• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t )

Dalam dokumen Analisis Kesehatan Bank Umum di Indonesia (Halaman 99-105)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4. Pengujian Hipotesis

5.4.2. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t )

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dilakukan

menggunakan uji statistik t. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Pengujian terhadap Variabel CAR

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel CAR mempunyai probabilitas tingkat kesalahan 0.847 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. dan nilai t-hitung (0,196) < t-Tabel (2.093). Dengan demikian, maka H0 diterima hal ini berarti variabel CAR secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya Marlupi (2006) yang menyatakan bahwa CAR memiliki pengaruh yang signifikan terhada pertumbuhan laba. Permodalan yang cukup berkaitan dengan penyediaan modal sendiri diperlukan untuk menutupi resiko yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung resiko serta untuk membiayai penanaman dalam benda tetap dan inventaris. Semakin besar tingkat permodalan yang dimiliki menunjukkan tingkat resiko yang semakin kecil.

2. Pengujian terhadap Variabel NPL

Dari hasil pengolahan data SPSS diketahui bahwa variabel NPL mempunyai nilai t hitung (-0,275) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan NPL senilai 0.786 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian, maka Ho diterima hal ini berarti pada tahun 2004-2009 variabel NPL secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan postif terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini dikarenakan memburuknya kondisi perekonomian makro pasca-kenaikan harga BBM Oktober 2005, terjadi lonjakan NPL yang signifikan, terutama NPL untuk kredit investasi. Hal ini didorong oleh banyaknya debitur skala menengah ke atas yang

terpukul dengan kenaikan harga BBM dan segala implikasi ekonominya seperti melonjaknya inflasi dan merosotnya daya beli masyarakat. Sehinga pada peiode 2004-2009 ada faktor lain yang lebih mempengaruhi pertumbuhan laba dibandingkan dengan melihat dari sisi kredit macet. Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya, Prasetyo (2005) yang menyatakan bahwa NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.

3. Pengujian terhadap Variabel NPM

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel NPM mempunyai nilai t hitung (3,236) > t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan NPM adalah 0.004 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05. dengan demikian, H0 diterima hal ini berarti variabel NPM secara parsial mempunyai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini sejalan dengan Emmy Sulistiowati (2002) dan Dina Hastalona (2010) bahwa NPM bank yang bermasalah dengan bank yang tidak bermasalah memiliki perbedaan yang signifikan.

4. Pengujian terhadap Variabel ROA

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel ROA memiliki nilai t hitung (1,358) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan ROA adalah 0.190 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian maka H0 diterima hal ini berarti variabel ROA secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. ROA menunjukkan tingkat efisiensi yang mampu diciptakan perusahaan atas penggunaan sumber daya perusahaan (total aset) untuk menghasilkan laba. ROA menjadi faktor utama yang bisa menentukan tingkat

kesehatan bank disebabkan semakin besar rasio ini menunjukkan tingginya profitabilitas perusahaan. Profitabilitas berhubungan langsung dengan ketersediaan dana yang dimiliki oleh perusahaan, yang berasal dari laba setelah pajak. Ketersediaan dana yang cukup ini menyebabkan kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar, yang disebabkan perusahaan tidak mengalami kesulitan pendanaan, baik untuk modal kerja ataupun untuk kepentingan ekspansi.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Yunitia (2009) dan Dina (2010) dikarenakan objek penelitian sama tapi periode amatan berbeda sedangkan hasil ini sama dengan Febriyani dan Zulfadin (2003) yang dikarenakan objek penelitian dibedakan atas bank devisa dan non devisa.

5. Pengujian terhadap Variabel BOPO

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel BOPO memiliki nilai t hitung (0,367) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan BOPO adalah 0.717 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian maka H0 diterima hal ini berarti variabel BOPO secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyu Prasetyo (2006) dikarenakan perbedaan objek dan waktu amatan sedangkan hasil penelitian ini sejalan dengan Dina Hastalona (2010) dikarenakan objek yang sama.

6. Pengujian terhadap Variabel LDR

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel LDR memiliki nilai t hitung (0,802) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan LDR adalah 0.432 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian maka H0 diterima, hal ini

berarti variabel LDR secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dina Hastalona (2010) dikarenakan objek yang sama sedangkan berbeda dengan hasil penelitian Wahyu (2006) dan Widyasanti Criestia Murti (2005) dikarenakan perbedaan periode amatan.

7. Pengujian terhadap Variabel GWM

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel GWM memiliki nilai t hitung (0,440) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan GWM adalah 0.665 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian maka H0 diterima, hal ini berarti variabel GWM secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Widyasanti Criestia Murti (2005) dan Wahyu (2006) dikarenakan perbedaan periode amatan serta dengan Febriyani dan Zulfadin (2003) dikarenakan perbedaan objek amatan.

8. Pengujian terhadap Variabel RORA

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel RORA memiliki nilai t hitung (-1.109) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan RORA adalah 0.281 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian maka H0 diterima, hal ini berarti variabel RORA secara parsial tidak mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Emmy Sulistiowati (2002) dikarenakan objek amatan yang berbeda.

9. Pengujian terhadap Variabel CL/LTL

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel CL/LTL memiliki nilai t hitung (0.630) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan CL/LTL adalah 0.536 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian maka H0 diterima, hal ini berarti variabel CL/LTL secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.

10.Pengujian terhadap Variabel NIM

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel NIM memiliki nilai t hitung (-2,370) < t Tabel (2.093). Probabilitas tingkat kesalahan NIM adalah 0.029 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian maka H0 diterima, hal ini berarti variabel NIM secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Widyasanti Criestia Murti (2005) dan Wahyu (2006) dikarenakan perbedaan objek amatan.

Variabel NPM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba industri perbankan sedangkan RORA, ROA, CAR, NPL, ROA,LDR, GWM, NIM

dan CL/LTL tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba industri perbankan.

Dalam dokumen Analisis Kesehatan Bank Umum di Indonesia (Halaman 99-105)

Dokumen terkait