• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Program Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Indolakto Jl. Raya Medan Km 11.5 Tanjung Morawa Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Program Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Indolakto Jl. Raya Medan Km 11.5 Tanjung Morawa Chapter III V"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat ekplanasinya penelitian ini termasuk penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Sangadji dan Sopiah, 2010:30) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh program kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Indolakto Jl. Raya Medan, Km 11,5 Tanjung Morawa”.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada PT. Indolakto Jl. Raya Medan, Km 11,5 Tanjung Morawa. Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2014 sampai dengan Desember 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari penelitian yang simpang siur terhadap permasalahan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor – faktor sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent), X : Kompensasi dan Motivasi terdiri dari: (X1 ) = Kompensasi

(2)

2. Variabel terikat (dependent), Y : Kinerja Karyawan.

3.4Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel digunakan untuk memahami variabel variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian, terdiri dari:

Table 3.1 Operasionalisai Variabel

No Variabel Definisi Dimensi Indikator

Skala Pengukur

an 1 Kompensasi

(X1)

Segala sesuatu yang diterima oleh para pegawai sebagai balas jasa atas kerja mereka.

Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja para karyawam agar mereka mau melakukan suatu perbuatan atau pekerjaan. b. Pemberian fasilitas

dalam bekerja.

(3)

Sumber : Sulistiyani dan Rosidah (2003:206),Hasibuan (2005:118), Mangkunegara(2006:9)

3.5Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomenal sosial. Dengan skala likert, indikator yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tola untuk menyusun item – item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2006:86)

Tabel 3.2

Hasil dari kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

a. Ketelitian kerja. b. Efisiensi Waktu.

(4)

3.6Populasi

Menurut Sugiyono (2006:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini dilakukan pada seluruh sales PT. Indolakto Jl. Raya Medan, Km 11,5 Tanjung Morawa yang berjumlah 105 orang.

3.7Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2006:73). Karena populasi relatif besar sehingga menggunakan metode sampel yang pengumpulan datanya hanya dilakukan pada sebagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2006:73). Jumlah sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan rumus sebagai berikut :

N n =

1 + Ne2 Keterangan :

(5)

Dengan populasi sebesar 105 orang dan tingkat kesalahan 10% maka besarnya sampel adalah

105 n =

1 + 105 (0,1)2

n = 51,2 jumlah sampel dibulatkan menjadi 52 orang.

3.8Jenis Data

Peneitian ini menggunakan jenis data sebagai berikut : 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan wawancara.

2. Data Sekunder

(6)

3.9Metode Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu jenis pengumpuan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan lisan terhadap narasumber untuk mendapatkan informasi. b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpuan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada para sales PT. Indolakto Jl. Raya Medan, Km 11,5 Tanjung Morawa.

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku – buku, jurnal – jurnal penelitian, majalah dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.10.1 Uji Validitias

(7)

1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid

2. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan pengamatan dan penelitian kepada responden yang diambil dari luar sampel penelitian yang dilakukan di PT. Indolakto Tanjung Morawa yang berjumlah 30 orang sales.

(8)

19 P19 0,473 0,361 Valid

20 P20 0,465 0,361 Valid

21 P21 0,418 0,361 Valid

22 P22 0,498 0,361 Valid

23 P23 0,398 0,361 Valid

24 P24 0,472 0,361 Valid

25 P25 0,381 0,361 Valid

26 P26 0,391 0,361 Valid

27 P27 0,414 0,361 Valid

28 P28 0,406 0,361 Valid

29 P29 0,366 0,361 Valid

30 P30 0,445 0,361 Valid

31 P31 0,408 0,361 Valid

32 P32 0,372 0,361 Valid

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

3.10.2 Uji Reliabilitas

(9)

Situmorang (2008: 179). Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha > r tabel maka pernyataan reliabel 2. Jika ralpha < r tabel maka pernyataan tidak reliabel

Pada Tabel 3.4 berikut dapat dilihat hasil Uji Reliabilitas variabel Tabel 3.4

Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.837 .829 32

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

(10)

3.11 Teknis Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif dilakukan untuk menganalisis data penelitian dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan data sehingga dapat memberikan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.11.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis linier. Beberapa tersebut adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data untuk melihat normal atau tidaknya sebaran data yang dianalisis. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal yakni tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Untuk melihat normalitas data ini digunakan pendekatan grafik, yaitu Normality Probability Plot dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Situmorang dan Lufti, 2011 : 100).

2. Uji Heterokedastisitas

(11)

analasis grafik dan analisis residual yang berupa statistic (Situmorang dan Lufti, 2011 : 108)

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Tolerance mengukur variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umumnya yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2011 : 133).

3.11.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product for Service Solution) versi 16.00, agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00, dengan rumus : �=�+�11+�22 +�

Dimana:

Y = Kinerja karyawan PT. Indolakto Jl. Raya Medan, Km 11,5 � = Konstanta

(12)

X1 = Kompensasi

X2 = Motivasi � = Standar Error

3.11.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikansi Secara Simultan / Serempak (Uji-F)

Menguji signifikansi pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji-F. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Ho : b1=b2 = 0 , artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2). b. Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang yang

positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

2. Uji Signifikansi secara Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel teikat.

(13)

b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) erhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Ho diterima jika t hitung < ttabelpada α = 5%

b. Ha diterima jika t hitung > ttabelpada α = 5%

3. Koefisien Determinan (R2)

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indomilk adalah salah satu perusahaan milik swasta yang Independen dimana kegiatan usahanya bergerak dibidang Industri. Perusahaan ini didirkan pada tahun 1967 dan telah terdaftar pada Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia yang terdaftar dengan nama PT.Australia Indonesian Milk Industries ( PT.Indomilk ) yang meluncurkan product Susu Kental Manis Merk Indomilk yang diproses secara modern di Indonesia .

Dalam pengembangannya PT. Indomilk bersama dengan 200 karyawan mengembangkan usaha dan product hingga pada tahun 1970 – 1971 diluncurkan product lainnya seperti susu pasteurisasi bermerk Indomilk, product Mentega dengan Merk Orchid Butter dan Golden Churn. Pada tahun 1972 PT.Indomilk menerbitkan product Ice Cream bermerk Indo Ice Cream Meiji, tahun 1985 meluncurkan product Susu Bubuk Indomilk yang di produksi dengan system Toll Manufacturing .

(15)

berbagai Negara seperti Malaysia, Singapura, Bangladesh, Vietnam, Taiwan, Miyanmar, Timur Tengan, Afrika dan Amerika Latin.

Sejalan dengan pengembangan usaha Indomilk Dairy Group telah melahirkan beberapa perusahaan dengan productnya masing masing bersama dengan 2.651 karyawan. Hingga pada tahun 2008 Indomilk Dairy Group telah menaungi beberpa anak perusahaan berbagai product Susu. Untuk memperkuat sinergi dalam badan perusahaan maka pada bulan April 2008 dilakukan merger terhadap PT.Australia Dairy Industries ( PT.Indomilk ), PT.Indomurni Dairy Industries, PT.Ultrindo, PT. Indolakto dan PT. Indoeskrim ke dalam satu payung usaha yakni PT.Indolakto.

PT. Indomilk adalah salah satu perusahaan pertama di Indonesia yang memperoleh rekomondasi untuk mencantumkan label Halal departemen agama dan MUI pada awal 1994 dalam hal :

1. Bahan Baku 2. Formula 3. Pengolahan 4. Peralatan

5. Kebersihan Sarana Kerja 6. Kontrol Mutu

7. Kemasan 8. Limbah

(16)

prestasinya dalam menerapkan Manajemen Keaman Pangan berdasarkan system HACCP, ISO 22000 secara konsisten.

Perusahaan menetapkan panduan Sistem Jaminan Halal dalam rangka menjamin kehalalan produk. Sistem Jaminan Halal merupakan sistem terpadu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan mutu perusahaan, ISO 9001:2008, ISO 22000:2005, GMP, Internal Halal Audit yang berlaku di perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan halal kepada konsumen atau pengguna produk.

Panduan Sistem Jaminan Halal ditetapkan untuk dipahami oleh seluruh jajaran manajemen dan karyawan. Pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan mendapatkan Status Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LPPOM-MUI dengan kategori A (Baik).

Perusahaan sangat peduli terhadap mutu produk yang dihasilkan dan karena itu menerapkan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan serta sistem jaminan halal dalam rangka menghasilkan produk yang bermutu, aman, dan halal untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

(17)

4.1.2 Visi dan Misi

VISI

Menjadi pemimpn pasar susu di Indonesia dan membangun citra terkemuka dinegara lain melalui product product berkwalitas.

MISI

Menciptakan nilai tambahan perusahaan yang berkelanjutan dengan menghadirkan product PT. Indolakto yang berkwalitas di seluruh Indonesia melalui manajemen usaha yang baik dan pemanfaatan peluang untuk bekerja sama dengan pihak asing maupun dalam negeri dengan sebaik baiknya.

4.1.3 Logo Perusahaan

Sumber: PT. Indolakto Cabang Medan

Gambar 4.1

Logo PT. Indolakto Cabang Medan

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

(18)

selain itu struktur organisasi dapat berfungsi sebagai upaya untuk mencapai lancarnya kegiatan perusahaan.

Pengorganisasian juga akan menjadikan kegiatan dan tugas-tugas suatu perusahaan berjalan dengan baik dan teratur. Dengan kata lain struktur organisasi berguna untukk menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan sehingga tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Dengan demikian, struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi pegawai dalam perusahaan serta bagaimana hubungan antar satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah maupun jalur jalan komunikasi formal. Dengan hal tersebut, dapat tercapai suatu tim kerja yang solid dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

(19)

Struktur organisasi PT. Indolakto Cabang Medan dapat dilihat pada gambar 4.2 beikut :

Sumber: Pt. Indolakto Cabang Medan

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT. Indolakto Cabang Medan

4.1.5 Uraian Tugas

Ada pun tugas pokok dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Area Sales Promotion Manager :

A. Tugas Pokok :

1. Memimpin jalannya operasional Cabang Medan secara penuh,.

2. Mengemban misi untuk mencapai tujuan serta sasaran perusahaan, mempunyai fungsimmerencanakan, membina, dan mengendalikan kegiatan serta mengkoordinasikan kantor cabang medan.

B. Uruaian tugas :

1. Bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan operasional cabang medan.

2. Mengendalikan seluruh kegitan operasional.

3. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas. Area Sales Promotion Manager

(ASPM )

Area Sales Promotion

Staff Admin

(20)

4. Mendelegasikan wewenang kepada ASPR untuk memperhatikan kondisi dan kebutuhan para team salesman.

5. Mempunyai wewenang untuk menentukan keputusan yang sifatnya tidak terprogram.

2. Area Sales Promotion Representative (ASPR) A. Tugas Pokok :

1. Masing masing ASPR akan ditentukan area yang akan menjadi tanggung jawabnya.

2. Membantu Branch Manager dalam hal mengawasi dan memberikan informasi tentang kegiatan operasional sehari hari khususnya penjualan dan distribusi product.

3. Memberikan masukan terhadap suatu permasalahan yang dihadapi oleh Cabang.

B. Uraian Tugas :

1.

(21)

6. Market

7. Mengkoordinir tim penjualan, agar dapat meningkatkan tingkat penjualan dan apakah penjualan sesuai dengan target.

8. Menentukan pemberian diskon produk kepada tim sales dengan persetujuan dari Area Sales Promotion Manager terlebih dahulu.

3. Salesman ( Tradisional Market ) A. Tugas Pokok :

1. Tugas utama seorang Salesman adalah mempromosikan produk yang dibawanya ke toko, sehingga toko tersebut mau memesan produknya. B. Uraian Tugas :

1. Membuat daftar pelanggan sesuai dengan segmentasi yang diinginkan Perusahaan.

2. Melakukan proses penjualan sesuai daftar target yang sudah ditentukan dan disepakati bersama dengan ASPR.

3. Menyiapkan materi/tools yang akan digunakan dalam proses penjualan ke pelanggan dan melalukan presentasi.

(22)

5. Membuat laporan aktivasi Sales mingguan sesuai format laporan yang disepakati dengan ASPR dan laporan bulanan sesuai format laporan yang sudah ditentukan.

6. Membina hubungan dengan divisi-divisi lain dibantu oleh ASPR untuk proses-proses internal yang terkait proses penjualan ke pelanggan.

7. Secara terus-menerus menambah pengetahuan terhadap produk atau layanan yang akan dijual dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan pembinaan hubungan dan penjualan ke pelanggan.

8. Memaintance pelanggan yang sudah ada. 4. Staff Administrasi

A. Tugas Pokok :

1. Membantu Kepala Staf Administrasi dalam merencanakan, dan melaksanakan, kegiatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja. Bertanggungjawab kepada ASPM atas pelaksanaan bebagai kegiatan dan pelayanan. Menggunakan semua sarana dan prasarana yang ada di dan bagi demi efektivitas dan efisiensi kerja serta pelayanan.

B. Uraian Tugas :

1. Mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar. 2. Mengarsip Surat Masuk dan Surat Keluar. 3. Membantu pengelolaan Kas Kecil.

(23)

5. Menyiapkan rapat-rapat di Perusahaan ( konfirmasi ke peserta rapat dan konsumsi ).

6. Mengurus Pelatihan/seminar/diskusi yang diadakan perusahanan (mencari ruangan, mengurus snack/konsumsi dan penerima tamu).

7. Memonitor kebutuhan-kebutuhan ATK Perusahaan. 8. Menjadwalkan kegiatan ASPM.

4.2Hasil Analisis Deskriptif 4.2.1 Karakteristik Responden

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden yang berjumlah 52 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase

21 – 30 Tahun 17 32,6 %

31 – 40 Tahun 23 44,2 %

41 – 50 Tahun 12 23,2 %

T O T A L 52 100 %

Sumber: Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah usia 31 - 40 Tahun dengan presentase sebesar 44,2%, 21 - 30 Tahun dengan presentase sebesar 32,6%, dan 41 - 50 Tahun sebesar 23,2%.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki – Laki 32 61,5 %

Perempuan 20 38,5 %

(24)

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah Laki - Laki dengan presentase sebesar 61,5%, dan Perempuan sebesar 38,5%.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Presentase

< 1 Tahun 6 11,5 %

Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah lama bekerja > 10 Tahun dengan presentase sebesar 34,7%, 6 – 10 Tahun dengan persentase sebesar 28,8%, 1 - 5 Tahun dengan persentase sebesar 25%, dan < 1 Tahun dengan persentase sebesar 11,5%.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Presentase

SMA 3 5,7 %

(25)

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompensasi, Motivasi, dan Kinerja Karyawan

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompensasi (X1)

No Kata Kunci STS TS KS S SS T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1

Gaji yang saya terima sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dengan pihak perusahaan

1 1,9 1 1,9 1 1,9 16 30,8 33 63,5 52 100

2 Gaji yang saya terima dapat memenuhi

kebutuhan keluarga saya 1 1,9 1 1,9 1

7 32,7 24 46,2 9 17,3 52 100

3 Insentif yang diberikan sesuai dengan target

penjualan yang saya capai 1 1,9 1 1,9 9 17,3 24 46,2 17 32,7 52 100

4 Insentif yang diberikan ada peningkatan

sesuai dengan kinerja saya 1 1,9 1 1,9 1 1,9 13 25 36 69,2 52 100

5 Tunjangan hari raya yang diberikan sesuai

dengan kebijakan perusahaan 1 1,9 1 1,9 8 15,4 28 53,8 14 26,9 52 100

6 Tunjangan hari raya yang diberikan sangat

bermanfaat bagi saya 1 1,9 2 3,8 1 1,9 14 26,9 34 65,4 52 100

7

Pemberian BPJS Ketenagakerjaan membuat

saya merasa dihargai oleh perusahaan 1 1,9 1 1,9 1 1,9 14 26,9 35 67,3 52 100

8 Pemberian BPJS Ketenagakerjaan

membuat saya merasa loyal dalam bekerja 2 3,8 1 1,9 1 1,9 16 30,8 32 61,5 52 100

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Pada Tabel 4.5 dapat diketahui frekeuensi jawaban responden tentang variabel motivasi adalah sebagai berikut:

1. Pada pernyataan pertama, dari 52 responden, sebanyak 63,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Gaji yang saya terima sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dengan pihak perusahaan, 30,8% menyatakan setuju, 1,9% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(26)

setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 52 responden, sebanyak 32,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa Insentif yang diberikan sesuai dengan target penjualan yang saya capai, 46,2% menyatakan setuju, 17,3% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, dari 52 responden, sebanyak 69,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Insentif yang diberikan ada peningkatan sesuai dengan kinerja saya, 25% menyatakan setuju, 1,9% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan kelima, dari 52 responden, sebanyak 26,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Tunjangan hari raya yang diberikan sesuai dengan kebijakan perusahaan, 53,8% menyatakan setuju, 15,4% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(27)

7. Pada pernyataan ketujuh, dari 52 responden, sebanyak 67,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Pemberian BPJS Ketenagakerjaan membuat saya merasa dihargai oleh perusahaan, 26,9% menyatakan setuju, 1,9% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

8. Pada pernyataan kedelapan, dari 52 responden, sebanyak 61,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Pemberian BPJS Ketenagakerjaan membuat saya merasa loyal dalam bekerja, 30,8% menyatakan setuju, 1,9% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 3,8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Analisis deskripstif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 52 responden paling banyak menyatakan 69,2 % responden menyatakan sangat setuju bahwa insentif yang diberikan ada peningkatan sesuai dengan kinerja saya. Ini menunjukkan bahwa inesntif yang diteria sales berdasarkan sebarapa bagus kinerja yang sudah dicapai para sales. Apabila para sales mencapai target dan meningkatkan kinerjanya maka akan berpengaruh terhadap berapa besarnya insentif yang akan diterima para sales, yaitu semakin meningkat pula insentif yang diterima sales.

(28)

tunjangan hari raya sangat bermanfaat bagi para sales untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi (X2)

No Kata Kunci STS TS KS S SS

T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1

Pemberian gaji tepat waktu dapat mendorong saya untuk lebih bersemangat dalam bekerja

1 1,9 1 1,9 6 11,5 36 69,2 8 15,4 52 100

2

Pemberian gaji tepat waktu mendorong saya

untuk meningkatkan kinerja saya 1 1,9 1 1,9 7 13,5 34 65,4 9 17,3 52 100

3

Pemberian fasilitas transportasi mempermudah saya bekerja dalam

mencapai target yang ditentukan 1 1,9 1 1,9 4 7,7 24 46,2 22 42,3 52 100

4

Pemberian fasilitas transportasi dalam bekerja memotivasi saya untuk

menyelesaikan pekerjaan secara efektif 1 1,9 2 3,8 7 13,5 31 59,6 11 21,2 52 100

5

Adanya program jenjang karir yang diberikan perusahaan membuat saya

berusaha meningkatkan kualitas kerja saya 1 1,9 1 1,9 6 11,5 38 73,1 6 11,5 52 100

6

Adanya program jenjang karir yang diberikan perusahaan mendorong saya bekerja mencapai target penjualan yang ditentukan

1 1,9 1 1,9 6 11,5 37 71,2 7 13,5 52 100

7

Adanya asuransi kesehatan yang diberikan perusahaan membuat saya merasa aman

ketika bekerja 1 1,9 1 1,9 2 3,8 15 28,8 33 63,5 52 100

8

Adanya asuransi kesehatan yang diberikan perusahaan membuat saya merasa diperhatikan oleh perusahaan

2 3,8 1 1,9 1 1,9 12 23,1 36 69,2 52 100

9 Saya memiliki atasan yang mendukung kinerja saya 2 3,8 3 5,8 2 3,8 7 13,5 38 73,1 52 100

10

Saya memiliki atasan yang dapat membantu saya menyelesaikan masalah pekerjaan

yang muncul 2 3,8 2 3,8 2 3,8 8 15,4 38 73,1 52 100

11

Saya memiliki hubungan kerja sama yang harmonis dalam satu tim yang membuat

saya bekerja lebih semangat lagi 3 5,8 2 3,8 5 9,6 22 42,3 20 38,5 52 100

12

Rekan kerja satu tim saya membantu saya

dalam bekerja lebih baik 2 3,8 2 3,8 5 9,6 26 50 17 32,7 52 100

(29)

Pada Tabel 4.6 diatas dapat diketahui frekeuensi jawaban responden tentang variabel motivasi adalah sebagai berikut:

1. Pada pernyataan pertama, dari 52 responden, sebanyak 15,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Pemberian gaji tepat waktu dapat mendorong saya untuk lebih bersemangat dalam bekerja, 69,2% menyatakan setuju, 11,5% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, dari 52 responden, sebanyak 17,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Pemberian gaji tepat waktu mendorong saya untuk meningkatkan kinerja saya, 65,4% menyatakan setuju, 13,5% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 52 responden, sebanyak 42,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Pemberian fasilitas transportasi mempermudah saya bekerja dalam mencapai target yang ditentukan, 46,2% menyatakan setuju, 7,7% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(30)

setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan kelima, dari 52 responden, sebanyak 11,5% responden menyatakan sangat setuju bahwaAdanya program jenjang karir yang diberikan perusahaan membuat saya berusaha meningkatkan kualitas kerja saya, 73,1% menyatakan setuju, 11,5% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan keenam, dari 52 responden, sebanyak 13,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Adanya program jenjang karir yang diberikan perusahaan mendorong saya bekerja mencapai target penjualan yang ditentukan, 71,2% menyatakan setuju, 11,5% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

7. Pada pernyataan ketujuh, dari 52 responden, sebanyak 63,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Adanya asuransi kesehatan yang diberikan perusahaan membuat saya merasa aman ketika bekerja, 28,8% menyatakan setuju, 3,8% menyatakan kurang setuju, 1,9% menyatakan tidak setuju, dan 1,9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 8. Pada pernyataan kedelapan, dari 52 responden, sebanyak 69,2% responden

(31)

setuju, dan 3,8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

9. Pada pernyataan kesembilan, dari 52 responden, sebanyak 73,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya memiliki atasan yang mendukung kinerja saya, 13,5% menyatakan setuju, 3,8% menyatakan kurang setuju, 5,8% menyatakan tidak setuju, dan 3,8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

10. Pada pernyataan kesepuluh, dari 52 responden, sebanyak 73,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya memiliki atasan yang dapat membantu saya menyelesaikan masalah pekerjaan yang muncul, 15,4% menyatakan setuju, 3,8% menyatakan kurang setuju, 3,8% menyatakan tidak setuju, dan 3,8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 11. Pada pernyataan kesebelas, dari 52 responden, sebanyak 38,5% responden

menyatakan sangat setuju bahwa Saya memiliki hubungan kerja sama yang harmonis dalam satu tim yang membuat saya bekerja lebih semangat lagi, 42,3% menyatakan setuju, 9,6% menyatakan kurang setuju, 3,8% menyatakan tidak setuju, dan 5,8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(32)

Analisis deskripstif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan sangat setuju sebanyak 73,1% Saya memiliki atasan yang mendukung kinerja saya, dan sebanyak 73,1% responden juga menyatakan Saya memiliki atasan yang dapat membantu saya menyelesaikan masalah pekerjaan yang muncul. Hal ini menunjukkan bahwa seberapa pentingnya dukungan dan motivasi dari atasan bagi para sales untuk mendorong semangat kerja para sales sehingga para sales merasa di perhatikan oleh atasan.

(33)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) No. pekerjaan sesuai dengan target

penjualan yang ditentukan 0 0 0 0 5 9,6 35 67,3 12 23,1 52 100

2

Saya pernah mencapai hasil kerja dibawah

target penjualan yang ditentukan 0 0 0 0 6 11,5 31 59,6 15 28,8 52 100

3

Saya mampu memberikan hasil pekerjaan

yang terbaik 0 0 0 0 3 5,8 21 40,4 28 53,8 52 100

4

Hasil pekerjaan yang saya berikan sesuai

dengan tanggung jawab pekerjaan saya 0 0 0 0 6 11,5 30 57,7 16 30,8 52 100

5

Saya selalu melakukan pekerjaan dengan teliti agar memberikan hasil kerja yang

maksimal 0 0 0 0 5 9,6 36 69,2 11 21,2 52 100

6

Saya selalu melakukan pekerjaan dengan teliti untuk menghindari permasalahan –

permasalah pekerjaan yang muncul 0 0 0 0 5 9,6 36 69,2 11 21,2 52 100

7

Saya berusaha menggunakan waktu seefisien mungkin dalam bekerja agar dapat mencapai target penjualan yang telah ditentukan

0 0 0 0 1 1,9 12 23,1 39 75 52 100

8

Pengetahuan pekerjaan yang saya miliki membuat saya dapat menghemat waktu dalam bekerja

0 0 0 0 0 0 12 23,1 40 76,9 52 100

9 Saya selalu hadir tepat waktu 0 0 0 0 1 1,9 8 15,4 43 82,7 52 100

10

Saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat

waktu 0 0 0 0 0 0 8 15,4 44 84,6 52 100

11

Saya selalu menjelaskan kualitas dari

produk 6 11,5 5 9,6 12 23,1 11 21,2 18 34,6 52 100

12

Saya selalu melakuan pekerjan sesuai

dengan proseddur dari perusahaan. 3 5,8 4 7,7 2 23,1 19 36,5 14 26,9 52 100

(34)

Pada Tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bagaimana frekuensi jawaban responden tentang variabel kinerja karyawan adalah:

1. Pada pernyataan pertama, dari 52 responden, sebanyak 23,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target penjualan yang, 67,3% menyatakan setuju, 9,6% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, dari 52 responden, sebanyak 28,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya pernah mencapai hasil kerja dibawah target penjualan yang ditentukan, 59,6% menyatakan setuju, 11,5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 46 responden, sebanyak 53,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya mampu memberikan hasil pekerjaan yang terbaik, 40,4% menyatakan setuju, 5,8% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(35)

5. Pada pernyataan kelima, dari 52 responden, sebanyak 21,2% responden menyatakan sangat setuju bahwaSaya selalu melakukan pekerjaan dengan teliti agar memberikan hasil kerja yang maksimal, 69,2% menyatakan setuju, 9,6% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan keenam, dari 52 responden, sebanyak 21,2% responden menyatakan sangat setuju bahwaSaya selalu melakukan pekerjaan dengan teliti untuk menghindari permasalahan – permasalah pekerjaan yang muncul, 69,2% menyatakan setuju, 9,6% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

7. Pada pernyataan ketujuh, dari 52 responden, sebanyak 75% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya berusaha menggunakan waktu seefisien mungkin dalam bekerja agar dapat mencapai target penjualan yang telah ditentukan, 23,1% menyatakan setuju, 1,9% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(36)

9. Pada pernyataan kesembilan, dari 52 responden, sebanyak 82,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya selalu hadir tepat waktu, 15,4% menyatakan setuju, 1,9% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

10. Pada pernyataan kesepuluh, dari 52 responden, sebanyak 84,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, 15,4% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

11. Pada pernyataan kesebelas, dari 52 responden, sebanyak 34,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya selalu menjelaskan kualitas dari produk, 21,2% menyatakan setuju, 23,1% menyatakan kurang setuju, 9,6% menyatakan tidak setuju, dan 11,5% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

12. Pada pernyataan keduabelas, dari 52 responden, sebanyak 26,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya selalu melakuan pekerjan sesuai dengan proseddur dari perusahaan, 23,1% menyatakan kurang setuju, 7,7% menyatakan tidak setuju, dan 5,8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(37)

melakukan pekerjaan dengan maksimal sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, sehingga pekerjaan para sales selalu menunjukkan standar kerja yang baik.

(38)

4.3Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.3, dan Gambar 4.4.

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.3

(39)

Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melennceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.4

Pengujian Normalitas P-P Plot

(40)

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.8

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.76226364

Most Extreme Differences Absolute .088

Positive .054

Negative -.088

Kolmogorov-Smirnov Z .633

Asymp. Sig. (2-tailed) .818

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2015

(41)

4.3.2 Uji Heterokedastisitas (Scatter Plot)

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :

1. Analisis Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.5

(42)

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Analisis Statistik

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.9 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.140 5.296 2.481 .017

Kompensasi .069 .108 .088 1.639 .076

Motivasi .160 .081 .270 1.970 .085

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

(43)

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya,

Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance

> 0,1, dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 68.968 8.334 8.275 .000

Kompensasi .388 .170 .309 2.278 .027 .994 1.006

Motivasi .231 .127 .084 1.821 .038 .994 1.006

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

(44)

4.4Analisis Linear Berganda

Dalam penelitian ini Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh Variabel Kompensasi (X1) dan Variabel Motivasi (X2) terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Indolakto Tanjung Morawa.

a. All requested variables entered.

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.12 (Variabel Entered/removedb) menunjukkan hasil analisis statistik tiap indikator sebagai berikut.

Tabel 4.12

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

(45)

Berdasarkan Tabel 4.12 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = 66,968 + 0,388 X1 + 0,231 X2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 66,968, ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel kompensasi (X1), dan motivasi (X2) = 0, maka kinerja karyawan =

66,968.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,388, ini berarti bahwa variabel kompensasi (X1)

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, atau dengan kata lain jika kompensasi (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan

akan bertambah sebesar 0,388. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel kompensasi dengan kinerja karyawan, semakin meningkat kompensasi seorang pegawai dalam bekerja maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan tersebut pada PT. Indolakto Tanjung Morawa.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,231, ini berarti bahwa variabel motivasi (X2)

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, atau dengan kata lain jika motivasi (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan

(46)

4.5Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Hasil Uji Simultan (Uji F) menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh Variabel Kompensasi (X1) dan Variabel Motivasi (X2) secara bersama-sama atau serempak terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) PT. Indolakto Tanjung Morawa.

Hasil F dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut: Tabel 4.12

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 85.883 2 42.942 3.915 .044a

Residual 721.886 49 14.732

Total 807.769 51

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompensasi

b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F

yakni sebesar 3,915 dengan tingkat signifikansi = 0.044, lebih besar dari nilai Ftabelyakni 3.175, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung >

Ftabel (3,915 > 3,175).

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat

(47)

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Hasil Uji Parsial (Uji t) menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh masing-masing Variabel Kompensasi (X1) dan Variabel Motivasi (X2) secaraparsial terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) PT. Indolakto Tanjung Morawa.

Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan

adalah t0,05 (49) = 1,675

Tabel 4.13

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Coefficientsa

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Sumber: Sumber: Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Kompensasi (X1)

Nilai thitung variabel kompensasi adalah 2,278 dan nilai ttabel 1,675 maka thitung >

ttabel (2,278 > 1,675) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kompensasi

(48)

2. Variabel Motivasi (X2)

Nilai thitung variabel motivasi adalah 1,821 dan nilai ttabel 1,675 maka thitung > ttabel

(1,821 > 1,675) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan (0,038 < 0,05) secara parsial terhadap kinerja karyawan. Artinya, jika variabel motivasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,231.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). J ika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .726a .527 .070 3.838

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompensasi

b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

(49)
(50)

4.6Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel kompensasi dan motivasi dan kinerja yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa frekuensi jawaban responden tentang kompensasi untuk keseluruhan item/butir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban sangat setuju (SS). Hasil frekuensi jawaban tersebut menjunjukkan bahwa variabel kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung yang dilakukan PT. Indolakto menunjukkan bahwa kompensasi sesuai dengan harapan sales dan dapat meningkatkan kinerja sales. Meskipun masih terdapat jawaban Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) yang diberikan responden namun persentasenya tidak begitu besar.

Untuk variabel motivasi frekuensi jawaban responden juga menunjukkan bahwa motivasi yang diberikan PT. Indolakto telah mendorong semangat kerja sales untuk bekerja lebih baik. Hal ini dilihat dari frekuensi jawaban responden yang didominasi oleh jawaban Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) memang masih terdapat jawaban Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) namun jumlahnya relatif kecil.

(51)

(KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan persentase yang relatif kecil.

Sulistiyani dan Rosidah (2003:206), mengungkapkan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa atas kerja mereka. Kompensasi yang telah diberikan perusahaan kepada karyawan berdampak positif bagi organisasai atau perusahaan agar karyawan merasa dihargain atau diakui pekerjaannya oleh perusahaan. Bagi organisasi atau perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi atau perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Hasil penelitian dari analisis regresi linear berganda juga menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa variabel kompensasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,388 dan nilai thitung (2,278) yang lebih

besar dari nilai ttabel (1,675) dengan tingkat signifikansi 0,027. Artinya jika

kompensasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,388.

(52)

Motivasi merupakan suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Untuk menggerakkan karyawan agar sesuai dengan motivasi yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami bagaimana memotivasi karyawannya yang bekerja di dalam organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku dan gairah karyawan untuk bekerja secara maksimal sehingga mereka mampu bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Hasil penelitian dari analisis regresi linear berganda juga menunjukkan bahwa variabel motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,079 dan nilai thitung (1,821) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,675) dengan

tingkat signifikansi 0,038. Artinya jika motivasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,231.

Dari hasil Uji F terlihat adanya pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan atau bersama-sama antara variabel kompensasi dan variabel motivasi terhadap variabel kinerja dimana nilai F hitung sebesar 3,915 > Ftabel 3,175 dengan

tingkat signifikasi 0.044 < 0.05.

(53)

0,05. Sedangkan variabel motivasi memiliki nilai thitung sebesar 1,821 > nilai ttabel

1,675 dengan tingkat signifikansi sebesar tingkat signifikansi sebesar 0,038 < 0,05.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Mangkunegara (2006: 76) yang menyatakan bahwa hubungan yang positif antara motivasi dengan kinerja adalah seorang manajer dan karyawan yang mempunyai motivasi tinggi akan mencapai kinerja yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.

Dari Hasil Uji Determinasi terlihat bahwa variabel kompensasi dan motivasi memiliki kontribusi positif sebesar 52,7% terhadap variabel Kinerja sedangkan sisanya sebesar 47,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain tidak diteliti di dalam penelitian.

(54)
(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (Uji t) variabel kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja. Dimana variabel kompensasi memiliki nilai thitung sebesar 2,278 > nilai ttabel 1,675

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,027 < 0,05. Sedangkan variabel motivasi memiliki nilai thitung sebesar 1,821 > nilai ttabel 1,675 dengan

tingkat signifikansi sebesar tingkat signifikansi sebesar 0,038 < 0,05. 2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) motivasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel kinerja dimana nilai thitung sebesar 1,821 >

nilai ttabel 1,675 dengan tingkat signifikansi sebesar tingkat signifikansi

sebesar 0,038 < 0,05.

3. Hasil Pengujian Hipotesis secara simultan atau bersama-sama (Uji F) Fdimana Fhitung 3,915 > Ftabel 3,175 pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5

(56)

3.2 Saran

1. Mengingat kompensasi dan motivasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja para sales pada PT. Indolakto Tanjung Morawa maka pihak PT. Indolakto Tanjung Morawa selaku perusahaan perlu untuk melakukan peningkatan kinerja para salesnya dengan memberikan kompensasi sesuai dengan standar kinerja, dan tanggung jawab pekerjaan yang telah dihasilkan para sales, sehingga para sales merasa dihargai dengan kinerja yang telah dihasilkan untuk perusahaan. 2. Dan dalam memotivasi para salesnya pihak PT. Indolakto Tanjung

Morawa harus lebih memperhatikan hubungan yang baik antara antasan dengan bawahan, karena dengan terjalinnya hubungan kerja yang baik dengan atasan sehingga para sales merasa lebih bersemangat dalam bekerja dan dapat memberikan hasil kerja yang maksimal karena merasa hasil kerja nya diperhatikan dan dihargai oleh atasan. Dengan hasil kerja yang maksimal dan memenuhi standar, maka para sales juga dapat meningkatkan jenjang karirnya menjadi lebih baik.

(57)

Gambar

Table 3.1 Operasionalisai Variabel
Tabel 3.2 Indikator Skala Likert
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah sistem yang telah dijalankan sesuai dengan tujuan dalam memenuhi kebutuhan para alumni untuk mendapatkan informasi,

Disimpulkan terdapat hubungan (p = 0,000) antara karakteristik farmakokinetika aminofilin infusi intravena dengan respon terapi pada pasien anak serangan asma berat. Kata kunci

Ketiga tokoh perempuan ini memberikan gam baran kepada pembaca terhadap bentuk bentuk resistensi seorang perempuan da lam menghadapi konflik sosio budaya Bali terutama

Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan diangkat didalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan hukum tindak pidana narkotika menurut peraturan perundang-undangan

Aplikasi disediakan untuk memudahkan perusahaan dalam hal penentuan cicilan per periode yang harus dibayar oleh konsumen, pencatatan dan perhitungan piutang, serta

Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan diangkat didalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan hukum tindak pidana narkotika menurut peraturan perundang-undangan

Hasil analisis kluster tanaman manggis di Desa Pamona (Gambar 1) pada jarak 0,395 terdapat dua aksesi manggis yang memiliki hubungan kekerabatan morfologi dan

Dalam menganalisa dampak penerapan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi daerah terhadap realisasi Penerimaan Asli Daerah di Kabupaten Sekadau adalah melihat