• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.2.3. Hasil Pengujian Persamaan Struktural Pendekatan PLS

5.2.3.3. Hasil Pengujian Hubungan Langsung (Direct)

0,266 p-value 0,663 0,073 (TS) p-value 0,000 (S) 0,96 (TS) 087 0,096p-value 0,426 (TS) 0,644 p-value 0,000 (S) 0,447 0,585 p-value p-value 0,000 (S) 0,000 (S) Keterangan : S = Signifikan TS = Tidak Signifikan Gambar 5.2

Hasil Uji Bootstrapping Pada Model Konseptual

Statistik uji yang digunakan adalah uji t. Penerapan metode resampling memungkinkan berlakunya data terdistribusi bebas (distribution free) tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar (direkomendasikan sampel minimum 30 sampai 100) (Ghozali, 2015 : 51). Signifikansi hubungan langsung antar variabel dapat diketahui dari hasil pengujian dengan metode bootstrapping yang ditampilkan pada Gambar 5.2. Dari hasil uji tersebut diatas kemudian digunakan untuk menganalisis hubungan langsung (direct) dan hubungan tidak langsung (indirect) serta pengaruh mediasi dari variabel-variabel yang digunakan dalam model penelitian ini. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

5.2.3.3. Hasil Pengujian Hubungan Langsung (Direct)

Selanjutnya pengujian struktural dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel secara langsung (direct). Evaluasi hubungan antar variabel secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien jalur dan P-Value untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antar variabel penelitian. Hasil pengujian hubungan antar variabel secara langsung ditunjukkan pada Tabel 5.22 berikut ini:

HPWS Resiliensi Organisasi Kepemimpin an Resilien Budaya Organisasi Kinerja Organisasi

Tabel 5.22

Hasil Pengujian Hubungan Langsung Variabel Penelitian

Hubungan Koefisien

Jalur t - Statistics P-Values Keterangan HPWS -> Resiliensi Organisasi 0.644 5.993 0.000 Signifikan HPWS -> Kinerja Organisasi 0.087 0.852 0.395 Tidak

Signifikan Resiliensi Organisasi -> Kinerja

Organisasi 0.096 0.797 0.426

Tidak Signifikan Resiliensi Organisasi ->

Kepemimpinan Resilien 0.663 6.575 0.000 Signifikan Resiliensi Organisasi -> Budaya

Organisasi 0.585 5.568 0.000

Signifikan Kepemimpinan Resilien -> Kinerja

Organisasi 0.266 1.798 0.073

Tidak Signifikan Budaya Organisasi -> Kinerja

Organisasi 0.447 3.566 0.000 Signifikan Sumber : Data Primer diolah, 2018

Interpretasi dari hasil pengujian hubungan antar variabel pada Tabel 5.22 dan yang tercantum dalam Gambar 5.2 tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). HPWS terhadap Resiliensi Organisasi mempunyai koefisien jalur yang positif dan searah sebesar 0,644. Hasil pengujian diperoleh nilai t-statistisk (t-hitung) sebesar 5,993, lebih besar daripada t-tabel 1,96. Hasil perolehan P-Value sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa HPWS berpengaruh signifikan terhadap Resiliensi Organisasi.

2). HPWS terhadap Kinerja Organisasi mempunyai koefisien jalur positif dan searah sebesar 0,852. Hasil pengujian diperoleh nilai t-statistik (t-hitung) sebesar 0,852 yang berarti lebih kecil daripada t-tabel 1,96. Hasil perolehan P-Value sebesar 0,395. Karena nilai t-hitung lebih kecil daripada nilai t-tabel, dan P-Value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan HPWS tidak berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi.

3). Resiliensi Organisasi terhadap Kinerja Organisasi mempunyai koefisien jalur sebesar 0,096. Hasil pengujian diperoleh nilai t-statistik (t-hitung) sebesar 0,797 yang berarti lebih kecil dari t-tabel 1,96, dan perolehan nilai P-Value sebesar 0,426 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan Resiliensi Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi.

4). Resiliensi Organisasi terhadap Kepemimpinan Resilien mempunyai koefisien jalur sebesar 0,663. Hasil pengujian diperoleh t-satistik (t-hitung) sebesar 6,575 yang berarti lebih besar dari t-tabel 1,96, dengan perolehan nilai P-Value sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan Resiliensi Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kepemimpinan Resilien.

5). Resiliensi Organisasi terhadap Budaya Organisasi mempunyai koefisien jalur sebesar 0,585. Hasil pengujian diperoleh t-statistik (t-hitung) sebesar 5.568 lebih besar daripada t-tabel sebesar 1,96, dengan perolehan nilai P-Value sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan Resiliensi Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Budaya Organisasi.

6). Kepemimpinan Resilien terhadap Kinerja Organisasi mempunyai koefisien jalur sebesar 0,266. Hasil pengujian diperoleh t-statistik (t-hitung) sebesar 1,798 < 1,96, dengan nilai P-Value sebesar 0,073 yang berarti lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan Kepemimpinan Resilien tidak berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi.

7). Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi mempunyai koefisien jalur sebesar 0,447. Hasil pengujian diperoleh nilai t-statistik (t-hitung) sebesar 3,566 yang berarti lebih besar dari nilai t-tabel 1,96, dengan perolehan nilai P-Value sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Organisasi. Berdasarkan hasil pengujian hubungan langsung antar variabel, diperoleh hasil empat hubungan langsung yang terbukti berpengaruh signifikan dan tiga hubungan langsung yang terbukti tidak berpengaruh (tidak signifikan).

5.2.3.4. Analisis Variabel Mediasi

Langkah selanjutnya dilakukan pengujian hubungan tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan peran mediasi. Model hipotesis dalam penelitian disertasi ini, terdapat 7 hubungan antar variabel yang disebut hubungan langsung (direct) dan 3 hubungan antar variabel yang terdapat peran mediasi (indirect). Ketiga hubungan tidak langsung tersebut adalah: 1) HPWS ke kinerja organisasi melalui resiliensi organisasi, 2) resiliensi organisasi ke kinerja organisasi melalui kepemimpinan resilien, dan 3) resiliensi organisasi ke kinerja organisasi melalui budaya organisasi.

Pengujian variabel mediasi atau hubungan tidak langsung yaitu variabel resiliensi organisasi, kepemimpinan resilien, dan budaya organisasi yang digunakan dalam studi ini adalah dengan menggunakan Sobel test online dengan hasil test seperti yang tercantum dalam Tabel 5.23 berikut:

Tabel 5.23

Hasil Analisis Variabel Mediasi

Hubungan t - Statistics P Values Keterangan

HPWS  Resiliensi Organisasi 

Kinerja Organisasi 0.787 0.431

Tidak Signifikan Resiliensi Organisasi 

Kepemimpinan Resilien  Kinerja Organisasi

1.733 0.083

Tidak Signifikan Resiliensi Organisasi  Budaya

Organisasi  Kinerja Organisasi 3.236 0.001

Signifikan

Sumber : Data Primer diolah, 2018

Pada Tabel 5.23 menunjukkan hasil analisis variabel mediasi antara HPWS terhadap kinerja organisasi yang dimediasi oleh resiliensi organisasi adalah tidak signifikan pada t-statistik sebesar 0,787 dan p-value sebesar 0,431 > 0,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh hubungan tidak langsung antara HPWS dengan kinerja organisasi yang dimediasi oleh resiliensi organisasi.

Sedangkan analisis variabel mediasi antara resiliensi organisasi terhadap kinerja organisasi yang dimediasi oleh kepemimpinan resilien diperoleh hasil yang juga tidak signifikan pada t-statistik sebesar 1,733 dan p-value sebesar 0,083 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh hubungan tidak langsung antara resiliensi dan kinerja organisasi yang dimediasi oleh kepemimpinan resilien. Selanjutnya, analisis variabel mediasi antara resiliensi terhadap kinerja organisasi yang dimediasi oleh budaya organisasi diperoleh hasil yang signifikan pada t-statistik sebesar 3,236 dan p-value sebesar 0,001 < 0,05. Hasil ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh hubungan tidak langsung antara resiliensi organisasi terhadap kinerja organisasi yang dimediasi oleh budaya organisasi. Berdasarkan hasil analisis variabel mediasi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hanya peran mediasi budaya organisasi yang memiliki pengaruh signifikan diantara hubungan resiliensi organisasi terhadap kinerja

organisasi. Sedangkan peran mediasi resiliensi organisasi dan kepemimpinan resilien tidak memiliki pengaruh.

Dokumen terkait