• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET – GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN

Norudhol Hadra Sabilla.1, Karnoto, ST. MT.2

1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Abstrak - GITET 500kV Kesugihan dibangun untuk menyalurkan energy dari pembangkit-pembangkit disekitarnya seperti PLTU Jateng II Adipala, PLTU Pemalang, dan PLTU Cilacap yang lama. Pekerjaan looping temporary merupakan penggantian jalur transmisi masuk ke gardu induk yang baru secara temporer karena akan dibangun tower gantry di gardu induk tersebut. Pengujian tahanan ground telah sesuai dengan SPLN, pengujian tahanan kontak telah sesuai dengan SPLN, dan pengujian tahanan isolasi juga telah sesuai dengan SPLN sehingga bisa dilakukan pekerjaan looping temporary.

Kata kunci : GITET 500kV Kesugihan, Pekerjaan Looping Temporary, Pengujian Tahanan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sehubungan dengan program percepatan pembangunan pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar batubara (PLTU), pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2006 telah menugaskan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan pembangunan proyek percepatan 10.000 MW yang tersebar di seluruh Indonesia dan salah satunya adalah PLTU II Jawa Tengah / Adipala (1 x 660 MW) yang berada di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Karena terdapat proyek PLTU II Jateng / Adipala, maka PT. PLN (Persero) juga membangun GITET 500kV Kesugihan untuk menghubungkan antara PLTU II Jateng / Adipala dan SUTET 500kV Pedan – Tasik dengan tujuan untuk meningkatkan daya di jalur selatan,

membantu kebutuhan daya di Jawa Tengah, Jawa Barat dan sekitarnya serta memperbaiki mutu listrik ( frequensi dan tegangan ).

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan bagaimana teknis pekerjaan looping temporary SUTET – gantry GITET dan tahap persiapan pekerjaan yang meliputi pengukuran tahanan grounding, tahanan kontak, dan tahanan isolasi.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dari laporan kerja praktek ini adalah :

1. Hanya membahas teknis pelaksanaan Pekerjaan Looping Temporary Gantry SUTET 500kV.

(2)

2. Tidak membahas sistem transmisi daya listrik.

3. Tidak membahas peralatan tegangan tinggi pada GITET 500kV Kesugihan. 1.4 Tujuan

Hal-hal yang menjadi tujuan penyusunan laporan kerja praktek ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami proses pengujian sebuah gardu induk sebelum diberi tegangan, seperti pengujian tahanan tanah, pengujian tahanan kontak konduktor, dan tahanan isolasi.   

2. Mengetahui dan memahami Pekerjaan Looping Temporary Gantry SUTET 500kV. 

 

II. GARDU INDUK 2.1 Definisi Gardu Induk

Gardu Induk adalah bagian dari suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat tertentu, berisikan sebagian besar ujung-ujung saluran transmisi atau distribusi ( the ends of transmission or distribution lines ), perlengkapan hubung-bagi beserta bangunannya ( switchgear and housing ) dan dapat juga berisi transformator-transformator.

2.2 Fungsi Gardu Induk Fungsi gardu induk yaitu : 1. Mentransformasikan daya listrik :

2. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan sistem tenaga listrik.

3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi.

4. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.

2.2 Pekerjaan Stringing Gardu Induk

Pekerjaan stringing merupakan salah satu pekerjaan dalam proyek pembangunan sistem tenaga listrik, khususnya dalam pembangunan tower transmisi dan gardu induk.

Gambar 2.1 Stringing konduktor GITET 500kV Kesugihan.

Pekerjaan stringing konduktor adalah penarikan dan penegangan konduktor pada tower transmisi maupun tower gantry pada gardu induk. Stringing

konduktor bertujuan untuk menghubungkan tower transmisi satu dengan tower transmisi lainnya menggunakan konduktor yang akan digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu sistem tenaga listrik.

Tahapan dari pekerjaan stringing konduktor yaitu :

1. Pemasangan aksesoris pada insulator, seperti arcing horn, tension string, dan turn buckle.

2. Pemasangan aksesoris pada konduktor, seperti tension clamp.

3. Pemasangan insulator pada konduktor. 4. Pekerjaan bush clearing/ROW. 5.

(3)

Berdasarkan jumlah konduktor, dalam 1 fasa sirkuit dikenal sebutan :

1. Single-bundle (satu konduktor), misalnya : 1xACSR “Hawk”.

2. Double-bundle (dua konduktor), misalnya : 2xAAC “Lupine”.

3. Quadruple-bundle (empat konduktor), misalnya : 4xACSR “Gannet”.

2.3 Pekerjaan Looping Gardu Induk – SUTT/SUTET

Pekerjaan looping GI – SUTT/SUTET adalah penggantian jalur transmisi yang dikarenakan dibangunnya gardu induk baru, dimana pekerjaan looping ini bertujuan untuk mengalihkan jalur transmisi lama, misalnya jalur transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya masuk ke dalam GITET 500kV yang baru untuk pembagian beban ke jalur transmisi baru, misalnya diturunkan menjadi tegangan 150kV untuk dimasukkan ke jalur transmisi 150kV Rawalo.

III. PEKERJAAN LOOPING

TEMPORARY SUTET – GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN

3.1 Definisi

Pekerjaan looping temporary di GITET 500kV Kesugihan yaitu pekerjaan looping yang dilakukan untuk sementara waktu, dengan menggunakan gantry Diameter 2 dan Diameter 5 di GITET 500kV Kesugihan. Tujuannya yaitu untuk pembangunan tower gantry Diameter 3 dan Diameter 4 di GITET 500kV Kesugihan, yang saat ini belum bisa dibangun karena sagging atau andongan dari tower transmisi T.457 dan T.458 Pedan – Tasikmalaya tidak memenuhi syarat jarak aman dengan lokasi yang akan dibangun Diameter 3 dan Diameter 4.

Persyaratan jarak aman antara tower gantry dan tower transmisi ditentukan oleh PT.SIEMENS sebagai desainer GITET 500kV Kesugihan. Dimana untuk Horizontal Working Distance : 7500 mm dan Vertical Working Distance : 7500 mm.

Jika Diameter 3 dan Diameter 4 telah dibangun serta Gardu Induk siap dioperasikan maka tower T.457 dan T.458 akan dilooping kembali secara permanen ke Diameter 3 dan Diameter 4 sesuai desain awal.

3.2 Pengujian Instalasi

Sebelum pelaksanaan pekerjaan looping temporary gantry, dilakukan pemeriksaan fisik bersama serta beberapa pengujian, yaitu :

1. Pengujian tahanan pentanahan gantry 2. Pengujian tahanan kontak konduktor 3. Pengujian tahanan isolasi

3.2.1 Pengujian Tahanan Pentanahan Gantry

Pengujian pentanahan Gardu Induk yaitu pengujian untuk mengukur tahanan tanah yang merupakan salah satu bagian dari sistem proteksi petir, baik secara langsung maupun dalam bentuk surja.

Alat yang digunakan yaitu KYORITSU Digital Earth Testing Model 4105A. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pentanahan di GITET 500kV Kesugihan, apakah sudah sesuai standar PLN atau belum. Nilai standar pentanahan gardu induk yaitu dibawah 1 Ohm.

(4)

Gambar 3.1 KYORITSU Digital Earth Testing Model 4105A Tabel 3.1 Hasil Pengujian pentanahan

gantry GITET 500kV Kesugihan

Dari hasil pengujian pentanahan tersebut dapat diketahui bahwa tahanan tanah pada gantry GITET 500kV Kesugihan dalam kondisi memenuhi persyaratan standar PLN yaitu dibawah 1 Ohm untuk Gardu Induk.

3.2.2 Pengujian Tahanan Kontak Konduktor

Pengujian Tahanan Kontak yaitu pengujian untuk mengukur kekuatan tahanan kontak pada :

1. Hasil press antara konduktor dengan Compression Tension Clamp ( dua titik ).

2. Sambungan antara konduktor Flying Busbar dan konduktor jumperan ( satu titik ).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil press konduktor dengan Compression Tension Clamp dan sambungan antara konduktor flying busbar dengan konduktor jumperan tersebut terpasang dengan baik atau tidak.

Nilai standar yang berlaku pada sambungan konduktor yaitu dibawah 50

μΩ per titik uji. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan kontak yaitu Megger DLRO 600 Digital Low Resistance Ohmmeter.

Gambar 3.2 Megger DLRO 600 Digital Low Resistance Ohmmeter Alat ini bekerja berdasarkan hukum ohm yang menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor atau apabila kita konversikan dalam bentuk rumus yaitu :

V = I x R

Di GITET 500kV Kesugihan telah dilaksanakan pengujian tahanan kontak untuk Diameter 2 yang dimulai dari hari Rabu tanggal 18 Agustus 2010 dengan hasil sebagai berikut :

Diameter Hasil Uji Pentanahan SPLN Diameter 1 0,08 Ω 1 Ω Diameter 2 0,02 Ω 1 Ω Diameter 5 0,07 Ω 1 Ω Diameter 6 0,06 Ω 1 Ω

(5)

Tabel 3.2 Hasil pengukuran tahanan kontak pada Diameter 2

Dari hasil pengujian tahanan kontak konduktor di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tahanan kontak pada Diameter 2 memenuhi syarat SPLN, yaitu < 50 µΩ.

Pada data hasil percobaan terdapat pula data pengukuran dengan nilai diatas 50 µΩ, hal tersebut dikarenakan karena terdapat hasil press konduktor yang kurang bagus di beberapa lokasi dan juga nilai resistansi alami dari bahan konduktor tersebut. Namun hal ini masih dapat ditoleransi karena hasil pengukuran tersebut masih di bawah 100 µΩ, nilai 100 µΩ adalah batas toleransi pada pengujian tahanan kontak.

3.2.3 Pengujian Tahanan Isolasi

Pengujian tahanan isolasi yaitu pengujian untuk mengukur kekuatan tahanan isolasi pada konduktor. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dari renteng isolator pada saat konduktor dialiri tegangan tinggi .

Nilai standar yang berlaku pada tahanan isolasi yaitu 1kV pada isolator untuk 1 MΩ.

Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi yaitu KYORITSU High Voltage Insulation Tester Model 3125.

Gambar 3.3 KYORITSU High Voltage Insulation Tester Model 3125

Di GITET 500kV Kesugihan telah dilaksanakan pengujian tahanan isolasi pada Diameter 2 pada hari Sabtu tanggal 22 Agustus 2010 dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil pengujian tahanan isolasi

Untuk fasa R tidak dilakukan pengukuran dikarenakan pada beam fasa R sedang dilaksanakan pekerjaan pemasangan konduktor jumperan. Dari JumperanB μΩ JumperanC μΩ Arus ( I ) In Out In Out SPLN 200 A 62 57 55,6 71,9 < 50 µΩ 75 72 38,2 28,4 < 50 µΩ 29 33 84,1 32,5 < 50 µΩ 35 37 57 31,2 < 50 µΩ 37 35 48,2 29,2 < 50 µΩ 50 49 77,2 30 < 50 µΩ Teg Fasa Pengujian Tahanan Isolasi SPLN 5000 V R Tidak di uji 1 kV = 1 MΩ S 488 MΩ 1 kV = 1 MΩ T 500 MΩ 1 kV = 1 MΩ

(6)

hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tahanan isolasi tersebut memenuhi syarat SPLN.

3.3 Pemadaman Jalur Transmisi 500kV Pedan – Tasik

Langkah awal dari pekerjaan looping temporary gantry – SUTET 500kV yaitu pemadaman jalur transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya Line I. Dimana merupakan tugas dari PT. PLN (Persero) Region 3 GITET 500kV Pedan untuk melakukan pemadaman.

Pemadaman pertama jalur transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya Line I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Agustus 2010 pada pukul 04.30 WIB

3.4 Pengecekan Tegangan di Lokasi Pekerjaan

Setelah jalur transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya Line I padam, langkah selanjutnya dilakukan pengecekan tegangan di lokasi pekerjaan pada tower transmisi T.457 dan T.458. Pengecekan tegangan dilakukan dengan menggunakan Tester Tegangan Tinggi pada konduktor transmisi. Jika sudah dipastikan aman pada tower transmisi dipasang tanda berupa bendera. Bendera hijau berarti aman dan bendera merah berarti bertegangan / bahaya.

3.5 Pentanahan ( Grounding Local ) pada Tower Transmisi

Pentanahan pada tower transmisi ( grounding local ) dilakukan untuk membuang tegangan sisa yang masih terdapat pada konduktor transmisi 500kV. Grounding local pada tower transmisi, dengan cara menyambung konduktor

transmisi dan badan tower transmisi yang telah diketanahkan dengan kawat yang ujung-ujungnya diikat kencang.

3.6 Pemasangan Skur Tower

Skur tower berbentuk sling besi yang berfungsi menahan tower agar tidak ambruk, karena pada tower transmisi sebenarnya terjadi gaya tarik-menarik pada konduktornya antara tower transmisi yang satu dengan yang lainnya dikarenakan oleh berat konduktor transmisi dan sagging konduktor.

Setelah pemasangan skur tower, dilakukan pengukuran panjang konduktor dari tower transmisi ke beam tower gantry. Pada GITET 500kV Kesugihan ini diketahui panjang konduktor dari tower transmisi ke beam tower gantry yaitu 40 meter pada fasa R.

3.7 Penurunan dan Pemotongan Konduktor Transmisi

Penurunan konduktor transmisi di tower T.458 line I dilaksanakan setelah skur tower dipasang dan dinyatakan mampu menahan tower transmisi. Penurunan konduktor dimulai dengan pembongkaran jumper dan spacer pada konduktor transmisi, pemasangan pilot wire/safety line dan pemasangan mountage roll.

Pada tower transmisi 500kV terdapat empat buah konduktor per satu fasanya, yang dipisahkan dengan spacer. Sebelum diturunkan, spacer pada konduktor dilepas terlebih dahulu, kemudian konduktor diturunkan secara dua-dua.

(7)

Pemotongan konduktor transmisi dilakukan tepat di tengah-tengah konduktor transmisi yang telah diturunkan. 3.8 Pemasangan Konduktor Transmisi

pada Instalasi Baru (Tower Gantry) Gantry tersebut sebelum dipasang konduktor telah dipasang isolator dan single quadruple tension ring. Konduktor yang telah dipotong dipasang pada gantry yang telah disiapkan, diatur sagging nya, dan kemudian diturunkan kembali untuk dipress dengan Quadruple Tension Clamp. Langkah berikutnya, konduktor dinaikkan kembali untuk penggabungan antara konduktor dari transmisi fasa R empat konduktor yang berjenis ACSR Gannet dengan dua konduktor tower gantry yang berjenis AAC Lupine menggunakan AL – T – Quadruple Connector.

Gambar 3.4 AL – T – Quadruple Connector

3.9 Finishing dan Final Check

Pekerjaan telah selesai pada pukul 18.00 WIB, pekerjaan finishing yang dilakukan yaitu :

1. Pelepasan skur tower.

2. Penurunan pilot wire/safety line. 3. Penurunan mountage roll.

4. Pelepasan grounding local di tower transmisi.

5. Pelepasan tanda bahaya/ rambu-rambu di tower transmisi.

6. Pemasangan tanda bahaya/rambu-rambu di tower gantry.

Lokasi pekerjaan yang meliputi tower transmisi line I Pedan – Tasikmalaya Line I T.457, T.458, dan gantry Diameter 2 segera dibebaskan dari personel transmisi dan peralatan yang masih ada di lokasi tersebut supaya bisa segera diberi tegangan.

3.10 Pemberian Tegangan (Energize)

Pemberian tegangan dilaksanakan pada pukul 20.15 WIB dan pekerjaan looping temporary telah selesai dengan sukses dengan fasa R dari tower transmisi T.457 dan T.458 telah tersambung dengan gantry pada Diameter 2.

IV. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

1. Dari perhitungan di lokasi pekerjaan GITET 500kV Kesugihan diketahui bahwa tinggi tower gantry GITET yaitu 18 m dari permukaan tanah, sedangkan andongan atau sagging dari konduktor paling bawah tower transmisi (fasa R) yang melintas diatas GITET 500kV Kesugihan hanya 14,2 m dari permukaan tanah. Sehingga belum bisa dilaksanakan pembangunan Diameter 3 dan Diameter 4.

2. Pengujian tahanan tanah pada GITET 500kV Kesugihan dapat diketahui bahwa tahanan tanah pada gantry GITET 500kV Kesugihan dalam

(8)

kondisi memenuhi syarat atau standar SPLN, yaitu di bawah 1 Ω.

3. Pengujian tahanan kontak pada GITET 500kV Kesugihan dapat disimpulkan bahwa tahanan kontak pada Diameter 2 memenuhi syarat atau standar SPLN yaitu hasil pengujian dibawah 50 µΩ. 4. Pengujian tahanan isolasi pada GITET

500kV Kesugihan dapat kita simpulkan bahwa hasil pengujian tahanan isolasi lebih bagus dari standar yang berlaku yaitu standar SPLN. 5. Semua hasil pengujian telah sesuai

dengan SPLN dan siap dilakukan pekerjaan looping temporary

5.2 Saran

1. Sebaiknya pada pengujian – pengujian instalasi, semua instalasi diuji kelayakannya sehingga kondisi instalasi benar-benar aman untuk dilakukan pekerjaan looping temporary tersebut.

2. Dibutuhkan perhitungan yang lebih matang untuk melaksanakan proyek pembangunan GITET di lokasi yang yang berbukit dan terletak di bawah tower transmisi.

DAFTAR PUSTAKA

[1.]Karnoto. Sistem Tenaga Lisrik. Semarang : Teknik Elektro FT Undip.

[2.]G Taufik. Gardu Induk.ppt.

[3.]PT. PLN (Persero) P3B. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi. Purwokerto. 2010

[4.]PT. PLN (Persero) Prokitring Jawa Tengah & DIY. Laporan Bulanan, Juni 2010. Pembangunan GITET 500kV Kesugihan (New Rawalo) Proyek Percepatan 10.000MW. Semarang. 2010

BIODATA PENULIS

Norudhol Hadra Sabilla (L2F607038) Lahir di Semarang, 1 April 1989, Menempuh pendidikan dari Taman Kanak-Kanak dan SD di Semarang, kemudian melanjutkan jenjang SLTP dan SLTA di Ma’had Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

Semarang, 29 Desember 2010 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing

Karnoto, ST. MT. NIP 196907091997021001

Gambar

Gambar 3.1 KYORITSU Digital Earth  Testing Model 4105A  Tabel 3.1 Hasil Pengujian pentanahan
Tabel 3.2 Hasil pengukuran tahanan  kontak pada Diameter 2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul: Korelasi Hasil Belajar Fiqh Dengan Praktek Pelaksanaan Wudhu’ Siswa di Madrasah Al-Muhajirin Pancuran Gading Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar merupakan

Fi&gt; syarhi&gt;l al-Jama&gt;l: (periwayatan secara ma µ na memiliki suatu sebab, tetapi itu tidak terlalu penting, karena Si&gt;bawaih telah menjadikan hadis sebagai

Dalam mencapai aksesibilitas dalam ruang yang maksimal dalam interior khususnya ruang pelayanan BPJS Kesehatan cabang utama Bandung dibutuhkan sebuah tinjauan mendalam

Pada setiap metode, ternyata percobaan 1 yang menggunakan jarak dan posisi radial robot musuh terhadap robot peneliti sebagai input menghasilkan robot yang memiliki nilai

Data pergerakan berupa nilai pembacaan encoder sebagai sensor posisi pergerakan setiap joint dikirim secara serial ke sebuah komputer menggunakan jalur serial Tx

Merasa bahwa penggunaan kata itu bisa diharapkan lebih tinggi daripada rata- rata dalam pernyataan saksi (yang umumnya melaporkan rangkaian peristiwa dan menunjukkan

Sistem dan infrastruktur Bank XYZ yang masih terbatas membuat kinerja dalam hal pelayanan pada nasabah menjadi terhambat, dan proses bisnis yang tidak berjalan

Pembahasan menyajikan setiap temuan penelitian dibandingkan dengan teori atau hasil penelitian terdahulu yang relevan, atau dengan realita di lapangan, komentar