• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pengamatan Terhadap Subjek Penelitian Berdasarkan

DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DIN

2. Hasil Pengamatan Terhadap Subjek Penelitian Berdasarkan

Variabel Penelitian

Distribusi responden pada kelompok kasus dan kontrol berdasarkan faktor risiko umur, paritas, infeksi, dan seks hygiene.

Tabel 2

Distribusi Responden Pada Kelompok Kasus Dan Kontrol Berdasarkan Faktor Risiko Umur,

Paritas, Infeksi, Dan Seks Hygiene

Faktor risiko Kelompok kasus (n = 34) Kelompok kontrol (n = 34) Fre- kuensi (f) Per- sentase (%) Fre- kuensi (f) Per- sentase (%) Umur ≥ 35 th < 35 th 7 20,6 1 2,9 27 79,4 33 97,1 Paritas Multipara Primipara 13 38,2 5 14,7 21 61,8 29 85,3 Infeksi Ada Tidak ada 18 52,9 3 8,8 16 47,1 31 91,2 Sex Hygiene Tidak Baik 34 100 34 100

Sebagan kecl responden bak kasus

maupun kontrol berumur ≥ 35 tahun.

Pada partas bak kasus maupun kontrol mayortas prmpara. Kelompok kasus hampr setengah lebh mengalam nfeks sedangkan kelompok kontrol sebagan besar tdak nfeks. Semua responden bak kasus maupun kontrol dengan krtera seks hygene tdak bak. Hubungan faktor risiko umur dengan kejadian KPD

Tabel 3

Hubungan Faktor Risiko Umur Dengan Kejadian KPD Umur Kejadian KPD Total p value OR (95% CI) KPD (+) KPD (-) > 35 tahun 7 (10,3%) 1 (1,5%) 8 (11,8%) 0,054 8,556 (0,990- 73,900) < 35 tahun 27 (39,7%) 33 (48,5%) 60 (88,2%) Total 34 (50%) 34 ( 50%) 68 (100%)

Tabel 3 menunjukkan faktor rsko

umur ≥ 35 tahun pada kelompok kasus

yang berumur ≥ 35 tahun sebanyak

1,5%. NlaNla p = 0,05�� pada faktor rsko umur dan OR = 8,556 ; 95% CI 0,990OR = 8,556 ; 95% CI 0,990 �� 73,900), berart tdak ada hubungan faktor rsko umur dengan kejadan ketuban pecah dn.

Batas usa reproduks seorang wanta adalah umur 20 �� 35 tahun. Pada usa

< 20 tahun fungsi alat reproduksi belum

berfungs sempurna, rahm dan panggul belum mencapa ukuran dewasa sehngga apabla terjad kehamlan, mudah terjad komplkas saat kehamlan

atau persalinan. Ibu hamil berumur ≥ 35

tahun terjad perubahan pada jarngan alat-alat reproduks dan jalan lahr tdak lentur lag, hal tersebut mendukung kecenderungan terjadnya ketuban

pecah dini. Pada usia ≥ 35 tahun mulai

terjadnya proses degeneratf, salah satu efeknya terjad skleross pembuluh darah arterole myometrum, alran darah ke endometrum tdak maksmal sehngga mempengaruh asupan nutrs dar bu ke jann yang dapat menyebabkan gang- guan pertumbuhan jann. Bertambahnya umur, menyebabkan semakn tngg angka kejadan KPD, terkat dengan penurunan kadar vtamn c dalam tubuh, dmana fungs vtamn c adalah untuk pembentukan dan pemelharaan jarngan kolagen serta berperan pentng dalam mempertahankan keutuhan selaput ketuban. Umur bu merupakan determnan pendukung terjadnya KPD tetap hasl peneltan d RSUP Sanglah menunjukkan sedkt perbedaan. Hal tersebut kemungknan dsebabkan saat peneltan sampel yang dambl terlalu kecl, atau pada saat peneltan dar 68 responden 60 orang (88,2%) dantaranya

berumur < 35 tahun. ��, 5

Hubungan faktor risiko paritas dengan kejadian KPD

Tabel 4

Hubungan Faktor Risiko Paritas Dengan Kejadian KPD Kejadian KPD

Paritas Kejadian KPD Total X2 p value OR (95% CI) KPD (+) KPD (-) Multipara 13 (19,1%) 5 (7,4%) 18 (26,5%) 4,836 0,028 3,590 (1,109- 11,619) Primipara 21 (30,9%) 29 (42,6%) 50 (73,5%) Total 34 (50%) 34 (50%) 68 (100%)

Tabel �� menunjukan multpara pada kelompok kasus 19,1% sedangkan kelompok kontrol 7,��%. Pengujan hpotess menggunakan chi square

test dengan nla p = 0,028. Hasl menunjukkan ada hubungan faktor rsko partas dengan kejadan ketuban pecah dn. Perhtungan OR = 3,590 dapat dartkan multpara bersko mengalam KPD sebesar 3,5 kal dbandngkan prmpara. BeberapaBeberapa hasl peneltan yang sejalan dengan peneltan n dlakukan oleh Tahr dan Kumala. Hasl peneltan yang dlakukan d Rumah Sakt Umum d Rumah Sakt Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa menyatakan partas merupakan faktor rsko terhadap terjadnya KPD dengan OR = 1,5. Kehamlan yang terlalu serng, multpara atau grandemultpara mempengaruh proses embrogeness, selaput ketuban lebh tps sehngga mudah pecah sebelum waktunya. Pernyataan teor dar menyatakan semakn banyak partas, semakn mudah terjad nfeks amnon karena rusaknya struktur servk pada persalnan sebelumnya. KPD lebh serng terjad pada multpara, karena penurunan fungs reproduks, berkurangnya jarngan kat, vaskularsas dan cervk yang sudah

membuka satu cm akbat persalnan yang lalu. 3,6,7

Hubungan faktor risiko seks hygiene dengan kejadian KPD

Tdak dapat dlakukan uj statstk karena semua responden (68 orang) 3�� kasus dan 3�� kontrol dengan krtera seks hygene tdak bak.

Hubungan faktor risiko infeksi dengan kejadian KPD

Tabel 5

Hubungan Faktor Risiko InfeksiFaktor Risiko Infeksi Risiko Infeksi Dengan Kejadian KPD Infeksi Kejadian KPD Total X2 p value OR (95% CI) KPD (+) KPD (-) Ada 18 (26,5%) 3 (4,4%) 21 (30,9%) 15,502 0,001 11,625 (2,975- 45,432) Tidak ada 16 (23,5%) 31 (45,6%) 47 (69,1%) Total 34 (50%) 34 (50%) 68 (100%)

Infeks 11,6 kal lebh besar mendukung11,6 kal lebh besar mendukung terjadnya KPD dbandngkan dengan yang tdak mengalam nfeks (OR = 11,625. UjUj chi square menunjukkan p = 0,001. Hasl peneltan menunjukkan bahwa responden yang mengalam nfeks pada kelompok kasus sangat besar yatu 26,5% lebh besar dbandngkan kelompok kontrol yatu ��,�� %. InfeksInfeks merupakan varabel yang palng kuat sebaga pendukung terjadnya KPD d ruang bersaln IGD RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012, dengan nla p = 0,001, dan nla OR sebesar 15,659. Sebagan besar kasus berhubungan dengan nfeks (65%). Pada lapsan kompakta amnon, fbroblast, jarngan retkuler koron dan trofoblas terdapat kolagen. Sntess maupun degradas jarngan kolagen dkontrol oleh system aktftas dan nhbs nterleukn -1 (L- 1) dan prostaglandn. Jka terjad nfeks

menyebabkan penngkatan aktftas L-1 dan prostaglandn, menghaslkan kolagenase jarngan, terjad depolmeras kolagen pada selaput koron amnon, ketuban menjad tps, lemah dan mudah pecah spontan. Hasl analss regres Hasl analss regresHasl analss regres logstk ganda menunjukkan bahwa partas dan nfeks memenuh syarat untuk dlakukan analss multvarate. Partas dengan p value 0,028 , nla OR 5,685. Infeks merupakan varabel yang palng berhubungan dengan kejadan KPD d ruang bersaln IGD RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012, p = 0,001, nla OR sebesar 15,659.

Hubungan seks hygiene dengan kejadian KPD

Vaginosis bacterial adalah suatu keadaan abnormal pada ekosstem vagna dsebabkan oleh bertambah- nya pertumbuhan flora vagna bakter anaerob menggantkan laktobacilus yang mempunya konsentras tngg sebaga flora normal vagna. Wanta haml dengan vagnoss bacteral mempunya rsko lebh tngg mengalam amnonts, post partum endometrts, KPD, dan persalnan preterm. Teknk cebok yang salah menyebabkan bakter d anus terbawa masuk ke vagna. Celana sebaknya kerng dan dgant mnmal 2 - 3 kal sehar. Menggunakan celana longgar, bersh, dan bahan yang mudah menyerap kerngat, sepert katun. Penggunaan sabun pencuc vagna dan atau yang mengandung ant septk dapat membunuh flora normal vagna, sepert

Basillus Dooderlain.8

Simpulan dan saran

Sesua dengan hasl peneltan dan pembahasan yang telah dpaparkan dapat dsmpulkan : Tdak ada hubunganTdak ada hubungan

faktor rsko umur dengan kejadan KPD. Terdapat hubungan faktor rskoTerdapat hubungan faktor rsko partas dengan kejadan KPD. Tdak TdakTdak dtemukan responden dengan faktor rsko kehamlan multpel pada saat peneltan. Tdak dtemukan responden dengan faktor rsko kelanan letak saat peneltan. Terdapat hubungan faktor rsko nfeks dengan kejadan KPD. Tdak dapat menganalss faktor rsko seks hygene karena semua responden dengan krtera seks hygene tdak bak. Faktor rsko nfeks memlk hubungan palng kuat pendukung kejadan KPD d ruang bersaln IGD RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2012.

Dsarankan kepada fasltas pelayanan kesehatan khususnya RSUP Sanglah selalu menngkatkan kualtas pelayanan kesehatan terutama ante natal care khususnya dalam mendeteks faktor rsko yang mendukung kejadan KPD. Peneltan selanjutnya sebak- nya menggunakan sampel lebh besar, waktu peneltan lebh panjang sehngga dapat menelt pengaruh faktor rsko kehamlan multpel, dan kelanan letak, yang berhubungan dengan kejadan KPD atau menelt faktor rsko lan yang dapat memcu kejadan KPD. Daftar Pustaka

1. Rhadtya. Persalnan Yang Sehat Dan Aman. (onlne 29 september 2012) medanfopntar. blogspot. com/2012 09 01 archve.html ;2012

2. Dnas Kesehatan Propns Bal. Kelahran dan Kematan Ibu dan Bay per Kabupaten tahun 2006tahun 2006 �� 2011. Denpasar: Dnas Kesehatan Propns Bal; 2011

3. Nugroho T. Buku Ajar Obstetr untuk Mahasswa Kebdanan. Cetakan Pertama. Yogjakarta : Nula Medka ; 2010. hal 95 �� 101 ��. Rochjat P. Skrnng Antenatal

Pada Ibu Haml, Pengenalan Faktor Rsko Deteks Dn Ibu Haml Rsko Tngg. Surabaya : Arlangga Unversty Press; Cetakan-1. 2003.Cetakan-1. 2003. hal 27 - 128

5. Prawrohardjo S. Buku Acuan Nasonal Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. eds I. Cetakan ��. Jakarta : Yayasan Bna Pustaka ; 2008

6. Tahr S. Faktor Determnan Ketuban Pecah Dn D RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Akadem K e b d a n a n M u h a m m a d y a h Makassar. Bagan Bostatstk Fakultas Kesehatan Masyarakat Unverstas Hasanuddn; 2012 7. Kumala A. Hubungan Antara. Hubungan Antara

Partas Dengan Kejadan Ketuban Pecah Dn D Ruang Vk Rumah sakt Bhakt Rahayu Surabaya. Tess. Stkes YARSIR Surabaya ; 2011

8. Wjayant. Teknk Perawatan Vulva. Teknk Perawatan Vulva Hygene. Yogyakarta : Kota Hat ; 2009

BERSALIN YANG DIBERIKAN SUSU KEDELAI

Dokumen terkait