• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.3.1 Peranan dan Manfaat Sistem Akuntansi Belanja Modal pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan

Didalam sistem Akuntansi belanja modal, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan mempunyai peran penting sebagai Bendahara Umum Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BUD- SKPD). Untuk itu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan memiliki 2 fungsi yaitu sebagai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) yang akan mengelola laporan keuangan tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah yang akan digabungkan atau dikonsolidasikan lalu dikirimkan kepada Kepala Daerah.

Sistem akuntansi belanja modal pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset lainnya. Pengadaan aset tetap tersebut memenuhi kriteria:

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

2. Digunakan dalam kegiatan Pemerintahan Daerah;

3. Batas minimal kapitalisasi aset tetap.

Sistem Akuntansi pada BPKAD Kota Medan diawali dari data yang di input oleh manusia kemudian dilakukan pemprosesan data sesuai prosedur yang berlaku sehingga hasilnya akan berupa informasi akuntansi yang sangat berpengaruh

dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan. Sistem akuntansi sudah punya peran dan manfaat bagi Pegawai OPD,baik internal maupun eksternal.

Terbitnya PMK Nomor 181/PMK.06/2016 tentang penatausahaan Barang Milik Negara yang menggantikan PMK Nomor 120/PMK.06/2007 berdampak pada perubahan nilai minimum kapitalisasi aset tetap berupa peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, Aset Tetap Renovasi (ATR) berupa peralatan dan mesin serta ATR berupa gedung dan bangunan sebagai berikut:

KETERANGAN PMK NO.

≥ Rp300.000,00 ≥ Rp1.000.000,00

ATR berupa peralatan dan Mesin

Tidak diatur ≥ Rp1.000.000,00

Gedung dan Bangunan

≥ Rp10.000.000,00 ≥ Rp25.000.000,00

ATR berupa Gedung dan Bangunan

Tidak diatur ≥ Rp25.000.000,00

Sesuai dengan ketentuan peralihan yang diatur dalam pasal 52 PMK Nomor:

181/PMK.06/2016, Ketentuan mengenai nilai satuan minimum kapitalisasi BMN sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 120/PMK.06/2007 tetap digunakan

36

Dengan kata lain perubahan nilai satuan minimum kapitalisasi baru yang diatur dalam PMK Nomor 181/PMK.06/2016 ditetapkan mulai tahun anggaran 2018.

Nilai Aset Tetap yang dianggarkan dalam belanja modal tersebut adalah sebesar harga beli atau bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/ pembangunan aset sampai aset siap digunakan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

3.3.2 Sistem Akuntansi Belanja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pencatatan akuntansi Belanja pada SKPD dilakukan oleh PPK-SKPD, sistem badan prosedur Akuntansi Belanja SKPD ini mengikuti Akuntansi Beban dan belanja pegawai yang dibayarkan melalui mekanisme, dimana pembayarannya langsung di trasfer ke rekening masing- masing SKPD oleh Bendahara Pengeluaran. Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Sistem Akuntansi SKPD merupakan serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan, di SKPD.

Sistem dan prosedur belanja Modal yang diterapkan pada BPKAD Kota Medan dalam pelaksanaan Belanja Modal sebagai berikut:

1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD). Kuasa BUD Menganalisa DPA-SKPD yang ada dalam database dan menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu selaku SKPD, menyiapkan darftar

SPD dan mendistribusikan SPD kepada para pengguna anggaran. Selanjutnya, PPKD bertugas menelitu darft SKPD yang telah diajukan kuasa BUD dan melakukan otorisasi SPD.

2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk penerbitan SPM, berdasarkan SPD yang diterima pengguna anggaran dari PPKD selaku BUD, Bendahara Pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalaui Pejabat Penatausahaan keuangan SKPD. Bendahara Pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dalam belanja.

Disamping membuat SPP, Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, dan register SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

3. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM). Tahapan penting dalam

penatausahaan pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP. Sebagai tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai dengan jenis SPPnya, yaitu SPM UP, GU, TU dan LS. Proses ini dimulai dengan pengujian atas SPM yang diajukan baik dari segi kelengkapan dokumen maupun kebenaran pengisiannya. Untuk SPM GU, pengujian juga dilakukan atas SPJ yang diajukan oleh bendahara. Begitu juga untuk SPM TU jika sebelumnya telah pernah dilakukan.

38

4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Setelah SPM diterima oleh BUD selanjutnya menerbitkan Surat SP2D yang diguanakn untuk mencairkan dana lewat bank yang telah ditunjuk. SP2D adalah spesifik.

Penerbitan SP2D paling lambat 2 hari kerja sejak SPM-UP/GU/TU/LS diterima.

Apabila ternyata kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen yang diperlukan belum lengkap, maka kuasa BUD membuat surat penolakan penerbitan SP2D dalam dua rangkap. Satu dokumen diberikan kepada PPKD yang kemudian akan diberikan pada pengguna anggaran agar menyempurnakan SPM, sementara yang satu akan diarsipkan dalam Register surat penolakan penerbitan SP2D. Proses penolakan SP2D dilakukan paling lambat 1 hari kerja sejak SPM diterima.

5. Penerbitan Surat Pertanggungjawaban. Bendahara Pengeluaran secara wajib Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran belanja langsung kepada kepala SKPD melalaui PPKD-SKPD paling lambat sepuluh bulan berikutnya.

6. Pengajuan Nota Pencairana Dana (NPD). PPTK mengajukan permohonan dana melalui Nota Pencairan Dana (NPD) untuk melaksanakan kegiatan tertentu kepada PA/KPA. Berdasarkan permohonan tersebut PA/KPA memberikan memo persetujuan kepada bendahara pengeluaran untuk mengeluarkan sejumlah dana yang dimaksud. Kemudian bendahara pengeluaran mengeluarkan dana sejumlah persetujuan yang diberikan PA/KPA kepada PPTK. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, PPTK wajib mengarsipkan dokumen-dokumen yang terkait dengan pengeluaran belanja untuk kegiatan tersebut. Selanjutnya PPTK memberikan

dokumen-dokumen pelaksanaan belanja sebagai dasar bendahara pengeluaran dalam melakukan pertanggungjawaban belanja.

Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas: 1. Menganalisa DPA-SKPD yang ada di database. 2. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per SKPD. 3. Menyiapkan draft SPD 4. Mendistribusikan SPD kepada para pengguna anggaran.

Dokumen sumber yang akan dipergunakan dalam belanja ini adalah:

a. SP2D(Surat Perintah Pencairan Dana ),SPM (Surat Perintah Membayar),SPD (Surat PenyediaanDana)

b. Nota debit bank

c. Bukti pengeluaran lainnya

d. Bukti tanda terima barang/jasa

e. Bukti potongan

f. Berita serah terima

3.3.3 Sistem Akuntansi Belanja SKPKD ( Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah)

Fungsi SKPKD adalah sebagai berikut :

40

2. Memposting jurnal-jurnal tersebut ke dalam buku besarnya masaing-masing.

3. Membuat laporan keuangan yang terdiri dari (Laporan Realisasi Anggaran,Neraca,Catatan Atas Laporan Keuangan). Pencatatan transaksi pada jurnal dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPD setiap hari sesuai dengan dokumen sumber yang diterima. Dokumen-dokumen sumber yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Untuk penerimaan:

1. Buktisetor penerimaan ke bank 2. Nota kredit

2. Berita acara koreksi kesalahan

3. Rekening Koran Dalam akuntansi belanja SKPKD ini meliputi belanja, bunga, hibah, subsidi, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.

Berikut adalah tahapan dalam sistem akuntansi belanja SKPKD :

a.Setelah menerima SP2D dari kuasa BUD (Bendahara Umum Daerah), subbag bagian akuntansi akan mencatat jurnal sebagai berikut :

Belanja bunga/subsidi/ ...XXX Kas di kas daerah...XXX

b. Jurnal yang akan diposting ke buku besar sesuai dengan kode rekening belanja dan dilakukan setiap periode.

c. Pada akhir bulan, subbag bagian akuntansi akan memindahkan saldo yang ada dibuku besar ke dalam neraca saldo.

Dari penjelasan diatas,dapat diketahui bahwa pencatatan dilakukan secara khusus,dimana terhadap belanja modal dilakukan pencatatan secara corollary yaitu dengan mencatat dua jurnal,satu jurnal untuk mencatat belanja dan satu jurnal lagi untuk mencatat asset yang diperoleh dari transaksi tersebut dan dapat dilakukan secara komputerisasi.

Pengakuan belanja menurut peraturan pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2005 yang kemudian di ubah menjadi PP No.71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan sebagaimana diatur pada pernyataan nomor 2 tentang laporan realisasi anggaran paragraf 31 dan 32 menyatakan:

1. Belanja di akui pada saat terjadi pengeluaran dari rekening kas umum daerah.

2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuan terjadinya pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan (verivikasi).

BPKAD Kota Medan sudah mengalokasikan belanja yang dibutuhkan

42

sesuai dengan peraturan pemerintah Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 04 Tahun 2016 Nikita 1151 No 71 tahun 2010 yang menyatakan bendahara pengeluaran secara administratif wajib menyampaikan laporan kepada pengguna anggran melalui PPK-SKPD.

BAGAN ALUR PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA UP/GU DI SKPD

Kuasa BUD Bendahara Pengeluaran SKPD

SP2D-UP/GU/GU-NIHIL -

SP2D-UP/GU/GU-Nihil

1

Membuat LPJ UP

Bukti-Bukti LPJ-UP MULAI

PPK-SKPD FA-SKPKD 2

LPJ-UP

Verifikasi,Membukukan

jurnal

posting

Neraca Saldo 2

SP2D-UP/GU/Nihil

Laporan Keuangan

SP2D-UP/GU/GU-nihil

Membukukan

SELESAI

Buku Besar

Membuat Neraca Saldo dan Lap.Keuangan

1

44

URAIAN

1.Kuasa BUD menerbitkan dan menyampaikan SP2D-UP/GU/GU-Nihil ke Bendahara Pengeluaran/PPK-SKPD dan fungsi akuntansi di SKPKD

2.Bendahara Pengeluaran mencatat SP2D-UP/GU/GU-Nihil serta belanjanya dan setiap akan minta penggantian UP menyampaikan LPJ-UP ke Pengguna Anngaran melalui PPK-SKPD.

3.PPK-SKPD membukukan SP2D-UP/GU/GU Nihil

4.PPK-SKPD memerifikasi LPJ-UP dan membukukan transaksi belanja.

5.Secara periodik,PK-SKPD memposting jurnal ke buku besar

6.PPK-SKPD membuat neraca saldo dan laporan keuangan pada akhir periode tertentu.

7.Fungsi Akuntansi di SKPKD sebagai konsolidator membukukan/menjurnal SP2D yang diterimanya untuk kepentingan konsolidasi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait