• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Hardiness pada Karyawan Perusahaan E-commerce di Kota Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Hardiness pada Karyawan Perusahaan E-commerce di Kota Medan Chapter III V"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

I. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif artinya semua informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka, diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998). Penelitian ini menggambarkan hardiness pada karyawan perusahaan e-commerce dengan bantuan Statistical Package for Solution Sciences (selanjutnya disebut SPSS) 17.0 for windows, Spreadsheet by Google dan Microsoft Office Excel 2007.

II. Identifikasi Variabel penelitian

Variabel adalah suatu konsep tentang atribut ataupun sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang beraneka ragam secara kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 1998). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan variabel tunggal yaitu Hardiness yang diungkapkan oleh Maddi (2013) dalam beberapa aspek.

III. Definisi Operasional

(2)

a. Hardiness

Hardiness merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan,

mengatasi dan mengubah kondisi yang tidak diharapkan untuk mencapai hal yang diharapkan. Kobasa (1982; Maddi, 2013) menjelaskan bahwa terdapat aspek dalam Hardiness, yaitu tantangan, kontrol dan komitmen.Hardiness dapat diukur dengan Skala Hardiness, skor hardiness yang tinggi mengindikasikan kekuatan kontrol, komitmen dan keberanian menerima tantangan. Sedangkan hardinessyang rendah diindikasikan dengan kurangnya kontrol, komitmen dan keberanian dalam menerima tantangan.

b. Perusahaan E-commerce

Perusahaan e-commerce merupakan perusahaan dagang barang, jasa dan informasi berbasis teknologi informasi yang bertugas untuk mengirimkan, memberikan dan menyediakan barang, jasa dan informasi kepada pelanggan. Andam (2003) mengelompokkan lima tipe perusahaan commerce, yaitu Businness to Businnesss commerce (B2B

e-commerce), Business to Consumer e-commerce (B2C e-e-commerce),

Business to Government e-commerce(B2G e-commerce), Consumer to

(3)

IV. Populasi dan Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah seluruh individu atau penduduk yang menjadi sasaran untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan e-commerceyang bekerja di Kota Medan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang langsung dikenai penelitian (Sugiyono, 2012).

1. Metode Pengambilan sampel

Peneliti menentukan jenis pengambilan sampel dengan menggunakan nonprobability sampling dalam bentuk accidental sampling. Sugiyono

(2012) menyatakan bahwa Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama pada masing-masing anggota populasi, untuk dipilih menjadi responden. Salah satu bentuk nonprobability sampling adalah accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan

(4)

2. Metode Menentukan Jumlah Sampel

Menyadari banyaknya jumlah populasi, peneliti kemudian menentukan jumlah sampel dengan teknik kuota sampling. Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu sampai jumlah yang dibutuhkan (Sugiyono, 2012). Maka, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 109 orang karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan.

3. Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada sebuah organisasi atau perusahaan e-commerce di Kota Medan.

V. Metode Alat Ukur

(5)

Hadi (2002) juga menyatakan bahwa skala psikologis memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Subjek dapat mengungkapkan hal yang benar dan dapat dipercaya. 2. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

3. Subjek dapat menginterpretasi pernyataan-pernyataan sesuai dengan apa yang di maksud peneliti.

Demikian peneliti mempertimbangkan menggunakan skala sebagai metode alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Skala Hardiness

(6)

Tabel 1. Blue print skala Hardiness

No. Aspek Indikator Prilaku Aitem Jumlah

(7)

Model skala ini menggunakan skala likert dengan 5 (lima) pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Masing-masing pilihan jawaban memiliki bobot yang berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis aitemnya baik itu favorable dan unfavorable. Berikut merupakan bobot penilaian aitem favorable, STS = 1, TS = 2, N = 3, S = 4, SS = 5 dan berikut merupakan bobot penilaian aitem unfavorable, STS = 5, TS = 4, N = 3, S = 2, SS = 1.

VI. Pengujian Alat Ukur

a. Uji Validitas

(8)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsep yang digunakan untuk menyatakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas mempunyai nama lain yaitu keterpercayaan, keandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa pengukuran terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek tidak berubah (Azwar, 1998). Pengujian reabilitas penelitian ini menggunakan pendekatan alpha cronbach melalui software SPSS version 17.00 for Windows.

c. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem atau diskriminasi aitem dilakukan untuk melihat kemampuan aitem dalam membedakan antara individu atau kelompok yang tidak memiliki atribut dengan yang memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2012). Pengujian daya diskriminasi aitem menggunakan perhitungan statistika yang diolah dalam software SPSS version 17.00 for Windows. Azwar (2012) menyatakan, aitem yang baik memiliki kriteriarix ≥ 0.30, namun apabila aitem tidak memenuhi jumlah yang diinginkan dan kurang merepresentasikan indikator, maka peneliti dapatmenurunkan kriteria pemilihan aitem menjadi rix

≥ 0.25.

d. Uji Normalitas

(9)

signifikansi atau probabilitas (p) < 0.05. peneliti kemudian menguji normalitas data dengan menggunakan software SPSS 17.00 kemudian menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

VII. Hasil Analisa Uji Alat Ukur

Pengujian alat ukur menghasilkan 14 aitem, dari 38 aitem yang dilakukan uji coba. Hasil uji coba terhadap 14 aitem ini menyatakan bahwa skala hardiness menurut Maddi (2013) yang dikembangkan oleh peneliti adalah valid dan reliabel. Setelah dilakukan pengujian melalui software SPSS version 17.00 for Windows maka nilai reliabilitas dengan pendekatan Cronbach’s Alpha adalah 0.768.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Cronbach’s

Alpha

Jumlah aitem

0.768 14

Peneliti juga menguji daya beda aitem dengan menggunakan software SPSS version 17.00 for Windows, dan menghasilkan corrected item-total

(10)

tantangan terdapat 3 (tiga) aitem, pada aspek komitmen terdapat 6 (enam) aitem dan pada aspek control terdapat 5 (lima) aitem.

Tabel 3. Hasil Analisa Alat Ukur

No Aspek Indikator Prilaku

Aitem Corrected item- total

Menerima dan melihat keadaan stres sebagai

kesempatan untuk berkembang

(1) 0.446

2

(23) 0.414

Belajar dari kegagalan

untuk menjadi sukses (37) 0.300 1

2. Komitmen

Tetap bertahan apapun yang terjadi, dari pada

meninggalkannnya

(15) 0.337

3

(27) 0.507

(16) 0.334

Kemauan untuk berusaha dan belajar bersama

orang-orang terdekat dan lingkungan kerjanya

(11)

VIII. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian

1. Pembuatan Alat Ukur

Peneliti membuat alat ukur dengan menggunakan aspek-aspek dari Maddi (2013) mengenai variabel Hardiness. Pembuatan alat ukur dibantu oleh professional judgement, yaitu dosen pembimbing. Peneliti membuatblueprint terlebih dahulu dalam membantu mengelompokan indikator dan aitem yang akan diuji.

2. Uji Coba Alat Ukur

Tahapan selanjutnya adalah melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan dengan menyebarkan skala hardiness kepada karyawan perusahaan e-commerce, baik di Kota Medan maupun luar Kota Medan..

b. Pelaksanaan Penelitian

(12)

Setelah izin tersampaikan, peneliti membagikan kuisioner baik di hari yang sama penyampaian izin ataupun tidak, hal ini disesuaikan dengan kesepakatan dengan pihak perusahaan. Pembagian kuisioner dilakukan dengan membagikan skala secara langsung dalam bentuk paper dan dalam bentuk link menggunakan aplikasi google.docs. Peneliti kemudian menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut serta dengan membagikan reward.

IX. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik. Analisis ini digunakan dengan alasan bahwa analisis statistik dapat mewujudkan kesimpulan penelitian dengan memperhitungkan faktor kesalihan. Alasan ini digunakan bahwa statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat objektif dan universal, artinya dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian. Data dalam penelitian ini akan dianalisa dengan analisa statistik, yang dapat bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal (Hadi, 2002).

X. Deskripsi Hasil Penelitian

(13)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran Hardiness pada Perusahaan E-commerce di Kota Medan. Pembahasan akan

dijelaskan setelah hasil penelitian dipaparkan dengan menggunakanbantuan Statistical Package for Solution Sciences (selanjutnya disebut SPSS) 17.0 for

windows. Sebelumnya, peneliti akan menjelaskan gambaran penelitian terlebih

dahulu kemudian hasil penelitian dan pembahasan.

I. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Sampel penelitian adalah seluruh karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan. Berikut merupakan gambaran umum dari 109 orang karyawan perusahaan e-commerce di Kota Medan.

a. Gambaran berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambaran umumnya, Tabel 4 memaparkan presentase dan jumlah karyawan Laki-laki dan Perempuan keseluruhan subjek.

Tabel 4. Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentasi

Perempuan 56 51.4%

Laki-Laki 53 48.6%

(14)

Berdasarkan data pada tabel diatas, dikatakan bahwa jumlah karyawan perempuan pada perusahaan e-commerce di Kota Medan adalah 56 orang dengan presentase, 57.8%. Sedangkan jumlah karyawan laki-laki adalah 53 orang dengan presentase 42.2%.

b. Gambaran berdasarkan Suku

Suku adalah sekelompok orang yang terikat secara biologis, menganut nilai-nilai dan norma yang sama (Matsumoto, 2008). Berdasarkan gambaran umum ditinjau dari masing-masing suku, berikut merupakan presentase dan jumlah karyawan yang digambarkan melalui Tabel 5.

Tabel 5. Gambaran Subjek berdasarkan Suku Suku Frekuensi (N) Persentasi

Batak 57 52.3%

Tinghoa 22 20.2%

Jawa 21 19.3%

Padang 4 3.67%

Aceh 3 2.75%

Melayu 2 1.83%

Total 109 100%

Berdasarkan Tabel diatas, dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan e-commerce di Kota Medan yang bersuku Batak sebanyak 57 orang

(15)

c. Gambaran berdasarkan Status Pernikahan

Hajebi, Emami, Hosseinzadeh, dan Khajeian (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa status pernikahan memiliki hubungan dengan hardiness karyawan. Berdasarkan gambaran umum, berikut merupakan data demografis status pernikahan karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan. Tabel 6 menjelaskan jumlah karyawan yang sudah menikah dan belum menikah.

Tabel 6. Gambaran Subjek berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan Frekuensi

(N)

Persentasi

Belum Menikah 102 93.6%

Menikah 7 6.4%

Total 109 100%

Dari Tabel 6, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan yang belum menikah sebanyak 102 orang dengan presentase 93.6%, dan karyawan yang sudah menikah sebanyak 7 (tujuh) orang dengan presentase 6.4%.

d. Gambaran Berdasarkan Usia

(16)

Tabel 7. Gambaran Subjek berdasarkan Usia

Usia Frekuensi

(N)

Persentasi

20 – 24 Tahun 66 60.6%

25 – 29 Tahun 40 36.7%

>30 Tahun 3 2.75%

Total 109 100%

Tabel 7 menunjukan terdapat 66 karyawan berusia 20-24 tahun dengan presentase 60.6%, 40 karyawan berusia 25-29 tahun dengan presentase 36.7%, dan tiga karyawan berusia diatas 30 tahun (>30 tahun).

e. Gambaran Berdasarkan Lama Bekerja

Gambaran umum karyawan dilihat dari lamanya bekerja dapat bervariasi. Peneliti mengelompokan gambaran tersebut menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu lama bekerja 1-3 bulan, 4-6 bulan, 7-9 bulan, 10-12 bulan, 1 (satu) tahun dan 2 (dua) tahun. Hasil penelitian menemukan, karyawan e-commerce dengan lama masa bekerja 1 (satu) tahun memiliki jumlah subjek terbanyak, dengan presentase 20.2% yaitu sebanyak 22 orang karyawan. Berikut gambaran kelompok lainnya pada Tabel 8.

Tabel 8. Gambaran Subjek berdasarkan Lama Bekerja Lama Berkerja Frekuensi

(N)

Persentasi

1 -3 Bulan 21 19.3%

4 – 6 Bulan 18 16.5%

7 – 9 Bulan 16 14.7%

10 – 12 Bulan 18 16.5%

1 (satu) Tahun 22 20.2%

2 (dua) Tahun 14 12.8

(17)

Data diatas juga menunjukan, kelompok karyawan dengan lama masa bekerja 1-3 bulan berjumlah 21 orang dengan presentase 19.3%. Selanjutnya karyawan dengan lama masa kerja 4-6 bulan dan 10-12 bulan dengan jumlah yang sama yaitu 18 orang dan presentase 16.5%. Dua posisi terakhir terdapat karyawan dengan lama masa bekerja 7 – 9 bulan dengan jumlah 16 orang karyawan dan presentase 14.7 %. Terakhir adalah karyawan dengan lama masa bekerja 2 tahun dengan presentase 12.8% berjumlah 14 orang.

f. Gambaran Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu penentu keberhasilan seseorang. Berikut merupakan gambaran umum subjek dilihat dari tingkat pendidikannya.

Tabel 9. Gambaran Subjek berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi

(N)

Persentasi

SMK 1 0.9%

SMA 13 11.9%

Diploma III 17 15.6%

Strata I 78 71.6%

Total 109 100%

(18)

akhirSekolah Menengah Atas(SMA) dengan jumlah 13 orang karyawan dan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) dengan jumlah 1 (satu) orang karyawan.

g. Gambaran Berdasarkan Posisi di Tempat Kerja

Judkins (2005) menyatakan bahwa, posisi manager dalam studi yang dilakukannya memiliki hubungan dengan variabel psikologi yaitu hardiness.Berikut merupakan gambaran subjek apabila digolongkan

dengan posisinya di tempat kerja.

Tabel 10. Gambaran Subjek berdasarkan Posisi di Tempat Kerja Posisi di Tempat Kerja Frekuensi (N) Persentasi

Staff 89 81.7%

Manager 14 12.8%

CEO 6 5.5%

Total 109 100%

Berdasarkan Tabel 10, seubjek dibedakan menjadi 3 posisi yang berbeda, yaitu Staff, Manager dan Chief Executive Officer(CEO). Terdapat 89 orang subjek yang bekerja sebagai staff, 14 orang subjek yang bekerja sebagai manager dan 6 orang subjek sebagai Chief Executive Officer CEO.

h. Gambaran Berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce

Perusahaan e-commerce dapat digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu Businness to Businnesss e-commerce (B2B e-commerce), Business to Consumer commerce (B2C commerce), Business to Government

(19)

e-commerce) dan Mobile e-commerce (Andam, 2003). Masing-masing tipe

perusahaan e-commerce memiliki detail yang berbeda-beda dalam hal sumber daya, tujuan dan hal-hal yang mempengaruhinya. Berikut merupakan gambaran subjek ditinjau dari tipe perusahaan e-commerce pada tempat mereka bekerja.

Tabel 11. Gambaran Subjek berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce

Tipe Perusahaan Frekuensi (N)

Persentasi Business to Consumer (B2C) 97 89%

Business to Business (B2B) 6 5.5% Business to Government (B2G) 2 1.8% Consumer to Consumer (C2C) 2 1.8%

E-mobile 2 1.8%

Total 109 100%

Tabel 11. diatas menunjukan bahwa 89% sampel bekerja pada perusahaan Business to Consumers e-commerce (B2C), yaitu berjumlah 97 orang. Subjek lainnya bekerja pada perusahaan Business to Business e-commerce (B2B) dengan jumlah 6 (enam) orang karyawan. Urutan tiga

(20)

II. Hasil Penelitian a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian terhadap kenormalan data (Azwar, 2012). Berikut merupakan hasil uji normalitas data pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data

N One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

109 0.738

Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi atau probabilitas (P) > 0.05, sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila nilai signifikansi atau probabilitas (P) < 0.05. Peneliti kemudian menguji normalitas data dengan menggunakan software SPSS 17.00 kemudian menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Ditemukan hasil uji normalitas data 0.738, oleh sebab itu data dapat dikatakan normal karena (p) > 0.05.

b. Hasil Penelitian Utama

(21)

for windows, sementara nilai hipotetik diperoleh dengan menggunakan rumus pada Tabel 13.

Tabel 13. Rumus Nilai Hipotetik

Berikutnya, rumus nilai hipotetik diterapkan pada masing-masing aspek hardiness dan menghasilkan data pada Tabel 14.

Tabel 14. Gambaran Skor Hardiness Karyawan Variabel Jumlah

Subjek

Rentang Nilai Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min. Maks. Mean SD Mean SD Tantangan

109

7 15 12.23 1.7 9 1.3

Kontrol 11 22 16.11 2.03 15 1.8

Komitmen 16 30 22.43 3.43 18 2.3

Total 39 66 50.77 5.53 42 4.5

Tabel diatas menunjukan rentang nilai variabel hardiness adalah 27, bergerak dari rata-rata skor 39-66. Selanjutnya rata-rata skor variabel hardiness yang diperoleh dari 109 subjek adalah 50.77 dengan standar

deviasi 5.53. Peneliti juga menemukan rata-rata nilai hipotetikyaitu 42, sedangkan nilai standar deviasinya adalah 4.5. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata skor hardiness pada subjek penelitian (karyawan perusahaan e-commercedi Kota Medan) lebih tinggi dari rata-rata skor hardiness pada umumnya. Hal yang sama ditemukan pada ketiga aspek hardiness, yaitu tantangan, kontrol dan komitmen. Ditemukan bahwa rata-rata skor aspek

µ = 1

2 (����+ ����)ΣK

σ = 1

(22)

hardiness pada karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor aspek hardiness pada umumnya.

c. Kategorisasi Hardiness Karyawan

Pengelompokan rata-rata skor karyawan dilakukan dengan terlebih dulu menentukan kategori skornya. Peneliti mengelompokan karyawan ke dalam tiga kategorisasi, yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah. Tabel 15 merupakan rumus yang digunakan dalam mengkategorisasikan skor, yaitu dengan menggunakan rumus standard errorfluktuasi skor (Azwar, 2012) sebagai berikut:

Tabel 15. Rumus Standar Eror Fluktuasi Skor Skala

Keterangan :

X = Mean pada skala

�� 2

� = Taraf kepercayaan

�� = Standar Eror

Peneliti menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95% yang berarti sama dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Hasil perhitungan standard error dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows,

yang kemudian dipaparkan pada Tabel 16. Selanjutnya, peneliti mengkalkulasikan rumus pengkategorian dengan menggunakan skor yang telah diperoleh, maka dihasilkan data sebagai berikut.

X ±�

(23)

Tabel 16. Pengelompokan Hardiness dan aspeknya pada Karyawan yang Bekerja pada Perusahaan E-commercedi Kota Medan Variabel Standard

Error

Kategorisasi Rentang Nilai Frekuensi (N)

Tabel diatas menunjukan pengelompokan kategorisasi dari masing-masing aspek menunjukan sampel yang dikategorikasikan memiliki skor tinggi lebih banyak terdapat pada aspek tantangan. Sedangkan aspek kontrol dan komitmen menunjukan lebih banyak jumlah sampel yang dikategorisasikan memilikiskor rendah. Secara keseluruhan, total skor rata-rata hardiness karyawan bergerak dari X >51.77 dengan kategorisasi tinggi, 49.77≤X ≤ 51.77 dengan kategorisasi sedang, dan X <49.77 dengan kategorisasi rendah. Da

III. Hasil Penelitian Tambahan berdasarkan Gambaran Subjek

(24)

a. Gambaran Hardiness berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut merupakan data yang diperoleh dari 53 orang karyawan laki-laki dan 56 karyawan perempuan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan.

Tabel 17. Gambaran Hardiness berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Tantangan Kontrol Komitmen Total Laki-laki

(N=53)

Mean 12.30 16.42 22.60 51.32

SD 1.9 2.0 3.5 5.9

Perempuan (N=56)

Mean 12.16 15.82 22.27 50.25

SD 1.5 1.9 3.3 5.0

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa total rata-rata skor hardiness pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan

karyawan perempuan. Apabila dilihat dari aspek tantangan, karyawan laki-laki memiliki rata-rata skor 12.30, sedangkan perempuan 12.16. Pada aspek kontrol, laki-laki memiliki skor rata-rata 16.42, dan perempuan 15.82. Pada aspek komitmen, laki-laki memiliki skor rata-rata 22.60 dan perempuan 22.27. Keseluruhan skor ini kemudian dijumlahkan dan memperoleh skor total hardiness 51.31 untuk laki-laki dan 50.25 untuk perempuan.

b. Gambaran Hardiness berdasarkan Suku

(25)

Tabel 18. Gambaran Hardiness berdasarkan Suku

Suku Tantangan Kontrol Komitmen Total Aceh

(26)

c. Gambaran Hardiness berdasarkan Usia

Berikut merupakan gambaran skorhardiness karyawan yang dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok berdasarkan usianya.

Tabel 19. Gambaran Hardiness berdasarkan Usia

Usia Tantangan Kontrol Komitmen Total >30 Tahun

(N=3)

Mean 12.33 14.67 22.67 49.67

SD 2.0 1.1 5.5 6.5

20-24 Tahun (N=66)

Mean 12.41 16.20 22.85 51.45

SD 1.7 2.1 3.1 5.3

25-29 Tahun (N=40)

Mean 11.92 16.08 21.72 49.72

SD 1.7 1.8 3.7 5.8

(27)

d. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan

Kelompok kategori ini terdiri dari karyawan yang belum menikah dan sudah menikah. Berikut merupakan gambaran hardiness sampel, dilihat dari status pernikahannya.

Tabel 20. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan Status Tantangan Kontrol Komitmen Total Belum Menikah

(N=102)

Mean 12.28 16.08 22.51 50.87

SD 1.7 2.0 3.4 5.6

Menikah (N=7)

Mean 11.43 16.57 21.29 49.29

SD 2.2 2.2 2.8 4.4

(28)

e. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja

Masa lama bekerja karyawan dibagi menjadi 6 (enam) kelompok. Berikut merupakan gambaran hardiness karyawan berdasarkan masa kerjanya.

Tabel 21. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja Lama Kerja Tantangan Kontrol Komitmen Total 1 - 3 Bulan

(29)

keseluruhan pada aspek hardiness, rata-rata skor tertinggi diperoleh kelompok dengan lama bekerja 4-6 bulan dengan rata-rata skor 52.78. Rata-rata skor terendah variabel hardiness terdapat pada kelompok dengan lama masa kerja 7-9 bulan dengan skor 48.94.

f. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berikut merupakan gambaran hardiness berdasarkan tingkat pendidikannya. Peneliti memperoleh 4 (empat) kelompok yang berasal dari tingkat pendidikan yang berbeda, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma III (D-III), dan Sarjana (Strata-I). Berikut merupakan hasilnya pada Tabel 22.

Tabel 22. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Tantangan Kontrol Komitmen Total D3

(30)

komitmen, kelompok yang memiliki skor rata-rata tertinggi adalah SMK dengan nilai 27.00. Skor tertinggi secara keseluruhan diperoleh kelompok SMK dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok S1 dengan rata-rata 50.91.

g. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja

Berikut merupakan gambaran skor rata-rata hardiness karyawan pada perusahaan e-commerce di Kota Medan, dilihat dari posisinya di tempat kerja.

Tabel 23. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja Posisi Tantangan Kontrol Komitmen Total Staff

(N=89)

Mean 12.08 15.90 21.89 49.87

SD 1.7 1.8 3.1 4.7

Manager (N=14)

Mean 13.00 17.21 24.93 55.14

SD 1.9 2.1 3.6 6.5

CEO (N=6)

Mean 12.67 16.67 24.67 54.00

SD 1.8 3.0 4.0 8.0

Tabel 23 menunjukan rentang skor rata-rata aspek tantangan, kontrol dan komitmen pada hardiness dilihat dari 3 (tiga) posisi di tempat kerja. Aspek tantangan, kontrol dan komitmen memiliki skor tertinggi pada posisi kerja sebagai manager. Demikian dilihat dari keseluruhan total skor masing-masing aspek, dapat dilihat bahwa total skor rata-rata variabel hardinesstertinggi terdapat pada sampel dengan posisi sebagai manager,

(31)

h. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce Andam (2003) mengelompokan perusahaan e-commerce menjadi 5 (lima) tipe perusahaan, yaitu Businness to Businnesss commerce (B2B e-commerce), Business to Consumer e-commerce (B2C e-e-commerce),

Business to Government e-commerce (B2G e-commerce), Consumer to

Consumer e-commerce (C2C e-commerce) dan Mobile e-commerce.

Berikut merupakan hasil penelitian pada Tabel 24.

Tabel 24. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce

Tipe Tantangan Kontrol Komitmen Total B2B

Beradasarkan data yang telah diperoleh, dapat dilihat skor yang berbeda-beda dari masing-masing aspek dan skor hardiness. Pada aspek tantangan, nilai rata-rata tertinggi terdapat pada karyawan yang bekerja di perusahaan e-commerce tipe Business to Government (B2G) dan Consumer to Consumer (C2C) dengan skor rata-rata 15.00. Pada aspek

(32)

Selanjutnya, skor rata-rata tertinggi pada aspek komitmen terdapat pada tipe perusahaan Consumer to Consumer (C2C) e-commerce dengan skor 27.00. Secara keseluruhan pada aspek Hardiness, skor tertinggi dimiliki oleh subjek dengan tipe perusahaan Consumer to Consumer (C2C) e-commerce, yaitu 62.50.

Dikarenakan jumlah sampel terbanyak berasal dari perusahaan Business to Consumer, maka berikut skor rata-ratanya pada variabel

hardiness dan masing-masing aspek. Pada aspek tantagan, tipe perusahaan

Business to Consumer (B2C) memiliki skor rata-rata 12.07, pada aspek

control skor rata-ratanya adalah 15.99. Selanjutnya, pada aspek komitmen skor Business to Consumer mencapai 22.19 dan pada variabel hardiness skor rata-ratanya adalah 50.25.

IV. Pembahasan

(33)

karakteriknya, kedua perusahaan ini memiliki spesifikasi dalam menggunakan teknologi informasi dan perangkat komputer untuk meningkatkan dan mengintegrasikan kualitas peranti lunak maupun peranti keras.

Selanjutnya, peneliti mengelompokan rata-rata skor karyawan ke dalam tiga kategorisasi, yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah. Hasil penelitian pada variabel hardiness dan masing-masing aspeknya menunjukan bahwa terdapat 36.7% hingga 44.9% subjek yang dikategorikan memiliki skor Tinggi. Terdapat juga 18.3% hingga 24.8% subjek dikategorikan memiliki skor Sedang pada masing-masing variabel. Pada kategorisasi skor rendah, terdapat 30.3% hingga 41.3% presentase jumlah karyawan pada maisng-masing variabel. Hal ini menunjukan bahwa karyawan e-commerce yang memiliki skor tinggi lebih banyak dibandingkan dengan karyawan yang memiliki skor rendah. Maddi (2013) menyatakan bahwa hardiness dalam setting organisasi dapat dipengaruhi oleh iklim organisasi. Hasil data statistik diatas menunjukan rata-rata skor yang diperoleh dari 109 subjek adalah 50.77 dari rentang skor 39 hingga 66.

Apabila dilihat dari data demografis, peneliti menemukan bahwa Hardiness pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan

(34)

(Matsumoto, 2008). Apabila dilihat dari tingkatan skor rata-rata tertinggi, maka rata-rata skor Tantangan tertinggi diperoleh suku Padang dengan skor 13.25, Kontrol tertinggi diperoleh suku Aceh dengan skor 17.00, Komitmen tertinggi diperoleh suku Melayu dengan skor 24.50.

Data demografis lainnya yang mempengaruhi hardiness adalah usia.Sandhu, Sharma dan Singh (2009) menemukan bahwa usia memiliki hubungan dengan hardiness pada pelatih atlet di India. Hasil penelitian diatas menemukan skor rata-rata Hardiness paling tinggi diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 51.45. Selanjutnya adalah Status Pernikahan, kelompok kategori ini terdiri dari karyawan yang Belum Menikah dan sudah Menikah, dilihat dari variabel Hardiness, skor rata-rata karyawan yang belum menikah, yaitu 50.87 dan karyawan yang sudah menikah 49.29. Howard (1996: Qaddumi, 2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian hardiness dengan status pernikahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajebi, Emami, Hosseinzadeh, dan Khajeian (2016) yang bahwa status pernikahan memiliki hubungan dengan hardiness karyawan.

(35)

Berdasarkan tingkat pendidikannya,peneliti memperoleh 4 (empat) kelompok yang berasal dari tingkat pendidikan yang berbeda. Dapat dilihat bahwa karyawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) memiliki skor tertinggi dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok dengan pendidikan Sarjana(Strata-I) dengan rata-rata 50.91. Tingkat pendidikan dalam setting kerja memiliki pengaruh pada insentif atau gaji (Qaddumi, 2011) dan Intelligence Quotient (IQ) yang secara tidak langsung memiliki hubungan dengan hardiness (Goleman, 2002: Olivia, 2014).

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas, bab ini akan menjelaskan beberapa kesimpulan dan saran. Saran dibagi menjadi dua, yaitu saran metodologis dan praktis. Berikut merupakan pemaparannya.

I. Kesimpulan

a. Rata-rata skor hardiness karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan lebih tinggi dari rata-rata skor hardiness pada umumnya.

b. Karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan yang memiliki kategori skor Tinggi lebih banyak dibandingkan dengan karyawan yang memiliki skor Rendah.

(37)

II. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti mengajukan beberapa saran metodologis dan saran praktis sebagai berikut:

a. Saran Metodologis

i. Bagi penelitian selanjutnya yang hendak meneliti variabel hardiness, diharapkan untuk memperbanyak jumlah aitem.

ii. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan hardiness pada perusahaan e-commerce.

b. Saran Praktis

Gambar

Tabel 1. Blue print skala Hardiness
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur
Tabel 3. Hasil Analisa Alat Ukur
Tabel 4. Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa jawaban responden terkait budaya organisasi dengan nilai tertinggi sebesar 4,19 yang menunjukkan bahwa perusahaan

Pada pernyataan keenam, dari 52 responden, sebanyak 13,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Adanya program jenjang karir yang diberikan perusahaan mendorong saya

Bank Negara Indonesia Kantor Wilayah Medan merasa senang apabila pengabdian yang mereka berikan selama bekerja pada perusahaan diakui oleh atasan, dikarenakan

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari distribusi frekuensi, persentase, nilai maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata

Golongan marga keturunan Arab di kota Medan pertama yaitu sayyid yang merupakan kelas tertinggi dalam masyarakat Arab khususnya keturunan Arab yang berasal dari

dapat diketahui bahwa skor hasil penilaian panelis kriteria rasa pada masing-masing perlakuan permen karamel susu dengan penambahan ekstrak daun kelor, yaitu total

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah, kesulitan, atau kegagalan hidup yang lebih besar akan meningkatkan kemampuan beradaptasi yang dimiliki anak

Hasil wawancara dengan Adril Amran SE. CA., Koord Fin &amp; Adm Head Sumatera di Perusahaan Toyota Mobil Indonesia PT. Astra International Auto 2000, Tbk Cabang