• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis

Dari hasil pengujian nilai signifikan uji F dan selalu 0,05 yang berdasarkan model regresi sesuai atau cocok untuk memprediksi tingkat likuiditas perusahaan.

Tabel 4.11 Hasil analisis Uji F adalah seperti tercantum dalam tabel 4.11 :

Tabel 4.11. Hasil Uji F (Uji Kecocokan Model)

ANOVAb 5904900 3 1968300.116 132.083 .000a 700392.6 47 14901.971 6605293 50 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Perputaran Persediaan BJ (X3), Rasio Kas (X1), Perputaran Piutang (X2)

a.

Dependent Variable: Ras io Likuiditas (Y) b.

Sumber : Lampiran 6A

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 132,083 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka diputuskan bahwa H0 ditolak dan Hi

4.5.3.2. Hasil Uji t

diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok dan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat likuiditas perusahaan.

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh secara parsial variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Jika nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikansi 0,05, maka H0

ditolak dan Hi Coefficientsa 137.902 22.925 6.015 .000 143.971 7.402 .926 19.451 .000 .943 .995 1.005 -.209 .124 -.080 -1.678 .100 -.238 .991 1.009 3.863 .958 .192 4.033 .000 .507 .992 1.009 (Constant) Rasio Kas (X1) Perputaran Piutang (X2) Perputaran Persediaan BJ (X3) Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correla tions Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Rasio Likuiditas (Y) a.

diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sinifikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Tabel 4.12. Hasil analisis Uji t adalah seperti tercantum dalam dalam 4.12 :

Tabel 4.12. Hasil Uji Parsial

Sumber :Lampiran 6B

Berdasarkan tabel 4.12. dapat dijelaskan hasil Uji t atau uji signifikansi parameter individual sebagai berikut:

1. Uji t antara variabel Pengelolaan Kas (X1) terhadap Likuiditas (Y) menghasilkan t hitung sebesar 19,451 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikan 0,05, maka H0 ditolak dan Hi

2. Uji t antara variabel Pengelolan Piutang (X

diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Pengelolaan Kas terhadap Likuiditas

2) terhadap Likuiditas (Y) menghasilkan t hitung sebesar -1,678 dengan nilai signifikansi sebesar 0,100. Karena nilai signifikansi Uji t lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan Pengelolaan Piutang terhadap Likuiditas.

3. Uji t antara variabel Pengelolaan Persediaan (X3) terhadap Likuiditas (Y) menghasilkan t hitung sebesar 4,033 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikan 0,05, maka H0 ditolak dan Hi

Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t telah menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen dalam penelitian hanya pengelolaan kas (X

diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pengelolaan Persediaan terhadap Likuiditas.

1) dan pengelolaan persediaan(X3) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pengelolaan piutang (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas (X3

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

).

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap pengelolaan modal kerja terhadap likuiditas perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia diperoleh hasil bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,945 atau sebesar 94,5% menunjukkan korelasi yang cukup kuat antara variabel pengelolaan kas (X1), pengelolaan piutang (X2), pengelolaan persediaan (X3) terhadap likuiditas (Y). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,887 atau sebesar

88,7% yang berarti bahwa variabel pengelolaan kas (X1), pengelolaan piutang (X2), pengelolaan persediaan (X3

Pengelolaan piutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas, piutang sebagai nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan arus laba perusahaan. Kedua dampak ini saling terkait. Pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya, hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh (Elly Candrawati, 2005), bahwa apabila ada suatu kebijakan dari perusahaan dengan memberikan potongan kepada pelanggan maka erputaran piutang akan mengalami

) mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel likuiditas (Y) sebesar 88,7%.

Pengelolaan kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas, hal ini karena kas sendiri merupakan bagian modal kerja yang paling likuid yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola dengan baik ditujukan sebagai cadangan pencegah terjadinya ketidakseimbangan kas pada jengka pendek. Catatan kegagalan usaha memberikan banyak contoh perusahaan yang tidak sanggup membayar hutangnya meskipun memiliki aktiva nonkas yang cukup besar ( lancar maupun tidak lancar ) dan tidak mampu membayar hutang atau menjalankan operasinya.

peningkatan dan umur rata-rata piutang tidak terlalu lama sehingga likuiditas perusahaan dapat terjaga.

Pengelolaan persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas, adanya persediaan yang sering kali merupakan bagian aktiva lancar yang cukup besar oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian atas persediaan melalui perputaran persediaan untuk dapat pengukuran berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu tahun, persediaan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan atau kegiatan pokok lainnya Tinggi rendahnya perputaran persediaan akan mempengaruhi tingkat likuiditas keuangan perusahaan.

4.7. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hanya pengelolaan kas dan pengelolaan persediaan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan food and beverage yang go public di bursa Efek Indonesia, sedangkan pengelolaan piutang tidak berpengaruh signifikan. Berikut ini hasil penelitian dari penelitian-penelitian terdahulu:

Sumber : Peneliti Sekarang

NO NAMA

PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL ANALISIS

1 Sianturi dan Sri Mulyani (2005) Pengeruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas Perputaran Persediaan(X) dan Likuiditas (Y) Menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan 2 Elly Candrawati (2005) Efektivitas Pengelolaan Piutang Guna Menjaga Likuiditas Pengelolaan Piutang

Menunjukkan bahwa hasil analisis piutang menunjukkan bahwa pemgelolaan piutang yang

terjadi di perusahaan kurang efekti, sehingga menyebabkan perputaran piutan dari tahun ke tahun

semakin kecil, namun dengan adanya suatu kebijakan dari perusahaan berupa potongan terhadap pelanggan maka tingkat perputaran piutang akan

meningkat. 3 Jose dan Maseda (2008) Treasury Management versus Cash Manegement Cash Menegement Menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terkait

dengan menegement kas yaitu adanya likuiditas dan

pengelolaan kas sangat penting dan berpengaruh

terhadap likuiditas perusahaan 4 Tristilya Normadika (2010) Pengelolaan Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan Pengelolaan Kas, Pengelolaan Piutang, Pengelolaan Persediaan Menunjukkan bahwa pengelolaan kas dan pengelolaan persediaan

berpengaruh terhadap likuiditas , pengelolaan piutang tidak berpengaruh

Dokumen terkait