• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Anime Naruto Terhadap Anak-Anak Sekolah Dasar Studi Kasus: Sd Swasta Antonius I Dan II, Kelas 1, 2, Dan 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Anime Naruto Terhadap Anak-Anak Sekolah Dasar Studi Kasus: Sd Swasta Antonius I Dan II, Kelas 1, 2, Dan 3"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ANIME NARUTO TERHADAP ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR STUDI KASUS: SD SWASTA ANTONIUS I DAN II, KELAS 1, 2, DAN 3 MEDAN NO ANTONIUS I TO II NO SHIRITSU SHOUGAKKOU NO 1-3 NENSEI NI

TAISHITE NO NARUTO NO ANIME NO EIKYOU

SKRIPSI

Skripsi ini Ditujukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra

Jepang

Oleh :

DEWI MM HUTABALIAN

060708004

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PENGARUH ANIME NARUTO TERHADAP ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR

STUDI KASUS: SD SWASTA ANTONIUS I DAN II, KELAS 1, 2, DAN 3

MEDAN NO ANTONIUS I TO II NO SHIRITSU SHOUGAKKOU NO 1-3 NENSEI NI TAISHITE NO NARUTO NO ANIME NO EIKYOU

SKRIPSI

Skripsi ini Ditujukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra

Jepang

Oleh :

DEWI MM HUTABALIAN

060708004

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Hamzon Situmorang, M. S.,Ph.D. Drs. Nandi S

NIP. 19580704 1984 12 1 001 NIP. 19600822 1988 03 1 002

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas cinta

dan kasihNya yang telah menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Pengaruh anime Naruto terhadap anak-anak sekolah dasar

studi kasus: SD Swasta Antonius I dan II, kelas 1, 2 dan 3 merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh anime Naruto terhadap tingkah laku

dan pola pikir anak, khususnya pada anak-anak kelas 1, 2, dan 3 SD Antonius I dan II.

Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan, dukungan serta motivasi dari

berbagai pihak maka skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu, dengan segenap ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu. DTM&H,M.Sc, (CTM), Sp.A selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara,

3. Bapak Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D, selaku Ketua Program Studi S-1 Sastra

Jepang Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen pembimbing I, yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

4. Bapak Drs. Nandi S, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan waktu

untuk membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis untuk

(4)

5. Dosen penguji ujian skripsi yang telah menyediakan waktu untuk membaca dan

menguji skripsi ini,

6. Kepada semua dosen pengajar program studi S-1 Sastra Jepang yang telah

memberikan banyak ilmu kepada penulis sehingga, penulis dapat menyelesaikan

kuliah dengan baik,

7. Terkhusus, kepada kedua orang tuaku yang sangat kusayangi yang sudah

membesarkan Dewi dengan penuh cinta kasih. Dari hati yang paling dalam,

penulis mengucapkan terimakasih, atas Doa, dukungan dan kasih sayang papa dan

mama. Tanpa kedua orang tuaku, aku tidak bisa seperti ini,

8. Kepada abang-abangku, b’Corlis & k’juli, b’Goklas (pak & mak Gokma),

b’Dona, yang sudah banyak memberikan dukungan baik dukungan materi dan

moril, tanpa dukungan dari abang-abangQ, mungkin skripsiku tidak dapat selesai

dengan baik. Juga, buat adekQ Martha dan Frenky (makasih sudah menemani

k’Angel selama mengerjakan skripsi, dan juga buat semangat dan hiburannya

disaat aku stress, biarpun cuma bikin ribut tapi, aQ terhibur koq ), buat adk

Lenni, adk Agnes dan si Gokma kecil,

9. Terimakasih juga kepada seluruh penduduk yang ada di Group Pinompar Op.

Vera, terkhusus kepada my old mom (ma tua, mksudnya heehe..), tul.Jojo, b’Uut,

b’ Napit & k’Rika, k’Rina, k’Lina, b’Ando, b’David (makasih buat tipsnya

bang..), op.Indra, op.Patar, op.Ranch, Afri, op. Iwan, dan yang tidak tersebutkan

pokoknya, makasih banyak buat semuanya,

10.Saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada teman-teman yang ada di

(5)

edaQ yang paling baik sedunia Hera Sembiring (makasih banyak ya edaku, aku

tidak akan lupa jasamu,,hehee), Andar Yogi Pratama(makasih banyakk ya

abang,,), Friska, Farah, Tati, Kristiani (makasih ya dag, buat masukannya),

Frida, Octora, Jesi, Nining, Siska, Zulvi, Wulan, Oky, Musfa, Suci, Sari, Nova,

Ivana, Fadiah, Febri, Andi, Randy, Hari, Viktor, Frey, Irwan, Ferdian, Tedy,

Rizal, Hadi, dan juga adik2 stambuk makasih ya,

11.Kepada teman-teman Pnds Medan, khususnya buat Tul’Natal, Hotsarido

(Makasih banyak bantuannya ya do..), Tul Ramot, Tul’Rohendi, Robert, Toga,

K’Arta, Tince, Betaria, Anda, Risma (Fisip) dan teman-teman yang lain, semoga

Pnds tetap eksis dan tetap kompak, PNDS Jayaa..  )

12.Kepada teman-teman HKBP Tirtosari khususnya, Lilis, Risma, Dewi ops, Sarma,

Tuahman, Marlinto, Riswanto dan teman-teman yang lain terimakasih buat

kebersamaannya selama ini ya,

13.Kepada Ibu Kepala sekolah dan semua guru pengajar yang ada di SD Antonius I

dan II, terimakasih banyak atas kemudahan dan partisipasinya selama penulis

melakukan penelitian di sekolah SD Antonius,

Penulis juga menyadari bahwa penelitian ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Besar harapan penulis, semoga penelitian ini memberikan manfaat dan pengetahuan

kepada setiap pembaca.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i-iii

DAFTAR ISI……….. iv-v

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1Latar Belakang Masalah………... 1

1.2Perumusan Masalah………... 3

1.3Ruang Lingkup Pembahasan……….………. 5

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori……… 7

1.4.1Tinjauan Pustaka... 7

1.4.2Kerangka Teori... 12

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 14

1.5.1Tujuan Penelitian... 14

1.5.2 Manfaat Penelitian... 14

1.6Metode Penelitian……….. 14

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ANIME NARUTO………. 16

2.1 Siswa/i Swasta Antonius I dan II Medan dan Anime………… 16

2.1.1 Siswa/i Swasta Antonius Medan……… 16

2.1.2 Pengertian Anime………... 17

2.1.3 Jenis-jenis Anime………... 18

2.2 Sejarah Singkat Perkembangan Anime Naruto………... 19

(7)

2.2.2 Tokoh-tokoh dalam Anime Naruto……… 20

2.2.3 Pencipta Anime Naruto……….. 26

2.3 Televisi sebagai Media dan Pengaruh Televisi

terhadap Perilaku dan Pola Pikir Anak……….. 27

2.3.1 Televisi sebagai Media……….. 27

2.3.2 Pengaruh Televisi terhadap Perilaku dan

Pola Pikir Anak……….. 28

BAB III ANALISIS PENGARUH ANIME NARUTO

TERHADAP SISWA/I SD SWASTA ANTONIUS II,

YANG DIWAKILI KELAS 1, 2, DAN 3……….. 30

3.1 Pertanyaan Angket………. 30

3.2 Analisis terhadap hasil penelitian berdasarkan Angket………. 34

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……… 96

4.1 Kesimpulan………. 96

4.2 Saran……….. 99

DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK

LAMPIRAN

(8)
(9)
(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Jepang, sebuah negara dengan beribu dinamika. Dari sisi manapun kita melihat

Jepang, hampir di setiap sisinya kita temukan keunikan tersendiri. Jepang merupakan

Negara yang terkenal dengan kepintaran mereka dalam hal teknologi. Berbagai macam

alat-alat teknologi yang canggih dihasilkan oleh Negara Jepang. Selain teknologi, banyak

hal-hal yang menjadi keunikan Jepang misalnya, bahasa, musik, kesenian, sastra dan

lain-lain. Dan yang paling digandrungi baik anak-anak maupun orang dewasa yaitu Anime.

Anime adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar

berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang

ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik

khas Jepang

Masyarakat Jepang sangat antusias menonton anime dan membaca manga

(Anime(http://id.wikipedia.org/wiki/Anime). Mereka menganggap, anime itu sebagai

bagian dari kehidupan mereka. Bukan orang Jepang saja, tetapi negara-negara luar juga

sangat menyukai anime, salah satunya adalah Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia

yang menyukai anime, bahkan dari berbagai kalangan khususnya, anak-anak. Anak-anak

menyukai Anime karena gambarnya yang menarik dan dikemas dengan cerita yang

(12)

Anime naruto dapat dinikmati baik dalam bentuk komik maupun lewat televisi.

Naruto menduduki peringkat pertama dalam film kartun televisi favorit anak dan remaja

Indonesia 2009

dari Masashi Kishimoto yang disajikan dalam dua bentuk yaitu manga (komik Jepang)

dan anime. Bercerita seputar tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang ninja remaja

yang berisik, hiperaktif, dan ambisius, dan petualangannya dalam mewujudkan

keinginan untuk mendapatkan gelar Hokage, ninja terkuat didesanya

Dari segi ceritanya, anime ini mempunyai ciri khas yaitu setiap tokoh-tokoh yang

ada dalam cerita naruto memiliki sifat yang berbeda-beda dan menarik dan juga banyak

menampilkan jurus-jurus ninja yang mengundang keinginan anak-anak untuk menirunya

sehingga banyak anak-anak tertarik untuk mengikuti jalan ceritanya. Menikmati naruto

lewat televisi dan komik sepertinya tidak membuat anak-anak merasa puas sehingga

merekapun mulai mengoleksi serial naruto baik dalam bentuk film, komik,

gambar-gambar, maupun atribut para tokoh cerita.

Berdasarkan pernyataan diatas, anime Naruto dapat mempengaruhi perkembangan

seorang anak dan juga mengubah sifat dan pola pikir anak. Hal inilah yang menjadi

alasan mengapa penulis menitikberatkan kepada pengaruh anime Naruto terhadap

anak-anak Indonesia, karena tanpa disadari banyak anak-anak-anak-anak yang merasakan pengaruhnya.

Penulis menjadikan SD swasta Antonius I dan II yaitu orang tua kelas1, 2 dan 3 sebagai

objek penelitian dengan metode angket yang akan dibagikan bagi orang tua. Alasan

penulis memilih kelas 1, 2 dan 3 adalah karena menurut Kartini (1995:138) anak-anak

(13)

menarik perhatian anak. Dan minatnya banyak tertuju pada macam-macam aktifitas. Pada

usia ini juga daya pikir dan fantasi anak sangat kuat.

Itulah sebabnya, peranan orang tua pada usia ini sangat dibutuhkan khususnya,

dalam pemilihan program-program yang disuguhkan di televisi. Drew Edwards

(2006:191) menyebutkan, menyusun waktu tenang bisa jadi sulit bagi anak yang sulit

dikenadalikan yang lebih memilih nonton televisi atau bermain video game sampai waktu

tidur, namun anda dapat menentukan batasan yang konsisten dan tegas. Karena, seperti

yang kita ketahui televisi merupakan salah satu media yang lebih sering dijadikan sebagai

hiburan, memberikan informasi, dan lain-lain yang mampu mengubah kepribadian

seseorang yang menontonnya.

Sebagai contoh dengan menonton anime Naruto, anak-anak SD Swasta Antonius I

dan II dapat menyerap hal-hal yang menarik yang terdapat dalam anime tersebut.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis akan mencoba mengadakan analisa tentang

pengaruh anime Naruto terhadap anak-anak melalui skripsi yang berjudul “Pengaruh

Anime Naruto terhadap anak SD Swasta Antonius I dan II Medan, kelas 1, 2 dan 3.

1. 2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul proposal, yaitu “Pengaruh Anime Naruto terhadap anak-anak

sekolah dasar. Studi Kasus: SD Swasta Antonius I dan II, maka proposal ini akan

membahas pengaruh dari anime Naruto dalam segi sosiologis maupun psikologis

anak penikmat anime Naruto. Penikmat anime naruto bukan saja dari kalangan

anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Karakter setiap tokoh-tokoh yang beragam, jurus-jurus

(14)

kegemaran para generasi muda Indonesia. Khususnya, pada anak-anak SD Antonius I dan

II. Dalam proposal ini akan dijabarkan sejauh mana pengetahuan orangtua terhadap

pengaruh Naruto akan tingkah laku anak-anak mereka, bukan hanya pengaruh terhadap

tingkah laku tetapi juga pola pikir anak.

Sejak anak berumur lima tahun atau enam tahun, perhatiannya mulai ditujukan ke

dunia luar, kealam kenyataan. Tetapi bukan berarti fantasinya menjadi lenyap, fantasi itu

masih terus hidup. Fantasi yang senantiasa hidup akan mencari lapangan penyaluran lain,

misalnya hiburan seperti membaca buku-buku, mendengarkan cerita, membuat sesuatu

dan sebagainya ( Zulkifli, 1992 : 56 ). Menurut Bandura dalam buku Nuryanti (2008:17),

menyebutkan bahwa anak-anak akan membentuk perilakunya dari mencontoh dan meniru

apa yang dilihatnya dalam sehari-hari. Itulah sebabnya, seorang anak akan terdorong

untuk meniru dan berbuat seperti yang dibaca atau yang dilihatnya.

Dalam hal ini, peranan orang tua sangat diperlukan dalam pemilihan program

yang layak ditonton oleh anak. Karena dalam bukunya, Maurice Balson (1987:8)

menyebutkan bahwa merupakan suatu kesalahan jika menganggap bahwa bersikap

longgar terhadap perbuatan anak sebagai sesuatu yang dianjurkan. Anak-anak merupakan

konsumen media televisi yang populasinya besar sekali. Karena anak-anak sangat

menyukai tayangan yang menampilkan aksi (action) atau film-film yang menampilkan

efek suara yang dahsyat dan gerakan-gerakan yang cepat.

Hal-hal tersebut dapat kita lihat dalam animasi Naruto. Dimana animasi ini

banyak menyuguhkan gerakan-gerakan bela diri ninja yang sangat berbahaya. Namun,

animasi ini juga menyuguhkan tentang gambaran persahabatan dan kasih sayang antara

(15)

imajinasi anak. Film kartun identik dengan tokoh khayalan di dalamnya. Zulkifli (1992 :

33) mengatakan bahwa anak-anak memiliki fantasi yang sangat luas, artinya dapat

membuat gambaran khayal yang banyak dan luar biasa sehingga orang dewasa

menganggapnya mustahil.

Dari pernyataan-pernyataan diatas, maka permasalahan dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Sejauhmana pengetahuan orangtua akan ketertarikan anaknya terhadap Naruto?

2. Bagaiman pengaruh anime Naruto terhadap perilaku siswa-siswi SD swasta

Antonius II khususnya pada siswa-siswi kelas1, 2 dan 3?

3. Bagaimana pengaruh anime Naruto terhadap pola pikir siswa SD swasta Antonius

II, khususnya kelas 1, 2 dan 3?

1. 3 Ruang Lingkup Pembahasan

Salah satu media yang dijadikan sebagai komunikasi tanpa batas adalah televisi.

Pada jaman sekarang ini televisi merupakan media massa elektronik yang mampu

meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam

jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang

ditayangkan telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya

ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan, khususnya bagi

anak-anak televisi sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas

kesehariannya, bahkan acara menonton televisi sudah menjadi agenda wajib bagi mereka.

Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama didepan televisi

(16)

problematika yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan perlu perhatian khusus

bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya.

(http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/11/pengaruh-televisi-terhadap-anak/ )

Televisi adalah media yang dapat mengubah pola pikir seseorang yang

menikmatinya, termasuk anak-anak. Dimana anak-anak yang gemar menonton film-film

animasi dapat mengubah tingkah laku si anak. Misalnya, ketika si anak menikmati anime

naruto, maka si anak akan meniru gerakan-gerakan ataupun tingkah laku tokoh yang

disukainya. Anime itu sendiri adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan

melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai

macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime

dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang. Anime merupakan turunan dari

manga (komik Jepang). Biasanya anime banyak menyerap dari manga, bukan hanya

cerita tetapi gambar dari tokoh-tokoh juga diserap dari manga.

Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia sekolah, maka

menonton Anime Naruto memiliki permasalahan yang dapat diteliti baik dari segi

psikologisnya maupun sosiologisnya. Para siswa yang akan diteliti adalah siswa siswi

sekolah dasar swasta Antonius II, yang dimulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 3.

Penjabaran kelas dibedakan dari masing-masing sekolah, Antonius I dijabarkan

dalam kelas A, sedangkan Antonius II adalah kelas B. Tetapi, untuk mewakili dari

populasi keseluruhan, peneliti akan membagi setiap kelas dari Antonius II sebagai

(17)

1. Kelas I diwakili oleh IB,

2. Kelas II diwakili oleh IIB,

3. Kelas III diwakili oleh IIIB

Berdasarkan jumlah sampel dari siswa siswi perwakilan setiap kelas diatas,

menggambarkan jumlah orang tua dari setiap siswa yang akan mengisi kuisioner yaitu

sebanyak 150 orang. Berikut adalah penjabarannya.

1. Kelas I : 48 orang

2. Kelas II : 51 orang

3. Kelas III : 51 orang

Dengan demikian penelitian ini memfokuskan pembahasan pada pengaruh anime

Naruto terhadap pola pikir dan tingkah laku anak menurut orangtua para siswa SD

Antonius I dan II yang duduk dikelas 1, 2, dan 3 dimana anak-anak sedang dalam tahap

perkembangan sosiologis dan psikologisnya.

1. 4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Anime adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui

gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi

dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar

manga, komik khas Jepang. Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter

(18)

"Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon". Pembuat anime itu sendiri disebut

animator. Para Animator itu bekerja disebuah perusahaan media untuk memproduksi

sebuah anime. Di dalam perusahaan itu, terdapat beberapa animator yang saling bekerja

sama untuk menghasilkan sebuah anime yang berkualitas.

Tidak sedikit orang yang pergi ke Jepang untuk belajar mengenai pembuatan

anime (dan manga tentunya) karena tertarik setelah melihat berbagai anime yang telah

menyebar ke berbagai pelosok dunia di berbagai benua. Adapun pihak yang membuat

hasil karya yang serupa atau bahkan mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan

beberapa negara Asia lainnya (Anim

Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas adalah Astro Boy karya

Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika

dibandingkan dengan anime zaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang sampai

alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang sangat antusias menonton

anime dan membaca manga. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Manga merupakan

kata komik dalam bahasa Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk

membicarakan tentang komik Jepang.

Mangaka adalah orang yang menggambar manga. Perbedaan mendasar antara

sebutan manga dan komik adalah pembedaan pengelompokan, di mana manga lebih

terfokus kepada komik-komik Jepang (kadang juga termasuk Asia), dan komik lebih

kepada komik komik buatan Eropa/Barat. Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan

gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya

hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya

(19)

dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput.

Naruto (ナルト) adalah manga dan anime karya Masashi Kishimoto. Bercerita

seputar kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang ninja remaja yang berisik,

hiperaktif, dan ambisius, dan petualangannya dalam mewujudkan keinginan untuk

mendapatkan gelar Hokage, ninja terkuat di desanya. Menurut cerita, Naruto adalah

seorang

tersembunyi di antara rimbunnya dedaunan hutan.

Sejak kecil ia ditinggal oleh kedua orang tuanya, sehingga ia tidak pernah

merasakan bagaimana kasih sayang orang tua kepada anaknya. Dengan dukungan dari

teman-teman dan guru-gurunya, Naruto tumbuh menjadi pemuda yang ceria, optimis, dan

pemberani.

terbaru dari

ketika dia seumuran dengannya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Naruto_Uzumaki)

Sedangkan membahas tentang perkembangan anak. Perkembangan ialah

perubahan-perubahan psiko-fisik anak sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi

psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam

passage waktu tertentu, menuju kedewasaan (Kartini,Kartono,1995:21).

Pada saat-saat perkembangan tertentu, anak-anak secara umum memperlihatkan

ciri-ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama. Dalam buku H, Mubin dan Ani

Cahyadi (2006: 54-60), dicantumkan pembagian fase-fase perkembangan menurut

beberapa ahli yaitu sebagai berikut:

(20)

a. 0-7 tahun : disebut sebagai masa anak kecil, masa bermain.

b. 7-14 tahun : masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah

c. 14-21 tahun : masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak

menjadi orang dewasa.

2. Perkembangan menurut Charlotte Buhler

a. Fase pertama, 0-1 tahun : masa menghayati obyek-obyek di luar diri sendiri, dan

saat melatih fungsi-fungsi.Terutama fungsi-fungsi motorik, yaitu fungsi yang

berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.

b. Fase kedua, 2-4 tahun : masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri,

disertai penghayatan subyektif.

c. Fase ketiga, 5-8 tahun : masa sosialisasi anak. Pada saat ini, anak mulai memasuki

masyarakat luas dan mulai belajar mengenal dunia sekitar.

d. Fase keempat, 9-11 tahun : masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai

obyektifitas tertinggi. Masa penyelidik, kegiatan mencoba dan bereksperimen

yang didorong oleh rasa ingin tahu yang besar.

e. Fase kelima, 14-19 tahun : masa tercapainya sintesa antara sikap ke dalam batin

sendiri dengan sikap keluar kepada dunia obyektif.

3. Perkembangan menurut Kohnstamm

a. Masa bayi atau masa vital

b. Masa anak kecil, masa estetis

c. Masa anak sekolah, masa intelektual

d. Masa pubertas dan adolesensi, masa sosial

(21)

4. Perkembangan menurut Oswald Kroh

a. Dari lahir sampai masa menentang pertama, 0-4 tahun. Disebut pula sebagai

masa kanak-kanak pertama.

b. Dari masa menentang pertama sampai pada masa menentang kedua, 4-14 tahun.

Disebut pula sebagai masa keserasian atau masa bersekolah.

c. Masa menentang kedua sampai akhir masa muda. Disebut pula sebagai masa

kematangan,14-19 tahun. Batas fase ketiga ini adalah akhir masa remaja.

5. Perkembangan menurut Hackel

a. Masa perampokan/penggarongan dan masa perburuan, sampai kira-kira usia 8

tahun. Pada masa ini, anak-anak memperlihatkan kesukaan menangkap

macam-macam binatang dan serangga, main panah-panahan dan ketapel pelanting dan

main selinap.

b. Masa penggembalaan (8-10 tahun), pada usia ini anak suka sekali memelihara

ternak dan binatang jinak.

c. Masa pertanian (1-12 tahun), pada usia ini anak memperlihatkan kesukaan

menanam macam-macam tumbuhan dan kegiatan berkebun.

d. Masa perdagangan, (13-14 tahun), Anak gemar sekali mengumpulkan

benda-benda, serta bertukar/jual beli perangko, uang receh, manik-manik dan lain-lain.

6. Perkembangan menurut William Stern dalam Zulkifli (1992 : 20)

Willian Stern menyebutkan hokum biogenetic dari Hackel tadi sebagai

paralel-paralel genetik. Sebab tidak setiap perkembangan psikis anak merupakan ulangan tepat

dari pengalaman historis manusia, akan tetapi banyak paralelitas atau persamaannya,

(22)

a. periode 2-7 tahun, disamakan oleh Stern dengan kehidupan suku-suku bangsa

alam.

b. Tahun-tahun pertama di sekolah disamakan dengan periode berkuasanya kaum

Patriakh.

c. Masa pubertas, disamakan dengan periode Aufklarung (aliran di Jerman pada

abad ke-18 yang menuntut adanya penerangan jiwa)

7. Perkembangan menurut Johan Amos Comenius

a. 0-6 tahun, periode Sekolah Ibu karena pada periode ini hampir semua usaha

bimbingan/pendidikan (ditambah perawatan dan pemeliharaan) berlangsung di

tengah keluarga.

b. 6-12 tahun, periode Sekolah Bahasa Ibu karena pada periode ini anak baru

mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa

ibu)

c. 12-18 tahun, periode Sekolah Latin, anak diajarkan bahasa Latin sebagai bahasa

kebudayaan yang dianggap paling kaya dan paling tinggi kedudukannya pada saat

ini.

d. 18-24 tahun, periode Universitas, dimana anak muda mengalami proses

pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, disamping mempelajari

macam-macam ilmu pengetahuan.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini terdapat kajian yang mendasari penalaran terhadap

objek-objek penelitian. Objek tersebut dijelaskan melalui penalaran yang dapat dijadikan

(23)

Pendekatan yang berhubungan dalam pembahasan ini adalah sosiologi. Sosiologi

berasal dari kata socius = kawan, dan logos = berbicara tentang masyarakat. Hassan

(1993:2) dalam bukunya menyebutkan Sosiologi diartikan ilmu masyarakat atau ilmu

kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau

masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya),

dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan, atau agamanya, tingkah laku serta

keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.

Sosiologi jelas merupakan ilmu social yang objeknya adalah masyarakat (Syahrial,dkk,

2002:1-2). Menurut Max Weber, sosiologi merupakan ilmu yang berupaya mendalami

tindakan-tindakan sosial.

Tindakan sosial merupakan suatu tindakan yang dilakukan dalam

mempertimbangkan perilaku orang lain. Dengan menggunakan teori sosiologis, penulis

dapat menganalisis pengaruh anime Naruto terhadap prilaku siswa siswi SD swasta

Antonius I dan II. Karena Utami (1985:9) dalam bukunya menyebutkan anak usia

sekolah dasar sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan dan emosinya

begitu saja tanpa mempertimbangkan lingkungannya dan ia mulai belajar

mengungkapkan perasaannya dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial.

Selain menggunakan pendekatan Sosiologis, penulis juga menggunakan

pendekatan psikologis. Psikologis sendiri memiliki pengertian yaitu ilmu yang

menyelidiki dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia

(L,Zulkifli,1992:4). Karena anime Naruto dapat mengubah tingkah laku dan pola pikir

seorang anak baik bernilai negatif maupun positif. Penulis menggunakan beberapa

(24)

Anime Naruto Terhadap Perilaku Anak Sekolah Dasar Studi kasus; SD Swasta Antonius

I dan II, kelas 1, 2 dan 3.

1. 5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Melihat permasalahan-permasalahan yang sudah dikemukakan di atas maka

tujuan penelitian adalah ;

1. Mengetahui sejauhmana ketertarikan anak terhadap Naruto

2. Mengetahui pengaruh anime Naruto terhadap perilaku anak

3. Mengetahui pengaruh anime Naruto terhadap pola pikir anak

1.5.2 Manfaat Penelitian

1. Memberikan pengetahuan seberapa besar minat anak terhadap anime Naruto.

2. Memberikan pengetahuan peranan orangtua dalam hal pemilihan program yang

ditonton anak.

3. Memberikan pengetahuan sejauhmana orangtua mengetahui pengaruh anime

Naruto terhadap perilaku anak

4. Memberikan pengetahuan sejauhmana orangtua mengetaui pengaruh anime

Naruto terhadap pola pikir anak

1. 6 Metode Penelitian

Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai

langkah-langkah sistematis (Husaini,dkk, 2009:41). Dalam penelitian ini penulis

(25)

mengenai suatu individu, keadaan, atau kelompok tertentu. Penelitian Deskriptif yang

digunakan adalah meneliti secara Field Research (penelitian lapangan) yang disertai

populasi yang akan diteliti.Untuk mengumpulkan data, penulis akan membagikan

kuesioner atau angket kepada populasi. Karena kuesioner dapat mempercepat

pengumpulan data dalam waktu relatif singkat (Subagyo,2004:56).

Populasi yang dimaksud adalah anak-anak SD Swasta Antonius I dan II, yang

duduk di kelas 1, 2 dan 3 sedangkan lapangan yang akan dikaji adalah SD Swasta

Antonius I dan II. Dan populasi tersebut akan menjadi responden dalam mengisi angket

guna kepentingan data penelitian. Kartini (1995 : 15) mengatakan bahwa metode angket

merupakan metode dimana peneliti akan memberikan angket yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh orangtua. Selain memanfaatkan literatur berupa buku,

penulis juga memanfaatkan teknologi internet, mengumpulkan data dari berbagai website

(26)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP ANIME NARUTO

2. 1 Siswa Siswi Antonius I dan II Medan dan Anime 2.1.1 Siswa Siswi Swasta Antonius Medan

Sekolah dasar Antonius I dan II merupakan penggabungan dari dua sekolah yang

berdiri dalam satu yayasan dan dalam lingkungan yang sama. Penjabaran kelas dibedakan

dari masing-masing sekolah, Antonius I dijabarkan dalam kelas A, sedangkan Antonius II

adalah kelas B.

Pada Antonius I :

Kelas IA : 47 orang

Kelas IA.1 : 40 orang

Kelas IIA : 52 orang

Kelas IIA.1 : 49 orang

Kelas IIIA : 47 orang

Kelas IIIA.1 : 36 orang

Kelas IIIA.2 : 35 orang

Pada Antonius II :

Kelas IB : 48 orang

Kelas IB.1 : 49 orang

(27)

Kelas IIB.1 : 50 orang

Kelas IIIB : 51 orang

Kelas IIIB.1 : 51 orang

Tetapi, untuk mewakili dari populasi keseluruhan diatas, peneliti akan mengambil

Antonius II sebagai sampel unuk dijadikan objek kajian:

1. Kelas I diwakili oleh IB,

2. Kelas II diwakili oleh IIB,

3. Kelas III diwakili oleh IIIB

Berdasarkan jumlah sampel dari siswa siswi perwakilan setiap kelas diatas,

menggambarkan jumlah orang tua dari setiap siswa yang akan mengisi kuisioner yaitu

sebanyak 150 orang. Berikut adalah penjabarannya.

1. Kelas I : 48 orang

2. Kelas II : 51 orang

3. Kelas III : 51 orang

2.1.2 Pengertian Anime

Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang

biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan

tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis

penonton. Anime hampir sama seperti film-film layar lebar. Tetapi, ada beberapa hal

(28)

film, mulai dari gambar, jalan cerita, sampai tokoh dari anime itu sendiri.

Anime juga sering diartikan sejenis ilusi optik pergerakan disebabkan kejadian

penerusan penglihatan, dan boleh dihasilkan dan didemonstrasikan dalam pelbagai cara.

Kaedah persembahan animasi yang paling laris ialah sebagai program wayang gambar

atau video, namun juga terdapat cara-cara lain untuk mempersembahkan karya animasi.

Jadi tujuan dari pembuatan anime adalah hanya untuk menghibur. Membuat

sebuah anime tidaklah gampang. Dibutuhkan beberapa teknik-teknik khusus untuk

mendukung itu semua. Seperti teknik pembuatan animasi dan penggambaran sebuah

karakter. Bisa dikatakan membuat anime sama sulitnya dengan membuat film layar lebar

dengan efek-efek khususnya.

2.1.3 Jenis-Jenis Anime

Anime memiliki banyak jenis. Bila dikelompokkan adalah sebagai berikut

(http://www.indosiar.com/program/resensi/67560/pengaruh-anime-dan-manga-di-indonesia):

1. Anime Fantasi

2. Anime Drama

3. Anime Fiksi Ilmiah

4. Anime Petualangan

5. Anime Olahraga

6. Anime Robot

(29)

8. Anime Komedi

9. Anime Misteri

10.Anime Sejarah

11.Anime Supernatural

12.Anime Bertopik Sejarah

13.Shoujo

14.Shounen

15.Seinen

Dalam bukunya Nababan, Rosa (2009:22), menyebutkan bahwa Naruto

merupakan salah satu dari jenis-jenis diatas yaitu anime Shounen, yang berarti laki-laki

ganteng, laki-laki ganteng inilah yang menjadi tokoh utama dalam cerita yang menjadi

poler dan dipuja-puja wanita. Oleh sebab itu kebanyakan adegannya menggambarkan

perkelahian.

2.2. Sejarah Singkat Perkembangan Anime Naruto

2.2.1 Sejarah Singkat Perkembangan Anime Naruto secara Umum

Kalau bicara mengenai Anime atau Manga yang terkenal saat ini, tentu semua

setuju bahwa serial Naruto sangat digemari anak-anak dan bahkan orang dewasa di

seluruh penjuru dunia. Penciptanya adalah Masashi Kishimoto asal Jepang.

Kemampuannya dalam menerjemahkan ide kedalam anime mampu menghipnotis jutaan

(30)

dalam waktu singkat mampu merasuki hati para pecinta anime. Cerita mengalir dengan

menampilkan tokoh utamanya, Naruto Uzamaki, seorang ninja remaja yang berisik,

hiperaktif, dan ambisius; dan petualangannya dalam mewujudkan keinginan untuk

mendapatkan gelar Hokage, ninja terkuat di desanya.

Dalam cerita digambarkan bahwa Naruto adalah ninja yang ceria, hiperaktif,

kikuk, dan tidak tahu malu. Naruto kurang memiliki kecakapan dalam bertarung. Dia

juga sebenarnya tidak memiliki ilmu yang tinggi dan sering bertindak gegabah. Dalam

bertarung ia sering melawan musuh tanpa pemikiran panjang. Namun seiring dengan

perjalanan yang dilaluinya, dia mulai mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang

memberikannya pengetahuan tentang taktik serta tekhnik bertarung yang baik.

Petualangan Naruto bersama genknya dalam mewujudkan keinginan untuk mendapatkan

gelar Hokage, menjadi daya pikat yang luar biasa.

Anime Naruto mendapat sambutan antusias karena menampilkan cerita yang

seimbang antara berkelahi dan komedi. Sajian cerita dikemas dengan alur yang baik dan

suasana yang tepat sesuai dengan karakter masing-masing tokoh yang ada, baik

protagonis maupun antagonis. Kishimoto berhasil meramunya dengan gemilang.

2.2.2 Tokoh-tokoh dalam Anime Naruto

Dalam buku Minori Sakura (2009:27-39) terdapat tokoh-tokoh anime Naruto,

yaitu sebagai berikut; Uzumaki Naruto atau labih akrab dengan Naruto, merupakan tokoh

utama. Naruto adalah seorang ninja yang berasal dari desa tersembunyi, Konohagakure.

Memiliki kepribadian yang ceria, cenderung hiperaktif, semangat tinggi, dan bercita-cita

(31)

sekaligus menjadi pemimpin di desanya. Modal Naruto tak kurang, ia adalah anak dari

seorang pemimpin desa. Namun, ayah Naruto meninggalkan dirinya sejak ia masih bayi.

Sang ayah meninggal sebagai pahlawan setelah berusaha menyelamatkan dunia

dari serangan monster Kyuubi atau monster rubah ekor sembilan. Dan sekarang monster

itu ada dalam tubuh Naruto yang berhasil disegel oleh Hokage ke-4. Dengan segel Rubah

ekor Sembilan, Naruto malah dijauhi oleh masyarakat sekitar karena diyakini mewarisi

sifat si monster tersebut. Naruto belajar menjadi ninja dengan cukup keras. Beberapa misi

ia jalani dengan sukses. Misi yang ia jalani bersama temannya, yakni Sakura Haruno dan

Sasuke Uchiha yang tergabung dalam Tim 7. Naruto memiliki jurus andalan yaitu, “Bola

Berputar Spiral (rasengan)”

Sasuke Uchiha, adalah ninja dari klan Uchiha ini memiliki pribadi yang susah

bergaul dan cenderung tertutup. Namun sikapnya yang “cool” ini malah membuat

cewek-cewek tertarik kepadanya. Sasuke merupakan ninja berbakat yang memiliki kemampuan

bertarung yang tinggi. Masa lalunya juga tidak berbeda jauh dengan Naruto yang hidup

mandiri. Cerita kelam masa lalunya membuat ia mempunyai suatu harapan, yakni

membunuh kakak kandungnya sendiri yang ia anggap menjadi penyebab kematian

seluruh anggota keluarganya sendiri. Sasuke memiliki jurus andalan yaitu “Kicauan

Seribu Burung (Chidori)”

Sakura Haruno, merupakan salah satu ninja paling berbakat di desa Konoha. Ia

memiliki kepribadian yang unik yang dikenal dengan “Nurani Sakura” dimana sering

melakukan hal untuk menjaga citranya sebagai wanita sempurna yang cantik dan anggun.

Dalam setiap ujian, Sakura selalu mendapat nilai sempurna. Sakura memiliki jurus

(32)

Hatake Kakashi, guru pembimbing sekaligus rekan satu tim Naruto. Meskipun

terlihat lemah, ia adalah seorang ninja jenius yang memiliki sharingan, sebuah

kemampuan garis keturunan khusus klan Uchiha yang ia dapatkan dari almarhum

temannya, Obito Uchiha (teman Kakashi saat masih menjadi Chuunin; ia mati saat

menjalankan misi dari Yondaime). Dia tipe orang yang santai dan acuh, namun dapat

bertindak cepat dan serius apabila diperlukan. Seringkali ia terlihat sedang membaca

sebuah buku yang berjudul Icha Icha Paradise! (Datanglah Surga!) yang dikarang oleh

Jiraiya.

Satu hal yang menarik dari Kakashi adalah mulutnya tidak pernah diperlihatkan

kepada pembaca. Mulutnya selalu ditutupi, tidak hanya saat ia bertugas tetapi baik waktu

tidur [dengan buku Icha Icha Paradise nya] maupun waktu di tempat permandian [dengan

handuk]. Dalam anime, Naruto, dkk pernah mencoba melihat wajah Kakashi, namun

usaha mereka gagal. Kakashi memiliki jurus andalan “Kicauan seribu burung ( chidori ),

tetapi Kakashi menyebutnya Raikiri, yang artinya “Pedang Petir” .

Guy, adalah seorang ninja jounin yang juga berbakat. Dia memiliki jurus andalan

Dynamic Entry ( dynamiku entori ) yang sangat ditakuti lawan. Harapannya sebagai ninja

adalah menjadikan ninja Rock Lee sebagai ninja yang mumpuni. Guy yang ahli dalam

taijutsu sendiri memiliki penampilan mirip Rock Lee. Sebaliknya Lee juga mengidolakan

guru Guy.

Rock Lee, seorang ninja yang handal dalam penggunaan taijutsu. Hal ini

dikarenakan ia tidak dapat menguasai ninjutsu maupun genjutsu dengan baik. Oleh

karena itu, ia berjuang keras untuk menjadi ninja walaupun tidak bisa ninjutsu. Dulunya

(33)

semua ninja harus menguasai ninjutsu. Lee amat mengidolakan guru Guy yang

dianggapnya ninja terkuat. Lee menirukan gaya dan penampilan dari Guy. Menyukai

Sakura layaknya Naruto tetapi cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Menganggap

Neji dan Sasuke merupakan rival. Jurus andalan Rock Lee adalah “Angin Topan Konoha

( konoha senpu )”.

Neji Hyuga, merupakan salah satu bintang dalam keluarga klan Hyuga.

Disamping kemampuan alaminya yang luar biasa, ia juga mempelajari teknik andalan

yang sangat rahasia dari klannya, Byakugan. Semula Neji percaya bahwa “takdir itu tak

dapat dielakkan, dan seorang yang rendah itu akan selamanya rendah”. Ia beranggapan

demikian karena meski keturunan klan Hyuga namun keluarganya adalah kasta rendah.

Namun setelah bertarung dan dikalahkan oleh Naruto pandangannya berubah. Ia menolak

takdir dan berketetapan hati untuk menjadi ninja yang tak terkalahkan. Ia mampu

menguasai Byakugan, satu teknik pandangan yang membuat pemiliknya mampu melihat

hampir 360 derajat pemandangan sekitar dan pada jarak hamper lima puluh meter.

Tenten, adalah satu-satunya wanita yang ada dalam satu tim yang diketuai guru

Guy ( maito Guy). Ia yakin bahwa ninja wanita atau kunoichi hanya dapat dibunuh oleh

musuh ninja wanita juga. Dalam seri Naruto, dia tidak terlalu tampil banyak. Dalam

pertarungan Tenten adalah ninja petarung dengan andalan spesialis senjata. Baik senjata

jarak jauh maupun jarak dekat dan juga senjata peleda. Selama pertarungan ia mampu

mengeluarkan ratusan senjata dan juga membombardir lawannya dengan akurasi yang

cukup tinggi. Tenten memiliki jurus andalan yaitu Naga Kembar ( Soshoryu ).

Asuma sarutobi, adalah pemimpin Tim 10 dan merupakan anak Hokage ke-3.

(34)

mengalami kesedihan, seperti saat ayahnya meninggal. Dalam pertarungan senjata

knuckle dan pisaunya bisa dimasuki cakra. Ketika dimasukkan cakra angin, Asuma dapat

memperpanjang pisaunya dan dengan mudah ia dapat menembus atau menghancurkan

batu sekalipun. Asuma memiliki jurus andalan yaitu Burung Layang-Layang Terbang

( Hien ).

Shikamaru Nara, seorang shinobi yang malas dan tidak tertarik dengan

keterkenalan. Dibalik itu semua, Shikamaru adalah seorang shinobi yang amat cerdas dan

berjiwa pemimpin. Strategi yang Ia ciptakan dalam menghadapi musuh - musuhnya amat

mencengangkan baik pihak lawan maupun lawan. Selalu berusaha untuk bersikap

gentleman dihadapan para wanita. Jurus andalannya disebut dengan jurus pengikat

bayangan(kagemane no jutsu). Sangat menghormati sang guru, Asuma, mereka sering

bermain shogi bersama - sama diwaktu luang. Ia amat terpukul saat kematian sang guru

tercinta. Sahabat karib dari Chouji. Jurus andalannya adalah Jurus Pengikat Bayangan (

kagemane no jutsu ) atau biasa disebut jurus “Seni Saya dan bayangan Saya”.

Ino Yamanaka, adalah seorang ninja wanita atau Kunoichi. Sejak masih

kanak-kanak hingga saat di akademi, Ino merupakan sahabat Sakura, tapi keduanya terlibat

persaingan karena sama-sama menyukai Sasuke yang selalu “cool’’. Ino merupakan satu

tim Shikamaru dan Chouji, yakni di tim 10. Ia menyukai berbagai jenis bunga terutama

mawar yang berwarna ungu. Dalam pertarungan, Ino adalah ninja dengan spesialis teknik

mengubah pikiran lawan. Untuk menggunakan teknik ini, Ino mengirim alam pikirannya

kepada target dan menguasainya. Jika berhasil, maka Ino kemudian menggunakan tubuh

lawannya untuk menyerang musuh Ino yang lain. Jurus andalan Ino adalah Seni Kasih

(35)

Choji Akamichi, seorang ninja yang doyan ngemil. Ia selalu makan snack kentang

goreng. Kebiasaannya ini menjadikan bentuk tubuhnya beda dari yang lain. Choji tidak

suka bila ada yang bilang dia gemuk, Choji akan menjelaskan bahwa ia tidaklah gemuk,

tubuhnya ada semacam tulang yang besar dan yang lainnya. Jika ada yang mengatakan

dia gemuk, maka aka nada pertarungan sengit dengan Choji. Shikamaru adalah kawan

terbaiknya karena selama berteman, Shikamaru tidak pernah ada masalah dengan

kegemukan kawannya itu. Dalam pertempuran, bentuk tubuh Choji bisa lebih

mengembang lagi. Itu ia lakukan untuk menambah efek dari teknik-teknik yang ia

keluarkan. Selain ninja yang kuat, Choji juga setia kawan. Jurus andalan Choji adalah

“Gilasan Kereta Raksasa (Nikudan Senisha)”.

Jiraiya, merupaka ninja andalan konohagakure yang juga merupakan salah satu

guru Naruto. Pada saat masih kecil, Jiraiya dibawah pengawasan Hokage ke-3, bersama

dengan rekannya. Tsunade dan Orochimaru. Mereka kemudia dikenal sebagai Tiga Ninja

Legendaris. Jiraiya sendiri dikenal dengans ebutan Toad Sage atau Saanin Kodok.

Meskipun masih sering berhubungan dengan Konohagakure, Jiraiya lebih banyak

menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan. Secara kepribadian dia termasuk kategori pria

“mata keranjang”. Jiraiya memiliki jurus andalan “Bola Berputar Spiral ( rasengan )”.

Orochimaru, dianggap paling jenius diantara ninja legendaris. Awalnya akan

diangkat menjadi Hokage ke-4 oleh Hokage ke-3, Sarutobi, namun karena ia

menggunakan ilmu hitam, Sarutobi mengangkat Minato Namikaze sebagai Hokage ke-4.

Orochimaru menginginkan kekuatan dan kehidupan yang abadi, sehingga ia

(36)

menginginkan tubuh Itachi yang mempunyai sharingan, namun kemampuannya masih

jauh dibawah Itachi, sehingga ia mengincar Sasuke yang menurutnya berpotensi.

Orochimaru adalah pemeran Antagonis yang paling utama dalam anime Naruto.

Untuk menegaskan perannya sebagai penjahat utama Naruto cs, pengarang Kishimoto

menampilkan Orochimaru dengan wajah yang pucat seperti orang sakit. Diceritakan

bahwa Orochimaru sebenarnya adalah ninja Konohagakure dan juga murid dari Hokage

ke-3. Selama itu, ia memproklamirkan dirinya sebagai ninja yang paling kuat bersama

rekannya, Jiraiya dan Tsunade. Namun ia kebablasan, hasratnya untuk hidup abadi

membawa dirinya berada di dunia kejahatan dan bergandengan tangan dengan organisasi

criminal Akatsuki.

2.2.3 Pencipta Anime Naruto

Masashi Kishimoto lahir di Perfektur Okayama pada tahun 1974 sebagai kakak

dari 2 anak kembar. Masashi terkenal sebagai salah satu mangaka terhebat sepanjang

sejarah hanya dalam beberapa tahun dengan komiknya yang sangat disukai dan popular

yaitu Naruto. Naruto lantas menjadi salah satu manga yang terpopuler dan bestseller,

yang dibaca oleh jutaan orang di berbagai belahan dunia.

Waktu beranjak SD, Masashi sangat suka menggambar. Anime favoritnya adalah

Doraemon. Sampai suatu hari dia menemukan mobile suit gundam, dan akhirnya dia

berpaling menyukai dan tergila-gila kepada anime tersebut. Kemudian setelah Masashi

puas menggambar mobile suit gundam muncul anime baru yaitu Dr. Slump. Menjelang

kelulusan SD, Kishimoto tergila-gila pada Dragon ball. Dan akhirnya, Masashi membuat

(37)

ingin menjadi mangaka populer. Kemudian, dia membuat karya pertamanya yang

berjudul “ Hiatari-kun” tentang seorang remaja ninja.

Ketika menginjak SMP, karena Masashi fokus ke Base ball dia hamper

melupakan menggambar. Sehingga pada suatu saat dia melihat anime yang menurutnya

sangat bagus yaitu “ Akira”. Masashi mencoba menggambar akira dan gaya gambarnya

berubah banyak. Tapi, betapa banyakpun ia mencoba meniru, ia tidak bisa. Akhirnya,

Masashi menyadari karya yang hebat adalah karya original, dan meniru gambar orang

lain adalah tidak berguna.

Akhirnya, dengan semangat yang tinggi akhirnya Masashi berhasil meraih

mimpinya menjadi mangaka yang terkenal, komiknya tentang ninja yaitu Naruto yang

populer yang paling diminati di berbagai penjuru dunia

2. 3 Televisi sebagai Media dan Pengaruh Televisi terhadap perilaku dan Pola Pikir Anak

2.3.1 Televisi sebagai Media

Pada jaman sekarang ini televisi merupakan media massa elektronik yang mampu

menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam

jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang

ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya

ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Dan bahkan bagi

anak-anak, televisi sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas

(38)

Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV ketimbang melakukan hal

lainnya. Tidak dipungkiri, dengan adanya media massa televisi ini, banyak sekali manfaat

yang bisa kita ambil. Dimana kita akan dengan cepat memperoleh informasi-informasi

terbaru yang terjadi dimana pun dan belahan dunia manapun. Dengan adanya televisi

akan mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha untuk mempromosikan

produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan dapat dengan mudah mencari produk

tersebut, serta masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan

adanya media televisi.

Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara televisi, kebanyakan hanya

acara-acara sinetron dan infotainment saja. Sedangkan acara-acara-acara-acara yang mengarah kepada

edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya. Padahal orangtua tidak punya

waktu yang cukup untuk memperhatikan, mendampingi & mengawasi anak pada saat

menonton televise

(http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/11/pengaruh-televisi-terhadap-anak/ ).

2.3.2 Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku dan Pola Pikir Anak

Televisi sangat berpengaruh besar terhadap perilaku dan pola pikir anak, dimana

sianak akan meniru apa yang dilihatnya di televisi. Contohnya, dalam animasi Naruto

dimana Naruto ditampilkan seorang ninja yang memiliki sifat yang keras kepala,

ambisius dan suka mencari keributan untuk mencari perhatian. Bercermin dari perilaku

Naruto, sebagian besar anak mengibaratkan dirinya adalah Naruto. Sehingga

(39)

Contoh kasus, kita dapat melihat kasus Revino Siahaya, baru-baru ini melalui

website, KPI( Komisi Penyiaran Indonesia) menginformasikan bahwa lembaga ini telah

mengirim tim investigasi ke Semarang, Jawa Tengah untuk mencari tahu penyebab

kematian Revino Siahaya, anak berusia 10 tahun, yang disinyalir bunuh diri akibat

meniru gaya dalam film kartu Naruto. Berdasarkan hasil penyelidikan pihak yang

berwajib, memang tidak ada indikasi adanya pengaruh film tersebut terhadap kematian

Revino. Tetapi menurut KPI kasus ini menimbulkan keresahan dari masyarakat bahwa

film kartun Naruto mempunyai pengaruh buruk terhadap perilaku anak

Dengan demikian, terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru

apa yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan pola pikir dan perilaku anak tesebut

akan mengikuti acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara

yang bersifat educatif, maka akan bisa memberikan dampak positif. Tetapi jika ia

menonton program televisi yang tidak memiliki arti dan mengandung unsur-unsur

negatif atau penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini akan

memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku anak yang menonton acara

televisi tersebut.

Oleh sebab itu, peranan orang tua sangat dibutuhkan dalam hal pemilihan

program-program televisi yang menjadi tontonan anaknya, sehingga dapat melakukan

proteksi tehadap dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh acara televisi tersebut

(40)

BAB III

ANALISIS PENGARUH ANIME NARUTO TERHADAP

SISWA/I SD ANTONIUS II, YANG DIWAKILI KELAS

1, 2, DAN 3

3.1 Pertanyaan Angket

1. Apakah anak anda pernah menonton anime Naruto:

a. Ya

b. Tidak

2. Seberapa seringkah anak anda menonton Naruto:

a. 1 sampai 2 kali seminggu c. 4 sampai 5 kali seminggu

b. 3 sampai 4 kali seminggu d. Tidak tentu, karena keseringan

3. Apakah media yang digunakan anak anda untuk menyaksikan Naruto :

a. DVD c. Komik atau buku-buku tentang Naruto

(41)

4. Apakah anda mendampingi anak anda, ketika menonton Naruto :

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah anda menentukan batasan waktu anak anda untuk menonton Naruto:

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah anak anda sering menirukan jurus-jurus atau ejekan-ejekan yang ada dalam

Naruto pada saat bermain dengan temannya:

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah anak anda suka mengoleksi barang-barang tentang Naruto :

a. Ya

b. Tidak

(kalau anda menjawab ya, jawab pertanyaan no 8, tetapi kalau jawabannya tidak, lanjut

(42)

8. Bentuk barang-barang tentang Naruto yang dikoleksi anak anda :

a. DVD d. Pernak pernik ninja

b. Stiker, poster tentang naruto e. Baju-baju bermotif naruto

c. Kaset game naruto f. Playstation

( pilihan bisa lebih dari satu )

9. Pernahkah anak anda membantah dengan menggunakan kata-kata seperti yang ada

dalam film Naruto :

a. Pernah

b. Tidak pernah

10. Pernahkah anak anda tidak mau diperintah karena menonton Naruto :

a. Pernah

b. Tidak pernah

11. Pada saat anda menyuruh anak untuk melakukan sesuatu, dan anak anda membantah

karena menonton Naruto, yang anda lakukan adalah :

a. Mematikan TV c. Membiarkan anak

(43)

12. Berapa lamakah waktu belajar anak anda dalam satu hari ?

a. 3 jam c. 1 jam

b. 2 jam d. setengah jam

13. Berapa lamakah waktu anak anda menonton Naruto dalam satu hari :

a. 2 jam c. setengah jam

b. 1 jam

14. Apakah anak anda sering tidak mengerjakan PR atau pekerjaan rumah karena

menonton Naruto:

a. Pernah

b. Tidak pernah

15. Bagaimanakah prestasi sekolah anak anda, setelah menonton Naruto :

a. Baik c. Biasa-biasa

b. Buruk d. Tidak berpengaruh

16. Apakah anda setuju dengan ditayangkannya film anime Naruto :

(44)

3.2 Analisis terhadap Jawaban Angket

Setelah angket dibagikan kepada 150 responden yang dipilih sebagai sampel dari

keseluruhan populasi, tetapi yang mengisi angket hanya 124 responden. Berikut adalah

hasil dari angket yang akan dianalisis berdasarkan kelas dan jenis kelamin.

1. Persentase Penonton Anime Naruto A. Analisis terhadap Anak Laki-laki a. Kelas 1

LAKI-LAKI

94% 6%

YA TIDAK

Dari 18 responden laki-laki terdapat 17 orang yang pernah menonton anime

Naruto atau 94%, sedangkan yang tidak pernah menonton anime Naruto hanya ada 1

orang atau sekitar 6%.

b. Kelas 2

Siswa kelas 2 yang terdiri dari 25 orang responden laki-laki, semuanya pernah

(45)

c. Kelas 3

LAKI-LAKI

92% 8%

YA TIDAK

Dari 24 responden laki-laki, terdapat 92% yang pernah menonton anime Naruto

atau sebanyak 22 orang responden, sedangkan yang tidak pernah hanya ada 2 orang

responden atau 8%.

B. Analisis terhadap Anak Perempuan a. Kelas 1

PEREMPUAN

72% 28%

YA

(46)

Dari 18 orang responden perempuan, terdapat 13 orang responden yang pernah

menonton anime Naruto atau sebanyak 72%. Sedangkan yang tidak pernah menonton

Naruto ada sebanyak 28% atau 5 orang responden.

b. Kelas 2

PEREMPUAN

65% 35%

YA TIDAK

Pada kelas 2, terdapat 17 orang responden dan responden yang pernah menonton

anime Naruto ada sebanyak 11 orang atau 65%, sedangkan yang tidak pernah ada

(47)

c. Kelas 3

PEREMPUAN

45% 55%

YA TIDAK

Dari 22 orang respoden perempuan, hanya 10 orang yang pernah menonton anime

Naruto atau sebanyak 45%, sedangkan yang tidak pernah menonton ada sebanyak 12

(48)

2. Rutinitas Anak Menonton Anime Naruto A. Analisis terhadap Anak Laki-laki

a. Kelas 1

Berdasarkan grafik di atas, dapat kita lihat bahwa kebanyakan responden laki-laki

menonton anime Naruto 1-2x seminggu yaitu sebanyak 6 orang atau 35%, diikuti

sebanyak 5 orang atau 29% responden menonton Naruto 3-4x seminggu, selanjutnya

jumlah yang memilih menonton anime Naruto 4-5x seminggu dengan yang memilih tidak

tentu masing-masing sebanyak 3 orang atau 18% responden. LAKI-LAKI

0 1 2 3 4 5 6 7

(49)

b. Kelas 2

LAKI-LAKI

0 2 4 6 8 10 12

1-2x sem inggu 3-4x sem inggu 4-5x sem inggu tidak tentu

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa, sebanyak 10 orang atau 40% responden

laki-laki lebih memilih menonton anime Naruto1-2x seminggu, dan 9 orang atau 36%

responden memilih 3-4x seminggu untuk menonton anime Naruto, diikuti 2 orang atau

8% responden memilih 4-5x seminggu, sementara 4 orang responden memilih tidak tentu

atau sebanyak 16%.

c. Kelas 3

LAKI-LAKI

0 2 4 6 8 10 12

(50)

Berdasarkan grafik diatas, bahwa 10 orang responden laki-laki kebanyakan

menonton anime Naruto 1-2x seminggu atau sebanyak 45%, sementara 41% atau 9 orang

memilih menonton Naruto 3-4x seminggu, 2 orang responden lainnya memilih tidak

tentu atau sebanyak 9%, dan hanya 1 orang responden yang memilih menonton anime

Naruto 4-5x seminggu atau sebanyak 5%.

B. Analisis terhadap Anak Perempuan a. Kelas 1

PEREMPUAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1-2x sem inggu 3-4x sem inggu 4-5x sem inggu tidak tentu

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa kebanyakan anak menonton Naruto 1-2x

seminggu yaitu sebanyak 9 orang atau 69% responden, diikuti 3 orang responden atau

23% mengaku tidak tentu karena keseringan, dan hanya 1 orang yang menonton Naruto

(51)

b. Kelas 2

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa anak-anak yang menonton Naruto

1-2x seminggu lebih banyak yaitu 9 orang atau 82%, dan anak yang menonton Naruto

3-4x seminggu dan tidak tentu masing-masing hanya ada 1 orang atau sebanyak 9%.

c. Kelas 3

(52)

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa, dari 11 orang responden mengaku 70%

atau sebanyak 7 orang responden mengaku anaknya menonton Naruto sebanyak 1-2x

seminggu dan 2 orang responden memilih 3-4x seminggu atau 20%. Sedangkan 1 orang

atau 10% responden mengaku bahwa anaknya tidak tentu karena keseringan menonton.

3. Persentase Orang Tua yang Mendampingi Anak A. Analisis terhadap Anak Laki-laki

a. Kelas 1

LAKI-LAKI

29%

71%

YA

TIDAK

Dari 17 orang responden, orang tua yang mengaku mendampingi anak pada saat

menyaksikan Naruto hanya ada sebanyak 5 orang atau 29%. Sementara 12 orang atau

(53)

b. Kelas 2

LAKI-LAKI

32%

68%

YA TIDAK

Dari 25 orang responden, orang tua yang mengaku mendampingi anaknya ada

sebanyak 8 orang responden atau 32%, sedangkan orang tua yang tidak mendampingi

anaknya ada sebanyak 68% atau 17 orang responden.

c. Kelas 3

LAKI-LAKI

32%

68%

(54)

Dari 22 orang responden, orang tua yang mengaku mendampingi anaknya ada

sebanyak 7 orang responden atau 32%. Sementara 15 orang responden atau 68% orang

tua mengaku tidak mendampingi anaknya.

B. Analisis terhadap Anak Perempuan a. Kelas 1

PEREMPUAN

31%

69%

YA TIDAK

Dari 13 orang responden, hanya ada 4 orang tua yang mengaku mendampingi

anaknya pada saat menonton Naruto atau sebanyak 31%, sedangkan 9 orang atau 69%

(55)

b. Kelas 2

PEREMPUAN

36%

64%

YA TIDAK

Dari 11 orang responden, ada 4 orang tua atau 36% responden yang mendampingi

anaknya ketika menonton anime Naruto, sedangkan orang tua yang tidak mendampingi

anaknya ada sebanyak 7 orang atau 64% responden.

c. Kelas 3

PEREMPUAN

20%

80%

YA

(56)

Dari 10 orang responden, hanya 2 orang responden yang mengaku mendampingi

anaknya pada saat menonton anime Naruto atau sebanyak 20%. Sedangkan orang tua

yang tidak mendampingi anaknya ada sebanyak 8 orang atau 80% responden.

4. Persentase Orang tua yang Menentukan Batas Waktu Menonton si Anak A. Analisis terhadap Anak Laki-laki

a. Kelas 1

LAKI-LAKI

76% 24%

YA TIDAK

Sebanyak 13 orang responden atau 76% orang tua yang mengaku menentukan

batas waktu sianak untuk menonton Naruto, sementara 4 orang responden atau 24% tidak

(57)

b. Kelas 2

LAKI-LAKI

44%

56%

YA TIDAK

Dari 25 orang responden, 11 orang atau 44% orang tua menentukan batas waktu

anak untuk menonton anime Naruto, sedangkan 14 orang atau 56% mengaku tidak

menentukan batas waktu anak untuk menonton Naruto.

c. Kelas 3

LAKI-LAKI

64% 36%

(58)

Dari 22 orang responden, ada 14 orang atau 64% menentukan batas waktu

menonton Naruto, sedangkan 8 orang atau 36% mengaku tidak menentukan batas waktu

untuk menonton Naruto.

B. Analisis terhadap Anak Perempuan

a. Kelas 1

PEREMPUAN

62% 38%

YA TIDAK

Dari 13 orang responden, ada 8 orang responden atau 62% dari orang tua yang

mengaku menentukan batas waktu anak untuk menonton Naruto, sedangkan 5 orang

responden atau 38% mengaku tidak menentukan batas waktu sianak untuk menonton

(59)

b. Kelas 2

Dari 11 orang responden, ada 64% atau 7 orang tua yang menentukan batas waktu

si anak untuk menonton anime Naruto, sementara 4 orang tua atau 36% orang tua

mengaku tidak membatasi si anak untuk menonton anime Naruto.

PEREMPUAN

64% 36%

YA TIDAK

c. Kelas 3

PEREMPUAN

70% 30%

(60)

Dari 10 responden, ada 7 orang tua atau 70% yang membatasi anak untuk

menonton anime Naruto, dan 3 orang responden atau 30% yang mengaku tidak

menentukan batas waktu si anak untuk menonton Naruto.

5. Persentase Anak yang Meniru Jurus-jurus Naruto. A. Analisis terhadap Anak Laki-laki

a. Kelas 1

Dari 17 orang responden, ada 12 orang tua atau 71% yang mengaku bahwa pada

saat si anak bermain dengan temannya sering menirukan jurus-jurus yang ada dalam

anime Naruto. Sedangkan anak yang tidak menggunakan jurus-jurus yang ada dalam

Naruto ada sebanyak 5 orang atau sebanyak 29%.

LAKI-LAKI

71% 29%

(61)

b. Kelas 2

LAKI-LAKI

56% 44%

YA TIDAK

Dari 25 orang responden, 14 orang tua atau 56% responden mengaku bahwa

anaknya sering meniru jurus-jurus yang ada dalam Naruto, sementara 11 orang tua atau

sebanyak 44% responden mengaku bahwa anaknya tidak pernah menggunakan

jurus-jurus yang ada dalam anime Naruto.

c. Kelas 3

LAKI-LAKI

50% 50%

(62)

Dari 22 orang responden, 11 orang tua atau 50% orang tua menyebutkan bahwa

anaknya sering menggunakan jurus-jurus yang ada dalam Naruto, dan 11 orang tua atau

50% menyebutkan bahwa anaknya tidak sering menggunakan jurus-jurus yang ada dalam

Naruto.

B. Analisis terhadap Anak Perempuan a. Kelas 1

PEREMPUAN

23%

77%

YA TIDAK

Dari 13 orang responden, 23% dari responden orang tua atau sebanyak 3 orang

mengaku bahwa anaknya sering menggunakan jurus-jurus yang ada dalam anime Naruto.

Sedangkan, 10 orang responden menjawab anaknya tidak menggunakan jurus-jurus yang

(63)

b. Kelas 2

Dari 11 orang responden atau 100%, orang tua menyebutkan bahwa tidak ada

seorangpun anak yang menggunakan jurus-jurus yang ada dalam anime Naruto.

c. Kelas 3

PEREMPUAN

20%

80%

YA TIDAK

Dari 10 orang responden, hanya ada 2 orang tua atau 20% yang mengaku bahwa

anaknya sering menggunakan jurus-jurus yang ada dalam anime Naruto, dan orang tua

(64)

6. Persentase Anak yang Mengoleksi Barang-barang tentang Anime Naruto A. Analisis terhadap Anak Laki-laki

a. kelas 1

LAKI-LAKI

94% 6%

YA

TIDAK

Dari 17 responden menyebutkan bahwa 16 orang atau 94% anak laki-laki suka

mengoleksi barang-barang tentang anime Naruto. Dan hanya 1 orang yang tidak suka

mengoleksi atau 6% responden.

b. kelas 2

LAKI-LAKI

96% 4%

YA

(65)

Dari 25 responden, ada 24 orang atau 96% yang mengoleksi barang-barang

tentang anime Naruto, sedangkan yang tidak suka mengoleksi hanya ada 1 orang atau 4%

responden.

c. kelas 3

LAKI-LAKI

86% 14%

YA

TIDAK

Dari 22 responden, ada 19 orang atau 86% yang suka mengoleksi barang-barang

tentang anime Naruto, dan yang tidak suka hanya ada 3 orang atau 14% responden.

B. Analisis terhadap Anak Perempuan a. kelas 1

PEREMPUAN

54%

46% YA

(66)

Dari 13 responden, ada 7 orang atau 54% yang suka mengoleksi barang-barang

tentang anime Naruto, dan ada 6 orang atau 46% responden yang tidak suka mengoleksi

barang-barang tentang anime Naruto.

b. kelas 2

PEREMPUAN

45%

55%

YA

TIDAK

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa, dari 11 orang responden hanya

5 orang yang suka mengoleksi barang-barang tentang anime Naruto atau 45%, sedangkan

anak yang tidak suka mengoleksi ada sebanyak 6 orang atau 55%.

c. kelas 3

PEREMPUAN

50%

50% YA

(67)

Dari 10 orang responden perempuan, 5 orang anak atau 50% suka mengoleksi

barang-barang tentang anime Naruto, dan yang tidak suka ada 5 orang atau 50%

responden.

7. Persentase Barang-barang Koleksi Anak tentang Naruto A. Analisis Terhadap Anak Laki-laki

a. Kelas 1

D = Pernak-pernik ninja

E = Baju bermotif Naruto

(68)

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan responden memilih

baju bermotif Naruto sebagai barang yang dikoleksi anak yaitu sebanyak 25% atau 4

orang responden, dan yang memilih kaset game dan baju bermotif Naruto ada sebanyak

2 orang (13%), yang memiliki koleksi stiker, poster, dan playstation tentang Naruto ada

sebanyak 2 orang (13%), yang memiliki koleksi pernak-pernik ninja dan baju bermotif

naruto ada sebanyak 2 orang (13%), yang memiliki koleksi DVD, stiker, dan poster 1

orang (6%), hanya stiker dan poster 1 orang (6%), pernaki-pernik ninja 1 orang (6%),

yang memiliki koleksi DVD, stiker, poster, dan baju bermotif naruto 1 orang (6%), baju

dan playstation ada 1 orang (6%), dan yang memiliki koleksi stiker, poster, pernak-pernik

ninja dan baju bermotif Naruto ada 1 orang (6%).

(69)

C = Kaset Game Naruto

D = Pernak-pernik ninja

E = Baju bermotif Naruto

F = Playstation

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa anak-anak lebih banyak memilih

mengoleksi baju bermotif Naruto yaitu sebanyak 30% responden atau 7 orang. Dan anak

yang memiliki koleksi stiker, poster, dan baju tentang Naruto ada 2 orang (9%), yang

memiliki koleksi playstation 2 orang (9%), yang memiliki koleksi DVD juga ada 2 orang

(8%), baju dan kaset game Naruto hanya 1 orang(4%), yang memiliki koleksi kaset game,

baju, dan playstation tentang Naruto juga 1 orang (4%), pernak-pernik ninja dan baju

Naruto 1 orang (4%), yang memiliki koleksi stiker, poster, dan kaset game Naruto 1

orang (4%), yang hanya memiliki koleksi kaset game Naruto 1 orang ( 4%), yang

memiliki pernak-pernik ninja ada 1 orang (4%), yang memiliki DVD, stiker, poster dan

kaset game Naruto ada 1 orang (4%), yang memiliki koleksi DVD, baju bermotif Naruto

dan playstation ada 1 orang (4%), yang memiliki koleksi DVD, kaset game Naruto, dan

playstation ada 1 orang atau 4%, yang hanya memiliki koleksi stiker dan poster hanya 1

orang (4%) dan yang memiliki DVD, kaset game Naruto, dan baju bermotif Naruto juga

Gambar

Grafik diatas menunjukkan, responden yang mengaku bahwa anime Naruto tidak
Grafik di atas menunjukkan bahwa 53% atau 9 orang tua tidak setuju adanya film

Referensi

Dokumen terkait

6.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar 7.2 Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat 8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar

Tingginya minat masyarakat untuk mencari informasi tentang visi dan misi yang ditawarkan oleh pasangan calon dapat dilihat dari jawaban responden yaitu sebanyak 45 orang atau

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 86 orang siswa dan dilakukan wawancara tentang lama berada disekolah, lama hari bersekolah tiap minggunya, lamanya

Dari aspek KKM siswa yang tuntas pada tes bagian pertama hanya 3 orang saja atau 10%, sedangkan pada tes akhir bagian kedua siswa yang tuntas secara KKM sebanyak 29

Hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi intensitas penggunaan gadget oleh siswa kelas V SDN 03 Salatiga cenderung rendah yaitu sebanyak 16 orang responden dan

35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, yaitu pada Pasal 26 ayat (2), dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena suatu sebab, tidak

Gambar 1 menunjukan bahwa untuk anak nelayan yang tidak pernah melaut berjumlah 9 orang atau 45%, berdasarkan wawancara dengan 20 responden nelayan perlu

Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh (72,5%) sarapan pagi yang dilakukan responden dengan baik sebanyak 29 orang, dan sebagian besar (60%) prestasi