• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian 1 Uji Asums

Jumlah skala yang disebarkan kepada subjek penelitian adalah 180 skala sesuai dengan subjek penelitian yang memenuhi kriteria populasi. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan, yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel penelitian, baik variabel bebas (Emosi Dasar Negatif) dan variabel tergantung (Perilaku Agresi). Uji liniearitas juga perlu dilakukan untuk mengetahui bentuk korelasi antara masing-masing variabel. Pengujian asumsi dan analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for windows.

a. Uji Normalitas Sebaran

1.Suatu variabel dikatakan mengikuti sebaran normal dengan ketentuan p>0,01. Berdasarkan uji normalitas variabel emosi dasar negatif diperoleh sebaran normal Z=1,183 dengan p>0,01 (p=0,122), dengan demikian dapat dikatakan variabel emosi dasar negatif mengikuti sebaran normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.

2.Berdasarkan uji normalitas variabel perilaku agresi diperoleh sebaran normal Z=1,397 dengan p>0,01 (p=0, 04), dengan demikian dapat dikatakan variabel perilaku agresi mengikuti sebaran normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Uji Sebaran Normal Variabel Dengan Tes Kolmogorov-Smirnov No. Variabel Kolmogorov-Smirnov

Z

Signifikansi p

Keterangan 1 Emosi Dasar Negatif 1,183 0,122 Terdistribusi

normal

2 Perilaku Agresi 1,397 0,04 Terdistribusi

normal

b. Uji Liniearitas Hubungan

Hasil uji liniearitas antara variabel emosi dasar negatif dengan perilaku agresi dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F=30,156 dengan p<0,01 (p=0) dengan demikian diketahui bahwa emosi dasar negatif memiliki hubungan yang linier dengan perilaku agresi. Hubungan linier dapat juga dilihat dengan menggunakan metode interactive graph yang menunjukkan hubungan linier dengan R-square= 0,606 dan persamaan regresinya adalah perilaku agresi = -5,63+(0,99) emosi dasar negatif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Liniearitas Hubungan Emosi Dasar Negatif dengan Perilaku Agresi

Linear Regres sion

6 5 7 0 7 5 8 0

Emosi Dasar Negatif 6 0 6 5 7 0 7 5 P e ri la k u A g re s i                                                           

Perilaku Agresi = -5.63 + 0.99 * EDN R-Square = 0.61

2.Hasil Analisa Data

Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 99%, yang artinya hipotesis dapat diterima apabila p<0,01. Berdasarkan hasil analisa regresi diperoleh nilai

β=0,778 dengan signifikansi nol, diperoleh persamaan regresi seperti: perilaku agresi=0,778 emosi dasar negatif, yang berarti setiap penambahan satu skor emosi dasar negatif maka diprediksikan perilaku agresi akan naik sebesar 0,778.

Koefisien determinasi (r2 dari regresi tersebut) yang diperoleh sebesar 0,606, menunjukkan bahwa emosi dasar negatif memiliki pengaruh terhadap perilaku agresi sebesar 60,6% dengan nilai F=273,554 dengan signifikansi nol (p<0,01) menunjukkan bahwa model fit (sesuai) dengan data atau dengan kata lain data yang diperoleh mendukung penelitian, yaitu emosi dasar negatif mempengaruhi

perilaku agresi secara linier positif, selebihnya 39,4 % perilaku agresi dipengaruhi oleh variabel lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti.

3.Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2005) menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi.

Pengkategorisasian tiga jenjang ini merupakan pengkategorisasian minimal yang digunakan peneliti. Resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar mean kelompok akan dihadapi apabila hanya dilakukan pengkategorisasian dalam dua jenjang (misalnya tinggi dan rendah). Pengkategorisasian tiga jenjang ini digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besar dan untuk keefisienan. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut (Azwar, 2005):

X < (µ - 1,0σ) rendah (µ - 1,0σ) ≤ X < (µ + 1,0σ) sedang (µ + 1,0σ) ≤ X tinggi

Peneliti, dalam penelitian ini, mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subjek penelitian.

a.Variabel Emosi Dasar Negatif

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap emosi dasar negatif adalah sebanyak 20 aitem dengan format skala Likert dalam empat alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 10 berikut:

Tabel 10. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Emosi Dasar Negatif

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

Emosi Dasar Negatif

63 80 72,43 3,141 20 80 30 10

Berdasarkan tabel 10 diperoleh mean empirik skala emosi dasar negatif adalah µe=72,43 dengan standard deviasi empirik=3,141 dan mean hipotetiknya adalah µh=30 dengan standard deviasi hipotetik=10. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan mean empirik lebih besar dari pada mean hipotetik (µe>µh), yang berarti secara umum emosi dasar negatif subjek penelitian lebih tinggi menurut standar skala yang dibuat oleh peneliti.

Seluruh (100%) emosi dasar negatif subjek penelitian terletak pada kategorisasi tinggi dalam pengkategorisasian skor emosi dasar negatif berdasarkan mean hipotetik, yang dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Kategorisasi Emosi Dasar Negatif Berdasarkan Mean Hipotetik Kriteria Kriteria

Jenjang

Kategori Frekuensi Persentase

(%) Emosi Dasar Negatif X < 20 Rendah 0 0 20 ≤ X < 40 Sedang 0 0 40 ≤ X Tinggi 180 100

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori rendah ada 0%, subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori sedang ada 0%, dan subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori tinggi ada 100%.

Tabel 12. Kategorisasi Emosi Dasar Negatif Berdasarkan Mean Empirik

Kriteria Kriteria Jenjang Kategori Frekuensi Persentase

(%) Emosi Dasar Negatif X < 69,29 Rendah 30 16,67 69,29 ≤ X < 75,57 Sedang 114 63,33 75,57 ≤ X Tinggi 36 20

Dari tabel 12 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori rendah ada 16,67%, subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategorisasi sedang ada 63,33%, dan subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategorisasi tinggi ada 20%.

b.Variabel Perilaku Agresi

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap perilaku agresi adalah sebanyak 31 aitem dengan format skala Likert dalam empat alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 13 berikut:

Tabel 13. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Perilaku Agresi

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Perilaku

Agresi

Berdasarkan tabel 13 diperoleh mean empirik skala perilaku agresi adalah µe=66,2 dengan standard deviasi empirik=4,002 dan mean hipotetiknya adalah µh=46,5 dengan standard deviasi hipotetik=15,5. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan mean empirik lebih besar dari pada mean hipotetik (µe>µh), yang berarti secara umum perilaku agresi subjek penelitian lebih tinggi menurut standar skala yang dibuat oleh peneliti.

Sebagian besar (96,7%) perilaku agresi subjek penelitian terletak pada kategorisasi tinggi dalam pengkategorisasian skor perilaku agresi berdasarkan mean hipotetik, yang dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Kategorisasi Perilaku Agresi Berdasarkan Mean Hipotetik Kriteria Kriteria

Jenjang

Kategori Frekuensi Persentase

(%) Perilaku Agresi X < 31 Rendah 0 0 31 ≤ X < 62 Sedang 6 3,3 62 ≤ X Tinggi 174 96,7

Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori rendah ada 0%, subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori sedang ada 3,3%, dan subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori tinggi ada 96,7 %.

Tabel 15. Kategorisasi Perilaku Agresi Berdasarkan Mean Empirik

Kriteria Kriteria Jenjang Kategori Frekuensi Persentase

(%) Perilaku Agresi X < 65,2 Rendah 27 15 65,2 ≤ X < 70,2 Sedang 123 68,33 70,2 ≤ X Tinggi 30 16,67

Dari tabel 15 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori rendah ada 15%, subjek yang tergolong ke dalam kategori sedang ada

68,33%, dan subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori tinggi ada 16,67%.

C.Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh emosi dasar negatif terhadap perilaku agresi remaja. Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh emosi dasar negatif terhadap perilaku agresi remaja. Hasil utama penelitian ini memperlihatkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu ada pengaruh emosi dasar negatif terhadap perilaku agresi remaja, dimana dengan tingginya emosi dasar negatif, maka akan mempengaruhi bertambahnya perilaku agresi remaja. Hasil penelitian ini memperkuat apa yang telah dikemukakan oleh Yusuf (2006), bahwa perasaan-perasaan yang dialami individu pada saat menghadapi suatu situasi tertentu, memunculkan emosi misalnya gembira, sedih, putus asa, dan sebagainya, menyebabkan remaja memunculkan suatu perilaku tertentu, bila terjadi ketegangan emosi atau emosi dasar negatif maka dapat menimbulkan perilaku gugup, terganggunya penyesuaian sosial bahkan memicu munculnya perilaku agresi terhadap orang lain.

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (r2), sumbangan efektif variabel emosi dasar negatif terhadap perilaku agresi remaja sebesar 60,6%, sedangkan 39,4% lainnya menunjukkan besarnya pengaruh keberadaan variabel lainnya yang menyebabkan perilaku agresi remaja. Hal ini menunjukkan bahwa emosi dasar negatif tidak mutlak sebagai sesuatu yang menyebabkan perilaku agresi remaja, namun emosi dasar negatif cukup besar mempengaruhi perilaku

agresi remaja. Faktor lain tersebut menurut Davidoff (1991) dan Kartono (1988) yang tidak dikontrol dalam penelitian ini adalah kondisi pribadi remaja, faktor biologis, kesenjangan generasi, kemiskinan, lingkungan sekolah, masyarakat, kemiskinan dan anonimitas. Dengan demikian ada begitu banyak faktor yang turut mempengaruhi perilaku agresi remaja.

Berdasarkan kategorisasi data empirik diperoleh bahwa emosi dasar negatif data penelitian berada pada kategori sedang dan perilaku agresi data penelitian berada pada kategori sedang. Hal ini semakin menguatkan pernyataan Ali (2005) bahwa emosi dasar negatif banyak berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikis seperti: pengamatan, pemikiran, tanggapan, kehendak dan perilaku. Individu akan memberikan perilaku positif terhadap suatu objek manakala disertai dengan emosi yang positif pula, sebaliknya individu akan memberikan perilaku negatif terhadap suatu objek jika disertai dengan emosi yang negatif terhadap objek tersebut.

BAB V

Dokumen terkait