• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Dalam dokumen T1 212009022 Full text (Halaman 30-51)

Gambaran Responden

Gambaran responden meliputi jenis kelamin, usia dan angkatan masuk kuliah. Deskripsi dari gambaran responden tersebut ditampilkan pada Tabel 3 berikut ini.

18

Tabel 3. Gambaran Responden

Kategori Sub Kategori Jumlah %

Jenis Kelamin Pria Wanita 77 123 38,5 61,5 Total 200 100,0 Usia ≤ 21 tahun > 21 tahun 77 123 38,5 61,5 Total 200 100,0 Angkatan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 9 8 8 35 47 29 16 30 18 4,5 4,0 4,0 17,5 23,5 14,5 8,0 15,0 9,0 Total 200 100,0

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa kebanyakan responden yang ditemui saat penelitian adalah yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 123 orang (61,5%) sedangkan sisanya yaitu sebanyak 77 orang (38,5%) adalah yang berjenis kelamin pria. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata banyak juga wanita yang pernah melakukan pembelian barang secara online. Dari segi usia, kebanyakan responden yang ditemui saat penelitian adalah yang berusia > 21 tahun yaitu sebanyak 123 orang (61,5%) sedangkan sisanya yaitu sebanyak 77 orang (38,5%) berusia ≤ 21 tahun. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa mayoritas responden yang pernah melakukan pembelian barang secara online adalah orang dewasa dibandingkan remaja.

Sementara itu, berdasarkan angkatan masuk kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW, tampak bahwa responden berasal dari angkatan yang sangat beragam mulai dari angkatan 2005 hingga angkatan 2013. Namun demikian, mayoritas responden berasal dari angkatan 2009 yaitu sebanyak 47 orang (23,5%) diikuti responden dari angkatan 2008 yaitu sebanyak 35 orang (17,5%).

19 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Regresi Berganda

Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang hasilnya disajikan pada Tabel 4. berikut ini.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig (2-tailed)

0,726 0,668 Sumber: Output SPSS Uji Normalitas, 2013

Tabel 4. di atas menunjukkan bahwa angka Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,726 mempunyai nilai signifikan sebesar 0,668 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data residualnya adalah normal.

Uji Multikolinearitas

Identifikasi multikolinearitas diantara variabel bebas (independent variable) dapat diketahui dengan melihat nilai Tolerance dan VIF dari hasil output regresi. Adapun hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 5. berikut ini.

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Resiko keuangan Resiko produk Resiko privasi Resiko sosial Resiko psikologis Resiko keamanan Resiko waktu 0,875 0,777 0,828 0,755 0,702 0,761 0,729 1,143 1,286 1,208 1,324 1,425 1,314 1,371 Sumber: Output SPSS Uji Multikolinearitas, 2013

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa berdasar pada nilai tolerance tampak bahwa semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Berdasar pada nilai VIF tampak

20

bahwa semua nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) < 10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya.

Uji Heteroskedastisitas

Identifikasi heteroskedastisitas menggunakan uji glejser. Adapun hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 6. berikut ini.

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel t hitung Sig

Resiko keuangan Resiko produk Resiko privasi Resiko sosial Resiko psikologis Resiko keamanan Resiko waktu -0,693 1,734 -1,562 -1,116 -1,040 -0,166 0,174 0,489 0,085 0,120 0,266 0,300 0,868 0,862 Sumber: Output SPSS Uji Heteroskedastisitas, 2013

Dengan menggunakan uji glejser, koefisien parameter untuk masing-masing variabel bebasnya tidak ada yang signifikan (angka sig > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan setelah semua uji asumsi klasik regresi telah memenuhi syarat. Untuk mengetahui pengaruh dimensi-dimensi persepsi resiko pembelian

online (yang meliputi resiko keuangan, resiko produk, resiko privasi, resiko sosial, resiko

psikologis, resiko keamanan dan resiko waktu) terhadap keputusan pembelian online, maka dilakukan uji parsial (Uji t) yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 7. berikut.

21

Tabel 7. Hasil Uji t

Variabel Koef B t hitung Sig

Resiko keuangan Resiko produk Resiko privasi Resiko sosial Resiko psikologis Resiko keamanan Resiko waktu -0,126 -0,177 -0,097 0,052 -0,054 -0,181 -0,106 -2,362* -3,252* -2,350* 1,322 -1,100 -3,306* -2,010* 0,019 0,001 0,020 0,188 0,273 0,001 0,046 Sumber: Output SPSS Uji Regresi, 2013

Keterangan : * = signifikan pada α = 5 % t 0,05 (df = 192) = 1,653

Berdasarkan hasil analisis regresi selanjutnya dapat ditulis model persamaan regresi sebagai berikut

Y = 19,123 – 0,126X1– 0,177X2 – 0,097X3 + 0,052X4 – 0,054X5 – 0,181X6 – 0,106 X7 + e Dimana :

Y = keputusan pembelian online X1 = resiko keuangan X2 = resiko produk X3 = resiko privasi X4 = resiko sosial X5 = resiko psikologis X6 = resiko keamanan X7 = resiko waktu

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,289 yang berarti bahwa 28,9% pengaruh keputusan pembelian online dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh dimensi persepsi resiko (yang meliputi resiko keuangan, resiko produk, resiko privasi, resiko sosial, resiko psikologis, resiko keamanan dan resiko waktu). Sedangkan sebanyak 71,1% lainnya dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

22 Pembahasan

Pengaruh Resiko Keuangan terhadap Keputusan Pembelian Online

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa resiko keuangan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung -2,362 < t tabel -1,653 pada α 5%, atau angka signifikan 0,019 < 0,05 sehingga H1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko keuangan terhadap keputusan pembelian online dapat diterima.

Arah koefisien regersi yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko keuangan maka semakin rendah kemungkinan bagi konsumen untuk memutuskan membeli secara online. Salah satu indikator resiko keuangan adalah adanya biaya tambahan ketika melakukan pembelian online. Rata-rata responden menyatakan bahwa akan ada biaya tambahan yang dibebankan kepada pembeli berupa biaya pengiriman atas barang yang dibeli secara online. Hal ini mengingat pada umumnya online shop menggunakan jasa pengiriman barang untuk menghantarkan barang yang dibeli konsumen. Biaya pengirimannya-pun bahkan tidak jarang lebih besar bila dibandingkan dengan konsumen berbelanja secara langsung di toko. Selain menyangkut adanya biaya tambahan, resiko keuangan lainnya yang bisa terjadi dengan melakukan pembelian online adalah resiko kehilangan uang akibat barang yang telah dipesan tidak kunjung dikirim ke alamat konsumen. Hal ini karena umumnya pembayaran dilakukan terlebih dahulu melalu transfer ke rekening pemilik online shop baru kemudian barang dikirim.

Tingginya resiko keuangan yang dihadapi oleh konsumen pada gilirannya akan mengurangi niat konsumen dalam memutuskan untuk membeli secara online. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Masoud (2013) bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko keuangan terhadap keputusan pembelian online.

23

Pengaruh Resiko Produk terhadap Keputusan Pembelian Online

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa resiko produk mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung -3,252 < t tabel -1,653 pada α 5%, atau angka signifikan 0,001 < 0,05 sehingga H2 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko produk terhadap keputusan pembelian online dapat diterima.

Arah koefisien regersi yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko produk maka semakin rendah kemungkinan bagi konsumen untuk memutuskan membeli secara online. Salah satu resiko produk yang dihadapi konsumen dengan membeli secara

online menurut rata-rata responden adalah sulitnya menilai kualitas produk yang

ditawarkan. Hal ini mengingat produk tersebut tidak bisa dilihat atau diraba secara langsung. Gambaran tentang kualitas produk hanya berdasarkan dari informasi yang dideskripsikan melalui online shop-nya. Kenyataannya, informasi yang dideskripsikan tersebut sering kali tidak sesuai dengan kondisi kualitas produk aslinya. Tidak saja menyangkut kualitasnya, produk secara keseluruhan dapat saja tidak sesuai antara yang ditawarkan oleh toko online dengan produk aslinya. Resiko produk lainnya yang dihadapi konsumen adalah jika membeli produk-produk tertentu terutama produk pakaian, dimana ukuran menjadi masalah. Produk pakaian yang dibeli dari toko online bisa saja kekecilan atau kebesaran, karena produk pakaian tersebut tidak bisa dicoba terlebih dahulu sebelum konsumen membelinya. Hal ini tentu kecil kemungkinan terjadi jika pembelian pakaian tersebut dilakukan oleh konsumen di toko nyata bukan toko online.

Tingginya resiko produk yang dihadapi oleh konsumen akan mengurangi niat konsumen dalam memutuskan untuk membeli secara online. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Masoud (2013) bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko produk terhadap keputusan pembelian online.

24

Pengaruh Resiko Privasi terhadap Keputusan Pembelian Online

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa resiko privasi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung -2,350 < t tabel -1,653 pada α 5%, atau angka signifikan 0,020 < 0,05 sehingga H3 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko privasi terhadap keputusan pembelian online dapat diterima.

Arah koefisien regersi yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko privasi maka semakin rendah kemungkinan bagi konsumen untuk memutuskan membeli secara online. Tidak seperti halnya pembelian secara langsung di sebuah toko, pada pembelian secara online biasanya pihak toko online akan meminta data-data privasi konsumen seperti alamat tempat tinggal, alamat email, nomor rekening, nomor telepon/ hp dan atau data privasi lainnya guna kepentingan transaksi belanja online tersebut. Dengan memberikan data-data privasi tersebut maka resiko yang dihadapi oleh konsumen cendrung lebih besar dibandingkan dengan membeli secara langsung. Resiko yang dihadapi oleh konsumen tersebut misalnya pencurian data, ataupun penyalahgunaan data pribadi oleh pihak penjual online atau pihak-pihak lainnya. Hal ini seperti tampak pada penilaian rata-rata responden yang menyatakan bahwa penjual online shop tidak menjamin privasi saat transaksi secara online. Rata-rata responden juga menyatakan bahwa alamat email, alamat rumah serta nomor rekening yang digunakan untuk urusan belanja online bisa disalahgunakan oleh orang lain. Ini menunjukkan bahwa responden mempersepsikan bahwa resiko privasi bila melakukan pembelian online tergolong tinggi.

Tingginya resiko privasi yang dihadapi oleh konsumen akan mengurangi niat konsumen dalam memutuskan untuk membeli secara online. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Masoud (2013) bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko privasi terhadap keputusan pembelian online.

25

Pengaruh Resiko Sosial terhadap Keputusan Pembelian Online

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa resiko sosial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 1,322 < t tabel -1,653 pada α 5%, atau angka signifikan 0,188 > 0,05 sehingga H4 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko sosial terhadap keputusan pembelian online tidak dapat diterima.

Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari resiko sosial terhadap keputusan pembelian online dapat diartikan bahwa apapun resiko sosial yang diterima, tidak akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian online. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen tidak terpengaruh oleh lingkungan sosial yang berada di sekitar konsumen baik itu teman sebaya, keluarga ataupun orang lain ketika memutuskan membeli atau tidak membeli suatu produk secara online. Bagi konsumen yang memutuskan untuk membeli secara online, mereka tidak akan malu ataupun menyesal meskipun produk yang dibelinya tidak disukai oleh anggota keluarga lainnya ataupun teman-teman terdekatnya karena produk yang dibelinya tersebut memang benar-benar disukai/ diingikan. Konsumen juga tidak akan malu ataupun menyesal meskipun produk yang dibelinya tidak mendapat pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Konsumen juga akan tetap membeli secara online sekalipun beberapa teman terdekat berpikiran bahwa itu dilakukan hanya untuk memamerkan kemampuannya dalam membeli secara online. Sementara itu, bagi konsumen yang tidak memutuskan untuk membeli secara online, mereka tidak akan khawatir dianggap tidak keren oleh teman-temannya hanya karena lebih memilih berbelanja langsung di toko. Mereka juga tidak khawatir bila dianggap tidak gaul karena tidak mencoba berbelanja secara online yang dinilai sedang trend.

Tidak berpengaruhnya resiko sosial terhadap keputusan pembelian online ternyata juga tampak pada penelitian sebelumnya. Seperti misalnya temuan Zhang et al (2012) yang menyatakan bahwa bahwa resiko sosial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian online.

26

Pengaruh Resiko Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Online

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa resiko psikologis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung -1,100 > t tabel -1,653 pada α 5%, atau angka signifikan 0,273 > 0,05 sehingga H5 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko psikologis terhadap keputusan pembelian online tidak dapat diterima.

Tidak adanya pengaruh signifikan dari resiko psikologis terhadap keputusan pembelian online dapat diartikan bahwa apapun resiko psikologis yang diterima, tidak akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian online. Bagi konsumen yang memutuskan untuk membeli secara online, mereka tidak akan merasa khawatir yang berlebihan jika produk yang mereka beli ternyata tidak sesuai dengan yang mereka lihat dalam gambar yang ditampilkan oleh toko online tersebut. Konsumen juga tidak takut dan kecewa bilamana produk yang mereka beli tidak memberikan rasa puas bagi dirinya. Untuk produk-produk seperti halnya produk pakaian, bilamana konsmuen membeli secara online dan ketika produk yang didapatinya ternyata memiliki ukuran yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki maka konsumen merasa bahwa tidak harus dirinya merasa frustasi karena hal tersebut. Selain itu, konsumen yang memutuskan membeli secara online memandang bahwa tidak perlu harus merasa tegang yang berlebihan selama masa penantian atas produk yang dibeli secara online. Meskipun konsumen menyadari adanya resiko psikologis namun hal tersebut tidak membuat mereka terpengaruh untuk mengurangi keputusannya membeli secara online.

Pengaruh Resiko Keamanan terhadap Keputusan Pembelian Online

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa resiko keamanan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung -3,306 < t tabel -1,653 pada α 5%, atau angka signifikan

27

0,001 < 0,05 sehingga H6 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko keamanan terhadap keputusan pembelian online dapat diterima.

Arah koefisien regersi yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko keamanan maka semakin rendah kemungkinan bagi konsumen untuk memutuskan membeli secara online. Salah satu indikator resiko keamanan adalah bahwa umumnya konsumen tidak memiliki informasi yang jelas mengenai penjual di online shop. Dengan tidak jelasnya informasi tentang penjual, maka kemungkinan konsumen dirugikan oleh penjual online tergolong tinggi meskipun tidak semua penjualan online berperilaku demikian. Resiko keamanan lainnya yang bisa dialami oleh konsumen adalah tidak adanya tanggung jawab dari penjual online atas produk yang dijualnya. Jika produk yang dibeli konsumen ternyata tidak sesuai kualitas, tidak sesuai ukuran, tidak sampai ke alamat konsumen, atau terjadi kerusakan dalam proses pengiriman maka penjual online tidak mau bertanggung jawab terkait hal tersebut. Selain itu, mengingat bahwa penjual online umumnya tidak dikenali dengan baik oleh konsumen maka tidak jarang penjual di toko online sering melakukan penipuan. Tingginya resiko keamanan yang dihadapi konsumen pada gilirannya akan mengurangi niat konsumen dalam memutuskan untuk membeli secara online. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Masoud (2013) bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko keamanan terhadap keputusan pembelian online.

Pengaruh Resiko Waktu terhadap Keputusan Pembelian Online

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa resiko waktu mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung -2,010 < t tabel -1,653 pada α 5%, atau angka signifikan 0,046 < 0,05 sehingga H7 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko waktu terhadap keputusan pembelian online dapat diterima.

Arah koefisien regersi yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko waktu maka semakin rendah kemungkinan bagi konsumen untuk memutuskan membeli

28

secara online. Salah satu resiko waktu yang dihadapi konsumen dengan membeli secara

online adalah pengiriman yang tidak tepat waktu. Jika konsumen membeli produk di toko

real, maka saat itu juga produk yang dibeli konsumen bisa dibawa pulang (tidak perlu menunggu waktu yang lama). Hal ini tentu berbeda jika produk tersebut dibeli di toko

online, dimana konsumen harus menunggu beberapa waktu agar produk tersebut sampai ke

alamat konsumen. Disinilah letak resikonya, dimana pengiriman produk yang dibeli melalui toko online dapat saja tidak tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan. Resiko waktu lainnya yang harus ditanggung konsumen adalah bahwa tidak menutup kemungkinan produk yang dibeli dari toko online tidak sampai ke alamat tujuan konsumen atau salah alamat. Beberapa produk terentu yang dibeli secara online juga bisa mengalami kerusakan yang diakibatkan benturan atau terjatuh selama proses pengiriman berlangsung.

Tingginya resiko waktu yang dihadapi oleh konsumen pada gilirannya akan mengurangi niat konsumen dalam memutuskan untuk membeli secara online. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Zhang et al (2012) bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko waktu terhadap keputusan pembelian online.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Resiko keuangan, resiko produk, resiko privasi, resiko keamanan dan resiko waktu mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap keputusan pembelian online. 2. Resiko sosial dan resiko psikologis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian online. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial dari penelitian ini berkaitan dengan sarana yang diberikan atas dasar hasil analisis dan pembahasan. Untuk itu bebarapa saran yang ditujukan kepada penjual online adalah sebagai berikut:

29

1. Untuk meminimalkan resiko keuangan, pihak penjual online dapat membolehkan konsumen untuk menggunakan sistem COD (Cash On Delivery) jika berada dalam satu wilayah dimana penjual online tersebut berada. Selain itu dapat juga meminta dan menampilkan testimoni dari para konsumen yang pernah melakukan pembelian online dalam website atau akun di situs jejaring sosial yang dimiliki penjual online. 2. Untuk meminimalkan resiko produk, pihak penjual online perlu memberikan

informasi yang jelas dan detail mengenai spesifikasi produk yang dijual dalam

website-nya baik itu informasi dalam bentuk tulisan, gambar maupun video.

Kelengkapan informasi yang diberikan akan memberikan keyakinan bagi konsumen dalam berbelanja terutama yang baru pertama kali melakukan pembelian online. 3. Untuk meminimalkan resiko privasi, pihak penjual online harus bisa menjaga dan

tidak menyalahgunakan data-data pribadi konsumen yang melakukan transaksi

online dengannya. Misalnya tidak memberikan informasi data pribadi konsumen

kepada pihak penjual online lainnya yang dikenal untuk melakukan penawaran-penawaran produk kepada konsumen.

4. Untuk meminimalkan resiko keamanan, pihak penjual online harus memberikan informasi yang lengkap, jelas dan benar tentang diri penjual online tersebut (seperti alamat, no tlp/HP, dan data diri lainnya yang dipandang penting). Selain itu, penjual

online harus berlaku jujur dan bukan sebaliknya memiliki motif penipuan. Salah

satu cara berlaku jujur adalah dengan menampilkan contoh bukti-bukti pengiriman barang kepada konsumen yang pernah melakukan pembelian online melalui website atau akun di situs jejaring sosial yang dimiliki penjual online. Dengan berlaku jujur maka akan tercipta citra penjual online yang positif dibenak konsumen.

5. Untuk meminimalkan resiko waktu, pihak penjual online perlu mempertimbangkan penggunaan kurir dari pihak penjual online sendiri dan bukan menggunakan jasa kurir. Selain agar produk lebih aman dan lebih cepat sampai ke konsumen, penggunaan kurir dari pihak penjual online sendiri juga berguna untuk menjelaskan secara detail mengenai produk tersebut beserta cara penggunaan atau cara perawatannya. Hal ini akan lebih membangun hubungan yang baik antara penjual dengan konsumen.

30

Sementara itu, saran kepada konsumen yang tertarik untuk melakukan pembelian secara online adalah:

1. Konsumen sebaiknya terlebih dahulu mencari tahu secara jelas tentang jual beli

online baik itu informasi mengenai penjualnya, produk serta proses transaksinya.

Hal ini dengan maksud untuk mengurangi resiko yang dapat merugikan konsumen dalam membeli secara online.

2. Konsumen sebaiknya untuk transaksi pertama kalinya lebih mengutamakan sistem COD (Cash On Delivery) terutama bila tidak begitu yakin dengan penjualnya. 3. Konsumen perlu juga lebih berhati-hati bilamana memberikan data-data pribadinya

kepada penjual online untuk menghindari penyalahgunaan data-data tersebut.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentu memiliki keterbatasan. Adapun sejumlah keterbatasan itu diantaranya adalah:

1. Besarnya nilai Adjusted R Square 0,289 yang berarti kontribusi dari dimensi persepsi resiko pembelian online yang diteliti terhadap keputusan pembelian online hanya 28,9% sehingga masih ada 71,1% kontribusi variabel lainnya yang tidak diteliti tetapi memilik pengaruh terhadap keputusan pembelian online.

2. Penelitian ini hanya mengambil sampel dari satu fakultas saja yaitu di FEB UKSW. Tentu saja temuan penelitian ini belum bersifat general untuk keseluruhan mahasiswa UKSW.

3. Penelitian ini tidak menspesifikasikan pengamatan pada produk apa yang dibeli secara online.

4. Dalam penentuan kriteria sampel tidak ditanyakan mengenai frekuensi pembelian secara online.

31 Penelitian Mendatang

Memperhatikan kedua keterbatasan penelitian di atas maka bagi calon peneliti berikutnya disarankan untuk:

1. Menambahkan variabel penelitian lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi keputusan pembelian online, seperti misalnya: variabel trust (kepercayaan) terhadap penjual, kualitas pelayanan, harga produk online dan variabel lainnya yang relevan. 2. Memperluas sampel penelitian tidak saja di satu fakultas tetapi semua fakultas yang

ada di UKSW sehingga temuan hasil penelitian lebih dapat digeneralisasikan. 3. Sebaiknya penelitian lebih difokuskan pada salah satu produk tertentu yang dibeli

secara online, misalnya produk fashion, atau produk elektronik, atau produk lainnya.

4. Perusahaan menambahkan kriteria sampel yang dipilih sehubungan dengan frekuensi pembelian online. Misalnya minimal 3 kali pernah membeli secara online.

32 DAFTAR PUSTAKA

Almousa, Moudi., 2011. Perceived Risk in Apparel Online Shopping A Multi Dimensional Perspective. Canadian Social Science, Vol. 7, No. 2.

Claudia, Iconaru., 2012. Perceived Risk When Buying Online: Evidence From A

Dalam dokumen T1 212009022 Full text (Halaman 30-51)

Dokumen terkait