• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENGAMATAN

Dalam dokumen LAPORAN KIMOR ACARA 1 (Halaman 33-42)

ACARA 3 ANALISIS UNSUR

E. HASIL PENGAMATAN

1. Identifikasi Unsur Karbon

Jenis reaksi Percobaan Hasil

Pengarangan Naftalena dimasukkan Api kecil

Api besar  Terdapat jelaga

Api tinggi + HNO3 encer 

Warna jelaga hitam sedikit

Setelah 27 tetes, warna jelaga dari hitam menjadi coklat

muda. Warnanya hampir memudar. Penfield 0,5 gram Urea + 50 mg

CuO.Dimasukkan ke tabung reaksi yang dilengkapi pipa

U

Warna setelah dipanaskan

berubah-ubah dari kehijau-hijauan,

kebiru-Terbentuk gas, alir kan ketabung reaksi yang berisi

air kapur.

 biruan,  bergelembung Warna pada kapur 

keruh

2. Identifikasi Unsur Hidrogen

Jenis reaksi Percobaan Hasil

Penfield 0,5 gram Urea + 50 mg Cu

Terbentuk gas dialirkan ketabung reaksi berisi air kapur 

Menetes

Pirolisis Sedikit sampel Urea + 50 mg Sulfur 

Warna awalnya kuning. Pada saat

dipananskan sampel mengalami

 perubahan warna dari hitam-coklat

sampai warna merah, orange, dan

kuning. Kertas saring sebagai  penutup berwarna

hitam kecoklatan.

3. Identifikasi Unsur Nitrogen

Jenis reaksi percobaan Hasil

Kjeldahl 10mg Urea + 10 tetes H2SO4 pekat

Larutan jernih + 1mL air, dibasakan dengan

 NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler 

Larutan berwarna  jernih + air terjadi letupan-letupan.

4. Identifikasi Unsur Halogen

Jenis reaksi percobaan hasil

Beilstein Kawat Cu

Ujungnya tidak ada nyala hijau

+ diklorometana (DCM)

Warna awal=coklat Setelah dibakar = putih

 pudar  Ada nyala.

Ditetesi dan dibakar lagi warna nyalanya hijau.

F. ANALISA DATA

Persamaan Reaksi

1. Identifikasi Unsur Karbon

a. Reaksi pengarangan

2O + 2HNO3 2CO2 + 2H2O

b. Reaksi Penfield

CuO + CO(NH2)2 2CO2 + 2H2O CO2 + Ca(OH)2 CaCO2 + 2OH

2. Identifikasi Unsur Hidrogen

a. Percobaan Penfield

CuO + CO(NH2)2 CO + H2O + NO + Cu

b. Reaksi pirolisis dengan sulfur 

CO(NH2)2 + 4S + 3O2 4H2S + 2CO2 + 4NO H2S + (CH3COO)2 Pb + OH- PbS + 2CH3COOH

3. Identifikasi Unsur Nitrogen

a. Reaksi Kjeldahl

CO(NH2)2 + H2SO4 (NH4)2SO4 + 2CO2 + 4NO (NH4)2SO4 + NaOH NH3 + 2H2O +Na2SO4

 NH4 + 2(HgI)2- + 4OH- HgOHg(NH2) + 3H2O

4. Identifikasi Unsur Halogen

a. Reaksi Beilstein 2Cu + O2 2CuO 2CuO + CH2Cl2 CuCl2 b. Percobaan Lasaigne 2Na + O2- Na2O2 R- CH2OH + Na2O2 R-CH2ONa + NaOH R- CH2OH adalah sukrosa R-CH2ONa + C2H5OH R- CH2OH + C2H5 Na C2H5 + H2O C2H6 + NaOH

5. Pembeuatan Filtrat Lasaigne

 Na (hasil pemanasan) + C2H5OH + H2O NO3P.Na3S  Na- halogenida

6. Identifikasi Unsur Sulfur 

a. Percobaan Lasaigne

2HCl + FeSO4 FeCl2 + H2SO4

H2S + (CH3COO)2 + Pb + OH- PbS + 2CH3COOH (CH3COO)2 Pb + 2HCl PbCl2+ CH3COO + H3O2

 Na3S + CH3COO NaCH3COO + H3S  Na3S + 3HCl NaCl + H3S

FeSO4 + H2O Fe(OH)2 + 2 H2 SO4

7. Identifikasi Unsur Fosfor 

HNO3 + MgNH4 Mg(OH)3 + (NH)2

Mg(OH)3 Mg3+ + 3OH

- Na3P + 3HNO3 3NaNO3 + H3P H3P + O2 H2O + P2O3 + 2H2

G. PEMBAHASAH

Kimia organik pada awalnya didefinisikan sebagai senyawa organik yang mengandung karbon. Akan tetapi setelah beberapa waktu banyak ditemukan senyawa anorganik yang mengandung karbon. Untuk membuktikan hak tersebut,maka dapat dilakukan suatu percobaan untuk menganalisis unsur-unsur yang terdapatdalam senyawa organik. Percobaan yang dapat dilakukan adalah reaksi

 pengarangan,percobaan penfield,pirolisis unsur,percobaan lasaigne,Beilstein dan Kjeildahl.

Reaksi pengarangan dilakukan untuk mengidentifikasi unsur karbon. Perinsip  percobaan ini adalah pembakaran dan timbulnya jelaga. Untuk dapat memastikan

adanya unsur karbon maka jelaga yang terbentuk harus hilang setelah ditambahkan HNO3. Selain timbul jelaga, keberadaan senyawa organik dapat ditandai dengan

menguap atau menyublinnya suatu senyawa apabila dipanaskan lebih lanjut, misalnya senyawa organik yang bersifat cair (Filzahazny,2009: 101).

Sesuai dengan teori diatas, berdasarkan hasil praktikum pada proses pengarangan ini,terbentuk warna jelaga yang sedikit hitam, akan tetapi setelah terjadi proses  pemanasan dengan suhu tinggi dan ditambahi dengan tetes demi tetes HNO3. Warna  jelaga yang sedikit hitam memudar menjadi sedikit coklat muda. Sehingga pada  percobaan ini telah dilakukan dan diperoleh hasil percobaanyang hampir sesuai

dengan teori diatas.

Percobaan pienfield, perinsip pada percobaan ini yaitu senyawa

yangmengandung atom C bola dipanaskan PbCrO4/ CuO akan menjadi PbCO3.pada  pemanasan lebih lanjut akan menjadi PbO + CO2. Adanya CO2yang keluar dapat

ditunjukkan dengan adanya Ba(OH)2yang akan menghasilkan endapan Ba(CO3)2

 berwarna putih. Dalam percobaan ini hasilnya berupa air kapur yang keruh, air kapur  tersebut merupakan endapan Ba(CO3)2(Filzahazny, 2009:102).

Sesui dengan hasil praktikum, pada percobaan ini air kapur yang dihasilkan pada  proses pemanasan juga berwarna keruh yang merupakan hasil pengendapan Ba(CO3)2

yang sesuai dengan teori diatas.

Pada identifikasi unsur hidrogen, dilakukan percobaan yang sama yaitu

 percobaan pienfield yang menggunakan larutan urea dan Cu. Pada proses ini dilakukan dua perlakuan yaitu pemanasan dan pendinginan. Pada saat pendinginan akan terlihat zat yang akan menyublin atau menguap pada diding tabung. Karena adanya proses  penguapan tersebut sehingga menyebabkan timbulnya tetes-tetes air.

Percobaan Kjieldahl pada identifikasi unsur Nitrogen, menggunakan perinsip yag apabila ada senyawa N bereaksi dengan H2SO4maka akan diubah menjadi

(NH4)2SO4 yang apabila direaksikan dengan basa akan membebaskan NH3. Adanya  NH3yang dibebaskn dapat ditunjukkan dengan menambahkan pereaksi Nesller.

Adanya unsur N dalam suatu senyawa ditandai dengan adanya endapan pada senyawa tersebut pada saat ditetesi NaOH. Tidak semua senyawa organik yang mengandung N. Jadi , bila hasil dengan senyawa ini negatif, maka percobaan ini dapat dilakukan

dengan cara percobaan Lasaigne yang lebih umum. Akan tetapi pada praktikum ini,  percobaan Lasaigne tidak dilakukan karena percobaan ini menggunakan logam Na

yang apabila bereaksi dengan air akan menimbulkan ledakan yang cukup hebat. Logam Na adalah logam yang termasuk golongan alkali tanah. Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah keaktifannya yang luar biasa besar. Karena logam-logam ini begitu aktif sehingga mereka tidak terdapat sebagai unsur.

Bila bersentuhan dengan udara atau air. Logam alkali dan alkali tanah adalah zat  pereduksi yang sanagat kuat karena begitu mudah kehilangan elektron,mereka mudah  bergabung dengan kebanyakan unsur non logam membentuk senyawa ion seperti

Halida,Hidrida, Oksida dan Sulfida (Keenan,1980: 154).

Percobaan Beilstein,dilakukan unyuk mengidentifikasikan unsur Halogen. Adanya nyala hijau kebiruan menunjukkan bahwa unsur tersebut adalah unsur  halogen. Munculnya nyala hijau disebabkan oleh pembentukan tembaga halida (http://en wilkipedia.org/wiki/Beilstein test.).

Identifikasi unsur sulfur dapat dilakukan melalui pirolisis dengan sulfur. Urea dan sulfur yang dipanaskan menghasilkan gas H2S yang berbahaya. H2S akan bereaksi dengan Pb-asetat yang membentuk PbS. PbS dapat menyebabkan timbulnya noda hitam pada Pb-asetat pada proses pemanasan. Reaksi pirolisis dengan sulfur meliputi: H2S + (CH3COO)2 + Pb + OH- PbS + 2CH3COOH

 Na3S + CH3COO NaCH3COO + H2S

2H3S + 3(CH3COO)2Pb 6CH3COOH + Pb3S2

H. KESIMPULAN

1. Analisis unsur dapat dilakukan dengan berbagain macam cara seperti:

1. Reaksi pengarangan

2. Percobaan penfield

3. Pirolisis unsur 

4. Percobaan lasaigne

5. Beilstein dan Kjeldahl

2. Untuk mengetahui penyusun suatu senyawa organik maka dilakukan analisis unsur 

3. Tidak hanya senyawa organik yang mengandung karbon, akan tetapi ada juga senyawa anorganikyang mengandung karbon.

4. Diantara jenis-jenis analisis unsur pada percobaan ini, percobaan Lasaigne tidak  digunakan /dilakukan karena cukup berbahaya

5. Proses pemanasan sangat mempengaruhi hasil akhir dari percobaan- percobaanyang dilakukan

6. Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali/alkali tanah adalah keaktifannya yang luar biasa besar. Karena logam-logam ini begitu aktifsehingga mereka tidak  ter dapat sebagai unsur.

ACARA 4

IDENTIFIKASI GOLONGAN AROMATIS DAN FENOL

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum : a. Mengenal reaksi –reaksi senyawa aromatis  b. Mengidentifikasi golongan senyawa aromatis

c. Mengidentifikasi adanya Fenol

d. Mengenal reaksi-reaksi yang membedakan fenol monevalen dan polivalen.

2. Hari/Tanggal : Kamis, 11 November 2010

3. Tempat Praktikum: Laboratorium Kimia Dasar Lantai 3 Fakultas MIPA Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Benzena merupakan senyawa aromatik sederhana. Sifat-sifat dari benzena kebanyakan pelarut organik. Mudah terbakar dengan nyala berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi). Sifat-sifat kimia dari benzena antara lain:sangat setabil, tak   bereaksi dengan KCN pekat, panas HCl pekat, bereaksi deengan lambat dengan

KmnO4 atau asam kromat, menenjukkan beberapa reaksi adisi dan substitusi (Padan, 2005: 23 ).

Alkilasi senyawa organik disebut juga reaksi Fredd-Erafts. Berdasarkan

Charles Friedel (kebangsaan Prancis) dan James Mason Crafts (kebangsaan Amerika). Yang pertama lkali menemukan reaksi ini pada tahun 1877. Elektrofilnya adalah

karbokation yang dapat terbentuk baik dengan mengambil ion halida dan alkil halida dengan katalis asam lewis (contohnya AlCl3) maupun dengan menambahkan proton  pada elektron. Reaksi alkilasi Friedel-Crafts memiliki beberapa keterbatasan. Reaksi

ini tidak dapat ditetapkan pada cicin aromatik yang telah memiliki gugus nitro atau asam sulfonat. Sebab senyawa tersebut membentuk komplek dengan dan

mendiaktifkan katalis Alumenium Klorida ( Hart, 2003: 42).

Senyawa aromatis adalah senyawa yang mengandung Benzena. Penamaan senyawa aromatis tidak secara langsung seperti pada rantai karbon. Semua senyawa aromatis berdasarkan benzen C6H6 yang memeliki 6 karbon dan berbentuk siklik. Setiap sudut dari segi enam memiliki atom karbon yang terikat dengan Hidrogen (Eistien, 2009).

Fenol ialah senyawa yang gugus –OH nya melekat langsung pada cicin aromatik. Contoh yang paling sederhana adalah Fenol itu sendiri (C6H5OH).

Perbedaan fenol dan alkohol yaitu keasaman fenol (disebut juga asam karbolat ) memiliki tetapan ionisasi asam 1 x 10-10jauh lebih besar dari nilai Ka untuk alkohol  pada umumnya. Alesan perbedaan ini karena lebih tingginya kesetabilan basa

terkonjugasi akibat muatan negatif yang tersebar diseluruh cicin aromatik. Fenol meskipun bukan asam kuat, mudah bereaksi dengan Natrium Hidroksida untuk  membentuk garam natriun fenoksida. Pembuatan fenol salah satunya dengan

melibatkan cicin benzena yang diikuti reaksi dengan NaOH (Stanley H.Pine, 2001 : 20).

Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi secara fisika,kimiawi maupun  biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu

 pencemaran itu adalah Hidrokarbon minyak bumi. Dewasa ini terdapat 500 senyawa yang sudah terdeteksi dalam suatu cuplikan minyak bumi yang terdiri dari minyak   bumi fraksi dengan daya fraksi berat. Minyak bumi fraksi ringan komponen utamanya

adalah n-alkana dengan atom (15-17). Sedangkan minyak bumi fraksi berat komponen utamanya adalah fraksi Hidrokarbon dengan titik didih tinggi. Dampak lain dari

 pencemaran minyak bumi adalah meningkatnya kandungan logam berat diperairan, mengingat dalam minyak bumi terdapat unsur logam seperti Vanadium,Besi, Nikel, Titanium, Tembaga dan Seng. Untuk menganalisis senyawa Hidrokarbon dapat ditentukan berdasarkan merode standar untuk analisis air dan limbah. Analisis dilakukan dengan menggunakan kromatografi dan sfektrofotometri fluorosensi UV (Annaria, 2004).

Dalam dokumen LAPORAN KIMOR ACARA 1 (Halaman 33-42)

Dokumen terkait