• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN Tabel Proses Stereotip Subjek 1

Dalam dokumen T1 802011132 Full text (Halaman 23-40)

Subjek 1 Proses Stereotip Kategorisasi Otomatis Interpretasi Informasi Merevisi Kategori Keyakinan Pembentukan Kesan Terindividuasi - Licik dan tidak licik - berbicara atau sikap menghormati lah. - Bilangnya ini, ehhh nanti berubah lagi. Begitu - Ada salah ada bener. - Yang baik dan juga ada yang tidak to - Tidak semua sama. - Dari perilaku dan tutur kata. - Tidak mau kerjasama. - Bicara mereka itu suka buat emosi. - Bilangnya ini, ehhh nanti berubah lagi. - Suka omong-kosong.

Tabel Konten/Isi Stereotip Subjek 1 Subjek

1

Konten/ Isi Stereotip

Pertentangan Sistem Keyakinan Perilaku yang Ekstrim dan

- Selama mereka baik ya tidak apa-apa. Asal tidak punya maksud yang lain. Yang buruk yang bisa merusak hubungan kita di sini sa. - Iya pernah, namun harus pintar2 dalam

bekerjasama juga ya.

- Kalau itu masih saya pertimbangkan kembali sodara.

- Mungkin bisa jadi akan terulang kembali tindakan negatif orang rote - Untuk hal itu sulit

sepertinya sodara.

Tabel Pembentukan In-Group dan Out-Group Subjek 1 Subjek

1

Pembentukan In-Group dan Out-Group Efek Favoritisme

In-Group

Efek Asumsi Kesamaan

Efek Homogenitas Out-Group

- Tidak semua orang Timor itu jelek. - Otomatis saya

tidak setuju. - Ya kalau orang

timor bicara terus terang.

- Mereka semua itu sama saja. Licik itu jelas. Sombong juga Selain licik, mereka itu suka omong kosong. Seperti itu.

- Sama Licik.

- Mereka juga sama saja. - Punya rasa hormat yang

tinggi.

- Tapi seperti sombong, licik, mafia itu jelas ada. - Benci terhadap omongan

yang suka bicara omong-kosong dan mutar2 itu. - Sama licik saja.

Tabel Proses Stereotip Subjek 2 Subjek 2 Proses Stereotip Kategorisasi Otomatis Interpretasi Informasi Merevisi Kategori Keyakinan Pembentukan Kesan Terindividuasi - Mereka itu baik, sopan. -Mereka tidak baik

- Orang Rote ini sangat bagus sekali dalam menerima tamu. - Bagi yang belum mengerti hukum. - Berita yang orang cerita itu yang mungkin berlebihan - Saling menghormati,s aling bertukar pikiran satu sama lain. - Orang jahat2 semua. - Mereka itu baik, sopan, menerima saya. - Kalau orang Rote pendidikanny a kurang. - Orang rote

itu baik2 kok. - Mereka itu tidak baik. - Menolong suka membantu juga. Tidak jalan sendiri. Kerjasama - Kesenian terkenal dari Rote. - Gotong royong ada kerjasama

ada, saling menghargai, menghormati

Tabel Konten/Isi Stereotip 2

Subjek 2

Konten/Isi Stereotip

Pertentangan Sistem Keyakinan Perilaku yang Ekstrim dan

Negatif - Hubungan dekat ya kita di daerah rantau.

Misalnya kita tetangga. Kita hidup saling menghoramti, menghargai, kita tidak membedakan. Misalnya ada kedukaan atau acara2 kita gotong royong saling membantu.

- Kalau orang Rote tu mereka tu pendidikannya kurang. main hakim sendiri. - Main hakim sendiri.

Tabel Pembentukan In-Group dan Out-Group Subjek 2 Subjek

2

Pembentukan In-Group dan Out-Group Efek

Favoritisme In-Group

Efek Asumsi Kesamaan Efek Homogenitas Out-Group

- Orang sabu dia dominananya itu sirih pinang.

- Mereka baik2 saja kok. - Sabu,orang rote kalau mau cerita itu satu sebenarnya.

- Kita gotong royong

- Bagus menerima tamu

- Mereka itu tidak baik

saling membantu. - Sikap mereka itu

tolong menolong gotong royong.

- Bakat semua sama. - Orang rote dan sabu

sama jual sayur, iris tuak, nelayan juga sama nelayan.

berdamai

- Orang rote itu baik2 kok.

- Gotong royong ada kerjasama ada, saling menghargai, menghormati

Tabel Proses Stereotip Subjek 3

Subjek 3 Proses Stereotip Kategorisasi Otomatis Interpretasi Informasi Merevisi Kategori Keyakinan Pembentukan Kesan Terindividuasi - Pergaulannya bagus. Orangnya suka bicara banyak. Juga Adat dan budayanya banyak. -Marah sudah emm punya musuh pasti ambil parang. -Orang rote kita tidak ada apa-apa. - Orang rote dalam pergaulannya bagus. - Orangnya suka bicara banyak. - Juga Adat dan

budayanya banyak.

Tabel Konten/Isi Stereotip Subjek 3 Subjek

3

Konten/Isi Stereotip

Pertentangan Sistem Keyakinan Perilaku yang Ekstrim dan Negatif

- Emmm selama pergaulan saya saya belum pernah alami itu. Karena saya belum pernah berbisnis yang besar dengan orang Rote.

- Orang rote itu kalau sudah marah emm punya musuh pasti ambil parang.

- Orang rote kalau masalah tanah atau harta pasti baku bunuh.

- Artinya itu dia baik.

- Kuat mafia, omong muka belakang (muka lain belakang lain).

- Mereka itu pemberani. - Bayar berapa saja untuk

bunuh orang, orang rote. - Orang sombong paling suka

omong tinggi. tambah lai kalau dia su mabok, dia bilang lu tahu to rote jago itu orang rote.

Tabel Pembentukan In-Group dan Out-Group Subjek 3

Subjek 3

Pembentukan In-Group dan Out-Group Efek Favoritisme In-Group Efek Asumsi Kesamaan Efek Homogenitas Out-Group - Alor lumayan

bajingan juga heh. - Jago terbang, jago

- Orang rote bajingan, alor lebih bajingan lagi.

- Di kupang itu rasa nasionalisme itu sudah tinggi.

bunuh orang dan segala macam. - Dong sonde dapat

sang ketong. Iya to?

- Orang rote suka angkat parang, orang alor bisa terbang angkat parang.

- Punya persekutuan juga orang alor iya to.

- Orang rote,orang timor,orang alor sama.

- Orang rote pun maju orang alor pun maju.

- Pergaulannya bagus. suka bicara banyak. Juga Adat dan budayanya banyak. - Perkumpulan. Nah

itu bagus.

- Punya musuh pasti ambil parang.

- Orang rote begitu2 ma kuat mafia,

omong muka

belakang (muka lain belakang lain). - Orang rote eeee eee

itu banyak

kerajinan2 mereka.

- Mereka itu

pemberani. - Terlalu baik

- Orang rote sombong. - Dalam berdebat. - Orang rote jug a

hebat berdebat itu jangan main2.

Tabel Proses Streotip subjek 4

Subjek 4 Proses Stereotip Kategorisasi Otomatis Interpretasi Informasi Merevisi Kategori Keyakinan Pembentukan Kesan Terindividuasi

- Itu Licik seperti Ular - Sombong

- Informasi yang ada ini perlu kita lihat dan pilah sesuai tidak.

- Kerjasama itu ada lah.

- Seperti Licik itu loh.

Tabel Konten/Isi Stereotip Subjek 4 Subjek

4

Konten/ Isi Stereotip Pertentangan Sistem

Keyakinan

Perilaku yang Ekstrim dan Negatif

- Ya tentu pasti kerjasama itu ada lah.

- Mereka itu Licik seperti Ular kata orang seperti itu.

- Kan mereka cukup pintar tuh dalam politiknya.

- Jadi ya mereka bisa menyalahkan orang lain, emmm padahal mereka yang salah nah gitu.

Tabel Pembentukan In-Group dan Out-Group Subjek 4

Subjek 4

Pembentukan In-Group dan Out-Group Efek Favoritisme In-Group Efek Asumsi Kesamaan Efek Homogenitas Out-Group - Mereka beda dengan etnis saya atau yang lain juga. - Sikap kami ya emm kami saling menghormati saja perbedaan satu dengan yang lain gitu.

- Mereka itu cerdas, kuat politiknya, pintar dalam berbahasanya, emmm ya nilai budaya mereka juga baik. - Berani merupakan

budaya mereka, adat istiadat yang masih kuat seperti rasa persatuan mereka gitu. - Mereka itu Licik

seperti Ular kata orang seperti itu. - Ya kalau yang

menurut saya baik ya kenapa tidak kan.

- Mereka juga banyak memiliki nilai2 positif yang bisa kita tiru kan.

Rangkuman subjek 1-4 Subjek 1-4 Proses Stereotip Kategorisasi Otomatis Interpretasi Informasi Merevisi Kategori Keyakinan Pembentukan Kesan Terindividuasi - Licik - Sombong - Omong-kosong - Main hakim sendiri - Pemberani - Pergaulanya bagus - Mereka itu Licik seperti Ular kata orang seperti itu. - Beda dengan etnis saya - Mereka - Tidak semua orangnya licik dan suka omong-kosong. - Tapi emmm menurut pengalaman saya di - Perilaku dan tutur kata kan bisa di lihat juga to. - Umumnya orang jahat2 semua - Kalau orang Rote itu

- Banyak bicara - Nilai penghormtan yang tinggi - Pintar politik

tidak baik lingkungan saya atau dalam pergaulan saya belum pernah melihat itu - Ketika saya datang kesana orang Rote ini sangat bagus sekali dalam menerima tamu. - Saling menghormati, saling bertukar pikiran satu sama lain. pendidikannya kurang.

- Juga Adat dan budayanya banyak. - Terkenal - Orang Rote dalam pergaulannya itu baik-baik.

Tabel Konten/Isi Stereotip Subjek 1-4

Subjek 1-4

Konten/ Isi Stereotip Pertentangan Sistem

Keyakinan

Perilaku yang Ekstrim dan Negatif

- Yang buruk yang bisa merusak hubungan kita di sini sa.

- Harus pintar2 dalam bekerjasama juga ya.

- Kalau itu masih saya pertimbangkan kembali sodara.

- Ya tentu pasti kerjasama itu ada lah. Kita hidup dengan banyak etnis yang berbeda pasti ada kerjasama.

- Sudah marah sudah emm punya musuh pasti ambil parang. - Mereka itu Licik seperti Ular

Terus mereka itu sedikit Sombong Kan mereka cukup pintar tuh dalam politiknya. Jadi - menyalahkan orang lain, emmm padahal mereka yang salah nah gitu.

- Kan mereka cukup pintar tuh dalam politiknya

Tabel Pembentukan In-Group dan Out-Group Subjek 1-4

Subjek 1-4

Pembentukan In-Group dan Out-Group Efek Favoritisme

In-Group

Efek Asumsi Kesamaan

Efek Homogenitas Out-Group

- Tidak semua orang Timor itu jelek. - Kan orang alor

bajingan juga - Mereka saling menghormati, saling bertukar pikiran satu sama lain. - Karena orang alor bilang orang rote bajingan, orang

- Selain licik, mereka itu suka omong kosong. - Rasa hormat yang

tinggi

- Terlalu baik. Terus apa perkumpulan mereka itu juga artinya bagus. - Ya banyak orang rote

alor lebih bajingan. - Orang sabu,

orang rote. Kita orang

sabu,orang rote kalau mau cerita itu satu sebenarnya.

kota kupang dan banyak orang rote yang sudah merubah hidupnya dari yang tidak ada menjadi ada.. - Mereka berdebat itu di

mana-mana, artinya hebatlah.

- Kesenian kita bahwa lagu-lagu daerah NTT itu terkenal di pusat sana berasal dari Rote.

PEMBAHASAN

Stereotip Etnis Sabu, Sumba, Timor, dan Alor terhadap etnis Rote Komunikasi antarbudaya cenderung mengalami kemudahan jika pelaku komunikasi yang berlainan budaya memiliki derajat persamaan dalam persepsi, sebaliknya jika terdapat kesulitan dalam persamaan persepsi maka komunikasi yang berlangsung tidak akan efektif dan menimbulkan kecenderungan untuk menguatkan akan perbedaan kelompok (Abrams & Hogg, 1988).

Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa stereotip adalah citra yang dimiliki sekelompok orang tentang sekelompok orang lainnya yang berupa deskripsi dan biasanya dianggap overgeneralisasi seperti peneltian yang dilakukan oleh (Kaumbur, 2013) kesan negatif dari masyarakat pada individu maupun kelompok mahasiswa yang berasal dari Kupang dan mahasiswa yang berasal dari Ambon. Setelah kesan negatif pada kedua kelompok etnis ini maka stereotip ini mulai digeneralisasikan pada etnis-etnis timur lainnya Stereotip muncul karena dipelajari dari berbagai cara Secara umum bahwa stereotip memiliki dua dimensi dasar yakni : Deskriptif dan Evaluatif. Dimensi deskriptif yang dimaksud di sini adalah isi stereotip yang berupa sifat-sifat sedangkan dimensi evaluatif menyangkut penilaian terhadap sifat-sifat tersebut dalam arah positif atau negatif. (1) mengandung keyakinan stereotip ambivalen (pertentangan) yang mencerminkan hubungan antara kelompok, (2) meningkatkan persepsi stereotip perilaku negatif dan ekstrim, dan (3) mempertahankan stereotip pemisahan antara in-groups ("kami") dan out-group ("mereka") Operario dan Fiske (dalam Brown dan Gaertner, 2003). Dimana dari hasil yang ditemukan pada thema yang dimunculkan oleh subjek adalah meskipun ada streotipikal negatif terhadap orang

Rote, setiap subjek masih menjalin komunikasi serta kerjasama dengan orang rote Operario dan Fiske (dalam Brown dan Gaertner, 2003). Sedangkan untuk persepsi perilaku negatif yang di streotipkan setiap subjek tehadap etnis rote sendiri antara lain: Licik, tindakan main hakim sendiri, sombong, mafia, pemberani. Hal ini sesuai dengan yang dibahas oleh (Al Qadrie, 1999) dimana streotip negatif yang dimunculkan oleh etnis Dayak terhadap orang madura. Lebih lanjut, Hal ini menggambarkan bahwa stereotip memanfaatkan kekhasan konsep negatif dan ekstrim yang disimpan dalam representasi mental masyarakat, sehingga rentan terhadap proses kognitif dengan kekhasan sifat sosial yang tidak diinginkan dari perilaku seseorang, Fiske (dalam Brown & Gaertner, 2003).

Adapun proses dari pada Stereotip mengandung empat sifat dasar yakni: Kategorisasi otomatis, Interpretasi informasi, Merevisi keyakinan kategoris, dan Membentuk kesan terindividuasi (Brown & Gaertner, 2003). tentunya bahwa tindakan kategorisasi yang dimunculkan oleh setiap subjek pada thema berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tindakan kategorisasi yang dimunculkan itu antara lain para subjek mengatakan bahwa etnis rote ini: tidak baik, sombong, mafia dan juga licik sedangkan tindakan kategorisasi yang berbeda di tunjukan oleh subjek ke dua dimana subjek menganggap bahwa orang rote ini pendidiknnya masih kurang. Sedangkan untuk interpretasi infomasi yang yang terdapat pada thema subjek adalah interpretasi terkait dengan perilaku tidak baik yang di tunjukan oleh subjek ke dua dan perilaku licik dan permainan pola bahasa yang ditunjukan oleh orang rote dimana di anggap berlebihan hal ini di tunjukan oleh thema pada subjek pertama. Terkait dengan merevisi keyakinan yang terdapat pada thema subjek bisa dilihat bahwa perilaku tidak baik ini berubah menjadi

ternyata orang rote ini sangat baik hal ini dimunculkan oleh thema pada subjek ke dua, hal lain yang terdapat pada thema adalah terkait sikap licik dimana subjek menganggap bahwa tidak semua orang rote licik dan suka omong kosong hal ini nampak pada thema yang dimunculkan oleh subjek pertama sesuai dengan hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Menurut Hilton & Von Hippel, 1996 (dalam Brown & Gaertner), perceivers dapat memodifikasi atau merevisi keyakinan kategoris dengan adanya motivasi untuk memperhatikan informasi-informasi yang ada pada kelompok atau individu sasaran steretotip. Sedangkan untuk kesan terindividuasi pada thema setiap subjek adalah perilaku sombong dan licik yang munculkan oleh kesan subjek pertama, sedangkan untuk subjek ke dua sendiri membentuk kesan perilaku main hakim yang diakibatkan oleh kurangnya pendidikan, subjek ke tiga sendiri membentuk kesan bahwa orang rote ini politiknya kuat, budaya dan adat yang masih kental, dan pada subjek ke empat mengatakan bahwa orang rote ini kuat mafia, dan licik seperti ular.

Serta pembentukan yang membedakan angota in-group dan out-group yakni: In-group favoritism effect, Assumed similarity effect, dan Out-group homogeneity effect. Brown & Gaertner (2003) . dimana setiap subjek baik subjek ke satu, tiga, dan ke empat cenderung akan lebih memberikan penilai positif terhadap anggota in-group. Hal ini tergambarkan dari thema yang dimunculkan oleh subjek dimana subjek mengatakan bahwa apabila terjadi konflik antara etnisnya dengan etnis rote subjek akan cenderung membela etnisnya dibandingkan etnis rote serta memberikan penilaian positif yang lebih kepada anggota in-group (Taylor, dkk. 2009). Hal ini berbeda dengan thema yang dimunculkan oleh subjek ke dua dimana subjek lebih melihat konflik secara adil dan tidak memihak kepada

siapa-siapa. Efek asumsi kesamaan dari thema yang dimunculkan oleh para subjek terhadap orang rote sendiri dimana subjek menganggap subjek menganggap dirinya dan orang rote sama-sama memiliki nilai penghormatan yang sama denga subjek serta komptensi yang sama pula (Taylor, dkk. 2009). Namun hal berbeda ditunjukan oleh thema pada subjek pertama menganggap bahwa etnisnya dan orang rote tidak memilikikesamaan dengan orang rote.

Selain itu para subjek juga menganggap bahwa semua orang rote itu sama dalam hal licik, mafia, sombong, dan tindakan main hakim serta streotipikal positif yang dimunculkan antaranya subjek menganggap orang rote ini pintar dan memiliki nilai budaya serta kompetensi yang banyak dan terkenal hal ini dikemukakan oleh Fiske, Xu, Cuddy, & Glick (dalam Brown & Gaertner 2003). Dalam pandangan ini, kompetensi dan kehangatan merupakan dimensi utama dari sistem keyakinan yang ambivalen dalam konteks pemaknaan isi stereotip.

Stereotip mengenai suatu kelompok dapat berbeda-beda artinya stereotip dapat berubah dari waktu ke waktu Adapun stereotip dan memiliki pengaruh terhadap komunikasi antarbudaya. Pengaruh tersebut antara lain meliputi dan mengarah terhadap 4 macam manifestasi yaitu : Penghindaran diri, diskriminasi, serangan fisik, dan pemusnahan.

Stereotip mempunyai pengaruh setidak-tidaknya dalam tiga hal terhadap komunikasi antarbudaya, yaitu: Stereotip dapat menyebabkan tidak terjadinya komunikasi antarbudaya. Stereotip negatif yang kuat, menyebabkan orang memilih bergaul hanya dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya baik suku bahasa, dan status sosial dalam masyarakat. Stereotip cenderung menghasilkan hal-hal yang negatif selama terjadinya proses komunikasi

antarbudaya, sehingga mempengaruhi kualitas dan intensitas interaksi. Jika stereotip sangat mendalam maka orang akan terlibat dalam perilaku antilokusi dan diskriminasi aktif terhadap kelompok orang yang tidak disukai. Hal ini selanjutnya akan membawa pada konfrontasi dan konflik terbuka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi antarbudaya. Komunikasi merupakan alternatif utama dalam membangun hubungan yang baik antara komunikator dengan komunikan. Tentunya perbedaan latar belakang kebudayaan harus menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak dalam berinteraksi.

Dalam dokumen T1 802011132 Full text (Halaman 23-40)

Dokumen terkait