• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh

NI PUTU SULISTIA ANJELINA

NIM. 080 500 045

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2011

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapang ini. Laporan praktek kerja lapang ini dapat tersusun karena adanya bantuan dari berbagai pihak dan kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Asmil Nainggolan, selaku Manager PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku ketua Jurusan Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Ibu Elisa Herawati S. Hut, MP selaku Dosen pembimbing Praktek Kerja Lapang, yang telah membimbing penulis dari persiapan sampai penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang.

5. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP dan Ibu Erna Rositah S. Hut, MP selaku Dosen penguji Praktek Kerja Lapang.

6. Rekan-rekan yang tergabung dalam team PKL di PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SUBULU Site 32.

7. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi jurusan Pengelolaan Hutan. 8. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan baik

moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap kiranya laporan ini dapat berguna bagi semua pihak.

Ni Putu Sulistia Anjelina

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN…..……….

i

KATA PENGANTAR

…...………. ii

DAFTAR ISI

………... iii

DAFTAR TABEL

……….... iv

DAFTAR GAMBAR

…...…..……….……….... v

I. PENDAHULUAN

………...………. 1

A. Latar Belakang……….. 1

B. Tujuan………... 2

C. Hasil yang Diharapkan……… 2

II. KEADAAN UMUM HTI PT. SURYA HUTANI JAYA

…... 4

A. Tinjauan Umum Perusahaan……….. 4

B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri……… 12

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL………... 15

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

..……… 16

A. Persemaian……….. 16

B. Plantation………... 20

C. Planning Survey……… 23

D. Harvesting………. 25

E. Proses Produksi chip PT. SBSA……… 30

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

…..………..………. 32

A. Kesimpulan……….. 32

B. Saran………. 32

DAFTAR PUSTAKA

..………..

(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan HTI dan Tata Waktu …….. 14 2. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang Di PT. SURYA HUTANI JAYA

Distric Sebulu Site 32 ………... 15 3. Frekuensi Penyiraman ……… 20

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Struktur OrganisasI PT. HUTANI JAYA

2. Peta Kerja Phasing Penanaman Buget 2011 PT. SURYA HUTANI JAYA Distrik Sebulu

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kebutuhan kayu dewasa ini semakin meningkat. Baik kayu pertukangan maupun sebagai bahan baku industri. Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan bertambahnya penduduk. Peningkatan ini harus di imbangi dengan tersedianya produksi kayu yang mencukupi dengan tetap memperhatikan sisi kelestarian alam. Salah satu alternatif dalam pengusahaan hutan yang tetap mempunyai nilai ekonomis tinggi, lebih bersahabat dengan lingkungan dan untuk mengimbangi laju pertumbuhan industri berbahan baku kayu sehingga tersediaan sepanjang waktu adalah dengan mengembangkan hutan tanaman industri (HTI).

Pembangunan HTI merupakan salah satu program yang diprioritaskan dalam membangun kehutanan di Indonesia untuk meningkatkan potensi kawasan hutan produksi yang diusahakan. Tujuan utama dari pembangunan HTI adalah menyediakan bahan baku bagi industri perkayuan secara mantap dan berkesinambungan. Meningkatkan produktifitas lahan, kualitas lingkungan dan memperluas lapangan kerja.

Pembangunan HTI di samping merupakan upaya untuk meningkatkan potensi hutan dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku hasil hutan yang semakin meningkat, juga merupakan upaya rehabilitasi nilai hutan dari tidak produktif menjadi produktif, dan mengupayakan perluasan areal produksi hutan tanaman untuk mendukung rencana pembangunan industri.

(6)

B. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang (PKL) bertujuan antara lain : 1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta

pemahaman para mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan secara umum dan juga meningkatkan keterampilan fisik dibidangnya masing-masing agar mahasiswa mempunyai cukup bekal pengalaman di lapangan untuk bekerja dikemudian hari.

2. Mendidik mahasiswa agar lebih kritis dan tanggap terhadap perbedaan yang dijumpai di lapangan dengan membandingkan apa yang didapat di bangku kuliah.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk medapatkan dan memantapkan keterampilan serta pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan diri.

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL ini adalah :

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama praktek di lapangan.

2. Mahasiswa diharapkan dapat memadukan antara kegiatan dibangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

3. Mahasiswa mampu mengambil pengalaman sesuai dengan teori yang didapat atau yang dipraktekkan sewaktu melaksanakan kegiatan di lapangan.

4. Mampu berfikir dengan menggunakan daya nalarnya dengan cara memberi komentar terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dalam bentuk laporan yang telah dibukukan.

(7)

II. KEADAAN UMUM HTI PT. SURYA HUTANI JAYA

A. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

1. Identitas Perusahaan

a. Nama Perusahaan : PT. Surya Hutani Jaya b. Alamat kantor

a. Operasional : Base- camp 32, kec. Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara, Prop. Kalimantan Timur.

b. Pusat : Jln. Camar No. 95 RT. 55, Kel. Pelita Samarinda, Kaltim Telp. (0541) 739260, 739270, 739285, 739287 Fax. (0541) 733838

c. Alamat Koresponden : Plasa BII Menara II Lt.19 J.l Tamrin Kav 51 Jakarta Pusat Telp. (021) 39834473 Fax . (021) 39834798

d. Kepemilikan saham : PT. Borneo manggala Utama (60%) + Inhutani (40%)

e. Lokasi Konsesi : Kec. Sebulu & Muara Kaman

(Kab.Kutai kartanegara) dan Kec. Muara Bengkal (kab. Kutai timur) Prop. Kaltim

f. Izin Perusahaan : SK Menhut No. 156/Kpts-II/1996 Tanggal 8 April 1996 dengan Luas Areal 183.300 Ha

(8)

2. Letak Areal Kerja

a. Secara geografis terletak pada koordinat bumi 116067’ – 117014’ BT dan 00032’ – 00017’ LS

b. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan termasuk dalam Kecamatan Sebulu, Muara Kaman (Kabupaten Kutai Kartanegara) dan Kecamatan Muara Bengkal (Kabupaten Kutai Timur) Propinsi Kalimantan Timur

c. Berdasarkan administrasi kehutanan termasuk dalam wilayah kerja BKPH (bagian kesatuan pemangkuan hutan) Muara Wahau, Cabang Dinas Kehutanan/KPH Mahakam Tengah, Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur

d. Batas – batas lokasi IUPHHK-HT PT. Surya Hutani Jaya adalah : Blok A :

1) Sebelah Utara : HPH PT. Kiani Lestari dan Taman Nasional Kutai

2) Sebelah Timur :Taman Nasional Kutai, IUPHHK-HT Sumalindo Lestari Jaya, Pertambangan PT. Indominco

3) Sebelah Selatan : APL / Lahan Masyarakat 4) Sebelah Barat : APL / Lahan Masyarakat

5) Sebelah Dalam : APL / Perkebunan Kelapa Sawit PT. Anugerah Urea Sakti

Blok B :

1) Sebelah Utara : APL / Lahan Masyarakat 2) Sebelah Timur : APL / Lahan Masyarakat

(9)

3) Sebelah Selatan : APL / Lahan Masyarakat 4) Sebelah Barat : APL / Lahan Masyarakat

3. Kondisi Fisik Lahan

a. Kondisi lahan : Dominan kering. b. Tinggi dari muka laut : 50-500 m dpl.

c. Topografi : Datar (52%), Agak curam (44%), Curam (04%). d. Jenis tanah : Ultisol, Inceptisol, Hemist,

Spodosol.

e. Geologi : Formasi Pamaluan,Aluvium, Wahau, Pulau Balang, dan Bebuluh.

f. Tipe iklim A(Schmidt-Ferguson) : sangat basah dengan CH 1.820 mm/th (Tertinggi Desember & terendah Agustus).

g. DAS & Sub DAS : DAS Mahakam (Sub DAS Telen, Sub DAS Kedang Rantau, Sub DAS Teratak, Sub DAS Busung) & DAS Santan.

(10)

4. Tata Ruang

a. Luas pasca tata batas & Pengukuran GIS : 157.070 ha 1) Kawasan lindung : 21.718 ha

2) Sarana Prasarana : 3.324 ha 3) Tanaman Pokok : 107.483 ha 4) Tanaman Unggulan : 17.017 ha 5) Tanaman kehidupan : 7.528 ha b. Tata ruang kawasan Lindung (Fungsi)

1) Sempadan sungai : 36,6% 2) Sekitar mata air : 0,1% 3) Lereng curam : 1,6%

4) KPPN : 7,3%

5) KPPS/koridor satwa : 39.4% 6) Buffer Zone TNK : 15,0%

5. Diskripsi Kegiatan HTI PT. SURYA HUTANI JAYA

1. Perencanaan

a. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri Untuk Jangka Waktu 10 (sepuluh) Tahun Periode Tahun 2009 – 2018 No. SK.215/VI-BPHT/2009 Tanggal 15 September 2009 oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Direktur Bina Pengembangan Hutan Tanaman atas nama Menteri Kehutanan dengan hasil pengukuran deliniasi menggunakan sistem GIS adalah ± 157.070 Ha

(11)

b. Rencana Kerja Tahunan PT SHJ Tahun 2010 No. 6886/Kpts/DK-V/2009 Tanggal 28 Desember 2009 oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur.

2. Penerapan Sistem Silvikultur

Sesuai dengan Ijin Usaha yang dimiliki oleh PT SHJ maka sistem silvikultur yang diterapkan dalam pengelolaan hutan tanaman adalah ”Tebang Habis Permudaaan Buatan (THPB)”. Melalui berbagai penelitian baik yang dilakukan secara internal PT SHJ dan skala Group (Sinarmas Forestry) serta berdasarkan hasil penelitian pihak eksternal, maka sistem silvikultur yang diterapkan terus dikembangkan melalui prinsip sistem silvikultur intensif untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang dikelola.

a. Pembibitan

Produksi bibit PT SHJ difokuskan pada 1 lokasi yaitu di areal Persemaian 32 yang sudah dibangun dengan fasilitas memadai. Media bibit yang bisa digunakan adalah tanah, akar pakis, arang sekam, atau serabut kelapa. Saat ini pemakaian media yang paling banyak adalah akar pakis yang mana pengambilan akar pakis tersebut dilakukan di dalam areal konsesi PT SHJ sendiri oleh kontraktor media di nursery.

Bibit yang dihasilkan terdiri dari Acacia mangium, Eucaliptus pellita clon, dan Acacia cracicarpa.

b. Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan di areal kering sangat tergantung pada kondisi vegetasi, kelerengan, dan fisik tanah. Persiapan lahan yang tepat akan

(12)

menghasilkan daya dukung lahan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pada umumnya penyiapan lahan dilakukan pada lahan kosong yang termasuk dalam areal bekas tebangan. Berdasarkan kondisi vegetasi pada areal PT SHJ dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu Ex. Belukar Berat, Ex. Belukar Ringan dan Ex. HTI. Penyiapan lahan dilakukan dengan 2 cara, yaitu mekanis dan manual. Penyiapan lahan secara mekanis dengan menggunakan excavator dan atau bulldozer dan dikerjakan pada ketiga tipe vegetasi, sedangkan untuk penyiapan lahan secara manual dengan menggunakan sistem tebas dengan menggunakan alat berupa parang dan dikerjakan pada area Ex. Belukar ringan.

Proses penyiapan lahan menggunakan metode yang tepat guna dengan metode “Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)” dan “Low Soil

Compaction” sehingga meminimalisasi hilangnya top soil akibat aktifitas

alat berat serta terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

c. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 3 x 2 m, dimana dalam 1 Ha areal siap tanam membutuhkan 1.667 bibit siap tanam (BST). Setiap tanaman yang akan ditanam dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 30 x 20 x 20 cm (lebar atas x lebar bawah x kedalaman) dan kemudian semua tanah yang dikeluarkan dikembalikan ke lubang semula dengan campuran kompos dan CIRP, kemudian dipasang ajir.

Lubang tanam untuk BST dibuat dengan tugal pada lubang tanah yang sudah dibuat dan tertutup sempurna seperti keterangan diatas dan

(13)

kemudian bibit baru ditanam tegak lurus pada bekas tugal dan dipadatkan.

d. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan dilakukan agar tanaman yang baru ditanam dapat mampu tumbuh menjadi tegakan siap tebang dengan kerapatan dan tingkat pertumbuhan yang optimal. Kegiatan pemeliharaan termasuk dalam pemupukan lanjutan, pengendalian gulma-gulma pengganggu baik itu secara manual maupun kimiawi. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan 3 cara tergantung kondisi gulma yang ada di lapangan, yaitu buka piringan, babat, dan pencabutan gulma. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan metode penyemprotan, dimana dilakukan ketika ketinggian gulma dominan.

e. Penebangan

Penebangan dimulai dari perencanaan operasional (micro planning) yang menentukan pembagian wilayah tebang (felling coupe) dan jalur tebang (felling strip), dimana batas wilayah tebang dapat berupa batas petak, batas jalan, lembah, sungai atau batas alam lainnya dengan tujuan memudahkan identifikasi dan pengontrolan oleh pengawas di lapangan. Selain itu perencanaan operasional juga menentukan arah jalan sarad dengan mengutamakan penggunaan jalan sarad lama yang masih layak untuk digunakan serta penentuan pola sarad yang akan diterapkan.

3. Perlindungan Hutan

Kegiatan perlindungan hutan dimaksudkan untuk mencegah dan mengendalikan segala bentuk aktivitas yang potensial menimbulkan

(14)

gangguan terhadap keberadaan dan keutuhan wilayah hutan, hutan tanaman dan ekosistemnya. Ruang lingkup kegiatan perlindungan hutan yang dilakukan meliputi :

a. Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan b. Perlindungan terhadap hama dan penyakit tanaman

c. Patroli kawasan lindung dan kawasan lainnya.

Gangguan hutan yang berpotensi menimbulkan kerugian besar adalah kebakaran hutan. Faktor penyebab utama yang paling besar adalah aktivitas manusia dalam pembukaan lahan dan kelalaian pengguna jalan dalam membuang puntung rokok di sekitar areal tanaman. Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tersebut ditangani oleh Manajemen Kebakaran Hutan PT. Surya Hutani Jaya yang merupakan bagian tugas dari Fire & Safety Section, Forest Protection

Departement. Bentuk antisipasi dini terhadap kejadian kebakaran hutan

dan lahan, Fire & Safety PT SHJ telah membentuk Team Inti Pemadaman Kebakaran Hutan, Team Cadangan dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Team inti berasal dari anggota team fire & safety, dan team cadangan berasal dari karyawan perusahaan yang berada di distrik dimana dilakukan pelatihan khusus penanganan kebakaran hutan. Sedangkan masyarakat Peduli Api (MPA) merupakan regu yang dibentuk atas kerjasama antara fire & safety perusahaan dengan masyarakat sekitar bila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(15)

B. TINJAUAN UMUM HUTAN TANAMAN INDUSTRI

Hutan tanaman industri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan asas kelestarian, asas manfaat dan asas perusahaan dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan system silvikultur intensif untuk memenuhi bahan baku industri hasil hutan. Unit HTI adalah satu kesatuan perusahaan hutan tanaman di dalam kawasan hutan produksi.

Ciri-ciri pokok HTI adalah :

1. Sistem silvikultur yang diterapkan adalah tebang habis di ikuti dengan penanaman kembali.

2. Komposisi jenisnya seragam

3. Potensi produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas yang dicapai dengan penerapan system silvikultur intensif

4. Pengusahaan HTI adalah pengusahaan hutan dalam suatu kawasan hutan yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil hutan, pengolahan sampai pemasarannya. Adapun Areal dan Lokasi HTI adalah :

1. Kawasan hutan produksi tetap atau kawasan hutan lainnya yang dapat ditetapkan menjadi hutan produksi tetap.

2. Lahan kosong, padang alang-alang, semak belukar.

3. Hutan produksi yang masih produktif hanya dapat diperuntukkan menjadi areal HTI apabila seluruh hasil penebangannya dimanfaatkan untuk bahan baku industri pulp.

Maksud pembangunan HTI adalah untuk meningkatkan produktifitas lahan hutan produksi tetap pada areal hutan produksi yang tidak atau

(16)

kurang produktif. Sedangkan tujuan HTI secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Menunjang pertumbuhan industri perkayuan dengan penyediaan bahan baku yang diperlukan secara berkelanjutan.

2. Meningkatkan potensi kawasan hutan produksi utama yang kurang atau tidak produktif.

Sasaran sistem HTI adalah pada kawasan hutan produksi tetap yang tidak produktif atau kawasan lain yang tidak ditetapkan menjadi hutan produksi tetap, terutama pada lahan kosong, pada alang-alang, dan semak belukar.

Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dalam pelaksanaan HTI maka diterapkan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :

(17)

Tabel I. Tahapan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu

No Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Perencanaan : a) Penetapan areal

b) Pembagian lahan menurut unit lahan c) Penilaian kesesuaian lahan

d) Penataan areal e) Pembukaan wilayah

f) Pembentukan organisasi dan pengadaan tenaga

Persiapan

a) Pengadaan benih b) Pengadaan bibit Penanaman

a) Persiapan dan penanaman b) Pengangkutan bibit c) Waktu penanaman Pemeliharaan : a) Pemupukan Pupuk dasar Pupuk lanjutan b) Penyulaman c) Pendangiran d) Penyiangan e) Singling f) Pemangkasan cabang g) Penjarangan Perlindungan Hutan

a) Pengendalian hama penyakit b) Pengendalian kebakaran c) Pengamanan Hutan

Pembinaan masyarakat di sekitar hutan Penelitian dan diklat

Evaluasi dan monitoring

Ep-1 s/d Ep-2 Ep-2 Ep-1 Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep- Ep-

Ep+1/4 dan Ep+1/2 Ep+Pm Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+Pm Ep+Pm Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya

Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus

(18)

C. LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. SURYA HUTANI JAYA yang dimulai pada tanggal 14 maret 2011 sampai dengan 12 April 2011 dengan perincian waktu masing-masing dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32.

No Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Lokasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9. 10 Pembukaan Research&Develoment Dept. Fire & Safety

Nursery

Planning Management Dept Plantation

Harvesting

Sarana bina semesta alam Administrasi Presentasi PKL 14 Maret 2011 15 Maret 2011 16 Maret 2011 17-19 Maret 2011 21-25 Maret 2011 28 - 1 April 2011 4 - 7 April 2011 8 April 2011 11 April 2011 12 April 2011 Site 32 Site 32 Site 32 Site 32 Terata Petak 79 Terata PT. SBSA Site 32 Site 32

(19)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Persemaian (Nursery)

Persemaian adalah suatu areal yang digunakan untuk menumbuhkan bibit baik dari benih maupun material vegetative lainnya melalui rangkaian proses yang teratur.

Produksi mini cutting EP 05 (Eucalyptus pellita) : 1. Pengisian Media

a. Tujuan

Pengisian media bertujuan untuk penanaman bibit. b. Alat dan bahan

Tabung, media, fungisida c. Prosedur kerja

1) bersihkan tabung kemudian isi tabung dengan media yang telah disiapkan

2) Tray dihentakkan supaya tidak ada kantong udara dalam tabung.

3) Bersihkan media yang keluar dari tabung

4) Masukkan media halus kedalam tabung sampai cukup padat. 5) Bersihkan sisa media yang keluar dari tabung dengan menyapunya.

6) Sterilisasi media dengan fungisida d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pengisian media di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini

(20)

dilakukan dengan jumlah 6 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 25-30 tray/hari.

e. Pembahasan

Pengisian media di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa media yang kurang padat (berongga).

2. Pemanenan shoot (tunas) a. Alat dan bahan

Wadah, air, gunting, shoot b. Prosedur kerja

1) Shoot di ambil dari dan atau yang dekat dengan batang utama pohon induk

2) Panjang shoot 7-10 cm, jumlah daun 2-3 pasang

3) Pilih shoot yang setengah berkayu pada bagian yang di potong

4) Shoot yang di panen di masukkan ke dalam wadah berisi air dalam posisi tegak.

c. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pemanenan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit.

d. Pembahasan

Kegiatan pemanenan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA dilakukan dengan mengambil shoot yang setengah

(21)

berkayu, sehingga kegiatan pemanenan ini merupakan kegiatan yang baik dan benar sehingga sesuai dengan SOP yang telah ada.

3. Penanganan Shoot (tunas) a. Tujuan

Penanganan shoot bertujuan (cutting) untuk mengurangi besarnya proses penguapan.

b. Alat dan bahan

Gunting, Shoot, fungisida c. Prosedur kerja

1) Potong Shoot 2-3 mm dibawah ruas daun. Daun bagian ruas tersebut dipotong dan disisakan tangkainya sepanjang ± 1mm.

2) Daun dipotong(tegak lurus tulang daun utama) seluas 2/3 permukaan daun, 1/3nya di tinggal.

3) Pangkal shoot di rendam dalam air, selanjutnya di celupkan dalam fungisida 0,2%.

d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanganan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit.

(22)

e. Pembahasan

Setelah ditinjau dari kegiatan penanganan shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik. Karena, pemotongan daun yang dilakukan oleh para pekerja mengalami banyak keseragaman, selain itu penanganannya dilakukan sangat cepat sehingga jumlah yang dihasilkan juga sangat banyak.

4. Penanaman shoot (tunas) a. Tujuan

Untuk memperbanyak jumlah tanaman sehingga menghasilkan jumlah produksi kayu yang baik sehingga tumbuh dengan maksimal.

b. Alat dan Bahan

1) Hormon perangsang akar 2) Bibit tanaman

3) Media akar pakis c. Prosedur kerja

1) Buat lubang tanam di tengah media sedalam ± 2 cm. 2) Oleskan ujung batang dengan hormon perakaran (A0.5)

sedalam 0,5 cm, kemudian shoot di tanam dalam lubang tanam dalam posisi tegak

3) Media sekitar tanaman di padatkan dengan dua jari 4) Tulis identitas klon dan tanggal tanam pada tiap rak

(23)

d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 20-30 tray.

e. Pembahasan

Setelah ditinjau dari kegiatan penanaman shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan cukup baik, dikarenakan posisi penanaman tidak seluruhnya tegak lurus sehingga di perlukan adanya perbaikan dalam cara penanaman agar pertumbuhan akar menjadi kompak.

5. Perawatan Bibit a. Penyiraman

Penyiraman dalam Green House menggunakan misting (pengabutan)

Umur bibit 1-14 hari 15-30 hari ? 30 hari Frekuensi Setiap 5 - 10 menit Setiap 15-20 menit 3 – 4 kali sehari Lama penyiraman

5 - 7 detik 5-7 detik Media basah

Keterangan : Jika hujan atau media telah basah, maka penyiraman tidak dilakukan/ sesuai kebutuhan.

B. Penanaman (Plantation)

1. Tujuan :

Tujuan kegiatan ini yaitu untuk melakukan penanaman pada areal kosong, serta areal yang perlu pengayaan dan rehabilitasi untuk penyulaman.

(24)

2. Dasar teori

Penanaman adalah suatu kegiatan dilapangan yang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi transpotasi bibit, Persiapan tanaman lapangan, menanam, Pemeliharaan tananaman muda, dan perlindungan tanaman terhadap gangguan luar (kebakaran, hama, penyakit) ( Maurits s sipayung, 2010).

3. Alat dan Bahan : a. Parang b. Ajir tanaman c. Cangkul d. Gancu e. Tugal f. Container bibit g. Takaran pupuk h. Ember 4. Prosedur Kerja:

a. Siapkan bibit sesuai dengan kriteria bibit siap tanam (mengacu pada SOP Nursery).

b. Periksa bibit setiba dipetak tanam. Pisahkan bila ditemukan bibit yang tidak siap tanam (bibit yang rusak harus diafkir/di rijek, sedangkan yang perlu perawatan lanjutan harus dirawat terlebih dahulu sampai bibit di nyatakan siap tanam).

c. Bibit yang diterima pengawas jika tidak habis tertanam dalam satu hari, harus disimpan di bawah naungan dan di siram 2 kali sehari, bibit tersebut tidak boleh 3 hari di lapangan.

(25)

d. Jumlah tanaman per ha yang digunakan 1,667 batang. e. Penambahan kebutuhan bibit maksimal 10%

f. Pembuatan lubang tanam dilakukan secara manual dengan ukuran 30 cm (lebar atas) x 20 cm (lebar bawah) x 20cm (kedalaman).

g. Pisahkan lapisan tanah bagian atas (top soil) dengan lapisan di bawahnya (sub soil).

h. Semua tanah bekas galian lubang harus dikembalikan ke dalam semula. Top soil di masukkan terlebih dahulu di aduk dengan kompos, kemudian di susul dengan sub soilnya. Bila ada tanah yang berbentuk bongkahan maka hancurkan terlebih dahulu. i. Khusus untuk tanah padat jika tidak ada kompos maka bisa di

ganti dengan top soil (dengan jumlah yang sama dengan kompos) yang di ambil di daerah sekitarnya.

j. Pasang kembali ajirnya.

k. Buat lubang tanam dengan tugal setelah lubang setelah lubang tanam tertutup sempurna.

l. Bibit di tanam secara tegak lurus, leher akar yang tertanam ± 1 cm di bawah permukaan tanah,kemudian tanah di padatkan

m. Jika kondisi tanah kering (terutama pada musim kemarau yang panjang), Sebelum bibit di tanam di beri larutan hydro gel 200 – 250 ml/lubang dengan konsentrasi larutan hydro gel 4gr/1 liter air. n. Kumpulkan lubang atau polybag bekas yang sudah tidak

(26)

o. Pasang papan nama yang berisi informasi nomor petak, jenis tanaman, nomor seedlot atau klon dan tanggal penanaman.

5. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 5 hari dengan jumlah 10 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perhari berjumlah 4 petak.

6. Pembahasan

Setelah ditinjau dari kegiatan penanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik. Meskipun tidak semua lubang tanam di lakukan pencampuran kompos. Demikian juga untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai hasil optimal perlu diadakan pemeliharaan lanjutan diharapkan tanaman dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan kayu yang ada di perusahaan. Dengan pemeliharaan lanjutan, pada saat melakukan penanaman yang dilakukan sebelumnya bibit-bibit tanaman yang telah mati dan layu diganti dengan bibit tanaman yang baru dan yang masih sehat agar pertumbuhan tanaman yang baru dapat tumbuh dengan optimal.

C. Perencanaan (Planning survey)

1. Inventarisasi Tanaman a. Tujuan

Untuk mengetahui jumlah potensi kayu yang terkandung di dalam suatu areal hutan tertentu.

(27)

b. Dasar Teori

Inventarisasi adalah Suatu usaha untuk menggambarkan tentang jenis, jumlah dan kondisi barang. Untuk bidang kehutanan Inventarisasi hutan suatu usaha untuk menggambarkan kuantita serta kualita dari tegakan hutan serta beberapa karakteristik dari tempat tumbuhnya (Potensi, Kondisi tapak, dan lingkungan serta perubahaannya) ( Joni tanduk. M, 2006).

c. Alat dan bahan 1) Alat dan bahan

a) Peta Kerja b) Tally Sheet c) Vertex d) Compas Suunto e) Clinometer Suunto f) GPS g) Tape Meter (50 m) h) Stapler i) Pita Plastik j) Alat Tulis k) Parang d. Prosedur kerja a) Persiapan

b) Pembuatan titik ikat dan plot

(1) Pembuatan Titik Ikat di Lapangan (2) Penentuan titik ikat

(28)

(3) berdasarkan layout peta (koordinat) (4) Penandaan titik ikat

(5) Penamaan titik ikat (6) Pembuatan Plot c) Pengukuran

(1) Pengukuran tinggi (2) Pengukuran diameter d) Record data

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan Inventarisasi tanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama kurang lebih 3 jam, serta prestasi kerja yang diperoleh 1 petak.

f. Pembahasan

Inventarisasi tanaman dilakukan untuk mengetahui tinggi, diameter. Pada kegiatan ini pengukuran sudah dilakukan dengan baik akan tetapi pada kegiatan ini masi ada terdapat beberapa peralatan yang rusak sehingga perlu dilakukan perbaikan alat.

D. Penebangan (Harvesting)

1. Penebangan (Acacia mangium) a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil dan keuntungan perusahaan berupa kayu dalam bentuk chip dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas mutu yang memenuhi persyaratan industry pulp.

(29)

b. Dasar teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan dengan umur yang telah ditentukan (Mustaqim,

2006).

c. Alat dan bahan

1) Chain shaw dan perlengkapannya 2) Parang

3) Meteran

4) Tenaga kerja manusia d. Prosedur kerja

Untuk pohon dengan diameter 20 cm atau lebih penebangan dimulai dengan membuat arah rebah dan taktik rebah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1) Membuat arah rebah pohon yang tepat yaitu arah rebah ditujukan pada tempat yang seminimal mungkin merusak pohon dan searah jalan sarad menuju TPN yang telah ditentukan.

2) Penebangan dimulai dari arah luar ke dalam untuk mempermudah penyaradan

3) Melakukan pembersihan pohon yang akan ditebang

4) Taktik rebah dapat dibuat serendah mungkin sehingga tunggul hampir rata tanah

5) Tinggi tunggul serendah mungkin dan disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

(30)

6) Kesalahan tebang tidak dapat diperbaiki (dikembalikan pada posisi semula), untuk itu penebangan harus mengikuti teknik penebangan yang benar

7) Pekerjaan penebangan yang diulang 2 kali atau “ servis ulang” tidak dibenarkan

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari operator penebangan mampu menebang pohon sekitar 10 ton/hari.

f. Pembahasan

Di PT. Surya Hutani Jaya melakukan penebangan berdasarkan umur pohon yang berkisar 5-6 tahun karena berdasarkan SOP yang ditentukan.

2. Penyaradan a. Tujuan

Tujuan penyaradan adalah mengeluarkan kayu dari dalam hutan menuju ketempat pengumpulan kayu (Tpn) selanjutnya dikirim ketempat penumpukan kayu (Tpk).

b. Dasar Teori

Penyaradan adalah melaksanakan penarikan kayu yang berada dalam blok tebang.

c. Alat dan bahan 1) Excavator 2) Log

(31)

d. Prosedur kerja

1) Penyaradan dengan menggunakan system mekanis (Excavator)

2) Penyusunan kayu hasil penebangan menjadi tumpukan atau dinamakan staple

3) Tumpukan staple kemudian ditarik dengan menggunakan Excavator menuju ke penumpukan sementara, dan arah kayu saat ditarik harus melintang agar kayu tidak berhamburan 4) Kayu ditumpuk atau disusun rapi agar mudah pada waktu

kegiatan penaikan kayu ke truk untuk diangkut e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari operator penyaradan mampu menyarad sekitar 50-62,5 ton/jam.

f. Pembahasan

Kegiatan penyaradan sudah dilakukan dengan baik, hanya saja alat berupa excavator yang disediakan sangat terbatas sehingga jumlah yang kayu yang disarad relatif sedikit.

3. Pengangkutan a. Tujuan

Tujuan pengangkutan kayu adalah agar kayu dapat sampai di tujuan pada waktu yang tepat secara kontinyu dengan biaya yang minimal dan tidak merusak lingkungan

b. Dasar Teori

Pengangkutan kayu di bidang kehutanan adalah pengangkutan kayu dari tempat penebangan sampai tempat tujuan akhir seperti

(32)

pabrik pengelolaan kayu, dan tempat penimbunan kayu/TPK.

(http://repository.ipb.ac.id/handle)

c. Alat dan bahan 1) Truk 2) Bon trip 3) Meteran

4) Perlengkapan Bundling d. Prosedur kerja

1) Kayu dinaikkan ke atas truk dan dibuatkan bon trip.

2) Kayu diangkut atau dibawa ke log yard atau penumpukan akhir

3) Kayu diukur ketika masih berada diatas truk untuk memastikan kebenaran panjang kayu, diameter kayu, tinggi tumpukan untuk mengetahui jumlah kubikasinya.

4) Kayu dibongkar atau diturunkan dari atas truk dengan dan kayu disusun rapi

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil kegiatan yang dicapai dalam pelaksanaan pengangkutan yang dilakukan di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 1 hari menghasilkan prestasi kerja sebanyak 6-7 ton sekali angkut.

f. Pembahasan

Pengangkutan dilakukan secara manual dan mekanis. Pengangkutan yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dimana kayu diangkat satu per

(33)

satu ke atas truk secara bersama-sama. Sedangkan pengangkutan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan excavator dimana kayu diangkat dalam jumlah yang lebih banyak ke atas truk secara bersama-sama. Pengangkutan dilakukan diareal tebangan sampai log pond.

g. Proses produksi chip PT. SBSA

1. Tujuan

Untuk memproduksi kayu untuk di jadikan chip. 2. Dasar teori

Chip adalah bahan yang digunakan sebagai produksi kertas. 3. Alat dan Bahan:

a. Weight bridge b. Drum barker

c. Washing mechanical roller d. Chipper

4. Prosedur Kerja

a. Kayu di bawah dari HTI/alam selanjutnya di timbang di weight bridge dan di tumpuk dulu di log yard

b. Kayu tersebut kembali di timbang dan di bawah ke log infeed untuk diproses menjadi chip

c. Kayu dari log infeed harus di transfer melewati drum barker,yaitu quipment yang berfungsi sebagai proses debarking / pengupasan kulit kayu

d. Log yang sudah melewati proses pengupasan kemudian di transfer ke washing mechanical roller untuk pembersihan log

(34)

menghilangkan pasir, tanah, kotoran, dan kulit yang masih melekat, selanjutnya di teruskan ke chipper untuk di jadikan chip. 5. Hasil yang dicapai

Berdasarkan kegiatan Produksi Chip yang di lakukan di PT. SBSA selama 1 hari, menghasilkan prestasi kerja 300m3/jam.

6. Pembahasan

Kegiatan produksi chip yang dilakukan di PT. SBSA sudah baik, sehingga menghasilkan produksi chip yang berkualitas dan bermutu tinggi.

(35)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan PKL di PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 yang dilaksanakan kurang lebih 1 bulan dengan tahapan kegiatan HTI meliputi kegiatan perencanaan, persemaian, penanaman, pemanenan dan proses produksi Chip.

2. Dalam kegiatan persemaian di PT. SHJ khususnya produksi mini cutting terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi : pengisian media, pemanenan tunas, Penanganan tunas, penanaman tunas, dan perawatan bibit.

3. Dalam kegiatan penanaman tidak semua areal dilakukan pencampuran kompos kedalam lubang tanam sehingga harus sesuaikan dengan kondisi dilapangan.

4. Pada saat melakukan kegiatan pemanenan, kayu dipotong sepanjang 4m, sedangkan untuk ranting dan unjung yang memenuhi kualitas chipwood (diameter = 6 cm) tetap dimanfaatkan.

B. Saran

1. Perlu adanya pengawasan terhadap pekerja terutama dalam kegiatan di persemaian sehingga bibit yang dihasilkan lebih banyak dan menghasilkan kualitas yang baik

2. Pada saat kegiatan penebangan pembuatan takik rebah maupun takik balas sebaiknya sesuai ketentuan yang ada, pada saat penebangan harus menggunakan alat keselamatan kerja (safety).

3. Pada saat melakukan penyulaman sebaiknya diberi tanda ajir yang berbeda dengan bibit yang tidak akan di sulam.

(36)

4. Mengadakan penambahan unit kendaraan agar memperlancar kegiatan dilapangan.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim, 2006. Laporan Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT.

Sumalindo Lestari Jaya II, Site Long Bagun. Kab Kutai Barat. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda.

Tanduk M. 2006. Laporan pelaksanaan kegiatan PKL di PT. Inhutani II Sub.

Unit Tanah Grogot. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Sipayung. 2010. Pedoman Penanaman di Hutan Tanaman Industri. Viva region

(38)
(39)

Gambar Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Kondisi HTI PT. Surya Hutani Jaya Persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA

(40)

Kegiatan Pemotongan kayu Kegiatan Pengukuran

Pengambilan Kayu Kegiatan Penebangan

(41)

Gambar

Tabel I.  Tahapan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT. SURYA HUTANI  JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32
Gambar Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Referensi

Dokumen terkait