• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Hardiness pada Karyawan Perusahaan E-commerce di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Hardiness pada Karyawan Perusahaan E-commerce di Kota Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

I. Hardiness

a. Definisi

Konsep hardiness pertama kali dikemukakan oleh Kobasa (1979; Maddi, 2013) sebagai sumber dalam diri individu yang dapat mencegah dan menurunkan tingkat stres. Kobasa, Maddi dan Kahn (1982; Bue, 2015) juga mendefinisikan hardiness sebagai kumpulan karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber pertahanan dalam menghadapi masa stres. Dalam bukunya, Maddi (2013) menjelaskan peran hardiness dalam setting pekerjaan, yaitu sebagai pola sikap dan strategi yang dapat membantu karyawan membalikan kondisi stres menjadi sebuah kesempatan untuk berkembang.

Carver (1989; Bernardo Moreno-Jiménez, 2014) menyatakan bahwa hardiness merupakan “multifaceted personality construct” yaitu konstrak

(2)

keberanian ditandai dengan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan dan konsisten dengan pilihannya (Kobasa, 1979; Maddi 2013). Berdasarkan uraian di atas, maka hardiness adalah karakteristik kepribadian yang membantu seseorang menangani dan mencegah terjadinya stres.

b. Aspek Hardiness

Terdapat tiga aspek dalam hardiness, yaitu (Maddi, 2013): a) Tantangan

Belajar dari penyebab stres dapat membuat seseorang menerima dan melihat keadaan stres sebagai kesempatan untuk berkembang. Seseorang yang memiliki dimensi tantangan yang tinggi dapat belajar dari kegagalan yang membuatnya menjadi sukses. Mengembangkan dimensi tantangan dapat dilakukan dengan bantuan lingkungan untuk tumbuh dan berkembang. Kobasa (1982) juga menjelaskan bahwa tantangan merupakan keyakinan seseorang untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda dari hal-hal yang biasa dilakukannya.

b) Komitmen

(3)

dengan adanya kemauan untuk berusaha dan belajar bersama orang-orang terdekat dan lingkungan kerjanya. Kobasa (1982) juga mendefinisikan komitmen sebagai kecenderunganseseoranguntuk bertahan pada keputusan yang telah diambil pada mulanya.

c) Kontrol

Keadaan dimana seseorang percaya bahwa dirinya dapat mengendalikan stres dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Hal ini terjadi ketika seseorang menganggap bahwa tugas yang diperolehnya dapat Ia kerjakan. Ketika Ia menganggap tugasnya sangat sulit, seseorang akan merasa tidak berdaya. Sebaliknya jika tugas dianggap terlalu mudah, maka Ia merasa sangat mahir dalam hal tersebut sehingga cenderung mengabaikannya. Tingkat kontrol yang tinggi ditandai oleh pola pemikiran yaitu dengan adanya proses perkembangan, mereka dapat bekerja pada perubahan yang mendorong mereka mengalami pengalaman yang berharga. Kobasa (1982) menjelaskan bahwa kontrol merupakan kecenderungan seseorang untuk merasakan dan melakukan apa yang seharusnya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hardiness Hardiness dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Lingkungan

(4)

proses ini, lingkungan merupakan persyaratan utama dalam mengambangkan hardiness dalam diri seseorang. Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hardiness adalah keluarga. Maddi (2013) menyatakan bahwa seorang manager yang memperoleh dukungan dan penghargaan dari keluarganya, dapat bertahan pada kondisi-kondisi tertentu, namun juga dapat melaluinya dengan cepat. 2. Five-factor model atau The Big Five Personality

Maddi (2013) menjelaskan bahwa hardiness dipengaruhi oleh tipe kepribadian dimana, hardiness memiliki hubungan negatif dengan salah satu tipe kepribadian, yaitu neuroticism. Sebaliknya, hubungan positif ditemukan pada empat tipe kepribadian lainnya, yaitu extraversion, openess to experience, conscientiousness dan agreeableness.

II. Perusahaan E-commerce a. Definisi

(5)

melakukan transaksi dengan menggunakan perangkat teknologi antara dua pihak atau lebih yang terhubung dalam jaringan internet.

b. Karakteristik E-commerce

Berikut merupakan karakteristik perushaan e-commerce(Indrajit, 2002):

1. Adanya pertukaran barang, jasa atau informasi.

2. Internet merupakan media utama dalam proses pertukaran barang, jasa atau informasi tersebut.

3. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak.

Fingar (2000) dalam bukunya yang berjudul Enterprise E-commerce mengungkapkan 18 karakteristik perusahaan e-E-commerce,

yaitu:

1. Power Shift to Customer

Penyediaan informasi secara gratis terkait produk yang ditawarkan merupakan keistimewaan utama bagi konsumen dalam mengakses produk dan jasa melalui e-commerce. Keadaan ini menimbulkan kompetisi yang ketat pada masing-masing perusahaan e-commerce. 2. Global Sales Channel

(6)

dalam memperoleh kesempatan melakukan interaksi dengan calon pelanggan. Di sisi lain, perusahaan yang telah sukses selalu mendapatkan pesaing baru dari berbagai belahan dunia karena tidak adanya “barrier to entry” dalam memasuki bisnis internet.

3. Reduced Costs of Buying and Selling

Tidak memerlukan biaya produksi yang banyak, bahkan hampir mendekati nol. Biaya pencetakan brosur juga dapat dikatakan tidak ada karena secara tidak langsung telah dibebankan kepada pelanggan (mereka yang tertarik cukup mencetakhalaman situs terkait). Biaya transaksi pun dapat secara signifikan dikurangi mengingat proses administrasi telah dapat digantikan secara otomatis oleh aplikasi atau software.

4. Converging Touch Points

Keberadaan teknologi komputer, elektronik dan telekomunikasi memungkinkan para konsumen untuk dapat mengakses produk-barang atau jasa dengan praktis. Misalnya dengan adanya gadget canggih yang dapatdibawa kemana-mana.

5. Always Open for Business

(7)

6. Reduced Time-to-Market

Beberapa jenis bisnis e-commerce secara tidak langsung telah melibatkan konsumen pada proses produksi sehingga seolah-olah terjadi percepatan pada proses penciptaan produk-produk baru (time-to-market).

7. Enriched Buying Experience

Tersedianya berbagai jenis perangkat lunak dengan fasilitas yang menarik dan menyenangkan dalam menawarkan berbagai cara berbelanja adalah strategi perusahaan e-commerce untuk menarik calon pelanggannya di dunia maya. Tersedianya fasilitas chatting secara langsung dan interaktif dengan customer service atau salesman sebelum memutuskan untuk membeli barang terkait. Tidak jarang pula disediakan suatu ruang diskusi dimana komunitas pembeli barang tertentu saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Keberadaan fasilitas ini dapat mengurangi berbagai biaya yang seharusnya terjadi dalam bisnis konvensional.

8. Customization

(8)

masal yang secara perlahan-lahan telah bergeser menjadi produk masal yang khusus.

9. Self-Service

Berbagai fasilitias bisnis e-commerce tidak memaksakan konsumen untuk membeli produk, namun lebih kepada membebaskan konsumen untuk memilih produk dan jasa. Hal ini ditandai dengan kehadiran berbagai macam fasilitas seperti email, chatting dan sebagainya yang sebelumnyatelah dipelajari oleh masyarakat. Dengan adanya fasilitas tersebut, maka dapat memudahkan konsumen untuk berkomunikasi dengan pihak penjual.

10.Reduced Barriers of Market Entry

Menurunkan hambatan-hambatan dalam membangun bisnis. Di Amerika hanya dengan 50 hingga 100 dollar, seseorang dapat membuka bisnis e-commerce. Dengan adanya kemudahan dalam membuat bisnis e-commerce, maka banyak juga pesaing dalam dunia e-commerce. Oleh sebab itu, strategi khusus perlu diterapkan oleh siapa saja yang ingin berbisnis di internet, terutama yang memiliki visi jangka panjang.

11.Demographics of the Internet User

(9)

mempelajari dan menganalisa market dan perilaku konsumennya berdasarkan data dan informasi yang diperoleh sehari-hari.

12.Power Shift to Communities-of-Interest

Adanya pengalihan kekuatan di dunia maya dengan terbentuknya komunitas-komunitas tertentu. Komunitas ini secara tidak langsung memiliki peranan yang cukup kuat karena para anggota cenderung memberikan penilaian berdasarkan pengalamannya terhadap mutu atau kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.

13.Logistics and Physical Distribution

Keberadaan berbagai komunitas dan sumber informasi secara gratis cukup banyak diakses oleh calon konsumen, karena calon konsumen akan cenderung bertanya atau berdiskusi secara gratis dengan komunitasnya di internet. Peranan mereka akan digantikan oleh apa yang dijuluki sebagai infomediary, yaitu perusahaan yang menguasai informasi. Karena perusahaan inilah yang memiliki informasi sebagai sarana penunjang agar barang yang secara fisik diproduksi oleh sebuah perusahaan dapat sampai ke tangan pelanggan secara efisien dan efektif.

14.Branding: Loyalty and Acceptance Still Have to be Earned

(10)

15.When Most Markets Behave Like the Stock Market

Transaksi barang dan jasa yang terjadi akan mengikuti pola bursa saham. Harga sebuah barang dan jasa tidaklah tetap, melainkan akan mudah berfluktuasi dari waktu ke waktu karena karakteristiknya yang telah menjadi komoditas. Strategi harga (pricing) yang diimbangi dengan kualitas produk dan pelayanan pelanggan merupakan aspek penentu keberhasilan perusahaan dalam berkompetisi dalam lingkungan dinamis tersebut.

16.Auctions Everywhere

Adanya konsep ekonomi “mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan modal seminimum mungkin” dimanifestasikan dalam bentuk model bisnis lelang. Kebanyakan situs-situs besar melakukan teknik penjualan sejenis lelang dengan berbagai variasinya terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

17.Cybermediation

(11)

18.Hyper-Efficiency

Usaha utama dalam memanfaatkan media internetadalah untuk mengefisiensikan pasar. Perusahaan akan berlomba-lomba menekan harga produk sehingga fenomena hyper-efficiency akan terlihat.

c. Sejarah E-commerce

E-commerce telah ada sejak tahun 1965 ketika masyarakat dapat

melakukan transaksi keuangan melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan kartu kredit(Dina, 2013). Dalam penelitian ini juga dijelaskan bahwa pada abad ke 20, terdapat tiga faktor utama yang memicu popularitas e-commerce,pertama, faktor sosial dan lingkungan, mencakup perubahan karakteristik pekerja, kesadaran dan tuntutan kode etik, deregulasi pemerintah, perubahan politik dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan. Kedua, faktor teknologi, meliputi kualitas usia produk dan teknologi, inovasi produk dan teknologi, information overload dan pengurangan biaya kerja. Ketiga, faktor pasar dan ekonomi, meliputi intensivitas kompetensi, perekonomian global, kesepakatan perdagangan dalam negeri dan peningkatan kekuasaan konsumen.

d. Tipe-tipe E-commerce

Andam (2003) mengelompokan lima tipe perusahaan e-commerce, yaitu:

(12)

B2B e-commerce biasa di definisikan sebagai e-commerce antar perusahaan yang merupakan tipe e-commerce yang sepakat dengan hubungan antara dan di dalam berbisnis. B2B e-commerce memiliki dua konsep utama, yaitu: e-frastructure dan e-markets. E-frastructure adalah arsitektur dari B2B yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Logistic – transportation, warehousing dan distrbusi

b. Aplikasi penyedia layanan – deployment, hosting dan management seperangkat software dari fasilitas pusat

c. Fungsi outsourcing sebagai proses dari e-commerce, seperti web-hosting, solusi keamanan dan kenyamanan pelanggan

d. Pelelangan software sebagai solusi operasional dan pengawasan e. Konten management software dalam memfasilitasi management

konten website dan pengiriman f. Web-based e-commerce enablers

2. Business to Consumer E-commerce (B2C e-commerce)

(13)

menggunakan online banking sebagaialat transaksi. B2C e-commerce menurunkan biaya transaksi dengan meningkatkan akses informasi konsumen serta mengupayakan konsumen untuk memperoleh harga yang tepat, sebagai bentuk layanannya. B2C e-commerce juga menurunkan hambatan-hambatan operasional karena adanya pengoperasian website. Terutama di negara-negara yang perkembangan populasi internetnya tergolong cepat, maka informasi barang dapat diperoleh dengan mudah.

3. Business to Government E-commerce (B2G e-commerce)

Business to Government e-commerce merupakan e-commerce antara perusahaan dan sector public. Hal ini mengarah pada penggunaan internet untuk pembelian public, prosedur lisensi dan operasional lain yang berhubungan dengan pemerintahan. Tipe e-commerce ini memiliki dua fitur, yaitu sector public yang mengasumsikan seorang pilot atau peran tertentu dalam menetapkan e-commerce, kedua hal ini diasumsikan bahwa sector public memiliki kebutuhan yang banyak dalam mengupayakan sistem pembelian yang efektif. Pembelian web-based police dapat meningkatkan transparansi proses pembelian (dan menurunkan resiko iregularitas).

4. Consumer to Consumer E-commerce (C2C e-commerce)

(14)

kemudahan dalam membuat bisnis secara online, mendorong individu untuk merealisasikannya. Terlebih, individu atau perseorangan dapat dengan bebas membaca tren bisnis dan menyortir harga yang sesuai. Tipe e-commerce ini memiliki tiga bentuk, yaitu:

a. Pelelangan yang difasilitasi oleh portal, seperti e-Bay, sebagai media yang membantu menawarkan barangnya kepada konsumen. b. Sistem peer-to-peer, seperti Napster (protokol pembagian

dokumen) dan media pertukaran lain.

c. Classified ads dalam situs portal, seperti Excite Classfields dan e-Wanted (tempat pasar online dimana pembeli dan penjual dapat bernegosiasi).

5. Mobile E-commerce

(15)

a. Financial services, dilakukan ketika pelanggan melakukan akses keuangan melalui telefon genggamnya.

b. Telekomunikasi, adanya proses pembayaran, review akun dan perubahan layanan yang dapat dilakukan pada device yang sama. c. Service atau retail, sebagai konsumen yang memiliki kemampuan

untuk menempatkan dan membayar pesanan.

d. Information services, termasuk pemberitaan kabar entertainment, kabar financial serta bertita-berita terbaru dalam telefon genggam.

e. Manfaat E-commerce

Keberadaan perusahaan e-commerce membawa manfaat bagi dunia industri dan perekonomian, berikut merupakan beberapa manfaat perusahaan e-commerce:

1. Bagi perusahaan, menyederhanakan beberapa proses bisnis manual yang memakan waktu dan biaya. Sehingga dapat menekan pengeluaran perusahaan dalam melakukan transaksi. 2. Bagi konsumen, e-commerce membuat informasi produk dan

pasar dapat diakses dan tersedia dengan mudah, peningkatan harga produk dan jasa juga transparan terhadap konsumen. Dengan demikian konsumen dapat menentukan pilihan yang sesuai (Andam, 2003).

(16)

dan memfasilitasi pemasaran agrikultur dan produk tropis ke pasar global (Andam, 2003).

III. Gambaran Hardiness pada Perusahaan E-commerce

Menurut Susanti (2010), hadirnya perusahaan e-commerce menuntut peningkatan kemampuan karyawan dalam bidang Informasi dan Teknologi. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa karyawan yang bekerja di bidang IT mengalami kelelahan dalam bekerja. Kelelahan tersebut mempengaruhi keinginan karyawan untuk berpindah kerja. Sebelumnya, Andam (2003) menyatakan bahwa perkembangan perusahaan e-commerce memiliki beberapa tantangan tersendiri, diantaranya adalah 1) jaringan internet yang tergolong lambat dan waktu pengiriman yang tidak tepat mendorong para pembangun bisnis online untuk meningkatkan infrastrukturnya; 2) Harga, kualitas, variasi dan dukungan pelanggan tidaklah kompetitif apabila dibandingkan dengan industri offline. Dengan demikian perusahaan e-commerce harus terus memberikan inovasi produk dan pelayanannya; 3) keberadaan bank dan konvensi di Indonesia yang masih lambat dalam beradaptasi dengan transaksi online. Evaluasi dan inovasi sistem pembayaran online dapat memudahkan perusahaan e-commerce dalam bertransaksi.

(17)

hardiness. Penelitian ini menjelaskanbahwa terdapat hubungan negatif antara perceived occupational stress dengan hardiness. Maka, semakin tinggi skor

percieved occupational stress, akan semakin rendah hardiness. Maddi (2013) juga mengungkapkan bahwa hardiness merupakan kepribadian yang positif. Karyawan dengan skor hardiness yang tinggi, cenderung tetap bertahan dan berkembang walaupun dihadapkan dengan situasi sulit. Selain itu, karyawan dengan skor hardiness yang tinggi dapat meminimalkan keadaan stres dengan mengubah

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengenai variabel kompetensi pedagogik guru yang diukur berdasarkan tujuh indikator yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, kemamuan guru dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Duta Merek ( Brand Ambassador ) pada Citra Merek Internasional ( International Brand Image) dan dampak

13 No.4 Desember 2015 | 557 dari semua pihak yang terlibat dalam suatu SKPD, hal ini akan sangat menunjang pada kualitas dan ketepat waktuan pelaporan LAKIP baik itu

Click or drag inside the color bar to lift a color and make it the current foreground or background color (depending on whether the foreground or background icon is selected above).

Sumber Data dan Skala Pengukuran ... Teknik Pengumpulan

The purpose of this research is (1) To know whether there is influence of Emotional Quotient on leaming outcome of Akidah Akhlak to Allah SWT student of class VII at Islamic

Mata Kuliah Wajib Konsentrasi Enterprise Information System KI1103 Data Warehousing dan Data Mining 3 Database Management System. KI1101 Jaringan Komputer II 3 KI1104

yang liniear atau tidak antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat.. Apabila F hitung sama dengan atau lebih kecil dari F tabel maka terdapat. hubungan linier antara