1. Penebangan a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil dan keuntungan perusahaan berupa kayu dalam bentuk chip dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas mutu yang memenuhi persyaratan industri pulp.
b. Dasar teori
Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan dengan umur yang telah ditentukan.Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien. Sebelum penebangan dimulai perlu dilakukan penandaan terhadap pohon yang akan ditebang dan pohon yang tidak boleh ditebang. Penandaan ini harus dilakukan pada setiap pohon yang dimaksud dengan menggunakan cat atau bahan lain yang tahan lama(Mustaqim,2006).
c. Alat dan bahan
Alat : Chain shaw dan perlengkapannya, parang, meteran
Bahan : Tenaga kerja manusia, kayu akasia atau eukaliptus,bensin dan oli
d. Prosedur kerja
Untuk pohon dengan diameter 20 cm atau lebih penebangan dimulai dengan membuat arah rebah dan taktik rebah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1) Membuat arah rebah pohon yang tepat yaitu arah rebah ditujukan pada tempat yang seminimal mungkin merusak pohon dan searah jalan sarad menuju TPn yang telah ditentukan.
2) Penebangan dimulai dari arah luar ke dalam untuk
mempermudah penyaradan
3) Melakukan pembersihan pohon yang akan ditebang
4) Takik rebah dapat dibuat serendah mungkin sehingga tunggul hampir rata tanah Tinggi tunggul serendah mungkin dan tidak boleh lebih dari 5 cm.
5) Kesalahan tebang tidak dapat diperbaiki (dikembalikan pada posisi semula), untuk itu penebangan harus mengikuti teknik penebangan yang benar
6) Pekerjaan penebangan yang diulang 2 kali atau “ servis ulang” tidak dibenarkan
e. Hasil yang dicapai
Pada kegiatan penebangan bersifat simulasi dan dikerjakan oleh pekerja perusahaan.
f. Pembahasan
Di PT. Surya Hutani Jaya melakukan penebangan berdasarkan umur pohon yang berkisar 5-6 tahun karena berdasarkan SOP yang ditentukan.
Dalam kegiatan penebangan 1 hari operator chainsaw mampu menebang pohon sekitar 65 – 74 pohon/ 0,06 ha/jam atau 0,46 ha/hari dengan volume kayu sekitar 16-18 m3/jam.
Hasil kegiatan penebangan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :
Tabel 11. Hasil Kegiatan Penebangan di PT. Surya Hutani Jaya
Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi
2-3 April 2012
Penebangan
1 grup (3 atau 4 orang dengan 2 chainsaw 65-74 pohon / 0,06ha /jam atau 0,46 ha/hari (volume tebangan= 16-18 m3/jam).
Sitse 28
2. Pembagian batang kayu a. Tujuan
Tujuan pembagian batang adalah menyeragamkan panjang kayu, meminimalisir sisa kayu, memudahkan proses selanjutnya (pemuatan kayu).
b. Dasar Teori
Kegiatan memotong dan membagi batang menjadi potongan-potongan dengan panjang tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan, Pembagian batang yang sama panjang akan mempercepat pada saat permuatan ke logging truk, muatan akan lebih aman dan rapi, (Anonim 2012).
c. Alat dan Bahan
Alat : Chain shaw dan perlengkapannya, parang, meteran, dan stick ukur.
Bahan : Kayu Akasia mangium dan kayu eucayptus sp d. Prosedur Kerja
Kayu ditarik dari tempat tebangan ke TPn dihamparkan sejajar (pangkal dengan pangkal) agar sewaktu pembagian batang lebih mudah dan dapat menghindari potongan yang tidak sesuai dengan standar. Pembagian dimulai dari pangkal & menuju ujung kayu.
Pembagian batang harus sesuai peruntukkan (Kayu Alam): 1. Kayu Ø > 30 cm diprioritaskan log sesuai jenis dan
kualitasnya.
2. Kayu Ø < 30 cm untuk C/W dengan ukuran panjang 1~2,5 m e. Hasil yang dicapai
Pada kegiatan pembagian batang kayu bersifat simulasi karena dikerjakan oleh pekerja perusahaan.
f. Pembahasan
Pada kegiatan pembagian kayu tidak semua pekerja memakai stik atau tongkat yang telah dikalibrasi atau diukur untuk standar potongan kayu (4 m), dan tidak semua pekerja memotong kayu dari pangkal menuju ujung batang pohon, seharus pekerja harus mengikuti SOP perusahan agar kayu tersebut dapat di manfaatkan semaksimal mungkin.
Berdasarkan hasil yang dicapai oleh pekerja dalam kegiatan pembagian batang adalah 1 grup 2 orang 1 chainsaw pekerja dapat memotong kayu sekitar 70-90 pohon/jam dan kapasitasnya sekitar 18-20 m3, penggunaan bahan bakar minyak 1 liter = 20 m3 ,dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini :
Tabel 12.Kegiatan Pembagian Batang Kayu di PT.Surya Hutani Jaya
Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi
5 April 2012 Pembagian Batang
1 grup (2 orang 1 chainsaw) adalah 70 – 90 pohon / jam,dengan kubik kasi sekitar 18 – 20 m3 / jam bensin 1 liter untuk 20 m3
3. Penyaradan a. Tujuan
Tujuan penyaradan adalah mengeluarkan kayu dari dalam hutan menuju ketempat pengumpulan kayu (TPn) selanjutnya dikirim ketempat penumpukan kayu (TPK).
b. Dasar Teori
Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan keTempat Pengumpulan Kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan.Kegiatan inimerupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek, Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan.Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek.
Untuk mengurangi kerusakan lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal) yang ditimbun oleh kegiatan penyaradan kayu, penyaradan seharusnya dilakukan sesuai dengan jalur penyaradan yang sudah direncanakan di atas peta kerja, selain itu juga dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi.Perencanaan jalan sarad ini dilakukan satu tahunsebelum kegiatan penebangan dimulai. Letak jalan sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai acuan bagi pengemudi atau penyarad kayu kegiatan penyaradan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : manual, gravitasi, skidding dan pakai kabel (Anonim, 2007).
Kegiatan penyaradan yang dilaksanakan telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku di PT. Surya Hutani Jaya, (Anonim 2012).
c. Alat dan bahan
Alat : Excavator, sampan darat
Bahan : Kayu Akasia sp dan Eukaliptus sp d. Prosedur kerja
1) Penyaradan dengan menggunakan system mekanis (Excavator) 2) Penyusunan kayu hasil penebangan menjadi tumpukan atau
dinamakan staple
3) Tumpukan staple kemudian ditarik dengan menggunakan Excavator menuju ke penumpukan sementara dan arah kayu saat ditarik harus melintang agar kayu tidak berhamburan
4) Kayu ditumpuk atau disusun rapi agar mudah pada waktu kegiatan penaikan kayu ke truk untuk diangkut.
e. Hasil yang dicapai
Pada kegiatan penyaradan kayu bersifat observasi karena kegiatan penyaradan di lakukan secara mekanis.
f. Pembahasan
Kegiatan penyaradan sudah dilakukan dengan baik, tetapi masih banyak jalan yang belum standar operasional hauling sehingga perlu dilakukan perbaikan jalan agar operasional hauling dapat berjalan dengan lancar.
Pelaksanaan kegiatan penyaradan dalam 1 hari operator mampu menyarad sekitar 10-15 m3/jam. Penarikan sampan dari
tempat penebangan ke TPn sekitar 30 menit / 100 meter.dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini :
Tabel 13. Hasil Kegiatan Penyaradan Kayu
Tanggal Kegitan Hasil yang dicapai Lokasi
9-10 April 2012
Penyaradan Penyaradan excavator pc.110 menggunakan dengan sampan darat ,mengumpulkan kayu ke Tpn, BBm excavator 11-12 liter/jam,
Muat kayu di sampan darat 10-15m3/jam,
Penarikan ke TPn 30 menit 100 meter.
Site 28
4. Pemuatan kayu (Loading) a. Tujuan
Memuat kayu (loading) adalah salah satu kegiatan yang terdapat pada departemen pemanenan, tujuannya adalah untuk memuat kayu ke truck untuk diangkut ke TPK atau langsung ke pabrik chip.
b. Dasar Teori
Kayu yang dimuat ke truk adalah kayu yang sesuai dengan spesifikasi Pabrik (tidak memuat kayu penalty/larangan). Kerapian muatan harus diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap keselamatan selama dalam perjalanan ke mill site.
c. Alat dan Bahan
Alat : Excavator,truk,
d. Prosedur Kerja
Dilarang meninggalkan sisa kayu yg berserakan di TPn, jika sisa kayu tidak mencukupi untuk 1 truk maka sisa kayu tersebut ditumpuk rapi agar nantinya dapat dimuat dengan tambahan kayu dari TPn lain.
Kayu sisa ditumpuk rapi di sepanjang tepi jalan dan ketika kayu tersebut akan diangkut bersama dengan tumpukan dari TPn lain tidak akan merusak tanaman yang ada.
e. Hasil yang dicapai
Pada kegiatan pemuatan kayu bersifat observasi karena dikejakan secara mekanis.
f. Pembahasan
Pada kegiatan pemuatan kayu di TPn belum dilakukan dengan baik dan belum sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan karena masih ada sebagian operator yang mematahkan kayu menggunakan excavator dan tidak mengumpulkan kembali kayu yang masih tersisa di TPn.
Pelaksanaan dalam kegiatan pemuatan kayu waktu yang ditempuh selama kurang lebih 30-45 menit untuk memuat kayu ke truk menggunakan Hitachi Pc 110, dengan kapasitas muatan truk antara 25-30 ton. 1 Gravel (jepit) = 1-1,25m3. Kapasitas bak truk 34 m3.Kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini :
Tabel 14. Kegiatan Pemuatan kayu ke Truk (Loading)
Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi
11 April 2012
Memuat kayu ke truk (loading)
Selama 30-45 menit, dengan kapasitas muat antara 25-30 ton. 1 Gravel (jepit) = 1-1,25 m3. Kapasitas bak truk 34 m3.
5. Pengangkutan (Hauling) a. Tujuan
Tujuan pengangkutan kayu adalah agar kayu dapat sampai di tujuan pada waktu yang tepat secara kontinu dengan biaya yang minimal dan tidak merusak lingkungan.
b. Dasar Teori
Pengangkutan kayu dibidang kehutanan adalah pengangkutan kayu dari tempat TPn menuju TPK, Pengangkutan kayu secepatnya harus dilakukan karena bila tersimpan lama di dalam hutan dikuatirkan akan cepat rusak akibat serangan berbagai organisme perusak kayu dan mencegah pencurian, setiap pengangkutan kayu wajib disertai dengan dokumen angkutan kayu yang sah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Faktur angkutan dan Surat Pengantar (Anonim, 2007).
c. Alat dan bahan
Alat : Truk, Bon trip, Meteran
Bahan : Perlengkapan Bundling, dan kayu d. Prosedur kerja
1) Kayu dinaikkan ke atas truk dan dibuatkan bon trip.
2) Kayu diangkut atau dibawa ke log yard atau penumpukan akhir 3) Kayu diukur ketika masih berada diatas truk untuk memastikan
kebenaran panjang kayu, diameter kayu, tinggi tumpukan untuk mengetahui jumlah kubikasinya.
4) Kayu dibongkar atau diturunkan dari atas truk dengan Excavator dan kayu disusun rapi.
e. Hasil yang dicapai
Pada kegiatan pengangkutan kayu bersifat observasi karena dilakukan secara mekanis.
f. Pembahasan
Pengangkutan dilakukan secara manual dan mekanis. Pengangkutan yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dimana kayu diangkat satu per satu ke atas truk secara bersama-sama. Sedangkan pengangkutan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan excavator dimana kayu diangkat dalam jumlah yang lebih banyak ke atas truk secara bersama-sama. Pengangkutan dilakukan di areal tebangan sampai log pond.
Berdasarkan hasil kegiatan yang dicapai dalam kegiatan pengangkutan kayu yang dilakukan di PT. Surya Hutani Jaya ini 1 tret dalam 1 hari menghasilkan prestasi kerja sebanyak 20-25 ton sekali angkut,dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini :
Tabel 15. Kegiatan Pengangkutan Kayu (Hauling) dari Tpn ke Tpk (Mill)
Tanggal Kegiatan Hasil yang dicapai Lokasi
12-13 April 2012
Pengangkutan kayu(Hauling)
1 tret/hari menghasilkan sekitar 20 – 25 ton / tret
Site 28 ke Tpk/ mill