• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MEDAN OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MEDAN OLEH:"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOTA MEDAN OLEH:

ASTRI GRACE VANIA ARITONANG 182102020

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ASTRI GRACE VANIA ARITONANG

NIM : 182102020

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MEDAN

MEDAN, MEI 2021

ASTRI GRACE VANIA ARITONANG

NIM : 182102020

(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, selalu yang mana telah memberikan kesehatan, keselamatan dan perlindungan serta pengetahuan dan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dangan baik dan tepat pada waktunya. Tugas Akhir dengan Judul :

“PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MEDAN.”

Tugas akhir yang saya buat ini adalah salah satu syarat wajib setiap mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi DIII Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses pembuatan tugas akhir ini , penulis selalu menemukan kendala dan kesulitan. Tetapi dengan arahan,bantuan, bimbingan dari berbagai pihak baik berupa materi maupun moril,maka kesulitan tersebut dapat diatasi dan proses penulisan Tugas Akhir ini dapat bejalan dengan baik. Maka dari itu dengan hal ini, dengan rasa hormat saya ingin mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada :

1. Bapak Dr.Fadli,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1. Ibu Dra. Mutia Ismail.,MM.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

sebagai Dosen Pembimbing yang memberi saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada saya.

3. Untuk semua Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Untuk Bapak Dr.Drs.M.Ismael P.Sinaga,M.Si selaku Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provsu.

5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang saya cintai dan hormati.

mama dan papa yang selalu mensupport saya di setiap keadaan.

6. Sahabat sahabat saya yang sudah menemani saya dan memberikan masukan mengenai Tugas Akhir saya dan tentunya tidak lupa untuk orang special yang saya kasihi.

Medan, Mei 2021

Astri Grace Vania Aritonang

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... i

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR ... ii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 4

1.4 Rencana Penulisan ... 5

1.4.1 Jadwal Observasi ... 5

1.4.2 Rencana Isi ... 5

BAB II ... 8

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA MEDAN ... 8

2.1 Sejarah dan Profil Singkat (BPKAD) Kota Medan ... 8

2.2 Visi dan Misi BPKAD Kota Medan ... 9

2.2.1 Visi ... 9

2.2.2 Misi ... 10

2.3 Logo Dan Makna ... 10

2.4 Struktur Organisasi ... 11

2.5 Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas ... 12

2.5.1 Sekretariat ... 15

2.5.2 Bidang Pengelolaan Anggaran... 18

2.5.3 Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah... 19

2.5.4 Bidang Akuntansi ... 22

2.5.5 Bidang Aset... 24

(7)

vi

PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOTA MEDAN ... 31

3.1 Tinjauan Teori ... .31

3.2 BelanjaModal………...32

3.3 Hasil Penelitian………...……..34

BAB IV ... 45

KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

4.1 Kesimpulan ... 45

4.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(8)

DAFTAR TABEL

NO TABEL JUDUL Hal

1.4 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir ... 5 3.3.3 Bagan Alur Prosedur Akutansi Belanja UP/GU Di SKPD... 42

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Hal

2.3. Logo Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Medan ... 10 2.4 Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Medan ... 11

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh seluruh masyarakat dunia . Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Kepemerintahan yang baik setidaknya ditandai dengan tiga elemen yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Partisipasi maksudnya mengikutsertakan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Sedangkan akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. Dalam berbagai institusi penting pemerintahan,

Aspek transparasi dan akuntabilitas tersebut sangat penting dalam pengelolaan keuangan Negara. Akuntansi belanja dibutuhkan dengan tujuan sebagai pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Belanja pada pemerintah daerah sudah ditentukan anggarannya dalam APBD untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah selama satu tahun anggaran.

Kapasitas pemasukan daerah akan sangat berpedampak terhadap kemampuan

(11)

2

Belanja modal merupakan sebuah anggaran yang dikeluarkan untuk memperbanyak aset tetap, investasi maupun aset lainnya yang memperbanyak nilai dan wajib dilakukan bagi setiap perusahaan maupun instansi.

Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah daerah. Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kota Medan sebagai Bendahara Umum Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BUD SKPKD) menerapkan Sistem Akuntansi berbasis Kas Akrual (Accrual Basis) untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan PP NO.71 Tahun 2010.

Dalam Permendagri No. 64 Tahun 2013 terdapat pengelompokkan Belanja Operasional dan Belanja Modal. Belanja Operasional adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek dan menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan pelaporan yang tercermin dalam pendapatan laporan operasional,beban dan deficit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Belanja operasional meliputi belanja pegawai,belanja barang,bunga,subsidi,hibah dan bantuan social.

Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk memperoleh asset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode ankuntansi.

Belanja modal termasuk salah satu belanja yang tergolong ke dalam jenis belanja langsung di mana penganggarannya terkait secara langsung dengan

(12)

pelaksanaan program/kegiatan pemerintah daerah. Karena belanja modal terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan pemerintah daerah dan mengurangi kas daerah tetapi juga sekaligus menambah aset daerah, maka sangat perlu untuk memperhatikan sistem akuntansi belanja modal pada pemerintah daerah tersebut dan apa peranan serta manfaat yang diperoleh dari sistem akuntansi belanja modal kepada BPKAD Kota Medan .

Dengan hal ini penulis tertarik untuk memilih judul: “Peranan Dan Manfaat Sistem Akuntansi Belanja Modal Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Medan.”

1.2 Rumusan Masalah

Dalam kesempatan ini penulis ingin membahas tentang peranan dan manfaat sistem akuntansi belanja modal. Sesuai dengan judul Tugas Akhir ini,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah sistem akuntansi belanja modal memiliki peranan dan manfaat bagi BPKAD Kota Medan?

2. Apakah sistem akuntansi belanja modal pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kota Medan telah memenuhi syarat sistem akuntansi yang baik?

(13)

4

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk memahami Apakah Sistem Akuntansi Belanja Modal pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Medan dilaksanakan secara efeektif baik dan benar atau tidak.

2. Untuk mengetahui apakah Sistem Akuntansi Belanja Modal memiliki manfaat bagi BPKAD Kota Medan.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Pogram Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1.3.2 Manfaat Penelitian

Berikut adalah kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan peneliti adalah:

a. Perusahaan/instansi untuk sebagai bahan yang digunakan untuk dipahami dan sebagai pertimbangan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Medan pada pemeriksaan kinerja dalam mengelola keuangan pada masa depan berikutnya.

b. Penulis, untuk bahan masukan penulis agar dapat memehami secara dekat dan jelas tentang sistem akuntansi belanja modal pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Medan dan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

c. Pembaca, untuk bahan tambahan yang nantinya dapat berguna sebagai tambahan masukan referensi bagi mahasiswa lainnya dalam melakukan

(14)

penelitian yang lebih inovatif ditahun-tahun yang akan mendatang yang berhubungan dengan sistem akuntansi belanja modal pada pemerintahan daerah.

1.4 Rencana Penulisan 1.4.1 Jadwal Observasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan, Jl. Imam Bonjol No.18 gedung Bank Sumut lt.7,Medan. Adapun yang termasuk jadwal Observasi/Survei adalah sebagai berikut:

No. KETERANGAN

APRIL 2021 MEI 2021 I II III IV I II III IV 1. Pengesahan Penulisan

Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul Tugas Akhir

3. Permohonan Izin Riset 4. Penunjukan Dosen

Pembimbing 5. Pengumpulan Data 6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimibingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir

(15)

6

1.4.2 Rencana Isi

Terdapat 4 bab dalam rencana isi dan akan dijelaskan satu per satu. Secara garis besar Rencana Isi adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Isi dari bagian pertama ini adalah pembahasan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan. Dan adapun rencana penulisan yang terbagi menjadi jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MEDAN

Dan Pada bagian kedua ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat,visi misi, logo dan makna,struktur organisasi serta keterangannya, tujuan,sasaran dan kebijakan serta tugas pokok, fungsi dan uraian tugas Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah provinsi Sumatera Utara.

BAB III : PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MEDAN

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pengertian belanja modal beserta karakteristiknya, pengertian sistem akuntansi, kerangka umum sistem keuangan daerah,sistem akuntansi belanja modal yang terbagi jadi: Sistem akuntansi belanja SKPD dan Sistem

(16)

akuntansi belanja SKPKD serta penjelasan apakah Sistem Akuntansi Belanja Modal memiliki manfaat bagi BPKAD Kota Medan

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan bagian terakhir dalam tugas akhir ini,dan didalamnya akan dijelaskan kesimpulan keseluruhan yang pas dengan topik penelitian dan juga bebrapa saran dari penulis

(17)

BAB II

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA MEDAN

2.1 Sejarah dan Profil Singkat (BPKAD) Kota Medan

Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernment van Sumatera dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur berkedudukan dikota Medan. Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND), Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub provinsi, yaitu:

Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administrative yang disebut Keresidenan, yaitu: Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I) No.10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing - masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.

Sementara BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah) Provinsi Sumatera Utara adalah SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah ) yang baru dibentuk berdasarkan tindak lanjut Peraturan Pemerintah No 18 tahun 2016

(18)

tentang Perangkat Daerah. Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan pergantian nama yang baru di kantor Gubernur Sumatera Utara. Sebelum berganti nama menjadi BPKAD adalah dulunya dinamakan Biro Keuangan. Sedangkan ASN ( Aparatur Sipil Negara ) terdiri dari eks Biro Perlengkapan dan Pengelolaan Aset Setdaprovsu dan sebagian berada di Biro Umum.

2.2 Visi dan Misi BPKAD Kota Medan 2.2.1 Visi

1. Terwujudnya : Cita-cita yang ingin dicapai dan sifatnya selalu mengarah yang Lebih Baik

2. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah : Penatausahaan keuangan dan aset daerah dari perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban.

3. Profesional : mengacu pada peningkatan kwalitas terhadap proses dan hasil kerja yang optimal yang menjunjung tinggi etika dan integritas

4. Akuntabel : Dapat dipertanggungjawakan, harus mencapai sasaran dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

5. Transparan : Keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan organisasi

6. Berbasis Teknologi Informasi : Pengelolaan keuangan dan aset daerah yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi.

7. Ketentuan yang berlaku : Melaksanakan tugas dengan mengacu pada peraturan dan perundang-undangan.

(19)

10

2.2.2 Misi

1.Meningkatkan kemampuan profesionalisme disiplin aparatur dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah.

2.Meningkatkan kualitas perencanaan, disiplin anggaran, akuntabilaitas dan transparansi pengelolaan keuangan dan aset daerah.

3.Mewujudkan system pengelolaan keuangan dan aset daerah berbasis teknologi informasi.

2.3 Logo Dan Makna

Motto : Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya

Elemen : Terdiri dari padi dan kapas, perisai berbentuk jantung yang di dalamnya terdapat lukisan bintang bersudut lima, bukit barisan berpucuk lima, pelabuhan, dan pabrik. Di tengah perisai terdapat gambar seorang yang sedang menanam padi yang dikelilingi sawit, karet, ikan, dan daun tembakau

Arti Lambang : Perisai yang digantung dengan rantai pada kepalan tangan melambangkan semangat menegakkan cita-cita rakyat Sumatra

(20)

Utara. Tujuh belas kuntum kapas dan empat puluh lima butir padi merupakan simbol hari kemerdekaan RI. Bukit Barisan memiliki makna tata kemasyarakatan yang luhur, bersemangat persatuan dan gotong-royong.

2.4 Struktur Organisasi

Setiap instansi perkantoran pasti memiliki struktur organisasi, struktuR organisasi, sangat penting didalam perkantoran karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

(21)

12

2.5 Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas

(1) Lembaga memiliki pemimpin yakni seseorang Badan yang mengemban tugas dalam perumusan kebijakan secara teknis Pengelolaan Keuangan serta Aset Daerah, pelaksanaan dalam membina, mengoordinasikan, memonitoring, mengevaluasi serta mengendalikan Pengelolaan keuangan serta Aset Daerah, dalam pelaksanaan fungsi menjadi Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah serta Bendahara Umum Daerah dan memberikan dukungan pada saat menyelenggarakan Pemerintahan.

(2) Dalam pelaksanaan tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), Badan memiliki penyelenggaraan fungsi antara lain:

a. Penyelenggaraan dalam mengkoordinasi, memfasilitasi, memonitoring, mengevaluasi serta mengendalikan ketika melaksanakan kebijakan Kepala Daerah pada bidang perbendaharaan, penganggaran, kas daerah serta pengelolaan Aset.

a. Menyelenggarakan pengolahan bahan atau data dalam menyempurnakan serta menyusun kebijakan didasarkan dengan standar pada pengurusan pengelolaan aset.

c. Membina serta melaksanakan tugas pada bidang pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

d. Melaksanakan tugas membantu pada bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberi oleh Gubernur, berdasarkan fungsi serta tugasnya masing-masing.

(22)

(3) Dalam pelaksanaan tugas serta fungsinya seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1) serta ayat (2) pasal tersebut, Kepala Badan memiliki penguraian tugasnya antara lain ialah:

a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis pada bidang pengelolaan keuangan serta aset daerah didasarkan kepada aturan-aturan yang diberlakukan menjadi bahan rumusan kebijakan dari Kepala Daerah.

b. Penyelenggaraan serta penetapan agenda bekerja serta aktivitas pada bidang pengelolaan keuangan serta aset daerah berdasarkan pada tujuan dan sasaran yang sudah menjadi ketetapan sebelumnya untuk menjadi dipedomani ketika melaksanakan tugas-tugas.

c. Penyelenggaraan dalam menyusun kebijakan serta berpedoman pada pelaksanaan APBD.

d. Penyelenggaraan serta pengesahan DPA-SKPD ataupun DPPA-SKPD.

e. Penyelenggaraan dalam mengendalikan pelaksanaan pada APBD.

f. Penyelenggaraan arahan secara teknis pada saat melaksanakan sistem menerima maupun mengeluarkan kas daerah.

g. Penyelenggaran dalam menetapkan SPD.

h. Penyelenggaraan dalam mengawasi pada sekertaris, kepala bidang, serta semua karyawan pada saat pelaksanaan tugas mulai dari preventif hingga represif dalam penghindaran adanya terjadi salah ataupun menyimpang ketika melaksanakan tugas.

(23)

14

didasarkan dengan fungsi serta tugasnya supaya bisa dilaksanakan dengan seefisen serta seefektif mungkin dan memiliki ketepatan waktu.

j. Penyelenggaraan serta pemberian arahan dalam bekerja pada anggota dengan cara tertulis ataupun tidak didasarkan dengan bidang tugas supaya tugas tersebut bisa terlaksana dengan cara yang benar dan bersesuaian pada peraturan yang diberlakukan.

k. Penyelenggaraan dalam membina mengadministrasi keuangan, pegawai, merencanakan, peralatan, serta mengendalikan administrasi pemerintahan, didasarkan pada pedoman serta sudah ditentukan dan diberlakukan dengan tujuan menjadi bahan menimbang keputusan yang akan diambil.

l. Penyelenggaraan serta mempertimbangkan terhadap Gubernur tentang memecahkan permasalahan yang memiliki kaitan pada aspek badan pengelolaan keuangan serta aset daerah dengan cara tulisan ataupun tidak yang menjadi bahan menimbang keputusan yang akan diambil.

m. Penyelenggaraan tugas dinas yang lain memiliki kaitan pada tugas serta fungsi dengan bidang pengelolaan keuangan serta aset daerah, petinggi yang mengelola keuangan daerah serta bendahara umum daerah yang diberi dari Gubernur.

(4) Dalam pelaksanaan tugas, fungsi serta penguraian tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), ayat (2), serta ayat (3), Kepala Badan ketika pelaksanaan tugas yang mendapat bantuan dari:

a. Sekretaris

(24)

b. Bidang Pengelolaan Anggaran

c. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah d. Bidang Akuntansi

e. Bidang Aset

f. Bidang Bina Keuangan Daerah Kabupaten/Kota 2.5.1 Sekretariat

(1) Sekretariat memiliki pemimpin yang dinamakan dengan Sekretaris yang memiliki tugas dengan melakukan pengkoordinasian susunan agenda serta menyelenggarakan tugas berbagai bidang dengan cara turut padu dan tugas mengelola administrasi kantor, keuangan, serta aset badan.

(2) Dalam pelaksanaan tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1).

Sekretariat melaksanakan penyelenggaraan fungsi antara lain:

a. Menyelenggarakan pengkoordinasian serta persiapan berbagai bahan dalam menyusun rencana serta agenda bekerja tiap-tiap bidang dengan cara yang padu.

b. Menyelenggarakan dalam kelola serta mengendalikan administrasi umum, administrasi pegawai, serta administrasi keuangan.

c. Menyelenggarakan kepengurusan umumnya serta peralatan juga tata laksana, arsip, serta pustaka.

d. Menyelenggarakan mengkoordinasikan, membina, mengendalikan, mengevaluasi, serta melaporkan terlaksananya aktivitas tiap pekerjaan.

(25)

16

e. Menyelenggarakan serta mengendalikan penatausahaan yang diadakan, simpanan, distribusi, merawat barang inventori serta aset berdasarkan pada yang telah ditentukan dan diberlakukan.

f. Menyelenggarakan sistem informasi bagi masyarakat umum g. Menyelenggarakan tugas lainnya yang diberi dari Kepala Badan

(3) Dalam pelaksanaan tugas serta fungsinya seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1) serta ayat (2), Sekretaris memiliki penguraian tugas diantaranya ialah:

a. Penyelenggaraan membina, membimbing, serta mengarahkan pada karyawan dalam wilayah Sekretariat.

b. Penyelenggaran dalam mengolah serta menyajikan bahan ataupun data pada terselenggaranya sekretariat.

c. Penyelenggaraan persiapan susunan perencanaan serta agenda aktivitas pada terselenggaranya urusan sekretariat bersesuaian pada aturan-aturan yang ditentukan dalam undang-undang.

d. Menyelenggarakan penyusunan penetapan kebijakan umum ketatausahaan, keuangan, urusan umum dak kepegawaian, program, akuntabilitas dan informasi publik bersesuaian pada aturan-aturan yang ditentukan dalam undang-undang.

e. Penyelenggaraan mengkoordinasi, membina, memfasilitasi, memonitoring, mengevaluasi, mengendalikan serta kebijakan pada sekretariat.

f. Penyelenggaraan kajian serta penganalisaan pengelolaan kesekretariatan

(26)

g. Penyelenggaraan konsultasi serta asistensi kesekretariatan h. Menyelenggarakan inventarisasi dan identifikasi sekretariat

i. Menyelenggarakan pemantauan dan observasi penyelenggaraan sekretariat j. Menyelenggarakan pengembangan informasi serta komunikasi umum pada terselenggaranya kepengurusan sekretariat bersesuaian pada aturan-aturan yang ditentukan dalam undang-undang

k. Penyelenggaraan bimbingan teknis sumber daya aparatur urusan keuangan l. Menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan rapat rapat internal dan

eksternal

m. Penyelenggaraan susunan serta penyempurna telaah staf menjadi bahan menimbang pada pengembalian kebijakan, bersesuaian pada fungsi serta tugasnya.

n. Penyelenggaraan tersampainya penyaranan serta menimbang pada ketua dengan tertulis ataupun secara langsung menjadi bahan masukan yang bertujuan lancarnya dalam melaksanakan tugas.

o. Menyelenggarakan tugas lainnya yang diberi olek kepala badan

p. Penyelenggaran susunan pelaporan serta tanggung jawab pada terlaksananya tugas, bersesuaian dengan standar pada ketetapan

(4) Pada pelaksanaan tugas, fungsi serta penguraian tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), ayat (2) serta ayat (3), sekretaris pada pelaksanaan tugas mendapat bantuan dari:

(27)

18

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Program, Akuntabilitas serta Informasi Publik 2.5.2 Bidang Pengelolaan Anggaran

(1) Bidang Pengelolaan Anggaran dilaksanakan kepemimpinannya dengan seseorang Kepala Bidang yang memiliki tugas untuk memberikan bantuan kepada Kepala Badan dengan tujuan kelola penganggaran daerah Provsu.

(2) Pada pelaksanaan tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), Kepala Bidang Pengelolaan Anggaran memiliki fungsi antara lain:

a. Menyelenggarakan serta bantuan kepada Kepala Badan pada penyusunan serta pelaksanaan kebijakan kelola uang daerah pada bidang tata kelola penganggaran.

b. Menyelenggarakan serta bantuan kepada Kepala Badan pada penyusunan perancangan APBD serta mengubah APBD.

c. Menyelenggarakan serta bantuan kepada Kepala Badan pada pelaksanaan fungsi BUD.

d. penyelenggaraan penugasan lainnya berdasarkan kuasa atau petunjuk dari atasan.

(3) Dalam pelaksanaan tugas serta fungsi seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1) serta ayat (2), Kepala Bidang Pengelolaan Anggaran memiliki penguraian tugas:

a. Penyelenggaraan serta penyusunan dasar kebijakan serta berpedoman dalam melaksanakan APBD.

b. Penyelenggaraan diverifikasi RKA-SKPD/RKA-PPKD.

(28)

c. Penyelenggaraan diverifikasi DPA-SKPD/DPA-PPKD, DPPA- SKPD/DPPA- PPKD serta DPA-L.

d. Menyelenggarakan konsep SPD.

e. Menyelenggarakan mengkoordinasi persiapan prinsip dasar kebijakan peminjaman serta utang pada daerah.

f. Menyelenggarakan informasi penganggaran daerah.

g. Menyelenggarakan tugas-tugas administrasi perkantoran.

(4) Dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta penguraian tugas seperti yang dimaksud kan dalam ayat (1), ayat (2), serta ayat (3), Kepala Bidang Pengelolaan penganggaran mendapat bantuan dari:

1. Sub Bidang Pengelola Anggaran I 2. Sub Bidang Pengelola Anggaran II 3. Sub Bidang Pengelola Anggaran III

2.5.3 Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah

(1) Bidang bendahara serta Kas Daerah dilaksanakan kepemimpinannya oleh seseorang yang disebut dengan Kepala bidang yang memiliki tugas memberi bantuan terhadap kepala badan pada terselenggaranya segala kepengurusahaan kebendaharaan serta kas daerah.

(2) Dalam pelaksanaan tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), Kepala Bidang bendahara kas daerah memiliki beberapa fungsi diantaranya ialah:

a. Terselenggaranya membina, membimbing, serta mengarahkan pada

(29)

20

b. Menyelenggarakan olah data pada bidang perbendaharaan serta kas daerah.

c. Menyelenggarakan susunan rancangan agenda aktivitas bagian perbendaharaan serta

d. Terselenggaranya kegiatan membina, mengoordinasikan, memasilitasi, memonitoring, mengevaluasi, serta mengendalikan pada terlaksananya berbagai kebijakan yang telah diberlakukan pada bidang perbendaharaan serta kas daerah.

e. Menyelenggarakan susunan pelaporan serta mempertanggungjawaban mengenai terlaksananya tugas didasarkan pada standar yang telah menjadi ketetapan.

(3) Pada pelaksanaan tugas serta fungsi seperti yang di melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat(2), Kepala Bidang Perbendaharaan kas daerah mempunyai uraian tugas :

a. Penyelenggaraan kebijakan teknis dibidang Perbendaharaan serta Kas Daerah.

b. Penyelenggaraan agenda aktivitas bagian Perbendaharaan serta kas daerah didasarkan dengan aturan-aturan dalam undang-undang yang diberlakukan.

c. Menyelenggarakan koordinasi proses ajuan mencairkan dana yang sumbernya oleh pemerintahan pusat ke pemerintahan bagian provinsi serta asal dana yang lain. kas daerah.

d. Menyelenggarakan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana(SP2D).

(30)

e. Menyelenggarakan menempatkan uang daerah melalui pembukaan rekening kas umum pada daerah.

f. Menyelenggarakan terlaksananya serta mengendalikan diterima, disimpan, serta dibayarkan dengan dibebankan pada rekening kas umum milik daerah.

g. Menyelenggarakan terlaksananya proses verifikasi dengan yang diterima serta dikeluarkan oleh kas daerah.

h. Menyelenggarakan persiapan serta penerbitan SKPP.

i. Menyelenggarakan pembuatan pelaporan pengimplementasian diterima serta dikeluarkannya kas daerah.

j. Menyelenggarakan penyusunan pelaporan alir kas.

k. Menyelenggarakan terlaksananya pungutan ataupun potongan serta setoran PFK.

l. Menyelenggarakan pengelolaan utang yang dimiliki daerah.

m. Menyelenggarakan pelaksanaan analisis berdaya serta menempatkan uang daerah dengan menginvestasi dalam kurun waktu singkat pada penerimaan yang dimiliki daerah.

n. Menyelenggarakan pelaksanaan rekonsiliasi data diterima serta dikeluarkan kas dan pungutan ataupun potongan SP2D terhadap instansi terkait.

o. Menyelenggarakan pelaksanaan menempatkan uang daerah dan pengelolaan/penatausahaan investasi jangka pendek.

(31)

22

q. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dan kemitraan dalam penyelengaraan pengelolaan perbendaharaan dan kas daerah antar satuan kerja aparat daerah, lembaga vertikal, yayasan, instansi perbankan, pemerintahan bagian kabupaten/kota.

r. Terselenggaranya bimbingan teknis sumber daya aparatur pengelola urusan perbendaharaan dan kas daerah.

s. Menyelenggarakan persiapan pengangkatan dan penggantian pemiliki penganggaran dan kuasa pemilik penganggaran, bendahara penerimaan dan bendahara keluaran, bendahara penerimaan bantaun, dan bendahara pengeluaran bantuan.

(4) Dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta penguraian tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), ayat (2), serta ayat (3), Kepala Bidang Perbendaharaan serta kas daerah mendapat bantuan dari:

1. Sub Bidang Perbendaharaan I 2. Sub Bidang Perbendaharaan II 3. Sub Bidang Kas Daerah

2.5.4 Bidang Akuntansi

(1) Bidang Akuntansi dilaksanakan kepemimpinan oleh seseorang yang disebut dengan kepala bidang yang memiliki tugas untuk melakukan penyusunan serta terselenggaranya kebijakan terlaksana akuntansi pemerintahan bagian daerah dan susunan pelaporan keuangan pemerintahan provsu.

(32)

(2) Dalam pelaksanaan tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), Kepala Bidang Akuntansi terselenggaranya beberapa fungsi diantaranya ialah:

a. Terselenggaranya pengkoordinasian susunan perancangan aturan-aturan daerah

b. Terselenggaranya pengkoordinasian susunan kebijakan akuntansi pemerintahan daerah.

c. Terselenggaranya pengkoordinasian, membina, memfasilitasi, dan memonitoring kemudian mengevaluasi pelaksanaan sistem akuntansi pemerintahan bagian daerah.

d. Terselenggaranya penyosialisasian serta bimbingan secara teknis perkembangan sumber daya para aparat pada bagian akuntansi pemerintah.

e. Terselenggaranya berbagai tugas yang lainnya diberi dari kepala badan.

(3) Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1) serta ayat (2), Kepala Bidang Akuntansi memiliki penguraian beberapa tugas diantaranya ialah:

a. Menyelenggarakan prinsip kebijakan serta panduan terlaksana pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

b. Menyelenggarakan pengkoordinasian persiapan prinsip kebijakan serta pedoman pelaksanaan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

c. Menyelenggarakan evaluasi terhadap konsep dan panduan terlaksana

(33)

24

d. Menyelenggarakan informasi maupun keterangan-keterangan mengenai tanggung jawab terlaksana APBD. mengenai tanggung jawab terlaksananya APBD.

e. Terselenggaranya membina mengenai susunan pelaporan tanggung jawab terlaksana APBD.

f. Terselenggaranya pengkoordinasian, membina, memfasilitasi, dan memonitoring kemudian mengevaluasi terlaksananya sistem akuntansi pemerintahan bagian daerah.

g. Menyelenggarakan penyosialisasian serta bimbingan secara teknis mengenai perkembangan sumber daya para aparat pada bagian akuntansi pemerintah.

h. Menyelenggarakan berbagai tugas administrasi perkantoran.

(4) Dalam pelaksanaan tugas,fungsi serta penguraian tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat (1), ayat (2) serta ayat (3), Kepala Bidang Akuntansi diberi bantuan dari:

1. Sub Bidang Akuntansi I 2. Sub Bidang Akuntansi II 3. Sub Bidang Akuntansi III

2.5.5 Bidang Aset

(1) Bidang Aset dilaksanakan kepemimpinannya oleh seseorang yang disebut dengan kepala bidang yang memiliki tugas untuk memberi bantuan pada Kepala Badan agar terlaksana analisis serta keperluan aset, Pengelolaan aset dan menghapus aset Pemerintahan bagian Provinsi.

(34)

(2) Dalam pelaksanaan tugas seperti yang dimaksudkan dalam ayat(1), Kepala Bidang Aset terselenggaranya fungsi diantaranya ialah:

a. Terselenggaranya pengkoordinasian pada rangka kelola barang milik daerah (BMD) atau disebut dengan aset.

b. Terselenggaranya pengkoordinasian serta kerja sama pada rangka terlaksananya tata usaha barang yang dimiliki daerah.

c. Terselenggaranya memonitoring, meneliti serta mengevaluasi pada barang yang dimiliki daerah.

d. Terselenggaranya pengkoordinasian serta penggambaran pelaporan pada barang serta data barang yang dimiliki daerah.

e. Penyelenggaraan bimbingan teknis, konsultasi dan asistensi dalam rangka penataan administrasi, pengembangan dan peningkatan urusan pengelolaan barang yang dimiliki daerah.

f. Terselenggaranya konsep ketentuan serta peraturan tentang barang yang dimiliki daerah sesuai peraturan perundang-undangan.

g. Penyelenggaraan dan membantu pejabat penatausahaan barang milik daerah sebagai unsur Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat(2), Kepala Bidang Aset mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada staf pada lingkup bidang aset.

(35)

26

b. Menyelenggarakan pengolahan bahan, data dan informasi untuk penyusunan kebijakan, sesuai standar dan ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan barang milik daerah.

c. Menyelenggarakan penyusunan peraturan pengelolaan barang milik daerah dan penyempurnaan standar, norma dan kriteria dalam penyelenggaraan urusan bidang aset.

d. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, sosialisasi, monitoring, investigasi dan evaluasi, pengelolaan dan kebijakan penyelenggaraan urusan analisis kebutuhan, pengelolaan aset dan penghapusan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar yang ditetapkan.

e. Menyelenggarakan pengkajian dan analisis atas kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan barang daerah untuk ditetapkan menjadi daftar kebutuhan dan pemeliharaan barang setiap tahun anggaran.

f. Menyelenggarakan, meneliti RKA dan DPA SKPD berpedoman pada daftar kebutuhan barang milik daerah (DKBMD) dan daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah (DKPBMD) yang telah ditetapkan.

g. Menyelenggarakan koordinasi, konsultasi pengelolaan aset provinsi, Kab/Kota dan BUMD Provinsi, sesuai ketentuan perundang-undangan.

h. Menyelenggarakan penatausahaan, penggolongan dan kodefikasi barang daerah/aset sesuai standar yang ditetapkan.

(36)

(4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ayat(2) dan ayat(3), Kepala Bidang Aset dibantu oleh :

1. Sub Bidang Analisis dan kebutuhan aset.

2. Sub Bidang Pengelolaan Aset.

3. Sub Bidang Penghapusan Aset.

2.5.6 Bidang Bina Keuangan Daerah Kabupaten/Kota

1) Bidang Bina Keuangan Daerah Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Badan untuk urusan Pembinaan Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Wilayah yang meliputi wilayah :

1. Kabupaten Langkat 18.Kota Binjai

2. Kota Medan 19. Kabupaten Deli Serdang 3. Kabupaten Serdang Bedagai 20. Kota Tebing Tinggi 4. Kabupaten Batu Bara 21.Kabupaten Asahan

5. Kota Tanjung Balai 22.Kabupaten Labuhanbatu Utara 6. Kabupaten Labuhanbatu 23.Kabupaten Labuhanbatu Selatan 7. Kabupaten Padang Lawas Utara 24.Kabupaten Padang Lawas 8. Kota Padangsidimpuan 25.Kabupaten Tapanuli Selatan 9. Kabupaten Mandailing Natal 26.KabupatenHumbang Hasundutan

(37)

28

12. Kota Sibolga 29.Kota Gunungsitoli 13. Kabupaten Nias 30.Kabupaten Nias Selatan 14. Kabupaten Nias Utara 31.Kabupaten Nias Barat 15. Kabupaten Simalungun 32.Pematangsiantar 16. Kabupaten Karo 33.Kabupaten Dairi 17. Kabupaten Pakpak Barat

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Bina Keuangan Kabupaten/kota penyelenggaraan fungsi menyelenggarakan fungsi:

a. Menyelenggarakan pergelaran keuangan daerah terhadap 33 (Tiga Puluh Tiga) Pemerintah Kabupaten/kota;

b. Evaluasi Ranperda dan Ranperkada dan/atau pengesahan Ranpekada c. Evaluasi Ranperda dan Ranperkada dan/ atau pengesahan Ranperkada

Kabupaten/ Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD terhadap 33 ( Tiga Puluh Tiga) Kabupaten/Kota;

d. Fasilitas kebutuhan Pemerintah Pusat Terhadap data Keuangan daerah 33 (Tiga Puluh Tiga) Kabupaten/Kota

e. Fasilitas penyebarluasan informasi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah terbagi 33 (Tiga Puluh Tiga) Pemerintah dan DPRD Kabupaten/Kota;

f. Menjelaskan hal-hal terkait Konsultasi dan Koordinasi kepada 33 (Tiga Puluh Tiga) Pemerintah dan DPRD Kabupaten/Kota;

(38)

g. Perangkat Gubernur Sumatera Utara dalam Pengenaan sanksi administrasi kepada 33 (Tiga Puluh Tiga) Pemerintah dan DPRD Kabupaten/Kota atas pelanggaran di bidang pengelolaan Keuangan Daerah;

h. Penyelenggaraan Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan;

i. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Badan. Sesuai bidang Fungsinya:

(3) Untuk Melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Kepala Bidang Bina Keuangan Kabupaten/KotaMempunyai uraian tugas:

a. Melaksanakan tugas pembinaan pengelolaan keuangan daerah terhadap 33 (tiga puluh tiga) Pemerintah Kabupaten/Kota;

b. Melaksanakan proses evaluasi Ranperda dan Ranperdakada dan/ atau pengesahan Ranperkada Kabupaten/Kotatentang APBD dan Perubahan APBD terhadap 33 (tiga puluh tiga) Kabupaten/Kota;

c. Melaksanakan proses evaluasi Ranperda dan Ranperkada dan/atau pengesahan Ranperkada Kabupaten/Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD terhadap 33 (tiga puluh tiga) Kabupaten/Kota;

d. Memfasilitasi kebutuhan Pemerintah Pusat terhadap data keuangan daerah 33 (tiga puluh tiga) Kabupaten/Kota;

(39)

30

e. Memfasilitasi penyebarluasan informasi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah bagi 33 (tiga puluh tiga) Pemerintah dan DPRD Kabupaten/Kota;

f. Menerima dan memberikan penjelasan terkait konsultasi dan Koordinasi Kepada 33 (tiga puluh tiga) DPRD Kabupaten/ Kota;

g. Merupakan Perangkat Gubernur Sumatera Utara dalam pengenaan sanksi administratif kepada 33 (tiga puluh tiga) Pemerintah dan DPRD Kabupaten/Kota atas pelanggaran di bidang ppengelolaan keuangan daerah;

h. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada staf pada lingkup Bidang Bina Keuangan daerah;

i. Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pengelola keuangan daerah;

j. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pengelola keuangan daerah.

(4) Untuk Melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , ayat (2) dan ayat (3), Kepala Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :

a. Sub Bidang Bina Keuangan I b. Sub Bidang Bina Keuangan II c. Sub Bidang Bina Keuangan III

(40)

BAB III

PERANAN DAN MANFAAT SISTEM AKUNTANSI BELANJA DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOTA MEDAN

3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Sistem Akuntansi

Didalam suatu perusahaan/ instansi yang maju yang berkembang pasti memerlukan sistem akuntansi yang baik, benar dan akurat. Sehingga suatu keputusan keuangan benar- benar berdasarkan data yang valid dan bermanfaat untuk perusahaan. Sistem Akuntansi (Nugroho, 2019) merupakan “alat yang dipakai untuk menyusun, mengumpulkan, mengiktisarkan keterangan- keterangan yang menyangkut seluruh transaksi yang tercatat dalam suatu laporan keuangan, dimana para pegawai, bahan- banhan dan , mesin- mesin dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga pengewasan dapat dilakukan sebaik baiknya.”

Sistem akuntansi adalah metode atau prosedur yang digunakan untuk mencatat serta melaporkan informasi kondiri keuangan yang dibutuhkan untuk disediakan bagi manajemen perusahaan, instansi atau organisasi bisnis demi kelancaran aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang. Sistem akan mengolah input menjadi output,.Input nya berupa bukti bukti transaksi atau dokumen,outputnya berupa laporan keuangan.

(41)

32

3.2 Belanja Modal

Menurut Permendagri No. 64 Tahun 2013, Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayaran kembali oleh Pemerintah Daerah.

Menurut PP No. 24 Tahun 2005, Belanja adalah semua pengeluaran dari Kas Umum Negara/ Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode pembayarannya kembalioleh pemerintah. Belanja terjadi dikarenakan penggunaan aset (dalam segala bentuk) untuk kegiatan operasional entitas, sehingga belanja dapat diakui walaupun arus keluar kas tidak terjadi. Belanja dilingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan sebagai semua pengeluaran dari rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.

Modal berhubungan dalam ekonomi, finansial dan akunting, Modal adalah sekumpulan uang atau barang yang bisa digunakan untuk dasar dalam melakukan suatu pekerjaan, sesuatu yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau

instransi, tanpa adanya modal maka perusahaan atau instansi tidak akan berjalan seperti seharusnya.

(42)

Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk memperoleh aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, belanja modal dapat dirinci menurut objek belanja .

Belanja modal dirinci menurut objek belanja yang terdiriatas: Belanja Modal Tanah,Belanja Modal Peralatan dan Mesin,Belanja Modal Bangunan dan Gedung,Belanja Modal Jalanan,jaringan dan irigasi,serta Belanja Modal Aset Tetap Lainnya.

Pemerintahan harus menetapkan kebijakan pengakuan belanja modal yang pengeluarannya akan dianggap sebagai belanja modal apabila dapat memenuhi syarat kriteria sebagai belanja modal (yang dikapitalisasi sebagai asset tetap) seperti berikut:

a.Pengeluaran tersebut memperoleh asset tetap,atau asset lainnya yang menambah assetpemerintah.

b.Perolehan barang tersebut untuk dioperasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual.

c.Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

(43)

34

3.3 Hasil Penelitian

3.3.1 Peranan dan Manfaat Sistem Akuntansi Belanja Modal pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan

Didalam sistem Akuntansi belanja modal, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan mempunyai peran penting sebagai Bendahara Umum Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BUD- SKPD). Untuk itu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan memiliki 2 fungsi yaitu sebagai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) yang akan mengelola laporan keuangan tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah yang akan digabungkan atau dikonsolidasikan lalu dikirimkan kepada Kepala Daerah.

Sistem akuntansi belanja modal pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset lainnya. Pengadaan aset tetap tersebut memenuhi kriteria:

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

2. Digunakan dalam kegiatan Pemerintahan Daerah;

3. Batas minimal kapitalisasi aset tetap.

Sistem Akuntansi pada BPKAD Kota Medan diawali dari data yang di input oleh manusia kemudian dilakukan pemprosesan data sesuai prosedur yang berlaku sehingga hasilnya akan berupa informasi akuntansi yang sangat berpengaruh

(44)

dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan. Sistem akuntansi sudah punya peran dan manfaat bagi Pegawai OPD,baik internal maupun eksternal.

Terbitnya PMK Nomor 181/PMK.06/2016 tentang penatausahaan Barang Milik Negara yang menggantikan PMK Nomor 120/PMK.06/2007 berdampak pada perubahan nilai minimum kapitalisasi aset tetap berupa peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, Aset Tetap Renovasi (ATR) berupa peralatan dan mesin serta ATR berupa gedung dan bangunan sebagai berikut:

KETERANGAN PMK NO.

120/PMK.06/2007 (Lama)

PMK NO 181/PMK.06/2016

(Baru) Peralatan dan mesin

≥ Rp300.000,00 ≥ Rp1.000.000,00

ATR berupa peralatan dan Mesin

Tidak diatur ≥ Rp1.000.000,00

Gedung dan Bangunan

≥ Rp10.000.000,00 ≥ Rp25.000.000,00

ATR berupa Gedung dan Bangunan

Tidak diatur ≥ Rp25.000.000,00

Sesuai dengan ketentuan peralihan yang diatur dalam pasal 52 PMK Nomor:

181/PMK.06/2016, Ketentuan mengenai nilai satuan minimum kapitalisasi BMN sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 120/PMK.06/2007 tetap digunakan

(45)

36

Dengan kata lain perubahan nilai satuan minimum kapitalisasi baru yang diatur dalam PMK Nomor 181/PMK.06/2016 ditetapkan mulai tahun anggaran 2018.

Nilai Aset Tetap yang dianggarkan dalam belanja modal tersebut adalah sebesar harga beli atau bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/ pembangunan aset sampai aset siap digunakan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

3.3.2 Sistem Akuntansi Belanja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pencatatan akuntansi Belanja pada SKPD dilakukan oleh PPK-SKPD, sistem badan prosedur Akuntansi Belanja SKPD ini mengikuti Akuntansi Beban dan belanja pegawai yang dibayarkan melalui mekanisme, dimana pembayarannya langsung di trasfer ke rekening masing- masing SKPD oleh Bendahara Pengeluaran. Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Sistem Akuntansi SKPD merupakan serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan, di SKPD.

Sistem dan prosedur belanja Modal yang diterapkan pada BPKAD Kota Medan dalam pelaksanaan Belanja Modal sebagai berikut:

1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD). Kuasa BUD Menganalisa DPA- SKPD yang ada dalam database dan menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu selaku SKPD, menyiapkan darftar

(46)

SPD dan mendistribusikan SPD kepada para pengguna anggaran. Selanjutnya, PPKD bertugas menelitu darft SKPD yang telah diajukan kuasa BUD dan melakukan otorisasi SPD.

2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk penerbitan SPM, berdasarkan SPD yang diterima pengguna anggaran dari PPKD selaku BUD, Bendahara Pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalaui Pejabat Penatausahaan keuangan SKPD. Bendahara Pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dalam belanja.

Disamping membuat SPP, Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, dan register SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

3. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM). Tahapan penting dalam

penatausahaan pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP. Sebagai tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai dengan jenis SPPnya, yaitu SPM UP, GU, TU dan LS. Proses ini dimulai dengan pengujian atas SPM yang diajukan baik dari segi kelengkapan dokumen maupun kebenaran pengisiannya. Untuk SPM GU, pengujian juga dilakukan atas SPJ yang diajukan oleh bendahara. Begitu juga untuk SPM TU jika sebelumnya telah pernah dilakukan.

(47)

38

4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Setelah SPM diterima oleh BUD selanjutnya menerbitkan Surat SP2D yang diguanakn untuk mencairkan dana lewat bank yang telah ditunjuk. SP2D adalah spesifik.

Penerbitan SP2D paling lambat 2 hari kerja sejak SPM-UP/GU/TU/LS diterima.

Apabila ternyata kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen yang diperlukan belum lengkap, maka kuasa BUD membuat surat penolakan penerbitan SP2D dalam dua rangkap. Satu dokumen diberikan kepada PPKD yang kemudian akan diberikan pada pengguna anggaran agar menyempurnakan SPM, sementara yang satu akan diarsipkan dalam Register surat penolakan penerbitan SP2D. Proses penolakan SP2D dilakukan paling lambat 1 hari kerja sejak SPM diterima.

5. Penerbitan Surat Pertanggungjawaban. Bendahara Pengeluaran secara wajib Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran belanja langsung kepada kepala SKPD melalaui PPKD-SKPD paling lambat sepuluh bulan berikutnya.

6. Pengajuan Nota Pencairana Dana (NPD). PPTK mengajukan permohonan dana melalui Nota Pencairan Dana (NPD) untuk melaksanakan kegiatan tertentu kepada PA/KPA. Berdasarkan permohonan tersebut PA/KPA memberikan memo persetujuan kepada bendahara pengeluaran untuk mengeluarkan sejumlah dana yang dimaksud. Kemudian bendahara pengeluaran mengeluarkan dana sejumlah persetujuan yang diberikan PA/KPA kepada PPTK. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, PPTK wajib mengarsipkan dokumen-dokumen yang terkait dengan pengeluaran belanja untuk kegiatan tersebut. Selanjutnya PPTK memberikan

(48)

dokumen-dokumen pelaksanaan belanja sebagai dasar bendahara pengeluaran dalam melakukan pertanggungjawaban belanja.

Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas: 1. Menganalisa DPA-SKPD yang ada di database. 2. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per SKPD. 3. Menyiapkan draft SPD 4. Mendistribusikan SPD kepada para pengguna anggaran.

Dokumen sumber yang akan dipergunakan dalam belanja ini adalah:

a. SP2D(Surat Perintah Pencairan Dana ),SPM (Surat Perintah Membayar),SPD (Surat PenyediaanDana)

b. Nota debit bank

c. Bukti pengeluaran lainnya

d. Bukti tanda terima barang/jasa

e. Bukti potongan

f. Berita serah terima

3.3.3 Sistem Akuntansi Belanja SKPKD ( Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah)

Fungsi SKPKD adalah sebagai berikut :

(49)

40

2. Memposting jurnal-jurnal tersebut ke dalam buku besarnya masaing- masing.

3. Membuat laporan keuangan yang terdiri dari (Laporan Realisasi Anggaran,Neraca,Catatan Atas Laporan Keuangan). Pencatatan transaksi pada jurnal dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPD setiap hari sesuai dengan dokumen sumber yang diterima. Dokumen-dokumen sumber yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Untuk penerimaan:

1. Buktisetor penerimaan ke bank 2. Nota kredit

3. Rekening Koran b. Untuk pengeluaran:

1. SP2D

2. Rekening Koran c. Untuk aset selain kas:

1. SP2D

2. Berita acara koreksi kesalahan

3. Rekening Koran Dalam akuntansi belanja SKPKD ini meliputi belanja, bunga, hibah, subsidi, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.

Berikut adalah tahapan dalam sistem akuntansi belanja SKPKD :

a.Setelah menerima SP2D dari kuasa BUD (Bendahara Umum Daerah), subbag bagian akuntansi akan mencatat jurnal sebagai berikut :

(50)

Belanja bunga/subsidi/ ...XXX Kas di kas daerah...XXX

b. Jurnal yang akan diposting ke buku besar sesuai dengan kode rekening belanja dan dilakukan setiap periode.

c. Pada akhir bulan, subbag bagian akuntansi akan memindahkan saldo yang ada dibuku besar ke dalam neraca saldo.

Dari penjelasan diatas,dapat diketahui bahwa pencatatan dilakukan secara khusus,dimana terhadap belanja modal dilakukan pencatatan secara corollary yaitu dengan mencatat dua jurnal,satu jurnal untuk mencatat belanja dan satu jurnal lagi untuk mencatat asset yang diperoleh dari transaksi tersebut dan dapat dilakukan secara komputerisasi.

Pengakuan belanja menurut peraturan pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2005 yang kemudian di ubah menjadi PP No.71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan sebagaimana diatur pada pernyataan nomor 2 tentang laporan realisasi anggaran paragraf 31 dan 32 menyatakan:

1. Belanja di akui pada saat terjadi pengeluaran dari rekening kas umum daerah.

2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuan terjadinya pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan (verivikasi).

BPKAD Kota Medan sudah mengalokasikan belanja yang dibutuhkan

(51)

42

sesuai dengan peraturan pemerintah Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 04 Tahun 2016 Nikita 1151 No 71 tahun 2010 yang menyatakan bendahara pengeluaran secara administratif wajib menyampaikan laporan kepada pengguna anggran melalui PPK-SKPD.

BAGAN ALUR PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA UP/GU DI SKPD

Kuasa BUD Bendahara Pengeluaran SKPD

SP2D-UP/GU/GU-NIHIL -

SP2D-UP/GU/GU- Nihil

1

Membuat LPJ UP

Bukti-Bukti LPJ-UP MULAI

(52)

PPK-SKPD FA-SKPKD 2

LPJ-UP

Verifikasi,Membukukan

jurnal

posting

Neraca Saldo 2

SP2D-UP/GU/Nihil

Laporan Keuangan

SP2D-UP/GU/GU-nihil

Membukukan

SELESAI

Buku Besar

Membuat Neraca Saldo dan Lap.Keuangan

1

(53)

44

URAIAN

1.Kuasa BUD menerbitkan dan menyampaikan SP2D-UP/GU/GU-Nihil ke Bendahara Pengeluaran/PPK-SKPD dan fungsi akuntansi di SKPKD

2.Bendahara Pengeluaran mencatat SP2D-UP/GU/GU-Nihil serta belanjanya dan setiap akan minta penggantian UP menyampaikan LPJ-UP ke Pengguna Anngaran melalui PPK-SKPD.

3.PPK-SKPD membukukan SP2D-UP/GU/GU Nihil

4.PPK-SKPD memerifikasi LPJ-UP dan membukukan transaksi belanja.

5.Secara periodik,PK-SKPD memposting jurnal ke buku besar

6.PPK-SKPD membuat neraca saldo dan laporan keuangan pada akhir periode tertentu.

7.Fungsi Akuntansi di SKPKD sebagai konsolidator membukukan/menjurnal SP2D yang diterimanya untuk kepentingan konsolidasi.

(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan dalam bab-bab terdahulu, maka penulis akan memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Didalam sistem akuntansi belanja modal, BPKAD Provinsi Sumatera Utara mempunyai peran sebagai Bendahara Umum Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BUD SKPKD) dan Sistem akuntansi belanja modal pada BPKAD kota Medan digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset lainnya

2. Sistem Akuntansi yang digunakan dalam pemerintahan daerah adalah Sistem Akuntansi Berbasis Kas Akrual (Accrual Basis).

3. Dalam sistem akuntansi, belanja modal diberi perlakuan khusus dengan melakukan pencatatan secara corollary, yaitu dicatat dengan dua jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja dan yang lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut dan juga sudah melakukan pencatatan dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam hal mencatat laporan keuangan sehingga lebih memudahkan pengerjaan dalam proses

pencatatan dan pelaporannya.

(55)

46

4.2 Saran

Dalam kesempatan ini penulis akan mengemukakan saran kepada perusahaan/instansi sekiranya bermanfaat:

Hal yang diusulkan penulis kepada BPKAD Kota Medan, kiranya untuk tahun-tahun berikutnya, hendaknya BPKAD Kota Medan berpedoman sepenuhnya kepada Peraturan Pemerintah yang berlaku yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, agar Pengelolaan Keuangan dapat berwujud dengan efektif dan efisien serta dapat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, 2012. Pengelolaan dan Akuntansi Keuangan Daerah, USU Press, Medan.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Nordiawann, Deddi, 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Waren, Carl S, J.M Reeve, P.E Fees. 2008. Accounting , Pengantar Akuntansi.

Edisi 21. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Website:

http://bpkad.sumutprov.go.id

http://administratormuda96.blogsopot.com/2016/09/belanja-modal-daerah.html https://www.e-akuntansi.com/pengertian-belanja-modal-jenis-dan-kriteria- belanja-modal/

https://www.wibowopajak.com/2012/05/pengertian-sistem-akuntansi- accounting.html

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan Tabel 1 dengan menggunakan analisis regresi linear berganda , menguji pengaruh likuiditas, leverage keuangan, return

lingkunganbelajar yang kondusif yang memfasilitasi perkembangan pelajar. Konselor dan personel sekolah lainnya bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa objek dari linguistik adalah hubun- gan antara bahasa dengan penggunaannya di dalam masyarakat.. Hubungan antara bentuk-bentuk

Ruang Lingkup dalam Pedoman keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bekerja Pada Ketinggian Dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access) adalah di bawah ini , kecuali..C. Peralatan

Idealnya dalam kurun waktu sekian jam, seperti yang tertulis pada standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Perancis kelas XI dan tercantum dalam silabus mata

Hasil penelitian ini menjadi data tambahan tentang kondisi defisiensi zinc pada anak dengan diare akut maupun diare melanjut di Indonesia, dan diharapkan dapat

kejahatan secara umum, sampai pada keunikan seorang wanita yang terlibat dalam tindak kejahatan beserta faktor penyebab kejahatan ditinjau dari bentuk-bentuk kejahatan

Klasifikasi pengangkutan yang disediakan di dalam ini adalah untuk tujuan penerangan sahaja dan semata-mata berdasarkan sifat-sifat bahan yang tidak dibungkus seperti yang