BAB III METODE PENELITIAN
4.4 Hasil Pengujian Ekstrak Etanol Biji Pepaya Terhadap Kadar
Pada penelitian ini, digunakan propiltiourasil sebagai penginduksi endogen dan kuning telur sebagai penginduksi eksogen dalam mempengaruhi nilai profil lipid pada tikus.
Hasil pengujian EEBP terhadap kadar kolesterol total pada tikus disajikan pada Tabel 4.3 dan grafik pada Gambar 4.1.
Tabel 4.3 Hasil rata-rata kadar kolesterol total (mg/dl) pada tikus setelah
perlakuan 21 hari
Tikus Kelompok Perlakuan
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
1 77 101 73 59 53 2 70 99 75 62 56 3 64 103 79 58 61 4 66 112 63 62 47 N 4 4 4 4 4 ∑ 277 415 290 241 217 X 69,25 103,75 72,5 60,25 54,25 SD 5,7373 5,7373 6,8068 2,0615 5,8523
yaitu pada kelompok 2 sebesar 103,75 ± 5,7373 mg/dl, dan paling rendah pada kelompok 5 sebesar 54,25 ± 5,8523 mg/dl.
Gambar 4.1 Diagram rata-rata kadar kolesterol total (mg/dl) serum tikus setelah
perlakuan 21 hari
*Ket: Kelompok 1 : Pakan biasa + air minum
Kelompok 2 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur
Kelompok 3 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur + Simvastatin 0,9 mg/kg bb Kelompok 4 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur + EEBP 200 mg/kg bb Kelompok 5 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur + EEBP 400 mg/kg bb
Berdasarkan uji ANOVA, kadar kolesterol total pada kelompok 2 berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok 1, kelompok 3, kelompok 4, dan kelompok 5 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian propiltiourasil dan kuning telur puyuh dapat meningkatkan kadar kolesterol total pada tikus.
Dibandingkan antara kelompok 2 dengan kelompok 3 yaitu terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol total. Menurut
69,25 103,75 72,5 60,25 54,25 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 K a d ar k o le ste r o l to tal (m g/ d l) Kelompok perlakuan
Williams (2005), simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol total sebesar 15-40%.
Dibandingkan antara kelompok 2 dengan kelompok 4 dan kelompok 5 yaitu terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,00 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa EEBP dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus.
Dibandingkan antara kelompok 3 dengan kelompok 4 dan kelompok 5 yaitu terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,044 dan p = 0,002 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek yang ditimbulkan antara simvastatin dengan EEBP dalam menurunkan kadar kolesterol total pada tikus. Besarnya perbedaan efek sebanding dengan peningkatan dosis pada EEBP.
Dibandingkan antara kelompok 4 dengan kelompok 5 yaitu tidak terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,551 (p > 0,05). EEBP dosis 400 mg/kg bb tetap memberikan efek penurunan terhadap kadar kolesterol total pada tikus dengan rata-rata kadar kolesterol totalnya sebesar 54,25 ± 5,8523 mg/dl.
Propiltiourasil bekerja sebagai antitiroid yang menghambat sel-sel tiroid pada tikus sehingga produksi hormon tiroid terhambat dan mengakibatkan hipotiroidisme (Febrina, dkk., 2009). Propiltiourasil menyebabkan penurunan kadar kolesterol di hati melalui inhibisi aktivitas HMG Co-A reduktase (Rizos, et al., 2011). Inhibisi aktivitas HMG Co-A reduktase menyebabkan berkurangnya sintesis kolesterol dihati. Meskipun demikian, pada hipotiroidisme terjadi peningkatan kadar kolesterol di darah. Peningkatan ini tidak diimbangi oleh tingginya aktivitas reseptor LDL karena adanya down-regulasi (penurunan jumlah) reseptor LDL akibat inhibisi SREBP-2 (Sterol Regulatoy Element
dimetabolisme di hati. Selain itu, kuning telur puyuh memiliki kandungan kolesterol yang paling tinggi dibandingkan dengan kuning telur unggas lain yaitu sebesar 2139,17 mg/100 g sehingga mampu meningkatkan kadar kolesterol (Dwiloka, 2003).
Penurunan kadar kolesterol total disebabkan kandungan senyawa berupa flavonoid, tanin, dan saponin yang ada pada EEBP. Flavonoid diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol total karena merupakan kofaktor dari enzim kolesterol esterase. Selain itu, flavonoid dapat meningkatkan sekresi getah empedu melalui pengaktifan enzim sitokrom P-450. Enzim sitokrom P-450 mengikat beberapa komponen dalam getah empedu sehingga mengurangi kadar kolesterol didalam tubuh (Oliveira, et al., 2007). Saponin dalam EEBP membentuk kompleks tidak larut dengan kolesterol sehingga mencegah absorbsi kolesterol di usus halus. Selain itu saponin mengurangi absorbsi getah empedu dengan membentuk kompleks misel yang tidak dapat diabsorbsi karena berat molekulnya terlalu besar (Matsui, et al., 2009). Sedangkan tanin dalam EEBP dapat mengurangi absorbsi kolesterol di usus halus dan meningkatkan sekresi asam empedu dengan mekanisme yang sama seperti saponin serta dapat meningkatkan reverse cholesterol transport (Tebib, et al., 1994).
4.5 Hasil Pengujian Ekstrak Etanol Biji Pepaya Terhadap Kadar
Trigliserida pada Tikus
Hasil pengujian EEBP terhadap kadar trigliserida pada tikus disajikan pada Tabel 4.4 dan grafik pada Gambar 4.2.
Tabel 4.4 Hasil rata-rata kadar trigliserida (mg/dl) serum tikus setelah perlakuan
21 hari
Tikus Kelompok Perlakuan
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
1 90 84 69 77 53 2 87 81 74 73 55 3 71 82 74 73 56 4 87 82 70 69 53 N 4 4 4 4 4 ∑ 335 329 287 292 217 X 83,75 82,25 71,75 73 54,25 SD 8,6168 1,2583 2,6299 3,2659 1,5
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata kadar trigliserida paling tinggi yaitu pada kelompok 1, sebesar 83,75 ± 8,6168 mg/dl, dan paling rendah pada kelompok 5, sebesar 54,25 ± 1,5 mg/dl.
Gambar 4.2 Diagram rata-rata kadar trigliserida (mg/dl) serum tikus setelah
perlakuan 21 hari
*Ket: Kelompok 1 : Pakan biasa + air minum
Kelompok 2 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur
Kelompok 3 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur + Simvastatin 0,9 mg/kg bb Kelompok 4 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur + EEBP 200 mg/kg bb Kelompok 5 : PTU 9 mg/kg bb + kuning telur + EEBP 400 mg/kg bb
83,75 82,25 71,75 73 54,25 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 K ad ar tr igl is e r id a (m g/ d l) Kelompok perlakuan
secara signifikan dengan kelompok 1, hal ini menunjukkan bahwa propiltiourasil dan kuning telur tidak dapat meningkatkan kadar trigliserida.
Dibandingkan antara kelompok 2 dengan kelompok 3 yaitu terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,028 (p < 0,05). Pemberian simvastatin dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah sebesar 10 - 30% (Anderson, et al., 2002).
Dibandingkan antara kelompok 2 dengan kelompok 4 yaitu tidak terdapat perbedaan secara signifikan terhadap kadar trigliserida pada tikus dengan p = 0,060 (p > 0,05). Dibandingkan antara kelompok 2 dengan kelompok 5 yaitu terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa EEBP dosis 400 mg/kg bb dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna.
Dibandingkan antara kelompok 3 dengan kelompok 4 yaitu tidak terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,994 (p < 0,05). Dibandingkan antara kelompok 3 dengan kelompok 5 yaitu terdapat perbedaan secara signifikan dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa EEBP dosis 400 mg/kg bb memberikan efek yang lebih besar dibandingkan dengan simvastatin dalam menurunkan kadar trigliserida pada tikus.
Menurut Canaris, et al., (2000), pemberian propiltiourasil tidak memberikan efek yang bermakna dalam meningkatkan kadar trigliserida. Selain itu, pemberian kuning telur puyuh juga tidak dapat meningkatkan kadar trigliserida (Dwiloka, 2003), karena kandungan kolesterol yang terdapat dalam telur puyuh hanya berpengaruh pada kadar kolesterol tikus, sementara kadar
trigliseridanya dipengaruhi oleh asupan lemak dan karbohidrat pada makanan (Murray, dkk., 2006).
Penurunan kadar trigliserida disebabkan oleh kandungan senyawa flavonoid, tanin, dan saponin pada EEBP. Flavonoid dan tanin dapat meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase (LPL) sehingga meningkatkan hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol, sehingga kadar trigliserida dalam darah menurun (Wahyuningrum, 2012; Millind dan Gurditta; Kothari, et al., 2011). Saponin dapat menurunkan sintesis trigliserida dan absorbsi asam lemak serta meningkatkan oksidasi asam lemak (Elekofehinti, et al., 2012; Zhao, et al., 2005).
4.6 Hasil Pengujian Ekstrak Etanol Biji Pepaya Terhadap Kadar HDL pada