BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.5. Analisis dan Uji Hipotesis Sebelum Perbaikan Data
4.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis
Uji f digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Jika nilai signifikansi Uji F kurang dari tingkat signifikansi 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, artinya model regresi yang digunakan cocok.
Tabel 4.12 adalah hasil uji f antara variabel return on assets
(X1), debt to equity ratio (X2), dan resiko sistematik (X3) terhadap harga saham (Y).
Tabel 4.12. Uji f ANOVAb 8559626 3 2853208.704 2.200 .110a 36316978 28 1297034.937 44876604 31 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Resiko Sistemik (X3), ROA (X1), DER (X2) a.
Dependent Variable: Harga Saham (Y) b.
Sumber: Lampiran 8A
Berdasarkan tabel uji F diperoleh hasil F hitung sebesar 2,200 dengan nilai signifikansi sebesar 0,110. Karena nilai signifikansi F hitung lebih dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Uji F dapat disimpulkan bahwa return on assets, debt to equity ratio dan resiko sistematik tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
4.5.3.2. Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh secara parsial variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen
(Y). Jika nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikansi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sinifikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Tabel 4.13. adalah tabel hasil Uji t antara variabel return on assets (X1), debt to equity ratio (X2), dan resiko sistematik (X3) terhadap harga saham (Y).
Tabel 4.13. Hasil Uji t
Coefficientsa 098.451 241.550 4.548 .000 23.789 18.469 .223 1.288 .208 .237 .961 1.04 7.375 3.581 .357 2.059 .049 .363 .960 1.04 120.999 101.310 -.203 -1.19 .242 -.220 .999 1.00 (Constant) ROA (X1) DER (X2) Resiko Sistemik ( Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correl ations Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Harga Saham (Y) a.
Sumber: Lampiran 8B
Berdasarkan tabel 4.13. dapat dijelaskan hasil Uji t atau uji signifikansi parameter individual sebagai berikut:
1. Uji t antara variabel Return On Assets (X1) terhadap harga saham (Y) menghasilkan t hitung sebesar 1,288 dengan nilai signifikansi sebesar 0,208. Karena nilai signifikansi Uji t lebih dari tingkat signifikan 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
2. Uji t antara variabel Debt to Equity Ratio (X2) terhadap harga saham (Y) menghasilkan t hitung sebesar 2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,049. Karena nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara debt to equity ratio terhadap harga saham.
3. Uji t antara variabel Resiko Sistematik (X3) terhadap harga saham (Y) menghasilkan t hitung sebesar -1.19 dengan nilai signifikansi sebesar 0,242. Karena nilai signifikansi Uji t lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan negatif antara resiko sistematik terhadap harga saham. Nilai r parsial resiko sistematik sebesar -0,220 yang menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara resiko sistematik terhadap harga saham sebesar 22%.
Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t telah menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen dalam penelitian hanya debt to equity ratio yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan return on assets dan resiko sistematik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap harga saham yaitu dengan melihat nilai korelasi parsial yang tertinggi. Berikut hasil nilai korelasi parsial setiap variabel yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.14 Nilai Korelasi Parsial
Model Korelasi Parsial
Return On Assets (X1) 0,237
Debt to Equity Ratio (X2) 0,363 Resiko Sistematik (X3) -0,220
Sumber : Lampiran 8B
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, nilai korelasi parsial tertinggi adalah korelasi parsial pada variabel Debt to Equity Ratio (X2), hal ini menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (X2) adalah variabel yang lebih dominan pengaruhnya terhadap harga saham, sehingga hipotesis ke-2 “Bahwa Return On Assets (X1) berpengaruh dominan terhadap harga saham (Y) pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia tidak teruji kebenarannya.
4.6. Uji Kualitas Data Sesudah Perbaikan Data 4.6.1. Uji Normalitas.
Perbaikan data dengan melakukan transformasi data, menyebabkan beberapa data dibaca oleh system SPSS sebagai missing value karena nilai data yang bersangkutan bernilai negative atau ≤ 0. Dengan demikian, oleh karena adanya data missing value, maka analisis regresi dilakukan dengan hanya menggunakan 12 data saja (data yang lengkap untuk X1, X2, X3 dan Y). Tabel 4.15. adalah hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data.
Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
32 22 15 32 -6.68814785 .8239 -.7488 6.192216672 11.2964752 1.52566 2.03237 1.12995458 .163 .141 .157 .160 .086 .141 .103 .160 -.163 -.088 -.157 -.079 .924 .660 .609 .907 .361 .777 .852 .383 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
ROA (X1) DER~ (X2) Resiko Sistemik~ (X3) Harga Saham~ (Y)
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 9
Setelah dilakukan transformasi data, seluruh variabel X dan variabel Y memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian memiliki distribusi data yang normal.
4.7. Uji Asumsi Klasik Sesudah Perbaikan Data
Setelah dilakukan perbaikan data penelitian dengan transformasi seluruh variabel penelitian, maka hasil dari asumsi klasik itu adalah sebagai berikut:
1. Uji Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas yang ada sebelum dilakukan perbaikan data menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel X memiliki nilai lebih kecil dari 10 sehingga tidak terjadi multikolinieritas pada data penelitian. Setelah dilakukan perbaikan data hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF
Return On Assets (X1) 0,131 7,655
Debt to Equity Ratio (Xs) 0,111 8,975
Resiko Sistematik (X3) 0,555 1,802
Sumber : Lampiran 10A
Setelah data diperbaiki dengan melakukan transformasi, nilai VIF yang ditunjukkan pada tabel 4.16 tetap lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas yang ada sebelum dilakukan perbaikan data menunjukkan bahwa nilai signifikan koefisien korelasi residual dari masing-masing variabel X memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas pada data penelitian. Setelah dilakukan perbaikan data hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran 10B
Setelah data diperbaiki dengan melakukan transformasi, nilai signifikan koefisien korelasi residual Rank Sperman semua variabel bebas tetap lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi Variabel
Nilai Signifikansi Korelasi Rank Spearman
Return On Assets (X1) 0,356
Debt to Equity Ratio (X2) 0,348
Setelah dilakukan perbaikan data penelitian dengan transformasi seluruh variabel penelitian, hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb .566a .320 .066 .8627775679 1.448 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson Predictors: (Constant), Resiko Sistemik~ (X3), ROA (X1), DER~ (X2) a.
Dependent Variable: Harga Saham~ (Y) b.
Sumber : Lampiran 10A
Berdasarkan tabel 4.18. nilai DW sebesar 1,448 terletak diantara dl = 0,658 dan du = 1,864, berarti bahwa dalam persamaan regresi tidak ada Autokorelasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi autokorelasi dapat dipenuhi.
4.8. Analisis dan Uji Hipotesis Sesudah Perbaikan Data
Setelah dilakukan perbaikan data pada variabel penelitian dengan mentransformasi data, maka hasil uji kualitas data yaitu uji normalitas menunjukkan bahwa data seluruh variabel independen dan dependen telah mengikuti sebaran normal. Demikian juga dengan hasil uji asumsi klasik yaitu uji autokorelasi telah memenuhi syarat yang ditentukan yaitu tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
4.8.1. Persamaan Regresi.
Tabel 4.19 adalah hasil estimasi koefisien regresi yang dihasilkan setelah dilakukan perbaikan pada semua variabel yang ada dengan cara melakukan transformasi data.
Tabel 4.19. Koefisien Regresi
Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Sig Konstanta 6,124 ,362 ,000 Return On Assets (X1) ,003 ,095 ,812 Debt to Equity Ratio (X2) ,238 ,698 ,742 Resiko Sistematik (X3) -2,52 ,155 ,142
Sumber : Lampiran 11
Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Y = 6,124 + 0,003 X1 + 0,238 X2 – 2,52 X3
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
β0 = Konstanta = 6,124
Nilai konstanta β0 sebesar 6,124 menunjukkan bahwa, apabila variabel return on assets (X1), debt to equity ratio (X2), dan resiko sistematik (X3) konstan maka harga saham (Y) pada perusahaan
tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 6,124.
β1 = Koefisien regresi untuk X1 = 0,003
Artinya bahwa setiap penambahan Return on Assets sebesar satu satuan dan jika variabel lainnya konstan, maka akan meningkatkan harga saham sebesar 0,003. Namun perlu diperhatikan bahwa secara statistik Return on Assets tidak signifikan, yang berarti sebetulnya return on asset tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan tesktil yang go public di Bursa Efek Indonesia
β2 = Koefisien regresi untuk X2 = 0,238
Artinya bahwa setiap penambahan debt to equity ratio sebesar satu satuan dan jika variabel lainnya konstan, maka akan meningkatkan harga saham sebesar 0,238. Namun perlu diperhatikan bahwa secara statistik debt to equity ratio tidak signifikan, yang berarti sebetulnya debt to equity ratio tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan tesktil yang go public di Bursa Efek Indonesia
β3 = Koefisien regresi untuk X3 = -2,52
Artinya bahwa setiap penambahan resiko sistematik sebesar satu satuan dan jika variabel lainnya konstan, maka akan menurunkan harga saham sebesar -2,52. Namun perlu diperhatikan bahwa secara
statistik resiko sistematik tidak signifikan, yang berarti sebetulnya resiko sistematik tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan tesktil yang go public di Bursa Efek Indonesia
4.8.2. Koefisien Determinasi (R Square)
Tabel 4.20 adalah nilai R Square yang diperoleh dari hasil analisis setelah dilakukan perbaikan data.
Tabel 4.20. Koefisien Determinasi
Model Summaryb .566a .320 .066 .8627775679 1.448 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson Predictors: (Constant), Resiko Sistemik~ (X3), ROA (X1), DER~ (X2) a.
Dependent Variable: Harga Saham~ (Y) b.
Sumber : Lampiran 12A
Dari tabel 4.20. dapat diketahui bahwa R Square yang diperoleh dari hasil analisis setelah dilakukan perbaikan data menunjukkan nilai R Square sebesar 0,320 yang berarti bahwa besarnya harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia mampu dijelaskan oleh variabel return on assets, debt to equity ratio, dan resiko sistematik sebesar 32%, sedangkan sisanya sebesar 68% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.
4.8.3. Hasil Pengujian Hipotesis 4.8.3.1. Hasil Uji f
Dari hasil uji f antara variabel Return On Asset (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Resiko Sistematik (X3) terhadap Harga Saham (Y) setelah dilakukan perbaikan data dapat dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21. Uji f ANOVAb 2.807 3 .936 1.257 .352a 5.955 8 .744 8.762 11 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Resiko Sistemik~ (X3), ROA (X1), DER~ (X2) a.
Dependent Variable: Harga Saham~ (Y) b.
Sumber: Lampiran 12A
Berdasarkan tabel uji f diperoleh hasil F hitung sebesar 1,257 dengan nilai signifikansi sebesar 0,352. Karena nilai signifikansi F hitung lebih dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Uji f dapat disimpulkan bahwa return on assets, debt to equity ratio dan resiko sistematik tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
4.8.3.2. Hasil Uji t
Pengaruh hipotesis dengan uji t setelah dilakukan perbaikan data dengan menstransformasi seluruh variabel independen maupun dependen dapat dilihat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22. Hasil Uji Parsial
Coefficientsa 6.124 .362 16.934 .000 .023 .095 .198 .246 .812 .087 .131 7.655 .238 .698 .298 .341 .742 .120 .111 8.975 -.252 .155 -.637 -1.629 .142 -.499 .555 1.802 (Constant) ROA (X1) DER~ (X2) Resiko Sistemik~ (X Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correl ations Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Harga Saham~ (Y) a.
Sumber: Lampiran 12B
Berdasarkan tabel 4.22. dapat dijelaskan hasil Uji t atau uji signifikansi parameter individual sebagai berikut:
1. Uji t antara variabel Return On Assets (X1) terhadap harga saham (Y) menghasilkan t hitung sebesar 0,246 dengan nilai signifikansi sebesar 0,812. Karena nilai signifikansi Uji t lebih dari tingkat signifikan 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
2. Uji t antara variabel Debt to Equity Ratio (X2) terhadap harga saham (Y) menghasilkan t hitung sebesar 0,341 dengan nilai signifikansi sebesar 0,741. Karena nilai signifikansi Uji t lebih dari
tingkat signifikan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
3. Uji t antara variabel Resiko Sistematik (X3) terhadap harga saham (Y) menghasilkan t hitung sebesar -1.629 dengan nilai signifikansi sebesar 0,142. Karena nilai signifikansi Uji t lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan negatif antara resiko sistematik terhadap harga saham. Nilai r parsial resiko sistematik sebesar -0,499 yang menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara resiko sistematik terhadap harga saham sebesar 49,9%.
Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t setelah dilakukan perbaikan data pada semua variabel yang digunakan dalam penelitian menunjukkan bahwa return on assets, debt to equity ratio dan resiko sistematik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia
Untuk hasil pengujian hipotesis ke dua setelah dilakukan perbaikan data pada semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tidak adanya variabel bebas yang berpengaruh terhadap harga saham, maka tidak ada variabel independen yang paling dominan yang mempengaruhi harga saham
4.9. Pembahasan