• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING BROILER DI KELURAHAN TANAH BERU KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING BROILER DI KELURAHAN TANAH BERU KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING BROILER DI

KELURAHAN TANAH BERU KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

MUSTIKA NOVIANTI 105961103417

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ii

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

PETERNAKAN AYAM PEDAGING BROILER DI KELURAHAN TANAH BERU KECAMATAN

BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

MUSTIKA NOVIANTI 105961103417

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memporoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berujudul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.

Semua sumber sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi.

Makassar 31 Agustus 2021

Mustika Novianti 105961103417

(6)

vi

ABSTRAK

MUSTIKA NOVIANTI. 105961103417. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Dibimbing oleh AMRUDDIN dan SITTI ARWATI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal dan untuk mengidentifikasi strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus.

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah peternak usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Jumlah sampel 19 responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identifikasi faktor internal dan ekstenal usaha peternakan ayam pedaging broiler dapat diketahui bahwa (1) Kekuatan yang dimiliki dalam usaha peternakan ayam pedaging broiler adalah produk cukup berkualitas, akses jalan yang bagus, tersedianya lahan, tersedianya tenaga kerja, mitra menjamin ketersediaan DOC pakan obat, hubungan dengan mitra baik (2) Kelemahan yang dimiliki usaha peternakan ayam pedaging broiler adalah kurangnya keterampilan bagi peternak pada pemeliharaan ayam pedaging broiler, lokasi dekat dari pemukiman, air tidak lancar, kurangnya kontrol dari mitra, (3) Peluang yang dimiliki dalam usaha peternakan ayam pedaging broiler adalah meningkatnya kesempatan kerja, permintaan ayam pedaging broiler tinggi, adanya kerjasama dengan perusahaan, limbah diolah menjadi pupuk kandang, (4) Ancaman yang dimiliki dalam usaha peternakan ayam pedaging broiler adalah banyaknya pesaing, pendatang baru mudah masuk ke usaha peternakan ayam pedaging broiler. Strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba yaitu:

meningkatkan keterampilan bagi peternak , menjaga limbah agar tidak menganggu masyarakat sekitar, meningkatkan kontrol dari mitra untuk menjaga kualitas ayam pedaging broiler.

Kata Kunci: Strategi Pengembangan, Ayam Pedaging Broiler, SWOT

(7)

vii

ABSTRACT

MUSTIKA NOVIANTI. 105961103417. Strategy Analysis of Broiler Broiler Farming Business Development in Tanah Baru Village, Bontobahari District, Bulukumba Regency. Supervised by AMRUDDIN and SITTI ARWATI.

This study aims to determine internal and external factors and to identify strategies for developing broiler broiler farming business in Tanah Beru Village, Bontobahari District, Bulukumba Regency.

Determination of the sample in this study was carried out by the census method. The respondents in this study were broiler broiler breeders in Tanah Beru Village, Bontobahari District, Bulukumba Regency. The number of samples is 19 respondents. Data analysis used in this research is SWOT analysis.

The results of this study indicate that the identification of internal and external factors of broiler broiler farming business can be seen that (1) Strengths possessed in broiler broiler farming business are high quality products, good road access, availability of land, availability of labor, partners guaranteeing availability. DOC of medicinal feed, good relationship with partners (2) Weaknesses of broiler broiler farming business are lack of skills for breeders in broiler broiler rearing, location close to settlements, water is not smooth, lack of control from partners, (3) Opportunities owned in the broiler broiler farming business is increasing job opportunities, high demand for broiler broilers, cooperation with companies, waste is processed into manure, (4) The threat that is owned in broiler broiler farming business is the number of competitors, new entrants are easy to enter the business broiler farm bro slobber. The strategy for developing broiler broiler farms in Tanah Beru Village, Bontobahari District, Bulukumba Regency, namely: improving skills for breeders, keeping waste from disturbing the surrounding community, increasing control from partners to maintain the quality of broiler broilers.

Keywords : Development Strategy, Broiler, SWOT

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat sampai pada tahap ini dan dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba”. Solawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Rasulullah SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir jaman, aamiin.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr.Amruddin, S.Pt.,M.Pd.,M.Si selaku pembimbing I dan Sitti Arwati,S.P., M.Si selaku pembimbing 2 yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

2. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Sri Mardiyati,S. P., M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix 4. Kedua orangtua saya Ayahanda Musliadi dan Ibunda Ramlah serta adik-

adikku dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribsinis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Dinas Peternakan di Bulukumba yang telah memberikan informasi tentang peternakan ayam pedaging broiler di Kabupaten Bulukumba.

7. Kepada pihak pemerintah Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.

8. Kepada Bapak Ninggrat Saputra dan Khairul Arham selaku PPL dari PT.

Mitra Tunas Sejahtera yang memberikan penulis infromasi tentang usaha peternakan ayam pedaging broiler.

9. Kepada peternak di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba yang bersedia dan meluangkan waktunya untuk saya wawancarai hingga akhir penelitian penulis.

10. Serta seluruh pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu dalam kesemapatan ini. Semoga amal baik dan segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

(10)

x Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan

Makassar 31 Agustus 2021

Mustika Novianti

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

... iv

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Strategi Pengembangan Usaha ... 5

2.1.1 Pengertian Strategi ... 5

2.1.2 Pengembangan Usaha ... 6

2.2 Ayam Pedaging Broiler ... 8

2.3 Analisis SWOT ... 11

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

2.5 Kerangka Pikir ... 20

III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 22

(12)

xii

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5 Teknik Analisi Data ... 24

3.6 Definisi Operasional... 30

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 32

4.1 Kondisi Geografis ... 32

4.2 Kondisi Demografis ... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1 Identitas Responden ... 37

5.2 Analisis SWOT ... 41

5.2.1 Analisis faktor Internal dan Eksternal... 41

5.2.2 Identifikasi faktor Internal dan Eksternal ... 45

5.2.3 IFAS dan EFAS ... 55

5.2.4 Matriks IE ... 58

5.2.5 Matriks SWOT ... 61

5.3 Strategi Pengembangan usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler ... 68

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

6.1 Kesimpulan ... 70

6.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74 RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Data Produksi Ayam Broiler 2

2. Hasil Penelitian Terdahulu 15

3. IFAS 27

4. EFAS 27

5. Matriks SWOT 29

6. Jumlah Penduduk di Kelurahan Tanah Beru 33

7. Jumlah Penduduk berdasarkan mata pencaharian 34 8. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan 35 9. Sarana prasarana di Kelurahan Tanah Beru 35 10. Umur responden peternak ayam pedaging broiler 38 11. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan 39 12. Karaktersistik responden berdasarkan pengalaman bekerja 39 13. Karakteristik responden berdasarkan skala usaha 40 14. Perencanaan dan analisis faktor Internal 56 15. Perencanaan dan analisis faktor Eksternal 58

16. Matriks SWOT 62

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pemikiran 21

2. Matriks Internal Eksternal 28

3. Matriks Internal Eksternal 60

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kusioner penelitian 75

2. Identitas Responden 78

3. Perhitungan Rating untuk faktor Internal dan Eksternal 79 4. Perhitungan Bobot untuk faktor Internal dan Eksternal 81

5. Peta lokasi penelitian 83

6. Dokumentasi 84

7. Surat Izin Penelitian 88

8. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi 92

9. Hasil Turnitin 94

(16)

16

(17)

1

I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Di Indonesia ayam pedaging broiler termasuk komoditas ternak yang relatif baru jika dibandingkan dengan usaha ternak sapi, ternak kambing dan usaha ternak itik. Usaha ayam pedaging broiler merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Beberapa faktor pendukung usaha budidaya ayam pedaging broiler sebenarnya masih dapat terus dikembangkan, antara lain karena permintaan konsumen terhadap ayam pedaging broiler masih sangat besar.

Ayam pedaging broiler sudah diketahui sejak 1960-an yakni ketika peternak mulai memeliharanya. Namun, ayam pedaging broiler seperti yang banyak beredar sekarang ini baru popular periode 1980-an. Ayam pedaging broiler atau dikenal dengan istilah ayam potong adalah ayam yang dihasilkan melalui perkawinan silang, seleksi dan rekayasa genetik yang dilakukan oleh pembibitnya. Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggulan hasil persilangan dari bangsa–bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam (Santoso dan Sudaryani, 2011).

Perkembangan peternakan ayam pedaging boiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba tidak stabil. Beberapa peternak ayam pedaging boiler ini keterampilannya kurang dalam pemeliharaan ayam pedaging broiler, air tidak lancar, lokasi dekat dari pemukiman dan juga masalah penyakit ayam. Namun jika strategi pemeliharaan ayam pedaging boiler dapat diamati dengan baik maka usaha peternakan ayam pedaging boiler ini dapat memberikan keuntungan yang tinggi karena cukup diminati masyarakat dan

(18)

2 banyak yang mengkonsumsi ayam pedaging boiler dibandingkan ayam pedaging lainnya.

Berikut ini adalah tabel 1 yang menjelaskan tentang produksi ayam broiler dari tahun 2016-2020 :

Tabel 1. Data Produksi Ayam Pedaging Broiler di Kabupaten Bulukumba, Tahun 2016-2020

No. Tahun Produksi (ekor)

1. 2016 2.063.600

2. 2017 2.295.500

3. 2018 2.381.401

4. 2019 2.550.438

5. 2020 2.309.930

Sumber Data: Kantor Dinas Peternakan Bulukumba, 2021

Berdasarkan Tabel 1 diketahui jumlah produksi ayam pedaging broiler di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2016 sampai dengan 2019 mengalami peningkatan namun pada tahun 2020 jumlah produksi ayam pedaging broiler mengalami penurunan.

Usaha peternakan ayam pedaging boiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba menggunakan pola kemitraan.

Sistem kemitraan yaitu sebuah model kerjasama antara pengusaha sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Pola kemitraan menurut Suharno (2003) merupakan suatu kerjasama antara pengusaha dengan peternak dalam upaya pengelolaan usaha peternakan.

Alasan memilih usaha peternakan ayam pedaging broiler sangat menarik diteliti yaitu untuk mengetahui strategi pengembangan usaha dan sebagai bahan

(19)

3 informasi bagi peternak dan perusahaan ayam pedaging broiler dalam mengembangkan usaha peternakan di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Usaha peternakan ayam pedaging broiler memiliki potensi yang cukup menjanjikan untuk pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler selain itu juga di dukung oleh topografi dan luas lahan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mendukung pengaruh yang dilakukan terhadap permasalahan yang diteliti, maka perumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pengembangan usaha peternakan ayam pedaging boiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba?

2. Bagaimana strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba?

1.3 Tujuan Penelitian

Adanya permasalahan-permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) apa saja yang terdapat pada usaha

(20)

4 peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba?

2. Untuk mengidentifikasi strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai :

1. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peternak dan perusahaan ayam boiler dalam mengambil suatu keputusan usaha yang strategis dan tepat sasaran.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.

(21)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pengembangan Usaha 2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah rencana berskala besar yang berorintas jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang semuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dengan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.

Istilah “strategi” dirumuskan sebagai tujuan yang ingin dicapai, upaya untuk mengkomunikasikan apa saja yang akan dikerjakan, oleh siapa yang mengerjakannya, serta kepada siapa saja hal-hal tersebut pula dikomunikasikan, dan juga perlu dipahami mengapa hasil kinerja tersbut perlu dinilai (Assauri,2013).

Strategi adalah sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan,dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang di perlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. Strategi adalah kekuatan-kekuatan sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti internal untuk mencapai tujuan perusahaan dalam lingkungan persaingan. Berkaitan dengan memenangkan tempur persaingan dan mendapatkan kepemimpinan global, tujuan strategi secara tidak langsung berarti tentang sumber daya, kapabilitas, dan introganisasi. Ketika di bangun dengan efektif, tujuan strategi dapat membuat orang melakukan hal-hal dengan cara-cara yang

(22)

6 sebelumnya dianggap tidak mungkin (Anoraga, 2007). Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 2014).

Sehubungan dengan masalah strategi maka strategi dapat didefinisikan sebagian program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi adalah bahwa para manajer memainkan peran yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang mengalami perubahan,pandangan ini lebih banyak di terapkan. Strategi juga dapat di definisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah di rumuskan secara explisit. Pandangan ini di terapkan bagi para manajer yang bersifat relative yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan terhadap lingkungan secara positif manakala dibutuhkan (Solihin,2012).

2.1.2 Pengembangan Usaha

Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar.

Munculnya inisiatif pengembangan usaha, mungkin timbul karena melihat adanya permintaan terselubung maupun pengembangan usaha yang telah ada. Ide

(23)

7 pengembangan usaha perlu diikuti dengan proses penelitian yang seksama, disebabkan banyaknya usaha yang gagal karena tidak didukung penelitian dan persiapan yang matang (Johan, 2011).

Pengembangan usaha adalah “Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha” (Hendro, 2011). Pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasi berbagai sumber daya menjadi barang/jasa yang diinginkan konsumen (Nasution, 2010).

Kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk ke dalam rangka kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, tekonologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Selain itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka.

Pengembangan sektor pertanian terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan. Namun disadari bahwa perbaikan dan peningkatan kesajahteraan masyarakat yang berjalan masih belum merata dan belum menyentuh seluruh masyarakat. Potensi sektor pertanian di masa datang dalam mencerdaskan dan meningkatkan taraf kehidupan bangsa terutama di pedesaan, telah ditunjukkan dengan aktivitas dalam meningkatkan pendapatan petani

(24)

8 (Astuti, 2017). Misi pembangunan pertanian dalam rangka mencapai target dari visi yaitu menciptakan swasembada pangan dan penyediaan pangan yang bervariasi untuk mendukung perbaikan gizi masyarakat dan menurunkan pravelensi stunting yang dilakukan secara berkelanjutan dengan melaksanakan diversifikasi pangan, penerapan teknologi aplikasi, pemanfaatan sarana dan prasarana pertanian dan membangun kelembagaan agrobisnis (Arifin and Biba, 2018).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha adalah segala sesuatu yang dilaksanakan untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang memberikan informasi, pengarahan, pengaturan, dan pedoman dalam pengembangan usaha.

2.2 Ayam Pedaging Broiler

Ayam pedaging broiler diketahui sejak 1960-an, yakni ketika peternak mulai memeliharanya namun ayam pedaging broiler komersial seperti yang banyak beredar sekarang ini baru popular periode 1980-an. Ayam pedaging broiler atau dikenal dengan istilah ayam broiler adalah ayam yang dihasilkan melalui perkawinan silang, seleksi dan rekayasa genetik yang dilakukan oleh pembibitnya. Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggulan hasil persilangan dari bangsa–bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam (Santoso dan Sudaryani, 2011).

(25)

9 Ayam pedaging broiler merupakan ayam yang memiliki kemampuan produksi daging sangat cepat sehingga saat ini banyak dikembangkan oleh masyarakat. Broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karaktristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversipakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Murtidjo, 1987).

Karakteristik ayam pedaging bersifat tenang, bentuk tubuh besar, bulu merapat ke tubuh dan berwarna putih, pertumbuhan cepat, kulit berwarna putih dan produksi telur rendah (Suprijatna et al., 2005). Broiler adalah ayam-ayam muda jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5 - 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010).

Ayam broiler umumnya dipasarkan pada bobot hidup antara 1,3 – 1,6 kg per ekor dengan umur panen 5 – 6 minggu (Rasyaf, 2012). Laju pertumbuhan yang cepat diimbangi dengan konsumsi pakan yang banyak. Ayam broiler dapat menghasilkan daging dalam jumlah banyak, protein bagi ayam yang sedang tumbuh akan digunakan untuk (1) hidup pokok, (2) pertumbuhan jaringan, dan (3) pertumbuhan bulu (Amrullah, 2003). Khusus untuk ransum broiler, maka ransum broiler haruslah (1) memiliki nilai kandungan energi protein yang diketahui, (2) kandungan proteinnya tinggi untuk menopang pertumbuhannya yang sangat cepat, (3) mengandung energi lebih untuk membuat ayam broiler dipanen cukup mengandung lemak (Amrullah, 2003). Daging ayam broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena kita tahu bahwa ayam broiler sangat efisien diproduksi,

(26)

10 sehingga secara umum dapat memenuhi selera konsumen atau masyarakat (Murtidjo,1987).

Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha peternakan adalah faktor pakan, disamping faktor genetik dan tatalaksana pemeliharaan. Biaya pakan dalam suatu usaha peternakan khususnya ayam broiler merupakan komponen terbesar dari total biaya produksi yang harus dikeluarkan peternak selama proses produksi yaitu sekitar 60 sampai 70 persen (Budiansyah, 2010). Oleh karena itu, agar usaha peternakan ayam broiler dapat berhasil dengan baik, ayam dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal dengan tingkat keuntungan yang maksimum, maka faktor pakan harus mendapat perhatian yang cukup serius, terutama kualitas dan harga pakan.

Pola usaha ternak ayam broiler di Indonesia ada dua yaitu dengan pola mandiri dan pola kemitraan. Pola peternakan mandiri prinsipnya peternak menyediakan seluruh input produksi dengan modal sendiri dan bebas memasarkan produknya. Pengambilan keputusan mencakup kapan memulai beternak dan memanen ternaknya, serta seluruh keuntungan dan risiko ditanggung sepenuhnya oleh peternak (Supriyatna dkk., 2006). Sistem kemitraan yaitu sebuah model kerjasama antara pengusaha sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Pola kemitraan menurut Suharno (2003) merupakan suatu kerjasama antara pengusaha dengan peternak dalam upaya pengelolaan usaha peternakan.

(27)

11 2.3 Analisis SWOT

2.3.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan strategi untuk dapat mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh kedalam usaha mencapai tujuan, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses). Peluang (opportunities), ancaman (threats).

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini. (Rangkuti, 2004).

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisis SWOT ini berperan penting dalam bisnis karena tujuannya untuk membuat kerangka suatu situasi dan kondisi dalam suatu perusahaan dari sudut pandang SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats).

2.3.2 Unsur-unsur SWOT

Faktor internal meliputi kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses), sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (Opportunities) dan

(28)

12 ancaman (Threats). 2 faktor yang mempengaruhi Analisis SWOT yaitu sebagai berikut:

1. Faktor internal adalah suatu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dari perusahaan itu sendiri yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan.

2. Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar perusahaan (ancaman dan peluang) yang dapat berpengaruh terhadap performa perusahaan tersebut.

2.3.3 Model Analisis SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut matrik EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary).

Setelah matrik faktor strategi internal dan eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif perusahaan.

2.3.4 Matriks Internal Eksternal (IE)

Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE) merupakan alat perumusan strategi pada tahap pencocokan yang berfokus pada penciptaan strategi alternatif dengan memadukan hasil pembobotan Matriks IFAS dan Matriks EFAS. Sumbu X dari Matriks IE merupakan skor bobot total matriks IFAS dan sumbu Y dari

(29)

13 matriks IE merupakan skor bobot total matriks EFAS. Matriks IE memiliki sembilan sel yang masing-masing sel-nya mengimplikasikan strategi tertentu.

Menurut Rangkuti (2001) parameter yang digunakan dalam matriks ini meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Perusahaan dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi 3 strategi yaitu:

1. Rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini.

2. Divisi yang masuk dalam sel III, V, VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan.

3. Rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi.

2.3.5. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat yang dapat membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternative strategi.

(30)

14 1. Strategi SO (Strength-Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesarbesarnya

2. Strategi ST (Strenghts-Threats) Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman

3. Strategi WO (Weknesses-Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

4. Strategi WT (Weknesses-Threats) Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu suatu hal diperlukan dalam mendukung sebuah hasil penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk menjadi rujukan dalam penelitian ini yaitu yang berhubungan dengan judul analisis strategi pengembangan usaha. Berikut penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini.

(31)

15 Tabel 2. Penelitian Terdahulu

N o.

Nama Judul Metode

Penelitian

Hasil penelitian

1. I Dewa Gede Bagus Ekapriyatna

Analisis Strategi Pengembangan Usaha

Peternakan Ayam Pedaging (Broiler) Ananta Guna Di Desa Sidan Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar

Data Primer dengan jenis data

kualitatif dan menggunaka n analisis SWOT

1.Kondisi internal usaha peternakan ayam pedaging (broiler) Ananta guna yang menyangkut kekuatan adalah sebagai berikut : (a) Produk, (b) Harga (c) Usaha peternakan ayam pedaging, (d) Promosi,( e) modal yang digunakan dalam kegiatan usahanya merupakan modal sendiri dan modal pinjaman. (f) Perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan sumber daya manusianya. Sedangkan kondisi internal

perusahaan yang menyangkut kelemahan adalah : (a) Kurangnya variasi produk, (b) Penetapan harga(c) Usaha peternakan ayam pedaging (broiler) ini tidak memiliki cabang usaha di tempat lain(d) Dalam

pendelegasian tugas, tidak terdapatnya struktur

(32)

16 organisasi pada usaha peternakan ayam pedaging (broiler) ini.

2. Kondisi eksternal usaha peternakan ayam pedaging (broiler) menyangkut peluang adalah sebagai berikut : (a) Hadirnya usaha ini dapat

memberikan peluang bagi masyarakat untuk

meningkatkan pendapatan, dan terbukanyakesempatan kerja, (b) Usaha yang sejenis(c) Produk yang dihasilkan usaha

peternakan ayam pedaging ini tidakbertentangan dengan budaya masyarakat setempat(d) Perusahaan mampu untuk

memanfaatkan teknologi yang dimiliki sekarang dengan baik. Kondisi eksternal yang berupa ancaman meliputi : (a) Kebijakan pemerintah ikut serta dalam perdagangan bebas(b) Menjamurnya usaha sejenis di daerah luar Desa Sidan, (c) Kegiatan keagamaan, (d) Teknologi

(33)

17 3. Strategi yang harus ditetapkan oleh usaha ini adalah strategi integrasi horizontal, diversifikasi konsentrik dan joitn venture atau usaha patungan.

2. Rizki Andika Kurniawan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ternak Ayam Broiler Di Cv Rizki Jaya

Penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, metode Wawancara, Observasi, Dokumentasi , Kuisioner.

Analisis penyusunan strategi manajemen pemasaran dengan menggunakan metode SWOT dalam pengembangan omset CV. Rizki Jaya Kec.

Balongpanggang Kab. Gresik yaitu dari hasil analisis SWOT skor kekuatan (strength) 2,68 kelemahan (weaknesses) 0,33 peluang (opportunities) 2,25 ancaman (threats) 0,37. Dari nilai diagram SWOT diatas dapat dilihat dari selisih nilai skor kekuatan dan kelemahan nilai skor kekuatan lebih tinggi kekuatan dengan selisih 2,35.

Sedangkan nilai skor selisih peluang dan ancaman nilai skor tertinggi yaitu peluang dengan selisih 2,15 sehingga dengan jelas menunjukkan bahwa CV. Rizki Jaya telah berada pada jalur yang tepat untuk mengembangkan usahanya dan terus melakukan

(34)

18 strategi agresif guna

mendorong meningkatkan omset

3. Ahmad Jamaludin, Rohmad, Nastiti Winahyu

Strategi Pengembangan Usaha

Peternakan Ayam Pedaging (Broiler) Di Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri

Jenis data kuantitatif dan kualitatif.

Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder, Metode penelitian adalah metode Purposive sampling

Hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal peternakan ayam broiler di Kecamatan Kandat diketahui faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat digunakan dalam merumuskan alternatif strategi dengan melakukan analisis dan penggabungan faktor yang memiliki tujuan yang sama.

Alternatif – alternatif strategi disusun menggunakan matriks SWOT

4. Rusmiyati Strategi Pengembangan Usaha

Peternakan Ayam Ras Pedaging (Broiler) di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur

Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif.

Jenis

penelitian ini adalah observational dengan disain Cross Sectional Study.

Posisi usaha ayam ras pedaging (broiler) di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur berdasarkan matriks IE berada pada sel I yang artinya tumbuh dan berkembang atau berarti posisi usaha ayam ras

pedaging (broiler) berada pada posisi yang kuat dan daya tarik yang tinggi.

(35)

19 Metode yang

digunakan adalah metode survey dengan alat bantu kuesioner dan wawancara.

5 Al Hibnu Abdillah dan Heny Arnila

Strategi Pengembangan Usaha Ternak Ayam Broiler di Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Pengumpula n data primer digunakan dengan metode Focus Group Discussion (FGD).

Usaha ternak ayam broiler di Kecamatan Sangatta Selatan berada pada kuadran I, yang berarti bahwa situasi ini sangat menguntungkan, usaha ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi pengembangan pada usaha ternak ayam broiler di Kecamatan Sangatta Selatan adalah strategi agresif, yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

(36)

20 2.5 Kerangka Pemikiran

Strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba diawali dengan dilakukannya analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Analisis lingkungan internal digunakan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal digunakan untuk melihat peluang ancaman yang muncul dalam persaingan.

Analisis terhadap faktor internal dan eksternal digunakan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan/kelemahan dan peluang/ancaman, kemudian menganalisisnya dalam matrik SWOT dengan mengkombinasikan kekuatan dan kelemahan untuk menghadapi ancaman dan memanfaatkan peluang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut ini:

(37)

21 Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

Analisis Matriks SWOT Analisis Internal

1. Kekuatan 2. Kelemahan

Analisis eksternal 1. Peluang 2. Ancaman

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba

Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba

Matriks IFAS dan EFAS

(38)

22 III .METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba dengan pertimbangan bahwa di Kelurahan Tanah Beru merupakan salah satu kelurahan penghasil ayam pedaging broiler yang berpotensi di kalangan masyarakat terutama di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Adapun waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan Juni – Agustus 2021.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan oleh sugiyono (2002 ), yang mengatakan bahwa : “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh Peternak yang ada di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten yaitu 19 peternak. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel jenuh.

(39)

23 3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian desktriptif adalah analisa data untuk meringkas dan mendiskripsikan data numerik agar muda untuk diinterprestasikan (Azuar Juliandi, 2013). Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah sumber data yang diberikan langsung oleh pemilik usaha bukan melalui perantara. Data yang diperoleh merupakan hasil wawancara dengan pemilik peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

b. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain). Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari jurnal dan data dari buku (Moleong,2014).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini:

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitian mengenai pengembangan usaha.

b. Kusioner yaitu berupa daftar isian guna mendapatkan penilaian bobot dan peringkat (rating).

c. Wawancara, adalah melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek penelitian mengenai pengembangan usaha petenakan ayam broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

(40)

24 3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan metode analisis SWOT yaitu penilaian tentang prospek usaha peternakan ayam pedaging broiler secara kualitatif, dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman. Dan matriks SWOT sebagai alat untuk menyusun faktor- faktor strategis perusahaan.

3.5.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 1. Faktor Internal

a. Kekuatan (strength), yaitu kekuatan apa yang dimiliki usaha peternakan ayam pedaging broiler. Dengan mengetahui kekuatan, usaha peternakan ayam pedaging broiler dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.

b. Kelemahan (weakness) , yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler.

2. Identifikasi Faktor Eksternal

a. Peluang (opportunities), yaitu semua kesempatan semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang di anggap memberi peluang bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.

b. Ancaman (threaths), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler.

(41)

25 3. Penentuan bobot dan rating

a. Bobot

Penentuan bobot di didasarkan pada akumulasi kekuatan dan kelemahan dan antara peluang dan ancaman. Nilai dari bobot di tentukan hasil dari wawancara antara peneliti dengan peternak di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Pembobotan pada lingkungan internal tingkat kepentingan didasarkan pada besarnya pengaruh faktor strategis terhadap posisi strategisnya.Sedangkan faktor lingkungan eksternal didasarkan pada kemungkinan memberikan dampak terhadap faktor strategisnya (Freddy 2001).

Bobot = Jumlah Variabel Tertentu B = Bi Jumlah Total Variabel Bobot Keseluruhan b Keterangan :

b = Bobot Faktor

Bi = Jumlah bobot variable tertentu B = Jumlah bobot variable kesesluruhan

Jumlah bobot pada masing-masing faktor lingkungan internal dan eksternal harus berjumlah = 1 (satu)

Skor total eksternal : Total bobot kekuatan + total bobot kelemahan = 1 Skor total eksternal : Total bobot peluang + total bobot ancaman = 1

Nilai bobot menurut Rangkuti (2001) berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

“Skala 1.0 (Sangat Penting) sampai dengan 0.0 (Tidak penting)”

Besarnya rata-rata nilai bobot bergantung pada jumlah faktor-faktor strateginya (5-10) yang dipakai.

(42)

26 b. Rating

Penentuan rating berdasarkan diskusi peneliti dengan peternak usaha ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten.

Masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) Variabel yang bersifat positif semua (variable yang masuk kategori kekuatan dan peluang) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 sangat (baik/besar). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan dan ancaman perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata- rata indsutri nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan dan ancamannya di bawah rata-rata industri ,nilainya adalah 4. Bobot dan skor pada setiap elemen dijumlahkan untuk kekuatan sendiri di jumlahkan dengan kelemahan sedangkan peluang dijumlahkan dengan ancaman. Skor = Rating x Bobot.

3.5.2 Internal Strategi Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Strategi Factor Analysis Summary (EFAS)

IFAS digunakan untuk menganalisis lingkungan internal sehingga menghasilkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi usaha peternakan ayam pedaging broiler. Setelah penentuan faktor kekuatan dan kelemahan usaha peternak ayam pedaging broiler selanjutnya adalah memberikan bobot dari masing-masing faktor internal tersebut dengan memberikan kuisioner kedapa peternak ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

(43)

27 Tabel 3. Internal Strategi Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1.

3.

……dst Kelemahan 1.

2.

…..dst Total

Sumber : Rangkuti (2004)

Tabel 4. Eksternal Strategi Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor Enternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

1.

3.

……dst Ancaman 1.

2.

…..dst Total

Sumber :Rangkuti (2004)

5.3.3 Matriks Internal-Eksternal (IE)

Menghitung total skor pada matriks IFAS dan EFAS, total rata-rata tertimbang IFAS pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFAS pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFAS pada sumbu y.

(44)

28 STRONG AVERAGE WEAK

1 GROWTH (Konsentrasi melalui integrasi

vertical)

2 GROWTH (Konsentrasi melalui integrasi

horizontal)

3

RETENCHMENT (Diversifikasi konglomerasi)

4 STABILITY

(Hati-hati)

5 GROWTH (Konsentrasi melalui integrasi

horizontal atau Stability)

6

RETENCHMENT (Captive Company

atau Divestment)

7 GROWTH (Difersifikasi

Konsentrik)

8 GROWTH (Difersifikasi Konglomerat)

9

RETENCHMENT (Bangkrut atau

Likuidasi)

4 3 2 1

Gambar 2. Matriks Internal Eksternal (IE) Sumber : Rangkuti (2004)

3.5.4 Matriks SWOT

Merumuskan strategi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki peternak serta meminimalisasikan kelemahan dan ancaman yang akan menghambat pengembangan usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru Kcamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

HIGH

MEDIUM

LOW 1

2 3

4

EFE SCORE

IFE SCORE

(45)

29 Tabel.5 Matriks SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O)

Strategi SO (Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Strategi WO (Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang)

Ancaman (T)

Strategi ST (Ciptakan strategi yang manggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman)

Strategi WT (Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman) Sumber: Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Rangkuti(2017)

Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan diantisipasi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Maktriks SWOT akan mempermudah merumuskan berbagai strategi. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus di arahkan pada usaha- usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, menanfaatkan peluang- peluang bisnis serta mengatasi ancaman. Sehingga dari matriks SWOT tersebut akan memperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.

(46)

30 Masing- masing alternatif strategi tersebut adalah:

a. Strategi SO (Strenght- Opportunity) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.

b. Strategi ST (Strenght- Threath) Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan- kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengantisipasi ancaman- ancaman yang ada.

c. Strategi WO (Weakness- Opportunity) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT (Weakness- Threath) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif, berusaha meminimalkan kelemahan- kelemahan perusahaan serta sekaligus mengindari ancaman- ancaman.

3.6 Definisi Operasional 1. Strategi

Strategi adalah rencana usaha peternakan ayam pedaging broiler yang mengitegrasikan tujuan utama organisasi, kebijkan, keputusan, urutan tindakan menjadi kesatuan yang kohesif.

2. Pengembangan usaha ternak

Pengembangan usaha ternak yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah masalah yang terjadi di peternak dan perusahaan.

(47)

31 3. Ayam Broiler

Ayam broiler adalah jenis ayam yang cepat pertumbuhannya, ekonomis dalam pengolahan, sehingga bisa memberi kepuasan konsumen.

4. SWOT

SWOT adalah alat analisis untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam pedaging broiler.

5. Kekuatan adalah sumber daya,keterampilan.atau keunggulan keunggulan lain yang dimiliki oleh usaha peternakan di Kelurahan Tanah Beru.

6. Kelemahan yaitu keterbasan atau kekurangan yang dapat menghambat kinerja peternak dan perusahaan.

7. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan peternak dan perusahaan.

8. Ancaman adalah situai penting yang tidak menguntungkan dan mengganggu usaha peternakan ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah Beru.

9. Peternak

Peternak merupakan pengusaha hewan ternak. Peternakan adalah sebuah kegiatan pengembangbiakkan hewan ternak dengan tujuan memperoleh keuntungan.

10. Matriks SWOT (Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) adalah matriks yang akan digunakan untuk menyusun berbagai alternatif strategi pengembangan usaha melalui strategi SO, WO, ST, dan WT.

(48)

32

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20ʺ sampai 5°40ʺ Lintang Selatan dan 119° 50ʺ sampai 120°28ʺ Bujur Timur. Batas-batas wilayahnya adalah sebelah utara Kabupaten Sinjai, sebelah selatan Kepulauan Selayar, Sebelah timur Teluk Bone dan sebelah barat Kabupaten Bantaeng.

Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada kondisi ke empat dimensi, yakni daratan tinggi di kaki Gunung Bawakaraeng- Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 Km² dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 km. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.

Bontobahari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bulukumba.

Kecamatan Bontobahari berjarak sekitar 24 Km dari ibu kota Bulukumba. Ibu kota kecamatan ini berada di Tanah Beru, wilayahnya terletak paling selatan yang dikelilingi Laut Flores, termasuk dua pulaunya yaitu Pulau Liukang Loe dan Pulau Sarontantang. Batas wilayahnya sebelah utara yaitu Kecamatan Bontotiro, sebelah seletan Laut Flores, sebelah barat Kecamatan Ujung Loe dan sebelah timur yaitu Laut Flores. Desa atau Kelurahan di daerah Bontobahari yaitu Ara, Benjala, Bira, Darubiah, Lembanna, Sapolohe, Tanah Lemo, dan Tanah Beru.

(49)

33 Peneliti melakukan penelitian di Kelurahan Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari. Peneliti memilih lokasi tersebut karena Kelurahaan Tanah Beru banyak yang usaha peternakan ayam pedaging broiler.

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu Negara atau wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu Negara dikatakan berkembang atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalm Negara tidak bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun non fisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah baik dalam skala kecil maupun besar.

Tabel 6. Jumlah Penduduk di Kelurahan Tanah Beru Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase %

1. Laki-laki 1,118 52.73

2. Perempuan 1,002 47.27

Jumlah 2,120 100

Sumber data : Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

Berdasarkan Tabel 6 jumlah penduduk di Kelurahaan Tanah Beru yaitu berjumlah 2,120 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 1,118 jiwa dengan presentase 52.73% dan perempuan sebanyak 1,002 jiwa dengan presentase 47.27%. Sehingga jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kelurahaan Tanah Beru kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

(50)

34 4.1.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

No. Mata Pencaharian Jumlah Presentase (%)

1. Petani 160 18.60

2. Nelayan 82 9.53

3. Pedagang 34 3.95

4. Pejabat Negara 2 0.23

5. PNS / TNI / POLRI 71 8.26

6. Pegawai Swasta 53 6.16

7. Wiraswasta 347 40.35

8. Pensiunan 45 5.24

9. Pekerja Lepas 66 7.68

Jumlah 860 100

Sumber: Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

Berdasarkan Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian wiraswasta merupakan mata pencaharian yang paling tinggi di Kelurahan Tanah Beru yaitu sebanyak 347 jiwa dengan presentase 40.35% dan mata pencaharian kedua yang paling tinggi adalah petani yaitu 160 jiwa dengan presentase 18.60%, sedangkan mata pencaharian terendah yaitu pejabat negara dengan presentase 0.23%.

(51)

35 4.1.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel 8. Jumlah Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1. Sekolah Dasar (SD) 635 33.65

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 431 22.84

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) 472 25.01

4. Perguruan Tinggi 349 18.50

Jumlah 1, 887 100

Sumber: Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa keadaan penduduk beerdasarkan pendidikan di Kelurahan Tanah Beru dapat dilihat yang paling tinggi yaitu keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 635 jiwa dengan presentase 33.65%, sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 431 jiwa dengan presentase 22.84%, sekolah menengah atas sebanyak 472 dengan prsentase 25.01%, dan penduduk di tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 349 jiwa dengan presentase 18.50%.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1. Sekolah 8

2. Posyandu 2

3. Masjid 9

4. Pasar 1

5. Puskesmas 1

6. Kantor Polisi 1

Jumlah 22

Sumber: Kantor Lurah Tanah Beru, 2021

(52)

36 Dari tabel 9 di atas dilihat jumlah masjid yang ada di Kelurahan Tanah Beru sebanyak 9 masjid, kesembilan masjid ini letaknya berada di setiap lingkungan kelurahan Tanah Beru. Selain itu, di Kelurahan Tanah Beru terdapat 8 sekolah, 2 posyandu, 1 pasar, 1 puskesmas, dan 1 kantor polisi.

(53)

37

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah peternak usaha ayam pedaging broiler yang ada di kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Identitas responden sebagai pendukung dalam melakukan analisa terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti. Adapun klasifikasi dari identitas responden meliputi:

5.1.1 Umur Responden

Dalam melakukan suatu usaha khususnya usaha peternakan membutuhkan umur yang masih tergolong produktif Menurut Barthos (2001), tingkat umur yang produktif yaitu 15-64 tahun sedangkan umur yang tidak produktif berada dibawah umur 15 tahun dan diatas 65 tahun. Pada usia sangat produktif peternak diharapkan mampu mencapai puncak produktifitas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam berusaha khususnya beternak ayam broiler. Hal ini disebabkan untuk bekerja diperlukan kondisi tubuh yang sangat sehat dan pemikiran yang matang. Berikut adalah Tabel 10 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan umur.

(54)

38 Tabel 10 . Umur responden peternak ayam pedaging broiler di Kelurahan Tanah

Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

21-30 1 0.05

31-40 3 0.16

41-50 9 0.48

51-60 5 0.26

61-70 1 0.05

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa rata-rata umur peternak ayam pedaging broiler terkisar 41-50 tahun yaitu sebanyak 0.48% atau 9 orang responden.Kondisi ini menunjukan bahwa rata-rata responden berada pada umur yang produktif yang memiliki kemampuan fisik yang mendukung dalam mengelolah usaha peternakan ayam broiler. Hal ini sesuai pendapat Swastha dan Sukontjo (1997), yang menyatakan bahwa tingkat produksifitas kerja seseorang akan mengalami peningkatan sesuai dengan pertambahan umur, kemudian akan menurun kembali menjelang usia tua.

5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan dapat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas ternak yang di pelihara atau di ternakkan, tingkat pendidikan yang memadai tentunya akan berdampak pada kemampuan manajemen usaha peternakan.

Berikut ini adalah Tabel 11 yang menjelaskan tentang tingkat pendidikan responden.

(55)

39 Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah( Orang) Presentase (%)

SD 3 0.16

SMP 2 0.10

SMA 9 0.47

SARJANA 5 0.27

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Tabel 11, menunjukkan tingkat pendidikan terakhir petani responden di Kelurahan Tanah Beru bahwa jumlah peternak yang berpendidikan SD sebanyak 3 orang dengan presentase 0.16%, kemudian jumlah petani yang berpendidikan SMP sebanyak 2 orang dengan presentase 0.10%, peternak yang berpendidikan SMA sebanyak 9 orang dengan presentase 0.47%,dan jumlah peternak yang berpendidikan S1 sebanyak 5 orang dengan presentase 0.27%.

5.1.3 Pengalaman Beternak Responden

Tabel 12: Karakteristik Responden berdasarkan Pengalaman Beternak/Bekerja Pengalaman Beternak

(tahun)

Jumlah (Orang) Presentase (%)

1-2 8 0.42

3-4 3 0.16

5-6 1 0.05

7-8 1 0.05

9-10 5 0.27

11-13 1 0.05

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa peternak ayam pedaging broiler di kelurahan tanah beru memiliki pengalaman beternak bervariasi, dari

(56)

40 kisaran pengalaman beternak ayam pedaging broiler yaitu 1-2 tahun sejumlah 8 orang dengan presentase 0.42%, kemudian kisaran pengalaman beternak ayam pedaging broiler yaitu 3-4 sejumlah 3 orang atau presentase 0.16%, kisaran pengalaman beternak yaitu 5-6 sejumlah 1 orang dengan presentase 0.05%

posisinya sama dengan pengalaman beternak 7-8 dan 11-13 dan kisaran pengalaman beternak yaitu 9-10 sejumlah 5 orang atau presentase 0.27%.

5.1.4 Skala Usaha

Skala usaha merupakan jumlah ternak ayam broiler yang dipelihara oleh responden, jumlah ternak bervariasi tergantung dari kondisi usahanya. Berikut adalah Tabel 13 menjelaskan mengenai klasifikasi responden berdasarkan jumlah kepemilikan ayam pedaging broiler yang ada di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Tabel 13.Karakteristik Responden berdasarkan Skala Usaha

Jumlah (ekor) Jumlah (Orang) Presentase (%)

2.500 1 0.05

3.000 11 0.58

5.000 2 0.11

6.000 1 0.05

7.000 1 0.05

8.000 3 0.16

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa klasifikasi jumlah kepemilikan ayam broiler di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba menunjukkan skala usaha terbesar rata-rata peternak

Gambar

Tabel 1. Data Produksi Ayam Pedaging Broiler di Kabupaten Bulukumba, Tahun    2016-2020
Tabel 4. Eksternal Strategi Factor Analysis Summary (EFAS)
Gambar 2. Matriks Internal Eksternal (IE)  Sumber : Rangkuti (2004)
Tabel 6. Jumlah Penduduk di Kelurahan Tanah Beru Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan Persiapan pada Pekerjaan Pembangunan Dan Perluasan Masjid Shiraathal Mustaqim (Tahap III) sebagai lanjutan pekerjaan harus dimanfaatkan secara efektif

Kasir menyimpan data transaksi pada sistem untuk mencatat setiap setiap pembayaran yang sudah dilakukan oleh pelanggan agar selanjutnya pelanggan mengetahui angsuran

17. Kerajaan Mongol yang kasar dan tidak beradab telah menakluk Baghdad pada 656H. Dengan mempamerkan ajaran Islam yang mulia, masyarakat Islam pada ketika itu telah

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat perlu diperhatikan keselamatan sasaran, kerahasian dengan melalakukan

Intensitas birahi Sapi Induk Simmental Peranakan Ongole (SimPO) dengan Body Condition Score (BCS) berbeda tidak memperlihatkan pengaruh yang signifikan atau tidak

Penerapan pembelajaran integrasi sangat di dukung dari yayasan dengan adanya pembinaan guru di bawah naungan Yayasan Muhammad Yaqub, Membelikan buku yang selanjutnya

c.. Setiap hari, seluruh anggota tim scrum dan scrum master melakukan pertemuan secara singkat. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengelliminasi hambatan yang

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ialah terdapat pengaruh motivasi belajar, cara belajar dan kemampuan sosial- ekonomi orang tua secara bersama-sama