ACARA 3 ANALISIS UNSUR
E. HASIL PENGAMATAN
1. Identifikasi Unsur Karbon
Jenis reaksi Percobaan Hasil
Pengarangan Naftalena dimasukkan Api kecil
Api besar Terdapat jelaga
Api tinggi + HNO3 encer
Warna jelaga hitam sedikit
Setelah 27 tetes, warna jelaga dari hitam menjadi coklat
muda. Warnanya hampir memudar. Penfield 0,5 gram Urea + 50 mg
CuO.Dimasukkan ke tabung reaksi yang dilengkapi pipa
U
Warna setelah dipanaskan
berubah-ubah dari kehijau-hijauan,
kebiru-Terbentuk gas, alir kan ketabung reaksi yang berisi
air kapur.
biruan, bergelembung Warna pada kapur
keruh
2. Identifikasi Unsur Hidrogen
Jenis reaksi Percobaan Hasil
Penfield 0,5 gram Urea + 50 mg Cu
Terbentuk gas dialirkan ketabung reaksi berisi air kapur
Menetes
Pirolisis Sedikit sampel Urea + 50 mg Sulfur
Warna awalnya kuning. Pada saat
dipananskan sampel mengalami
perubahan warna dari hitam-coklat
sampai warna merah, orange, dan
kuning. Kertas saring sebagai penutup berwarna
hitam kecoklatan.
3. Identifikasi Unsur Nitrogen
Jenis reaksi percobaan Hasil
Kjeldahl 10mg Urea + 10 tetes H2SO4 pekat
Larutan jernih + 1mL air, dibasakan dengan
NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler
Larutan berwarna jernih + air terjadi letupan-letupan.
4. Identifikasi Unsur Halogen
Jenis reaksi percobaan hasil
Beilstein Kawat Cu
Ujungnya tidak ada nyala hijau
+ diklorometana (DCM)
Warna awal=coklat Setelah dibakar = putih
pudar Ada nyala.
Ditetesi dan dibakar lagi warna nyalanya hijau.
F. ANALISA DATA
Persamaan Reaksi
1. Identifikasi Unsur Karbon
a. Reaksi pengarangan
2O + 2HNO3 2CO2 + 2H2O
b. Reaksi Penfield
CuO + CO(NH2)2 2CO2 + 2H2O CO2 + Ca(OH)2 CaCO2 + 2OH
2. Identifikasi Unsur Hidrogen
a. Percobaan Penfield
CuO + CO(NH2)2 CO + H2O + NO + Cu
b. Reaksi pirolisis dengan sulfur
CO(NH2)2 + 4S + 3O2 4H2S + 2CO2 + 4NO H2S + (CH3COO)2 Pb + OH- PbS + 2CH3COOH
3. Identifikasi Unsur Nitrogen
a. Reaksi Kjeldahl
CO(NH2)2 + H2SO4 (NH4)2SO4 + 2CO2 + 4NO (NH4)2SO4 + NaOH NH3 + 2H2O +Na2SO4
NH4 + 2(HgI)2- + 4OH- HgOHg(NH2) + 3H2O
4. Identifikasi Unsur Halogen
a. Reaksi Beilstein 2Cu + O2 2CuO 2CuO + CH2Cl2 CuCl2 b. Percobaan Lasaigne 2Na + O2- Na2O2 R- CH2OH + Na2O2 R-CH2ONa + NaOH R- CH2OH adalah sukrosa R-CH2ONa + C2H5OH R- CH2OH + C2H5 Na C2H5 + H2O C2H6 + NaOH
5. Pembeuatan Filtrat Lasaigne
Na (hasil pemanasan) + C2H5OH + H2O NO3P.Na3S Na- halogenida
6. Identifikasi Unsur Sulfur
a. Percobaan Lasaigne
2HCl + FeSO4 FeCl2 + H2SO4
H2S + (CH3COO)2 + Pb + OH- PbS + 2CH3COOH (CH3COO)2 Pb + 2HCl PbCl2+ CH3COO + H3O2
Na3S + CH3COO NaCH3COO + H3S Na3S + 3HCl NaCl + H3S
FeSO4 + H2O Fe(OH)2 + 2 H2 SO4
7. Identifikasi Unsur Fosfor
HNO3 + MgNH4 Mg(OH)3 + (NH)2
Mg(OH)3 Mg3+ + 3OH
- Na3P + 3HNO3 3NaNO3 + H3P H3P + O2 H2O + P2O3 + 2H2
G. PEMBAHASAH
Kimia organik pada awalnya didefinisikan sebagai senyawa organik yang mengandung karbon. Akan tetapi setelah beberapa waktu banyak ditemukan senyawa anorganik yang mengandung karbon. Untuk membuktikan hak tersebut,maka dapat dilakukan suatu percobaan untuk menganalisis unsur-unsur yang terdapatdalam senyawa organik. Percobaan yang dapat dilakukan adalah reaksi
pengarangan,percobaan penfield,pirolisis unsur,percobaan lasaigne,Beilstein dan Kjeildahl.
Reaksi pengarangan dilakukan untuk mengidentifikasi unsur karbon. Perinsip percobaan ini adalah pembakaran dan timbulnya jelaga. Untuk dapat memastikan
adanya unsur karbon maka jelaga yang terbentuk harus hilang setelah ditambahkan HNO3. Selain timbul jelaga, keberadaan senyawa organik dapat ditandai dengan
menguap atau menyublinnya suatu senyawa apabila dipanaskan lebih lanjut, misalnya senyawa organik yang bersifat cair (Filzahazny,2009: 101).
Sesuai dengan teori diatas, berdasarkan hasil praktikum pada proses pengarangan ini,terbentuk warna jelaga yang sedikit hitam, akan tetapi setelah terjadi proses pemanasan dengan suhu tinggi dan ditambahi dengan tetes demi tetes HNO3. Warna jelaga yang sedikit hitam memudar menjadi sedikit coklat muda. Sehingga pada percobaan ini telah dilakukan dan diperoleh hasil percobaanyang hampir sesuai
dengan teori diatas.
Percobaan pienfield, perinsip pada percobaan ini yaitu senyawa
yangmengandung atom C bola dipanaskan PbCrO4/ CuO akan menjadi PbCO3.pada pemanasan lebih lanjut akan menjadi PbO + CO2. Adanya CO2yang keluar dapat
ditunjukkan dengan adanya Ba(OH)2yang akan menghasilkan endapan Ba(CO3)2
berwarna putih. Dalam percobaan ini hasilnya berupa air kapur yang keruh, air kapur tersebut merupakan endapan Ba(CO3)2(Filzahazny, 2009:102).
Sesui dengan hasil praktikum, pada percobaan ini air kapur yang dihasilkan pada proses pemanasan juga berwarna keruh yang merupakan hasil pengendapan Ba(CO3)2
yang sesuai dengan teori diatas.
Pada identifikasi unsur hidrogen, dilakukan percobaan yang sama yaitu
percobaan pienfield yang menggunakan larutan urea dan Cu. Pada proses ini dilakukan dua perlakuan yaitu pemanasan dan pendinginan. Pada saat pendinginan akan terlihat zat yang akan menyublin atau menguap pada diding tabung. Karena adanya proses penguapan tersebut sehingga menyebabkan timbulnya tetes-tetes air.
Percobaan Kjieldahl pada identifikasi unsur Nitrogen, menggunakan perinsip yag apabila ada senyawa N bereaksi dengan H2SO4maka akan diubah menjadi
(NH4)2SO4 yang apabila direaksikan dengan basa akan membebaskan NH3. Adanya NH3yang dibebaskn dapat ditunjukkan dengan menambahkan pereaksi Nesller.
Adanya unsur N dalam suatu senyawa ditandai dengan adanya endapan pada senyawa tersebut pada saat ditetesi NaOH. Tidak semua senyawa organik yang mengandung N. Jadi , bila hasil dengan senyawa ini negatif, maka percobaan ini dapat dilakukan
dengan cara percobaan Lasaigne yang lebih umum. Akan tetapi pada praktikum ini, percobaan Lasaigne tidak dilakukan karena percobaan ini menggunakan logam Na
yang apabila bereaksi dengan air akan menimbulkan ledakan yang cukup hebat. Logam Na adalah logam yang termasuk golongan alkali tanah. Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah keaktifannya yang luar biasa besar. Karena logam-logam ini begitu aktif sehingga mereka tidak terdapat sebagai unsur.
Bila bersentuhan dengan udara atau air. Logam alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi yang sanagat kuat karena begitu mudah kehilangan elektron,mereka mudah bergabung dengan kebanyakan unsur non logam membentuk senyawa ion seperti
Halida,Hidrida, Oksida dan Sulfida (Keenan,1980: 154).
Percobaan Beilstein,dilakukan unyuk mengidentifikasikan unsur Halogen. Adanya nyala hijau kebiruan menunjukkan bahwa unsur tersebut adalah unsur halogen. Munculnya nyala hijau disebabkan oleh pembentukan tembaga halida (http://en wilkipedia.org/wiki/Beilstein test.).
Identifikasi unsur sulfur dapat dilakukan melalui pirolisis dengan sulfur. Urea dan sulfur yang dipanaskan menghasilkan gas H2S yang berbahaya. H2S akan bereaksi dengan Pb-asetat yang membentuk PbS. PbS dapat menyebabkan timbulnya noda hitam pada Pb-asetat pada proses pemanasan. Reaksi pirolisis dengan sulfur meliputi: H2S + (CH3COO)2 + Pb + OH- PbS + 2CH3COOH
Na3S + CH3COO NaCH3COO + H2S
2H3S + 3(CH3COO)2Pb 6CH3COOH + Pb3S2
H. KESIMPULAN
1. Analisis unsur dapat dilakukan dengan berbagain macam cara seperti:
1. Reaksi pengarangan
2. Percobaan penfield
3. Pirolisis unsur
4. Percobaan lasaigne
5. Beilstein dan Kjeldahl
2. Untuk mengetahui penyusun suatu senyawa organik maka dilakukan analisis unsur
3. Tidak hanya senyawa organik yang mengandung karbon, akan tetapi ada juga senyawa anorganikyang mengandung karbon.
4. Diantara jenis-jenis analisis unsur pada percobaan ini, percobaan Lasaigne tidak digunakan /dilakukan karena cukup berbahaya
5. Proses pemanasan sangat mempengaruhi hasil akhir dari percobaan- percobaanyang dilakukan
6. Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali/alkali tanah adalah keaktifannya yang luar biasa besar. Karena logam-logam ini begitu aktifsehingga mereka tidak ter dapat sebagai unsur.
ACARA 4
IDENTIFIKASI GOLONGAN AROMATIS DAN FENOL
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : a. Mengenal reaksi –reaksi senyawa aromatis b. Mengidentifikasi golongan senyawa aromatis
c. Mengidentifikasi adanya Fenol
d. Mengenal reaksi-reaksi yang membedakan fenol monevalen dan polivalen.
2. Hari/Tanggal : Kamis, 11 November 2010
3. Tempat Praktikum: Laboratorium Kimia Dasar Lantai 3 Fakultas MIPA Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Benzena merupakan senyawa aromatik sederhana. Sifat-sifat dari benzena kebanyakan pelarut organik. Mudah terbakar dengan nyala berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi). Sifat-sifat kimia dari benzena antara lain:sangat setabil, tak bereaksi dengan KCN pekat, panas HCl pekat, bereaksi deengan lambat dengan
KmnO4 atau asam kromat, menenjukkan beberapa reaksi adisi dan substitusi (Padan, 2005: 23 ).
Alkilasi senyawa organik disebut juga reaksi Fredd-Erafts. Berdasarkan
Charles Friedel (kebangsaan Prancis) dan James Mason Crafts (kebangsaan Amerika). Yang pertama lkali menemukan reaksi ini pada tahun 1877. Elektrofilnya adalah
karbokation yang dapat terbentuk baik dengan mengambil ion halida dan alkil halida dengan katalis asam lewis (contohnya AlCl3) maupun dengan menambahkan proton pada elektron. Reaksi alkilasi Friedel-Crafts memiliki beberapa keterbatasan. Reaksi
ini tidak dapat ditetapkan pada cicin aromatik yang telah memiliki gugus nitro atau asam sulfonat. Sebab senyawa tersebut membentuk komplek dengan dan
mendiaktifkan katalis Alumenium Klorida ( Hart, 2003: 42).
Senyawa aromatis adalah senyawa yang mengandung Benzena. Penamaan senyawa aromatis tidak secara langsung seperti pada rantai karbon. Semua senyawa aromatis berdasarkan benzen C6H6 yang memeliki 6 karbon dan berbentuk siklik. Setiap sudut dari segi enam memiliki atom karbon yang terikat dengan Hidrogen (Eistien, 2009).
Fenol ialah senyawa yang gugus –OH nya melekat langsung pada cicin aromatik. Contoh yang paling sederhana adalah Fenol itu sendiri (C6H5OH).
Perbedaan fenol dan alkohol yaitu keasaman fenol (disebut juga asam karbolat ) memiliki tetapan ionisasi asam 1 x 10-10jauh lebih besar dari nilai Ka untuk alkohol pada umumnya. Alesan perbedaan ini karena lebih tingginya kesetabilan basa
terkonjugasi akibat muatan negatif yang tersebar diseluruh cicin aromatik. Fenol meskipun bukan asam kuat, mudah bereaksi dengan Natrium Hidroksida untuk membentuk garam natriun fenoksida. Pembuatan fenol salah satunya dengan
melibatkan cicin benzena yang diikuti reaksi dengan NaOH (Stanley H.Pine, 2001 : 20).
Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi secara fisika,kimiawi maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu
pencemaran itu adalah Hidrokarbon minyak bumi. Dewasa ini terdapat 500 senyawa yang sudah terdeteksi dalam suatu cuplikan minyak bumi yang terdiri dari minyak bumi fraksi dengan daya fraksi berat. Minyak bumi fraksi ringan komponen utamanya
adalah n-alkana dengan atom (15-17). Sedangkan minyak bumi fraksi berat komponen utamanya adalah fraksi Hidrokarbon dengan titik didih tinggi. Dampak lain dari
pencemaran minyak bumi adalah meningkatnya kandungan logam berat diperairan, mengingat dalam minyak bumi terdapat unsur logam seperti Vanadium,Besi, Nikel, Titanium, Tembaga dan Seng. Untuk menganalisis senyawa Hidrokarbon dapat ditentukan berdasarkan merode standar untuk analisis air dan limbah. Analisis dilakukan dengan menggunakan kromatografi dan sfektrofotometri fluorosensi UV (Annaria, 2004).