• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian Tambahan berdasarkan Gambaran Subjek

Peneliti melakukan analisa dan pembahasan berdasarkan data demografi subjek. Gambaran juga dijelaskan berdasarkan skor pada masing-masing aspekhardiness oleh Maddi (2012). Berikut merupakan gambaran hardiness dan aspek-aspeknya pada karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan.

a. Gambaran Hardiness berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut merupakan data yang diperoleh dari 53 orang karyawan laki-laki dan 56 karyawan perempuan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan.

Tabel 17. Gambaran Hardiness berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Tantangan Kontrol Komitmen Total Laki-laki (N=53) Mean 12.30 16.42 22.60 51.32 SD 1.9 2.0 3.5 5.9 Perempuan (N=56) Mean 12.16 15.82 22.27 50.25 SD 1.5 1.9 3.3 5.0

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa total rata-rata skor hardiness pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan perempuan. Apabila dilihat dari aspek tantangan, karyawan laki-laki memiliki rata-rata skor 12.30, sedangkan perempuan 12.16. Pada aspek kontrol, laki-laki memiliki skor rata-rata 16.42, dan perempuan 15.82. Pada aspek komitmen, laki-laki memiliki skor rata-rata 22.60 dan perempuan 22.27. Keseluruhan skor ini kemudian dijumlahkan dan memperoleh skor total hardiness 51.31 untuk laki-laki dan 50.25 untuk perempuan.

b. Gambaran Hardiness berdasarkan Suku

Peneliti menemukan 6 (enam) jenis suku pada, yaitu suku Aceh, suku Batak, suku Jawa, suku Melayu, suku Padang dan suku Tionghoa. Berikut merupakan gambaran skor hardiness karyawan e-commerce di Kota Medan berdasarkan sukunya.

Tabel 18. Gambaran Hardiness berdasarkan Suku Suku Tantangan Kontrol Komitmen Total Aceh (N=3) Mean 13.00 17.00 23.67 53.67 SD 2.0 3.4 5.6 10.9 Batak (N=57) Mean 12.14 16.05 22.18 50.37 SD 1.8 1.8 3.4 5.1 Jawa (N=21) Mean 12.19 15.52 22.29 50.00 SD 1.5 2.4 2.8 5.7 Melayu (N=2) Mean 13.00 16.50 24.50 54.00 SD 0.0 2.1 3.5 1.4 Padang (N=4) Mean 13.25 16.50 23.50 53.25 SD 0.5 1.9 3.7 5.4 Tionghoa (N=22) Mean 12.14 16.59 22.68 51.41 SD 1.9 2.0 3.8 6.0

Data diatas menunjukan skor rata-rata dan standard deviationhardiness karyawan e-commerce di Kota Medan berdasarkan masing-masing suku. Sebagai subjek dengan jumlah terbanyak, suku Batak memiliki rata-rata skor pada aspek tantangan yakni 12.14, aspek kontrol 16.05, komitmen 22.18 dengan total50.37. Menyusul Tionghoa dengan jumlah subjek 22 orang, yang memiliki skor rata-rata aspek tantangan 12.14, kontrol 16.59, komitmen 22.68 dengan total51.41. Apabila dilihat dari skor rata-rata tertinggi pada masing-masing aspek dan variabel, maka rata-rata skor tantangan tertinggi diperoleh suku Padang dengan skor 13.25, skor rata-rata aspek kontrol tertinggi diperoleh suku Aceh dengan skor 17.00, dan skor rata-rata aspek komitmen tertinggi diperoleh suku Melayu dengan skor 24.50. Terakhir, total skor rata-rata Hardiness tertinggi diperoleh suku Melayu dengan skor 54.00.

c. Gambaran Hardiness berdasarkan Usia

Berikut merupakan gambaran skorhardiness karyawan yang dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok berdasarkan usianya.

Tabel 19. Gambaran Hardiness berdasarkan Usia Usia Tantangan Kontrol Komitmen Total >30 Tahun (N=3) Mean 12.33 14.67 22.67 49.67 SD 2.0 1.1 5.5 6.5 20-24 Tahun (N=66) Mean 12.41 16.20 22.85 51.45 SD 1.7 2.1 3.1 5.3 25-29 Tahun (N=40) Mean 11.92 16.08 21.72 49.72 SD 1.7 1.8 3.7 5.8

Hasil penelitian diatas menemukan skor rata-rata aspek tantangan subjek berusia 20-24 Tahun memiliki skor 12.41, disusul oleh subjek berusia >30 Tahun memiliki skor 12.33, dan subjek berusia 25-29 Tahun memiliki skor 11.92. Pada aspek kontrol, skor paling banyak diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 16.20, selanjutnya sampel berusia 25-29 Tahun dengan skor 16.08 dan sampel >30 Tahun dengan skor 14.67. Aspek Komitmen dengan skor rata-rata tertinggi diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 22.85, sampel berusia >30 Tahun dengan skor 22.67 dan terakhir sampel berusia 25-29 Tahun dengan skor 21.72. Secara keseluruhan total skor rata-rata hardiness paling tinggi diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 51.45, kemudian sampel berusia 25-29 Tahun dengan skor 49.72 dan sampel berusia > 30 Tahun dengan skor 49.67.

d. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan

Kelompok kategori ini terdiri dari karyawan yang belum menikah dan sudah menikah. Berikut merupakan gambaran hardiness sampel, dilihat dari status pernikahannya.

Tabel 20. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan Status Tantangan Kontrol Komitmen Total Belum Menikah (N=102) Mean 12.28 16.08 22.51 50.87 SD 1.7 2.0 3.4 5.6 Menikah (N=7) Mean 11.43 16.57 21.29 49.29 SD 2.2 2.2 2.8 4.4

Berdasarkan data diatas, skor rata-rata aspek tantangan pada karyawan yang belum menikah yaitu 12.28 dan 11.43 pada karyawan yang sudah menikah. Pada aspek kontrol, karyawan yang sudah menikah memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi yaitu 16.57, sedangkan karyawan yang belum menikah 16.06. Pada aspek komitmen, rata-rata skor karyawan yang belum menikah lebih tinggi, yaitu 22.51, sedangkan karyawan yang sudah menikah memiliki skor rata-rata 21.29. Secara keseluruhan, dilihat dari variabel hardiness, skor rata-rata karyawan yang belum menikah, yaitu 50.87 dan karyawan yang sudah menikah 49.29. maka, dapat dikatakan bahwa karyawan yang belum menikah memiliki rata-rata skor hardiness lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang sudah menikah.

e. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja

Masa lama bekerja karyawan dibagi menjadi 6 (enam) kelompok. Berikut merupakan gambaran hardiness karyawan berdasarkan masa kerjanya.

Tabel 21. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja Lama Kerja Tantangan Kontrol Komitmen Total 1 - 3 Bulan (N=21) Mean 12.24 15.86 23.05 51.14 SD 1.5 2.3 3.5 6.0 4 - 6 Bulan (N=18) Mean 12.94 17.11 22.72 52.78 SD 1.4 2.2 3.3 4.7 7 - 9 Bulan (N=16) Mean 11.94 15.56 21.44 48.94 SD 2.0 2.1 2.8 4.8 10 - 12 Bulan (N=18) Mean 11.78 15.94 22.00 49.72 SD 2.5 1.3 3.2 5.9 1 Tahun (N=22) Mean 12.09 15.64 22.64 50.36 SD 1.3 1.6 3.8 5.6 2 Tahun (N=14) Mean 12.43 16.79 22.50 51.71 SD 1.2 2.0 3.7 5.6

Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat rata-rata skor tantangan tertinggi diperoleh kelompok dengan masa kerja 4-6 bulan, yaitu dengan rata-rata skor 12.94 dan skor terendah pada kelompok dengan masa kerja 10-12 bulan, yaitu dengan rata-rata skor 11.87. Kedua,pada aspekkontrol, rata-rata skor tertinggi diperoleh karyawan dengan masa kerja 4-6 bulan yaitu 17.11 dan rata-rata skor terendah terdapat pada karyawan dengan lamanya masa kerja 7-9 bulan dengan skor rata-rata 15.56. Pada aspek komitmen, skor rata-rata tertinggi diperoleh karyawan dengan lamanya masa kerja 1-3 bulan dengan rata-rata skor 23.05 dan rata-rata skor terendah 21.44 pada kelompok dengan lama bekerja 7-9 bulan. Secara

keseluruhan pada aspek hardiness, rata-rata skor tertinggi diperoleh kelompok dengan lama bekerja 4-6 bulan dengan rata-rata skor 52.78. Rata-rata skor terendah variabel hardiness terdapat pada kelompok dengan lama masa kerja 7-9 bulan dengan skor 48.94.

f. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berikut merupakan gambaran hardiness berdasarkan tingkat pendidikannya. Peneliti memperoleh 4 (empat) kelompok yang berasal dari tingkat pendidikan yang berbeda, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma III (D-III), dan Sarjana (Strata-I). Berikut merupakan hasilnya pada Tabel 22.

Tabel 22. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Tantangan Kontrol Komitmen Total D3 (N=17) Mean 12.35 15.29 22.35 50.00 SD 1.5 2.0 2.6 4.5 S1 (N=78) Mean 12.06 16.35 22.50 50.91 SD 1.8 2.0 3.6 6.0 SMA (N=13) Mean 13.00 15.85 21.77 50.62 SD 1.2 1.9 2.6 3.6 SMK (N=1) Mean 13.00 15.00 27.00 55.00 SD - - - -

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa karyawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas(SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki skor tantangan tertinggi, yaitu 13.00. Selanjutnya pada aspek kontrol, kelompok yang memiliki skor rata-rata tertinggi adalah Sarjana (S1) dengan rata-rata 16.35. Pada aspek

komitmen, kelompok yang memiliki skor rata-rata tertinggi adalah SMK dengan nilai 27.00. Skor tertinggi secara keseluruhan diperoleh kelompok SMK dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok S1 dengan rata-rata 50.91.

g. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja

Berikut merupakan gambaran skor rata-rata hardiness karyawan pada perusahaan e-commerce di Kota Medan, dilihat dari posisinya di tempat kerja.

Tabel 23. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja Posisi Tantangan Kontrol Komitmen Total Staff (N=89) Mean 12.08 15.90 21.89 49.87 SD 1.7 1.8 3.1 4.7 Manager (N=14) Mean 13.00 17.21 24.93 55.14 SD 1.9 2.1 3.6 6.5 CEO (N=6) Mean 12.67 16.67 24.67 54.00 SD 1.8 3.0 4.0 8.0

Tabel 23 menunjukan rentang skor rata-rata aspek tantangan, kontrol dan komitmen pada hardiness dilihat dari 3 (tiga) posisi di tempat kerja. Aspek tantangan, kontrol dan komitmen memiliki skor tertinggi pada posisi kerja sebagai manager. Demikian dilihat dari keseluruhan total skor masing-masing aspek, dapat dilihat bahwa total skor rata-rata variabel hardinesstertinggi terdapat pada sampel dengan posisi sebagai manager, disusul oleh sampel dengan posisi sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan staff.

h. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce Andam (2003) mengelompokan perusahaan e-commerce menjadi 5 (lima) tipe perusahaan, yaitu Businness to Businnesss commerce (B2B e-commerce), Business to Consumer e-commerce (B2C e-e-commerce), Business to Government e-commerce (B2G e-commerce), Consumer to Consumer e-commerce (C2C e-commerce) dan Mobile e-commerce. Berikut merupakan hasil penelitian pada Tabel 24.

Tabel 24. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce

Tipe Tantangan Kontrol Komitmen Total B2B (N=6) Mean 12.33 15.50 22.83 50.67 SD 1.3 1.0 3.7 4.0 B2C (N=97) Mean 12.07 15.99 22.19 50.25 SD 1.7 1.9 3.3 5.2 B2G (N=2) Mean 15.00 19.50 26.00 60.50 SD 0.0 0.7 0.0 0.7 C2C (N=2) Mean 15.00 20.50 27.00 62.50 SD .0 .7 4.2 4.9 E-Mobile (N=2) Mean 14.00 16.00 25.00 55.00 SD 1.4 1.4 2.8 .0

Beradasarkan data yang telah diperoleh, dapat dilihat skor yang berbeda-beda dari masing-masing aspek dan skor hardiness. Pada aspek tantangan, nilai rata-rata tertinggi terdapat pada karyawan yang bekerja di perusahaan e-commerce tipe Business to Government (B2G) dan Consumer to Consumer (C2C) dengan skor rata-rata 15.00. Pada aspek kontrol, skor rata-rata tertinggi diperoleh subjek yang bekerja pada perusahaan e-commerce Consumer to Consumer (C2C), yakni 20.50.

Selanjutnya, skor rata-rata tertinggi pada aspek komitmen terdapat pada tipe perusahaan Consumer to Consumer (C2C) e-commerce dengan skor 27.00. Secara keseluruhan pada aspek Hardiness, skor tertinggi dimiliki oleh subjek dengan tipe perusahaan Consumer to Consumer (C2C) e-commerce, yaitu 62.50.

Dikarenakan jumlah sampel terbanyak berasal dari perusahaan Business to Consumer, maka berikut skor rata-ratanya pada variabel hardiness dan masing-masing aspek. Pada aspek tantagan, tipe perusahaan Business to Consumer (B2C) memiliki skor rata-rata 12.07, pada aspek control skor rata-ratanya adalah 15.99. Selanjutnya, pada aspek komitmen skor Business to Consumer mencapai 22.19 dan pada variabel hardiness skor rata-ratanya adalah 50.25.

IV. Pembahasan

Penelitian terhadap 109 karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan menemukan bahwa hasil pengolahan data telah memenuhi syarat uji normalitas dengan (p) > 0.05 (Azwar, 2012). Peneliti juga melakukan perbandingan rata-rata nilai empirik dan hipotetik pada masing-masing aspek variabel hardiness. Ditemukan bahwa rata-rata nilai empirik karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata aspek-aspek dan variabel hardiness pada umumnya. Sejalan dengan hal ini, Maddi (2013) menyatakan adanya sikap dan perilaku hardiness pada karyawan yang bekerja di perusahaan bidang teknologi, yakni Apple dan Microsoft. Berdasarkan

karakteriknya, kedua perusahaan ini memiliki spesifikasi dalam menggunakan teknologi informasi dan perangkat komputer untuk meningkatkan dan mengintegrasikan kualitas peranti lunak maupun peranti keras.

Selanjutnya, peneliti mengelompokan rata-rata skor karyawan ke dalam tiga kategorisasi, yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah. Hasil penelitian pada variabel hardiness dan masing-masing aspeknya menunjukan bahwa terdapat 36.7% hingga 44.9% subjek yang dikategorikan memiliki skor Tinggi. Terdapat juga 18.3% hingga 24.8% subjek dikategorikan memiliki skor Sedang pada masing-masing variabel. Pada kategorisasi skor rendah, terdapat 30.3% hingga 41.3% presentase jumlah karyawan pada maisng-masing variabel. Hal ini menunjukan bahwa karyawan e-commerce yang memiliki skor tinggi lebih banyak dibandingkan dengan karyawan yang memiliki skor rendah. Maddi (2013) menyatakan bahwa hardiness dalam setting organisasi dapat dipengaruhi oleh iklim organisasi. Hasil data statistik diatas menunjukan rata-rata skor yang diperoleh dari 109 subjek adalah 50.77 dari rentang skor 39 hingga 66.

Apabila dilihat dari data demografis, peneliti menemukan bahwa Hardiness pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan perempuan. Bartone (2001) pada setting yang berbeda, melakukan penelitian pada laki-laki dan perempuan di Akademi Militer. Beliau menemukan bahwa Hardiness lebih tinggi ditemukan pada laki-laki. Hal ini dilihat dari keinginan mereka untuk bekerja dengan baik dan mencapai tingkatan militer yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilihat berdasarkan masing-masing suku. Suku adalah sekelompok orang yang terikat secara biologis, menganut nilai-nilai dan norma yang sama

(Matsumoto, 2008). Apabila dilihat dari tingkatan skor rata-rata tertinggi, maka rata-rata skor Tantangan tertinggi diperoleh suku Padang dengan skor 13.25, Kontrol tertinggi diperoleh suku Aceh dengan skor 17.00, Komitmen tertinggi diperoleh suku Melayu dengan skor 24.50.

Data demografis lainnya yang mempengaruhi hardiness adalah usia.Sandhu, Sharma dan Singh (2009) menemukan bahwa usia memiliki hubungan dengan hardiness pada pelatih atlet di India. Hasil penelitian diatas menemukan skor rata-rata Hardiness paling tinggi diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 51.45. Selanjutnya adalah Status Pernikahan, kelompok kategori ini terdiri dari karyawan yang Belum Menikah dan sudah Menikah, dilihat dari variabel Hardiness, skor rata-rata karyawan yang belum menikah, yaitu 50.87 dan karyawan yang sudah menikah 49.29. Howard (1996: Qaddumi, 2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian hardiness dengan status pernikahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajebi, Emami, Hosseinzadeh, dan Khajeian (2016) yang bahwa status pernikahan memiliki hubungan dengan hardiness karyawan.

Lamanya masa bekerja merupakan karakteristik individu yang merujuk pada unsur demografik pada suatu pekerjaan (Yanuardi, 2015).Berdasarkan data diatas rata-rata skor tertinggi variabel hardiness diperoleh kelompok dengan lama bekerja 4-6 bulan dengan rata-rata skor 52.78. Berkaitan dengan lamanya masa kerja dengan hardiness, Sandhu, Sharma dan Singh (2009) melakukan penelitian pada pelatih atlet olahraga. Mereka menemukan bahwa, semakin lama masa kerja atau pengalaman pelatih, maka semakin tinggi pula hardiness mereka.

Berdasarkan tingkat pendidikannya,peneliti memperoleh 4 (empat) kelompok yang berasal dari tingkat pendidikan yang berbeda. Dapat dilihat bahwa karyawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) memiliki skor tertinggi dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok dengan pendidikan Sarjana(Strata-I) dengan rata-rata 50.91. Tingkat pendidikan dalam setting kerja memiliki pengaruh pada insentif atau gaji (Qaddumi, 2011) dan Intelligence Quotient (IQ) yang secara tidak langsung memiliki hubungan dengan hardiness (Goleman, 2002: Olivia, 2014).

Selanjutnya, peneliti mengelompokan sampel ke dalam tiga posisi di tempat kerja, yaitu staff, manager dan CEO (Chief Executive Officer). Penelitian menemukan bahwa skor hardiness tertinggi dilihat dari masing-masing aspek terdapat pada sampel yang bekerja sebagai manager. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Judkins (2005) bahwa, posisi manager memiliki hubungan dengan variabel psikologi yaitu hardiness. Maddi (2013) juga menyatakan bahwa karyawan yang bekerja di bidang Informasi dan Teknologi memiliki variabel psikologis hardiness. Hal ini sejalan dengan karakteristik karyawan e-commerceitu sendiri, yang bekerja dibidang Informasi dan Teknologi.

BAB V

Dokumen terkait