• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Penelitian

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian di SMPN 05 Salatiga, dapat dikemukakan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:

a. Peran metode diskusi dalam pembelajaran PAI pada pembentukan karakter siswa SMPN 05 Salatiga

MA selaku guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII, menuturkan terkait dengan pelaksanaan metode diskusi di kelas VIII SMPN 05 Salatiga.

“Saya sering menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran PAI di kelas VIII, namun ada kelas tertentu dimana saya tidak menggunakannya. Karena ada kelas yang kurang bisa mengikuti pembelajaran dengan diskusi. Kalau diskusi biasanya saya menggunakan diskusi dengan model lempar soal, index card short, debat, proyeksi dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti kalender. Pada semester ini metode diskusi itu saya terapkan pada bab ke 11 yaitu menghindari minuman keras, judi dan pertengkaran. Adapun respon dari siswa itu menyenangkan, banyak yang suka dengan diskusi karena mereka bisa bertanya apa yang tidak paham, dan dapat memberikan sanggahan” (Sumber: wawancara dengan MA pada 07 April 2017 pukul 09:08 WIB di mushola SMPN 05 Salatiga).

Hal itu senada dengan penuturan guru PAI yang mengampu kelas VIII dan IX SMPN 05 Salatiga.

“Saya selalu menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran PAI. Baik itu diskusi kelas maupun diskusi dalam bentuk kelompok, tapi seringnya menggunakan model diskusi kelas. Pada semester ini hampir semua materi saya menggunakan diskusi. Diskusi itu kan tidak harus berkelompok akan tetapi kesempatan tanya jawab itu juga merupakan diskusi. Kalau pembagian kelompok saya fleksibel melihat

67

kedalaman materi dan situasi. Kadang saya juga menggunakan cara siswa disuruh membuat power point kemudian maju presentasi menerangkan materi kepada teman-temannya” (Sumber: wawancara M pada 13 April 2017 pukul 09:02 WIB di ruang mushola)

Peneliti menanyakan tentang peran metode diskusi dalam pembelajaran PAI pada pembentukan karakter siswa kepada guru PAI kelas VIII.

“Banyak siswa yang suka dengan metode diskusi saat pembelajaran. Menurut saya dengan metode diskusi karakter siswa dapat dimunculkan dan dikembangkan. Seperti siswa menjadi lebih aktif, teliti, menghargai pendapat orang lain dan demokratis. Selain itu,cara saya dalam mengembangkan karakter siswa adalah dengan sering memberikan masukan, nasehat, motivasi dan juga penanaman tauhid kepada siswa agar memberikan efek positif untuk kepribadian siswa pada jangka panjang. Memberikan nasehat disesuaikan kepribadian siswa pada saat itu sehingga siswa dapat merubah sikapnya menjadi lebih baik” (Sumber: wawancara dengan MA pada 07 April 2017 pukul 09:08 WIB di mushola SMPN 05 Salatiga)

“Metode diskusi jelas merupakan salah satu usaha dalam pembentukan karakter pada siswa. Misalkan dengan membuat power point siswa menjadi lebih kreatif, berusaha sendiri, berani bertanya dan menjawab pertanyaan saat presentasi” (Sumber: wawancara M pada 13 April 2017 pukul 09:02 WIB di ruang mushola)

Berikut penuturan TBN selaku siswa kelas VIII G tentang peran metode diskusi dalam pembelajaran PAI pada pembentukan karakter siswa.

“Saya suka dengan metode diskusi, karena dengan diskusi kita menjadi lebih berinteraksi dengan teman, jiwa sosialnya bertambah. Selain itu yang paling asyik adalah ada waktu untuk berdebat memberikan pertanyaan dan sanggahan kepada teman yang sedang presentasi. Jadi itu membuat saya dan teman-teman menjadi lebih aktif, berani dan menghargai pendapat orang lain” (Sumber: wawancara dengan TBN pada 07 April 2017 pukul 09:29 WIB di ruang kelas VIIIG)

68

Ditambahkan dengan penuturan informan siswa kelas VIII SMPN 05 Salatiga tentang peran metode diskusi dalam pembelajaran PAI pada pembentukan karakter siswa.

“Menurut saya, diskusi itu enak. Karena diskusi membuat saya paham materinya karena saya mencari dan memahami materi yang ditugaskan. Saya selalu memperhatikan teman yang sedang presentasi di depan, menaggapi apa yang dipresentasikan dan memberikan pertanyaan” (Sumber: wawancara dengan AP. pada 07 April 2017 pukul 09:29 WIB di ruang kelas VIIIG)

“Kalau pembelajaran agama pak guru sering menggunakan metode diskusi,. Menurut saya diskusi itu membuat siswa lebih aktif, dan menguasai materi jadinya lebih paham. Berkompromi dan bertukar fikiran dengan teman sekelompok untuk menemukan jawaban yang benar, dan melatih keberanian untuk presentasi di depan kelas” (wawancara, RA. 07/04/2017)

b. Karakter yang dapat dikembangkan dari pembelajaran PAI dengan metode diskusi.

Selanjutnya peneliti menyakan tentang karakter apa saja yang dapat dikembangkan saat pembelajaran PAI menggunakan metode diskusi.

“Saat diskusi ada beberapa karakter yang dapat dikembangkan seperti berani meliputi berani berpendapat, berani maju presentasi di depan kelas, berani bertanya dan berdebat. Kemudian lebih berfikir kritis karena orang bertanya itu kan juga harus mikir terlebih dahulu apa yang mau ditanyakan begitu juga yang menjawab. Sikap kerjasama antar teman, dalam diskusi mereka berinteraksi antar teman sekelompok” (wawancara, MA. 07/04/2017).

69

Hal itu senada dengan jawaban para informan siswa kelas VIII SMPN 05 Salatiga,

“Diskusi itu bisa menyelesaikan permasalahan bareng-bareng, mikirnya lebih teliti, tempat bertukar pendapat, menghargai orang lain karena saat temannya presentasi di depan kan kita mendengarkan biar kita paham, lalu kalau kita disuruh maju presentasi kita jadi berani, dan juga berani bertanya” (Sumber: wawancara dengan AD, SK,TBN 07 April 2017 di mushola).

Kemudian peneliti menanyakan kepada guru PAI mengenai persiapan dan juga evaluasi dari pembelajaran PAI menggunakan metode diskusi.

“Persiapannya ya mengatur pembagian kelompok, memahami materi yang didiskusikan, mengantisipasi siswa agar selalu aktif. Kalau evaluasinya saya lewat pengamatan jika dia aktif dalam diskusi saya beri bintang dari kertas marmer atau saya beri pembatas buku. Atau dengan cara lain saat ada kelompok yang maju semua siswa saya suruh nilai satu persatu. Nilai itu tinggal dikumpulkan dijadikan satu dijumlah” (Sumber: wawancara M pada 13 April 2017 pukul 09:12 WIB di ruang mushola).

Selain penanaman karakter kepada siswa melalui pembelajaran di kelas, ada beberapa pembiasaan yang dilaksanakan di SMPN 05 Salatiga setiap harinya.

“Ada banyak program sekolah yang mendukung pembinaan karakter siswa diantaranya yaitu pembiasaan setiap pagi bersalaman, shalat dhuhur berjamaah, shalat jum’at di sekolah, selesai KBM bersalaman, upacara pagi setiap hari senin, membaca asmaul husna dan surat-surat pendek, hormat bendera setelah berdoa memulai pelajaran tapi kalau pelajaran agama setelah berdoa membaca surat-surat pendek, kemudian kalau pelajaran pendidikan kewarganegaraan setelah berdoa menyanyikan lagu-lagu kebangsaan” (Sumber: wawancara dengan M dan DE pada 12 April 2017 pukul 09:30 WIB).

70

c. Kendala dalam pembentukan karakter siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode diskusi serta solusinya.

Peneliti menanyakan kepada informan tentang kendala dalam pembentukan karakter siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode diskusi serta solusinya.

“Dalam pelaksanaan diskusi di kelas ada faktor yang mendukung dan juga kendala yang dihadapi. Adapun faktor pendukungnya adalah: siswa semangat jika pembelajaran PAI dengan diskusi, seperti yang saya sebutkan tadi banyak yang suka kemudian dengan diskusi siswa menjadi lebih aktif, berani dan menghargai pendapat orang lain. Akan tetapi ada juga kendalanya yaitu waktu yang kurang efisien dan juga materi kadang menyebar luas dari tujuan pembelajaran, perbedaan pendapat dalam berkelompok” (wawancara, MA. 07/04/2017)

Peneliti menanyakan hal yang sama kepada beberapa informan, berikut penuturannya.

“Hambatannya adalah ketika kelas itu pasif, kita menjadi repot. Guru harus berupaya mengaktifkan anak agar berani bertanya dan berpendapat. Sedangkan bagi kelas yang aktif itu terkadang siswa kebablasan dalam sesi tanya jawab sehingga waktunya terulur. Solusinya ya guru mengendalikan mereka” (Sumber: wawancara M pada 13 April 2017 pukul 09:05 WIB di ruang mushola)

“Kalau diskusi itu teman-teman semangat. Tapi kadang ada juga yang malas, hanya beberapa orang saja yang mengerjakan yang lain ikut-ikutan. Kemudian ada saya juga kadang tidak berani untuk berpendapat karena saya malu, teman sekelompok kadang ada yang berbicara sendiri” (wawancara, DA. 07/04/2017)

71 C. Pembahasan dan Analisis Data

1. Peran Metode Diskusi dalam Pembelajaran PAI pada Pembentukan Karakter Siswa Kelas VIII SMPN 05 Salatiga.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di lapangan, peneliti dapat menyimpulkan tentang peran metode diskusi dalam pembelajaran PAI pada pembentukan karakter siswa kelas VIII SMPN 05 Salatiga.

Metode diskusi adalah salah satu metode mengajar yang sering diterapkan guru PAI kelas VIII SMPN 05 Salatiga saat pembelajaran. Adapun pengertian metode diskusi menurut JJ Hasibuan dan Dip, Ed dan Moejiono yang dikutip oleh Dr Armai Arief (2002: 146), “metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan pembahasan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif atas pemecahan suatu masalah”.

Pelaksanaan diskusi dalam pembelajaran tidaklah harus selalu berkelompok kemudian maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Namun, model-model diskusi sangatlah beragam seperti yang dilaksanakan dalam pembelajaran PAI kelas VIII SMPN 05 Salataiga, diantaranya yaitu:

a. Diskusi kelas

Diskusi kelas adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi (Suyanti, 2010: 77). Berdasarkan pengamatan, diskusi model

72

inilah yang paling sering digunakan dalam pembelajaran PAI di SMPN 05 Salatiga. Adanya proses tanya jawab yang berkaitan dengan materi pembahasan.

Dengan dilaksanakannya diskusi kelas, siswa menjadi aktif untuk memberikan pertanyaan baik kepada guru ataupun temannya dalam hal ini adalah siswa. Selain itu, diskusi juga membuat siswa untuk kreatif dan berfikir kritis untuk menemukan pertanyaan atau jawabannya.

b. Diskusi kelompok

Pada diskusi kelompok, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Baik dengan cara berhitung ataupun dengan kelompok menetap yang sudah paten. Kemudian guru memberikan tugas kepada kelompok-kelompok baik tugas yang sama taupun berbeda. Setelah tugas didiskusikan, siswa per kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Diskusi kelompok dapat mendorong siswa untuk aktif, berlatih berinteraksi dengan temannya, adanya sikap gotong royong, tanggung jawab, berani serta menghargai pendapat orang lain.

c. Diskusi model debat

Diskusi model debat hampir sama seperti sesi tanya jawab. Salah satu siswa atau kelompok melemparkan soal kemudian kelompok yang diberi pertanyaan menjawab. Pada diskusi model

73

ini, siswa didorong untuk memiliki karakter pemberani yaitu siswa harus berani mengajukan pertanyaan, berani menanggapi jawaban, menghargai pendapat orang lain, demokratis, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

d. Index Card Match

Index Card Match merupakan salah satu strategi yang

menyenangkan yang akan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Tipe ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa lebih mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan tehnik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal dalam keadaan yang menyenangkan (Silberman, 2006: 250).

Pembelajaran dengan diskusi membuat suasana kelas lebih hidup, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, merangsang kreatifitas anak didik, membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah dan dapat menjalin hubungan sosial dengan antarindividu siswa sehingga menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan sistematis (Usman, 2002: 37).

Dari hasil wawancara dan juga observasi, metode diskusi merupakan salah satu upaya dalam pembentukan karakter siswa. Hal itu dibuktikan saat pembelajaran PAI dengan metode diskusi, siswa menjadi lebih aktif untuk segera menyelesaikan tugasnya, siswa menjadi berani untuk maju

74

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, siswa memiliki sikap menghargai dan mengapresiasi hasil karya orang lain yaitu dengan mendengarkan dan memahami prseentasi temannya.

Di dalam Al-Qur’an ada beberapa surat yang membahas mengenai diskusi, salah satunya adalah QS Ali Imran: 159:

ِحُي ُالله َّنِإ .ِالله ىَلَع ْلَّكَىَتَف َتْمَزَع اَذِإَف .ِرْمَلأا ىِف ْمُهْرِواَشَو ْمُهَلْرِفْغَتْساَو ْمُهْنَع ُفْعاَف... ب

( . ََِْْللِّلاَىَتُُْلا 551

)

Artinya: “...dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membualatkan tekad, maka bertawakkalah pada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”

Dari penjelasan ayat di atas musyawarah adalah salah satu cara dalam menyelesaikan masalah untuk mendapatkan keputusan serta dalam rangka membulatkan tekad dan bertawakkal kepada Allah. Selain itu pada QS An-Nahl: 125 disebutkan bahwa dalam berdiskusi ketika ada perbedaan pendapat tidak boleh berselisih dengan cara yang tidak baik. Islam memerintahkan untuk berdebat dengan cara yang baik. Membantah pendapat yang tidak sesuai dengan cara yang baik pula.

Jika ayat tersebut diaplikasikan dalam ranah pembelajaran maka dalam proses diskusi guru memberikan arahan yang benar dalam mengatur jalannya diskusi agar diskusi berjalan lancar serta tujuan pembelajaran dapat tercapai pula.

75

2. Karakter yang dapat Dikembangkan Melalui Pembelajaran PAI dengan Metode Diskusi

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan metode diskusi dapat membentuk serta mengembangkan karakter siswa, antara lain:

a. Toleransi: banyaknya perbedaan dari sisi ras, suku dalam kelas membuat siswa memiliki rasa toleran. Saat diskusi kelompok dalam satu kelompok terdiri dari macam-macam siswa baik dari fisiknya yang berbeda-beda, alamatnya, serta kepribadiannya. dari perbedaan tersebut siswa akan belajar untuk memahami kepribadian temannya serta dapat bersikap toleran.

Di dalam Islam, sikap toleransi dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, antara lain: Islam mengajarkan untuk menolong siapapun tidak memandang dari kaya atau miskin, menjalin hubungan kerabat yang baik, saling menghargai, saling menasehati.

b. Disiplin: dengan metode diskusi, siswa dilatih untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dengan disiplin atau tepat waktu dan menaati aturan yang berlaku. Siswa berusaha memanfaatkan waktu yang ia punya untuk hal-hal yang semestinya. Dalam hal ini guru harus memberi batasan waktu yang jelas agar siswa tidak banyak bergurau dalam proses diskusi, selain itu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

76

c. Kerja keras: saat diskusi, siswa disajikan permasalahan yang harus diselesaikan bersama teman sekelompoknya. Dimana hal itu menunjang siswa untuk mencari solusi serta jawaban dari permasalahan tersebut.

Kerja keras adalah melaksanakan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai apa yang diinginkan. Sebagai contoh dari kerja keras adalah kisah Nabi Muhammad SAW yang bekerja keras dengan cara berdagang untuk membantu perekonomian Abu Tahlib pamannya.

d. Kreatif: ketika diberi tugas dengan metode diskusi biasanya muncul ide-ide keratif siswa yang mana mereka lebih berani untuk mengungkapkan ide tersebut kepada teman sekelompoknya. Saat pembelajaran dengan metode lain terkadang kekreativitasan siswa tidak muncul dikarenakan takut salah bertanya atau karena hal lain. akan tetapi saat diskusi lingkup kerja siswa bersama teman-temannya menunjang sikap kreatif dari siswa itu. Yang lebih menarik lagi adalah ada yel-yel kelompok yang harus ditampilkan sebelum presentasi. Dimana hal itu membuat siswa semakin kreatif dan senang.

e. Mandiri: Mandiri berarti tidak menggantungkan kepada orang lain. Saat pembelajaran PAI para siswa yang sudah berkelompok biasanya diberi tugas yang soalnya tidak sama. Hal itu menunjang sikap kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas. Mereka

77

merundingkan soal dengan teman sekelompoknya tanpa mengandalkan teman kelompok lainnya.

f. Demokratis: dengan metode diskusi menunjang siswa untuk memiliki sikap demokratis, artinya mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama. Demokrasi disini memiliki arti bebas berpendapat. Jadi para siswa atau audience dalam diskusi bebas untuk berpendapat namun tetap memperhatikan etika yang ada. Kapan waktunya berpendapat, bagaimana adabnya berpendapat harus tetap diperhatikan.

g. Rasa ingin tahu: pembelajaran PAI dengan metode diskusi biasanya menyajikan hal-hal baru yang sedang terjadi kemudian dibahas. Kegiatan yang seperti itu membuat rasa ingin tahu siswa itu muncul dan ia akan mencari jawabannya dari berbagai sumber sehingga ia benar-benar menguasai atau tahu tentang hal tersebut.

h. Menghargai prestasi: sikap menghargai prestasi saat diskusi bisa dilakukan ketika presentasi.. kelompok lain yang tidak presentasi memperhatikan kelompok yang sedang presentasi, dan juga menghargai pendapat atau jawaban dari kelompok yang sedang maju presentasi.

Hadis Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bekerja dan menekuni pekerjaanny.” (HR Baihaqi). Kita tidak dapat mengingkari bahwa keberhasilan seseorang tidak dicapai dengan mudah dan santai tapi dengan

78

perjuangan yang gigih, ulet, rajin dan tekun serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh karena itu, kita patut memberikan penghargaan atas jerih payah tersebut (Salwinsah. Salwinsah.wordpress.com dikutip pada 09 Juni 2017 pukul 10.01 WIB)

i. Bersahabat: saat diskusi berlangsung, antar siswa menjalin komunikasi yang baik, bersahabat satu sama lain untuk bekerjasama menemukan jawaban dari apa yang ditugaskan.

j. Tanggung jawab: siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap jawaban yang diberikan serta terhadap selesainya tugas yang diberikan.

k. Berani: saat diskusi siswa berani mengeluarkan pendapatnya di hadapan teman-teman serta guru, siswa berani mengangakat tangan dan memberikan pertanyaan atau sanggahan. Kemudian siswa berani menyangkap pendapat yang tidak sesuai dengan pemahamannya.

l. Kritis: siswa dapat menilai hasil karyanya sendiri maupun hasil karya orang lain. sikap kritis ini juga muncul ketika siswa sedang menemukan pertanyaan atau akan menjawab pertanyaan. Karena menemukan sebuah pertanyaan atau jawaban itu membutuhkan pemikian yang teliti dan kritis.

Dalam pembelajaran dengan metode diskusi, guru dan siswa atau siswa dengan siswa yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling

79

berbagi gagasan dan pendapat. Pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif yang lebih tinggi (Trianto, 2013: 123).

Selain dalam pembelajaran PAI, di SMPN 05 Salatiga melaksanakan banyak pembiasaan guna mebina karakter siswa agar menjadi lebih baik, yaitu diantaranya dengan bersalam saat bertemu dengan guru, berdoa sebelum pembelajaran dimulai, membaca asmaul husna dan menelaah artinya, membaca surat-surat pendek, shalat dhuhur berjamaah, shalat jumat, upacara bendera pada hari Senin, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, dan hormat bendera. Pembiasaan tersebut adalah dalam rangka membina karakter siswa agar siswa memiliki karakter yang luhur baik di masa sekarang maupun di masa yang akan mendatang.

3. Kendala dalam pembentukan karakter siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode diskusi serta solusinya.

Berdasarkan hasil penelitian, dalam pelaksanaan metode diskusi dalam pembelajaran PAI terhadap pembentukan karakter siswa di SMPN 05 Salatiga ada beberapa kendala yang terjadi. Adapun kendala yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Proses diskusi hanya dikuasai oleh sebagian orang saja.

Saat diskusi berlangsung, baik dengan model diskusi kelas ataupun diskusi kelompok, diskusi hanya dikuasai oleh beberapa siswa saja yang paham dan berani mengeluarkan pendapatnya. Jarang proses diskusi itu semua siswa terlibat.

80

Solusinya yang dilakukan adalah apabila diskusi hanya dikuasai oleh sebagian orang saja maka guru mengambil alih diskusi dan mempersilahkan kepada yang lain, namun apabila tidak ada maka guru meminta murid tersebut untuk melanjutkan.

b. Waktu yang kurang efisien.

Pembelajaran dengan diskusi memang mengasyikkan bagi siswa-siswa yang berminat, terlebih jika tema yang dibahas adalah tema yang menarik. Hal ini membuat waktu pembelajaran tidak terasa membosankan. Saat presentasi di depan kelas karena banyaknya pertanyaan terkadang waktu melebihi batas yang sudah ditentukan. Sehingga dalam 1 waktu pembelajaran, materi pembahasan ada yang tidak tercapai.

Solusinya adalah guru menentukan bahasan diskusi dan batas waktu maksimal presentasi, membatasi jumlah pertanyaan yang diajukan, mengingatkan waktu yang tersedia saat siswa presentasi di depan kelas serta menghindari siswa bergurau terlalu banyak saat maju di depan kelas.

c. Materi menjadi menyebar luas.

Saat materi pembahasan diskusi itu bersifat kekinian dan menarik, siswa tertarik untuk mengajukan pertanyaan dan pendapatnya baik kepada guru ataupun temannya yang sedang maju presentasi di depan kelas. Bagi kelas yang aktif, hampir semua siswa mengajukan pertanyaan dan harus dijawab,serta

81

kadang yang tidak masuk dalam pembahasan juga dipertanyakan sehingga materi menyebar luas.

Solusinya adalah membatasi pertanyaan yang diajukan, apabila pertanyaan itu maknanya hampir sama maka tidak usah diulang jawabannya serta membatasi waktu pertanyaan dan menjawab serta guru menjabarkan materi dan tujuan pembelajaran dengan jelas.

d. Siswa pasif cenderung hanya diam.

Saat diskusi ada siswa yang hanya diam menikmati jalannya diskusi tanpa ikut andil dalam diskusi tersebut (siswa tidak bertanya atau berpendapat).

Solusinya adalah guru mengaktifkan siswa, memberikan stimulus agar anak itu bertanya atau berpendapat dengan cara menunjuk siswa baik secara acak maupun urut absen. Selain itu solusi lain adalah guru membangkitkan minat siswa agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan senang hati.

e. Perbedaan pendapat dalam kelompok.

Di dalam diskusi siswa dan guru terlibat dalam pembicaraan dan terkadang ada debat. Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol, dimana hal itu mengakibatkan iklim pembelajaran terganggu.

Solusinya adalah membatasi pertanyaan hanya pada cakupan materi pembahasan, kemudian apabila kelompok tesrebut

82

belum bisa menjawab atau tidak bisa menjawab dengan benar pertanyaan dilemparkan kepada teman lain ataupun guru. Sehingga permasalahan bisa terselesaikan dengan baik.

Itulah beberapa kendala dalam pelaksaan metode diskusi dalam pembelajaran PAI pada pembentukan karakter siswa beserta solusinya.

83 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa

Dokumen terkait