• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

Persemaian adalah suatu areal yang digunakan untuk menumbuhkan bibit baik dari benih maupun material vegetative lainnya melalui rangkaian proses yang teratur.

Produksi mini cutting EP 05 (Eucalyptus pellita) : 1. Pengisian Media

a. Tujuan

Pengisian media bertujuan untuk penanaman bibit. b. Alat dan bahan

Tabung, media, fungisida c. Prosedur kerja

1) bersihkan tabung kemudian isi tabung dengan media yang telah disiapkan

2) Tray dihentakkan supaya tidak ada kantong udara dalam tabung.

3) Bersihkan media yang keluar dari tabung

4) Masukkan media halus kedalam tabung sampai cukup padat. 5) Bersihkan sisa media yang keluar dari tabung dengan menyapunya.

6) Sterilisasi media dengan fungisida d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pengisian media di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini

dilakukan dengan jumlah 6 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 25-30 tray/hari.

e. Pembahasan

Pengisian media di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa media yang kurang padat (berongga).

2. Pemanenan shoot (tunas) a. Alat dan bahan

Wadah, air, gunting, shoot b. Prosedur kerja

1) Shoot di ambil dari dan atau yang dekat dengan batang utama pohon induk

2) Panjang shoot 7-10 cm, jumlah daun 2-3 pasang

3) Pilih shoot yang setengah berkayu pada bagian yang di potong

4) Shoot yang di panen di masukkan ke dalam wadah berisi air dalam posisi tegak.

c. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pemanenan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit.

d. Pembahasan

Kegiatan pemanenan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA dilakukan dengan mengambil shoot yang setengah

berkayu, sehingga kegiatan pemanenan ini merupakan kegiatan yang baik dan benar sehingga sesuai dengan SOP yang telah ada.

3. Penanganan Shoot (tunas) a. Tujuan

Penanganan shoot bertujuan (cutting) untuk mengurangi besarnya proses penguapan.

b. Alat dan bahan

Gunting, Shoot, fungisida c. Prosedur kerja

1) Potong Shoot 2-3 mm dibawah ruas daun. Daun bagian ruas tersebut dipotong dan disisakan tangkainya sepanjang ± 1mm.

2) Daun dipotong(tegak lurus tulang daun utama) seluas 2/3 permukaan daun, 1/3nya di tinggal.

3) Pangkal shoot di rendam dalam air, selanjutnya di celupkan dalam fungisida 0,2%.

d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanganan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit.

e. Pembahasan

Setelah ditinjau dari kegiatan penanganan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik. Karena, pemotongan daun yang dilakukan oleh para pekerja mengalami banyak keseragaman, selain itu penanganannya dilakukan sangat cepat sehingga jumlah yang dihasilkan juga sangat banyak.

4. Penanaman shoot (tunas) a. Tujuan

Untuk memperbanyak jumlah tanaman sehingga menghasilkan jumlah produksi kayu yang baik sehingga tumbuh dengan maksimal.

b. Alat dan Bahan

1) Hormon perangsang akar 2) Bibit tanaman

3) Media akar pakis c. Prosedur kerja

1) Buat lubang tanam di tengah media sedalam ± 2 cm. 2) Oleskan ujung batang dengan hormon perakaran (A0.5)

sedalam 0,5 cm, kemudian shoot di tanam dalam lubang tanam dalam posisi tegak

3) Media sekitar tanaman di padatkan dengan dua jari 4) Tulis identitas klon dan tanggal tanam pada tiap rak

d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 20-30 tray.

e. Pembahasan

Setelah ditinjau dari kegiatan penanaman shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan cukup baik, dikarenakan posisi penanaman tidak seluruhnya tegak lurus sehingga di perlukan adanya perbaikan dalam cara penanaman agar pertumbuhan akar menjadi kompak.

5. Perawatan Bibit a. Penyiraman

Penyiraman dalam Green House menggunakan misting (pengabutan)

Umur bibit 1-14 hari 15-30 hari ? 30 hari Frekuensi Setiap 5 - 10 menit Setiap 15-20 menit 3 – 4 kali sehari Lama penyiraman

5 - 7 detik 5-7 detik Media basah

Keterangan : Jika hujan atau media telah basah, maka penyiraman tidak dilakukan/ sesuai kebutuhan.

B. Penanaman (Plantation)

1. Tujuan :

Tujuan kegiatan ini yaitu untuk melakukan penanaman pada areal kosong, serta areal yang perlu pengayaan dan rehabilitasi untuk penyulaman.

2. Dasar teori

Penanaman adalah suatu kegiatan dilapangan yang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi transpotasi bibit, Persiapan tanaman lapangan, menanam, Pemeliharaan tananaman muda, dan perlindungan tanaman terhadap gangguan luar (kebakaran, hama, penyakit) ( Maurits s sipayung, 2010).

3. Alat dan Bahan : a. Parang b. Ajir tanaman c. Cangkul d. Gancu e. Tugal f. Container bibit g. Takaran pupuk h. Ember 4. Prosedur Kerja:

a. Siapkan bibit sesuai dengan kriteria bibit siap tanam (mengacu pada SOP Nursery).

b. Periksa bibit setiba dipetak tanam. Pisahkan bila ditemukan bibit yang tidak siap tanam (bibit yang rusak harus diafkir/di rijek, sedangkan yang perlu perawatan lanjutan harus dirawat terlebih dahulu sampai bibit di nyatakan siap tanam).

c. Bibit yang diterima pengawas jika tidak habis tertanam dalam satu hari, harus disimpan di bawah naungan dan di siram 2 kali sehari, bibit tersebut tidak boleh 3 hari di lapangan.

d. Jumlah tanaman per ha yang digunakan 1,667 batang. e. Penambahan kebutuhan bibit maksimal 10%

f. Pembuatan lubang tanam dilakukan secara manual dengan ukuran 30 cm (lebar atas) x 20 cm (lebar bawah) x 20cm (kedalaman).

g. Pisahkan lapisan tanah bagian atas (top soil) dengan lapisan di bawahnya (sub soil).

h. Semua tanah bekas galian lubang harus dikembalikan ke dalam semula. Top soil di masukkan terlebih dahulu di aduk dengan kompos, kemudian di susul dengan sub soilnya. Bila ada tanah yang berbentuk bongkahan maka hancurkan terlebih dahulu. i. Khusus untuk tanah padat jika tidak ada kompos maka bisa di

ganti dengan top soil (dengan jumlah yang sama dengan kompos) yang di ambil di daerah sekitarnya.

j. Pasang kembali ajirnya.

k. Buat lubang tanam dengan tugal setelah lubang setelah lubang tanam tertutup sempurna.

l. Bibit di tanam secara tegak lurus, leher akar yang tertanam ± 1 cm di bawah permukaan tanah,kemudian tanah di padatkan

m. Jika kondisi tanah kering (terutama pada musim kemarau yang panjang), Sebelum bibit di tanam di beri larutan hydro gel 200 – 250 ml/lubang dengan konsentrasi larutan hydro gel 4gr/1 liter air. n. Kumpulkan lubang atau polybag bekas yang sudah tidak

o. Pasang papan nama yang berisi informasi nomor petak, jenis tanaman, nomor seedlot atau klon dan tanggal penanaman.

5. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 5 hari dengan jumlah 10 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perhari berjumlah 4 petak.

6. Pembahasan

Setelah ditinjau dari kegiatan penanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik. Meskipun tidak semua lubang tanam di lakukan pencampuran kompos. Demikian juga untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai hasil optimal perlu diadakan pemeliharaan lanjutan diharapkan tanaman dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan kayu yang ada di perusahaan. Dengan pemeliharaan lanjutan, pada saat melakukan penanaman yang dilakukan sebelumnya bibit-bibit tanaman yang telah mati dan layu diganti dengan bibit tanaman yang baru dan yang masih sehat agar pertumbuhan tanaman yang baru dapat tumbuh dengan optimal.

C. Perencanaan (Planning survey)

1. Inventarisasi Tanaman a. Tujuan

Untuk mengetahui jumlah potensi kayu yang terkandung di dalam suatu areal hutan tertentu.

b. Dasar Teori

Inventarisasi adalah Suatu usaha untuk menggambarkan tentang jenis, jumlah dan kondisi barang. Untuk bidang kehutanan Inventarisasi hutan suatu usaha untuk menggambarkan kuantita serta kualita dari tegakan hutan serta beberapa karakteristik dari tempat tumbuhnya (Potensi, Kondisi tapak, dan lingkungan serta perubahaannya) ( Joni tanduk. M, 2006).

c. Alat dan bahan 1) Alat dan bahan

a) Peta Kerja b) Tally Sheet c) Vertex d) Compas Suunto e) Clinometer Suunto f) GPS g) Tape Meter (50 m) h) Stapler i) Pita Plastik j) Alat Tulis k) Parang d. Prosedur kerja a) Persiapan

b) Pembuatan titik ikat dan plot

(1) Pembuatan Titik Ikat di Lapangan (2) Penentuan titik ikat

(3) berdasarkan layout peta (koordinat) (4) Penandaan titik ikat

(5) Penamaan titik ikat (6) Pembuatan Plot c) Pengukuran

(1) Pengukuran tinggi (2) Pengukuran diameter d) Record data

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan Inventarisasi tanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama kurang lebih 3 jam, serta prestasi kerja yang diperoleh 1 petak.

f. Pembahasan

Inventarisasi tanaman dilakukan untuk mengetahui tinggi, diameter. Pada kegiatan ini pengukuran sudah dilakukan dengan baik akan tetapi pada kegiatan ini masi ada terdapat beberapa peralatan yang rusak sehingga perlu dilakukan perbaikan alat.

D. Penebangan (Harvesting)

1. Penebangan (Acacia mangium) a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil dan keuntungan perusahaan berupa kayu dalam bentuk chip dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas mutu yang memenuhi persyaratan industry pulp.

b. Dasar teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan dengan umur yang telah ditentukan (Mustaqim,

2006).

c. Alat dan bahan

1) Chain shaw dan perlengkapannya 2) Parang

3) Meteran

4) Tenaga kerja manusia d. Prosedur kerja

Untuk pohon dengan diameter 20 cm atau lebih penebangan dimulai dengan membuat arah rebah dan taktik rebah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1) Membuat arah rebah pohon yang tepat yaitu arah rebah ditujukan pada tempat yang seminimal mungkin merusak pohon dan searah jalan sarad menuju TPN yang telah ditentukan.

2) Penebangan dimulai dari arah luar ke dalam untuk mempermudah penyaradan

3) Melakukan pembersihan pohon yang akan ditebang

4) Taktik rebah dapat dibuat serendah mungkin sehingga tunggul hampir rata tanah

5) Tinggi tunggul serendah mungkin dan disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

6) Kesalahan tebang tidak dapat diperbaiki (dikembalikan pada posisi semula), untuk itu penebangan harus mengikuti teknik penebangan yang benar

7) Pekerjaan penebangan yang diulang 2 kali atau “ servis ulang” tidak dibenarkan

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari operator penebangan mampu menebang pohon sekitar 10 ton/hari.

f. Pembahasan

Di PT. Surya Hutani Jaya melakukan penebangan berdasarkan umur pohon yang berkisar 5-6 tahun karena berdasarkan SOP yang ditentukan.

2. Penyaradan a. Tujuan

Tujuan penyaradan adalah mengeluarkan kayu dari dalam hutan menuju ketempat pengumpulan kayu (Tpn) selanjutnya dikirim ketempat penumpukan kayu (Tpk).

b. Dasar Teori

Penyaradan adalah melaksanakan penarikan kayu yang berada dalam blok tebang.

c. Alat dan bahan 1) Excavator 2) Log

d. Prosedur kerja

1) Penyaradan dengan menggunakan system mekanis (Excavator)

2) Penyusunan kayu hasil penebangan menjadi tumpukan atau dinamakan staple

3) Tumpukan staple kemudian ditarik dengan menggunakan Excavator menuju ke penumpukan sementara, dan arah kayu saat ditarik harus melintang agar kayu tidak berhamburan 4) Kayu ditumpuk atau disusun rapi agar mudah pada waktu

kegiatan penaikan kayu ke truk untuk diangkut e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari operator penyaradan mampu menyarad sekitar 50-62,5 ton/jam.

f. Pembahasan

Kegiatan penyaradan sudah dilakukan dengan baik, hanya saja alat berupa excavator yang disediakan sangat terbatas sehingga jumlah yang kayu yang disarad relatif sedikit.

3. Pengangkutan a. Tujuan

Tujuan pengangkutan kayu adalah agar kayu dapat sampai di tujuan pada waktu yang tepat secara kontinyu dengan biaya yang minimal dan tidak merusak lingkungan

b. Dasar Teori

Pengangkutan kayu di bidang kehutanan adalah pengangkutan kayu dari tempat penebangan sampai tempat tujuan akhir seperti

pabrik pengelolaan kayu, dan tempat penimbunan kayu/TPK.

(http://repository.ipb.ac.id/handle)

c. Alat dan bahan 1) Truk 2) Bon trip 3) Meteran

4) Perlengkapan Bundling d. Prosedur kerja

1) Kayu dinaikkan ke atas truk dan dibuatkan bon trip.

2) Kayu diangkut atau dibawa ke log yard atau penumpukan akhir

3) Kayu diukur ketika masih berada diatas truk untuk memastikan kebenaran panjang kayu, diameter kayu, tinggi tumpukan untuk mengetahui jumlah kubikasinya.

4) Kayu dibongkar atau diturunkan dari atas truk dengan dan kayu disusun rapi

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil kegiatan yang dicapai dalam pelaksanaan pengangkutan yang dilakukan di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 1 hari menghasilkan prestasi kerja sebanyak 6-7 ton sekali angkut.

f. Pembahasan

Pengangkutan dilakukan secara manual dan mekanis. Pengangkutan yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dimana kayu diangkat satu per

satu ke atas truk secara bersama-sama. Sedangkan pengangkutan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan excavator dimana kayu diangkat dalam jumlah yang lebih banyak ke atas truk secara bersama-sama. Pengangkutan dilakukan diareal tebangan sampai log pond.

g. Proses produksi chip PT. SBSA

1. Tujuan

Untuk memproduksi kayu untuk di jadikan chip. 2. Dasar teori

Chip adalah bahan yang digunakan sebagai produksi kertas. 3. Alat dan Bahan:

a. Weight bridge b. Drum barker

c. Washing mechanical roller d. Chipper

4. Prosedur Kerja

a. Kayu di bawah dari HTI/alam selanjutnya di timbang di weight bridge dan di tumpuk dulu di log yard

b. Kayu tersebut kembali di timbang dan di bawah ke log infeed untuk diproses menjadi chip

c. Kayu dari log infeed harus di transfer melewati drum barker,yaitu quipment yang berfungsi sebagai proses debarking / pengupasan kulit kayu

d. Log yang sudah melewati proses pengupasan kemudian di transfer ke washing mechanical roller untuk pembersihan log

menghilangkan pasir, tanah, kotoran, dan kulit yang masih melekat, selanjutnya di teruskan ke chipper untuk di jadikan chip. 5. Hasil yang dicapai

Berdasarkan kegiatan Produksi Chip yang di lakukan di PT. SBSA selama 1 hari, menghasilkan prestasi kerja 300m3/jam.

6. Pembahasan

Kegiatan produksi chip yang dilakukan di PT. SBSA sudah baik, sehingga menghasilkan produksi chip yang berkualitas dan bermutu tinggi.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan PKL di PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 yang dilaksanakan kurang lebih 1 bulan dengan tahapan kegiatan HTI meliputi kegiatan perencanaan, persemaian, penanaman, pemanenan dan proses produksi Chip.

2. Dalam kegiatan persemaian di PT. SHJ khususnya produksi mini cutting terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi : pengisian media, pemanenan tunas, Penanganan tunas, penanaman tunas, dan perawatan bibit.

3. Dalam kegiatan penanaman tidak semua areal dilakukan pencampuran kompos kedalam lubang tanam sehingga harus sesuaikan dengan kondisi dilapangan.

4. Pada saat melakukan kegiatan pemanenan, kayu dipotong sepanjang 4m, sedangkan untuk ranting dan unjung yang memenuhi kualitas chipwood (diameter = 6 cm) tetap dimanfaatkan.

B. Saran

1. Perlu adanya pengawasan terhadap pekerja terutama dalam kegiatan di persemaian sehingga bibit yang dihasilkan lebih banyak dan menghasilkan kualitas yang baik

2. Pada saat kegiatan penebangan pembuatan takik rebah maupun takik balas sebaiknya sesuai ketentuan yang ada, pada saat penebangan harus menggunakan alat keselamatan kerja (safety).

3. Pada saat melakukan penyulaman sebaiknya diberi tanda ajir yang berbeda dengan bibit yang tidak akan di sulam.

4. Mengadakan penambahan unit kendaraan agar memperlancar kegiatan dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim, 2006. Laporan Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT.

Sumalindo Lestari Jaya II, Site Long Bagun. Kab Kutai Barat. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda.

Tanduk M. 2006. Laporan pelaksanaan kegiatan PKL di PT. Inhutani II Sub.

Unit Tanah Grogot. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Sipayung. 2010. Pedoman Penanaman di Hutan Tanaman Industri. Viva region

Gambar Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Dokumen terkait