• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar ammonia merupakan salah satu parameter kimia yang penting, karena ammonia merupakan bentuk awal dari N-anorganik dalam air.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 0 3 6 9 12 15 Hari Konsentrasi NH 3 (mg/l) K A K B K C kontrol A kontrol B kontrol C kontrol D

Gambar 9. Konsentrasi ammonia air laut pada perlakuan A, B, C dan kontrol A, kontrol B, kontrol C dan kontrol D

Keterangan : KA = Perlakuan pemberian pupuk 700 ml urea dan 103 ml TSP KB = Perlakuan pemberian pupuk 91 ml urea dan 33 ml TSP KC = Perlakuan pemberian pupuk 70 ml urea dan 0 ml TSP KD = Perlakuan tanpa pupuk dan rumput laut

Berdasarkan Gambar 9 dapat diketahui bahwa kadar ammonia pada perlakuan A mempunyai konsentrasi yang paling tinggi pada saat awal penelitian, hal ini diduga karena pemberian pupuk urea pada konsentrasi A lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi B dan konsentrasi C. Sedangkan pada konsentrasi B dan konsentrasi C mempunyai konsentrasi yang hampir sama, karena pemberian pupuk juga relatif tidak berbeda jauh. Penurunan konsentrasi

ammonia terjadi pada hari ke-3, hal ini diduga terjadi karena pr oses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat melalui peran bakteri-bakteri “chemoautotroph”. Reaksi oksidasi dapat dituliskan seperti berikut (Effendi, 2003).

2 NH3 + 3 O2 2 HNO2 + 2H2O + energi 2 HNO2 + O2 2 HNO3 + energi

Pada hari ke-12 dan ke-15 terjadi kenaikan kandungan ammonia pada tiap perlakuan, hal ini diduga terjadi karena kandungan oksigen pada hari ke-12 dan ke-15 mengalami penurunan sehingga perubahan ammonia menjadi nitrit lebih sedikit jika dibandingkan dengan penambahan kandungan ammonia dari pupuk urea. Selain itu pada hari ke -11 terdapat thallus Gracillaria sp. yang mati sehingga diduga menambah kandungan ammonia.

Berdasarkan uji statistik terhadap nilai ammonia antara tiap perlakuan menghasilkan kesimpulan bahwa pada selang kepercayaan 95% pemberian konsentrasi pupuk yang berbeda memberi ammonia antara tiap perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata. Perbedaan nyata terjadi antara konsentrasi A terhadap konsentrasi B, dan konsentrasi B terhadap konsentrasi C. Sedangkan antara konsentrasi A dengan konsentrasi C tidak terjadi perbedaan yang nyata, hal ini disebabkan karena pemberian dosis pupuk antara perlakuan B dan perlakuan C tidak berbeda jauh.

Berdasarkan uji statistik (uji BNT) hari terhadap kandungan ammonia dapat diketahui bahwa kandungan ammonia pada tiap hari memiliki perbedaan yang nyata. Hari ke-0 berbeda nyata dengan hari-3, hari ke-3 berbeda nyata dengan hari ke-6, hari ke-6 tidak berbeda nyata dengan hari ke -9 dan ke-12, serta hari ke-12 berbeda nyata dengan hari ke-15

Tabel 7. Laju perubahan ammonia pada konsentrasi A

Konsentrasi A Pengamatan

awal akhir laju penurunan

1 1,475 0,5105 0,3215 ppm/hari

2 0,5105 0,1935 0,1057 ppm/hari

3 0,1935 0,119 0,0248 ppm/hari

4 0,119 0,2425 -0,0412 ppm/hari

5 0,2425 0,353 -0,0368 ppm/hari

Tabel 8. Laju perubahan ammonia pada konsentrasi B

Konsentrasi B Pengamatan

awal akhir laju penurunan

1 0,7795 0,2785 0,1670 ppm/hari

2 0,2785 0,236 5 0,0140 ppm/hari

3 0,2365 0,119 0,0392 ppm/hari

4 0,119 0,194 -0,0250 ppm/hari

5 0,194 0,2285 -0,0115 ppm/hari

Tabel 9. Laju perubahan ammonia pada konsentrasi C

Konsentrasi C

Pengamatan awal akhir laju penurunan

1 0,6155 0,3205 0,0983 ppm/hari

2 0,3205 0,1725 0,0493 ppm/hari

3 0,1725 0,1425 0,0100 ppm/hari

4 0,1425 0,206 -0,0212 ppm/hari

5 0,206 0,2914 -0,0285 ppm/hari

Berdasarkan Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10 tiap perlakuan laju penurunan ammonia paling tinggi terjadi pada 3 hari pertama, hal ini terjadi karena kandungan oksigen yang tinggi dari proses aerasi sehingga mengakibatkan perubahan ammonia menjadi nitrit dan nitrat menjadi cepat.

Pada perlakuan A penurunan terjadi dengan laju 0,3215 ppm/hari pada hari ke-0 sampai hari ke-3 dan pada hari ke-3 sampai hari ke-6 laju penurunan sebesar 0,1057 ppm/hari, kemudian pada hari ke-6 sampai hari ke-9 laju penurunannya 0,0248 ppm/hari. Terjadi peningkatan kandungan ammonia pada perlakuan A dengan laju peningkatan sebesar 0,0412 ppm/hari pada hari ke-9 sampai hari 12, dan sebesar 0,0368 ppm/hari pada hari 12 sampai hari ke-15. Pada perlakuan B terjadi penurunan ammonia dari hari ke-1 sampai hari ke-9 sebesar 0,1670 ppm/hari pada tiga hari pertama, 0,0140 ppm/hari pada hari ke-3

sampai hari ke-6, dan pada hari ke-6 sampai hari ke-9 sebesar 0,0392 ppm/hari. Perlakuan B terjadi peningkatan ammonia pada hari ke-9 sampai hari ke -15 sebesar 0,0250 ppm/hari pada hari ke -9 sampai hari ke-12 dan 0,0115 ppm/hari pada hari ke-12 sampai hari ke-15. Pada perlakuan C penurunan terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-9 dan terjadi peningkatan pada hari ke-9 sampai hari ke-15.

Tabel 10. Laju penurunan ammonia pada tiap perlakuan selama pengamatan

Perlakuan

Konsentrasi A Konsentrasi B Konsentrasi C

laju penurunan

(ppm/hari)

0,0301 0,0147 0,0105

Berdasarkan tabel 10 laju penurunan terbesar terdapat pada perlakuan A sebesar 0.0301 ppm/hari. Hal ini diduga terjadi karena kandungan awal ammonia yang terdapat pada perlakuan A lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan yang lain, sehingga kandungan ammonia yang teroksidasi menjadi nitrit lebih besar dibandingkan perlakuan B dan perlakuan C.

2. Nitrit

Berdasarkan Gambar 10 kandungan nitrit dari hari ke-0 sampai hari ke-15 memiliki kecenderungan menurun, hal ini diduga karena terjadi oksidasi nitrit menjadi nitrat yang mengakibatkan berkurangnya kandungan nitrit pada air laut. Kandungan nitrit pada perlakuan A ulangan 2 terjadi peningkatan kandungan nitrit pada hari ke-9, hal ini diduga karena kandungan oksigen pada perlakuan tersebut mengalami penurunan sehingga oksidasi nitrit juga lebih sedikit.

Perlakuan B kandungan nitrit mengalami penurunan pada hari ke-0 sampai hari ke-3, sedangkan pada hari ke-3 sampai ke-9 te rjadi kenaikan kandungan nitrit. Hal ini disebabkan karena penambahan jumlah nitrit dari ammonia lebih besar dari oksidasi nitrit menjadi nitrat. Pada hari ke-9 sampai ke-15 terjadi penurunan kandungan nitrit.

Perlakuan C penurunan kandungan nitrit terjadi pada hari ke-0 hingga hari ke-15, hal ini terjadi karena adanya proses oksidasi nitrit yang lebih besar jika dibandingkan dengan penambahan nitrit dari oksidasi ammonia.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 3 6 9 12 15 Hari Konsentrasi NO 2 (mg/l) K A K B K C kontrol A kontrol B kontrol C kontrol D

Gambar 10. Konsentrasi nitrit air laut pada perlakuan A, B, C dan kontrol A, kontrol B, kontrol C dan kontrol D

Keterangan : KA = Perlakuan pemberian pupuk 700 ml urea dan 103 ml TSP KB = Perlakuan pemberian pupuk 91 ml urea dan 33 ml TSP KC = Perlakuan pemberian pupuk 70 ml urea dan 0 ml TSP KD = Perlakuan tanpa pupuk dan rumput laut

Pada perlakuan A memiliki kandungan nitrit yang lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi B dan C. Hal ini diduga terjadi karena perubahan ammonia menjadi nitrit pada perlakuan A lebih besar. Perlakuan B kandungan nitrit pada pengamatan awal hampir sa ma dengan konsentrasi C.

Berdasarkan uji statistik terhadap nilai nitrit antara tiap perlakuan menghasilkan kesimpulan bahwa pada selang kepercayaan 95% pemberian konsentrasi pupuk yang berbeda tidak memberi pengaruh terhadap nilai nitrit. Pemberian pupuk yang berbeda tidak memberi pengaruh karena nitrit adalah bentuk transisi dari ammonia dan nitrat, perubahan ammonia menjadi nitrat terjadi secara cepat.

Berdasarkan uji statistik (Uji BNT) terhadap kandungan nitrit tiap perlakuan menunjukkan tidak terda pat perbedaan yang nyata tiap perlakuan. Hal ini diduga terjadi karena sifat nitrit yang cepat mengalami perubahan menjadi nitrat sehingga kandungan nitrit tiap perlakuan tidak berbeda. Sedangkan uji

statistik (Uji BNT) hari terhadap kandungan nitrit, dapat diketahui bahwa hari memberikan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan nitrit.

Tabel 11. Laju pe nurunan nitrit pada konsentrasi A

Konsentrasi A Pengamatan

awal akhir laju penurunan (ppm/hari)

1 0,789 0,657 0,0440

2 0,657 0,291 0,1220

3 0,291 0,411 -0,0400

4 0,411 0,140 0,0905

5 0,140 0,200 -0,0202

Tabel 12. Laju pe nurunan nitrit pada konsentrasi B

Konsentrasi B Pengamatan

awal akhir laju penurunan (ppm/hari)

1 0,6311 0,485 0,0487

2 0,485 0,5616 -0,0255

3 0,5616 0,5185 0,0144

4 0,5185 0,1085 0,1367

5 0,1085 0,1115 -0,0010

Tabel 13. Laju pe nurunan nitrit pada konsentrasi C

Konsentrasi C Pengamatan

awal akhir laju penurunan (ppm/hari)

1 0,603 0,499 0,0347

2 0,499 0,475 0,0080

3 0,475 0,4045 0,0235

4 0,4045 0,0965 0,1027

5 0,0965 0,1535 -0,0190

Berdasarkan Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13 pada perlakuan A penurunan nitrat terjadi pada hari ke-0 sampai hari ke-3 sebesar 0,0440 ppm/hari, hari ke-3 sampai hari ke-6 sebesar 0,1220 ppm/hari, dan pada hari ke -9 sampai hari ke -12 sebesar 0,0905 ppm/hari. Penurunan nitrat dapat terjadi karena oksidasi nitrit lebih besar daripada oksidasi ammonia sehingga jumlah nitrit mengalami penurunan.

Perlakuan B penurunan terjadi pada hari ke -0 sampai hari ke -3 sebesar 0,0487 ppm/hari, hari ke-6 sampai hari ke -9 sebesar 0,0144 ppm/hari, dan pada hari ke-9 sampai hari ke-12 sebesar 0,1367 ppm/hari. Sedangkan pada perlakuan

C penurunan nitrit terjadi pada hari ke -0 sampai hari ke-12 sebesar 0,0347 ppm/hari, 0,0080 ppm/hari, 0,0235 ppm/hari, dan 0,1027 ppm/hari.

Berdasarkan uji statistik (uji BNT) hari terhadap nilai kandungan nitrit. Dapat diketahui bahwa hari memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan nitrit dalam air laut.

Tabel 14. Laju penurunan nitrit pada tiap perlakuan selama pengamatan

Perlakuan

Konsentrasi A Konsentrasi B Konsentrasi C

laju penurunan

(ppm/hari)

0,0171 0,0133 0,0113

Berdasarkan Tabel 14 laju penurunan nitrit pada perlakuan A sebesar 0,0171 ppm/hari, perlakuan B 0,0133 ppm/hari, dan perlakuan C 0,0113 ppm/hari. Penurunan nitrit dapat terjadi karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrat.

3. Nitrat

Nitrat (NO3) adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami yang merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman. Berdasarkan Gambar 11 kandungan nitrat awal yang paling tinggi terdapat pada konsentrasi A yaitu berada pada kisaran 4,251-5,25mg/l, hal ini terjadi karena konsentrasi pupuk urea yang diberikan paling besar pada konsentrasi A yaitu sebesar 100 mg/l. Sedangkan kandungan nitrat awal pada konsentrasi B dan konsentrasi C berada pada kisaran yang relatif sama yaitu pada kisaran 1,703-3,257 mg/l, hal ini disebabkan karena pemberian pupuk urea yang dimasukkan pada konsentrasi B dan konsentrasi C tidak berbeda jauh yaitu 10 mg/l pada konsentrasi B dan 13,09 mg/l pada konsentrasi C. Terjadi peningkatan konsentrasi nitrat pada hari ke-1 sampai ke-3 dan hari ke-6 hingga ke-9 pada tiap perlakuan, hal ini disebabkan karena jumlah nitrat yang diserap oleh Gracillaria sp. lebih kecil jika dibandingkan dengan penambahan nitrat dari oksidasi nitrit. Sedangkan pada hari ke-3 sampai hari ke-6 sampai hari ke -9 terjadi penurunan kandungan nitrat, hal ini dapat dilihat dari

penurunan kandungan nitrat pada perlakuan sedangkan pada kontrol tidak terjadi penurunan. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 3 6 9 12 15 Hari Konsentrasi NO 3 (mg/l) K A K B K C kontrol A kontrol B kontrol C kontrol D

Gambar 11. Konsentrasi nitrat air laut pada perlakuan A, B, C dan kontrol A, kontrol B, kontrol C dan kontrol D

Keterangan : KA = Perlakuan pemberian pupuk 700 ml urea dan 103 ml TSP KB = Perlakuan pemberian pupuk 91 ml urea dan 33 ml TSP KC = Perlakuan pemberian pupuk 70 ml urea dan 0 ml TSP KD = Perlakuan tanpa pupuk dan rumput laut

Berdasarkan uji statistik terhadap nilai nitrat antara tiap perlakuan menghasilkan kesimpulan bahwa pada selang kepercayaan 95% pemberian konsentrasi pupuk yang berbeda memberi pengaruh terhadap nilai nitrat.

Berdasarkan uji statistik (uji BNT) terhadap kandungan nitrat antara tiap perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata. Perbedaan nyata terjadi antara Konsentrasi A terhadap konsentrasi B, dan konsentrasi A terhadap konsentrasi C. Sedangkan antara konsentrasi B dengan konsentrasi C tidak terjadi perbedaan yang nyata, hal ini disebabkan karena pemberian dosis pupuk antara perlakuan B dan perlakuan C tidak berbeda jauh.

Berdasarkan uji statistik (uji BNT) hari terrhadap nilai nitrat, dapat diketahui bahwa hari memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan nitrat. Pada hari ke -0 terdapat perbedaan dengan hari ke -3, hari ke-3 terdapat perbedaan yang nyata dengan hari ke-6, hari ke-6 berbeda nyata dengan hari ke-9,

dan hari ke-9 berbeda nyata dengan hari ke -12, serta hari ke-12 berbeda nyata dengan hari ke-15.

Tabel 15. Laju pe nurunan nitrat pada konsentrasi A

Konsentrasi A Pengamatan

Awal akhir laju penurunan

1 4,7505 7,4835 -0,9110 ppm/hari

2 7,4835 4,3995 1,0280 ppm/hari

3 4,3995 8,012 -1,2042 ppm/hari

4 8,012 2,9705 1,6805 ppm/hari

5 2,9705 7,3105 -1,4467 ppm/hari

Tabel 16. Laju pe nurunan nitrat pada konsentrasi B

Konsentrasi B Pengamatan

Awal akhir laju penurunan

1 2,403 4,2405 -0,6125 ppm/hari

2 4,2405 2,512 0,5762 ppm/hari

3 2,512 6,0235 -1,1705 ppm/hari

4 6,0235 2,267 1,2522 ppm/hari

5 2,267 4,0805 -0,6045 ppm/hari

Tabel 17. Laju pe nurunan nitrat pada konsentrasi C

Konsentrasi C Pengamatan

Awal akhir laju penurunan

1 3,0165 3,1935 -0,0590 ppm/hari

2 3,1935 2,441 0,2508 ppm/hari

3 2,441 6,0235 -1,1942 ppm/hari

4 6,0235 2,1585 1,2883 ppm/hari

5 2,1585 3,8955 -0,5790 ppm/hari

Berdasarkan Tabel 15, Tabel 16, Tabel 17 peningkatan kandungan nitrat pada perlakuan A terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-3 sebesar 0,9110 ppm/hari, hari ke6 sampai hari ke9 sebesar 1,2042 ppm/hari dan hari ke 12 sampai hari ke -15 sebesar 0,1707 ppm/hari, penambahan nitrat ini disebabkan berasal dari oksidasi ammonia dan nitrit hal ini dapat terjadi karena kandungan oksigen pada hari ke-1 sampai hari ke-3 mengalami peningkatan. Akan tetapi pada hari ke-3 sampai hari ke-6 terjadi penurunan konsentrasi nitrat sebesar 1,0280 ppm/hari dan hari ke-9 sampai hari ke-12 sebesar 1,6805 ppm/hari.

Pada konsentrasi B terjadi peningkatan konsentrasi nitrat dengan pola yang sama dengan konsentrasi A yaitu pada hari ke-1 sampai hari ke-3 terjadi peningkatan sebesar 0,6125 ppm/hari, hari ke-6 sampai hari ke-9 sebesar 1,1705 ppm/hari dan hari ke-12 sampai ha ri ke-15 sebesar 0,6045 ppm/hari. Penurunan konsentrasi nitrat terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-6 sebesar 0,5762 ppm/hari dan hari ke-9 sampai hari ke-12 sebesar 1,2522 ppm/hari.

Peningkatan kandungan nitrat pada konsentrasi terjadi pada hari ke -1 sampai hari ke -3 sebesar 0,0590 ppm/ hari, hari ke-6 sampai hari ke -9 sebesar 1,1942 ppm/hari dan hari ke-12 sampai hari ke-15 sebesar 0,5790 ppm/hari. Penurunan nitrat terjadi pada hari ke -3 sampai hari ke-6 sebesar 0,2508 ppm/hari dan hari ke-9 sampai hari ke-12 sebesar 1,2882 ppm/hari.

Tabel 18. Persentase pe nurunan nitrat pada tiap perlakuan

perlakuan

Konsentrasi A Konsentrasi B Konsentrasi C

laju

penurunan 2,7085 % 13,9674 % 15,3917 %

Berdasarkan Tabel 18 penurunan yang terukur pa da perlakuan A sebesar 2,7085 %, perlakuan B sebesar 13,9674 %, dan perlakuan C sebesar 18,3917 %. Persentase penurunan yang paling besar terjadi pada perlakuan C hal ini dapat terjadi karena kandungan unsur hara awal pada perlakuan C lebih kecil. Berdasarkan Kinne et al. (2001) dijelaskan bahwa rumput laut mampu menyerap nitrogen dalam ammonium sebesar 10-14%. Maka penurunan nitrat yang terjadi pada penelitian ini memiliki persentase yang hamper sama.

4. Ortofosfat

Ortofosfat merupakan salah satu bentuk fosfat yang dapat larut dalam air dan dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman air. Sumber utama ortofosfat berasal dari mineral yang larut ke dalam air.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 3 6 9 12 15 Hari Konsentrasi PO 4 (mg/l) K A K B K C kontrol A kontrol B kontrol C kontrol D

Gambar 12. Konsentrasi ortofosfat air laut pada pe rlakuan A, B, C dan kontrol A, kontrol B, kontrol C dan kontrol D

Keterangan : KA = Perlakuan pemberian pupuk 700 ml urea dan 103 ml TSP KB = Perlakuan pemberian pupuk 91 ml urea dan 33 ml TSP KC = Perlakuan pemberian pupuk 70 ml urea dan 0 ml TSP KD = Perlakuan tanpa pupuk dan rumput laut

Berdasarkan Gambar 12 ortofosfat pada konsentrasi A memiliki konsentrasi yang lebih tinggi pada awal pengamatan jika dibandingkan dengan perlakuan B dan perlakuan C. Hal ini disebabkan pemberian pupuk TSP pada perlakuan A lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.

Penurunan konsentrasi ortofosfat terjadi dari hari ke-1 sampai hari ke-12 pada setiap perlakuan, karena jumlah penambahan ortofosfat dari dekomposisi pupuk TSP lebih kecil jika dibandingkan dengan penyerapan ortofosfat oleh

Gracillaria sp. Penambahan ortofosfat dari dekomposisi pupuk dapat ditunjukkan dari kontrol masing-masing perlakuan yang menunjukkan kenaikan jumlah kandungan ortofosfat pada tiap hari, terutama pada kontrol A yang mengalami kenaikkan pada hari ke-6 sampai hari ke-12 sebesar 0,167 ppm dan pada kontrol B sebesar 0,134 ppm pada hari ke -1 sampai hari ke-3. Penurunan yang paling besar terjadi pada hari ke -1 sampai hari ke -3 pada tiap perlakuan, hal ini disebabkan karena rumput laut memiliki kemampuan untuk menyerap ortofosfat secara besar dalam waktu singkat dan mengakumulasinya didalam sel.

Pada hari ke-12 sampai hari ke-15 pada masing-masing perlakuan terjadi kenaikkan kandungan ortofosfat yang disebabkan oleh dekomposisi dari sisa pupuk TSP yang belum terdekomposisi, sehingga meningkatkan kandungan ortofosfat didalam air.

Pada kontrol D konsentrasi ortofosfat tidak banyak terjadi perubahan, karena pada kontrol D tidak ditambahkan pupuk TSP dan Gracillaria sp. sehingga kandungan ortofosfat di dalam air tidak terjadi penambahan dan tidak terjadi penyerapan.

Berdasarkan uji statistik terhadap nilai ortofosfat antara tiap perlakuan menghasilkan kesimpulan bahwa pada selang kepercayaan 95% pemberian konsentrasi pupuk yang berbeda memberi pengaruh terhadap nilai ortofosfat.

Tabel 19. Laju penurunan ortofosfat pada konsentrasi A

Konsentrasi A Pengamatan

awal akhir laju penurunan

1 0,784 0,3795 0,1348 ppm/hari

2 0,3795 0,139 0,0802 ppm/hari

3 0,139 0,1425 -0,0012 ppm/hari

4 0,1425 0,118 0,0082 ppm/hari

5 0,118 0,333 -0,0717 ppm/hari

Tabel 20. Laju penurunan ortofosfat pada konsentrasi B

Konsentrasi B Pengamatan

awal akhir laju penurunan

1 0,4595 0,113 0,1155 ppm/hari

2 0,113 0,1125 0,0002 ppm/hari

3 0,1125 0,125 -0,0042 ppm/hari

4 0,125 0,1045 0,0068 ppm/hari

5 0,1045 0,3335 -0,0763 ppm/hari

Tabel 21. Laju penurunan ortofosfat pada konsentrasi C

Konsentrasi C Pengamatan

awal akhir laju penurunan

1 0,3985 0,1145 0,0947 ppm/hari

2 0,1145 0,1045 0,0033 ppm/hari

3 0,1045 0,128 -0,0078 ppm/hari

4 0,128 0,112 5 0,0052 ppm/hari

Berdasarkan Tabel 19, Tabel 20, Tabel 21 laju penurunan ortofosfat pada perlakuan A me miliki laju penurunan sebesar 0,1348 ppm/hari pada hari 0 sampai 3 dan pada hari 3 sa mpai 6 laju penurunan sebesar 0,0802 ppm/hari. Pada hari 9 sampai 12 perla kuan A laju penurunan sebesar 0,0082 ppm/hari. Peningkatan kandungan ortofosfat pada perlakuan A terjadi pada hari 6 sampai 9 de ngan laju peningkatan sebesar 0,0012 ppm/hari dan 0,0717 ppm/hari pada hari 12 sampai 15.

Pada perlakuan B penurunan ortofosfat terjadi pada hari 0 sampai 3 sebesar 0,115 ppm/hari, hari ke-3 sampai hari ke -6 sebesar 0,0002 ppm/hari, dan pada hari ke-9 sampai hari ke-12 sebesar 0,0068 ppm/hari. Peningkatan ortofosfat pada perlakuan B ter jadi pada hari ke -6 sampai hari ke-9 sebesar 0,0042 ppm/hari, dan hari ke-12 sampai hari ke -15 sebesar 0,0763 ppm/hari.

Perlakuan C pada hari ke -0 sampai ke-3 memiliki laju penurunan sebesar 0,0947 ppm/hari, hari ke-3 sampai ke -6 sebesar 0,0033 ppm/hari, dan hari ke -9 sampai ke -12 dengan laju penurunan sebesar 0,0052 ppm/hari. Peningkatan ortofosfat terjadi pada hari ke-6 sampai ke-9 dengan laju sebesar 0,0078 ppm/hari, dan hari ke -12 sampai ke -15 sebesar 0,0735 ppm/hari.

Laju penurunan kandungan ortofosfat yang paling tinggi terjadi pada hari ke-0 sampai ke-3 untuk semua perlakuan, hal ini diduga terjadi karena ortofosfat yang terdapat dalam air langsung diserap oleh Gracillaria sp. dan mengakumulasi ortofosfat tersebut didalam sel. Penyerapan ortofosfat secara cepat dan dalam jumlah yang besar dapat dilakukan oleh Gracillaria sp., ortofosfat diakumulasi dalam sel dan akan digunakan jika kandungan ortofosfat di air dalam jumlah yang sedikit.

Berdasarkan uji statistik (BNT) terhadap nilai laju penurunan ortofosfat antara tiap perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) antara tiap perlakuan. Perbedaan yang nyata terjadi antara perlakuan A dan B, perlakuan A dan C. Sedangkan antara perlakuan B dan C tidak terjadi perbedaan yang nyata. Perbedaan terjadi karena pemberian pupuk TSP yang menghasilkan ortofosfat pada perlakuan A lebih tinggi jika dibandingkan perlakuan B dan C, sedangkan pemberian pupuk TSP pada perlakuan B dan C tidak berbeda jauh sehingga tidak terjadi perbedaan yang nyata.

Berdasarkan uji statistik (uji BNT) hari terrhadap kandungan ortofosfat, dapat diketahui bahwa hari memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan ortofosfat. Pada hari ke-0 terdapat perbedaan dengan hari ke-3, hari ke-3 terdapat perbedaan yang nyata dengan ha ri ke-6, hari ke-6 tidak berbeda nyata dengan hari ke-9, dan hari ke-9 tidak berbeda nyata dengan hari ke12, serta hari ke -12 berbeda nyata dengan hari ke -15.

Tabel 22. Persentase penurunan ortofosfat pada tiap perlakuan

perlakuan

Konsentrasi A Konsentrasi B Konsentrasi C

persentase

penurunan 11.1583 % 12.2500 % 16.5066 %

Berdasarkan Tabel 22 penurunan yang paling tinggi terdapat pada perlakuan A sebesar 11,1583% . Perlakuan B me miliki penurunan sebesar 12,25%, sedangkan pada perlakuan C penurunan sebesar 16,5066. Penurunan ortofosfat yang terjadi pada penelitian ini lebih kecil jika dibandingkan penurunan fosfat menurut Jones et al (2002) yang sebesar 56%.

Dokumen terkait