• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

2.1.10 Hasil Penelitian yang Relevan

Tanah tersebut akan ditanami rumput dengan biaya Rp 100.000,00 per m2. Berapakah biaya yang diperlukan?

2.1.10 Hasil Penelitian yang Relevan

Hermanto (2010) menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI dalam mata kuliah bina gerak dan aksesibilitas untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat meningkatkan penguasaan mahasiswa PLB dalam mata kuliah Bina Gerak dan Aksesibilitas. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI juga dapat meningkatkan penguasaan materi karena diperkuat dengan adanya penjelasan dosen (auditory), memperagakan dan mengamati (somatic and visual) serta

intellectual (perenungan kembali). Berdasar pada hasil penelitiannya, Hermanto (2010) memberikan rekomendasi bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di kelas dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar.

Sapti (2011) melalui penelitiannya tentang Motivasi Siswa SMP Sultan Agung Purworejo melalui Pendekatan “SAVI” dan Pendekatan Konvensional

siswa sehingga prestasi belajar meningkat dibanding dengan pembelajaran konvensional.

Novarizka dan Rohana (2011) meneliti tentang model pembelajaran SAVI dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa model pembelajaran SAVI mampu mewujudkan pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional serta pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan rata-rata hasil tes akhir dalam pembelajaran matematika.

Qulsum (2012) melakukan penelitian di SMA Negeri 12 Semarang yang menunjukkan model SAVI berbantuan CD pembelajaran meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sebesar 73,76%. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 76,31. Rata-rata tersebut lebih baik dari kelas control yang rata-rata hasil belajarnya sebesar 68,82.

Arum (2007) menggunakan alat peraga dalam penelitian uji keunggulan alat peraga wayang abjad kontekstual dalam pencapaian kemampuan baca tulis anak kelompok B TK Negeri Singaraja. Perbedaan kemampuan baca tulis antara pembelajaran dengan menggunakan alat peraga wayang abjad kontekstual lebih baik daripada kemampuan baca tulis melalui pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu huruf. Dalam penelitian ini menegaskan bahwa penggunaan alat peraga dapat menarik perhatian dan minat serta gairah anak untuk belajar baca tulis sehingga hasilnya lebih efektif.

Yulianti (2010) menggunakan alat peraga rangkaian listrik paralel dalam pembelajaran matematika materi pokok logika. Secara keseluruhan pelaksanaan

penelitian tersebut dapat menunjukkan adanya keaktifan siswa dalam belajar sehingga menimbulkan efek yang positif terhadap hasil belajar siswa. Peneliti menyarankan agar dalam pembelajaran penggunaan alat peraga dapat membantu proses pemahaman materi, meningkatkan aktifitas dalam belajar dan dapat menjadikan kegiatan belajar yang menyenangkan.

2.2 Kerangka Berpikir

Matematika di sekolah masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit. Citra tentang sulitnya matematika mempengaruhi pembelajaran matematika di sekolah, terutama terhadap kemampuan pemecahan masalah. Untuk mengatasi hal tersebut, guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang diintegrasikan dengan penggunaan teknologi.

Berdasarkan teori accelerated learning, salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas, kemampuan pemecahan masalah, dan hasil belajar peserta didik adalah model pembelajaran SAVI. Model pembelajaran SAVI adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan seluruh alat indera peserta didik di dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model SAVI adalah pembelajaran yang di dalamnya mencakup aspek somatic (gerak), auditory (suara),

visual (gambar/pemodelan), serta intellectual (pemikiran).

Pembelajaran SAVI meliputi empat tahap pembelajaran, yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan, dan tahap penampilan hasil. Setiap tahap selalu memuat keempat unsur SAVI yaitu somatic (gerak), auditory (suara),

guru menyiapkan kondisi optimal untuk belajar melalui penyampaian motivasi dan sugesti positif. Pada tahap penyampaian, guru menyampaikan materi dengan media yang mampu melibatkan seluruh indera peserta didik secara aktif. Peserta didik dilibatkan secara langsung untuk menemukan dan menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Pada tahap pelatihan, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan pengetahuan sendiri dengan mengimplementasikan konsep dan cara yang telah diberikan guru pada tahap sebelumnya. Pada tahap penampilan hasil, guru mengevaluasi kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh untuk menyelesaikan soal.

Salah satu media yang tepat untuk digunakan dalm pembelajaran SAVI adalah alat peraga, karena dengan penggunaan alat peraga, seluruh alat indera peserta didik dapat dilibatkan secara optimal. Pembelajaran SAVI dengan media alat peraga diharapkan akan mampu meningkatkan aktifitas peserta didik dan dengan pembelajaran yang melibatkan seluruh alat indera peserta didik, peserta didik tidak lagi bersifat pasif. Hal ini lah yang tidak ditemui di dalam pembelajaran ekspositori. Dengan pembelajaran SAVI, pemahaman yang diperoleh diharapkan akan bertahan lebih lama di dalam memori peserta didik, sehingga hasil belajar peserta didik akan lebih maksimal. Dengan demikian, penerapan pembelajaran SAVI dengan media alat peraga lebih efektif dari pembelajaran ekspositori.

2.3HIPOTESIS

(1) Rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran SAVI berbantuan alat peraga telah mencapai KKM .

(2) Rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran ekspositori mencapai KKM.

(3) Rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran SAVI berbantuan alat peraga lebih baik dibanding peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model ekspositori.

63

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 61). Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 1 Semarang yang terdiri dari 9 kelas yaitu peserta didik kelas VII A sampai dengan kelas VII I.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007: 62). Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelompok peserta didik. Satu kelompok peserta didik tergabung dalam satu kelas eksperimen, yaitu kelas yang akan diberikan perlakuan berupa model pembelajaran SAVI berbantuan alat peraga; dan satu kelompok peserta didik dengan peserta didik tergabung dalam satu kelas kontrol yang akan diberikan perlakuan berupa pembelajaran ekspositori.

64

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kedudukan peserta didik dalam kelas diterapkan secara acak tanpa melihat peringkat nilai, jenis kelamin peserta didik, dan golongan peserta didik, sehingga peserta didik sudah tersebar secara acak dalam kelas yang ditentukan. Selain itu, banyaknya peserta didik dalam kelas relatif sama, peserta didik diajar oleh guru yang sama, peserta didik mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, dan peserta didik mendapat waktu pelajaran yang sama. Berdasarkan teknik random sampling dalam penelitian ini, terpilih kelas VII D dan VII G. Kelas VII D sebagai kelompok eksperimen, dan kelas VII G sebagai kelompok kontrol.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 2). Variabel dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik.

Dokumen terkait