• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh : YUNUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh : YUNUS"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh :

YUNUS

090 500 023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2012

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Surya Hutani Jaya Distrik Sebulu Site 32 Kabupaten Kutai Kartanegara

Nama : YUNUS Nim : 090 500 023 Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan

Ketua Program Studi Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. M. Fadjeri, MP NIP. 19610812 198803 1 003

Dosen Pembimbing Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Ir. Fathiah, MP

NIP. 19590820 199203 2 001

Ir. M. Masrudy, MP

NIP. 19600805 1988803 1 003

Agustina Murniyati, S. Hut, MP NIP. 19720803 199802 2 001

(3)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... DAFTAR GAMBAR ... I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ... B. Tujuan ... C. Hasil Yang Diharapkan ...

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahan ... B. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ...

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

i ii iii iv v vi 1 2 2 4 13

A. Perencanaan (Planning Survey)... a) Materi...

1. Tujuan ... 2. Dasar Teori ... 3. Alat dan Bahan ... 4. Prosedur Kerja ... 5. Hasil yang dicapai ... 6. Pembahasan ... b) Pengecatan Patok ...

1. Tujuan ... 2. Dasar Teori ... 3. Alat dan Bahan ... 4. Prosedur Kerja ... 5. Hasil yang dicapai ... 6. Pembahasan ... c) Treking ... 14 14 14 14 14 14 15 15 16 16 16 16 16 16 17 17

(4)

1. Tujuan... 2. Dasar Teori ... 3. Alat dan Bahan ... 4. Prosedur Kerja ... 5. Hasil yang dicapai ... 6. Pembahasan ... B. Persemaian (Nursery) ...

1) Pengisian media ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 2) Penyeleksian Bibit ...

a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 3) Pemanenan Tunas (shoot) ...

a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 4) Perawatan Bibit ...

a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... 17 17 17 17 18 18 18 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 22 22 22 22 22 22 23 23 23

(5)

e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... C. Penanaman (Plantation) ... 1) Pemupukan ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 2) Penyulaman ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 3) Pemasangan Jalur Titik Tanam (Ajir)...

a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... D. Pemanenan (Harvesting) ...

1) Penebangan ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan... d. Prosedur kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 2) Pembagian Batang Kayu ...

23 23 24 24 24 24 25 25 25 25 26 26 26 26 26 26 27 27 27 27 28 28 28 28 29 29 29 29 29 29 30 30 31

(6)

a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 3) Penyaradan ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 4) Pemuatan Kayu (Loading) ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... 5) Pengangkutan (Hauling) ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... E. Rencana manajemen perusahaan (Planing Management Dept) 1) Invetarisasi Tanaman ... a. Tujuan ... b. Dasar Teori ... c. Alat dan Bahan ... d. Prosedur Kerja ... 31 31 31 31 32 32 33 33 33 34 34 34 34 35 35 35 35 36 36 36 37 37 37 37 37 38 38 38 38 38 39 39 39

(7)

e. Hasil yang dicapai ... f. Pembahasan ... F. Pencegahan kebakaran hutan (Fire dan Safety)...

1. Tujuan ... 2. Dasar Teori ... 3. Alat dan Bahan ... 4. Prosedur Kerja ... 5. Hasil yang dicapai ... 6. Pembahasan ...

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN ... 39 40 40 40 40 41 41 41 41 43 43 44 45

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Jadwal Kegiatan PKL di PT. Surya Hutani Jaya Distrik Sebulu Site 32 ………... Hasil Pengenalan Materi Perencanaan dan Survey pada HTI ... Hasil Capaian Kegiatan Pengecetan Patok ... Hasil Capaian Kegiatan Treking atau Pengukuran Lahan Hasil Kegiatan Pengisian Media di Persemaian ... Hasil Kegatan Penyeleksian Bibit di Persemaian ... Jadwal Penyiraman Bibit Dalam Green House ... Hasil Kegiatan Pemupukan ... Hasil Kegiatan Penyulaman ... Hasil Kegiatan Pemasangan jalur titik tanam (Ajir) ... Hasil Kegiatan Penebangan di PT. Surya Hutani Jaya ... Kegiatan Pembagian Batang Kayu di PT.Surya Hutani Jaya Hasil Kegiatan Penyaradan Kayu ... Kegiatan Pemuatan Kayu ke Truk (Loading) ... Kegiatan Pengangkutan Kayu (Hauling) dari Tpn ke Tpk (Mill) ... Kegiatan Pengelolahan Lingkungan ...

13 15 17 18 19 21 24 26 27 28 31 32 35 36 38 40

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. 2.

Struktur Organisasi PT. Surya Hutani Jaya………...

Formulir Inventory Tanaman PT. Surya Hutani

Jaya………...

46

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Peta Kerja Phasing Penanaman Budget 2011 PT. Surya Hutani Jaya ... Peta Blok RKT 2007 PT. Surya Hutani Jaya ... Pengenalan Wilayah Perusahaan dalam Peta ... Pengukuran Lahan (Treking) ... Penyeleksian Bibit di Persemaian ... Pemanenan Tunas (Shoot) ... Pemasangan Jalur Titik Tanam (Ajir) ... Penyulaman ... Pemuatan Kayu (Loading) ... Pengangkutan Kayu (Hauling) ... Penebangan ... Pembagian Batang Kayu ... Peralatan Pemadam Kebkaran Hutan ...

48 49 50 50 50 51 51 51 52 52 52 53 53

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemanfaatan sumber daya hutan di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan. Bahkan pemanfaatan sumber daya hutan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha pembangunan baik nasional maupun regional. Pemanfaatan sumber daya alam juga harus memperhatikan asas kelestarian. Untuk menjamin kelestarian sumber daya alam yang berupa kayu dan hasil hutan lainnya, serta kepentingan keseimbangan lingkungan maka tanah-tanah kosong yang tidak produktif bekas perladangan liar dan padang alang-alang memerlukan penanggulangan segera. Salah satu cara yang efektif untuk pemecahannya melalui reboisasi.

Hutan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi sehingga peranannya sangat penting dalam pembangunan maupun pelestarian sumber daya alam hayati, selain berfungsi sebagai pengatur tata air hutan Indonesia juga penghasil kayu sebagai sumber devisa. Karena kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri semakin tahun semakin meningkat, maka untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah mulai Pelita IV membangun Hutan Tanaman Industri (HTI).

Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) memang dapat dipandang sebagai suatu terobosan untuk menghasilkan kayu dan hasil hutan lainnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap papan, kertas dan serat. Untuk menunjang kegiatan tersebut selain penentuan jenis kayu yang ditanam dan pertimbangan ekonomis, juga diperlukan sumber daya manusia yang kreatif dan terampil serta berwawasan luas dalam bidang

(12)

kehutanan. Melalui program PKL ini diharapkan mahasiswa bisa langsung memahami kegiatan apa saja yang ada di lapangan, karena selain teori semata mahasiswa belum tentu mengerti kegiatan tanpa melihat dan belajar secara langsung.

B. Tujuan

Program pelaksanaan praktik kerja lapang (PKL) bertujuan antara lain :

1. Meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman mengenai kegiatan perusahaan secara umum untuk bekerja di kemudian hari.

2. Menguatkan pada bidang kehutanan sehingga dapat dijadikan bekal yang cukup untuk bekerja di kemudian hari.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan keterampilan fisik untuk pengembangan kematangan diri.

4. Agar mahasiswa dapat terdidik lebih kritis dan cepat tanggap terhadap perbedaan-perbedaan yang didapatkan di lapangan secara langsung dengan apa yang didapatkan di perkuliahan.

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari program kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah :

1. Mahasiswa diharapkan dapat menelaah antara kegiatan yang

dilaksanakan dibangku perkuliahan dengan kegiatan secara langsung di lapangan.

2. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman-pengalaman tentang yang dijalankan dan dipraktekkan di lapangan.

(13)

3. Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti apa saja yang dilaksanakan di lapangan.

4. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama di lapangan.

(14)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan

Perusahaan PT. Surya Hutani Jaya terletak di Base Camp 32, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Wilayah kerja (Lokasi Konsensi) terletak di Kecamatan Sebulu dan kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kecamatan Muara Bengkal Kabupeten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan Izin Perusahaan berdasarkan SK. Menhut No. 156/Kpts-II/1996, Tanggal 8 April 1996 dengan luas areal 183.300 ha. Kepemilikan saham perusahaan adalah oleh PT. Borneo Manggala Utama (60%) dan Inhutani (40%),

Letak areal kerja secara geografis pada koordinat bumi 116067’ – 117014’ BT dan 00032’ – 00017’ LS. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan termasuk dalam Kecamatan Sebulu, dan Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan administrasi kehutanan termasuk dalam wilayah kerja BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) Muara Wahau, Cabang Dinas Kehutanan/KPH Mahakam Tengah, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Batas – batas lokasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di PT. Surya Hutani Jaya adalah :

Blok A :

- Sebelah Utara : HPH PT. Kiani Lestari dan Taman

(15)

- Sebelah Timur : Taman Nasional Kutai, IUPHHK-HT Sumalindo Lestari Jaya, Pertambangan PT. Indominco

- Sebelah Selatan : APL / Lahan Masyarakat

- Sebelah Barat : APL / Lahan Masyarakat Blok B :

- Sebelah Utara : APL / Lahan Masyarakat

- Sebelah Timur : APL / Lahan Masyarakat

- Sebelah Selatan : APL / Lahan Masyarakat

- Sebelah Barat : APL / Lahan Masyarakat

Kondisi fisik lahan dominan kering, tinggi lahan 50-500 m dpl. Topografi datar (52%), agak curam (44%), curam (0,4 %) dan jenis tanah Ultisol, Inceptisol, Hemist, Spodosol,Geologi Formasi Pamaluan, Aluvium, Wahau Pulau Balang dan Bebuluh. Tipe iklim A (Schmidt-Ferguson) yaitu sangat basah dengan curah hujan 1.820 mm/th (tertinggi Desember & terendah Agustus), sedang DAS dan Sub DAS adalah DAS Mahakam (Sub DAS Telen, Sub DAS Kedang Rantau, Sub DAS Terata, Sub DAS Busung) dan DAS Santan .

Tata Ruang Wilayah Kerja PT Surya Hutani Jaya adalah:

a. Luas pasca tata batas dan Pengukuran GIS adalah 157.070 ha yang terdiri dari: 1) Kawasan lindung : 21.718 ha 2) Sarana prasarana : 3.324 ha 3) Tanaman pokok : 107.483 ha 4) Tanaman unggulan : 17.017 ha 5) Tanaman kehidupan : 7.528 ha

b. Tata ruang kawasan Lindung (Fungsi) terdiri dari:

(16)

2) Sekitar mata air : 0,1%

3) Lereng curam : 1,6%

4) KPPN : 7,3%

5) KPPS/koridor satwa : 39.4%

6) Buffer Zone TNK : 15,0%

Diskripsi kegiatan Hutan Tanaman Industri di PT. SURYA HUTANI JAYA antara lain :

a. Perencanaan

Analisa dampak lingkungan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT. SRH di Kabupaten Dati II Kutai Provinsi Dati I Kalimantan Timur No. 10/DJ-VI/AMDAL/1995 Tanggal 19 Januari 1995 oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan.

Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri Untuk Jangka Waktu 10 (sepuluh) Tahun Periode Tahun 2009-2018 No. SK. 215/VI-BPHT/2009 Tanggal 15 September 2009 oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan u.b. Direktur Bina Pengembangan Hutan Tanaman atas nama Menteri Kehutanan dengan hasil pengukuran deliniasi menggunakan sistem GIS adalah ± 157.070 Ha.

Rencana Kerja Tahunan PT. SURYA HUTANI JAYA Tahun 2010 No. 6886/Kpts/DK-V/2009 Tanggal 28 Desember 2009 oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur

(17)

b. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)

Pembangunan hutan tanaman dimulai dengan kegiatan PWH dengan kegiatan pokok penyediaan sarana, prasarana dan pembagian unit kerja. Pembangunan sarana prasarana meliputi pembangunan jalan dan pemeliharaan serta infrastruktur berupa bangunan seperti kantor, base camp, persemaian, TPN/TPK dan lain-lain.

Kegiatan PWH aktif pada Semester I Tahun 2011 adalah perawatan jalan, baik itu jalan utama (main road) maupun jalan petak (spur road). Perawatan jalan dilakukan dengan menggunakan alat berat jenis Grader, Vibro, dan Buldoser dengan sistem sewa. Jika dihitung dari panjang jalan yang dilakukan perawatan oleh masing-masing alat berat, total panjang kegiatan pemeliharaan jalan yang dikerjakan sampai bulan Juni 2010 adalah 1.107 Km dengan estimasi total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 1.395.729.580. Rata-rata perbandingan biaya dengan jarak (Km) adalah Rp. 1.260.822 per kilometer. Sedangkan untuk pembuatan jalan, total panjang yang dibuat sampai bulan Juni 2010 adalah 38 Km dengan estimasi total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 869.990.770 dan perbandingan biaya dengan jarak (Km) adalah Rp. 2.289.231 per kilometer.

c. Penerapan Sistem Silvikultur

Sesuai dengan Ijin Usaha yang dimiliki oleh PT Surya Hutani Jaya maka sistem silvikultur yang diterapkan dalam pengelolaan hutan tanaman adalah ”Tebang Habis Permudaaan Buatan (THPB)”.

(18)

Melalui berbagai penelitian baik yang dilakukan secara internal PT Surya Hutani Jaya dan skala Group (Sinarmas Forestry) serta berdasarkan hasil penelitian pihak eksternal, maka sistem silvikultur yang diterapkan terus dikembangkan melalui prinsip sistem silvikultur intensif untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang dikelola. 1). Pembibitan

Produksi bibit PT. Surya Hutani Jaya difokuskan pada 1 lokasi yaitu di areal Persemaian 32 yang sudah dibangun dengan fasilitas memadai. Media bibit yang bisa digunakan adalah tanah, akar pakis, arang sekam, atau serabut kelapa. Saat ini pemakaian media yang paling banyak adalah akar pakis yang mana pengambilan akar pakis tersebut dilakukan di dalam areal konsesi PT. Surya Hutani Jaya sendiri oleh kontraktor media di nursery.

Produksi bibit siap tanam (BST) sampai bulan Juni 2010 adalah 14.304.255 bibit. Bibit yang dihasilkan terdiri dari Acacia mangium, Eucaliptus pellita clon, dan Acacia cracicarpa.

2). Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan di areal kering sangat tergantung pada kondisi vegetasi, kelerengan, dan fisik tanah. Persiapan lahan yang tepat akan menghasilkan daya dukung lahan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pada umumnya penyiapan lahan dilakukan pada lahan kosong yang termasuk dalam areal bekas tebangan. Berdasarkan kondisi vegetasi pada areal PT Surya

(19)

Hutani Jaya dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu eks. belukar berat, eks. belukar ringan dan eks. HTI. Penyiapan lahan dilakukan dengan 2 cara, yaitu mekanis dan manual. Penyiapan lahan secara mekanis dengan menggunakan excavator atau bulldozer dan dikerjakan pada ketiga tipe vegetasi, sedangkan untuk penyiapan lahan secara manual dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang sederhana seperti parang, kapak, dan lain-lain pada area eks. belukar ringan.

Proses penyiapan lahan menggunakan metode yang tepat guna dengan metode “Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)” dan “Low Soil Compaction” sehingga meminimalisasi hilangnya topsoil serta aktifitas alat berat serta terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

3). Penanaman

Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 3 x 2 m, dimana dalam 1 ha areal siap tanam membutuhkan 1.667 bibit siap tanam (BST). Setiap tanaman yang akan ditanam dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 30 x 20 x 20 cm (lebar atas x lebar bawah x kedalaman) dan kemudian semua tanah yang dikeluarkan dikembalikan ke lubang semula dengan campuran kompos dan CIRP kemudian dipasang ajir.

Lubang tanam untuk BST dibuat dengan tugal pada lubang tanah yang sudah dibuat dan tertutup sempurna seperti keterangan di atas dan kemudian bibit baru ditanam tegak lurus

(20)

pada bekas tugal dan dipadatkan. Kegiatan penanaman sampai dengan bulan Juni 2010 mencapai 3.328,5 ha dari target sesuai RKT 2010 seluas 24.592 ha.

4). Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan dilakukan agar tanaman yang baru ditanam dapat mampu tumbuh menjadi tegakan siap tebang dengan kerapatan dan tingkat pertumbuhan yang optimal. Kegiatan pemeliharaan termasuk dalam pemupukan lanjutan, pengendalian gulma-gulma pengganggu baik itu secara manual maupun kimiawi. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan 3 cara tergantung kondisi gulma yang ada di lapangan, yaitu buka piringan, babat, dan pencabutan gulma. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan metode penyemprotan, yang dilakukan ketika ketinggian gulma dominan.

Kegiatan pemeliharaan tanaman sampai bulan Juni 2010 seluas 8.241 ha, dimana terdiri dari tanaman yang ditanam pada tahun 2010, tanaman yang ditanam pada tahun sebelumnya dan masih masuk dalam jadwal pemeliharaan pada tahun 2009 dan atau tanaman yang masih dianggap memerlukan pemeliharaan di lapangan.

5). Penebangan

Penebangan dimulai dari perencanaan operasional (micro planning) yang menentukan pembagian wilayah tebang (felling coupe) dan jalur tebang (felling strip), dimana batas wilayah

(21)

tebang dapat berupa batas petak, batas jalan, lembah, sungai atau batas alam lainnya dengan tujuan memudahkan identifikasi dan pengontrolan oleh pengawas di lapangan. Selain itu perencanaan operasional juga menentukan arah jalan sarad dengan mengutamakan penggunaan jalan sarad lama yang masih layak untuk digunakan serta penentuan pola sarad yang akan diterapkan.

Sampai bulan Juni 2010 tercatat bahwa PT. Surya Hutani Jaya telah melakukan pemanenan pada areal tanaman pokok dan tanaman kehidupan dengan luasan 1.903 ha dengan estimasi kayu sebesar 68.107 m3.

6). Perlindungan Hutan

Kegiatan perlindungan hutan di maksudkan untuk mencegah dan mengendalikan segala bentuk aktivitas yang potensial menimbulkan gangguan terhadap keberadaan dan keutuhan wilayah hutan, hutan tanaman dan ekosistemnya. Ruang lingkup kegiatan perlindungan hutan yang dilakukan meliputi :

a) Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan b) Perlindungan terhadap hama dan penyakit tanaman

c) Perlindungan dari kegiatan illegal logging, penjarahan dan perusakan terhadap tanaman dan aset perusahaan

(22)

Gangguan hutan yang berpotensi menimbulkan kerugian besar adalah kebakaran hutan. Faktor penyebab utama yang paling besar adalah aktivitas manusia dalam pembukaan lahan dan kelalaian pengguna jalan dalam membuang puntung rokok di sekitar areal tanaman. Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tersebut ditangani oleh Manajemen Kebakaran Hutan PT. Surya Hutani Jaya yang merupakan bagian tugas dari Fire and Safety Section, Forest Protection Departement. Bentuk antisipasi dini terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan, Fire and Safety PT. Surya Hutani Jaya telah membentuk Tim Inti Pemadaman Kebakaran Hutan, Tim Cadangan dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Tim inti berasal dari anggota team fire and safety dan tim cadangan berasal dari karyawan perusahaan yang berada di distrik dimana dilakukan pelatihan khusus penanganan kebakaran hutan. Sedangkan masyarakat Peduli Api (MPA) merupakan regu yang dibentuk atas kerjasama antara fire dan safety perusahaan dengan masyarakat sekitar bila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Gangguan hutan tanaman yang disebabkan oleh hama dan penyakit tumbuhan selama ini dimonitoring langsung oleh : a) Operasional pembibitan di nursery

b) Operasional lapangan di Distrik,

Hasil pengamatan dari kedua lokasi tersebut nantinya akan diserahkan ke pihak RND untuk ditindaklanjuti. Selain operasional Nursery dan Distrik, adanya gangguan hama dan

(23)

penyakit juga bisa dilihat secara global dari hasil penilaian tanaman operasional yang dilakukan oleh Plantation Assessment Team (PAT) yang juga dijadikan data monitoring oleh RND dalam mengambil tindakan dan rekomendasi penanggulangan.

B. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. Surya Hutani Jaya yang dimulai pada tanggal 01 Maret sampai dengan 27 April 2012 dengan perincian waktu masing-masing dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan PKL di PT. Surya Hutani Jaya Distrik Sebulu Site 32.

No Kegiatan Tanggal Lokasi

1 Pembukaan 01 Maret 2012 Site 32

2 Perencanaan (Planning Survey) 02 - 09 Maret 2012 Site 32

3 Persemaian (Nursery) 12 – 16 Maret 2012 Site 32

4 Penanaman (Plantation) 19 – 30 Maret 2012 Site 32

5 Pemanenan (Harvesting) 02 – 13 April 2012 Site 32

6 PMD/FPD 16 – 20 April 2012 Region 38

(24)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Perencanaan (Planning Survey)

a) Materi 1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dapat mengetahui pengaturan lahan/tata ruang yang telah disusun dalam penyusunan rencana PT. Surya Hutani Jaya serta dapat memantau dan menilai kualitas kegiatan operasional perusahaan oleh Departement Planning. 2. Dasar Teori

Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan lahan/tata ruang dalam suatu perusahaan. Kegiatanya mencakup penentuan areal tanaman, penataan areal konservasi, pembuatan pal batas. Selain itu, kegiatan perencanaan juga memantau dan menilai kegiatan operasional, apakah sudah sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku di PT. Surya Hutani Jaya (Anonim

2012).

3. Bahan

Foto copy materi perencanaan dan peta areal perusahan serta peta kerja atau peta blok.

4. Prosedur Kerja

a. Mendengarkan mengenai kegiatan perencanaan pada hutan tanaman industri.

b. Membuat pal batas. Untuk batas compartement digunakan cat warna kuning, untuk areal konservasi cat warna merah, untuk jalan cabang atau jalan yang diperuntukkan untuk kegiatan pemanenan

(25)

digunakan cat warna biru dan cat warna putih untuk batas konsesi perusahaan. Kegiatan ini disebut redesign compartement

c. Pengukuran areal dengan menggunakan GPS dilakukan langsung di lapangan dengan cara mengelilingi areal lahan yang siap tanam d. Pengukuran areal dengan menggunakan Trimble atau luasan

lahan yang sudah ditanami Acacia mangium

e. Tim pengontrol (PAT), melakukan pengecekan tanaman pada umur 6 bulan dan 12 bulan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah tanaman per hektar (stocking)

f. Menilai kegiatan penanaman mulai dari kegiatan persiapan lahan sampai dengan pemeliharaan

5. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan perencanaan dan survey di PT. Surya Hutani Jaya dilakukan selama 1 hari tentang materi pengenalan peta kerja, cara pengukuran lahan siap tanam pada Hutan Tanaman Industri seperti terlihat pada table 2 berikut :

Tabel 2. Hasil Pengenalan Materi Perencanaan dan Survey pada HTI

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi 2 Maret 2012 Materi

perencanaan HTI

Kegiatan pengenalan peta. kerja dengan skala

1:10000, cara pengukuran lahan siap tanam.

Site 32

6. Pembahasan

Perusahaan dalam melaksanakan pendataan, survey, audit, dan pemetaan telah memiliki peralatan yang cukup, seperti GPS, Trimble dan teknologi GIS dan juga PIMS (Plantation Information Management System).

(26)

Tenaga kerja yang ada di perusahan mampu menggunakan alat-alat yang ada di perusahaan seperti GPS terkait dengan pengukuran lahan.

b) Pengecatan Patok 1. Tujuan

Pengecatan patok bertujuan untuk menentukan batas atau areal kerja antara petak yang satu dengan petak lainnya.

2. Dasar teori

Pengecatan patok adalah suatu kegiatan pengecatan yang dilakulan pada suatu patok atau balok yang berukuran 5X5 cm sebagai tanda batas areal atau petak serta penataan areal konsevasi dan hutan lindung.

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Parang,dan kuas

b. Bahan : cat warna putih, minyak tiner, dan balok ukuran 5X5 cm 4. Prosedur Kerja

a. Membersihkan balok terlebih dahulu dengan menggunakan parang b. Mengecat balok dengan cat warna putih.

5. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pengecatan balok ukuran 5 x 5 cm sebagai patok pal batas di Distrik Sebulu Job Site 32 PT. Surya Hutani Jaya selama 1 hari dengan tenaga kerja 5 orang dan hasil yang diperoleh sebanyak 250 patok, sementara untuk 1 orang karyawan mampu mengecat sebanyak 65 batang patok/hari, dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:

(27)

Tabel 3.Hasil Capaian Kegiatan Pengecatan Patok

6. Pembahasan

Dalam pengengecetan patok yang berguna untuk mengetahui batas areal kerja dalam suatu blok kerja, hasil yang dicapai tidak berbeda jauh dengan karyawan perusahaan. Karena pekerjaan ini tidak memerlukan keahlian khusus.

c) Treking 1. Tujuan

a. Mengetahui peta areal tanam (luas lahan siap tanam/lst, lebung/cekungan, kelerengan,dll)

b. Mekanisme kontrol hasil pekerjaan pihak kedua/kontraktor (land clearing, jumlah tegakan, dll)

c. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan Planning Key Indicator

2. Dasar teori

Pengukuran lebung adalah suatu kegiatan pengukuran atau survey untuk merencanakan petak dengan standar luasan 20-25 ha. Batas kompartemen menggunakan batas alam (sungai, alur, jalan). 3. Alat dan Bahan

a. Alat : GPS, parang, meteran, phiband Spidol. b. Bahan : Pita warna, Peta kerja, patok. 4. Prosedur kerja

a. Membuat titik ikat di lahan yang akan diukur.

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

5 Maret 2012 Pengecatan patok

(28)

b. Mengukur lebung/areal dengan menggunakan GPS berdasarkan areal yang ada pada peta kerja.

c. Mengukur tata batas blok kerja

d. Mengatur batas-batas daerah konservasi 5. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pengukuran lahan di Distrik Sebulu Job Site 32 PT. Surya Hutani Jaya yang dilakukan selama tiga hari, hasil yang dicapai bervariasi antara 3 – 4 ha/hari. Dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4. Hasil Capaian Kegiatan Treking atau Pengukuran Lahan

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

6-8 Maret 2012 Treking 3 - 4 Ha/Hari Site 32

6. Pembahasan

Salah satu tujuan kegiatan treking adalah pengukuran areal yang tidak layak tanam (lebung) berguna untuk mengetahui luas areal suatu blok kerja serta untuk mengetahui berapa jumlah tanaman yang di perlukan dalam suatu blok kerja.

Selama tiga hari mampu mengukur areal seluas 3-4 ha/hari/orang, sementara karyawan mampu mengukur seluas 7-9 ha/hari/orang. Hal ini berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki dan disebabkan tidak terbiasanya dalam melakukan kegiatan pengukuran lahan tanam.

B. Persemaian (Nursery)

Persemaian adalah suatu areal yang digunakan untuk menumbuhkan bibit baik dari benih maupun bagian vegetatif lainnya melalui rangkaian proses yang teratur (Anonim 2005).

(29)

1. Pengisian media a. Tujuan

Pengisian media bertujuan untuk penanaman bibit. b. Dasar Teori

Pengisian media adalah suatu kegiatan megisian media pada polytube atau polybag.

c. Alat dan bahan

a. Alat : potray, tube, b. Bahan : akar pakis d. Prosedur kerja

1) Bersihkan tabung kemudian isi tabung dengan media yang telah disiapkan

2) Tray dihentakkan supaya tidak ada kantong udara dalam tube 3) Bersihkan media yang keluar dari tube

4) Masukkan media halus ke dalam tube sampai cukup padat. 5) Bersihkan sisa media yang keluar dari tube dengan menyapunya

dengan tangan

6) Sterilisasi media dengan fungisida e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan pengisian media pada tube dengan tenaga kerja berjumlah 6 orang diperoleh hasil 6 potray/30 menit/orang. Dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini :

Tabel 5. Hasil Kegiatan Pengisian Media di Persemaian

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

13 Maret 2012 Pengisian media pada tube

1 tray/hari/orang dengan waktu 30 menit/tray

(30)

f. Pembahasan

Media tanam yang digunakan adalah akar pakis. Sebelum di tanam di polytube tanaman tersebut diberi perangsang akar. Sistem penyiraman di persemaian sudah cukup maju karena telah menggunakan nozle. Jenis yang ditanam adalah Acacia mangium, Eucalyptus Sp.

Hasil yang dicapai pada pengisian media pada tube adalah 1 tray/30 menit/orang. Dimana jumlah tube dalam 1 tray adalah 108 tube. Sementara dalam sehari pekerja dapat mengisi 25 tray/orang. Rendahnya produktivitas dikarenakan kegiatan ini bersifat pengenalan.

2. Penyeleksian Bibit a. Tujuan

Penyeleksian bibit bertujuan untuk memindahkan bibit berdasarkan umur bibit, memisahkan bibit yang terserang penyakit dan penyeleksian bibit pada tanaman yang berumur 10- 12 minggu.

b. Dasar Teori

Membuang bibit mati, pemotongan akar dan cabang sekaligus dilakukan dengan penjarangan yang dilakukan 1 minggu sebelum ke lapangan.

c. Alat dan Bahan

a. Alat : Potray,tube

b. Bahan : Bibit Eucaliptus sp dan Acasia mangium e. Prosedur kerja

a. Memindahkan bibit berdasarkan ukuran kecilnya bibit, b. Memasukkan ke dalam tray yang memuat 108 bibit

(31)

c. Menyeleksi bibit dilakukan pada tanaman yang berumur 10- 12 minggu

e. Hasil yang dicapai

Dalam melakukan kegiatan penyeleksian bibit di persemaian dengan 5 orang tenaga kerja mencapai 10.000 bibit yang terserang penyakit busuk batang, dari hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini :

Tabel 6. Hasil Kegatan Penyeleksian Bibit di Persemaian

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

14 Maret 2012 Penyeleksian bibit Eukaliptus Sp 10.000 bibit/5 orang yang terkena penyakit busuk batang

Persemaian site 32

f. Pembahasan

Dalam melakukan kegiatan di persemaian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pada saat penyeleksian harus benar –benar bibit yang terkena penyakit dan harus dimusnahkan dengan cara membuang bibit agak jauh dari bibit yang sehat agar tidak terkena bibit yang lainnya.

3. Pemanenan tunas (shoot) a. Tujuan

Pemanenan tunas (shoot) bertujuan untuk menyediakan bibit tanaman dari bahan setek atau vegetatif.

b. Dasar Teori

Pemanenan tunas adalah suatu kegiatan pengambilan tunas dengan cara stek tanaman dari pohon induk.

(32)

c. Alat dan bahan

a. Alat : Wadah, gunting,

b. Bahan : tunas (shoot) dari pohon induk tanaman Eucalyptus sp d. Prosedur kerja

1. Memotong tunas (shoot) dari pohon induk yang dijadikan bibit baru.

2. Tunas (shoot) di ambil dari bagian tanaman yang dekat dengan batang utama dari pohon induk

3. Panjang tunas (shoot) 7-10 cm, jumlah daun 2-3 pasang 4. Pilih tunas yang setengah berkayu pada bagian yang di

potong

5. Tunas (shoot) yang di panen di masukkan ke dalam wadah berisi air dalam posisi tegak.

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pemanenan tunas (shoot) di persemaian ini bersifat simulasi dan dikerjakan oleh pekerja untuk memberi contoh

f. Pembahasan

Kegiatan Pemanenan shoot (tunas) di PT. Surya Hutani Jaya sudah dilakukan dengan baik namun cara sterilisasinya tidak sesuai dengan SOP.

4. Perawatan Bibit (penyiraman) a. Tujuan

Perawatan bibit bertujuan untuk memelihara bibit agar tetap sehat.

(33)

b. Dasar Teori

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memelihara tanaman baik di dalam persemaian maupun tanaman yang sudah di tanam ke lahan adapun kegiatan perawatan yang dilakukan antara lain meliputi penyiraman di persemaian, pemupukan, pemberian fungisida dan Insektisida, penyulaman, agar tanaman tetap tumbuh dengan baik.

c. Alat dan Bahan a. Alat : Misting b. Bahan : air d. Prosedur Kerja

a. Perawatan bibit tanaman dilakukan dalam green house

b. Penyiraman dalam Green House dengan menggunakan misting (pengabutan)

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan perawatan bibit tanaman di persemaian bersifat simulasi dan dikerjakan secara mekanis.

f. Penbahasan

Selama melaksakan PKL di perusahan kegiatan perawatan bibit tanaman di persemaian sudah menggunakan penyiraman air dengan cara mekanis. Jika hujan atau media telah basah, maka penyiraman tidak dilakukan / sesuai kebutuhan. Frekuensi penyiraman dapat di lihat Tabel 7 di bawah ini :

(34)

Tabel 7. Jadwal Penyiraman Bibit Dalam Green House

Umur bibit 1-14 hari 15-30 hari < 30 hari Frekuensi Setiap 5 - 10

menit

Setiap 15-20 menit

3 – 4 kali sehari

Lama penyiraman 5 - 7 detik 5-7 detik Media basah Sumber : PT. Surya Hutani Jaya

C. Penanaman (Plantation)

Penanaman adalah penanaman biji-biji pohon langsung di lapangan. Kegiatan penanaman meliputi transpotasi bibit, persiapan tanaman lapangan, menanam, pemeliharaan tanaman muda, dan perlindungan tanaman terhadap gangguan luar (kebakaran, Hama, penyakit) ( Sipayung, 2010).

Adapun kegiatan yang dilakukan pada kompartemen penanaman ini adalah sebagai berikut :

1. Pemupukan a. Tujuan

Memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah dan memberikan zat-zat kepada tanah secara langsung atau tidak langsung yang berguna untuk nutrisi tanaman.

b. Dasar teori

Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat dan cair melalui tanah dan di serap oleh akar.

Dosis atau takaran pupuk harus sesuai, lubang harus ditutup, tidak ada yang tertinggal, pupuk harus habis sesuai jatah, dan HOK harus sesuai.

(35)

c. Alat dan Bahan :

-Alat: Gancu, takaran pupuk, Ember -Bahan: pupuk

d. Prosedur Kerja:

Setiap orang karyawan mendapat bagian pupuk 2 karung atau 100 kg setiap hari kerja,sebelum pemupukan di lakukan terlebih dahulu pupuk di ecer dalam petak kerja kemudian pupuk tersebut di bagi atau dipisah – pisahkan agar disaat memupuk tidak terlalu berat untuk di bawa, Pekerja harus bersama-sama, tidak boleh berpencar,pada saat ambil pupuk, harus sesuai takaran yang dibuat

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pemupukan tanaman bersifat simulasi dan dikerjakan oleh pekerja perusahaan.

f. Pembahasan

Kegiatan pemupukan dilakukan setiap hari dengan jumlah pekerja 7 sampai 25 orang, per orang 2 karung =100 kg, jenis pupuk yang digunakan adalah fertilizer. Prestasi kerja yang diperoleh per hari seluas 1 petak dimana 1 petaknya terdapat kurang lebih 12 atau 13 ha. Pupuk yang di butuhkan adalah 1.999,5 kg/ha, membutuhkan 20 orang perhari. Pemupukan sudah dilakukan dengan baik, tetapi ada juga sebagian tidak sesuai dengan SOP, karena sebagian petak masih ada tanamannya yang tidak terpupuk, seharus pemupukan sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan dan diawasi dengan benar.

(36)

Hasil yang dicapai oleh pekerja perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini :

Tabel 8. Hasil Kegiatan Pemupukan

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

19 Maret 2012

Pemupukan 7 – 25 orang / 12 – 13 ha / hari. Kebutuhan pupuk 1.999,5 kg / ha

Site 32

2. Penyulaman a. Tujuan

Tujuan kegiatan ini yaitu untuk melakukan penanaman pada areal kosong, serta areal yang perlu pengayaan dan rehabilitasi untuk penyulaman.

b. Dasar Teori

Suatu kegiatan untuk mengisi tempat tanaman yang mati atau kurang tumbuh, supaya tanaman tumbuh merata dan jumlah tanaman/ha sesuai yang diharapkan.

c. Alat dan Bahan

g. Alat : Gancu,ember

h. Bahan : Anakan Eukaliptus d. Prosedur Kerja

Membawa bibit dengan benar bibit jangan di lepas dahulu sebelum sampai dilubang tanam, membawa air yang dimasukkan bibit di dalamnya agar tetap segar, membuat lubang kemudian bibit dilepas dari tubenya dan baru ditanam.

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan penyulaman dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini :

(37)

Tabel 9. Hasil Kegiatan Penyulaman

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

20-22 Maret 2012

Penyulaman 70 bibit / jam / orang yang tertanam.

Site 32

f. Pembahasan

Kegiatan penyulaman (Plantation) sudah dilakukan dengan baik, tetapi ada juga sebagian pembuatan lubang tanam tidak sesuai SOP, pada sebagian petak tidak menggunakan ajir khususnya pada areal rework sehingga menyulitkan proses penanaman dan perawatannya. Sebaiknya semua kegiatan baik itu pembuatan lubang tanam, pemasangan ajir harus berdasarkan SOP yang ada, dan diawasi dengan benar, ada juga sebagian tanaman yang mati terlewatkan, karena tidak mengikuti jalur, cara penyulamannya.

3. Pemasangan jalur titik tanam (Ajir) a. Tujuan

Untuk memudahkan pada waktu pembuatan lubang tanam dan mengetahui titik tanam pada saat penanaman akan dilakukan.

b. Dasar teori

Pembuatan jalur titik tanam adalah suatu kegiatan untuk memberi tanda di lapangan agar seseorang dapat mengetahui jarak yang telah di tentukan untuk menentukan tempat pembuatan lubang tanam, agar tanaman dapat tumbuh rapi, jarak tanam yang pas dan hasilnya akan maksimal dan bagus..

(38)

c. Alat dan Bahan

Alat : Seling berbandul,parang Bahan : Ajir (Ranting kayu) d. Prosedur Kerja

Buat acuan titik tanam 2,5 m; tegak lurus dengan jalur tanam 3,0 m, tarik seling dengan jarak 3,0 m dari jalur tanam sebelahnya, pasang ajir pada setiap titik tanam (2,5 m).

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pembuatan jalur titk tanam bersifat simulasi karena dikerja oleh pekerja perusahaan.

f. Pembahasan

Kegiatan pembuatan jalur titik tanam sudah diberikan pengarahan oleh mandor kepada pekerja, tetapi ada juga sebagian pembuatan titik tanam tidak sesuai dengan prosedur, pada sebagian petak tidak menggunakan ajir khususnya pada areal rework sehingga menyulitkan proses pembuatan lubang tanamnya. Sebaiknya semua kegiatan baik itu pembuatan pemasangan ajir maupun pembuatan lubang tanam, harus berdasarkan SOP yang ada, dan diawasi dengan benar.

Hasil yang dicapai oleh pekerja perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini :

Tabel 10. Hasil Kegiatan Pemasangan Jalur Titik Tanam (Ajir)

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokassi

27-28 Maret 2012

Pemasangan ajir

5 orang tenaga kerja dengan jarak tanam 3 x 2,5 m selama 30 menit mendapatkan 440 titik tanam.

(39)

D. Pemanenan (Harvesting)

1. Penebangan a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil dan keuntungan perusahaan berupa kayu dalam bentuk chip dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas mutu yang memenuhi persyaratan industri pulp.

b. Dasar teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan dengan umur yang telah ditentukan.Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien. Sebelum penebangan dimulai perlu dilakukan penandaan terhadap pohon yang akan ditebang dan pohon yang tidak boleh ditebang. Penandaan ini harus dilakukan pada setiap pohon yang dimaksud dengan menggunakan cat atau bahan lain yang tahan lama(Mustaqim,2006).

c. Alat dan bahan

Alat : Chain shaw dan perlengkapannya, parang, meteran

Bahan : Tenaga kerja manusia, kayu akasia atau eukaliptus,bensin dan oli

d. Prosedur kerja

Untuk pohon dengan diameter 20 cm atau lebih penebangan dimulai dengan membuat arah rebah dan taktik rebah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

(40)

1) Membuat arah rebah pohon yang tepat yaitu arah rebah ditujukan pada tempat yang seminimal mungkin merusak pohon dan searah jalan sarad menuju TPn yang telah ditentukan.

2) Penebangan dimulai dari arah luar ke dalam untuk

mempermudah penyaradan

3) Melakukan pembersihan pohon yang akan ditebang

4) Takik rebah dapat dibuat serendah mungkin sehingga tunggul hampir rata tanah Tinggi tunggul serendah mungkin dan tidak boleh lebih dari 5 cm.

5) Kesalahan tebang tidak dapat diperbaiki (dikembalikan pada posisi semula), untuk itu penebangan harus mengikuti teknik penebangan yang benar

6) Pekerjaan penebangan yang diulang 2 kali atau “ servis ulang” tidak dibenarkan

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan penebangan bersifat simulasi dan dikerjakan oleh pekerja perusahaan.

f. Pembahasan

Di PT. Surya Hutani Jaya melakukan penebangan berdasarkan umur pohon yang berkisar 5-6 tahun karena berdasarkan SOP yang ditentukan.

Dalam kegiatan penebangan 1 hari operator chainsaw mampu menebang pohon sekitar 65 – 74 pohon/ 0,06 ha/jam atau 0,46 ha/hari dengan volume kayu sekitar 16-18 m3/jam.

(41)

Hasil kegiatan penebangan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Hasil Kegiatan Penebangan di PT. Surya Hutani Jaya

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

2-3 April 2012

Penebangan

1 grup (3 atau 4 orang dengan 2 chainsaw 65-74 pohon / 0,06ha /jam atau 0,46 ha/hari (volume tebangan= 16-18 m3/jam).

Sitse 28

2. Pembagian batang kayu a. Tujuan

Tujuan pembagian batang adalah menyeragamkan panjang kayu, meminimalisir sisa kayu, memudahkan proses selanjutnya (pemuatan kayu).

b. Dasar Teori

Kegiatan memotong dan membagi batang menjadi potongan-potongan dengan panjang tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan, Pembagian batang yang sama panjang akan mempercepat pada saat permuatan ke logging truk, muatan akan lebih aman dan rapi, (Anonim 2012).

c. Alat dan Bahan

Alat : Chain shaw dan perlengkapannya, parang, meteran, dan stick ukur.

Bahan : Kayu Akasia mangium dan kayu eucayptus sp d. Prosedur Kerja

Kayu ditarik dari tempat tebangan ke TPn dihamparkan sejajar (pangkal dengan pangkal) agar sewaktu pembagian batang lebih mudah dan dapat menghindari potongan yang tidak sesuai dengan standar. Pembagian dimulai dari pangkal & menuju ujung kayu.

(42)

Pembagian batang harus sesuai peruntukkan (Kayu Alam): 1. Kayu Ø > 30 cm diprioritaskan log sesuai jenis dan

kualitasnya.

2. Kayu Ø < 30 cm untuk C/W dengan ukuran panjang 1~2,5 m e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pembagian batang kayu bersifat simulasi karena dikerjakan oleh pekerja perusahaan.

f. Pembahasan

Pada kegiatan pembagian kayu tidak semua pekerja memakai stik atau tongkat yang telah dikalibrasi atau diukur untuk standar potongan kayu (4 m), dan tidak semua pekerja memotong kayu dari pangkal menuju ujung batang pohon, seharus pekerja harus mengikuti SOP perusahan agar kayu tersebut dapat di manfaatkan semaksimal mungkin.

Berdasarkan hasil yang dicapai oleh pekerja dalam kegiatan pembagian batang adalah 1 grup 2 orang 1 chainsaw pekerja dapat memotong kayu sekitar 70-90 pohon/jam dan kapasitasnya sekitar 18-20 m3, penggunaan bahan bakar minyak 1 liter = 20 m3 ,dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini :

Tabel 12.Kegiatan Pembagian Batang Kayu di PT.Surya Hutani Jaya

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

5 April 2012 Pembagian Batang

1 grup (2 orang 1 chainsaw) adalah 70 – 90 pohon / jam,dengan kubik kasi sekitar 18 – 20 m3 / jam bensin 1 liter untuk 20 m3

(43)

3. Penyaradan a. Tujuan

Tujuan penyaradan adalah mengeluarkan kayu dari dalam hutan menuju ketempat pengumpulan kayu (TPn) selanjutnya dikirim ketempat penumpukan kayu (TPK).

b. Dasar Teori

Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan keTempat Pengumpulan Kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan.Kegiatan inimerupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek, Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan.Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek.

Untuk mengurangi kerusakan lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal) yang ditimbun oleh kegiatan penyaradan kayu, penyaradan seharusnya dilakukan sesuai dengan jalur penyaradan yang sudah direncanakan di atas peta kerja, selain itu juga dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi.Perencanaan jalan sarad ini dilakukan satu tahunsebelum kegiatan penebangan dimulai. Letak jalan sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai acuan bagi pengemudi atau penyarad kayu kegiatan penyaradan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : manual, gravitasi, skidding dan pakai kabel (Anonim, 2007).

(44)

Kegiatan penyaradan yang dilaksanakan telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku di PT. Surya Hutani Jaya, (Anonim 2012).

c. Alat dan bahan

Alat : Excavator, sampan darat

Bahan : Kayu Akasia sp dan Eukaliptus sp d. Prosedur kerja

1) Penyaradan dengan menggunakan system mekanis (Excavator) 2) Penyusunan kayu hasil penebangan menjadi tumpukan atau

dinamakan staple

3) Tumpukan staple kemudian ditarik dengan menggunakan Excavator menuju ke penumpukan sementara dan arah kayu saat ditarik harus melintang agar kayu tidak berhamburan

4) Kayu ditumpuk atau disusun rapi agar mudah pada waktu kegiatan penaikan kayu ke truk untuk diangkut.

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan penyaradan kayu bersifat observasi karena kegiatan penyaradan di lakukan secara mekanis.

f. Pembahasan

Kegiatan penyaradan sudah dilakukan dengan baik, tetapi masih banyak jalan yang belum standar operasional hauling sehingga perlu dilakukan perbaikan jalan agar operasional hauling dapat berjalan dengan lancar.

Pelaksanaan kegiatan penyaradan dalam 1 hari operator mampu menyarad sekitar 10-15 m3/jam. Penarikan sampan dari

(45)

tempat penebangan ke TPn sekitar 30 menit / 100 meter.dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini :

Tabel 13. Hasil Kegiatan Penyaradan Kayu

Tanggal Kegitan Hasil yang dicapai Lokasi

9-10 April 2012

Penyaradan Penyaradan excavator pc.110 menggunakan dengan sampan darat ,mengumpulkan kayu ke Tpn, BBm excavator 11-12 liter/jam,

Muat kayu di sampan darat 10-15m3/jam,

Penarikan ke TPn 30 menit 100 meter.

Site 28

4. Pemuatan kayu (Loading) a. Tujuan

Memuat kayu (loading) adalah salah satu kegiatan yang terdapat pada departemen pemanenan, tujuannya adalah untuk memuat kayu ke truck untuk diangkut ke TPK atau langsung ke pabrik chip.

b. Dasar Teori

Kayu yang dimuat ke truk adalah kayu yang sesuai dengan spesifikasi Pabrik (tidak memuat kayu penalty/larangan). Kerapian muatan harus diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap keselamatan selama dalam perjalanan ke mill site.

c. Alat dan Bahan

Alat : Excavator,truk,

(46)

d. Prosedur Kerja

Dilarang meninggalkan sisa kayu yg berserakan di TPn, jika sisa kayu tidak mencukupi untuk 1 truk maka sisa kayu tersebut ditumpuk rapi agar nantinya dapat dimuat dengan tambahan kayu dari TPn lain.

Kayu sisa ditumpuk rapi di sepanjang tepi jalan dan ketika kayu tersebut akan diangkut bersama dengan tumpukan dari TPn lain tidak akan merusak tanaman yang ada.

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pemuatan kayu bersifat observasi karena dikejakan secara mekanis.

f. Pembahasan

Pada kegiatan pemuatan kayu di TPn belum dilakukan dengan baik dan belum sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan karena masih ada sebagian operator yang mematahkan kayu menggunakan excavator dan tidak mengumpulkan kembali kayu yang masih tersisa di TPn.

Pelaksanaan dalam kegiatan pemuatan kayu waktu yang ditempuh selama kurang lebih 30-45 menit untuk memuat kayu ke truk menggunakan Hitachi Pc 110, dengan kapasitas muatan truk antara 25-30 ton. 1 Gravel (jepit) = 1-1,25m3. Kapasitas bak truk 34 m3.Kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini :

Tabel 14. Kegiatan Pemuatan kayu ke Truk (Loading)

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

11 April 2012

Memuat kayu ke truk (loading)

Selama 30-45 menit, dengan kapasitas muat antara 25-30 ton. 1 Gravel (jepit) = 1-1,25 m3. Kapasitas bak truk 34 m3.

(47)

5. Pengangkutan (Hauling) a. Tujuan

Tujuan pengangkutan kayu adalah agar kayu dapat sampai di tujuan pada waktu yang tepat secara kontinu dengan biaya yang minimal dan tidak merusak lingkungan.

b. Dasar Teori

Pengangkutan kayu dibidang kehutanan adalah pengangkutan kayu dari tempat TPn menuju TPK, Pengangkutan kayu secepatnya harus dilakukan karena bila tersimpan lama di dalam hutan dikuatirkan akan cepat rusak akibat serangan berbagai organisme perusak kayu dan mencegah pencurian, setiap pengangkutan kayu wajib disertai dengan dokumen angkutan kayu yang sah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Faktur angkutan dan Surat Pengantar (Anonim, 2007).

c. Alat dan bahan

Alat : Truk, Bon trip, Meteran

Bahan : Perlengkapan Bundling, dan kayu d. Prosedur kerja

1) Kayu dinaikkan ke atas truk dan dibuatkan bon trip.

2) Kayu diangkut atau dibawa ke log yard atau penumpukan akhir 3) Kayu diukur ketika masih berada diatas truk untuk memastikan

kebenaran panjang kayu, diameter kayu, tinggi tumpukan untuk mengetahui jumlah kubikasinya.

4) Kayu dibongkar atau diturunkan dari atas truk dengan Excavator dan kayu disusun rapi.

(48)

e. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pengangkutan kayu bersifat observasi karena dilakukan secara mekanis.

f. Pembahasan

Pengangkutan dilakukan secara manual dan mekanis. Pengangkutan yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dimana kayu diangkat satu per satu ke atas truk secara bersama-sama. Sedangkan pengangkutan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan excavator dimana kayu diangkat dalam jumlah yang lebih banyak ke atas truk secara bersama-sama. Pengangkutan dilakukan di areal tebangan sampai log pond.

Berdasarkan hasil kegiatan yang dicapai dalam kegiatan pengangkutan kayu yang dilakukan di PT. Surya Hutani Jaya ini 1 tret dalam 1 hari menghasilkan prestasi kerja sebanyak 20-25 ton sekali angkut,dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini :

Tabel 15. Kegiatan Pengangkutan Kayu (Hauling) dari Tpn ke Tpk (Mill)

Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

12-13 April 2012

Pengangkutan kayu(Hauling)

1 tret/hari menghasilkan sekitar 20 – 25 ton / tret

Site 28 ke Tpk/ mill

E. Rencana Manajemen Perusahaan (Planing Management Dept)

1. Inventarisasi Tanaman a. Tujuan

Untuk mengetahui jumlah potensi kayu yang terkandung di dalam suatu areal hutan tertentu.

(49)

b. Dasar Teori

Inventarisasi adalah suatu usaha untuk menggambarkan tentang jenis, jumlah dan kondisi barang. Untuk bidang kehutanan inventarisasi hutan suatu usaha untuk menggambarkan kuantita serta kualita dari tegakan hutan serta beberapa karakteristik dari tempat tumbuhnya (potensi, kondisi tapak, dan lingkungan serta perubahaannya). (Tanduk. 2006).

c. Alat dan bahan

Alat : Peta Kerja, Tally Sheet, Vertex, Compas Suunto, Clinometer Suunto, GPS, Tape Meter (50 m).

Bahan : Pita Plastik, Alat Tulis dan parang. d. Prosedur kerja

- Pembuatan titik ikat dan plot

a). Pembuatan Titik Ikat di Lapangan b). Penentuan titik ikat

c). Berdasarkan layout peta (koordinat) d). Penandaan titik ikat

e). Pembuatan Plot - Pengukuran

a) Pengukuran tinggi b) Pengukuran diameter d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan Inventarisasi tanaman di PT. Surya Hutani Jaya ini dilakukan selama kurang lebih 3 jam, serta prestasi kerja yang diperoleh 3 plot.dapat dilihat pada Tabel 16 berikut :

(50)

Tabel 16. Kegiatan Pengelolahan Lingkungan

Tanggal kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi

17-20 April 2012 Pengelolaan Lingkungan Inventarisasi tumbuhan 20x20m, jumlah 30 pohon. Binatang (burung) jumlah 10 ekor. Tenaga kerja 4 orang

Region 38

e. Pembahasan

Kegiatan ini sangat penting terutama untuk mengetahui jumlah potensi kayu dari suatu areal kawasan hutan sehingga bisa dimaksimalkan dengan optimal, terutama untuk keuntungan perusahaan.

Dalam kegiatan pemantauan kawasan lindung harus diperhatikan batas-batas areal tanaman dengan areal konservasi sehinga dapat dilakukan pemantauan dengan baik.

F. Pencegahan Kebakaran Hutan (Fire and Safety)

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Fire and Safety adalah untuk menjaga bahaya kebakaran serta kselamatan kerja setiap karyawan di PT. Surya Hutani Jaya

2. Dasar teori

Fire and Safty adalah suatu kegiatan yang meliputi kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Kegiatan yang dilakukan adalah seperti induction/pengarahan, patrol (berdasarkan tingkat bahaya kebakaran), pemeriksaan alat dan brefing,

(51)

Pencegahan kebakaran hutan adalah semua usaha untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.

3. Alat dan Bahan

Alat : mesin pompa, truck tangki, selang, APD (Alat pelindung diri) Bahan : Tenaga kerja manusia,Air

4. Prosedur Kerja

a. Dilakukan pengarahan mengenai bahaya dalam pekerjaan maupun bahaya kebakaran hutan

b. Dilakukan pemeriksaan alat 2 minggu sekali untuk melhat kondisi alat

c. Safety talk rutin diadakan pada saat brefing ataupun master poin sebagai kepedulian kepada seluruh karyawan menganai bahaya dalam pekerjaan maupun bahaya kebakaran.

5. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan pemadaman kebakaran hutan bersifat simulasi dikarenakan tidak adanya bencana kebakaran hutan pada saat kegiatan PKL berlangsung.

6. Pembahasan

Dalam fire and Safety, kegiatan yang dilakukan adalah mendapat penjelasan tentang materi kesehatan dan keselamatan kerja serta melihat alat-alat yang digunakan dalam pemadaman kebakaran, dalam memadamkan api harus cukup anggota /crue sehingga memudahkan kita dalam memadamkan api.

(52)

Kegiatan ini sudah dilakukan dengan baik oleh perusahaan karena didukung dengan alat-alat pemadaman yang diperlakukan, namun hal itu tidak cukup apabila tidak didukung dengan kesadaran para karyawan mengenai bahaya kebakaran hutan dan keselamatan kerja.

(53)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktik dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. PT. Surya Hutani Jaya Distrik Sebulu Site 32 merupakan perusahaan perkayuan yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri dengan jenis tanaman yang mendominasi adalah Acacia mangium dan Eucalyptus sp dan sebagian kecil jenis meranti. Produk keunggulannya berupa chip sebagai bahan pembuatan kertas.

2. Sarana transportasi untuk mendukung kegiatan operasional di lapangan dirasakan masih kurang sehingga sering mengalami keterlambatan setiap melakukan kegiatan.

3. Sarana persemaian sudah cukup modern dilengkapi dengan prasarana penyiraman dengan nozle dan telah menggunakan misting di dalam green hause.

B. Saran

1. Perusahaan disarankan untuk menambah unit sarana transportasi di lapangan agar masing-masing kegiatan memilikinya

2. Serbuk kayu limbah dari pembuatan chip sebaiknya dimanfaatkan untuk kegiatan lain misalnya sebagai media dalam budidaya jamur kayu.

3. Setiap kegiatan yang di kerja harus diawasi dengan benar agar hasil pekerjaan bisa lebih baik lagi.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. SOP Persemaian PT. Surya Hutani Jaya. Region Kalimantan

Timur. Samarinda

Anonim,2007.http://www.bsn.go.id/files/348256349/Litbang%202009/ProsidingJ

KT09/STANDARDISASI%20PENEBANGAN%20PENYARADAN%20DAN %20PENGANGKUTAN%20KAYU%20DARI%20HUTAN.pdf (tanggal 21 juni 2012)

Anonim, 2012. Juknis HTI PT. Surya Hutani Jaya.Region Kalimantan

Timur.Samarinda

Anonim, 2012. SOP Pembagian Batang Kayu PT. Surya Hutani Jaya. Sebulu.

Samarinda.

Mustaqim. 2006. Laporan Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT.

Sumalindo Lestari Jaya II, Site Long Bagun. Kab Kutai Barat. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda.

Sipayung. 2010. Pedoman Penanaman Di Hutan Tanaman Industri. Viva

Region Kaltim. Samarinda.

Tanduk M. 2006. Laporan Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. Inhutani II Sub. Unit

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

Gambar 3. Pengenalan Wilayah Perusahaan dalam Peta

Gambar 4. Pengukuran Lahan (Treking)

(61)

Gambar 6. Pemanenan Tunas (Shoot)

Gambar 7. Pemasangan Jalur Titik Tanam (Ajir)

(62)

Gambar 9. Pemuatan Kayu (Loading)

Gambar 10. Pengangkutan Kayu (Hauling)

(63)

Gambar 12. Pembagian Batang Kayu

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kegiatan PKL di PT. Surya Hutani Jaya Distrik Sebulu Site  32.
Tabel 2. Hasil Pengenalan Materi Perencanaan dan Survey pada HTI     Tanggal  Kegiatan  Hasil yang dicapai  Lokasi  2 Maret 2012  Materi
Tabel 6. Hasil Kegatan Penyeleksian Bibit di Persemaian
Tabel 7.  Jadwal Penyiraman Bibit Dalam Green House
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kombinasi dosis yang dilakukan antara ragi dengan vitamin C pada pakan buatan diduga dapat meningkatkan daya tahan ikan dalam mencegah penyakit yang disebabkan bakteri

dalam pakan ikan yang berfungsi sebagai immunostimulan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan terhadap bakteri Streptococcus iniae pada ikan nila GIFT (Oreochromis

(1) Kepada Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf f yang berdasarkan Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai disiplin Pegawai Negeri Sipil dijatuhi

(2) Plafon Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Besaran Tambahan Penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural

Dalam hal Surat Panggilan disampaikan secara langsung dan Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak menolak untuk menerima Surat Panggilan tersebut, Wajib Pajak, wakil, atau

Untuk mengetahui model yang terbaik berdasarkan nilai keakuratan dalam melakukan peramalan data temperatur Kota Surabaya maka antara model ARIMA dan ANN dibandingkan.

Dosen tetap/tidak tetap, Doktor, Profesor, S2 Reguler = 3 SKS Honorarium Bruto Maksimum per Sesi (Bulan/4 Sesi)... Tarif honorarium kelas independen sudah termasuk honor pembuatan

Setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada kelompok eksperiman kemudian diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada peningkatan