• Tidak ada hasil yang ditemukan

289059573 JURNAL KEBIDANAN VOLUME 1 NOMOR 1 pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "289059573 JURNAL KEBIDANAN VOLUME 1 NOMOR 1 pdf"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2338-669X

Volume 1 Nomor 1 Me 2013 Halaman 1 - 99

IMPLEMENTASI INTEGRASI PROGRAM PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK PADA PELAYANAN KIA

Made Wdh Gunapra Darmapatn 1 - 6

HIPNOSIS PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN PERIODE PASCA PERSALINAN DAPAT MENCEGAH DEPRESI PASCA MELAHIRKAN

IGAA Novya Dew 7 - 12

PENGARUH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER TIGA PADA MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT/MUDA

N Komang Erny Astt, N.L.P. Yunant Suntar Cakra, N Nengah Murtj 13 - 20 HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN

NORMAL (APN) PADA MAHASISWA POLTEKKES DEPKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN SEMESTER III REGULER

I Komang Lndayan, N.L.P.Yunant S.C, N Made Nuratn 21 - 32 FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN

PECAH DINI

N Luh Sumad, N Wayan Aryan, IGA Adnyawat 33 - 38 GAMBARAN KEMAJUAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN YANG DIBERIKAN

SUSU KEDELAI DENGAN SUSU FORMULA

Somoyan, Lndayan, Suarnt 39 - 52

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA II DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BULELENG TAHUN 2012

N Made Bud Wahyun, G.A Marhaen, G.A Adnyawat 53 - 58 HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG HUMAN

IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN KONDOM PADA PELANGGAN PRIA

N LG Wahyunngsh, NGK Srash, N Nyoman Sumash 59 - 65 HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS MENGENAI

VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DENGAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN VCT STUDI DILAKUKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN TAHUN 2012

N.Wayan. Krsyant Adnyan, N.Nyoman. Sumash, GA Marhaen 66 - 70 HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN BAYI

DENGAN SIKAP DALAM MEMBERIKAN PERAWATAN BAYI PADA IBU DENGAN HIV DAN AIDS

G.A.Sradnyan, N Wayan Armn, N L.P. Sr Erawat 71 - 76 HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN

AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA MASA NEONATUS DINI DI RUMAH SAKIT UMUM SANJIWANI GIANYAR DAN BIDAN PRAKTIK MANDIRI TAHUN 2012

Desak Putu Oka Wanthr, N Nyoman Sundr, NGK.Srash 77 - 81 PENGARUH METODE CERAMAH DENGAN PEMBERIAN LEAFLET TERHADAP

PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU YANG MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL

A. A. Istr Dalem Cnthya Rrs, N Ketut Somoyan, NGK.Srash. A. Istr Dalem Cnthya Rrs, N Ketut Somoyan, NGK.Srash 82 - 9082 - 90 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

(2)

Masalah kesehatan yang dsebabkan oleh perlaku masyarakat d Indonesa mash tngg. Salah satunya adalah, semakn menngkatnya kasus Human Imunodefcency Vrus/Aquared Immune Defcency Syndrome (HIV/AIDS) d Indonesa, khususnya d Provns Bal. Penularan HIV AIDS sebenarnya bsa dcegah, apabla masyarakat paham dengan cara penularan serta cara pencegahannya. Masalah tersebut yang menark untuk dtelt oleh N LG Wahyunngsh dkk yang menelt tentang hubungan pengetahuan wanta pekerja seks tentang Human Imunodefcency Vrus/Aquared Immune Defcency Syndrome dengan kepatuhan penggunaan kondom pada pelanggan pra, G.A. Sr Adnyan, dkk menelt tentang hubungan pengetahuan orang tua tentang perawatan bay dengan skap dalam memberkan perawatan bay pada bu dengan HIV dan AIDS, N Wayan Krsyant Adnyan, dkk. menelt tentang Hubungan pengetahuan wanta pekerja seks tentang voluntary counselng and testng (VCT) dengan skap melakukan VCT. Made Wd Gunapra Darmapatn juga mencoba mengulas tentang mplementas ntegras program penularan HIV dar bu ke anak, sehngga semakn memperkaya ulasan tentang masalah tersebut.

Dsampng masalah HIV /AIDS, masalah asuhan persalnan dan komplkasnya juga menjad salah satu topk yang menark untuk dtelt. Angka kematan bu d Indonesa mash tngg, perode persalnan adalah termasuk masa rawan terjadnya komplkas sehngga menmbulkan kematan bu. N Luh Sumad, dkk menelt tentang faktor rsko yang berhubungan dengan kejadan Ketuban Pecah Dn, N Made Bud Wahyun dkk, menelt tentang pengaruh dukungan suam terhadap lama persalnan kala II, dan N Ketut Somoyan, dkk menelt tentang gambaran kemajuan persalnan pada bu bersaln yang dberkan susu kedela dengan susu formula.

Metode natural dalam asuhan kebdanan saat n semakn menark untuk d terapkan oleh masyarakat. G.A.Nova Dew mengkaj tentang Hpnoss pada kehamlan, persalnan dan perode pasca natal dapat mencegah depres pasca melahrkan.

Kajan tentang metode pembelajaran juga dtamplkan dalam artkel n. Jurnal lmah kebdanan menamplkan artkel tentang peneltan tndakan kelas. Artkel n akan memperkaya wawasan dosen untuk menngkatkan kwaltas pembelajaran. N Komang Lndayan dkk, menelt tentang hubungan gaya belajar dengan hasl belajar asuhan persalnan normal. N Komang Erny Astt menelt tentang pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap motvas belajar.

(3)

PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK

PADA PELAYANAN KIA

Made Widhi Gunapria Darmapatni1

Abstract. The Human Immunodeficiency Virus is one of the primary problem

of health and contigious illness which is influenced the death of mother and child. This infection is preventable by comprehensive and effective through four pillar (4 prong) which will be integrated in health facility service. This article aimed for describing the development prevention mother to child transmission program and also it is implementation in health facility service. This working paper is recommended the importance of internal preparation, referral system and monitoring before doing the integration of both programs then any obstacles solved and the realization will be more optimum.

Keywords : Integration, Prevention mother to child transmission

Abstrak. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu masalah utama kesehatan sekalgus penyakt yang dapat mempengaruh kematan bu dan anak. Infeks n dapat dcegah secara komprehensf dan efektf melalu empat plar (�� prong) yang dntegraskan dalam pelayanan fasltas kesehatan. Artkel n bertujuan memberkan menggambarkan pengembangan program pencegahan penularan HIV dar bu kepada anak dan mplementasnya dalam pelayanan kesehatan. Artkel n merekomendaskan pentngnya persapan nternal, sstem rujukan, dan pemantauan sebelum melakukan ntegras kedua program sehngga setap hambatan dapat dpecahkan dan realsasnya akan lebh optmal.

Kata kunci : ntegras, pencegahan penularan bu ke anak

1, Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar

Pendahuluan

Millennium Development Goals (MDGs) mengsyaratkan semua negara d duna untuk memerang penularan HIV-AIDS. Laporan UNAIDS tahun 2012, terdapat 3�� juta orang dengan HIV d duna, 50% dantaranya perempuan dan 2,1 juta anak usa d bawah 15 tahun. Jumlah perempuan ternfeks HIV dar tahun ke tahun semakn menngkat, serng

dengan menngkatnya perempuan yang berperlaku bersko dan jumlah lak-lak yang melak-lakukan hubungan seksual yang tdak aman kemudan menularkan pada pasangannya. Penularan dar bu ke anak sudah mencapa 2,6 persen dar seluruh kasus HIV-AIDS d Indonesa dan lebh dar 90% kasus anak ternfeks HIV tertular dar bunya.1 Rsko

(4)

mendapatkan penanganan pencegahan saat haml dperkrakan sektar 15-��5%. Rsko penularan 15-30% terjad pada saat haml dan bersaln, sedangkan penngkatan rsko transms HIV sebesar 10-20% dapat terjad pada masa nfas dan menyusu.1,2

Pengendalan penularan HIV-AIDS pada perempuan, anak, dan keluarga menjad semakn pentng dan tdak dapat dpsahkan dar program penanggulangan HIV-AIDS secara umum. Strateg Nasonal penanggulangan HIV 2007-2010 bahkan menegaskan bahwa Pencegahan Penularan HIV dar Ibu ke Bay (PPIA) merupakan sebuah program prortas.3

D negara maju rsko anak tertular HIV dar bu dapat dtekan hngga kurang dar 2 % karena tersedanya ntervens PPIA dengan layanan yang optmal sehngga menngkatkan tes HIV dan konselng d layanan antenatal dan persalnan. Namun d negara berkembang atau negara mskn, dengan mnmnya akses ntervens, rsko penularan mash berksar antara 20% dan 50%.1

D Indonesa, sejauh n fasltas pelayanan PPIA mash jauh dar memada. Data bulan Jun tahun 2012, menunjukkan baru ada 9�� fasltas pelayanan kesehatan (85 Rumah Sakt dan 9 Puskesmas) yang menyelenggarakan pelayanan PPIA. Demkan pula untuk cakupan pelayanannya mash rendah, yakn baru mencakup 28.31�� bu haml yang dlakukan konselng dan tes HIV dmana 812 dantaranya postf, sementara bu haml yang mendapatkan ARV berjumlah 685 orang dan jumlah bay yang mendapatkan ARV proflakss sebanyak 752 orang.1

Berkatan dengan permasalahan datas, maka program PPIA merupakan hal yang tdak bsa dtunda lag jka kta tdak ngn kehlangan generas karena ternfeks HIV. Dalam upaya menngkatkan cakupan dan pelayanan PPIA, perlu dlakukan pengembangan fasltas dan pelayanan PPIA. Integras layanan PPIA dalam paket layanan KIA dharapkan mampu menurunkan jumlah nfeks baru, mengurang stgma dan dskrmnas serta menurunkan kematan akbat AIDS. Tulsan n dharapkan memberkan nformas terkat program PPIA terntegras pada layanan KIA dan revew keberhaslan dar beberapa negara yang telah menerapkannya. Pembahasan

PPIA merupakan bagan dar upaya pengendalan HIV-AIDS dan nfeks menular seksual sekalgus program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Inovas Layanan Komprehensf Ber-kesnambungan (LKB) HIV-AIDS dan IMS menempatkan layanan PPIA terntegras dalam layanan KIA, KB, kesehatan reproduks, dan kesehatan remaja pada setap jenjang pelayanan kesehatan. Integras PPIA d pelayanan KIA tentunya akan salng mendukung, terutama pencegahan penularan HIV dar bu ke anak pada daerah-daerah bersko tngg.1,��

(5)

skrnng IMS, dan tes sfls merupakan pemerksaan yang wajb dtawarkan kepada semua bu haml pada daerah epdem HIV meluas dan terkonsentras yang datang ke layanan KIA/KB. D layanan KIA, tes HIV, skrnng IMS, dan tes sfls dtawarkan sebaga bagan dar paket asuhan antenatal terpadu mula kunjungan antenatal pertama hngga menjelang persalnan. Apabla bu menolak untuk dtes HIV, petugas dapat melaksanakan konselng pra-tes HIV atau merujuk ke layanan konselng dan testng sukarela. Konselng pasca tes HIV bag bu yang hasl tesnya postf, sedapat mungkn dlaksanakan bersamaan (couple conselling), termasuk pemberan kondom sebaga alat pencegahan penularan IMS dan HIV.1,��,5

Tentunya partspas lak-lak, phak swasta serta LSM sangat dharapkan dalam mendukung keberhaslan PPIA.5

Kementran Kesehatan mencanangkan bahwa pelaksanaan PPIA berpegangan pada �� plar yang dkenal dengan �� prong, yatu: 1,5

1) Pencegahan penularan HIV pada perempuan usa reproduks (15-��9 tahun)

Pencegahan prmer n bertujuan mencegah penularan HIV dar bu ke anak secara dn, yatu bak sebelum terjadnya perlaku hubungan seksual bersko atau bla terjad perlaku seksual bersko maka penularan mash bsa dcegah, termasuk mencegah bu haml agar tdak tertular oleh pasangannya yang ternfeks HIV. Kegatan yang dapat dlakukan pada pencegahan prmer adalah mengadakan Komunkas, Informas dan Edukas (KIE) tentang

HIV-AIDS dan Kesehatan Reproduks, bak secara ndvdu maupun kelompok guna menngkatkan kesadaran masyarakat tentang cara menghndar penularan HIV dan IMS. Informas tentang pencegahan penularan HIV dar bu ke anak juga pentng dsampakan kepada masyarakat luas sehngga dukungan masyarakat kepada bu dengan HIV dan keluarganya semakn kuat. Pelaksanaannya melbatkan petugas lapangan sebaga pember nformas pencegahan HIV dan IMS dan membantu klen mendapatkan akses layanan konselng dan tes HIV. 2) Pencegahan kehamlan yang tdak

drencanakan pada perempuan HIV postf

(6)

3) Pencegahan penularan HIV dar bu haml ke bay yang dkandungnya Strateg pencegahan penularan HIV pada bu haml yang telah ternfeks HIV n merupakan nt dar kegatan PPIA. Pelayanan KIA yang komprehensf mencakup kegatan sebaga berkut: layanan ANC terpadu termasuk penawaran dan tes HIV, dagnoss HIV, pemberan terap antretrovral, persalnan yang aman, tatalaksana pemberan makanan bag bay dan anak, menunda dan mengatur kehamlan, pemberan proflakss ARV pada anak, pemerksaan dagnostk HIV pada anak. Kombnas kegatan tersebut merupakan strateg yang palng efektf untuk mengdentfkas perempuan yang ternfeks HIV serta mengurang rsko penularan HIV dar bu ke anak pada perode kehamlan, persalnan dan pasca kelahran. ��) Dukungan pskologs, sosal, dan

perawatan kesehatan selanjutnya kepada bu yang ternfeks HIV dan bay serta keluarganya

Dukungan pskologs, sosal, dan perawatan sepanjang waktu dbutuhkan mengngat adanya masalah stgma dan dskrmnas kepada ODHA. Faktor kerahasaan status HIV bu sangat pentng djaga. Dukungan juga harus dberkan kepada anak dan keluarganya, sehngga bu mampu berskap optms dan bersemangat mengs kehdupannya. Bertndak bjaksana dan postf menjaga kesehatan dr dan anaknya, serta berperlaku sehat agar tdak terjad penularan HIV dar drnya ke orang lan.

Keuntungan integrasi PPIA di pelayanan KIA

Dlhat dar seg efektftas, PPIA dan pelayanan KIA memlk tujuan dan sasaran yang sama yatu bu dan bay sehngga melalu ntegras kedua program bu haml dengan resko HIV akan terdeteks lebh dn dan memnmalsas tngkat penularan dar bu ke anak.1,��,5 Potens nfrastruktur

jejarng pelayanan KIA yang telah ada akan memudahkan dalam menjarng sasaran yang bersko. Selan tu, sstem pencatatan dan pelaporan terpadu dalam pelayanan KIA sangat mendukung dalam proses mengdentfkas apakah sasaran termasuk kelompok bersko atau tdak. Integras PPIA d pelayanan KIA juga dpandang efsen dar seg tenaga dan dana. Petugas pelaksana cukup oleh pemegang program KIA yang sudah mendapat pelathan PPIA sebelumnya, menumbuhkan rasa salng percaya antara petugas dan pasen yang berdampak pada kelanjutan ntervens. PPIA terntegras d pelayanan KIA menawarkan paket pelayanan yang menyeluruh tanpa harus datang ke klnk lannya sehngga pasen menjad lebh mudah dan menghemat waktu. Melalu program n, koordnas kegatan KIA dan PPIA dapat dlakukan pada jejarng nternal pelayanan kesehatan secara lebh komprehensf dengan tetap memperhatkan peran pendukung sepert LSM, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.5

(7)

proses konselng prates secara sngkat bahkan konselng tdak danggap wajb untuk dlakukan. Konselng tetap dperlukan bag mereka yang membutuhkan dan memerlukan drujuk kepada konselor yang berpengalaman dengan tetap memperhatkan “3 C” yatu Counselling, Confidentiality, dan

informed consent. 1,��

Kendala integrasi PPIA di pelayanan KIA

Dalam kenyataannya program ntegras PPIA d pelayanan KIA mash menemukan berbaga kendala. Mash banyak faktor yang perlu dpersapkan dan dtngkatkan sehngga program n dapat terealsas secara optmal. Dlhat dar sudut SDM, ntegras kedua program membutuhkan tenaga kesehatan terampl yang memerlukan pelathan dan pembnaan yang berkelanjutan.1,�� Mash

adanya stgmatsas dan dskrmnas d lngkungan pelayanan kesehatan dan rendahnya montorng menjad hambatan yang tdah mudah dselesakan.6 Begtu

juga dengan sarana dan prasarana, terutama persapan laboratorum dan meda komunkas untuk konselng pra dan pasca tes HIV harus mendapatkan perhatan khusus. Kendala lan adalah adanya penngkatan beban kerja dserta kegatan pencatatan pelaporan lebh banyak dan kompleks tentunya memerlukan persapan manajemen yang lebh matang.��,5

Review keberhasilan integrasi PPIA di pelayanan KIA

Dalam program Pathfnder Internasonal yang memperkenalkan ntegras PPIA d pelayanan KIA d Kenya, dtemukan adanya penngkatan pemanfaatan

pelayanan antenatal terpadu termasuk penermaan konselng dan test HIV serta terap ARV pada bu haml. Ada beberapa kunc sukses yang melatarbelakang keberhaslan ntegras kedua program n antara lan promos/kampanye PPIA dlakukan oleh petugas dan anggota masyarakat khususnya tokoh agama. Pelathan PPIA dalam pelayanan KIA menghadrkan prakts tdak hanya d dalam neger namun juga luar neger. Selan tu pengembangan dan penguatan sstem rujukan dua arah antara tenaga kesehatan dan fasltas kesehatan mendapatkan perhatan khusus.7

Serupa dengan keberhaslan tersebut ntegras PPIA d pelayanan KIA d Mozambque selama 3 tahun, menunjukkan penngkatan yang sgnfkan dar ketersedaan fasltas menyeda layanan test HIV dan konselng d tngkat pelayanan dasar. ODHA yang terdaftar dalam program HIV-AIDS dan menggunakan terap ARV makn menngkat. Selan tu rata-rata waktu yang dbutuhkan untuk melakukan test HIV dtemukan lebh cepat yang dkut penngkatan kepatuhan dalam terap ARV. Pendekatan ntegras memungknkan sstem pelayanan dasar untuk menjarng lebh banyak pasen HIV d masyarakat. Penngkatan jumlah penyeda layanan ART mampu mengurang kerugan to

(8)

menemukan bahwa peran manajemen dalam fasltas pelayanan kesehatan sangat besar. Adanya pengaturan beban kerja yang optmal, penngkatan motvas, skap dan adanya supervs yang berkesnambungan merupakan kunc keberhaslan ntegras PPIA d pelayanan KIA.8

Kesimpulan dan saran

Integras PPIA d pelayanan kesehatan drasakan sangat perlu segera d-wujudkan secara menyeluruh, me-ngngat berdasarkan revew ntegras PPIA dalam pelayanan KIA adalah kunc sukses menurunkan penularan HIV dar bu ke bay. Program n dharapkan mampu menngkatkan akses layanan dan cakupan sebaga salah satu upaya mengelmnas penularan dar bu ke anak menuju ttk nol (getting

to zero). Kendala yang dhadap dalam penerapan tentunya harus dantspas dengan mempersapkan secara matang faktor nternal fasltas pelayanan (SDM, sarana prasara, dan manajemen), sstem rujukan dan montorng program. Daftar Pustaka

1. Kemenkes RI. Pedoman Nasonal Pencegahan Penularan HIV dar Ibu ke Anak (PPIA). Jakarta: Kemenkes RI; 2012.

2. Nursalam, Kurnawat DN. Asuhan keperawatan pada pasen ternfeks HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medka; 2009.

3. Koms Penanggulangan AIDS Nasonal. Strateg penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2007��2010. Jakarta: KPA; 2007.

��. Drektorat Jendral Pengendalan P e n y a k t d a n P e n y e h a t a n Lngkungan. Tes dan konselng HIV terntegras d sarana kesehatan/PITC pelathan bag petugas kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI; 2010.

5. Imelda. Integras PMTCT d Pelayanan KIA. Kalmantan: Dnas Kesehatan Propns Kalmantan barat; 2009.

6. Drektorat Bna Kesehatan Ibu Dtjen Bna Gz dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementeran Kesehatan RI. Fact sheet pencegahan penularan HIV dar bu ke anak. Jakarta: Kemenkes RI; 2012.

7. Druce Nel, Nolan Anne. Sezng the bg mssed opportunty: lnkng HIV and maternty care servces n Sub Sahara Afrca. Reproductve Health Matter.2007;15(30):190-201.

(9)

PERIODE PASCA PERSALINAN DAPAT MENCEGAH

DEPRESI PASCA MELAHIRKAN

IGAA Novya Dewi1

Abstract. The majority of women during pregnancy and experiencing depression

or pascanatal many psychological disorders that greatly influenced by social factors, physical, and psychological. Several social factors, the physical and psychological, can arise from within the family or in the surrounding community. A large number of women who suffer emotional distress as a result of pregnancy to affect the quality of their lives. Prevelensi pascanatal depression recorded between 11% and 17%. Psychological disorders will reduce the perceived happiness, and a bit much to influence the mother son relationship in the future and could even reach for many - years. Related to the foregoing, nonfarmakologis methods such as hypnosis method seems more desirable community to solve this problem because the majority of today’s society began to realize how fetal vulnerability to environmental threats

Keyword : Hypnosis, Midwifery, Depression, Pasca natal

Abstrak. Mayortas wanta selama masa kehamlan dan pascanatal banyak mengalam depres atau gangguan pskologs yang banyak dpengaruh oleh faktor sosal,fsk, dan pskologs. Beberapa faktor sosal, fsk dan pskologs tersebut, dapat tmbul dar lngkungan keluarga maupun lngkungan masyarakat sektarnya. Sejumlah besar wanta yang mengalam dstres emosonal akbat kehamlan sehngga memengaruh kualtas hdup mereka. Prevelens depres pascanatal tercatat antara 11%dan 17%. Gangguan pskologs tersebut akan mengurang kebahagaan yang drasakan, dan sedkt banyak mempengaruh hubungan anak dan bu dkemudan har bahkan bsa sampa bertahun-tahun. Berkatan dengan hal tersebut, metode nonfarmakologs sepert metode hpnoss tampaknya lebh dngnkan masyarakat untuk mengatas masalah n karena mayortas masyarakat saat n mula menyadar betapa rentannya jann terhadap ancaman lngkungan.

Kata kunci : Hypnoss, Kebdanan, Depres, Pasca melahrkan

PENDAHULUAN

Pada umumnya mayortas wanta selama masa kehamlan dan pascanatal banyak mengalam depres atau gangguan

1, Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar

(10)

lngkungan keluarga maupun lngkungan masyarakat sektarnya, msalnya konflk perkawnan, ketakutan terhadap proses melahrkan, pelahran traumatk yang dalam sebelumnya dan ketdakpastan stuas sosal d lngkungan sektarnya. Gangguan-gangguan pskologs yang muncul msalnya mudah tersnggung, mudah marah, cemas, terlalu senstf, gangguan pola tdur, kehlangan mnat atau kesenangan dalam kegatan sehar-har, kecemasan, rtabltas, nsomna, perasaan bersalah, ketakutan yang tdak rasonal dan pkran bunuh dr dalam tga bulan pertama setelah melahrkan.1

Gangguan pskologs tersebut akan me-ngurang kebahagaan yang drasakan, dan sedkt banyak mempengaruh hubungan anak dan bu dkemudan har. Hal n bsa muncul dalam waktu yang sangat sngkat atau bahkan bsa selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya. Berdasarkan penyeldkan rahasa yang dlakukan d Inggrs tentang Kematan Maternal melaporkan, bahwa kematan akbat sakt mental/gangguan pskologs merupakan penyebab utama kedua mortaltas maternal. Jka seluruh kematan dalam kategor dcatat dengan akurat, penyakt mental dapat menjad penyebab utama kematan.1

Debat yang dtemu d area-area lteratur pskolog dan sosolog berhubungan dengan apakah depres dalam perode pascanatal merupakan suatu konds meds atau merupakan konsekuens dar lngkungan sosal yang negatf, sehngga memengaruh hasl akhr emosonal akbat kehamlan dan persalnan. Dar perspektf pskolog, tdak ada keraguan bahwa ada sejumlah besar wanta yang mengalam dstres

emosonal akbat kehamlan sehngga memengaruh kualtas hdup mereka. D negara berkembang prevelens depres pascanatal tercatat antara 11% dan 17%.2,3 Namun sebuah peneltan yang

dlakukan d praktk umum, tempat wanta mengunjung dokter umum secara rutn selama perode pascanatal, menemukan bahwa 2��% bu muda mengalam depres antara 3 bulan dan 1 tahun setelah melahrkan .2

Berkatan dengan hal tersebut, metode nonfarmakologs sepert metode hpnoss tampaknya lebh dngnkan masyarakat untuk mengatas masalah n karena mayortas masyarakat saat n mula menyadar betapa rentannya jann terhadap ancaman lngkungan, terutama pada substansyang tdak alam atau buatan.

PEMBAHASAN

Gangguan Emosional Setelah Melahirkan

Secara tradsonal, gangguan mood setelah melahrkan dklasfkaskan sebaga blues, depres pascanatal dan pskoss puerperal (pascanatal). Depres pascanatal ddefnskan sebaga “gangguan depres-bukan pskotk yang tmbul selama tahun pertama setelah wanta melahrkan. Depres akbat persalanan dapat dlhat melalu suatu dmens yang sama dengan dmens pada banyak bentuk gangguan pskologs. Gangguan pskologs n dapat berksar dar ansetas dan gangguan ketdakstablan mood-yang serng dstlahkan “kemurungan”-sampa gangguan pskotk pascapartum.��

(11)

basa-nya bersfat sementara, berlangsung selama 2��-��8 jam, terjad antara har ketga dan kesepuluh serta dalam oleh hampr 80% bu.3 Para bu yang mungkn

merasa kecewa tampaknya merupakan masalah yang rngan, tetap terkadang masalah n tmbul sebaga masalah utama. Manfestas palng serus dar penyakt pskatrk pascanatal dan pskoss puerperal jarang terjad dengan angka nsden 12/1000 kelahran, tetap sangat berbahaya.5

Dagnoss gangguan emosonal pascanatal yang palng serng terjad adalah depres. Depres adalah keadaan seseorang yang telah mengalam suatu kekecewaan hebat atau kehlangan prbadnya. Jwanya tertekan dengan adanya gejala-gejala sebaga rasa sangat sedh dan hlangnya kegembraan, rasa lelah dan leth, tanpa nafsu makan dan sukar tdur. Mentalnya juga terganggu sepert serng termenung dengan pkran-pkran khayal, konsentrasnya berkurang, bmbang dan sukar mengambl keputusan. Depres postnatal kadang-kadang terjad pada wanta segera sesudah persalnan (maka lebh tepat dsebut depres postpartum), mungkn dsebabkan oleh perubahan-perubahan hormonal, sebagamana halnya pula dengan depres postmenopausal pada wanta sesudah berhent had.6

Oleh karena tu, depres serng dkategorkan sebaga gangguan mnor atau mayor. Depres pada seluruh penduduk rata-rata berlangsung selama 8 bulan; sebalknya depres pascanatal berlangsung rata-rata selama 1�� bulan.3 Istlah “dsfora” (bosan, rtabltas, lesu) serng kal dgunakan untuk membedakan bentuk depres

rngan dan gangguan depres mayor, yakn saat ndvdu mengalam gejala, sepert mood rendah yang perssten, kehlangan rasa ketertarkan (kadang-kadang pada drnya), merasa tdak berharga, kurang motvas dan dorongan. Anderson et al mengdentfkas bahwa wanta yang mengalam gejala depres selama masa kehamlannya. Selan tu, mereka menemukan bahwa wanta yang mengalam mood depresf cenderung memperlhatkan skap dan perseps negatf yang lebh banyak, terutama ctra tubuh dan tolerans nyer. Pengertian dan Teknik Hipnosis

Hpnots pada umumnya terkat dengan pengenalan sebuah prosedur selama subyek tersebut dsugest untuk mengalam suatu pengalaman majnatf. Induks Hpnots merupakan sugest nsal yang luas menggunakan majnas seseorang dan mungkn mengandung perncan lebh lanjut pada ntroduksnya.

Hpnots basanya dgunakan untuk memberkan dukungan dan mengevaluas respon sugest. Ketka menggunakan hpnots, seseorang (subyek) dpmpn oleh orang lan (hypnoterapst) untuk memberkan respon terhadap sugest untuk berubah pada pengalaman subjektfnya, perubahan perseps, sensas, emos, pkran atau tngkah laku.5 Orang tersebut dapat juga

(12)

meyakn bahwa respon Hpnots dan pengalaman merupakan karakterstk keadaan hpnots.

Tata cara memula hypnoss (masuk kedalam pkran bawah sadar) antara lan, pkran tenang/ konds alfa, melaku-kan pengulangan, mengdentfkas kelompok, menentukan de yang akan dpaka, dan dalam konds emos yang ntens. Langkah memula yatu ruangan/ suasana tenang, menggunakan musk yang sesua untuk relaksas, dtambah-kan aromateraf dengan dpandu untuk relaksas otot, nafas dan pkran serta memasukkan program /nat postf.5

Hipnosis dalam Praktik Kebidanan

Lngkup kebdanan dar remaja, kehamlan, persalnan, nfas dan bay, dmana fase n sangat mempengaruh kelanjutan pada fase berkutnya. Hpnoss dapat mengoptmalkan mengurang masalah dan memberkan rasa nyaman pada proses dar remaja sampa bay/ balta. Hpnoss membantu bu haml untuk mempersapkan kelahran baynya dengan cara yang membantu da sepenuhnya menkmat ssa kehamlannya dalam kesehatan dan kedamaan, sehngga a bersemangat menantkan har kelahran dan pengalaman memberkan kehdupan kepada baynya yang baru lahr. Bay dlahrkan sebaga lembut dan seaman mungkn, sehngga mereka masuk ke dalam duna yang penuh sukacta dan heran, tenang dan dama. Dalam praktk kebdanan menddk komuntas meds tentang manfaat melahrkan normal, bagamana bekerja dengan pasangan yang telah memlh n cara yang mengagumkan untuk melahrkan,

dan menghormat plhan setap wanta haml saat a datang kepada mereka untuk melakukan perawatan prenatal dan bantuan pertolongan persalnan.6

Hipnosis pada Persalinan

Nyer merupakan pengalaman manusa yang unk yang dapat dgambarkan sebaga suatu pengalaman prbad yang subjektf. Sensas atau ambang nyer pada setap wanta berbeda, n dpengaruh budaya, perseps seseorang, perhatan dan komponen pskologs lan yang mengganggu perlaku berkelanjutan dan memotvas setap orang untuk menghentkan rasa sakt tersebut.5 Hpnoss pada persalnan

(13)

kala I sampa �� jam, mengurang resko kerusakan dasar panggul dan membantu menjaga oksgen yang dpasok ke bay selama persalnan sehngga bay tetap tenang. Beberapa ntervens persalnan, mengurang kebutuhan epsotomy, mengurang kelelahan selama dan setelah bersaln serta pendampng dajarkan bagamana dukungan secara fsk dan emosonal bu selama proses bersaln.

Selama proses persalnan, hpnoss akan memungknkan Anda untuk mengngat secara penuh pengalaman persalnan anak Anda. Pkran bawah sadar dberkan saran postf dan keyaknan tentang persalnan, dan bu haml dbuat langsung rleks bak secara fsk dan mental sehngga a dapat memlk persalnan alam lebh mudah dan lebh nyaman. Hpnoss dgunakan dalam melahrkan tanpa rasa sakt untuk mengajarkan bu haml cara untuk mencapa tngkat relaksas, menghlangkan rasa takut yang me-nyebabkan stres dan ketegangan yang akhrnya menyebabkan rasa sakt.5,6

Penerapan dan Tingkat Keefektifan Hipnosis

Manfaat dar hypnoss pada masa kehamlan adalah menngkatkan ketenangan dr yang bermanfaat untuk kesehatan sel-el pada tubuh bu dan jann serta mengurang rasa mual, muntah,pusng. Hal n tdaklah berlaku mutlak pada setap ndvdu namun dpengaruh konds bu pada saat tu dan keluhan yang drasakan bu. Pada proses persalnan hypnoss/ hypnobrthng bermanfaat untuk menngkatkan kadar endorphn/morpn

alam dalam tubuh untuk mengurang rasa nyer pada saat kontraks dan memperlancar proses persalnan.7 Nyer

yang merupakan respon subjektf, dpengaruh budaya, perseps dan varable pskologs sepert perhatan. Dlan phak persalnan merupakan fase alam yang past dalam seorang wanta yang haml, yang mana proses n akan mempengaruh kesehatan jann dan bay yang lahr. Rset telah memlk kecenderungan untuk menggelakkan efektvtas hpnoss dalam mengontrol nyer persalnan.6,7 Namun, peneltan

terkendal acak randomzed controlled tral, RCT yang melbatkan 82 orang bu, yang kurang d perhatan Spons, telah menunjukkan manfaat yang jelas dar hpnoss.5 Berdasarkan perolehan

statstk (p=0,08) yang sgnfkan, adalah 52% kelompok pengguna hpnoss merasa puas dengan proses persalnan mereka. Rasa nlah yang memberkan manfaat secara langsung pada jann sepert membantu menjaga supla oksgen kepada jann selama proses persalnan dan menngkatkan katan bathn bu terhadap bay dan suam. Pada saat lahr bay akan lebh tenang (tdak mudah rewel) dan membantu mempersapkan kesehatan bay secara fsk, mental dan sprtual (IQ,EQ, SQ).7

(14)

D sampng tu, hpnoss merupakan metode nonfarmakologs yang memlk kemungknan kendal maternal lebh besar . Pengalaman pada saat melahrkan yang lebh tenang, nyaman, rleks n selanjutnya berdampak pada masa nfas yang berkualtas dan mencegah terjadnya depres masa nfas.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Hpnoss dapat djadkan salah satu metode terap nonfarmakologs untuk mencegah rsko terkena depres selama kehamlan, per-salnan dan pasca melahrkan tanpa menmbulkan rasa sakt pada bagan tubuh pasen.

2. Hpnoss yang dajarkan oleh prakts yang berkualtas, kemudan dlakukan sendr dan terbukt efektf menurunkan rsko terkena depres selama kehamlan, persalnan dan pasca melahrkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ptt and Evernet. A hypnoss of Clncans Sosal Servce and The Patent, http://caonlne. a n h y p n o t h e r a p s s o s . o r g / subscrptons. 2007

2. Rasmn. Angka Kejadan Masalah Mternal dan Estmas dalam Angka. Republk Indonesa. 2010

3. Fscher. R. Hypnoss and Treatment of Delvery : A begnner’s manual. Internatonal Agency for Research. Lyon. 2003: 5-12. 2009

��. Barkla Faktor yang Berhubungan dengan Depres d Prgden. 2009 5. Henderson, Chrstne. Konsep

Kebdanan. Jakarta: EGC.2005 6. Tjay dan Rahardja, Hpnoss dalam

persalnan dan pascasaln http://etd. eprnts.ums.ac.d/15168/2/bab_ 1.pdf.2008

(15)

KONTEKSTUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA SEMESTER TIGA PADA MANAJEMEN

TERPADU BALITA SAKIT/MUDA

Ni Komang Erny Astiti1, N.L.P. Yunianti Suntari Cakra2, Ni Nengah Murtji3

1 Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes Depkes Denpasar, 2 Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 3 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Depkes Denpasar

Abstract. Teaching and learning process is a process that contains a series of

lecturer and student activities on the basis of reciprocal relationships that take place in educational situations to achieve a particular goal. In contextual learning, teachers will be expected to know the principles of educational psychology that can be utilized in teaching and learning that can foster motivation or interest to subject material that given. Purpose of this research is to analyze the influence of implementation of contextual learning model to the third semester student’s learning motivation of general line on Integrated Management of sick/young Toddler in midwifery academy of Kartini Bali. By quasi experimental design research methods with non randomize posstest only control design. The research was conducted at midwifery academy of Kartini Bali at third semester by class A as treatment group and class B as control group with the number of samples 138 people. The results obtained t calculate = 10,078 with p = 0,0its means that there are significant influence of contextual learning in the third semester student’s on the Integrated Management of sick/youth toddler. So the author suggests in learning will be applied contextual learning methods as an alternative of innovative learning method and constructive that creates a reform.

Keywords : Contextual Learning, Learning Motivation

(16)

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaan perbuatan pengajar dan mahasswa atas dasar hubungan tmbal balk yang berlangsung dalam stuas edukatf untuk mencapa tujuan tertentu. Interaks atau hubungan tmbal balk antara pengajar dan mahasswa merupakan syarat utama bag berlangsungnya proses belajar mengajar.

Pengajar yang kompeten akan lebh mampu mencptakan lngkungan belajar yang efektf dan akan mampu mengelola kelasnya sehngga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapa secara optmal. Dalam pembelajaran kontekstual, pengajar dharapkan mampu mengenal prnsp-prnsp pskolog penddkan yang dapat dmanfaatkan dalam proses belajar mengajar sehngga dapat menumbuh-kan motvas atau ketertarmenumbuh-kan terhadap mater pelajaran yang dberkan. Stud pendahuluan pada 39 orang mahasswa yang telah mendapatkan pembelajaran asuhan neonatus, bay dan balta secara konvensonal, hasl yang ddapatkan dar data emprs adalah mahasswa berjumlah 25 orang (6�� %) kurang termotvas mempelajar mater Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda, karena mater terlalu banyak dan membngungkan. Peneltan menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual mempunya dampak yang amat postf terhadap mahasswa yang rendah hasl belajarnya serta dengan pembelajaran yang domnan melbatkan peran aktf mahasswa dapat

menngkatkan motvas, menngkat-kan hasl belajar serta retens atau penympanan mater pelajaran lebh lama Berdasarkan uraan tersebut maka penelt tertark untuk menelt pengaruh mplementas pembelajaran kontekstual terhadap motvas belajar mahasswa semester tga pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda.1

Metode

Peneltan n bertujuan menganalss pengaruh mplementas model pembelajaran kontekstual terhadap motvas belajar mahasswa semester tga jalur umum pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda d Akadem Kebdanan Kartn Bal. Dengan metode peneltan quasi experimental design dengan pendekatan non randomize

posstest only control design. Peneltan dlaksanakan d Akadem Kebdanan Kartn Bal dengan semester tga kelas A sebaga kelompok perlakuan dan semester tga kelas B sebaga kelompok kontrol dengan jumlah sampel 138 orang. Waktu Peneltan pada kelompok perlakuan dlaksanakan pada tanggal 25 Januar 2010 dan tanggal 30 Januar 2010, kemudan dukur motvas belajar pada kelompok tersebut tanggal 30 Januar 2010. Pada kelompok kontrol dlakukan pengukuran motvas belajar pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/ Muda pada tanggal 30 Januar 2010. Instrumen pengumpulan data dalam peneltan n dgunakan kuesoner kemampuannya bahwa terdapat pengaruh yang sgnfkan dar pembelajaran kontekstual dalam mahasswa semester ketga ada d Manajemen Terpadu sakt/ pemuda balta. Jad penuls menyarankan dalam pembelajaran akan dterapkan metode pembelajaran kontekstual sebaga alternatf metode pembelajaran novatf dan konstruktf yang mencptakan reformas.

(17)

berupa pernyataan untuk mengetahu motvas belajar responden serta rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pokok bahasan Manajemen Terpadu Balta Sakt dan Manajemen Terpadu Bay Muda. Kuesoner untuk mengukur motvas belajar mahasswa terdr dar enam ndkator yang terjabarkan menjad 2�� tem pernyataan postf dan negatf. Pada tahap awal dlakukan ujPada tahap awal dlakukan uj valdas teortk melalu pemerksaan pakar untuk menelaah seberapa jauh dmens merupakan jabaran yang tepat dar konstruk, seberapa jauh ndkator merupakan jabaran yang tepat dar dmens, dan seberapa jauh butr-butr nstrumen yang dbuat secara tepat dapat mengukur ndkator. Uj valdas teortk tersebut dlakukan oleh dua orang pakar yatu Wayan Kartka, M.S dan Pande Wayan Bawa, M.S ddapatkan hasl 2�� tem pernyataan tersebut vald secara teortk atau secara konseptual kemudan dlakukan uj coba nstrumen d lapangan yang merupakan bagan dar proses valdas emprk. Uj coba dlakukan pada 39 orang mahasswa semester III jalur umum Polteknk Kesehatan Depkes Denpasar Jurusan Kebdanan pada tanggal 26 Januar 2009. Berdasarkan data yang ddapatkan maka dlakukan uj valdtas dengan korelas Product Moment, ddapatkan bahwa tem pernyataan nomer 1-2�� memlk r > 0,308. Uj relabeltas dlakukan dengan Alpha Cronbach dan ddapatkan bahwa p > 0,9��3 sehngga dapat dsmpulkan bahwa nstrumen pengumpulan data yang dpergunakan untuk mengukur motvas belajar mahasswa tersebut vald dan relabel. Teknk analss data yang dgunakan dalam peneltan n adalah analisis

bivariat yatu dmaksudkan untuk

menganalss pengaruh antara dua varabel (Sukawana, 2008). Kemudan

dlanjutkan dengan uj analss prasyarat. Uj yang pertama adalah menentukan data berdstrbus normal atau tdak dengan menggunakan uj Kolmogorov Smrnov. Data berdstrbus normal apabla p > 0,05. Dar hasl perhtungan dengan menggunakan program SPSS 1��.00 for wndows dperoleh hasl pada kelompok kontrol p = 0,101 dan pada kelompok perlakuan p = 0,582 sehngga dapat dsmpulkan bahwa data-data tersebut berdstrbus normal. Uj prasyarat yang kedua adalah homogentas dengan uj

Levene’s Test Equality of Error Varians

ketentuan data homogen apabla p > 0,05. Dar hasl perhtungan ddapatkan

p = 0,001 sehngga dapat dsmpul-kan data tdak homogen, selanjutnya dlakukan transformas data sehngga ddapatkan data p = 0,061 sehngga dapat dsmpulkan bahwa data-data tersebut homogen dan layak untuk dlakukan uj analss selanjutnya yatu uj beda rata-rata dua kelompok yang tdak berpasangan.

Hasil dan Pembahasan

(18)

berkualtas dalam memberkan pelayanan kebdanan. Ms yang dtetapkan agar dapat mencapa vs yang dtetapkan : 1) Menghaslkan tenaga yang handal dan profesonal, mandr, menjunjung tngg kode etk dalam pelayanan kebdanan kepada masyarakat; 2) Menghaslkan tenaga kebdanan yang terampl dalam mengdentfkas, mendagnosa dan menentukan asuhan yang relevan dengan konds pasen; 3) Menghaslkan tenaga kebdanan yang mampu menunjukkan pengabdan kepada masyarakat secara optmal. Dalam pelaksanaan program pengajaran, Akadem Kebdanan Kartn Bal mengacu pada pedoman kurkulum penddkan D-III tahun 2002, yang terdr dar ���� % sks teor dan 56 % sks praktk dan klnk. Sesua Kepmenkes nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurkulum penddkan tngg dan penlaan hasl belajar mahasswa pasal tujuh maka kurkulum penddkan tngg yang menjad dasar penyelenggaraan program stud d Akadem Kebdanan Kartn Bal terdr atas kurkulum nt yang berjumlah 110 sks dengan pengembangan maksmal sampa dengan 120 sks, serta kurkulum nsttusonal yang dkembangkan sesua kebutuhan. Sesua dengan pedoman kurkulum tersebut, maka mata kulah nt yang dperoleh selama pelaksanaan pembelajaran d dploma tga terdr dar kelompok mata kulah kelmuan dan ketramplan (MKK), mata kulah keahlah berkarya (MKB), mata kulah perlaku berkarya (MPB) dan mata kulah berkehdupan bermasyarakat (MBB). Sesua dengan vs dan ms yang ngn dcapa oleh Program Stud Kebdanan Akbd Kartn Bal maka ms pembelajaran yang dlaksanakan dan dkembangkan adalah melaksanakan proses pembelajaran yang efektf dan efsen, yang ddukung

dengan sstem belajar yang nteraktf antara lembaga penyelenggara dengan mahasswa, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optmal.��,8,9,10,11

(19)

Terpadu Bay Muda (MTBM) dan pertemuan kedua dengan pokok bahasan Manajemen Terpadu Balta Sakt (MTBS). Data yang dkumpulkan oleh penelt dalam peneltan n berupa data motvas belajar mahasswa yang dperoleh dengan menggunakan nstrumen kuesoner motvas belajar yang dberkan setelah pertemuan kedua pembelajaran dengan menggunakan metode kontekstual. Peneltan pada kelompok kontrol dlaksanakan dengan memberkan kusoner motvas belajar setelah dberkan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensonal. Gambaran motvas belajar kelompok kontrol pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda d Akadem Kebdanan Kartn Bal Tahun 2010 dengan penerapan model pembelajaran konvensonal yang dlhat dar enam ndkator berada pada kategor cukup tng sampa dengan tngg. Gambaran motvas belajar kelompok perlakuan pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/ Muda d Akadem Kebdanan Kartn Bal Tahun 2010 dengan penerapan model pembelajaran kontekstual yang dlhat dar enam ndkator berada pada kategor tng sampa dengan sangat tngg. Berdasarkan hasl analss parametrk uj beda dua kelompok tdak berpasangan ddapatkan p =0,0 dan t dan thtung = 10,078 maka dapat dsmpulkan bahwa ada pengaruh secara bermakna (sgnfkan) pembelajaran kontekstual terhadap motvas belajar mahasswa semester III pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda. Berdasarkan hasl peneltan n, dapat dkatakan bahwa metode pembelajaran kontekstual secara nyata mampu menmbulkan motvas belajar mahasswa pada pembelajaran pokok bahasan Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda. Penerapan metode kontekstual secara tdak langsung akan

menumbuhkan dan memelhara motvas belajar mahasswa. Hal tersebut terjad oleh karena d dalam pembelajaran dengan metode kontekstual, ada nteraks aktf antar mahasswa dalam kelompok masng-masng. Pada pembelajaran kontekstual dosen akan memfasltas proses belajar yang efektf dan kondusf sehngga dapat menumbuhkan motvas atau ketertarkan terhadap mater pelajaran yang dberkan. Beberapa har sebelum pembelajaran dosen telah memberkan hand out serta bagan pokok bahasan Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda sehngga pada saat pembelajaran dmula dosen bersama mahasswa yang telah terbag dalam sepuluh kelompok mahasswa me-nyatukan konsep, perseps dan tujuan pembelajaran. Hal n merupakan bagan pentng dalam pembelajaran kontekstual, oleh karena adanya kejelasan tujuan pembelajaran akan menumbuhkan motvas belajar, sehngga mahasswa tertark dan tekun untuk mempelajar mater yang dberkan.2 Setelah

(20)

dberkan secara ceramah akan mem-buat mahasswa belajar dengan cara menghafal sehngga cenderung akan membuat mahasswa bosan dan tdak termotvas untuk belajar. Salah satu komponen pembelajaran kontekstual adalah konstruktvsme, yang menekan-kan pada pentngnya sswa membangun sendr pengetahuan mereka lewat keterlbatan aktf proses belajar-mengajar.3 Bentuk konstruktvsme

dalam pembelajaran Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda n adalah dengan memecahkan masalah/kasus melalu dskus kelompok. Pada saat bernteraks dalam kelompok akan tumbuh rasa salng mengharga dan ketergantungan satu dengan yang lan, sehngga menumbuhkan semangat mereka untuk belajar. Mahasswa yang pemahamannya bak terhadap mater tersebut, akan membantu dan memotvas temannya yang kurang untuk memaham mater tersebut sehngga masng-masng anggota dalam kelompok menjad paham. Menurut Slavn dalam Tranto (2008) melalu pembelajaran kontekstual mahasswa lebh mudah menemukan dan memaham konsep-konsep yang sult jka mereka salng mendskuskan masalah tersebut dengan temannya. Pada akhr dskus kelompok, dosen akan bersama-sama membahas jawaban dar kasus-kasus yang telah dberkan tersebut, dengan secara acak memberkan kesempatan pada satu kelompok untuk membahas satu kasus, kemudan mendskuskan jawaban kelompok tersebut dengan kelompok lannya, kemudan ddskuskan kembal dengan kelompok yang lan sehngga mahasswa mampu menyelesakan kasus tersebut dengan kemampuan dan pemahaman-nya sendr. Bla dalam proses dskus ddapatkan suatu hambatan atau kendala maka dosen akan memberkan masukan

(21)

ke-mampuan berpkrnya. Lebh lanjut dsampakan bahwa penyelesaan masalah bersama-sama menngkatkan motvas dalam belajar lebh tngg dan mendorong sswa untuk berpkr krts dan mendskuskan setap asums dan nterpretas yang dmlknya. Dengan melakukan nterpretas secara bersama-sama pandangan terhadap suatu masalah menjad sama sehngga jka semua kegatan dlakukan sepert n maka secara otomats semua pengetahunan yang dmlk oleh sswa menjad sama. Dalam kerja kelompok setap mahasswa yang menjad anggota kelompok mendapatkan tanggung jawab dalam kesuksesan kelompoknya. MerekaMereka salng membantu untuk mengetahu dmana, apa dan bagamana mereka mempelajar nformas tu. Dengan demkan pembentukan kelompok dalam strateg pembelajaran berdasarkan masalah menjadkan mahasswa aktf, karena setap anggota kelompok memegang tanggung jawab tertentu untuk kesusksesan kelompoknya. Setawan (2008) dalam peneltannya menympulkan bahwa dorongan dar anggota kelompok mampu menumbuh-kan rasa percaya dr setap mahasswa untuk menyumbangkan pkrannya yang berguna bag penyelesaan tugas kelompok. Sejalan dengan pendapat Le (200��) bahwa setap mahasswa ber-tanggung jawab untuk melakukan yang terbak agar tdak menghambat yang lan karena keberhaslan kelompok dtentukan oleh masng-masng anggota kelompok. Salah satu strateg pengajar mendorong motvas ekstrnsk mahasswa dengan memperkenalkan tujuan dan langkah pembelajaran secara jelas.1,��,5,6,7

Menerapan pembelajaran kontekstual yang memupuk suatu nteraks yang postf bak antar mahasswa maupun

dengan dosen tu sendr, dharapkan mampu menumbuhkan dan memelhara motvas belajar setap mahasswa khususnya dalam pembelajaran pokok bahasan Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda. Dalam kegatan-kegatan yang menyenangkan mahasswa lebh termotvas untuk belajar dan berpkr. Adanya rasa senang mahasswa dalam mengkut pembelajaran dapat menyebabkan berpkr lebh tenang atau tdak tegang dan tdak bosan sehngga mahasswa dapat menyelesakan tugas dengan bak dan pemahaman terhadap pokok bahasan Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda lebh optmal.

Metode pembelajaran kontekstual d kelas merupakan pembelajaran

student centered dengan dosen

sebaga fasltator. Melalu penerapan pembelajaran kontekstual, mampu memberkan perubahan suasana yang berbeda dar sebelumnya dalam proses pembelajaran mata kulah asuhan kebdanan neonatus, bay dan anak balta. Dengan suasana yang berbeda dmana mahasswa lebh merasa dlbatkan, maka mahasswa termotvas untuk belajar sehngga memberkan dampak postf bag tercapanya tujuan pembelajaran yang lebh optmal. Selan tercapanya tujuan pembelajaran yang optmal, pembelajaran kontekstual n mampu memupuk rasa soldertas dan tanggung jawab mahasswa dalam kehdupan sosal, sehngga metode pembelajaran kontekstual n, dapat dgunakan sebaga salah satu alternatf metode pembelajaran yang novatf dan konstruktf yang mencptakan suatu pembaharuan untuk dosen dalam pengajaran.12,13

Kesimpulan dan Saran

(22)

Motvas belajar kelompok kontrol pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda d Akadem Kebdanan Kartn Bal Tahun 2010 dengan penerapan model pembelajaran konvensonal yang dlhat dar enam ndkator berada pada kategor cukup tng sampa dengan tngg. Motvas belajar kelompok perlakuan pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/ Muda d Akadem Kebdanan Kartn Bal Tahun 2010 dengan penerapan model pembelajaran kontekstual yang dlhat dar enam ndkator berada pada kategor tng sampa dengan sangat tngg. Pembelajaran kontekstual ber-pengaruh secara sgnfkan terhadap motvas belajar mahasswa semester III pada Manajemen Terpadu Balta Sakt/Muda d Akadem Kebdanan Kartn Bal Tahun 2010 dengan taraf kepercayaan 95%.

Daftar Pustaka

1. Ratumanan, T.G., Belajar dan Pembelajaran, Surabaya: Unesa Unversty Press; 2002

2. Hamzah, Teor Motvas dan Pengukurannya: Analss d Bdang Penddkan, Jakarta: Bum Aksara; 2008

3. Tranto, Mendesan Pembelajaran Kontekstual d Kelas, Jakarta: Cerdas Pustaka; 2008

��. Sardman, Interaks dan motvas, Interaks dan motvas belajar mengajar, Jakarta: Rajawal press; 2009

5. Setawan, Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbass Masalah Untuk Menngkatkan Hasl Belajar Bolog Sswa Kelas X

2

SMA Laboratorum; 2008

6. Alwaslah, Contextual Teachng Learnng, Jakarta: Unesa Unversty Press; 2009; 2009

7. Departemen Kesehatan, Standar Pembelajaran Praktk Kebdanan, Jakarta: Departemen Kesehatan ; 2006

8. Djaal, Pengukuran dalam Bdang Penddkan, Jakarta: Grasndo; 2008

9. Hamzah, Teor Motvas dan Pengukurannya, Jakarta: Unesa Unversty Press; 2008

10. Keputusan Menter Kesehatan Republk Indonesa Nomor 369/ MENKES/SK/III/2007 tentang standar profes bdan

11. Keputusan Menter Kesehatan R e p u b l k I n d o n e s a N o m o r HK.00.06.2.��.1583 tentang Kur-kulum Penddkan Dploma III Kebdanan

12. Le, A, Cooperatve Learnng, Jakarta: PT Grasndo; 200�� 200��

(23)

HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL

(APN) PADA MAHASISWA POLTEKKES DEPKES

DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN SEMESTER III

REGULER

I Komang Lindayani1, N.L.P.Yunianti S.C2, Ni Made Nuratini3

Abstract. The competent midwifes in provides upbringing at childbirth mother

is very needed to prevent complications at the mother and newborn. These have influences to decrease mortality at mother and infant. Being a professional midwife should be based on adequate knowledge, attitudes and skills. To get it all through the learning process. Someone’s learning results influenced by many factors. One of them are learning style. Someone’s learning styles differ each other. There are visual learning style, auditory and kinesthetic. To know the students’ learning styles is essential in order to optimize students potency to achieve learning goals. Purpose of this research is to know highlight of learning styles and student’s learning result and finds the relationship between learning styles with learning result of normal childbirth upbringing practice in the third semester regular students of Health Polytechnic, Health Service, Denpasar, Major of Midwifery. This is a survey research with correlative analytic research design with cross-sectional approach. The research was done in December 2009 up to mid-January 2010. Instruments was used in this research is VAK Questionnaire from DePorter (2008) and recapitulation of practice value of NDC practice from coordinator of subject of Midwifery upbringing of Mother II. The results shows from 40 respondents, 85% have a visual learning style, 12,5% is kinesthetic and 2,5 is auditory. The learning results of normal childbirth upbringing practice was obtained the A grade is 67,5% and B grade is 32,5%. Test was used to find the correlation between learning styles with learning results is Coefficient Contingency because data of learning result have abnormal distribution. The results of the analysis of the relationship between learning style with learning result shows r=0,366, α =0,045. This indicates there is significant relationship between learning styles with learning result of practice of NDC, the grade of relation is low.

Keywords : Learning Style, Normal Delivery Care

Abstrak. Bdan yang kompeten dalam memberkan asuhan pada bu bersaln sangat dperlukan untuk dapat mencegah komplkas pada bu dan bay baru lahr. Hal n berdampak pada turunnya angka kematan bu dan bay. Menjad bdan yang profesonal harus ddasar oleh pengetahuan, skap dan ketramplan yang memada. Untuk mendapatkan tu semua melau proses belajar. Hasl belajar seseorang dpengaruh oleh banyak faktor. Salah satunya adalah gaya

(24)

PENDAHULUAN

Salah satu mata kulah yang tercantum dalam kurkulum penddkan Dploma III Kebdanan Tahun 2002 adalah Mata Kulah Asuhan Kebdanan pada Ibu II (persalnan). Mata kulah n memlk bobot �� SKS, dengan penjabaran 1 SKS teor dan 3 SKS praktek. Standar kompetens yang harus dcapa pada mata kulah n sesua dengan Standar Profes Bdan berdasarkan Keputusan Menter Kesehatan Republk Indonesa Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 adalah mahasswa mampu memberkan asuhan yang bermutu tngg, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalnan, memmpn selama persalnan

yang bersh dan aman, menangan stuas kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptmalkan kesehatan wanta dan baynya yang baru lahr.

Salah satu kompetens dasar yang harus dcapa oleh mahasswa untuk mata kulah d atas adalah mampu melaksanakan asuhan pada bu bersaln pada setap kala. APN adalah melakukan pertolongan persalnan yang bersh dan aman pada setap tahapan persalnan dan upaya pencegahan komplkas terutama perdarahan pasca persalnan dan hpoterma serta asfksa pada bay baru lahr. Dengan dasar tersebut, APN bertujuan untuk menjaga kelangsungan hdup dan memberkan belajar. Gaya belajar seseorang berbeda satu sama lan. Ada gaya belajar vsual, audtor dan knestetk. Mengetahu gaya belajar peserta ddk sangat pentng agar pengajar dapat mengoptmalkan potens peserta ddk untuk dapat mencapa tujuan pembelajaran. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu gambaran gaya belajar dan hasl belajar peserta ddk serta menemukan hubungan antara gaya belajar dengan hasl belajar praktk Asuhan Persalnan Normal (APN) pada mahasswa semester III Reguler Polteknk Kesehatan Depkes Denpasar Jurusan Kebdanan. In merupakan peneltan survey dengan rancangan peneltan analtk korelatf dengan pendekatan cross sectonal. Pelaksanaan peneltan pada bulan Desember 2009 samapa dengan pertengahan bulan Januar 2010. Instrumen yang dgunakan dalam peneltan n adalah Angket VAK dar DePorter (2008) dan rekaptulas nla praktek APN dar koordnator mata kulah Asuhan Kebdanan Ibu II. Hasl peneltan menunjukkan dar ��0 responden, 85% memlk gaya belajar vsual, 12,5% knestetk dan 2,5% audtor. Hasl belajar praktek Asuhan Persalnan Normal ddapatkan nla tertngg adalah 9�� dan yang terendah 73. Nla rata-rata 81,90. Jumlah responden yang mendapatkan nla A sebanyak....% dan nla B...%. Uj yang dgunakan untuk mencar korelas antara gaya belajar dengan hasl belajar adalah dengan uj Pearson karena data hasl belajar berdstrbus normal. Hasl analss hubungan antara gaya belajar vsual

dengan hasil belajar menunjukkan r = 0,120 ; α=0,459. Hubungan gaya belajar auditori dengan hasil belajar menunjukkan r = -0,109 ; α=0,501. Hubungan gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar menunjukkan r = -0,207 ; α=0,200. Ini

menandakan tdak terdapat hubungan yang sgnfkan antara gaya belajar dengan hasl belajar praktek APN. Namun ada korelas yang berbandng lurus (postf) antara gaya belajar vsual dengan hasl belajar APN.

(25)

derajat kesehatan yang tngg bag bu dan baynya melalu upaya terntegras dan lengkap tetap dengan ntervens yang semnmal mungkn agar prnsp keamanan dan kualtas pelayanan dapat terjaga pada tngkat yang dngnkan (optmal). In merupakan tugas yang cukup berat sekalgus menantang bag tenaga kesehatan khususnya bdan untuk dapat menyelamatkan dua nyawa sekalgus.1

Data SDKI (2007) menunjukkan adanya penurunan Angka Kematan Ibu (AKI) dan Angka Kematan Bay (AKB) d Indonesa yang cukup sgfkan. Angka kematan bu menurun menjad 228 per 100.000 kelahran pada perode 2003-2007 dar 307 per 100.000 kelahran pada perode 1993-1997. Angka kematan bay menurun dar ��6 per 1000 kelahran hdup pada perode 1993-1997 menjad 3�� per 1000 pada perode 2003-2007. Data d atas menunjukkan walaupun telah terjad penurunan AKI maupun AKB yang cukup sgnfkan, namun bdan sebaga ujung tombak pelayanan kesehatan bu dan anak tetap harus menngkatkan profesonalsme dalam memberkan asuhan kebdanan yang optmal untuk menngkatkan kesehatan bu dan bay.2

Hal d atas menunjukkan betapa pentngnya bdan memlk kompetens yang memada dalam memberkan asuhan kebdanan pada bu bersaln agar dapat mencegah komplkas bag bu dan bay, terutama melakukan asuhan persalnan normal. Ketramplan memberkan asuhan persalnan normal yang dterapkan harus sesua dengan standar asuhan bag semua bu bersaln d setap tahapan persalnan oleh setap penolong persalnan dmanapun hal tersebut terjad.1

Pengalaman pembelajaran praktk laboratorum merupakan proses pembelajaran yang pentng untuk mempersapkan mahasswa dalam melaksanakan pembelajaran praktk k l n k . K o m p e t e n s m a h a s s w a Poltekkes Depkes Denpasar Jurusan Kebdanan dalam melakukan APN dlakukan dengan menla tga ranah (doman) yatu ranah kogntf, afektf dan pskomotor. Teknk penlaan mengacu pada Standar Pembelajaran Praktk Kebdanan tahun 2006, menggunakan standar kelulusan Penlaan Acuan Patokan (PAP). Penlaan pada aspek pengetahuan dberkan bobot 20%, aspek skap dengan bobot 20% dan aspek pskomotor dengan bobot 60%.3

(26)

Gaya belajar menunjukkan cara tercepat dan terbak bag setap ndvdu untuk menyerap nformas dar luar drnya. Dengan mengenal gaya belajar peserta ddk maka akan memudahkan bag peserta ddk untuk mengarahkan mereka untuk melakukan strateg belajar yang tepat dan dapat memberkan hasl yang maksmal bagnya selan tu pengajar dharapkan untuk mem-persapkan metode serta meda pembelajaran yang dapat mengakses ketga gaya belajar tersebut.

Stud pendahuluan dengan wawancara yang dlakukan pada 10 mahasswa Poltekkes Depkes Denpasar Jurusan Kebdanan semester III Reguler, ddapatkan gambaran yang mash umum bahwa mahasswa cenderung senang mempelajar buku atau melhat sesuatu yang menark perhatan secara vsual, sepert melhat tamplan buku atau slde dengan warna dan gambar yang menark. Hasl pengamatan terhadap hasl rekaptulas nla Asuhan Kebdanan Ibu II pada mahasswa reguler angkatan IX ddapatkan sebesar 10% harus menempuh remd.

Gaya belajar merupakan cara konssten yang dgunakan oleh pelajar untuk merespon maupun menggunakan stmulus tertentu dalam konteks belajar Setap orang memlk gaya belajar. Sebuah peneltan ekstensf khususnya d Amerka Serkat yang dlakukan oleh Ken dan Dunn dar Unverstas St. John, d Jamaca, New York, dan para pakar Pemrograman Neuro Lngustk sepert Bandler, et.al. (dalam Rose dan Malcolm, 2002), telah mengdentfkas tga gaya belajar dan komunkas yang berbeda, sebaga berkut.5,6

a. Vsual

Belajar melalu melhat sesuatu. Seseorang suka melhat gambar atau dagram, warna, hubungan ruang. Suka pertunjukan, peragaan atau menyakskan vdeo.

b. Audtor

Belajar melalu mendengar sesuatu. Mengakses segala jens buny dan kata, yang dcptakan maupun dngat. Indvdu suka mendengarkan kaset audo (musk, nada, rma, rama), ceramah kulah, dskus, debat dan nstruks (perntah) verbal.

c. Knestetk

(27)

cabang gaya belajar secara ndvdu pentng dlakukan karena akan dapat menngkatkan knerja dan prestasnya serta dapat memperkaya pengalaman dalam setap aspek kehdupan.5,7

Salah satu cara mengenal gaya belajar seseoorang adalah dengan menggunakan angket dar De Porter (2008). Angket terdr dar tga jens yatu untuk mengdentfkas gaya belajar vsual, audtor dan knestetk. Tap angket terdr dar tga kategor yang harus dplh oleh responden yatu serng, kadang-kadang dan jarang. Angket

tersebut diisi dengan memberi tanda (√)

pada kategor yang palng mendekat kebasaan responden. Setelah semua angket ters, maka subtotal dar masng-masng kategor dberkan bobot sebaga berkut : untuk kategor “serng” dber bobot 2, “kadang-kadang” dber bobot 1 dan kategor “jarang” dber bobot 0. Hasl kal subtotal masng-masng kategor tersebut djumlahkan sehngga akan mendapatkan nla total. Nla total dar masng-masng jens gaya belajar dbandngkan, dan nla tertngg djadkan sebaga gaya belajar domnan dar responden tersebut.7

Menurut Hamalk (2008) hasl belajar adalah pola perbuatan, nla- pengertan dan skap serta aperseps dan abltas. Menurut Sagala (2003) hasl belajar peserta ddk dapat dklasfkas ke dalam tga ranah (doman), sebaga berkut: 8,9

1. Doman kognitif yatu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran, atau pkran terdr dar kategor pengetahuan, pemahaman, penerapan, analss, sntess dan evaluas.

2. Doman afektif yatu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emos, dan reaks-reaks yang berbeda dengan penalaran yang terdr dar kategor penermaan, partspas, penlaan atau penentuan skap, organsas, dan pembentukan pola hdup.

3. Doman psikomotor yatu kemampu-an ykemampu-ang mengutamakkemampu-an ketramplkemampu-an jasman terdr dar perseps, kesapan, gerakan terbmbng, gerakan terbasa, gerakan kompleks, penyesuaan pola gerakan, dan kreatftas.

Hasl akhr penlaan pada setap unt kompetens merupakan penggabungan nla yang dperoleh dar aspek pengetahuan dan aspek ketramplan serta aspek skap dengan rumus sebaga berkut :

Nilai akhir = (20% x nla pengetahuan) + (60% x nla ketramplan) + (20% x nla skap)

Menurut Depkes RI (200��) konvers hasl belajar djabarkan sebaga berkut :

No Nilai Absolut Angka Mutu Huruf Mutu

1 79 – 100 3,51-4,00 A

2 68 – 78 2,75-3,50 B

3 56 – 67 2,00-2,74 C

4 41-55 1,00-1,99 D

5 0-40 0-0,99 E

Menurut Dmyat ( 2006 ) faktor �� faktor yang mempengaruh hasl belajar adalah sebaga berkut :

(28)

belajar, konsentras belajar, rasa percaya dr, ntelegens, kebasaan belajar dan cta-cta sswa.

2. Faktor ekstern antara lan : guru, sarana dan prasarana pembelajaran, kebjakan penlaan, lngkungan sosal d sekolah, dan kurkulum. Sesua dengan Gars Besar Pelaksanaan Pembelajaran (2002), salah satu kompetens dasar dalam mata kulah n adalah melakukan asuhan kebdanan kala II persalnan, dengan ndkator hasl belajar mahasswa mampu melakukan APN.5

Persalnan sebaga proses membuka dan menpsnya servks, dan jann turun ke dalam jalan lahr. Proses kelahran adalah proses dmana jann dan ketuban ddorong keluar melalu jalan lahr. Jad, persalnan dan kelahran normal adalah proses pengeluaran jann yang terjad pada kehamlan cukup bulan (37 �� ��2 mnggu), lahr spontan dengan presentas belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplkas bak pada bu maupun pada jann. Tujuan asuhan persalnan normal adalah menjaga kelangsungan hdup dan memberkan derajat kesehatan yang tngg bag bu dan baynya, melalu upaya yang terntegras dan lengkap tetap dengan ntervens yang semnmal mungkn agar prnsp keamanan dan kualtas pelayanan dapat terjaga pada tngkat yang dngnkan (optmal). Ada lma aspek dasar atau Lma Benang Merah yang pentng dan salng terkat dalam asuhan persalnan yang bersh dan aman. Berbaga aspek tersebut melekat pada setap persalnan bak normal maupun patologs. Lma benang merah tersebut adalah membuat keputusan klnk, asuhan sayang bu dan sayang bay, pencegahan nfeks, pencatatan

(rekam medk) asuhan persalnan dan rujukan.

Penlaan praktk APN dlakukan untuk melhat lma benang merah d atas, kecual rujukan. Penlaan dlakukan dengan menggunakan pertanyaan secara lsan untuk menla keputusan klnk (aspek pengetahuan) sedangkan untuk asuhan sayang bu dan bay serta pencegahan nfeks dengan meng-gunakan daftar tlk APN dengan bahan tambahan Insas Menyusu Dn yang terdr dar 58 langkah. Peneltan n bertujuan menganalss hasl belajar praktek APN yang merupakan rekaptulas dar tga aspek penlaan yatu aspek pengetahuan, skap dan ketramplan.1

METODE PENELITIAN

Peneltan n termasuk peneltan surve yatu menelt hal yang sudah ada tanpa perlakuan sengaja untuk membangktkan atau menmbulkan suatu gejala atau keadaan (Arkunto, 2006). Rancangan peneltan n adalah peneltan analtk korelatf dengan pendekatan waktu yang dgunakan adalah cross sectional yatu peneltan yang pengumpulan data dlakukan pada saat atau perode tertentu dan pengamatan subyek stud hanya dlakukan satu kal selama satu peneltan

Peneltan dlaksanakan d Poltekkes Depkes Denpasar Jurusan Kebdanan, pada bulan Desember 2009 �� Januar 2010. Karena selama perode peneltan n mahasswa semester III Reguler sedang praktek mata kulah Bd. 302 dan dlaksanakan penlaan APN pada pertengahan bulan Januar setelah Ujan Akhr Semester III.

(29)

untuk menemukan gaya belajard alam peneltan n adalah mahassw Poltekkes Depkes Denpasar Jurusan Kebdanan Semester III Reguler yang berseda menjad responden dan hadr saat pengumpulan data belangsung. Untuk mendapatkan data hasl belajar praktek APN dperoleh dar rekaptulas nla oleh koordnator mata kulah Asuhan Kebdanan Ibu II. Dalam peneltan n menggunakan total samplng yatu semua mahasswa semester III reguler sebanyak ��0 orang.

Dalam peneltan n data yang dkumpulkan adalah data prmer yang berupa data tentang gaya belajar mahasswa dan data sekunder tentang hasl belajar APN. Untuk mendapatkan data tentang gaya belajar mahasswa dgunakan metode angket yang dsebarkan oleh penelt sendr. Untuk mendapatkan data hasl belajar APN menggunakan metode stud dokumentas berupa rekaptulas nla praktek APN yang dolah oleh koordnator Mata Kulah Asuhan Kebdanan Ibu II. Nla praktek n ddapatkan dar nla pengetahuan dengan bobot 20%, skap dengan bobot 20% dan nla ketramplan dengan bobot 72. Nla akhr mnmal harus 68 (2,75 atau B).

Data tentang gaya belajar dkelompok-kan menjad 3 kategor dengan cara member skor pada masng-masng kuesoner gaya belajar yatu gaya belajarr vsual, audtor dan knestetk. Masng-masng ktera (serng, kadang-kadang, jarang) djumlahkan lalu krtera ”serng” dkalkan 2, krtera “kadang-kadang” dkalkan 1 dan krtera ”jarang” dkalkan 0, ddapatkan skor pada masng-masng gaya belajar dan dapat dtentukan gaya belajar domnan yang dmlk responden.

Data tentang hasl belajar APN ddapatkan dar rekaptulas nla yang dlakukan oleh koordnator mata kulah Bd. 302, dengan menggunakan nla mutu A dan B dan telah dsahkan melalu rapat dewan dosen.

Hubungan antara gaya belajar dengan hasl belajar duj nonparametrk karena data tdak berdstrbus normal dengan menggunakan uj korelas kontngens koefsen dengan tngkat kepercayaan

95% (α = 0,05). Apabila p-value (α) >

0,05 menandakan hasl peneltan tdak sgnfkan atau Ho dterma. Sebalknya

apabila p-value (α) < 0,05 menandakan

hasl peneltan sgnfkan atau Ho dtolak. Pengujan dbantu dengan menggunakan komputer.

Pedoman nterpretas Koefsen Korelas sepert pada tabel d bawah n.

Interval r (Koefisien

Korelasi)

Tingkat Hubungan

0,0 – 0,199 Hubungan sangat rendah

0,20 – 0,399 Hubungan rendah

0,40 – 0,599 Hubungan sedang

0,60 – 0,799 Hubungan kuat

0,80 – 1,00 Hubungan sangat kuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil

(30)

2. Hasl Pengamatan terhadap obyek peneltan

Peneltan n dlakukan dengan dua tahap yatu pertama menyebarkan angket gaya belajar dar De Porter (2008) untuk mendapatkan gambaran gaya belajar responden. Setelah angket dsebarkan lalu dlakukan skorng dar gaya belajar vsual, audtor dan knestetk dar masng-masng responden. Tahap kedua adalah mencermat rekaptulas nla praktek APN yang telah dolah oleh koordnator mata kulah Askeb Ibu II. Berkut data hasl peneltan yang dperoleh.7

a. Gaya belajar responden

P e n e l t a n m e n u n j u k k a n b a h w a gambaran gaya belajar responden adalah sebaga berkut :

Tabel 1

Gambaran Gaya Belajar Dominan Responden

No Gaya

Belajar

Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

Visual

Auditori

Kinestetik

34

1

5

85,00

2,5

12,5

Jumlah 40 100

Tabel d atas menggambarkan tentang dstrbus gaya belajar domnan responden. Gaya belajar domnan Vsual dmlk oleh sebagan besar responden yatu sebanyak 3�� orang atau 85%, gaya belajar domnan knestetk hanya sebanyak 5 orang atau 12,5%, sedangkan gaya belajar audtoral hanya dmlk oleh satu orang responden atau 2,5%. Data gaya belajar terlampr pada lampran ��.

b. Hasl belajar APN

Tabel 2

Gambaran Hasil Belajar APN

No Hasil Belajar

Fre-kuensi

(n)

Persen-tase (%)

1.

2.

Nilai A (79 – 100)

Nilai B (68 – 78) 27

13

67,5

32,5

Jumlah 40 100

Hasl belajar APN yang ddapatkan dkonverskan dengan nla mutu A dan B. Responden yang mendapat nla A untuk praktek APN n sebanyak 27 orang atau 67,5% dan nla B sebanyak 13 orang atau 32,5%. Tdak dtemukan responden yang mendapat kan nla C. c. Gambaran hasl belajar APN

ber-dasarkan gaya belajar

Gambaran hasl belajar APN berdasarkan kelompok gaya belajar dsajkan pada tabel berkut.

Tabel 3

Gambaran Hasil Belajar APN berdasarkan Gaya Belajar

Gaya Belajar Hasil Belajar Total

Nilai A Nilai B

f % f % f %

Visual 25 62,5 9 22,5 34 85

Auditori 1 2,5 0 0 1 2,5

Kinestetik 1 2,5 4 10 5 12,5

Gambar

Tabel d atas menggambarkan tentang dstrbus gaya belajar domnan responden. Gaya belajar domnan Vsual dmlk oleh sebagan besar responden yatu sebanyak 3�� orang atau 85%, gaya belajar domnan knestetk hanya sebanyak 5 orang atau 12,5%, sedangka
Tabel 2Distribusi Responden Pada Kelompok Kasus
tabel berkut :
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi

Siswa dapat menentukan berat benda dengan alat ukur tidak baku menggunakan benda-benda konkret dengan benar.. siswa dapat membandingkan berat dua benda

Metode pelayanan pembagian air secara konti- nyu merupakan pemberian air irigasi secara terus menerus selama satu musim tanam sesuai dengan kebutuhan air untuk tanaman

General Manager (GM) PG, DD Poerwantono. Demi keamanan pabrik, GM PG meminta perwakilan dari para karyawan sebanyak 30 orang, tetapi permintaan dari pihak manajemen

nasabah dan/atau Perusahaan termasuk atau tidak terbatas pada ilustrasi produk, brosur, kuitansi, polis dan/atau dokumen lainnya milik Perusahaan, yang dari waktu ke waktu

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “RISK MANAGEMENT KESELAMATAN

Dan simulasi yang dilakukan adalah melakukan tekanan statis untuk mendapatkan kontak area yang terbentuk dari simulasi penekanan tersebut dan nilai kontak presure rata-rata

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan beberapa saran yaitu pihak PDAM Kota Surakarta menjaga kualitas layanan pembayaran retribusi PDAM Kota Surakarta