• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu suatu hal diperlukan dalam mendukung sebuah hasil penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk menjadi rujukan dalam penelitian ini yaitu yang berhubungan dengan judul analisis strategi pengembangan usaha. Berikut penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini.

15 Tabel 2. Penelitian Terdahulu

N (broiler) Ananta guna yang menyangkut kekuatan adalah sebagai berikut : (a) Produk, (b) Harga (c) Usaha peternakan ayam pedaging, (d) Promosi,( e) modal yang digunakan dalam kegiatan usahanya merupakan modal sendiri dan modal pinjaman. (f) Perusahaan memiliki adalah : (a) Kurangnya variasi produk, (b) Penetapan harga(c) Usaha peternakan ayam pedaging (broiler) ini tidak memiliki cabang usaha di tempat lain(d) Dalam

pendelegasian tugas, tidak terdapatnya struktur

16 organisasi pada usaha peternakan ayam pedaging (broiler) ini.

2. Kondisi eksternal usaha peternakan ayam pedaging (broiler) menyangkut peluang adalah sebagai berikut : (a) Hadirnya usaha ini dapat

memberikan peluang bagi masyarakat untuk

meningkatkan pendapatan, dan terbukanyakesempatan kerja, (b) Usaha yang sejenis(c) Produk yang ancaman meliputi : (a) Kebijakan pemerintah ikut serta dalam perdagangan bebas(b) Menjamurnya usaha sejenis di daerah luar Desa Sidan, (c) Kegiatan keagamaan, (d) Teknologi

17 3. Strategi yang harus ditetapkan oleh usaha ini adalah strategi integrasi yaitu dari hasil analisis SWOT skor kekuatan (strength) 2,68 kelemahan (weaknesses) 0,33 peluang (opportunities) 2,25 ancaman (threats) 0,37. Dari nilai diagram SWOT diatas dapat dilihat dari selisih nilai skor kekuatan dan kelemahan nilai skor kekuatan lebih tinggi kekuatan dengan selisih 2,35.

Sedangkan nilai skor selisih peluang dan ancaman nilai skor tertinggi yaitu peluang dengan selisih 2,15 sehingga dengan jelas menunjukkan bahwa CV. Rizki Jaya telah berada pada jalur yang tepat untuk mengembangkan usahanya dan terus melakukan

18

Hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal peternakan ayam broiler di Kecamatan Kandat diketahui faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat digunakan dalam merumuskan alternatif strategi dengan melakukan analisis dan penggabungan faktor yang memiliki tujuan yang sama.

Alternatif – alternatif strategi disusun menggunakan matriks SWOT

4. Rusmiyati Strategi Pengembangan

Posisi usaha ayam ras pedaging (broiler) di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur berdasarkan matriks IE berada pada sel I yang artinya tumbuh dan berkembang atau berarti posisi usaha ayam ras

pedaging (broiler) berada pada posisi yang kuat dan daya tarik yang tinggi.

19

Usaha ternak ayam broiler di Kecamatan Sangatta Selatan berada pada kuadran I, yang berarti bahwa situasi ini sangat menguntungkan, usaha ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi pengembangan pada usaha ternak ayam broiler di Kecamatan Sangatta Selatan adalah strategi agresif, yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

20 2.5 Kerangka Pemikiran

Strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba diawali dengan dilakukannya analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Analisis lingkungan internal digunakan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal digunakan untuk melihat peluang ancaman yang muncul dalam persaingan.

Analisis terhadap faktor internal dan eksternal digunakan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan/kelemahan dan peluang/ancaman, kemudian menganalisisnya dalam matrik SWOT dengan mengkombinasikan kekuatan dan kelemahan untuk menghadapi ancaman dan memanfaatkan peluang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut ini:

21 Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

Analisis Matriks SWOT Analisis Internal

1. Kekuatan 2. Kelemahan

Analisis eksternal 1. Peluang 2. Ancaman

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba

Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba

Matriks IFAS dan EFAS

22 III .METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba dengan pertimbangan bahwa di Kelurahan Tanah Beru merupakan salah satu kelurahan penghasil ayam pedaging broiler yang berpotensi di kalangan masyarakat terutama di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Adapun waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan Juni – Agustus 2021.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan oleh sugiyono (2002 ), yang mengatakan bahwa : “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh Peternak yang ada di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten yaitu 19 peternak. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel jenuh.

23 3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian desktriptif adalah analisa data untuk meringkas dan mendiskripsikan data numerik agar muda untuk diinterprestasikan (Azuar Juliandi, 2013). Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah sumber data yang diberikan langsung oleh pemilik usaha bukan melalui perantara. Data yang diperoleh merupakan hasil wawancara dengan pemilik peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

b. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain). Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari jurnal dan data dari buku (Moleong,2014).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini:

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitian mengenai pengembangan usaha.

b. Kusioner yaitu berupa daftar isian guna mendapatkan penilaian bobot dan peringkat (rating).

c. Wawancara, adalah melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek penelitian mengenai pengembangan usaha petenakan ayam broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

24 3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan metode analisis SWOT yaitu penilaian tentang prospek usaha peternakan ayam pedaging broiler secara kualitatif, dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman. Dan matriks SWOT sebagai alat untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.

3.5.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 1. Faktor Internal

a. Kekuatan (strength), yaitu kekuatan apa yang dimiliki usaha peternakan ayam pedaging broiler. Dengan mengetahui kekuatan, usaha peternakan ayam pedaging broiler dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.

b. Kelemahan (weakness) , yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler.

2. Identifikasi Faktor Eksternal

a. Peluang (opportunities), yaitu semua kesempatan semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang di anggap memberi peluang bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.

b. Ancaman (threaths), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler.

25 3. Penentuan bobot dan rating

a. Bobot

Penentuan bobot di didasarkan pada akumulasi kekuatan dan kelemahan dan antara peluang dan ancaman. Nilai dari bobot di tentukan hasil dari wawancara antara peneliti dengan peternak di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Pembobotan pada lingkungan internal tingkat kepentingan didasarkan pada besarnya pengaruh faktor strategis terhadap posisi strategisnya.Sedangkan faktor lingkungan eksternal didasarkan pada kemungkinan memberikan dampak terhadap faktor strategisnya (Freddy 2001).

Bobot = Jumlah Variabel Tertentu B = Bi Jumlah Total Variabel Bobot Keseluruhan b Keterangan :

b = Bobot Faktor

Bi = Jumlah bobot variable tertentu B = Jumlah bobot variable kesesluruhan

Jumlah bobot pada masing-masing faktor lingkungan internal dan eksternal harus berjumlah = 1 (satu)

Skor total eksternal : Total bobot kekuatan + total bobot kelemahan = 1 Skor total eksternal : Total bobot peluang + total bobot ancaman = 1

Nilai bobot menurut Rangkuti (2001) berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

“Skala 1.0 (Sangat Penting) sampai dengan 0.0 (Tidak penting)”

Besarnya rata-rata nilai bobot bergantung pada jumlah faktor-faktor strateginya (5-10) yang dipakai.

26 b. Rating

Penentuan rating berdasarkan diskusi peneliti dengan peternak usaha ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten.

Masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) Variabel yang bersifat positif semua (variable yang masuk kategori kekuatan dan peluang) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 sangat (baik/besar). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan dan ancaman perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata indsutri nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan dan ancamannya di bawah rata-rata industri ,nilainya adalah 4. Bobot dan skor pada setiap elemen dijumlahkan untuk kekuatan sendiri di jumlahkan dengan kelemahan sedangkan peluang dijumlahkan dengan ancaman. Skor = Rating x Bobot.

3.5.2 Internal Strategi Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Strategi Factor Analysis Summary (EFAS)

IFAS digunakan untuk menganalisis lingkungan internal sehingga menghasilkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler. Setelah penentuan faktor kekuatan dan kelemahan usaha peternak ayam pedaging broiler selanjutnya adalah memberikan bobot dari masing-masing faktor internal tersebut dengan memberikan kuisioner kedapa peternak ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

27 Tabel 3. Internal Strategi Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

Sumber : Rangkuti (2004)

Tabel 4. Eksternal Strategi Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor Enternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

5.3.3 Matriks Internal-Eksternal (IE)

Menghitung total skor pada matriks IFAS dan EFAS, total rata-rata tertimbang IFAS pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFAS pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFAS pada sumbu y.

28

Gambar 2. Matriks Internal Eksternal (IE) Sumber : Rangkuti (2004)

3.5.4 Matriks SWOT

Merumuskan strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki peternak serta meminimalisasikan kelemahan dan ancaman yang akan menghambat pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kcamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

HIGH

29 Tabel.5 Matriks SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O) Sumber: Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Rangkuti(2017)

Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan diantisipasi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Maktriks SWOT akan mempermudah merumuskan berbagai strategi. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus di arahkan pada usaha- usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, menanfaatkan peluang- peluang bisnis serta mengatasi ancaman. Sehingga dari matriks SWOT tersebut akan memperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.

30 Masing- masing alternatif strategi tersebut adalah:

a. Strategi SO (Strenght- Opportunity) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.

b. Strategi ST (Strenght- Threath) Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan- kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengantisipasi ancaman- ancaman yang ada.

c. Strategi WO (Weakness- Opportunity) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT (Weakness- Threath) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif, berusaha meminimalkan kelemahan- kelemahan perusahaan serta sekaligus mengindari ancaman- ancaman.

3.6 Definisi Operasional 1. Strategi

Strategi adalah rencana usaha peternakan ayam pedaging broiler yang mengitegrasikan tujuan utama organisasi, kebijkan, keputusan, urutan tindakan menjadi kesatuan yang kohesif.

2. Pengembangan usaha ternak

Pengembangan usaha ternak yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah masalah yang terjadi di peternak dan perusahaan.

31 3. Ayam Broiler

Ayam broiler adalah jenis ayam yang cepat pertumbuhannya, ekonomis dalam pengolahan, sehingga bisa memberi kepuasan konsumen.

4. SWOT

SWOT adalah alat analisis untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam pedaging broiler.

5. Kekuatan adalah sumber daya,keterampilan.atau keunggulan keunggulan lain yang dimiliki oleh usaha peternakan di Kelurahan Tanah Beru.

6. Kelemahan yaitu keterbasan atau kekurangan yang dapat menghambat kinerja peternak dan perusahaan.

7. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan peternak dan perusahaan.

8. Ancaman adalah situai penting yang tidak menguntungkan dan mengganggu usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru.

9. Peternak

Peternak merupakan pengusaha hewan ternak. Peternakan adalah sebuah kegiatan pengembangbiakkan hewan ternak dengan tujuan memperoleh keuntungan.

10. Matriks SWOT (Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) adalah matriks yang akan digunakan untuk menyusun berbagai alternatif strategi pengembangan usaha melalui strategi SO, WO, ST, dan WT.

32

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20ʺ sampai 5°40ʺ Lintang Selatan dan 119° 50ʺ sampai 120°28ʺ Bujur Timur. Batas-batas wilayahnya adalah sebelah utara Kabupaten Sinjai, sebelah selatan Kepulauan Selayar, Sebelah timur Teluk Bone dan sebelah barat Kabupaten Bantaeng.

Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada kondisi ke empat dimensi, yakni daratan tinggi di kaki Gunung Bawakaraeng- Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 Km² dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 km. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.

Bontobahari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bulukumba.

Kecamatan Bontobahari berjarak sekitar 24 Km dari ibu kota Bulukumba. Ibu kota kecamatan ini berada di Tanah Beru, wilayahnya terletak paling selatan yang dikelilingi Laut Flores, termasuk dua pulaunya yaitu Pulau Liukang Loe dan Pulau Sarontantang. Batas wilayahnya sebelah utara yaitu Kecamatan Bontotiro, sebelah seletan Laut Flores, sebelah barat Kecamatan Ujung Loe dan sebelah timur yaitu Laut Flores. Desa atau Kelurahan di daerah Bontobahari yaitu Ara, Benjala, Bira, Darubiah, Lembanna, Sapolohe, Tanah Lemo, dan Tanah Beru.

33 Peneliti melakukan penelitian di Kelurahan Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari. Peneliti memilih lokasi tersebut karena Kelurahaan Tanah Beru banyak yang usaha peternakan ayam pedaging broiler.

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu Negara atau wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu Negara dikatakan berkembang atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalm Negara tidak bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun non fisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah baik dalam skala kecil maupun besar.

Tabel 6. Jumlah Penduduk di Kelurahan Tanah Beru Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase %

1. Laki-laki 1,118 52.73

2. Perempuan 1,002 47.27

Jumlah 2,120 100

Sumber data : Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

Berdasarkan Tabel 6 jumlah penduduk di Kelurahaan Tanah Beru yaitu berjumlah 2,120 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 1,118 jiwa dengan presentase 52.73% dan perempuan sebanyak 1,002 jiwa dengan presentase 47.27%. Sehingga jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kelurahaan Tanah Beru kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

34 4.1.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

No. Mata Pencaharian Jumlah Presentase (%)

1. Petani 160 18.60

2. Nelayan 82 9.53

3. Pedagang 34 3.95

4. Pejabat Negara 2 0.23

5. PNS / TNI / POLRI 71 8.26

6. Pegawai Swasta 53 6.16

7. Wiraswasta 347 40.35

8. Pensiunan 45 5.24

9. Pekerja Lepas 66 7.68

Jumlah 860 100

Sumber: Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

Berdasarkan Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian wiraswasta merupakan mata pencaharian yang paling tinggi di Kelurahan Tanah Beru yaitu sebanyak 347 jiwa dengan presentase 40.35% dan mata pencaharian kedua yang paling tinggi adalah petani yaitu 160 jiwa dengan presentase 18.60%, sedangkan mata pencaharian terendah yaitu pejabat negara dengan presentase 0.23%.

35 4.1.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel 8. Jumlah Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1. Sekolah Dasar (SD) 635 33.65

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 431 22.84

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) 472 25.01

4. Perguruan Tinggi 349 18.50

Jumlah 1, 887 100

Sumber: Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa keadaan penduduk beerdasarkan pendidikan di Kelurahan Tanah Beru dapat dilihat yang paling tinggi yaitu keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 635 jiwa dengan presentase 33.65%, sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 431 jiwa dengan presentase 22.84%, sekolah menengah atas sebanyak 472 dengan prsentase 25.01%, dan penduduk di tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 349 jiwa dengan presentase 18.50%.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1. Sekolah 8

Sumber: Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

36 Dari tabel 9 di atas dilihat jumlah masjid yang ada di Kelurahan Tanah Beru sebanyak 9 masjid, kesembilan masjid ini letaknya berada di setiap lingkungan kelurahan Tanah Beru. Selain itu, di Kelurahan Tanah Beru terdapat 8 sekolah, 2 posyandu, 1 pasar, 1 puskesmas, dan 1 kantor polisi.

37

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah peternak usaha ayam pedaging broiler yang ada di kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Identitas responden sebagai pendukung dalam melakukan analisa terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti. Adapun klasifikasi dari identitas responden meliputi:

5.1.1 Umur Responden

Dalam melakukan suatu usaha khususnya usaha peternakan membutuhkan umur yang masih tergolong produktif Menurut Barthos (2001), tingkat umur yang produktif yaitu 15-64 tahun sedangkan umur yang tidak produktif berada dibawah umur 15 tahun dan diatas 65 tahun. Pada usia sangat produktif peternak diharapkan mampu mencapai puncak produktifitas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam berusaha khususnya beternak ayam broiler. Hal ini disebabkan untuk bekerja diperlukan kondisi tubuh yang sangat sehat dan pemikiran yang matang. Berikut adalah Tabel 10 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan umur.

38 Tabel 10 . Umur responden peternak ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah

Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

21-30 1 0.05

31-40 3 0.16

41-50 9 0.48

51-60 5 0.26

61-70 1 0.05

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa rata-rata umur peternak ayam pedaging broiler terkisar 41-50 tahun yaitu sebanyak 0.48% atau 9 orang responden.Kondisi ini menunjukan bahwa rata-rata responden berada pada umur yang produktif yang memiliki kemampuan fisik yang mendukung dalam mengelolah usaha peternakan ayam broiler. Hal ini sesuai pendapat Swastha dan Sukontjo (1997), yang menyatakan bahwa tingkat produksifitas kerja seseorang akan mengalami peningkatan sesuai dengan pertambahan umur, kemudian akan menurun kembali menjelang usia tua.

5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan dapat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas ternak yang di pelihara atau di ternakkan, tingkat pendidikan yang memadai tentunya akan berdampak pada kemampuan manajemen usaha peternakan.

Berikut ini adalah Tabel 11 yang menjelaskan tentang tingkat pendidikan responden.

39 Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah( Orang) Presentase (%)

SD 3 0.16

SMP 2 0.10

SMA 9 0.47

SARJANA 5 0.27

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Tabel 11, menunjukkan tingkat pendidikan terakhir petani responden di Kelurahan Tanah Beru bahwa jumlah peternak yang berpendidikan SD sebanyak 3 orang dengan presentase 0.16%, kemudian jumlah petani yang berpendidikan SMP sebanyak 2 orang dengan presentase 0.10%, peternak yang berpendidikan SMA sebanyak 9 orang dengan presentase 0.47%,dan jumlah peternak yang berpendidikan S1 sebanyak 5 orang dengan presentase 0.27%.

5.1.3 Pengalaman Beternak Responden

Tabel 12: Karakteristik Responden berdasarkan Pengalaman Beternak/Bekerja Pengalaman Beternak

(tahun)

Jumlah (Orang) Presentase (%)

1-2 8 0.42

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa peternak ayam pedaging broiler di kelurahan tanah beru memiliki pengalaman beternak bervariasi, dari

40 kisaran pengalaman beternak ayam pedaging broiler yaitu 1-2 tahun sejumlah 8 orang dengan presentase 0.42%, kemudian kisaran pengalaman beternak ayam pedaging broiler yaitu 3-4 sejumlah 3 orang atau presentase 0.16%, kisaran pengalaman beternak yaitu 5-6 sejumlah 1 orang dengan presentase 0.05%

posisinya sama dengan pengalaman beternak 7-8 dan 11-13 dan kisaran pengalaman beternak yaitu 9-10 sejumlah 5 orang atau presentase 0.27%.

5.1.4 Skala Usaha

Skala usaha merupakan jumlah ternak ayam broiler yang dipelihara oleh responden, jumlah ternak bervariasi tergantung dari kondisi usahanya. Berikut adalah Tabel 13 menjelaskan mengenai klasifikasi responden berdasarkan jumlah kepemilikan ayam pedaging broiler yang ada di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Tabel 13.Karakteristik Responden berdasarkan Skala Usaha

Jumlah (ekor) Jumlah (Orang) Presentase (%)

2.500 1 0.05

3.000 11 0.58

5.000 2 0.11

6.000 1 0.05

7.000 1 0.05

8.000 3 0.16

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa klasifikasi jumlah kepemilikan ayam broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba menunjukkan skala usaha terbesar rata-rata peternak

41 memelihara 3.000 ekor per periode yaitu sebanyak 11 orang atau 0.58%.

Pendapatan untuk skala 3000 kadang 21.000.000 kadang juga 19.000.000.

Kemudian yang memiliki skala usaha yang paling sedikit 2.500, 6.000, 7.000 sebanyak 1 orang yaitu 0.05%. Pendapatan untuk skala 2.500 itu adalah biasanya 15.000.000, pendapatan untuk skala 6.000 itu yaitu kalau harga tinggi biasanya sampai 40.000.000, dan pendapatan untuk skala 8.000 yaitu 50.000.000 bahkan lebih. Pendapatan tersebut kalau harga kontrak lagi tinggi namun jika harga lagi turun maka kontrak harga juga rendah dan pendapatan menurun juga.

5.2 Analisis SWOT

Strategi pengembangan merupakan respon secara terus-menerusnya adaptif terhadap peluang dan ancaman dari factor eksternal serta kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di masa yang akan datang.

Analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangn usaha ayam Padaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

5.2.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal faktor-faktor strategi yang

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal faktor-faktor strategi yang

Dokumen terkait