dalam hal transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan, dalam rangka melakukan rapat atau pertemuan secara rutin atau incidental dengan kepala sekolah dan dewan guru, meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa, serta bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni.

Sebagai badan penghubung komite sekolah di SMA Kristen 2 Salatiga telah melakukan kerjasama dengan masyarakat/orangtua/wali murid dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, namun untuk kerjasama dengan seluruh stakeholder pendidikan khususnya dengan DUDI (Dunia Industri) komite sekolah belum dapat melakukannya.

(35)

26

Saran

Dari pembahasan dan kesimpulan penelitian beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Komite Sekolah

Ketua komite beserta pengurus komite untuk memahami lagi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) Nomor 004/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, sehingga dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara baik dan optimal dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

2. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah untuk memberdayakan komite sekolah sesuai dengan tujuan pembentukan komite seperti yang tertuang dalam Kepmendiknas Nomor 004/U/2002 dengan mengadakan sosialisasi tentang tugas dan peran komite sekolah, mengadakan reformasi pengurus komite sesuai dengan pedoman pelaksanaan, dan mengadakan pembekalan terhadap pengurus komite yang akan terbentuk.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 56 ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Indonesia, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Keputusan Menteri Nomor 044 Tahun 2002 Kaharu, D. (2013). Peran Komite Sekolah di SMP Negeri 4 Dumoga Kabupaten

Bolaang Mongondow. Skripsi. Gorontalo: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

Mulyono, W.D. (2014). Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan SMK dari Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Jurnal Pendidikan Vokasi. November 2014. Diunduh pada 24 Januari 2015 (dalam www.journal.uny.ac.id)

Nugraha, J.T. (2014). Peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Kualitas di Kabupaten Sleman. Jurnal Pro Bisnis. Februari 2014. Radyuni, W. (2013). Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Tiga

SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Tesis. Salatiga: Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Sofiyatun, T. (2012). Peranan Panti Asuhan Bina Amal Shaleh Amanah Klepu

Sumberarum Moyudan Sleman Yogyakarta dalam Pemberdayaan Anak Melalui Ketrampilan Sablon. Diunduh pada 22 Maret 2015 (dalam www.eprint.uny.ac.id) Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Tamrin, Zetra A, Sitorus F. (2009). Kajian Efektifitas Keberadaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam Peningkatan Pendidikan di Kota Padang. Artikel Ilmiah. Universitas Andalas Padang. Diunduh pada 08 April 2015 (dalam

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Perannya Sebagai Badan Pertimbangan
Tabel 1.2 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Perannya Sebagai Badan Pendukung
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

1 Sinus Maksilaris Tumor Jinak Sinonasal Tumor Ganas Sinonasal 2 Sinus Etmoidalis 1 Papiloma Inverted 8.

Dalam bagian yang membicarakan pemikiran Marx tentang India, berseberangan dengan gosip yang beredar dari tafsir atas kutipan Manifesto Komunis 1848 bahwa Marx seorang

Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam.. termit atau

Bab IV Analisis Data, bab ini akan menjelaskan mengenai peran Badan Wakaf Indonesia Jawa Timur dalam memberikan literasi terkait wakaf pada masyarakat, serta

Ðiø procesø iðdava yra skirtinga miesto ir kaimo gy- ventojø amþiaus struktûra; Lietuvos kaime yra santykinai daugiau vyresnio amþiaus þmoniø, didesnis ir kaimo

Dari hasil pengujian pentanahan tersebut dapat diketahui bahwa tahanan tanah pada gantry GITET 500kV Kesugihan dalam kondisi memenuhi persyaratan standar PLN yaitu dibawah 1

menyelesaikan pengaduan dapat bekerja sama dengan unit kerja yang terkait dengan permasalahan yang diadukan. 2) Penyampaian hasil penanganan pengaduan secara lisan

a) Menjaga gawang dari serangan pemain yang menguasai bola dapat dilakukan dengan memperhatikan sikap awal (steady position) , yaitu dengn memperhatikan sikap kaki dan