• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Fika Siti Utam

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Melia (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Komitmen Organisasi melalui faktor-faktor Quality Of Work Life (QWL) Studi Kasus Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi tenaga kependidikan dan pendidik terhadap QWL yang diterapkan organisasi dinilai baik dengan nilai tinggi. Tenaga kependidikan dan pendidik juga memiliki persepsi komitmen organisasional yang cukup tinggi terhadap IPB.

Terdapat korelasi antara faktor-faktor QWL dengan komitmen organisasional. Faktor QWL yang paling memiliki korelasi dengan komitmen affective tenaga pendidikan adalah faktor integrasi lingkungan kerja dan faktor relevansi sosial sedangkan untuk tenaga pendidik adalah faktor integrasi lingkungan kerja dengan korelasi positif, nyata, dan agak kuat. Faktor-faktor QWL yang berkorelasi dengan komitmen Continuance tenaga kependidikan adalah faktor relevansi sosial, sementara untuk tenaga pendidik adalah faktor partisipasi. Faktor QWL yang paling berkorelasi dengan komitmen normatif tenaga kependidikan adalah faktor relevansi sosial, sedangkan tenaga pendidik adalah faktor integrasi lingkungan kerja dengan pengaruh yang positif, nyata dan agak kuat.

Dari hasil regresi didapatkan, faktor QWL yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi adalah faktor relevansi sosial dan faktor integrasi lingkungan kerja. Hasil SEM (Structural Equation Modeling) didapatkan loading faktor terbesar yang menjadi penciri atau berkontribusi terbesar terhadap variabel laten bebas (QWL) adalah faktor relevansi sosial dan faktor integrasi lingkungan kerja. Untuk penciri yang berkomitmen paling besar terhadap variabel terikat (komitmen organisasi) adalah komitmen affective.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan memberikan hasil bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap komitmen organisasi adalah faktor relevansi sosial kehidupan kerja dan integrasi lingkungan kerja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menunjukkan bahwa faktor QWL yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

Octaviani (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Faktor-faktor Quality Of Work Life dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT Taspen (Persero) Cabang Bogor” menyatakan bahwa penerapan faktor QWL di PT Taspen Persero terdiri dari pengembangan karir, kompensasi, komunikasi, lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, kebanggaan, partisipasi karyawan dan kesehatan kerja. Faktor QWL yang ditetapkan oleh perusahaan dinilai baik oleh karyawan. Hal ini berarti bahwa faktor-faktor QWL sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh karyawan. Pengujian korelasi Rank Spearman memperlihatkan bahwa faktor-faktor

QWL memiliki hubungan yang positif dan nyata dengan produktifitas kerja karyawan. Hasil uji korelasi menunjukkan faktor QWL yang meningkatkan pengetahuan adalah pengembangan karir, kompensasi, komunikasi, lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, kebanggan, partisipasi karyawan dan kesehatan kerja. Indikator yang meningkatkan keterampilan adalah kompensasi, komunikasi, lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, kebanggaan dan kesehatan kerja. Indikator yang meningkatkan perilaku adalah kompensasi, lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, partisipasi karyawan dan kesehatan kerja.

Mutiara (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Faktor-Faktor Quality Of Work Life dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Kependidikan Direktorat dan Kantor Institut Pertanian Bogor” yang menyimpulkan bahwa persepsi karyawan terhadap faktor-faktor QWL sudah cukup baik dengan nilai tertinggi adalah faktor restrukturisasi kerja. Untuk persepsi karyawan terhadap faktor kinerja tenaga kependidikan Direktorat dan Kantor IPB, menyatakan bahwa keseluruhan faktor seperti inisiatif, tanggungjawab, efisiensi, ketelitian, kerjasama dan disiplin berada dalam kondisi yang sudah baik. terdapat korelasi antara faktor-faktor QWL. Faktor yang memiliki korelasi dengan kinerja adalah partisipasi dalam pemecahan masalah dan sistem imbalan inovatif. Dua variabel lain tidak memiliki korelasi karena nilai signifikansi diatas 0,10. QWL ini dapat membantu IPB meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan mencapai visi, misi, dan tujuan institusi dengan optimal.

Indonesia, PT Sinar Sosro dituntut untuk mempunyai strategi bersaing yang handal sehingga dapat mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar. Sesuai dengan filosofi perusahaan, yaitu peduli terhadap kualitas, keamanan, kesehatan serta ramah terhadap lingkungan, maka PT Sinar Sosro memiliki tujuan dan dedikasi terhadap masyarakat untuk memberikan produk dan pelayanan terbaik. Untuk mencapai tujuan ini, maka perusahaan harus melakukan pengembangan terhadap kualitas sumber daya manusia yang telah ada sehingga dapat berperan secara maksimal, karena SDM adalah penggerak utama untuk meraih tujuan perusahaan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh PT Sinar Sosro adalah dengan penerapan program QWL secara menyeluruh. QWL tidak hanya memfokuskan pada pemberian kompensasi finansial yang adil, namun juga memperhatikan pemenuhan hak-hak dan pembuatan kebijakan yang berpihak kepada karyawan, sehingga karyawan memiliki motivasi untuk berpartisipasi dalam mencapai kesuksesan perusahaan. Pelaksanaan QWL juga memberikan dampak positif atas terciptanya komitmen karyawan terhadap organisasi. Pelaksanaan QWL diharapkan menjadi perhatian bagi setiap organisasi,

karena QWL membuat karyawan akan lebih memberikan peran serta bagi perusahaan dan menumbuhkan keinginan karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Dengan komitmen organisasi yang tinggi, karyawan merasa bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi. Komitmen yang terdiri dari komitmen affective, normative, dan continuance. Komitmen affective yang mengacu pada keterikatan emosional, identifikasi serta keterlibatan seorang karyawan pada suatu organisasi. Komitmen continuance adalah risiko yang didapatkan seorang karyawan jika meninggalkan organisasi. Sedangkan komitmen Normative adalah sebuah dimensi moral yang didasarkan pada

perasaan wajib dan tanggungjawab pada organisasi yang mempekerjakannya. Untuk mengetahui persepsi karyawan PT Sinar Sosro atas pelaksanaan QWL dan tingkat komitmen organisasi menggunakan analisis deskriptif. Untuk menganalisis pengaruh antara QWL dan komitmen organisasi dianalisis dengan analisis regresi sederhana dan berganda.

Gambar2. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian

Filosofi dan Tujuan PT Sinar Sosro

Pengembangan Kualitas SDM Unggul

Faktor-faktor QWL : 1. Imbalan yang adil dan memadai 2. Lingkungan pekerjaan yang aman dan

nyaman

3. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan

4. Kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan

5. Integrasi sosial dalam lingkungan kerja 6. Ketaatan pada berbagai ketentuan formal

dan normatif

7. Keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi 8. Relevansi sosial kehidupan kekaryaan

Analisis Deskriptif Analisis Regresi Berganda

Komitmen Organisasi:

1. Affective (Keinginan)

2. Continuance (Kebutuhan) 3. Normative (Keharusan)

Penelitian pengaruh penerapan faktor QWL terhadap komitmen organisasi ini dilaksanakan di PT Sinar Sosro yang beralamat di Jalan Soleh Iskandar Cimanggu Bogor. PT Sinar Sosro dipilih karena perusahaan ini adalah salah satu yang terbaik dalam industri minuman dalam kemasan. Hal ini menjadi alasan peneliti untuk mengetahui penerapan QWL dan tingkat signifikansi pengaruh QWL terhadap komitmen organisasi. Dan juga adanya kesediaan PT Sinar Sosro untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2011 hingga Februari 2012.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, pengisian kuesioner, dan studi kepustakaan. Data yang dikumpulkan terbagi menjadi data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumber aslinya dan harus diolah kembali. Data sekunder adalah data yang telah tersedia. Bentuk data ini didapatkan dari studi literatur dan internet.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi bagaimana penerapan QWL di perusahaan dengan melakukan wawancara terhadap karyawan dan pihak manajemen sehingga diperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Kuesioner juga digunakan sebagai salah satu instrumen penelitian yang berisi sejumlah pertanyaan untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan tentang penerapan QWL di perusahaan, persepsi tingkat komitmen karyawan, dan mengidentifikasi pengaruh antara QWL dengan komitmen organisasi. Kuesioner akan dinilai berdasarkan jawaban dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misal setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. (Umar, 2005). Bobot yang digunakan dalam skala Likert adalah:

5: Sangat setuju 4: Setuju

3: Kurang Setuju 2: Tidak setuju 1: Sangat tidak setuju

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap lingkungan kerja karyawan. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, kegiatan dan objek penelitian. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik tentang pelaksanaan QWL serta untuk menjawab pertanyaan yang menjadi masalah dalam penelitian.

PT Sinar Sosro KP Bogor memiliki karyawan yang terbagi ke dalam beberapa bagian. Diantaranya bagian penjualan, bagian administrasi, dan bagian personalia dan umum. Jumlah keseluruhan karyawan adalah 52 orang. Penetapan responden dalam penelitian ini berdasarkan sampling jenuh yang mengikutsertakan keseluruhan anggota populasi, dikarenakan jumlah populasi yang kecil.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah variabel yang merupakan penyebab terjadinya variasi bagi variabel dependen. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel independent. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi sedangkan variabel bebas (independen) adalah delapan faktor QWL, yaitu :

1. Imbalan yang adil dan memadai

2. Kondisi lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman

3. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan 4. Kesempatan berkembang dan keamanan berkerja di masa depan 5. Integrasi sosial dalam lingkungan kerja

6. Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif 7. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi 8. Relevansi sosial kehidupan kerja

!

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditentukan, maka perumusan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh nyata antara faktor imbalan yang adil dan memadai terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro

2. Terdapat pengaruh nyata antara faktor kondisi lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro

3. Terdapat pengaruh nyata antara faktor kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro

4. Terdapat pengaruh nyata antara faktor kesempatan berkembang dan keamanan bekerja di masa depan terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro

5. Terdapat pengaruh nyata antara faktor integrasi sosial dalam lingkungan kerja terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 6. Terdapat pengaruh nyata antara faktor ketaatan pada berbagai

ketentuan formal dan normatif terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro

7. Terdapat pengaruh nyata antara faktor keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro

8. Terdapat pengaruh nyata antara faktor relevansi sosial kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro

9. Terdapat pengaruh nyata antara imbalan yang adil dan memadai, kondisi lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan, kesempatan berkembang dan keamanan bekerja di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta relevansi sosial kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi.

" # " $% &

Uji validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Fungsi dari uji validitas adalah untuk menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini peneliti dalam pengukuran (Umar, 2005). Langkah untuk mengukur validitas adalah:

a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur b. Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah responden c. Mempersiapkan tabulasi jawaban

d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Pearson product moment, yaitu :

………...(1)

Keterangan:

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah responden

x = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden y = Skor total semua pertanyaan dari responden

5. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel r. Bila r hitung > r tabel, maka pertanyaan itu valid.

" $% ' (

Uji reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, dan keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005). Uji reliabilitas berfungsi untuk menguji kestabilan hasil pengukuran, bila alat tersebut digunakan pada kelompok yang sama pada saat yang berbeda. Teknik Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen penelitian. Kuesioner dikatakan reliabel atau dapat diandalkan jika nilai Alpha Cronbach ≥ 0,6. Teknik ini menggunakan skor yang merupakan rentangan

0-10 atau 0-1000 atau bentuk skala 1-5. Rumus Alpha Cronbach untuk mengukur reabilitas adalah :

………... (

2) Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

! = Ragam total

"! = Jumlah varian pertanyaan

" )

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan QWL di perusahaan serta untuk mengetahui tingkat komitmen organisasi. Metode analisis deskriptif merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan yang sebenarnya, kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada. Besarnya rentang skala diperoleh dari rumus (Simamora dikutip Mutiara, 2008) sebagai berikut :

#$ %

……….………(3)

Dimana:

RS = Rentang skala

m = Angka tertinggi dalam pengukuran

n = Angka terendah dalam pengukuran

b = Banyaknya kelas

Setelah diperoleh skor rataan, maka dihubungkan dengan tingat kesetujuan karyawan seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

(

Kriteria Jawaban Bobot Nilai

Sangat Tidak Setuju 1,00 – 1,80

Tidak Setuju 1,81 – 2,60

Kurang Setuju 2,61 – 3,40

Setuju 3,41 – 4,20

" " ' * #

Regresi sederhana, adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b X Keterangan: Y = variabel terikat X = variabel bebas a = intersep b = koefisien regresi/slop

Tujuan menggunakan analisis regresi sederhana ialah membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas, menguji hipotesis karakteristik dependensi, dan untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkauan sampel.

" + $%

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda memerlukan beberapa asumsi agar model tersebut layak dipergunakan, yaitu uji normalitas, uji multikolineritas, dan uji heteroskedastisitas.

$%

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data contoh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan grafik (histogram dan P-P Plot) atau uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dengan analisis grafik yaitu membandingkan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal.

( $%

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas

, $% !

Uji Heteroskedastisitas memiliki fungsi untuk menguji terjadinya perbedaan ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas, atau model mempunyai persamaan ragam individual suatu periode pengamatan dengan motode pengamatan lain (Nugroho, 2009). Cara memprediksi apakah suatu data terpengaruh heteroskedastisitas adalah mengamati gambar Scatterplot dalam model regresi linear berganda, jika memenuhi syarat:

1. Titik data menyebar di atas atau di bawah atau disekitar angka 0. 2. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.

" - ' .

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk mengukur pengaruh QWL terhadap tingkat

komitmen organisasi. Persamaan untuk model regresi berganda (Umar, 2005) adalah:

Ŷ = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8………(4) Keterangan:

Ŷ = Komitmen Organisasi

X1 = Imbalan yang adil dan memadai

X2 = Kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman X3 = Adanya kesempatan untuk menggunakan kemampuan

X4 = Kesempatan untuk berkembang dan keamanan berkarya di masa depan X5 = Integrasi sosial dalam lingkungan kerja

X6 =Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif X7 =Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi X8 =Relevansi sosial kehidupan kerja

b0 = Konstanta b1 =Koefisien regresi X1 b2 =Koefisien regresi X2 b3 =Koefisien regresi X3 b4 =Koefisien regresi X4 b5 =Koefisien regresi X5 b6 =Koefisien regresi X6 b7 =Koefisien regresi X7 b8 =Koefisien regresi X8

4. 1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan

PT Sinar Sosro didirikan oleh keluarga Sosrodjojo pada tahun 1940 di Jawa Tengah. Pada awalnya produk teh yang dipasarkan bernama Teh Cap Botol yang masih berbentuk teh kering dan belum diproses menjadi teh kemasan siap minum. Pada tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo melakukan ekspansi bisnis ke Jakarta dengan strategi “Cicip Rasa” yaitu memberikan sampling produk ke beberapa pasar. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol. Teh ini mendapat respon yang cukup baik dari konsumen sehingga pada tahun 1974 didirikan PT Sinar Sosro yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.

Untuk tetap menarik konsumen, PT Sinar Sosro melakukan inovasi terutama pada tampilan botol yang didesain secara baik. Dari awal diluncurkan hingga saat ini, produk Teh Botol Sosro telah tiga kali mengalami perubahan botol.

PT Sinar Sosro selalu melakukan pengembangan produk sehingga tidak hanya terbatas pada produk teh saja, namun saat ini sudah terdapat berbagai produk minuman seperti Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A. Saat ini PT Sinar Sosro telah memiliki 9 unit Kantor Pabrik (KPB), 11 Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) dan 92 Kantor Penjualan (KP) yang tersebar di seluruh Indonesia Salah satu Kantor Penjualan yaitu KP Bogor yang berdiri pada tanggal 25 Februari 1992.

Pada mulanya, kantor penjualan Bogor terletak di Jalan Raya Baru Kemang Km. 26 Bogor dan daerah distribusinya hanya ruang lingkup di kawasan Bogor saja, namun dengan semakin berkembangnya wilayah pemasaran produk, PT Sinar Sosro merubah stock point Bogor menjadi perwakilan unit distribusi penjualan dan pemasaran Sosro pada PT Sasanacaraka Mekarjaya. Setelah enam bulan berdiri dan mendapat

tanggapan positif atas hasil penjualan produk yang selalu meningkat, maka unit Bogor membuka cabang atau stock point pertama yang menjangkau daerah distribusi kabupaten Bogor wilayah selatan. Dan pada bulan Agustus 1994 membuka stock point Cileungsi dengan wilayah distribusi yaitu sekitar daerah Bogor Timur.

Pada tahun 1995 Unit Bogor diambil alih oleh PT Sasanasanga Merkaluhur dan pada Bulan Juli Tahun 1995 Unit Bogor membuka stock point kembali yaitu di daerah Sawangan dengan distribusi yang mencakup wilayah Bogor Utara dengan alamat Jalan raya Cinangka Parung KM. 30 No.68 Kecamatan Sawangan Kota Depok.

Tanggal 2 Januari 1997, Unit Bogor berinduk ke PT Binasarana Jayamurni yang beralamat di Jalan Merdeka KM 2 No. 68 Cimone Tangerang. Hal ini dilakukan karena untuk memaksimalkan potensi penjualan di wilayah barat. Sedangkan stock point Sukabumi berinduk pada PT Sasanacaraka Mekarjaya. Dan pada September 1997 Unit Bogor membuka stockist untuk wilayah barat. Pada Januari tahun 2000 PT Binasarana Jayamurni melakukan merger dengan PT lain (grup Sosro) sehingga PT Binasarana Jayamurni dinamakan PT Sinar Sosro hingga saat ini.

Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan yaitu pertama adalah PT Sinar Sosro, perusahan yang memproduksi teh siap minum dalam kemasan dengan produk-produknya adalah Teh botol sosro, Fruit tea sosro, Joy tea green sosro, Tebs, Happy jus, dan air minum Prim-a. Sedangkan untuk PT Gunung Slamat, perusahaan yang memproduksi teh kering siap saji. produk-produknya adalah teh celup sosro, teh cap botol, teh poci, teh terompet, teh sadel, teh sepatu dan teh berko. PT Gunung Slamat mendapatkan penghargaan sebagai top brand award 2008 untuk kategori teh celup. Dengan pengembangan bisnis ini, diharapkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi pihak-pihak yang terkait di perusahaan.

4.1.2 Visi dan Misi a. Visi

Menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait (The Indonesian World Class Beverage Company).

b. Misi

1. Membangun merk Sosro sebagai merk teh yang alami berkualitas dan unggul.

2. Melahirkan merek dan produk baru baik yang berbasis teh maupun non teh dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing- masing.

3. Memimpin jaringan distribusi nasional dan membangun jaringan distribusi internasional.

4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang baik dalam volume penjualan maupun jumlah pelanggan.

5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai utama perusahaan.

6. Memberikan kepuasan pada konsumen. 7. Memberikan kontribusi terhadap devisa negara

c. Filosofi Perusahaan

Dasar atau filosofi PT Sinar Sosro adalah niat baik yang di jabarkan sebagai berikut:

1. Peduli terhadap kualitas: Perusahaan selalu memberikan produk yang bermutu tinggi sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 2. Peduli terhadap keamanan: Keamanan adalah salah satu hal penting yang

sangat diperhatikan mulai dari proses produksi hingga distribusi produk ke tangan konsumen.

3. Peduli terhadap kesehatan: Penggunaan bahan baku yang sesuai dengan kesehatan yaitu tanpa penggunaan pemanis buatan dan produk yang

Dokumen terkait